kab/kota: Surabaya

  • Menkes Curhat UU Kesehatan Digugat Terus, Persebaran Dokter Spesialis Mandek

    Menkes Curhat UU Kesehatan Digugat Terus, Persebaran Dokter Spesialis Mandek

    Jakarta

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini RI masih kekurangan dokter spesialis. Ia menyebut selama 80 tahun Indonesia merdeka, jumlah dokter spesialis di sejumlah wilayah belum memenuhi target.

    Hal itu disampaikan Menkes Budi dalam Rakat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (13/11/2025). Budi Gunadi mengatakan pemerintah saat ini tengah menggencarkan hospital based dalam rangka pemerataan dokter spesialis.

    “Sampai sekarang 80 tahun merdeka belum penuh juga baru 47 (persen) yang diisi. Nah ini gimana caranya. Memang kita sekarang kan lagi bikin hospital based, kita rencana hospital based kan Pak Presiden minta 500 kalau bisa di setiap kabupaten/kota dibikin sehingga dokter spesialis itu nggak usah rebutan, orang Nias rebutan sama orang Jakarta, pasti kalah lah dia kalau dokter spesialis. Orang Nias, di Nias aja,” ujar Budi Gunadi dalam rapat di DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/11/2025).

    Budi mengatakan UU Kesehatan yang mengatur soal pendidikan bagi dokter spesialis itu berulang kali digugat ke MK. Budi meminta hakim MK yang berasal dari DPR untuk membantu Kemenkes.

    “Jadi rumah sakitnya di sana, walaupun ini membuat beberapa teman-teman nggak seneng, kemudian digugat ke MK udah menang 4, ini masih digugat lagi nggak berhenti-berhenti itu digugat kita,” kata Budi Gunadi.

    Ia berharap sentra rumah sakit pendidikan untuk dokter spesialis tak hanya berpusat di Pulau Jawa saja. Budi Gunadi menargetkan RI bisa membuka sentra pendidikan dokter spesialis di 514 kabupaten atau kota.

    “Nggak mungkin kita punya center-nya bikinnya kayak sekarang 26 center hanya di Jawa aja. Nggak mungkin menang orang-orang Kalimantan, Maluku bertarung sama anak-anak Jakarta untuk jadi dokter spesialis, pasti kalah,” ucapnya.

    “Itu sebabnya kita pengin buka di RS-RS di 514 kab/kota. Jadi putar-putar daerah nggak usah saingan sama orang-orang Jakarta atau orang Brawijaya. Itu kan Pak Dokter Benny (Wamenkes) orang Ambon, mana bisa orang Ambon saingan sama orang Surabaya? pasti kalah, bapaknya siapa, anaknya siapa,” ujar Menkes Budi.

    “Biarin orang Ambon yang masuk sekolahnya di Ambon aja. Nah itu cita-cita kita dengan hospital based. Jadi ada tiga Pak wakil DPR di MK ya, tolong dibantuin supaya jangan dikalahin lah kita, masa balik lagi ke zaman dulu,” imbuhnya.

    (dwr/azh)

  • Sosok Indah Bekti Pertiwi, Selebgram yang Terseret Kasus OTT Bupati Ponorogo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    Sosok Indah Bekti Pertiwi, Selebgram yang Terseret Kasus OTT Bupati Ponorogo Surabaya 13 November 2025

    Sosok Indah Bekti Pertiwi, Selebgram yang Terseret Kasus OTT Bupati Ponorogo
    Editor
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Sosok Indah Bekti Pertiwi menjadi buah bibir setelah operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi di Ponorogo.
    Perempuan yang dikenal sebagai selebgram sekaligus pengusaha lokal itu kini terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi jual-beli jabatan yang menjerat
    Bupati Ponorogo

    Sugiri Sancoko
    dan Direktur RSUD dr Harjono,
    Yunus Mahatma
    .
    Sebelum namanya dikaitkan dengan kasus korupsi, Indah Bekti Pertiwi dikenal di media sosial.
    Ia aktif membagikan aktivitas kesehariannya melalui akun Instagram yang menampilkan gaya hidup modern khas selebritas daerah.
    Selain dikenal sebagai selebgram, Indah juga pernah berbisnis.
    Ia mengelola usaha peternakan sapi dan membuka warung bakso bernama Omah Lembu di Jalan Suromenggolo.
    Indah juga dikenal memiliki kepedulian sosial, sering terlihat berinteraksi dengan warga, termasuk dengan sosok ODGJ bernama Katini yang akrab dengannya.
    Popularitas Indah sempat menembus dunia politik.
    Dalam Pilkada 2024, ia masuk dalam bursa calon wakil bupati
    Ponorogo
    dan sempat digadang-gadang menjadi pesaing kuat Lisdyarita.
    Kampanyenya dengan slogan “Menuju Ponorogo Indah” bahkan ramai di media sosial.
    Dukungan publik kala itu juga tak lepas dari nama besar ayahnya yang merupakan seorang tokoh budaya Reog Ponorogo.
    Namun, gemerlap dunia maya dan sorotan politik itu kini berbalik arah setelah namanya disebut dalam operasi tangkap tangan KPK.
    Indah Bekti Pertiwi diduga berperan dalam aliran dana suap yang menjadi inti kasus korupsi Ponorogo.
    Berdasarkan hasil penyelidikan KPK, Indah merupakan teman dekat Yunus Mahatma, Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo yang menjadi salah satu tersangka.
    Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, Indah membantu mencairkan uang Rp 500 juta melalui pegawai bank bernama Endrika (ED).
    Uang itu kemudian diserahkan kepada Ninik (NNK), ipar Bupati Sugiri Sancoko, yang menerima atas perintah langsung sang bupati.
    “IBP (Indah Bekti Pertiwi) berkoordinasi dengan pihak bank untuk mencairkan uang tunai. Dana tersebut kemudian diserahkan ke perantara yang ditunjuk Bupati,” ujar Asep dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, dikutip Tribunjateng.com dari Tribunnews.
    KPK menegaskan, penyerahan uang tersebut merupakan bagian dari kesepakatan antara pemberi suap (Yunus Mahatma) dan penerima (Sugiri Sancoko) agar Yunus dapat mempertahankan jabatannya sebagai direktur rumah sakit daerah.
    Setelah
    OTT
    dilakukan pada Jumat (7/11/2025), KPK kembali bergerak cepat.
    Pada Rabu (12/11/2025), tim antirasuah menggeledah rumah mewah Indah di Kelurahan Cokromenggalan, Ponorogo.
    Mengutip Tribun Jatim, tim KPK tiba sekitar pukul 16.25 WIB. Saat itu, Indah mengenakan kaus putih dan celana jins.
    Ia langsung masuk ke dalam rumah bersama anaknya.
    Begitu KPK masuk, polisi bersenjata langsung menutup gerbang rumah dan aktivitas di dalam rumah pun tertutup rapat.
    Penggeledahan tersebut dilakukan untuk memperkuat bukti aliran uang dan komunikasi antara para pihak.
    Dalam laporan KPK, Indah tercatat sebagai salah satu dari 13 orang yang diamankan dalam kasus ini.
    Kasus ini bermula dari isu jual beli jabatan di lingkungan Pemkab Ponorogo.
    Sejumlah pejabat disebut berupaya mengamankan posisinya di tengah isu rotasi jabatan, salah satunya adalah Yunus Mahatma, Direktur RSUD dr Harjono, yang masa jabatannya baru berakhir pada 2027 tetapi merasa terancam dipindahkan.
    Yunus kemudian menghubungi Sekda Ponorogo Agus Pramono (AGP) untuk mencari jalan “aman” mempertahankan jabatannya.
    Ia pun menyiapkan uang Rp 500 juta untuk diberikan kepada Bupati Sugiri melalui jalur informal.
    Rencana penyerahan uang sempat tertunda setelah adanya OTT KPK di Riau pada awal November.
    Namun, setelah situasi dianggap aman, transaksi dilakukan pada Jumat (7/11/2025).
    Indah Bekti Pertiwi diduga menjadi penghubung utama dalam proses pencairan dana dan penyerahan uang kepada Ninik, ipar bupati, atas perintah langsung Sugiri.
    Setelah uang diterima, Ninik diduga melapor ke Sugiri dengan mengirimkan pesan dan foto uang sebagai bukti.
    Tak lama kemudian, KPK yang telah memantau transaksi itu melakukan penyergapan beruntun terhadap para pihak, termasuk Yunus, Ninik, dan Sugiri.
    Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul “Sosok Indah Pertiwi, Selebgram Terseret OTT Kasus Bupati Ponorogo dan Dirut RS Harjono, Ini Perannya.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lapuk, Atap Rumah Warga Surabaya Tiba-tiba Ambruk, Penghuni Mengungsi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    Lapuk, Atap Rumah Warga Surabaya Tiba-tiba Ambruk, Penghuni Mengungsi Surabaya 13 November 2025

    Lapuk, Atap Rumah Warga Surabaya Tiba-tiba Ambruk, Penghuni Mengungsi
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Atap rumah warga di Jalan Jepara, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Jawa Timur, tiba-tiba ambruk pada Kamis (13/11/2025).
    Hampir seluruh atap bangunan tersebut terbuka setelah ambruk. Serpihan genting dan kayu pun memenuhi sejumlah ruangan rumah berukuran lebar 8 meter dan panjang 10 meter itu.
    “(Akibat atap ambruk) tidak ada korban jiwa, penghuni rumah dua KK (kepala keluarga) ada enam jiwa,” kata Kepala BPBD
    Surabaya
    , Irvan Wadyanto ketika dikonfirmasi, Kamis (13/11/2025).
    Irvan mengatakan, berdasarkan keterangan pemilik rumah, Dili Mujianto (38), atap rumah tersebut ambruk disebabkan hujan yang melanda beberapa hari terakhir. Selain itu, kayu penyangga atas sudah lapuk.
    “Untuk atap rumahnya yang ambrol dikarenakan atap kayu rumahnya yang sudah lapuk dan terkena hujan. Itu pemilik rumah langsung menghubungi ketua RT setempat,” ucapnya.
    Saat ini, kata Irvan, rumah tersebut masih belum bisa ditinggali untuk sementara waktu oleh penghuninya. Sebab, dikhawatirkan bakal semakin parah setelah terkena hujan lebat kembali.
    “Untuk rumah tidak bisa ditempati karena rusak berat bagian kamar tidur depan, ruang tamu dan kamar tidur belakang. Pemilik rumah mengungsi sementara di Jalan Dupak Baru Gang Buntu,” jelasnya.
    “Penghuni yang terdampak berstatus warga Kota Surabaya dan penghuni rumah terdaftar Pramis (pra miskin). BPBD tidak melakukan pemasangan terpal dikarenakan kayu sudah lapuk,” tambahnya.
    Irvan mengungkapkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan makanan untuk waktu 10 hari bagi seluruh penghuni rumah. Selain itu, BPBD Surabaya juga memberikan kasur dan selimut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 25 Sepeda Mewah Milik Dirut RSUD Ponorogo Ikut Disita KPK
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    25 Sepeda Mewah Milik Dirut RSUD Ponorogo Ikut Disita KPK Surabaya 13 November 2025

    25 Sepeda Mewah Milik Dirut RSUD Ponorogo Ikut Disita KPK
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Tak hanya dua mobil mewah, sebanyak 25 sepeda mewah milik Dirut RSUD Ponorogo, Yunus Mahatma ikut disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
    Motor mewah berbagai merek itu disita di kediaman Yunus di Jalan Sumatera No 17, Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025) malam.
    Yunus Mahatma yang merupakan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono
    Ponorogo
    menjadi salah satu tersangka dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.
    Sebanyak 25 sepeda balap itu disita setelah tim KPK menggeledah rumah Yunus selama 3,5 jam. Sepeda balap yang disita langsung diangkut menggunakan truk milik Polres Madiun Kota.
    Pantuan di rumah Yunus Mahatma, beberapa sepeda yang disita bermerek Polygon, Santacruz, Dahon,Trex dan Brompton. Diperkirakan, per satu sepeda bernilai belasan hingga ratusan juta rupiah.
    Sebelum disita, tim KPK mendata dan mendokumentasi setiap sepeda milik Yunus yang hendak disita.
    Selanjutnya, sepeda-sepeda tersebut dimasukkan satu persatu ke mobil dalmas Polres Madiun Kota.
    Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo yang dikonfirmasi terpisah menyatakan akan mengecek informasi tersebut. “Kami cek dulu informasi tersebut,” kata Budi.
    Diberitakan sebelumnya, tim Komisi Pemberantasam Korupsi (KPK) menyita dua mobil mewah bernomor cantik milik Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo, Yunus Mahatma yang terparkir di rumah pribadinya di Jalan Sumatera Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025) malam.
    Dua mobil yang disita yakni satu merek Rubicon warna merah bernopol N 47MA dan BMW warna silver bernomor polisi cantik yakni L 47 MA.
    Pantauan di lokasi, lima personel tim KPK tampak mengecek kondisi dua mobil mewah yang terparkir di rumah bertingkat dua milik Yunus Mahatma. Selain masuk dalam kabin mobil, tim KPK juga menguji kondisi mobil dengan menyalakan mesinnya hingga menyalakan lampu depan.
    Tak hanya itu, tim KPK juga memberikan tali plastik berwarna merah bertuliskan KPK. Tali itu dibentangkan di bagian depan mobil mewah yang disita.
    Penyitaan dua mobil mewah itu disaksikan langsung oleh Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Agus Riadi dan beberapa anak buahnya.
    Agus yang dikonfirmasi saat keluar dari rumah Yunus Mahatma enggan jauh berkomentar.
    “Bukan kewenangan saya,” kata Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • AGT, Istri Pegawai Pajak yang Dibunuh di Manokwari Baru Pindah 3 Bulan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    AGT, Istri Pegawai Pajak yang Dibunuh di Manokwari Baru Pindah 3 Bulan Surabaya 13 November 2025

    AGT, Istri Pegawai Pajak yang Dibunuh di Manokwari Baru Pindah 3 Bulan
    Editor
    BLITAR, KOMPAS.com
    – Kisah AGT (38), warga Kota Blitar yang diduga menjadi korban pembunuhan di Manokwari, Papua Barat diungkap pihak keluarga.
    AGT baru saja pindah ke Papua, tepatnya di
    Manokwari
    sekitar tiga bulan lalu. 
    Ia mengikuti suaminya yang merupakan pegawai pajak, yang pindah dinas di KPP Manokwari, Papua Barat.
    “Korban pindah ke Manokwari pada Agustus 2025. Dia ikut suaminya pindah dinas di sana (Manokwari). Sebelumnya, korban dan suaminya tinggal di Jakarta,” kata Pakde korban, Supriyono, Rabu (12/11/2025).
    Supriyono mengatakan, korban dan suaminya sama-sama lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang.
    Suami korban bekerja di kantor pajak, sedangkan korban menjadi ibu rumah tangga.
    “Korban dulu juga kerja, tapi terus keluar dari tempat kerjanya. Korban dan suaminya belum punya anak. Korban berhenti kerja harapannya agar segera punya anak,” ujarnya.
    Jenazah AGT dibawa ke rumah orangtuanya di Perum Asabri Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Rabu (12/11/2025).
    Keluarga sudah melakukan persiapan penyambutan jenazah korban di rumah duka.
    Tenda dan kursi terlihat ditata di depan rumah duka.
    Sejumlah karangan bunga ucapan belasungkawa juga berjajar di depan rumah duka.
    Korban dilaporkan hilang dari rumahnya di Reremi, Manokwari, Papua Barat sejak Minggu (9/11/2025) siang.
    Suami korban melaporkan peristiwa itu ke polisi pada Senin (10/11/2025).
    Korban ditemukan meninggal dunia pada Selasa (11/10/2025).
    Pakde korban, Supriyono mengatakan, sesuai jadwal, jenazah korban tiba di Bandara Juanda Surabaya pada pukul 13.00 WIB.
    Dari Bandara Juanda, jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di Kota Blitar.
    Jenazah akan dimakamkan di tempat pemakaman umum di Kelurahan Gedog.
    Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul “Kisah Aresty Gunar Tinarga Warga Blitar Korban Pembunuhan Manokwari, Istri Pegawai Pajak Baru Pindah.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ASN Pemkab Gresik Laporkan Rekan Kerja ke Polisi atas Kasus Kekerasan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    ASN Pemkab Gresik Laporkan Rekan Kerja ke Polisi atas Kasus Kekerasan Surabaya 13 November 2025

    ASN Pemkab Gresik Laporkan Rekan Kerja ke Polisi atas Kasus Kekerasan
    Tim Redaksi
    GRESIK, KOMPAS.com
    – Perempuan berinisial DRA (31) yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, melaporkan rekan kerjanya ke polisi atas dugaan tindak kekerasan.
    DRA yang merupakan warga Kecamatan Menganti,
    Gresik
    , tersebut mengaku telah menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh rekan kerja berinisial SB, yang sama-sama bekerja di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Gresik.
    “Ada (laporan masuk). Saat ini masih kami tangani,” ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Gresik Ipda Hendri Adiwoso saat dikonfirmasi, Kamis (13/11/2025).
    Dugaan tindak kekerasan tersebut terdaftar di Polres Gresik dengan nomor: STTLP/B/234/IX/2025/SPKT/POLRES GRESIK/POLDA JAWA TIMUR, tertanggal 17 September 2025.
    Peristiwa kekerasan tersebut terjadi 17 Mei 2024 sekitar pukul 10.00 WIB. SB diduga melempar botol air mineral berukuran 600 mililiter yang mengenai bagian hidung DRA hingga menyebabkan patah tulang.
    Korban harus menjalani operasi di bagian hidung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina Gresik akibat luka yang dialami.
    Unit PPA Satuan Reskrim Polres Gresik saat ini tengah mendalami kasus dugaan tindak kekerasan tersebut, termasuk telah memanggil beberapa orang saksi untuk dimintai keterangan.
    “Sudah (pemanggilan saksi). Sementara ada empat saksi, namun tidak menutup kemungkinan ada saksi tambahan yang perlu kami panggil,” tutur Hendri.
    Sementara itu, DRA mengaku sudah bersabar dengan menunggu selama satu tahun supaya kasus itu diselesaikan di internal kantor.
    Namun, sampai sejauh ini tidak ada tindakan atau sanksi apa pun yang diberikan kepada SB, sehingga korban memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
    “Saya berharap, proses hukum dapat berjalan adil dan transparan, tanpa memandang status jabatan dan kedekatan personal (di lingkup Pemkab Gresik),” ucap DRA.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sampah Kasur, Selimut, dan Helm Ditemukan di Saluran Air Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    Sampah Kasur, Selimut, dan Helm Ditemukan di Saluran Air Surabaya Surabaya 13 November 2025

    Sampah Kasur, Selimut, dan Helm Ditemukan di Saluran Air Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Beredar di media sosial, petugas menemukan sejumlah sampah berukuran besar ketika sedang membersihkan salah satu selokan di Surabaya.
    Sampah ukuran besar tersebut diduga menjadi salah satu penyebab banjir.
    Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @info_surabaya, terlihat petugas yang mengenakan kaus merah tengah mengeluarkan kasur lantai berwarna ungu dari
    saluran air
    .
    Kemudian, seorang petugas masuk ke dalam saluran air tersebut untuk mengeluarkan sejumlah kayu.
    Lalu, video memperlihatkan barang-barang yang diambil dari selokan, seperti kasur lantai hingga helm.
    “Hujan deras kemarin bikin beberapa titik Surabaya sempat tergenang,”
    tulis akun Instagram @info_surabaya melalui keterangannya.
    “Saat dilakukan pengecekan saluran oleh jajaran @dsdabmsby & @dlh.surabaya, ternyata ditemukan banyak barang-barang besar yang menyumbat drainase, seperti kasur gulung, helm, ban, balok kayu, hingga sampah plastik,”
     kata dia. 
    Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa sebagian besar wilayah yang mengalami banjir ketika hujan tiba adalah wilayah yang saluran airnya masih dalam proses perbaikan.
    Akan tetapi, kata Eri, perbaikan saluran tersebut akan sia-sia jika masyarakat tidak memperhatikan lingkungannya, seperti membuang sejumlah barang berukuran besar ke aliran air.
    “Saya juga ingin mengedukasi masyarakat, sebenarnya semua itu akan sia-sia kalau masyarakat masih tetap seperti kemarin,” kata Eri di Waduk Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (13/11/2025).
    “Membuang kasur ke saluran, membuang sampah ke saluran, ini tetap akan jadi sia-sia. Maka saya tetap akan mengedukasi dengan seluruh jajaran yang ada di Pemkot Surabaya,” ucap dia.
    Sementara itu, Camat Genteng M Aries Hilmi mengungkapkan bahwa video tersebut terjadi setelah hujan lebat, Rabu (5/11/2025) lalu.
    Ketika itu, pihaknya menemukan dua kasur lantai, selimut, dan helm.
    “Ini karena kecurigaan kami saat hujan kemarin, kok Jalan Ambengan menggenang? Padahal salurannya sudah besar. Ternyata salurannya besar, sampah yang dibuang juga besar,” ujar Aries.
    Ia mengimbau agar masyarakat dari seluruh Surabaya tidak sembarangan membuang sampah ke saluran air karena bisa menyebabkan banjir di wilayah lain yang masih satu aliran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atap Rumah Warga Surabaya Ambrol, BPBD Berikan Bantuan

    Atap Rumah Warga Surabaya Ambrol, BPBD Berikan Bantuan

    Surabaya (beritajatim.com) – Atap rumah warga di Jalan Jepara Kelurahan Morokrembangan, Surabaya, ambrol pada Kamis pagi, 13 November 2025. Penyebab ambrol diduga karena kayu penopang atap sudah lapuk, karena termakan usia. Beruntung ketika kejadian tidak ada korban jiwa.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Surabaya, Linda Novanti mengatakan, atas peristiwa tersebut petugas sudah mengamankan lokasi kejadian.

    “Atap rumah ambrol, petugas sudah melakukan pendataan terhadap penghuni dan menyalurkan bantuan,” ungkap Linda Novanti, Kamis (13/11).

    Kondisi Atap Rumah Warga Surabaya Ambrol (dok. BPBD Surabaya)

    Menurut Linda, enam orang penghuni rumah dari dua keanggotaan keluarga (KK) telah diungsikan ke tempat tinggal sementara, di kawasan Dupak Baru.

    “Untuk rumah yang atapnya ambrol ini tidak bisa ditempati karena rusak berat, (meliputi) di bagian kamar tidur depan, ruang tamu, serta kamar tidur belakang,” jelasnya.

    Ia juga menjelaskan, peristiwa kerusakan rumah hampir 100 persen ini, BPBD telah berkoordinasi dengan pejabat kelurahan terkait. Serta diketahui bahwa keluarga pemilik rumah terdaftar PRAMIS dan telah terdaftar didalam program rumah tidak layak huni (Rutilahu), Pemerintah Kota Surabaya.

    “BPBD melakukan serah terima bantuan kepada penghuni rumah, setelah itu berkordinasi dengan kelurahan dan untuk pemilik rumah sendiri sudah terdaftar rutilahu,” tutup Linda. (rma/but)

  • Pemkot Surabaya terima penyerahan aset waduk senilai Rp176 Miliar

    Pemkot Surabaya terima penyerahan aset waduk senilai Rp176 Miliar

    Surabaya (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima penyerahan aset berupa waduk seluas 21.832 meter persegi dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur senilai Rp176 miliar di Surabaya, Kamis.

    Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya mengatakan selama bertahun-tahun waduk yang berada di depan Kampus UNESA, Lidah Wetan itu, tidak bisa dikelola oleh Pemkot Surabaya karena status kepemilikannya dikuasai pihak lain.

    “Yang namanya waduk yang bertahun-tahun tidak bisa kita apa-apakan karena ini menjadi milik orang lain. Alhamdulillah berkat Kejaksaan Tinggi Jawa Timur maka waduk ini menjadi milik Pemerintah Kota Surabaya kembali,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.

    Ia mengemukakan, status kepemilikan yang tidak jelas ini menjadi salah satu penyebab banjir di kampung-kampung sekitar, karena waduk tidak bisa dikelola dengan baik. Air waduk yang meluap tidak bisa dialihkan dan akhirnya menggenangi pemukiman warga.

    “Sehingga, alirannya pasti lewat masuk ke kampung-kampung. Tapi Insya Allah ketika ini menjadi milik Pemkot Surabaya, maka ketika waduk ini penuh tidak lagi lewat kampung. Saya akan buatkan saluran langsung menuju ke sungai tengahnya Wiyung,” ujarnya.

    Kajati Jawa Timur Kuntadi menyatakan penyelamatan aset negara adalah salah satu mandat konstitusional kepada kejaksaan.

    Ia mengapresiasi kerja keras jajaran bidang tindak pidana khusus (Pidsus) Kejati Jatim dan Kejari Surabaya.

    “Keberhasilan mengembalikan aset ini adalah buah kerja keras dari semua jajaran yang kami pastikan berjalan secara profesional dan objektif,” kata Kuntadi.

    Ia menjelaskan, proses hukum yang panjang telah menghasilkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap (inkrah) yang menyatakan barang bukti berupa tanah waduk seluas 21.832 meter persegi dengan nilai Rp 176 miliar dirampas untuk negara dan dikembalikan kepada Pemkot Surabaya.

    Pewarta: Indra Setiawan
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komplain Foto tak Sesuai, Pelanggan Michat di Surabaya Dibacok Teman Pria

    Komplain Foto tak Sesuai, Pelanggan Michat di Surabaya Dibacok Teman Pria

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang warga Surabaya berinisial HD (25) menjadi korban pengeroyokan dengan menggunakan senjata tajam, Sabtu (8/11/2025) malam di sebuah hotel Jalan Jagalan Raya. Akibatnya, korban yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang parkir ini harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

    Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengatakan, pengeroyokan dengan mengenakan senjata tajam itu dilakukan oleh 4 orang berinisial AH, AZ, AK dan MA. Dari keempat pelaku, polisi baru menangkap AH.

    “Tiga orang buron. Saat ini masih kami kejar,” kata Suroto.

    Suroto menjelaskan, peristiwa itu dipicu oleh rasa sakit hati AH kepada HD pada akhir September 2025 lalu. Saat itu, HD menghina dan komplain kepada AH. Komplain yang dilontarkan terkait dengan perbedaan wajah perempuan yang sepakat memberikan layanan jasa seksual ke HD.

    “HD sepakat dengan seorang perempuan berinisial SA untuk kencan di hotel. Ketika sampai kamar hotel, HD merasa foto SA tidak sesuai. Sehingga HD memberikan uang ganti rugi hanya Rp 150 ribu,” jelas Suroto.

    Komplain dan hinaan HD membuat luka dendam di hati AH. Sepekan kemudian, AH bertemu oleh HD di hotel yang sama. Saat itu, AH baru saja mengantar teman wanitanya ke sebuah tempat hiburan malam. AH lalu pulang ke rumah mengambil celurit sembari menelepon ketiga pelaku yang saat ini buron.

    “Keempat pelaku datang ke hotel lalu mengeroyok HD. AH yang sudah kalap lalu membacok korban berulang kali,” terangnya.

    Akibat peristiwa itu, HD mengalami luka bacok di bagian pinggang, leher dan punggung. Sementata tersangka AH dijerat dengan pasal berlapis yang menunjukkan keseriusan pihak berwajib dalam menangani kasus kekerasan.

    Ia dikenakan Pasal 170 KUHPidana tentang pengeroyokan dan Pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaan berat, juncto Pasal 2 ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 terkait kepemilikan senjata tajam tanpa izin. [ang/ian]