kab/kota: Sumenep

  • Dinas Pariwisata Targetkan 1,7 Juta Wisatawan Kunjungi Sumenep pada 2025

    Dinas Pariwisata Targetkan 1,7 Juta Wisatawan Kunjungi Sumenep pada 2025

    Sumenep (beritajatim.com) – Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumenep selama tahun 2025 ditargetkan sebanyak 1,7 juta, naik dibanding kunjungan tahun lalu 1,5 wisatawan.

    “Target kami untuk jumlah kunjungan wisatawan ke Sumenep tahun 2025 ini memang naik dibanding tahun lalu. Tahun ini kami targetkan 1,7 wisatawan. Syukur-syukur bisa mencapai 2 juta wisatawan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh. Iksan, Sabtu (31/05/2025).

    Ia optimis target itu bisa terpenuhi. Ada beberapa objek wisata di Sumenep yang menjadi andalan dan diharapkan bisa menarik wisatawan. Diantaranya Pantai Lombang, Pantai Slopeng, dan Museum Keraton.

    “Selain itu, kami juga menyiapkan 110 even dalam ‘Sumenep Calendar of Event 2025’. Beberapa diantaranya, lokasi pelaksanaannya di tempat-tempat wisata. Ini untuk menarik kunjungan wisatawan,” terang Iksan.

    Selain itu, lanjutnya, Pemkab Sumenep juga telah melakukan peningkatan tata kelola terhadap objek wisata yang dikelola Pemerintah Daerah. Mulai dari sarana dan prasarana secara bertahap mulai diperbaiki.

    “Termasuk infrastruktur, kami juga melakukan perbaikan dan peningkatan, agar wisatawan merasa nyaman saat berkunjung ke tempat wisata di Sumenep,” ujarnya.

    Iksan menambahkan, pihaknya juga akan memfasilitasi pendampingan kepada pengelola wisata agar punya kualitas mumpuni dalam mengelola objek wisata. Dengan begitu diharapkan pengelola mengerti apa yang menjadi kebutuhan wisatawan, termasuk strategi mempromosikan wisata yang menarik.

    “Pengelola tempat wisata ini harus selalu ‘up date’ informasi. Apa sih kebutuhan wisatawan sekarang ini? Jadi wisatawan akan merasa betah dan nyaman datang ke Sumenep,” ujarnya. (tem/ian)

  • Sabu 35 Kg yang Ditemukan Terapung di Laut Masalembu Diserahkan ke Polda Jatim

    Sabu 35 Kg yang Ditemukan Terapung di Laut Masalembu Diserahkan ke Polda Jatim

    Sumenep (beritajatim.com) – Sabu seberat 35 kg yang ditemukan nelayan terapung di Laut Masalembu, diserahkan Polres Sumenep ke Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jawa Timur.

    Penyerahan tersebut berlangsung di ruang Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Sumenep, dipimpin Wakapolres Sumenep, Kompol Masyhur Ade pada Sabtu (31/05/2025).

    “Penyerahan sabu temuan nelayan ke Polda Jatim itu untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut,” kata Wakapolres Sumenep, Kompol Masyhur Ade.

    Sebelumnya, empat nelayan asal Desa Sukajeruk, Kecamatan/Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep Madura menemukan sebuah drum mencurigakan terapung sekitar 4 mil dari bibir pantai. Keempat nelayan itu adalah Sirat, Naim, Fadil, dan Mastur. Mereka menemukan drum itu pada Kamis (29/05/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.

    Karena penasaran, salah satu nelayan, Sirat, membuka drum tersebut. Ternyata isinya 33 kantong plastik yang masih tertutup rapat, dan 2 kantong plastik lagi dalam kondisi rusak. Total ada 35 kantong plastik yang ditemukan. Berat per kantong sekitar 1 kg.

    Para nelayan pun melaporkan temuan itu ke Koramil Masalembu. Setelah menerima laporan dari warga, anggota Koramil Masalembu menghubungi Polsek dan bersama-sama menuju lokasi ditemukannya benda mengapung di laut. Benda itu kemudian diamankan di Polsek Masalembu.

    Dari Polsek Masalembu, temuan itu dibawa ke Polres Sumenep. Dari hasil uji laboratorium, benda itu dipastikan berupa narkotika jenis sabu seberat 35 kg.

    “Kami apresiasi para nelayan yang pro aktif dengan cepat melaporkan temuan itu. Peran masyarakat memang sangat penting untuk membantu penegakan hukum, khususnya kasus-kasus peredaran gelap narkotika lewat jalur laut,” papar Masyhur Ade.

    Menurutnya, temuan 35 kg sabu di Laut Masalembu bisa dipandang sebagai indikasi kuat adanya jaringan penyelundupan internasional yang memanfaatkan jalur laut Indonesia sebagai lintasan distribusi narkotika. (tem/ian)

  • Temukan 35 Kg Sabu di Laut, Empat Nelayan Sumenep Dapat Apresiasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    Temukan 35 Kg Sabu di Laut, Empat Nelayan Sumenep Dapat Apresiasi Regional 31 Mei 2025

    Temukan 35 Kg Sabu di Laut, Empat Nelayan Sumenep Dapat Apresiasi
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Empat nelayan asal Desa Sukajeruk, Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendapat apresiasi dari setelah melaporkan temuan drum berisi narkoba jenis sabu seberat 35 kilogram, Rabu (28/5/2025).
    Barang haram itu ditemukan mengapung di laut oleh empat nelayan yakni Sirat, Naim, Fadil, dan Mastur.
    Apresiasi disampaikan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur, Komando Distrik Militer (Kodim) 0827/Sumenep, dan DPRD Kabupaten Sumenep.
    Pihak BNNP Jatim menyatakan bahwa tindakan nelayan tersebut mencerminkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mendukung pemberantasan narkoba.
    “Terima kasih kepada masyarakat (nelayan), Kodim 0827/Sumenep, dan Polres Sumenep yang sudah bergerak cepat, kalai kata anak muda gercep,” kata Kepala Seksi Intelijen BNNP Jatim, AKBP Damar Bastian, Jumat (30/5/2025).
    Senada dengan itu, Dandim 0827/Sumenep, Letkol Inf Yoyok Wahyudi, menekankan pentingnya kerja sama antara warga dan aparat keamanan dalam menangkal peredaran narkoba di wilayah pesisir.
    “Pengungkapan seperti ini sangat membutuhkan sinergi masyarakat, aparat desa, dan pihak keamanan di desa. Kami akan gencarkan sosialisasi tentang cegah dini, temu cepat, dan lapor cepat terhadap hal-hal mencurigakan,” tuturnya.
    Dukungan juga datang dari legislatif. Anggota DPRD Kabupaten Sumenep, Darul Hasyim Fath, menyatakan rasa bangga atas kesiapsiagaan nelayan dalam menjaga daerah dari ancaman narkotika.
    “Saya tidak bisa membayangkan jika barang terlarang itu jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab. Ini bukti bahwa aparatur negara tidak alfa,” ujarnya.
    Temuan sabu senilai sekitar Rp 35 miliar itu menjadi bukti keberhasilan kolaborasi warga dan aparat dalam melakukan deteksi dini terhadap penyelundupan narkotika di perairan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PKS di Tlatah Islam Tradisional (Bersambung): Raihan Kursi DPR RI Naik 150 Persen di Pemilu 2024

    PKS di Tlatah Islam Tradisional (Bersambung): Raihan Kursi DPR RI Naik 150 Persen di Pemilu 2024

    Surabaya (beritajatim.com) -Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir, tumbuh, dan berkembang pasca-reformasi 1998. Awal berdiri dan masuk ke gelanggang politik nasional, PKS bernama Partai Keadilan (PK) di Pemilu 1999. PK tak lolos parliementary threshold (PT). PK berubah menjadi PKS dan lolos ke parlemen berdasar hasil Pemilu 2004, pemilu kedua setelah Reformasi 1998.

    Hanya sekali PKS tak mendapatkan kursi di DPR RI, yakni hasil Pemilu 1999. Setelah itu, baik di Pemilu 2004, 2009, 2014, 2019, dan 2024, partai yang memiliki relasi historis, kultural, dan sosial dengan pemilih Islam Modernis ini mampu lolos PT. Bisa menempatkan politikusnya di kursi DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota di Indonesia. Partai ini sempat selama 10 tahun berada di luar ring kekuasaan, tepatnya era Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024.

    Bagaimana potret PKS di tlatah politik Jatim? Jatim selama ini dikenal sebagai kawasan politik yang secara historis, kultural, dan sosiologis dekat dengan kalangan Islam Tradisional (NU) dan Nasionalis Soekarnoisme (PNI dan PDIP). Tak gampang bagi PKS bisa mengais ceruk suara di Jatim. Sejak Pemilu 1955 hingga 2024, wilayah politik ini dikenal sebagai basis tradisional partai yang dekat dengan NU dan partai yang punya jalinan historis kuat serta erat dengan PNI.

    “Kita mesti kerja keras dan terus menjalin silaturahmi dengan berbagai kalangan di Jatim, termasuk dengan komunitas kiai dan pondok pesantren,” kata Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan saat bersilaturahmi ke kantor beritajatim.com, Jalan Kutisari IX No.2 Wonocolo, Kota Surabaya beberapa waktu lalu.

    Di ranah politik Jatim, PKS tak berada di posisi bawah. Tepatnya ranking partai ini di Jatim adalah tengah bawah. Merujuk hasil Pileg 2024, PKS Jatim mampu menempatkan 5 kader terbaiknya duduk di kursi DPRD Jatim.

    PKS mampu merebut 5 kursi DPRD Jatim dari lima daerah pemilihan (Dapil) berbeda: masing-masing satu kursi dari Dapil Kota Surabaya, Dapil Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang, Dapil Kabupaten Ngawi,Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Trenggalek, Dapil Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu, serta Dapil Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.

    “Di Pileg 2024, untuk kursi DPR RI dapat lima kursi dibanding Pileg 2019 dengan dua kursi. Jadi, terjadi kenaikan 150 persen untuk kursi DPR RI,” tegas Irwan, politikus kelahiran Kabupaten Karawang, Jabar dan alumni Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

    Pada Pileg 2024, raihan suara PKS Jatim untuk kursi DPR RI mengalami kenaikan hampir 300 ribu suara. Pada Pileg 2019 untuk DPR RI, PKS merebut 858.316 suara, sedangkan di Pileg 2024 untuk DPR RI dengan 1.129.997 suara. “Lumayan kenaikan suaranya, sehingga logis kursi kita naik dari dua menjadi lima kursi,” ungkapnya.

    Tak hanya suara untuk DPR RI, pada Pileg 2024, PKS Jatim membubuhkan perkembangan capaian positif suara untuk DPRD kabupaten/kota dan DPRD provinsi. Untuk suara DPRD kabupaten/kota se-Jatim naik menjadi 1.426.834 suara (Pileg 2024) dari sebelumnya 1.363.197 suara (Pileg 2019). Sedangkan untuk suara DPRD provinsi dari 995.390 suara (Pileg 2019) menjadi 1.307.657 suara (Pileg 2024).

    “Total kursi PKS di DPRD kabupaten/kota di seluruh Jatim sebanyak 104 kursi, sedangkan kursi PKS di DPRD Jatim sebanyak lima kursi atau naik satu kursi dibanding 2019 dengan 4 kursi. Kendati terjadi banyak kenaikan suara dibanding Pileg 2019, PKS hanya tambah satu kursi di DPRD Jatim. Hal itu terjadi karena perubahan dapil,” tegas Irwan Setiawan. [air/bersambung]

  • Nelayan Masalembu Temukan Drum Berisi 35 Paket Diduga Sabu di Laut

    Nelayan Masalembu Temukan Drum Berisi 35 Paket Diduga Sabu di Laut

    Sumenep (beritajatim.com) – Empat nelayan asal Desa Sukajeruk, Kecamatan/Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep Madura menemukan sebuah drum mencurigakan terapung sekitar 4 mil dari bibir pantai.

    Keempat nelayan itu adalah Sirat, Naim, Fadil, dan Mastur. Mereka menemukan drum itu pada Kamis (29/05/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.

    Karena penasaran, salah satu nelayan, Sirat, membuka drum tersebut. Ternyata isinya 33 kantong plastik yang masih tertutup rapat, dan 2 kantong plastik lagi dalam kondisi rusak. Total ada 35 kantong plastik yang ditemukan. Berat per kantong sekitar 1 kg.

    Para nelayan pun kemudian melaporkan temuan itu ke Koramil Masalembu. Laporan diterima oleh tiga personel Koramil yakni Serka Yohanes, Serda Bambang, dan Koptu Yunus sekitar jam12 WIB. “Iya benar. Sekitar jam 12, kami menerima laporan dari nelayan kalau menemukan benda mengapung di laut,” ujar Yohanes.

    Setelah menerima laporan dari warga, anggota Koramil Masalembu menghubungi Polsek dan bersama-sama menuju lokasi ditemukannya benda mengapung di laut. Benda itu kemudian diamankan di Polsek Masalembu.

    Belum bisa dipastikan isi 35 kantong plastik tersebut, karena masih harus melalui pengecekan laboratorium. Namun dugaan awal, isi bungkusan plastik itu adalah sabu.

    Sementara Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S mengaku telah menerima informasi tersebut. Namun ia belum bisa berkomentar panjang, karena masih menunggu benda yang ditemukan itu tiba di Sumenep.

    “Malam ini 35 kantong plastik yang ditemukan itu dibawa dari Pulau Masalembu ke Sumenep. Ini masih di perjalanan. Kita tunggu saja dulu,” ujarnya singkat.

    Kecamatan Masalembu merupakan salah satu Kecamatan Kepulauan di Kabupaten Sumenep. Untuk menuju Pelabuhan Kalianget dari Pulau Masalembu membutuhkan waktu tempuh 16 jam perjalanan laut. (tem/kun)

  • Nelayan Hilang di Pamekasan Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Sumenep

    Nelayan Hilang di Pamekasan Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Sumenep

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang nelayan asal Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, yang sebelumnya dilaporkan hilang di perairan Talang Siring, Pamekasan, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Kamis (29/5/2025).

    Nelayan yang diketahui bernama Moh Fahral (55) dilaporkan hilang saat melakukan aktivitas melaut sejak Rabu (28/5/2025) kemarin. “Korban ditemukan oleh Tim SAR gabungan setelah melakukan pencarian di perairan setempat,” kata Kasat Polairud Polres Pamekasan, IPDA Isyrok Wahyudi.

    “Jasad korban ditemukan sekitar 10 mil dari lokasi perahu korban yang lebih dulu ditemukan, tepatnya di sisi timur perairan Talang Siring atau sekitar Prenduan, Sumenep. Saat ditemukan korban dalam kondisi meninggal dunia,” ungkapnya.

    Dalam proses pencarian, Tim SAR Gabungan juga dibantu nelayan setempat yang bekerjasama menemukan korban. “Saat ditemukan, jasad korban langsung dievakuasi dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga,” jelasnya.

    “Untuk penyebab korban mengalami laka laut, diduga kuat karena terpeleset saat hendak menjaring rajungan di tengah laut, dan akhirnya tenggelam,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, proses pencarian korban melibatkan personil gabungan lintas instansi, meliputi personil BPBD, Basarnas, Pol Airud, TNI, Polsek Larangan, Pangkalan TNI AL Batuporon, Tagana, relawan hingga nelayan setempat. [pin/ian]

  • Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Mei 2025

    Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga Regional 29 Mei 2025

    Masuki Hari Kelima, Banjir Rob Campur Sampah Plastik di Kepulauan Sumenep Ancam Kesehatan Warga
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Memasuki hari kelima
    banjir rob
    yang melanda tiga pulau di
    Desa Saobi
    , Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kondisi ini mulai mengancam
    kesehatan warga
    yang terdampak.
    Hal ini disampaikan pada Kamis (29/5/2025).
    Banjir rob
    yang terjadi setiap tahun ini bercampur dengan
    sampah plastik
    milik warga, mengingat di tiga pulau yang terendam banjir tidak memiliki tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang memadai.
    Sampah-sampah tersebut terlihat mengambang di sekitar pekarangan rumah dan jalan raya, bercampur dengan air banjir sejak hari pertama musibah terjadi.
    “(Sampah) itu milik warga yang hanyut,” ujar Hosaini, Kepala Desa Saobi, saat memberikan keterangan kepada Kompas.com.
    Akibat pencampuran dengan sampah, genangan air menjadi keruh dan berwarna kehitam-hitaman.
    Meskipun demikian, warga, termasuk anak-anak, masih terlihat berjalan di antara genangan air tersebut.
    “Sampai hari ini belum ada laporan yang sakit akibat banjir rob, Mas,” tambahnya.
    Di hari kelima, ketinggian banjir di beberapa area masih mencapai 60 sentimeter dan belum menunjukkan tanda-tanda akan surut.
    Sebanyak enam dari sembilan dusun di Desa Saobi yang tersebar di tiga pulau tersebut masih terendam banjir.
    “Belum (surut), masih besar hingga saat ini,” jelas Hosaini.
    Pemerintah desa telah memberitahukan forum pimpinan kecamatan (Forpimka) melalui grup pesan elektronik, namun hingga kini belum ada respons.
    “Sementara kami tidak bisa berbuat banyak terkait dengan bagaimana menangani banjir rob. Karena di Dusun Bungin Nyarat, misalnya, sumber rob berasal dari bawah tanah langsung,” ungkapnya.
    Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kangayan, Samsuri, membenarkan bahwa sampah milik warga terbawa saat air pasang.
    Ia mengingatkan bahwa genangan air yang bercampur dengan sampah sangat rentan menimbulkan penyakit, seperti diare yang disebabkan oleh kontaminasi air dengan bakteri seperti e.coli, salmonella, atau Shigella.
    “Genangan air dan sampah, itu sifatnya basah, menimbulkan banyak datangnya lalat, sehingga menyebabkan infeksi perut, biasanya saluran pencernaan. Karena kuman yang dibawa oleh lalat hinggap di makanan,” terang Samsuri.
    Hingga hari kelima banjir rob terjadi, Samsuri mengeklaim belum ada informasi mengenai warga yang jatuh sakit akibat banjir tahunan tersebut. “Nanti saya tanya ke nakes di sana. Kalau ada, nanti bisa dirawat di pustu desa, kalau perlu bisa dirujuk ke Puskesmas,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korupsi BSPS dan ASN Bermasalah, Mahasiswa Ultimatum Bupati Sumenep

    Korupsi BSPS dan ASN Bermasalah, Mahasiswa Ultimatum Bupati Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumenep berunjukrasa ke kantor Bupati setempat, Rabu (28/05/2025). Mereka menyoroti berbagai kasus yang perlu mendapatkan perhatian pemerintah daerah.

    Salah satunya kasus dugaan korupsi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun anggaran 2024 di Kabupaten Sumenep. Mahasiswa mengecam, karena bantuan yang seharusnya untuk rakyat kecil, malah dikorupsi.

    Para mahasiswa juga menyoroti ASN Pemkab yang terlibat kasus hukum. Mereka menuntut Bupati tidak melindungi ASN itu. “Pemkab jangan jadi bekingan untuk ASN yang tersandung kasus hukum. Jangan sampai Bupati melindungi. Kami ingatkan sekali lagi. Jangan coba-coba membekingi ASN yang sedang diproses hukum,” teriak salah satu orator, Moh. Syafiudin.

    Demo sempat memanas karena tidak ada yang menemui mereka. Mahasiswa meminta Bupati untuk keluar langsung menemui mereka. Karena itu, para pendemo memaksa masuk ke dalam kantor Pemkab, namun dihalangi oleh aparat Kepolisian. Sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Namun beruntung aksi bisa diredam.

    Para mahasiswa pun melanjutkan orasi dan akhirnya membubarkan diri dengan tertib. Mereka mengancam akan melakukan demo lanjutan apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi. Sebelum ke Pemkab, Aliansi Mahasiswa Sumenep juga berunjukrasa ke Polres dan Kejaksaan Negeri Sumenep. (tem/kun)

  • 3 Titik Lokasi Tempat Menjual Uang Kuno Kertas dan Koin Terbaik di Madura

    3 Titik Lokasi Tempat Menjual Uang Kuno Kertas dan Koin Terbaik di Madura

    JABAR EKSPRES – Uang kuno baik kertas maupun koin tidak hanya sekadar barang koleksi saja, tetapi juga memberikan keuntungan secara ekonomi.

    Memang uang kuno tersebut bukan untuk transaksi jual beli, melainkan untuk dijual kepada kolektor yang siap merogoh kocek dalam-dalam.

    Perlu diketahui bahwa ada beberapa seri uang kuno tertentu yang memang dibanderol mahal, biasanya yang sangat langka dan kondisinya sangat baik.

    Bagi masyarakat Madura yang ada di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, yang memiliki uang kuno patut bahagia dengan kabar tersebut.

    BACA JUGA: Titik Lokasi Tempat Menjual Uang Kuno Kertas dan Koin Terbaik di Purwokerto

    Ada beberapa tempat yang bisa kalian kunjungi untuk menjual koleksi barang antik yang dimilik di rumah.

    Daftar Tempat Menjual Uang Kuno di Madura1. Pasar Tradisional di Madura

    Pertama-tama kalian bisa mendatangi sejumlah pasar tradisional di Madura, baik yang ada di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

    Di Bangkalan misalnya ada pasar tradisional yang berada di Jalan Halim Perdana Kusuma, Area Sawah, Mlajah.

    Atau di Sampang ada Pasar Tradsional Camplong yang berada di Jalan Raya Pesisir Barat, Dharma Camplong.

    Juga di Pamekasan ada Pasar Kolpajung yang beralamat di Jalan Ronggosukowati, Kolpajung, Pamekasan.

    Bisa dicoba juga untuk datang ke Pasar Anom Baru Sumenep yang ada di Jalan Trunojoyo, Gudang, Kolor.

    2. Toko Barang Antik di Madura

    Kedua bisa dengan mendatangi sejumlah toko yang secara khusus menjadi tempat jual beli barang antik.

    Seperti toko Herman Permata yang berada di Jalan Lawangan Daya Gang III, Tebana, Pademawu, Pamekasan.

    Toko Madura Art Shop yang berada di Ambaan, Aengbaja Raja, Bluto, Sumenep.

    3. Komunitas Pencinta Uang Kuno di Madura

    Kemudian bisa juga dengan menjualnya di sejumlah komunitas pencinta uang kuno yang ada di Madura.

    Komunitas pencinta uang kuno ini bisa ditemukan secara offline maupun online, misalnya melalui media sosial Facebook.

    Di Facebook berpotensi untuk bertemu dengan para pencinta uang kuno yang siap membeli koleksi kalian dengan mahal.

  • Dukung Ketahanan Pangan, Wabup Sumenep dan Forkopimda ‘Nyemplung’ Sawah, Panen Jagung Bareng Petani

    Dukung Ketahanan Pangan, Wabup Sumenep dan Forkopimda ‘Nyemplung’ Sawah, Panen Jagung Bareng Petani

    Sumenep (beritajatim.com) – Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim dan jajaran Forkopimda langsung ‘nyemplung’ sawah untuk memanen jagung bersama masyarakat di Desa Ellak Daya, Kecamatan Lenteng. Panen bersama itu merupakan upaya memperkuat ketahanan pangan nasional di daerah.

    “Momentum panen raya ini bukan sekadar ajang seremoni. Kehadiran kami dan Forkopimda di tengah petani menjadi bukti komitmen dalam mendukung swasembada pangan dan mendorong kemandirian ekonomi berbasis sektor pertanian,” kata Wakil Bupati Sumenep, Imam Fauzi, Selasa (27/05/2025).

    Ia sangat mengapresiasi para petani yang produktif dan konsisten mendukung program swasembada pangan. Pemerintah Daerah juga berkomitmen untuk terus hadir bersama masyarakat untuk memberi dukungan nyata, baik melalui bantuan teknis, sarana produksi, maupun pendampingan.

    “Panen ini adalah hasil dari kerja keras bersama dan bukti bahwa kolaborasi antar pihak mampu memperkuat ketahanan pangan di Sumenep,” tandasnya.

    Sementara Kapolres Sumenep AKBP Rivanda menekankan pentingnya pengawalan distribusi pangan agar hasil panen benar-benar sampai ke masyarakat tanpa hambatan.

    “Kami siap mendukung stabilitas dan keamanan sektor pertanian, termasuk mengawal distribusi hasil panen ini,” ujarnya.

    Sedangkan Dandim 0827 menegaskan peran strategis TNI dalam mendampingi petani, mulai dari tahap olah lahan hingga panen. Karena ketahanan pangan tidak bisa berdiri sendiri tanpa sinergi semua pihak.

    Kegiatan panen jagung ini turut melibatkan kelompok tani dan masyarakat sekitar. Para petani menyambut antusias kehadiran tiga pilar daerah tersebut, yang memberikan semangat sekaligus membuka ruang dialog soal tantangan pertanian di tingkat bawah.

    Langkah ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru bagi petani Sumenep untuk terus produktif dan berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan di Kecamatan Lenteng khususnya dan Kabupaten Sumenep umumnya. (tem/ted)