kab/kota: Sumenep

  • Warga Sumenep Keluhkan Elpiji Masih Langka, Pemkab Bersikukuh Sudah Dapat Tambahan Kuota

    Warga Sumenep Keluhkan Elpiji Masih Langka, Pemkab Bersikukuh Sudah Dapat Tambahan Kuota

    Sumenep (beritajatim.com) – Hampir dua minggu belakangan ini, di Sumenep elpiji 3 kg menjadi barang langka yang banyak diburu. Para ibu mengeluhkan sulitnya mendapatkan elpiji. Kalaupun ada, harganya melonjak.

    “Biasanya kan harganya Rp 20.000. Sekarang sudah tidak ada yang menjual dengan harga segitu. Dapat harga Rp 22.000 sudah paling murah. Ada yang jual dengan harga Rp 25.000 per tabung,” kata Eka, salah satu pengguna elpiji 3 kg, Jumat (13/06/2025).

    Menurutnya, kelangkaan elpiji terjadi sejak menjelang Idul Adha. Kalaupun ada, harganya bisa mencapai Rp 30.000 per tabung. Namun hingga satu minggu setelah Idul Adha, warga masih kesulitan mendapatkan elpiji.

    “Harus keliling cari elpiji. Harus pesan dulu ke toko yang jual. Kalau gak pesan, bisa gak kebagian. Susah kalau seperti ini terus,” ujar Eka.

    Sementara Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setkab Sumenep, Dadang Dedy Iskandar mengatakan bahwa kelangkaan elpiji 3 kg itu bukan karena tersendatnya distribusi, tetapi karena meningkatnya permintaan masyarakat.

    “Menjelang Idul Adha, permintaan elpiji 3 kg cukup tinggi. Apalagi juga bersamaan dengan hajian danw liburan. Mangkanya terkesan langka. Padahal distribusinya normal,” terangnya.

    Bahkan Dadang mengklaim bahwa Pemkab Sumenep telah mengajukan tambahan kuota elpiji ke Pertamina sebanyak 30.000 tabung. Permintaan tersebut telah direalisasikan satu hari sebelum Idul Adha.

    “Jadi sebenarnya tidak ada kendala dalam distribusi elpiji dari Pertamina. Bahkan kuotanya sudah ditambah sesuai permintaan Pemkab, demi mengimbangi naiknya kebutuhan masyarakat akan elpiji,” paparnya.

    Hal berbeda diungkapkan Sahniya, salah satu pedagang elpiji di Pasar Lama Sumenep. Menurutnya, dirinya juga kesulitan saat akan ‘kulakan’ elpiji, karena harus rebutan dengan pengecer-pengecer lain. Itu terjadi sejak sebelum Idul Adha.

    “Hampir 1 bulan kalau gak salah, kondisi elpiji 3 kg seperti ini. Susah dapatnya. Harus rebutan. Ya akhirnya saya juga harus menaikkan harga jual ke konsumen seperti yang lain. Disini saya jual Rp 22.000 per tabung,” terangnya. (tem/ian)

  • 32 Ruas Jalan di Jakarta Ditutup Akhir Juni 2025, Ini Jalur Alternatif yang Bisa Dilalui
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Juni 2025

    32 Ruas Jalan di Jakarta Ditutup Akhir Juni 2025, Ini Jalur Alternatif yang Bisa Dilalui Megapolitan 13 Juni 2025

    32 Ruas Jalan di Jakarta Ditutup Akhir Juni 2025, Ini Jalur Alternatif yang Bisa Dilalui
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta akan menerapkan rekayasa lalu lintas sehubungan penutupan 32 ruas jalan pada Minggu, (29/6/2025).
    Penutupan jalan tersebut karena ada pelaksanaan
    Jakarta International Marathon 2025
    yang digelar pada Minggu, (29/6/2025).
    Kegiatan ini akan dimulai pukul 03.30 WIB hingga 11.30 WIB dengan titik start di Monumen Nasional (Monas) dan finis di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
    Kepala
    Dishub DKI Jakarta
    Syafrin Liputo menyatakan bahwa kegiatan ini akan melibatkan penutupan dan pengalihan lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang dilintasi oleh peserta lari.
    “Pengalihan arus lalu lintas dilakukan dengan menutup jalan menggunakan barikade, water barriers, dan traffic cone,” ujar Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (13/6/2025).
    Adapun 32 ruas jalan yang akan ditutup sebagai berikut:
    1.  Jalan Medan Merdeka Barat sisi Timur
    2. Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan M.H. Thamrin sisi Timur
    3. Simpang Jalan Kebon Sirih – Jalan M.H. Thamrin sisi Timur
    4. Simpang Jalan Wahid Hasyim – Jalan M.H. Thamrin sisi Timur
    5. Jalan M.H. Thamrin sisi Timur (Bundaran HI sisi Timur)
    6. Simpang Jalan Agus Salim – Jalan Imam Bonjol
    7. Simpang Jalan H.O.S. Cokroaminoto – Jalan Imam Bonjol
    8. Jalan Imam Bonjol Jalan H.O.S. Cokroaminoto
    9. Simpang Jalan H.O.S. Cokroaminoto – Jalan DR Kusuma Atmaja
    10. Simpang Jalan H.O.S. Cokroaminoto – Jalan Cianjur
    11. Simpang Jalan H.O.S. Cokroaminoto – Jalan Sumenep
    12. Simpang Jalan Gembira – Jalan H.R. Rasuna Said
    14. Jalan H.R. Rasuna Said sisi Timur (jalur cepat)
    15. Jalan H.R. Rasuna Said sisi Barat (jalur Transjakarta)
    16. Jalan Underpass Mampang Kuningan
    17. Jalan Mampang Prapatan Raya (jalur Transjakarta)
    18. Jalan Jenderal Sudirman
    19. Jalan Dr. Satrio
    20. Jalan Senopati
    21. Jalan Underpass Pattimura
    22. Jalan Sultan Hasanudin
    23. Jalan Iskandarsyah Raya
    24. Jalan Prapanca Raya
    25. Jalan Pangeran Antasari
    26. Jalan Sisingamangaraja
    27. Jalan Semanggi
    28. Jalan Terowongan Semanggi sisi Timur
    29. Jalan Gatot Subroto
    30. Jalan Gerbang Pemuda sisi Timur
    31. Jalan Gelora Bung Karno (GBK)
    32. Jalan Pattimura
    Dishub DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah rute alternatif bagi masyarakat untuk tetap bisa beraktivitas selama acara berlangsung, sebagai berikut:
    – Harmoni ke Senen via Juanda – Jalan Lapangan Banteng Barat – Jalan Pejambon – Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Ridwan Rais – Jalan Arief Rahman Hakim – Jalan Kwitang Raya dan seterusnya.
    – Harmoni menuju Semanggi dapat melalui Jalan Suryapranoto – Jalan Balikpapan – Jalan Kyai Caringin – Jalan Tomang Raya – Jalan S Parman – Jalan Gatot Subroto dan seterusnya.
    – Dari arah Timur (Taman Suropati) menuju Barat (Tanah Abang) dapat melalui Jalan Teuku Umar – Jalan Cut Mutia – Jalan Menteng Raya – Jalan Ridwan Rais – Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Medan Merdeka Utara dan seterusnya.
    – Lalu lintas dari Penjernihan menuju ke Stasiun Manggarai dapat melalui Jalan Penjernihan – Jalan R.M Margono Djojohadikoesomo – Jalan Galunggung – Jalan Sultan Agung dan seterusnya.
    – Lalu lintas dari Timur (Stasiun Manggarai) menuju ke Timur (Benhil) dapat melalui Jalan Sultan Agung – Jalan Galunggung – Jalan Karet Pasar Baru Timur III – Jalan Karet Pasar Baru Timur II – Jalan Penjernihan.
    – Warga sekitar Kawasan Jalan Blora, Jalan Sumenep, Jalan Purworejo, dan Jalan Blora dapat menggunakan Jalan Latuharhary – Jalan Sultan Agung – Jalan Galunggung.
    – Lalu lintas dari Timur (Taman Suropati) menuju ke Timur (Stasiun Karet) dapat menggunakan Jalan Madiun – Jalan Galunggung – Jalan Karet Pasar Baru Timur III – Jalan Karet Pasar Baru Timur II – Jalan Penjernihan.
    -Warga sekitar Kawasan Pedurenan dan Setiabudi untuk menuju Utara (Taman Menteng) dapat melalui Jalan H. R.
    Rasuna Said sisi Barat – Jalan Sumenep – Jalan Latuharhary – Jalan Cimahi – Jalan Taman Sunda Kelapa – Jalan Taman Suropati – dan seterusnya.
    – Lalu lintas dari arah Timur (Pasar Rumput) menuju ke Selatan (Mampang Prapatan) dapat menggunakan Jalan Galunggung – Jalan Gembira – Jalan Kuningan Persada – Jalan H.R. Rasuna Said jalur lambat – Jalan terusan H. R Rasuna Said – Jalan Mampang Prapatan.
    – Lalu lintas dari Barat (Karet) menuju Timur (Kampung Melayu) dapat menggunakan Jalan Mas Mansyur – Jalan Layang Non Tol Kasablanka – Jalan Kasablanka Raya – Jalan Abdullah Syafei.
    – Lalu lintas dari Timur (Kampung Melayu) menuju Barat (Stasiun Palmerah) dapat menggunakan Jalan KH. Abdullah Syafei – Jalan Casablanka Raya – JLNT Dr. Satrio atau Jalan Dr. Satrio – Jalan Mas Mansyur – Jalan Penjernihan – Jalan Pejompongan Raya – Jalan Palmerah Timur 1.
    – Lalu lintas dari Barat (Slipi) menuju Utara (Monas) dapat menggunakan Jalan Gatot Subroto – Jalan Sudirman sisi Barat – Jalan M.H. Thamrin sisi Barat.
    – Lalu lintas dari Selatan (Benhil) menuju Utara (Monas) dapat menggunakan Jalan Sudirman sisi Barat – Jalan M.H. Thamrin sisi Barat – dst.
    – Lalu lintas dari Timur (Kampung Melayu) menuju Selatan (Mampang Prapatan) dapat menggunakan Jalan KH. Abdullah Syafei – Jalan Casablanka Raya – Jalan H.R. Rasuna Said – Jalan Terusan Rasuna Said – Jalan Mampang Prapatan.
    – Lalu lintas dari Selatan (Simpang Kuningan) menuju Utara (Setiabudi) dapat menggunakan Jalan H.R. Rasuna Said – Jalan Pedurenan.
    – Lalu lintas dari Barat (Patra) menuju Timur (Cawang) dapat menggunakan Jalan Gatot Subroto – Jalan M.T. Haryono – Cawang.
    – Lalu lintas dari Timur (Cawang) menuju Barat (Slipi) dapat menggunakan Kupingan Besar Semanggi – Jalan Jenderal Sudirman – Jalan Mas Mansyur – Jalan Penjernihan – Jalan Pejompongan Raya – Kupingan Pejompongan Raya – Jalan Gatot Subroto.
    – Lalu lintas dari Selatan (Blok M) menuju Utara (Semanggi) dapat menggunakan Jalan Panglima Polim – Jalan Kyai Maja – Jalan Pakubuowo – Jalan Hang Lekir – Jalan Asia Afrika – Jalan Gerbang Pemuda – Jalan Gatot Subroto – Semanggi.
    – Masyarakat di sekitar Kawasan Dharmawangsa dan Brawijaya yang ingin bepergian ke arah Utara (Blok M) dapat menggunakan Jalan Fatmawati Raya – Jalan Panglima Polim – dst.
    – Lalu lintas dari Selatan (Antasari) menuju Utara (Mabes Polri) dapat menggunakan Jalan Brawijaya – Jalan Fatmawati Raya – Jalan Panglima Polim – Jalan Trunojoyo.
    – Masyarakat di sekitar Kawasan sisi Timur Jalan Prapanca Raya (Jalan Bangka, Jalan Wijaya 1, Jalan Kemang Raya) yang ingin bepergian ke arah barat (Blok M) dapat menggunakan Jalan Bangka Raya – Jalan Kapten Tendean – Jalan Wolter Monginsidi – Jalan Trunojoyo – Jalan Panglima Polim.
    – Lalu lintas dari Timur (Mampang Prapatan) menuju Barat (Blok M) dapat menggunakan Jalan Tendean – Jalan Wolter Monginsidi – Jalan Trunojoyo – Jalan Panglima Polim.
    – Lalu lintas dari Utara (Senopati) menuju Timur (Cawang) dapat menggunakan Jalan Suryo – Jalan Tendean – Jalan Gatot Subroto – Jalan M.T. Haryono.
    – Lalu lintas dari arah Selatan (Kemang) menuju Utara (Kuningan) dapat menggunakan Jalan Mampang Prapatan Raya – Jalan Terusan H. R. Rasuna Said – Jalan H.R. Rasuna Said.
    – Lalu lintas dari arah Timur (Mampang VIII) menuju Barat (Mampang VII) dapat menggunakan Jalan Mampang Prapatan Raya – berputar di U-turn Simpang Jalan Duren Tiga Selatan – Jalan Mampang Raya.
    – Lalu lintas dari arah Timur (Pancoran) menuju Barat (Kemang) dapat menggunakan Jalan KH Guru Amin – Jalan Duren Tiga Raya – Jalan Mampang Prapatan Raya – simpang Jalan Duren Tiga Selatan – Jalan Mampang Prapatan Raya – Jalan Duren Bangka.
    – Masyarakat di sekitar Kawasan sisi Timur Jalan Pattimura (Jalan Galuh, Jalan Mataram Raya, Jalan Kertanegara) yang ingin bepergian ke arah Selatan (Blok M) dapat menggunakan Jalan Senopati – Jalan Suryo – Jalan Wolter Monginsidi – Jalan Trunojoyo – Jalan Panglima Polim.
    – Masyarakat di sekitar Kawasan sisi Timur Jalan Sisingamangaraja yang ingin bepergian ke arah timur (Kuningan) dapat menggunakan Jalan Sisingamangaraja sisi Timur – Jalan Raden Patah II – Jalan Raden Patah I – Jalan Trunojoyo – Jalan Wolter Monginsidi – Jalan Gunawarman – Jalan Senopati – Jalan Suryo – Jalan Kapten Tendean.
    Masyarakat diimbau merencanakan perjalanan lebih awal dan menyesuaikan jadwal aktivitas agar tidak terdampak oleh pengalihan arus akibat Jakarta International Marathon 2025.
    “Masyarakat kami minta untuk menghindari kawasan rute marathon selama pelaksanaan acara, serta mengikuti arahan petugas di lapangan. Koordinasi juga telah dilakukan bersama kepolisian, Satpol PP, dan panitia untuk memastikan kelancaran kegiatan ini,” ujar Syafrin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab Sumenep Bentuk Tim Dampingi Santriwati, Korban Pencabulan Ustaz Pesantren di Pulau Kangean

    Pemkab Sumenep Bentuk Tim Dampingi Santriwati, Korban Pencabulan Ustaz Pesantren di Pulau Kangean

    Sumenep (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, akan memberikan perhatian khusus pada para santriwati korban pencabulan oknum ustad, pengasuh salah satu Pondok Pesantren di Pulau Kangean.

    “Kami akan membentuk tim untuk mendampingi para santri yang menjadi korban rudapaksa oknum ustad di salah satu  pondok pesantren Pulau Kangean,” kata Wakil Bupati Sumenep, Imam Hasyim, Kamis (12/06/2025).

    Ia menjelaskan, pendampingan tersebut untuk menghindari dampak psikologis yang dialami para korban. Pemkab akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, untuk rencana tersebut.

    “Pendampingan itu perlu dilakukan agar para korban tidak mengalami tekanan mental berat yang dapat menyebabkan depresi,” ujarnya.

    Ia mengaku prihatin atas kasus tersebut. Menurutnya, perbuatan pelaku telah mencederai kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan berbasis agama.

    “Langkah polisi mengamankan pelaku patut diapresiasi. Ini penting untuk meredam kemarahan masyarakat dan mencegah terjadinya aksi main hakim sendiri,” kata Imam.

    Sebelumnya, Moh. Sahnan (51), warga Dusun Sumber, Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, ditetapkan ssbagao tersangka pelaku pencabulan santri di salah satu Pondok Pesantren di Kangean.

    Ulah bejat pelaku terbongkar saat salah satu korbannya berinisial F, melaporkan ke polisi. F menceritakan awal mula dirinya mendapatkan perlakuan tak senonoh dari pelaku.

    F diminta pelaku mengambil air dingin dan mengantarkannya ke dalam kamar pelaku. Saat di dalam kamar itulah, tersangka lalu melancarkan aksinya.

    Saat itu, korban takut untuk melawan karena tersangka adalah pemilik atau pengasuh Pondok pesantren. Usai melakukan rudapaksa, tersangka meminta korban untuk tidak menceritakan kepada siapapun tentang kejadian itu. Namun ternyata, 5 hari kemudian, tersangka dengan modus yang sama kembali melakukan rudapaksa terhadap korban.

    [irp posts=”1368066″ ]

    Bahkan berdasarkan hasil penyelidikan Tim PPA dan Resmob Polres Sumenep, diketahui bahwa korban pencabulan Moh. Sahnan bukan hanya F. Selain F, ada 9 anak lain yang juga menjadi korban.

    Sementara versi Kuasa Hukum para korban, Salamet Riadi, korban pencabulan tersangka sekitar 20 orang. Namun tidak semua berani melapor, mengingat pelakunya adalah pengasuh Pondok Pesantren mereka. [tem/aje]

  • 334 Kopdes Merah Putih di Sumenep Terbentuk, Sempat Molor Tunggu Kepulauan

    334 Kopdes Merah Putih di Sumenep Terbentuk, Sempat Molor Tunggu Kepulauan

    Sumenep (beritajatim.com) – Sebanyak 334 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih telah terbentuk di seluruh desa dan kelurahan yang tersebar di 27 Kecamatan di Kabupaten Sumenep.

    “Awalnya pembentukan Kopdes Merah Putih itu ditargetkan selesai 31 Mei. Ternyata mundur hingga 4 Juni karena ada keterlambatan di Kecamatan Kepulauan. Tapi Alhamdulillah, ini capaian yang sangat menggembirakan,” kata Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Sumenep, M. Ramli, Kamis (12/6/2025).

    Ia menjelaskan, Kopdes Merah Putih tersebut dibentuk melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus). Dari 334 Kopdes Merah Putih tersebut, 316 diantaranya telah menyerahkan berkas ke notaris untuk proses pengesahan badan hukum. Sedangkan 18 desa lainnya masih menunggu penjadwalan kehadiran tiga pengurus koperasi, yang merupakan syarat wajib dalam proses pencatatan notaris.

    “Dari 317 berkas yang telah dikirim ke Kementerian Hukum dan HAM, Alhamdulillah 210 diantaranya telah mendapat pengesahan resmi sebagai badan hukum. Sisanya, yakni sebanyak 116 koperasi masih dalam proses finalisasi di pusat,” terangnya.

    Ramli menargetkan seluruh Kopdes Merah Putih telah berbadan hukum sebelum 12 Juli 2025, karena pada tanggal tersebut akan dijadikan momentum peluncuran nasional Kopdes Merah Putih, sekaligus memperingati Hari Koperasi Nasional.

    Menurutnya seluruh Kopdes Merah Putih di Sumenep merupakan koperasi baru, bukan revitalisasi dari koperasi lama. Dalam Musdesus telah disepakat membentuk koperasi baru agar lebih sesuai dengan kebutuhan saat ini.

    “Tetapi pengurus koperasi lama juga banyak yang terlibat kembali sebagai bagian dari koperasi baru. Karena Koperasi Merah Putih ini milik semua warga desa,” tandasnya. [tem/suf]

  • PA Sumenep: Gugatan Cerai dari Pihak Istri di 2025 Meningkat

    PA Sumenep: Gugatan Cerai dari Pihak Istri di 2025 Meningkat

    Sumenep (beritajatim.com) – Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Sumenep mencatat lonjakan gugatan cerai dari pihak istri selama lima bulan pertama tahun 2025. Berdasarkan data resmi, hingga Mei 2025, tercatat 810 perkara perceraian didaftarkan, dengan 525 di antaranya merupakan cerai gugat yang diajukan oleh istri. Angka ini menunjukkan dominasi perempuan sebagai penggugat cerai di Sumenep.

    Ketua PA Sumenep, Moh. Jatim, menyampaikan bahwa tren ini mengalami pergeseran dibandingkan dengan pola perceraian beberapa tahun lalu, di mana pihak suami lebih sering mengajukan cerai talak.

    “Walaupun fenomena ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Sumenep. Di kota-kota lain juga terjadi hal yang sama. Lebih banyak istri yang menggugat cerai dibanding suami,” ujarnya, Rabu (11/6/2025).

    Selama tahun 2024, total perkara perceraian yang diputus hakim sebanyak 1.422 kasus, dengan cerai talak sebanyak 455 dan cerai gugat sebanyak 967. Sementara pada 2025, dari 810 perkara yang masuk hingga Mei, sebanyak 565 perkara telah diputus, terdiri dari 189 cerai talak dan 376 cerai gugat.

    Menurut Moh. Jatim, tidak semua perkara yang didaftarkan akan berakhir di persidangan. Beberapa kasus bisa diselesaikan melalui mediasi atau pencabutan gugatan sebelum proses persidangan selesai. “Jumlah perkara yang didaftarkan cukup banyak. Tetapi tidak semuanya diputus. Ada yang dicabut gugatannya, jadi batal bercerai. Ada juga yang bisa selesai melalui mediasi,” terangnya.

    Ia memperkirakan angka perceraian tahun ini akan melebihi total perkara pada 2024. “Artinya kalau data sampai Mei saja sudah lebih dari 800 gugatan yang didaftarkan, maka sampai Desember akan jauh di atas 1.000 perkara. Bisa-bisa bulan depan saja sudah mencapai 1.000 perkara yang didaftarkan,” ujarnya.

    Dari analisis yang dilakukan PA Sumenep, penyebab utama gugatan perceraian masih berkutat pada persoalan ekonomi. Banyak kasus diajukan karena suami tidak memenuhi kewajiban memberi nafkah, atau memberikan nafkah namun jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan keluarga. “Pertamanya masih mencoba sabar, kemudian sabar lagi, sabar lagi. Lama-lama tidak kuat dan akhirnya mengajukan gugatan perceraian,” tambahnya.

    Pergeseran dominasi penggugat cerai ini dinilai sebagai refleksi dari meningkatnya keberanian dan kesadaran perempuan untuk memperjuangkan haknya ketika menghadapi ketimpangan dalam kehidupan rumah tangga. [tem/beq]

  • Pengasuh Ponpes Perk*sa Belasan Santri, Sebagian Korban Terpaksa Aborsi, Pelaku Dibekuk di Situbondo

    Pengasuh Ponpes Perk*sa Belasan Santri, Sebagian Korban Terpaksa Aborsi, Pelaku Dibekuk di Situbondo

    GELORA.CO  — Seorang oknum pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Sumenep, Jawa Timur berinisial S diduga melakukan pemerkosaan terhadap belasan santri di ponpes tersebut.

    Tim Reserse Mobil (Resmob) Polres Sumenep, berhasil menangkap S, yang diketahui memiliki dua istri sah itu di wilayah hukum Kabupaten Situbondo

    Pelaksana Tugas Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Plt Kasi Humas) Polres Sumenep, AKP Widiarti, membenarkan penangkapan tersebut.

    “Sudah berhasil kami tangkap,” kata Widiarti kepada Kompas.com di Sumenep, Selasa (10/6/2025). 

    Mantan Kapolsek Kota itu menambahkan, penangkapan terhadap tersangka di Situbondo karena pelaku berusaha melarikan diri.

    “Karena pelaku berusaha melarikan diri,” sambung Widiarti.

    Menurut Widiarti, polisi akan memeriksa dan meminta keterangan dari pelaku, yang diduga telah melakukan tindakan asusila terhadap para korban sejak sekitar 4 tahun lalu.

    Selain memeriksa pelaku, polisi juga akan meminta keterangan dari para korban.

    Sebagian korban yang telah dimintai keterangan diketahui pernah melakukan aborsi akibat perbuatan pelaku.

    Termasuk korban yang berkali-kali dipaksa melakukan tindakan asusila.

    Meski telah menangkap pelaku, Polres Sumenep belum menjelaskan dengan siapa pelaku melarikan diri ke luar kota.

    Termasuk apakah ada pihak lain yang membantu pelarian tersebut. 

    Saat ini, Camat Arjasa dan Polsek Kangean sedang mengupayakan langkah-langkah antisipatif guna meredam emosi warga.

    Sebab beredar kabar bahwa masyarakat akan main hakim sendiri setelah mendengar banyak pengakuan dari para korban perihal oknum pengasuh ponpes yang cabul tersebut

  • Audit PT Sumekar Selesai, Inspektorat Sumenep Belum Umumkan Hasilnya

    Audit PT Sumekar Selesai, Inspektorat Sumenep Belum Umumkan Hasilnya

    Sumenep (beritajatim.com) – Inspektorat Kabupaten Sumenep telah merampungkan audit terhadap PT Sumekar, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang tengah menghadapi krisis keuangan serius. Audit dilakukan atas permintaan resmi dari Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Kabupaten Sumenep.

    “Audit kami lakukan berdasarkan surat permohonan Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setkab Sumenep. Sekarang audit sudah selesai kami lakukan,” ujar Plt Inspektur Inspektorat Sumenep, Nurul Jamil, Selasa (10/06/2025).

    Meski telah selesai, Nurul menyatakan hasil audit belum dapat dipublikasikan karena masih dalam proses pelaporan kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo. Selanjutnya, hasil audit tersebut akan menjadi bahan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Sumekar.

    “Tindak lanjut hasil audit ini akan dibahas di RUPS. Jadi sekarang ini belum bisa dipublish,” jelasnya.

    PT Sumekar tercatat memiliki tunggakan gaji karyawan selama 22 bulan dengan total mencapai Rp 3,4 miliar. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap nasib para pegawai yang selama hampir dua tahun belum menerima haknya.

    Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setkab Sumenep, Dadang Dedy Iskandar menyampaikan bahwa pihaknya telah mengajukan beberapa opsi penyelesaian tunggakan. Salah satunya melalui penjualan aset perusahaan berupa kapal milik PT Sumekar.

    “Proses penjualannya nanti akan melibatkan tim appraisal agar nilai jualnya bisa diketahui secara akurat,” ungkap Dadang.

    Alternatif lain yang tengah dipertimbangkan adalah memanfaatkan barang bukti (BB) yang saat ini masih berada di Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep. Jika barang tersebut diserahkan kembali, nilainya yang lebih dari Rp 3 miliar dapat digunakan untuk membayar gaji karyawan yang tertunggak.

    PT Sumekar merupakan BUMD yang bergerak di bidang jasa pelayaran laut ke wilayah kepulauan. Kapal milik PT Sumekar, Dharma Bahari Sumekar (DBS), selama ini melayani rute pelayaran dari Pelabuhan Kalianget ke Pulau Kangean. [tem/beq]

  • Jemaah Haji Asal Sumenep Wafat Setelah Melontar Jumrah

    Jemaah Haji Asal Sumenep Wafat Setelah Melontar Jumrah

    Sumenep (beritajatim.com) – Kabar duka datang dari tanah suci. Seorang jemaah haji asal Kabupaten Sumenep meninggal di Makkah. Jemaah atas nama Misnatun bin Huddin, warga Desa Dasuk Timur, Kecamatan Dasuk tersebut meninggal karena sakit. Almarhum meninggal di Hotel Durrot Asma Misfalah, setelah sebelumnya mengeluhkan sesak napas.

    “Waktu mengeluh sesak nafas, beliau ini langsung ditangani tim kesehatan. Namun saat hendak dirujuk ke rumah sakit, Pak Misnatun meninggal dunia,” kata Plh. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Sumenep, Said Syamsuri, Senin (09/06/2025).

    Misnatun merupakan jemaah haji kloter 25 embarkasi Surabaya. Misnatun meninggal pada Minggu (08/06/2025) pukul 17.00 WIB waktu Arab Saudi.

    “Alhamdulilllah, almarhum telah menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji. Jadi beliau sudah menjalani wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta melontar jumrah. Saat kembali ke hotel itulah beliau merasa sesak nafas, kemudian meninggal,” terangnya.

    Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Abdul Wasid, menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya Misnatun.

    Menurutnya, apabila seorang jemaah meninggal di tanah suci setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji, merupakan sebuah bentuk kemuliaan. “Kepergian beliau Insya Allah mulia, berkah, husnul Khatimah. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Kami keluarga besar Kemenag Sumenep ikut berduka cita yang mendalam,” ucapnya.

    Wasid juga memberikan pesan kepada seluruh jemaah haji, agar terus menjaga kesehatan dan kebugaran fisik selama berada di Tanah Suci. “Selain aktivitas ibadah padat, kondisi cuaca disana perubahannya cukup ekstrem. Jadi harus benar-benar menjaga daya tahan tubuh,” ungkapnya. (tem/kun)

  • Kisah Jemaah Haji Sumenep Penuh Semangat Jalan Kaki Muzdalifah-Masjidil Haram

    Kisah Jemaah Haji Sumenep Penuh Semangat Jalan Kaki Muzdalifah-Masjidil Haram

    Jakarta

    Sejumlah jemaah haji asal Jawa Timur (Jatim) memilih berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Masjidil Haram yang berjarak kurang lebih 16 Km saat puncak haji. Mereka mengaku sudah berniat untuk jalan kaki saat puncak haji demi mengenang perjalanan haji era Nabi Muhammad.

    Salah satu jemaah yang berjalan kaki Muzdalifah-Masjidil Haram, Masudi (34), mengatakan dirinya berjalan kaki bersama 7 jemaah lain asal Sumenep. Dia mengatakan petugas haji telah meminta mereka naik bus, namun mereka memilih berjalan kaki dari Muzdalifah sejak Jumat (6/6) pukul 03.00 waktu Arab Saudi.

    “Alhamdulillah saat ini sudah selesai. Waktu wukuf itu alhamdulillah lancar. Dibawa bus ke Muzdalifah. Dari Muzdalifah itu saya jalan kaki terus ke Jamarat terus ke Haram untuk melakukan tawaf ifadah dan sai,” kata Masudi di Makkah, Minggu (8/6/2025).

    Setelah itu, Masudi dan kerabatnya kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak. Masudi dan kerabatnya kemudian naik taksi menuju terowongan menuju kawasan Mina.

    Masudi kembali berjalan kaki sekitar 4,5 Km dari terowongan ke tenda mabit. Dia harus berjalan kaki karena tak ada taksi yang boleh masuk area Mina saat puncak haji.

    Masudi mengatakan tak ada satupun yang mengeluh capek saat menempuh perjalanan itu. Dia mengatakan jalan kaki Muzdalifah ke Masjidil Haram memang telah diniatkan sejak berada di Sumenep.

    Masudi mengatakan dirinya dan rombongan kuat berjalan karena bantuan Allah. Apalagi, katanya, salah satu anggota rombongannya sempat sakit jelang keberangkatan ke Saudi. Masudi menyebut anggotanya itu jadi segar dan kuat berjalan jauh saat puncak haji.

    “Luar biasa, kagum, saya masih muda udah ini kaki. Saya nggak nyangka ini. Saya khawatirkan ini waktu mau berangkat ini (menunjuk rekannya) sakit. Sampai di sini, kalau nggak salah 5 hari kurang sehat. Pas pelaksanaan ibadah haji dia sehat banget,” ucapnya.

    “Ditanya mau jalan atau nunggu bus. Dia bilang ikut semua jalan kaki dari Muzdalidah,” ujarnya.

    Nafi mengatakan pengalaman tersebut membuat perjalanan hajinya terasa unik. Dia menyebut jalan kaki dari Muzdalifah ke Masjidil Haram juga membuatnya terbayang perjalanan haji era Nabi Muhammad ribuan tahun lalu.

    “Dulu Rasulullah nggak seperti sekarang kan sekarang jalan bagus lurus, Rasulullah itu naik gunung turun gunung nggak capek pak, gimana. Ya sudah saya ikutin. Alhamdulillah semangat semuanya sehat,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Muzdalifah dan Mina sendiri merupakan gurun pasir yang dikelilingi sejumlah gunung dan bukit berbatu. Saat ini, jemaah tak perlu lagi mendaki gunung karena sudah ada terowongan besar yang dibuat Arab Saudi untuk akses menuju kota Makkah di mana Masjidil Haram berada.

    Nafi pun menyampaikan apresiasi ke petugas haji yang telah melayani jemaah dengan baik. Dia mengatakan seluruh layanan ke jemaah diberikan dengan sangat baik sejak mereka tiba di Madinah, Makkah hingga puncak haji.

    “Hotel, makanan, alhamdulillah semua baik pelayanannya juga baik. Alhamdulillah semuanya sabar dan semuanya pengertian,” ucapnya.

    (haf/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 Juni 2025

    Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka Surabaya 8 Juni 2025

    Pertamina: Tambahan Alokasi 30.000 Elpiji 3 Kg di Sumenep Bukan karena Langka
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Beredar informasi elpiji bersubsidi 3 kilogram langka di Kabupaten
    Sumenep
    , Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Sumenep pun meminta tambahan kuota 30.000 tabung elpiji.
    Menanggapi hal ini, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melalui Sales Area untuk klaster Kabupaten Sumenep telah melakukan pengecekan lapangan, termasuk agen dan pangkalan, terkait kabar kelangkaan ini.
    Hasilnya, stok elpiji 3 kilogram masih aman. Tambahan kuota 30.000 tersebut berdasarkan permintaah Pemkab Sumenep untuk memenuhi kebutuhan pada momen
    Idul Adha
    .
    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga, Ahad Rahedi menyampaikan, Pertamina sudah melakukan pengecekan situasi di lapangan. Dari hasil penelusuran, stok elpiji bersubsidi 3 kilogram masih aman dan kondusif di tengah terjadinya peningkatan kebutuhan elpiji sejak bulan Syawal hingga Idul Adha.
    Peningkatan konsumsi pada momen Idul Adha ini sudah diantisipasi. Pemerintah Kabupaten Sumenep mengirimkan permohonan penambahan pasokan.
    “Koordinasi bersama pemerintah daerah setempat untuk konsumsi elpiji bersubsidi 3 kilogram merupakan hal yang sudah rutin dilaksanakan Pertamina sebagai antisipasi lonjakan konsumsi pada masa-masa tertentu, salah satunya momen Idul Adha ini,” kata Ahad kepada
    Kompas.com,
    Minggu (8/6/2024).
    “Sebagai hasil koordinasi bersama Pemerintah Kabupaten Sumenep, pada perayaan Idul Adha Jumat lalu (6/6/2025), Pertamina telah menyalurkan lebih dari 30.000 tabung dalam bentuk penyaluran fakultatif, yakni penyaluran tambahan di luar penyaluran reguler, jadi permintaan bukan atas dasar isu kelangkaan tetapi memang sudah ditetapkan pelaksanaannya,” tegas Ahad.
    Selanjutnya, Ahad menjelaskan, selama terjadinya lonjakan permintaan pada momen Idul Adha, Pertamina juga telah mengingatkan kepada seluruh pangkalan dan agen elpiji 3 kilogram untuk menyalurkan elpiji sesuai ketentuan, memprioritaskan konsumen pengguna langsung dengan harga sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 18.000.
    Pertamina juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mengimbau masyarakat melakukan pembelian secara wajar di pangkalan terdekat dan tidak
    panic buying
    memborong elpiji 3 kilogram.
    “Pertamina telah memprioritaskan penyaluran fakultatif untuk wilayah yang terindikasi mengalami kekurangan stok dan terus melakukan monitoring lebih lanjut bersama Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 kilogram. Dengan segala upaya dan antisipasi ini, diharapkan stok aman dan penyaluran kondusif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya Kabupaten Sumenep,” tutur Ahad.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.