kab/kota: Sumenep

  • Sumenep Hujan Deras dan Angin Kencang, Rumah Warga Ambruk

    Sumenep Hujan Deras dan Angin Kencang, Rumah Warga Ambruk

    Sumenep (beritajatim.com) – Hujan deras dan angin kencang yang mengguyur Sumenep menyebabkan sebuah rumah dan dapur di Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, ambruk.

    Rumah yang ambruk milik Jumak Nuripa, di Dusun Banasare Barat, Desa Banasare, Kecamatan Rubaru. Sedangkan dapur yang ambruk milik Munahra, Dusun Pandih, Desa Mandala, Kecamatan Rubaru.

    “Setelah menerima informasi itu, petugas kami langsung melakukan pengecekan ke lokasi, sekaligus melakukan pendataan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sumenep, Wahyu Kurniawan Pribadi, Jumat (15/03/2024).

    Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun bangunan yang diterjang angin kencang rusak berat.

    “Setelah kejadian, warga bersama petugas langsung bergotong-royong membersihkan puing-puing bangunan yang roboh,” ujar Wahyu.

    Selain merobohkan bangunan, hujan deras yang mengguyur Sumenep selama tiga hari menyebabkan puluhan hektar sawah terendam banjir.

    “Yang terbanyak di Desa Sindir, Kecamatan Lenteng. Sawah yang terendam banjir seluas 60 hektar. Sedangkan di Desa Patean, sawah yang terendam seluas 6 hektar,” terangnya. [tem/but]

  • Jalur Sumenep-Pamekasan Banjir, Puluhan Motor Mogok

    Jalur Sumenep-Pamekasan Banjir, Puluhan Motor Mogok

    Sumenep (beritajatim.com) – Jalur utama Sumenep-Pamekasan terendam banjir, dampak hujan yang terus mengguyur dalam tiga hari terakhir. Puluhan sepeda motor pun mogok lantaran nekat menerjang genangan air dengan ketinggian mencapai 40-50 cm.

    Aparat kepolisian yang bertugas saat itupun dengan sigap membantu mendorong sepeda motor warga yang mogok.

    Kasatlantas Polres Sumenep, AKP Alimuddin Nasution mengatakan, genangan air di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan ini memang sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Apalagi mengingat jalan ini merupakan akses utama antar kabupaten.

    “Karena itu, kami menurunkan anggota untuk mengurai kemacetan. Selain itu, anggota juga membantu mendorong kendaraan warga yang mogok,” katanya, Kamis (14/3/2024).

    Sambil mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan akibat banjir, petugas pun meminta warga untuk bersabar dan lebih berhati-hati karena jalan licin.

    “Jadi kami tidak hanya mengatur lalu lintas, tapi kami juga mengimbau pengendara untuk lebih berhati-hati saat melintas,” ujarnya.

    Akses jalan utama Sumenep-Pamekasan ini memang menjadi kawasan langganan banjir ketika intensitas hujan tinggi. Tidak hanya menggenani jalan raya, air juga merendam puluhan hektar lahan sawah di sisi kiri dan kanan jalan. [tem/beq]

  • Berbagi Rezeki, Said Abdullah Bagi Bingkisan Ramadhan

    Berbagi Rezeki, Said Abdullah Bagi Bingkisan Ramadhan

    Sumenep (beritajatim.com) – Wakaf Said Abdullah, di Jl Kartini, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, masih ramai dengan jemaah sholat tarawih. Apalagi tidak hanya warga sekitar yang melakukan sholat tarawih di wakaf itu. Keluarga besar Said Abdullah bersama pengurus PDI Perjuangan Kabupaten Sumenep, pada Selasa (12/3/2024) malam, ikut melaksanakan ibadah tersebut.

    Selepas sholat tarawih, seluruh jemaah mendapatkan rezeki berupa bingkisan dari Said Abdullah. Ada ribuan bingkisan yang telah disiapkan, sesuai dengan jumlah jemaah yang hadir. Bingkisan tersebut dibagikan oleh keluarga besar Said Abdullah.

    Bagi-bagi rezeki seperti itu rutin dilakukan oleh Said Abdullah, anggota DPR RI terpilih sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur. Di hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha, biasanya memang dimanfaatkan politisi asli Sumenep ini untuk berbagi rezeki.

    Salah satu penerima bingkisan, Mohammad Ridwan mengatakan bahwa kegiatan bersedekah yang dilakukan oleh Said Abdullah itu memang rutin dilakukan setiap tahun, khususnya saat hari-hari besar Islam.

    “Beliau setiap tahun di bulan Ramadhan, atau saat Idul Adha, selalu berbagi dengan warga Sumenep. Meskipun tidak tinggal di Sumenep, Pak Said ini makin hari makin memberikan perhatian terhadap warga Madura, khususnya warga Sumenep yang merupakan kampung halamannya,” ujarnya.

    Hal senada juga diungkapkan penerima bingkisan yang lain, Siti Aliyah. Menurutnya, perhatian Said Abdullah bukan semata berkaitan dengan politik. Ia menilai kedermawanan Said Abdullah sekeluarga dengan tanpa pamrih.

    “Sekarang ini sudah lewat Pemilu. Tapi Pak Said tetap berbagi rezeki seperti biasanya. Beliau memang dermawan dan tanpa pamrih,” pujinya.

    Sementara Said Abdullah saat dihubungi lewat telepon mengatakan bahwa bahwa kegiatan tersebut rutin dilakukannya setiap tahun. “Saya ini tumbuh dari keluarga kampung yang terbatas secara ekonomi. Kalau Allah SWT memberikan jalan lebar atas rezeki yang saya terima, sudah sepatutnya warga kurang mampu ikut menikmatinya,” ujarnya.

    Ia menganggap hal itu merupakan bagian dari konsep sedekah yang menjadi ajaran Islam. Apalagi saat ini bulan Ramadhan, bulan keberkahan.

    “Masih banyak rakyat kita yang harus mikir, besok makan apa? Mungkin rutinitas saya berbagi ini langkah kecil. Tapi saya berharap semoga memberi energi bagi mereka yang kurang mampu,” ucapnya.

    Ia juga berharap agar keinginannya untuk selalu berbagi kepada warga Madura, menular kepada orang-orang Madura yang memiliki kecukupan ekonomi.

    “Saya mengajak orang-orang Madura di rantau yang punya rezeki lebih, yang berkecukupan ekonominya, ayo kita sama-sama berbagi untuk orang-orang di kampung halaman kita. Apalagi kawasan Madura ini secara ekonomi lebih tertinggal dibanding daerah lainnya di Jawa Timur,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Said Abdullah merupakan caleg terpilih DPR RI daerah pemilihan (Dapil) XI dalam Pemilu 2024. Said Abdullah memperoleh suara tertinggi secara nasional. Perolehan suaranya yang lebih dari 500.000 memecahkan rekor sebagai peraih suara tertinggi sebagai caleg DPR dalam sejarah pemilu nasional yang dijalani selama ini. [tem/suf]

  • Sampang Banjir, Polda Jatim Imbau Jangan ke Madura Dulu

    Sampang Banjir, Polda Jatim Imbau Jangan ke Madura Dulu

    Surabaya (beritajatim.com) – Polda Jatim mengirim pasukan yang terdiri dari Brimob, Polair, dan juga lalu lintas untuk membantu penanganan banjir di Sampang Madura. Pasukan satu peleton ini dipimpin langsung oleh Dirlantas dan Dilpolair.

    “Saat ini pasukan masih disana, masih back up Polres Sampang,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, Rabu (13/3/2204).

    Dirmanto mengimbau agar masyarakat Madura dari Sampang, Pamekasan, Sumenep, yang akan ke Surabaya sebaiknya ditunda dulu. Mengingat kondisi jalan yang masih belum memungkinkan untuk dilewati.

    “Begitu pula sebaliknya masyarakat yang akan menuju Sampang, Pamekasan, Sumenep agar ditunda perjalanan,” ujarnya.

    Dijelaskan Dirmanto, banjir diakibatkan intensitas hujan dan merata mulai kemarin pukul 03.00 Wib.

    Adapun wilayah yang terkena luapan air adalah Kecamatran Jrengik kemudian luapan air sungai Panyiburan Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang karena intensitas curah hujan yang tinggi serta banjir kiriman dari Kecamamatan Tambelangan dan Kecamatan Konang Kabupaten Bangkalan.

    Banjir selain menggenangi persawahan warga juga menggenangi sebagian rumah warga yang terdampak, serta meluap dan mengenanggi Jl. Raya Panyepen.

    Sungai tidak mampu menampung debit air hujan sehingga air meluap ke pemukiman penduduk, area persawahan serta meluap ke Jl. Raya Panyepen.

    Air hujan yang tinggi dan merata mengakibatkan sungai tidak mampu menjadikan luapan air hujan dari sungai ke jalan persawahan. [uci/but]

  • Perahu Terbalik Dihantam Ombak, 5 Nelayan Ambunten Sumenep Berenang Pakai Gabus

    Perahu Terbalik Dihantam Ombak, 5 Nelayan Ambunten Sumenep Berenang Pakai Gabus

    Sumenep (beritajatim.com) – Sebanyak 5 nelayan asal Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep ditemukan terombang-ambing di perairan Pulau Kangean. Mereka berenang menggunakan gabus.

    Lima nelayan itu masing-masing bernama H. Sini, pemilik perahu, kemudian H Aminullah, Imam Sanusi, Sakdi, dan Saniman.

    “Mereka ditemukan dalam keadaan selamat, namun satu diantara mereka yakni Sakdi, harus dirawat di Puskesmas Pembantu Timur Jang Jang karena kondisinya lemah akibat kelelahan,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Senin (11/03/2024).

    Kelima nelayan tersebut berangkat dari Pelabuhan Ambunten Tengah pada Kamis (07/03/2024) sekitar jam 13.00 WIB. Mereka berlayar menggunakan perahu menuju Perairan Kangean untuk mencari ikan cakalan.

    Namun setiba di Perairan Raas pada Sabtu (09/03/2024) perahu dihantam badai dan terbalik. Tapi kelima nelayan itu tetap menaiki perahu mereka hingga sampai ke perairan Kangean tepatnya di wilayah Desa Jukong jukong hari ini.

    “Sampai di Jukong-jukong, perahu sudah tidak bisa lagi ditumpangi. Kelima nelayan ini pun melepas perahu dan berenang menggunakan gabus. Kemudian setiap orang di ikat dengan jarak 3 meter,” papar Widiarti.

    Kelima nelayan itu pun terombang-ambing di laut, hingga melintas sebuah perahu nelayan setempat. Kelima nelayan ini pun melambaikan tangan meminta tolong. “Nelayan yang melintas itu namanya Abd. Rahim dan Yanto. Mereka langsung menolong 5 nelayan Ambunten dan dibawa ke rumah mereka di Desa Jukong-jukong,” terang Widiarti. (tem/kun)

  • Tak Ada Kapal, Puluhan Warga Pulau Masalembu Terpaksa Lewatkan Puasa Pertama di Pelabuhan Kalianget Sumenep

    Tak Ada Kapal, Puluhan Warga Pulau Masalembu Terpaksa Lewatkan Puasa Pertama di Pelabuhan Kalianget Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Sekitar 40 warga Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep terpaksa menjalani puasa pertama di Pelabuhan Kalianget. Mereka menginap di Pelabuhan karena tidak ada kapal yang berlayar.

    “Saya sudah tiga hari tidur di Pelabuhan Kalianget menunggu kapal ke Masalembu. Saya tidak tidur di penginapan karena uang pas-pasan,” kata salah satu calon penumpang kapal asal Pulau Masalembu, Ahmad, Senin (11/03/2024).

    Ia berharap segera ada kapal ke Masalembu, karena sebenarnya ia pulang kampung karena ingin menjalani puasa pertama disana. “Tapi ternyata sampai sini cuaca buruk, jadi tidak ada kapal yang berlayar. Akhirnya saya dan puluhan penumpang lain tertahan di Pelabuhan Kalianget,” ujarnya.

    Sementara Petugas Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kalianget, Donny menjelaskan, kapal yang akan berlayar ke Masalembu adalah Sabuk Nusantara 91. Seharusnya kapal berlayar hari ini, namun tertahan cuaca buruk.

    “Mestinya hari ini kapal berlayar ke Masalembu. Tapi ternyata kapal masih tertahan di Pulau Sapeken karena cuaca buruk,” katanya.

    Ia menjelaskan, apabila cuaca memungkinkan, kapal segera bertolak dari Sapeken ke Pelabuhan Kalianget hari ini. Diperkirakan tiba di Kalianget besok pagi. “Jadi kalau cuaca membaik, kapal akan berangkat ke Masalembu besok,” ujarnya. (tem)

  • Dihantam Ombak Besar, Kapal Tanker Kandas di Perairan Kangean Sumenep

    Dihantam Ombak Besar, Kapal Tanker Kandas di Perairan Kangean Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Sebuah kapal tanker SPOB M.T Seroja 3 ditemukan kandas di Perairan Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.

    “Kapal tanker itu tanpa muatan. Kandas karena dihantam cuaca buruk dengan tinggi ombak 3,5 meter,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Senin (11/03/2024).

    Kapal tanker dari Makasar itu dinahkodai Herman, bertolak menuju Gresik. Sesampainya di Perairan Kangean, terjadi cuaca buruk disertai hujan. Akibatnya kapal tanker pun terseret ombak hingga kandas di sebelah Tanjung Tinggi Pulau Kangean, tepatnya pada posisi koordinat 06°49,660’S/115° 13,295`E.

    “Saat ditemukan, kondisi kapal mengalami larat atau rantai kapal sudah habis setengah segel, dan pada saat lego jangkar kapal hanyut,” terang Widiarti.

    Kemudian masyarakat melalui petugas Quick Response Team KPLP Kangean Wilayah Kerja Kangean segera melakukan koordinasi dengan SROP Kangean. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kandasnya kapal tanker itu.

    “Petugas KPLP Kangean pun melakukan koordinasi dengan Polsek Kangean, sambil menginformasikan ke seluruh kapal bahwa telah ditemukan Kapal Tanker Spob M.T Seroja 3 yang kandas di pulau Kangean,” ujarnya.

    Saat ini petugas masih mendalami penyebab kandasnya kapal tanker tersebut, serta dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap lingkungan laut. (tem/kun)

  • Angin Kencang di Sumenep, Sejumlah Pohon Tumbang Melintang Jalan

    Angin Kencang di Sumenep, Sejumlah Pohon Tumbang Melintang Jalan

    Sumenep (beritajatim.com) – Angin kencang yang terjadi di Sumenep pada Sabtu (09/03/2024), menyebabkan sejumlah pohon besar tumbang melintang di jalan. Akibatnya, sempat terjadi kemacetan lalu lintas.

    Pohon tumbang itu terjadi di Jl Raya Desa Tambak Sari, Kecamatan Rubaru, kemudian di Jl. Raya Dasuk, Kecamatan Dasuk. Beruntung tidak ada korban saat pohon itu tumbang. Warga dan aparat kepolisian pun spontan bergotong-royong menyingkirkan pohon tumbang yang melintang di jalan.

    “Pohon tumbang di dua kecamatan itu sempat menutup dan menghambat arus lalu lintas. Tapi sekarang sudah disingkirkan. Jalan sudah dibersihkan dan arus lalu lintas sudah normal,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti.

    Menurutnya, saat ini intensitas dan volume hujan dan angin di Kabupaten Sumenep mulai tinggi. Kejadian pohon tumbang pun berpotensi cukup besar. Karena itu, ia meminta warga berhati-hati ketika melewati pohon-pohon besar.

    “Kami juga menyarankan agar warga memangkas ranting dan dahan pohon, terutama yang dekat dengan rumah dan jalan raya. Dengan begitu, beban pohon tersebut ringan dan meminimalisir terjadi tumbang,” ujarnya. (tem/kun)

  • Beras Penyumbang Inflasi Kabupaten Mojokerto di Februari 2034  

    Beras Penyumbang Inflasi Kabupaten Mojokerto di Februari 2034  

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 0,65 persen pada bulan Februari 2024.

    Berbagai kelompok komoditas memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga di Kabupaten Mojokerto, salah satunya komoditas beras.

    Dari sebelas kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) K di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Kabupaten/kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 0,70 persen, kemudian diikuti Gresik sebesar 0,62 persen, selanjutnya Tulungagung sebesar 0,60 persen, Madiun sebesar 0,59 persen.

    Kediri sebesar 0,54 persen, Banyuwangi sebesar 0,52 persen, Probolinggo sebesar 0,51 persen, Malang sebesar 0,50 persen, Jember sebesar 0,48 persen, Surabaya sebesar 0,45 persen, dan Bojonegoro sebesar 0,39 persen. Sedangkan Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 0,65 persen.

    Di Kabupaten Mojokerto, inflasi tahunan dari Februari 2023 hingga Februari 2024 mencapai 3,15 persen dengan inflasi kumulatif tahun kalender 2024 sebesar 0,61 persen. Berbagai kelompok komoditas seperti makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, perumahan, dan lainnya berkontribusi pada inflasi.

    “Tidak terdapat kelompok komoditas yang memberikan andil deflasi pada bulan Februari,” ungkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, Sabtu (9/3/2024).

    Beras, emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam kampung, dan rempela hati ayam menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi. Bambang menjelaskan, inflasi Kabupaten Mojokerto naik dari bulan Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.

    “Kenaikan nilai inflasi terjadi di Kabupaten Mojokerto paling tinggi dipengaruhi kontribusi dari naiknya harga beras. Ini karena produksi cenderung menurun akibat perubahan iklim ekstrem yang menimpa Indonesia,” katanya.

    Pemerintah Pusat juga menginformasikan jika konsumsi beras meningkat dalam setahun terakhir dan bulan Januari serta Februari merupakan bulan di mana stok beras menurun. Meskipun stok telah dipulihkan di beberapa tempat menunjukkan harga akan turun.

    “Namun dari sisi penjual, terdapat ketidakpastian stok akibat perubahan iklim yang menyebabkan ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran. Selain itu, dampak adanya pemilu mengakibatkan peningkatan belanja pemerintah terkait aktivitas sosial dan politik,” ujarnya.

    Dimana meningkatnya peredaran uang di masyarakat yang juga mendorong peningkatan permintaan sehingga terjadi kenaikan pada harga barang. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi tertinggi diakibatkan karena turunnya harga bawang merah.

    “Harga bawang merah turun yang diindikasi akibat musim hujan yang berkepanjangan sehingga membuat kualitas bawang merah menurun,” tegasnya. [tin/ted]

  • Bus Gunung Harta Sumenep – Jakarta Terguling di Bluto

    Bus Gunung Harta Sumenep – Jakarta Terguling di Bluto

    Sumenep (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan tunggal terjadi di Desa Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Bus Gunung Harta nopol N 7976 UA, terguling.

    “Bus jurusan Sumenep – Jakarta itu terguling setelah sebelumnya oleng dan menabrak pohon,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Jumat (08/03/2024).

    Kecelakaan itu berawal ketika bus yang dikemudikan Supriyadi (52), warga Desa Pakuncen, Kecamatan Bobot Sari, Kabupaten Purbalingga, melaju dari arah Sumenep. Bus berpenumpang 8 orang itu baru berangkat dari Terminal Arya Wiraraja Sumenep dengan tujuan Jakarta.

    Sampai di jalan nasional Bluto, bus tiba-tiba hilang kendali, sehingga oleng ke kiri kemudian oleng ke kanan. Saat bus oleng ke kanan, bus menabrak pohon trembesi dan pohon asam yang ada di bahu jalan sebelah utara.

    “Setelah menabrak pohon, bus kemudian terguling di sebelah selatan, dalam posisi melintang di badan jalan sebelah kiri,” terang Widiarti.

    Dalam kecelakaan tersebut, sopir dan penumpang bus mengalami luka-luka, dirawat di Puskesmas Bluto. “Untuk body bus mengalami kerusakan. Saat ini masih diupayakan evakuasi bus yang terguling,” ujarnya. (tem/ted)

    Berikut identitas korban Bus Gunung Harta:
    1. Supriyadi (sopir);
    2. Agus Purwanto (52), kernet bus, asal Semarang;
    3. Rahem (54), agen PO Gunung; Harta, warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Sumenep;
    4. Heny (27), warga Desa Pore, Kecamatan Lenteng, Sumenep;
    5. Zainal Arifin (29), warga Desa Pore, Kecamatan Lenteng, Sumenep;
    6. Efendi (37), warga Desa Romben Guna, Kecamatan Dungkek, Sumenep;
    7. Imam Wahyudi (33), warga Desa Gedugen, Kecamatan Giligenting, Sumenep;
    8. Sumiyati (31), warga Desa Nyabakan Barat, Kecanatan Batang-batang, Sumenep;
    9. Thoyib (30), warga Desa Nyabakan Barat, Kecamatan Batang-batang, Sumenep.