Pagar Roboh Saat Karapan Sapi, 1 Pengunjung Meninggal
Tim Redaksi
SUMENEP, KOMPAS.com
– Sebuah tembok pembatas di lapangan
karapan sapi
, Desa Pangarangan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, roboh saat berlangsung
lomba karapan sapi
se-Madura, Minggu (22/6/2025).
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, menyebutkan bahwa insiden tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Korban meninggal dunia diketahui bernama Sueb (60), warga Desa Aeng Merah, Kecamatan Batuputih.
“Korban sempat dilarikan ke RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep dan dirawat secara intensif. Ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 19.40 WIB,” kata AKP Widiarti di Sumenep.
Sementara itu, tiga korban luka lainnya adalah Ahmad Baidi (40) yang mengalami patah tulang paha kanan, Sudahnan (55) dengan luka robek di mata kaki kanan, dan Aldi (35) yang mengeluh sakit di bagian punggung.
Dari keterangan saksi di lapangan, kejadian bermula saat penonton membludak dan sebagian di antaranya naik ke atas tembok pembatas sisi timur yang berada di garis finis.
“Panitia sempat mengimbau agar penonton tidak naik ke atas pagar tembok. Namun imbauan tersebut tidak diindahkan,” tambah Widiarti.
Akibat beban yang berlebih, tembok dengan panjang sekitar 25 meter dan tinggi 4 meter itu akhirnya roboh dan menimpa penonton yang berada di bawahnya.
“Para korban awalnya dibawa ke Puskesmas Pamolokan sebelum dirujuk ke RSUD dr. Moh. Anwar,” ungkap dia.
Diketahui, sebelum insiden terjadi, tembok pembatas sisi timur lapangan tersebut sudah dalam kondisi miring karena faktor usia dan minimnya perawatan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Sumenep
-
/data/photo/2025/06/23/6858903e5e2b2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pagar Roboh Saat Karapan Sapi, 1 Pengunjung Meninggal Surabaya 23 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/22/6857a4bb1aa90.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Kali Gagal Tanam Tembakau Akibat Kemarau Basah di Pamekasan Surabaya 23 Juni 2025
3 Kali Gagal Tanam Tembakau Akibat Kemarau Basah di Pamekasan
Tim Redaksi
PAMEKASAN, KOMPAS.com
–
Kemarau basah
membuat
petani tembakau
resah di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Minggu (22/6/2025).
Fudi (45) warga Desa Laden Kec. Pamekasan mengalami kegagalan sampai tiga kali tanam
bibit tembakau
.
“Saya sudah tiga kali tanam bibit gagal. Bibit membusuk akibat terkena hujan,” kata Fudi.
Dikatakan, bibit belum tumbuh baik tapi sudah turun hujan. Sehingga bibit layu, membusuk dan akhirnya kering.
Tiga kali berturut-turut terjadi hal yang sama. Baru ditanam dua hari sudah diguyur hujan.
“Saya sempat putus asa. Tapi tetap masih berusaha tanam bibit keempat kalinya,” katanya.
Dia menjelaskan, jika bibit yang masih berumur satu dua hari rentan mati jika diguyur hujan.
Bahkan, beberapa kali akibat air hujan yang menggenang. Sehingga bibit terendam dan membusuk.
Fudi mengaku menanam sekitar 8 ribu bibit. Setelah diguyur hujan tersisa sekitar 500 bibit yang masih hidup.
Harganya mencapai Rp 45 ribu setiap satu bendel berisi 1.000 bibit.
Sehingga modal yang dikeluarkan berkisar Rp 3 juta lengkap dengan bayaran petani yang membantu menanam bibit.
Hal yang sama dirasakan Rohemah, 53, warga Dusun Srabunan, Desa Teja Timur, Pamekasan.
Dia menanam bibit mencapai 10.000 bibit dan sudah menanam kedua kalinya.
Setelah tanam bibit pertama gagal karena sawahnya direndam banjir.
“Bibit yang hidup hanya tersisa sedikit. Saat ini sudah menanam kedua kalinya,” katanya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Trunojoyo Sumenep, Madura, Radibyo Trihastyo mengungkapkan jika hujan diprediksi masih terjadi.
“Hujan bisa dimungkinkan masih terjadi. Karena pengaruh pusaran angin yang terjadi di wilayah sekitar Maluku dan Sulawesi yang membentuk awan dan berdampak ke Madura,” kata Radibyo.
Dia mengatakan, bisa dilihat perkembangannya selama sepekan ke depan.
Jika curah hujan turun kemungkinan hujan akan berkurang.
Radibyo menjelaskan jika ada pergeseran musim dibanding tahun sebelumnya.
Salah satunya akibat perubahan iklim.
“Jika dalam seminggu ke depan curah hujan turun, kemungkinan musim kemarau berakhir bulan ini,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Haji Ma’ruf dan HKI: Menuju Bangkitnya Industri Indonesia
PIKIRAN RAKYAT – Sosok Akhmad Ma’ruf Maulana atau yang akrab disapa Haji Ma’ruf, tidaklah asing di dunia industri. Kesuksesan pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur, 4 September 1969 ini pun telah menginspirasi banyak orang.
Bagaimana tidak? Berkat kerja keras dan usahanya, Haji Ma’ruf yang semula merupakan seorang perantau yang bekerja serabutan, telah sukses membangun ribuan hektare kawasan industri di Kepulauan Riau.
Kesuksesan itu pula yang membuat dirinya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) periode 2025-2029, dalam Musyawarah Nasional (Munas) IX HKI di Jakarta.
“Saya (pengusaha) suka uang, tapi uang bukan segala-galanya. Saya itu enggak bisa diukur dengan uang,” tegasnya.
Pernyataan Haji Ma’ruf tersebut tentu menarik, mengingat dirinya adalah seorang pengusaha kawasan industri besar di Indonesia. Wiraraja Group miliknya adalah kelompok perusahaan di sektor industri dan energi, yang punya peran strategis dalam lanskap industri energi nasional.
“Seperti kebanyakan orang, saya berangkat dari bukan siapa-siapa. Saya anak Madura, hidup di lingkungan masyarakat yang bisa dikatakan budayanya cukup keras dan religius. Saya lahir dari keluarga yang hidupnya pas-pasan. Ya, seperti banyak orang juga tahu, bagaimana kebanyakan keluarga Madura di masa itu. Nah, dari situ saya punya keinginan untuk mengubah hidup,” ucapnya.
Untuk mengubah arah hidupnya, ia pun merantau ke berbagai daerah, dari Papua sampai Jakarta. “Bekerja menyambung hidup juga macam-macam yang saya jalani, mulai dari jadi buruh cuci mobil, sampai jadi kernet bus trayek Blok M-Ciputat,” kenangnya.
“Dari (merantau) itu saya menerpa banyak sekali pengalaman dan wawasan, tapi intinya saya melihat keberhasilan orang itu dari disiplin atas kerja kerasnya. Saya sempat berpikir, kenapa orang itu bisa ya? Apakah saya juga bisa? Itu yang membentuk saya. Bagi saya, kalau orang lain bisa, kita juga wajib bisa! Pasti! Tidak ada yang tidak mungkin,” tuturnya.
Melihat Peluang
Sebelum dikenal sebagai pemilik kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau, perjalanan bisnis Haji Ma’ruf bermula dari industri plastik berskala kecil, lalu berkembang jadi satu pabrik, yang kemudian terus bertambah.
Saat krisis ekonomi datang menghantam, naluri bisnisnya justru datang menuntun. Ia melihat peluang untuk tidak hanya mengembangkan pabrik, tetapi juga membuat satu kawasan industri. Lalu, ketika dunia mulai sibuk bicara energi bersih, ia membuat satu lagi terobosan besar.
“Saya menangkap peluang, akhirnya saya masuk ke industri energi bersih. Intinya, kita melakukan sebuah perubahan di industri kita. Tentunya tidak serta merta meninggalkan sektor industri yang sudah ada. Jadi industri yang sudah ada kita tetap pertahankan, terus dikembangkan ke kawasan industri. Nah, dari situ kita ekspansi ke energi bersih,” ungkapnya.
Anak Yatim Piatu
Namun, perjalanannya juga tidak selalu mulus. Ada masa jatuh bangun yang juga ia lalui dalam perjalanannya sebagai seorang pengusaha. Ia mengenang, apa yang menjadi titik balik terbaik dalam hidupnya.
“Mungkin tidak bisa saya ceritakan dalam satu malam. Tapi begini, ada masanya bisnis saya jatuh juga. Sebelumnya—apa pun, saya selalu dikasih sama Allah, minta anak dikasih, istri cantik dikasih, semua perusahaan berkembang. Kemudian datang masa-masa sulit itu. Saya berpikir, apa yang salah dengan saya….?” tuturnya.
Cerita berlanjut. “Semakin saya pikir, semakin saya mencoba untuk evaluasi… Oh ya, akhirnya saya merasa, mungkin ada masanya juga saya nakal. Bisa jadi ada bisnis saya yang kotor. Pada titik itu, saya berusaha untuk membenahi diri. Saya minta selamat sama Allah. Bahkan, saya menjual sebagian aset saya dan mulai aktif memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu. Ternyata, justru dari situ saya menemukan sebuah arti hidup. Dan memang ternyata dalam berbisnis itu, ada hak untuk anak-anak yatim piatu. Saya percaya sekali itu!” tegasnya.
“Bahkan saya sekolahin dan ketika tamat sekolah, saya beri kesempatan untuk masuk ke industri saya,” katanya.
Nakhoda Industri Nasional
Menurut Haji Ma’ruf, posisi Indonesia dalam industri energi dunia sangat bagus, mengingat belum lama ini, Indonesia sudah membuka keran ekspor ke Singapura. Potensi ini sangat besar sebagai kekuatan ekonomi nasional terutama di Provinsi Kepulauan Riau.
“Kebetulan, kita dapat kepercayaan dari pemerintah, mulai dari hilirisasi pasir silika, sampai semikonduktor, kita dapat investasinya. Tetapi, ini harus kita kawal supaya segala perizinan dapat dipercepat dan dimudahkan, karena ada potensi yang sangat besar,” ucapnya.
Dengan pengalaman panjang membangun kawasan industri dari nol, dalam pidato pertamanya sebagai Ketua Umum HKI, ia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara HKI dan pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian RI, dan beberapa kementerian lainnya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih pasti dan kompetitif. Menurut dia, kawasan industri harus bisa menjadi penggerak perekonomian nasional berlandaskan nasionalisme, bukan semata mencari peruntungan. Ia menegaskan bahwa arah kebijakan HKI sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto serta akan aktif mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN).
Di momen itu juga, Haji Ma’ruf menekankan pentingnya membentuk Badan Kawasan Industri Nasional (BKIN) yang berada langsung di bawah pembinaan teknis Kementerian Perindustrian RI, serupa dengan peran Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), atau undang-undang kawasan industri karena ratusan anggota HKI investasi yang ada di dalamnya bukanlah sedikit, melainkan mencapai ribuan triliun.
“Kawasan industri membutuhkan payung hukum khusus. Dengan begitu, pelaku pengusaha HKI bukan hanya membangun kawasan industri, tetapi juga pemilik industri di dalamnya,” ucapnya.
Ia juga mengamini apa yang disampaikan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita yang hadir dalam Munas IX HKI.
“Pak Haji (Ma’ruf), saya kira tugasnya untuk menahkodai HKI ke depan tidak akan semakin mudah. Filosofi tongkat estafet itu adalah keberlanjutan, kontinuitas yang tidak boleh terputus,” ujar Menteri Agus.
“Dan kalau ada kepentingan bagi kita untuk memperkuat status kawasan industri, maka silahkan kita bahas bersama-sama Undang-Undang Kawasan Industri. Itulah sebabnya saya minta, coba kita kuantifikasi kontribusi dari kawasan industri terhadap perekonomian nasional, yang pastinya besar sekali,” kata Agus menambahkan.***
-
/data/photo/2025/06/19/6853f7ad19edb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Datangi Kantor PLN, Kepala Desa Keluhkan Setiap Hari Mati Lampu di Pulau Masalembo Surabaya 19 Juni 2025
Datangi Kantor PLN, Kepala Desa Keluhkan Setiap Hari Mati Lampu di Pulau Masalembo
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Ketua Komis I DPRD
Sumenep
Darul Hasyim Fath mendatangi Kantor PT
PLN
Unit Induk Distribusi Jawa Timur, di Surabaya, Kamis (19/6/2025).
Dia membawa beberapa kepala desa dari Pulau
Masalembo
, Sumenep untuk melaporkan kondisi penerangan listrik di pulau tersebut yang kerap kali mengalami
mati lampu
.
“Di beberapa desa di Masalembo, seperti Desa Masalima dan Desa Sukajeruk setiap hari mengalami mati lampu. Warga butuh pasokan listrik yang cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” kata Darul Hasyim.
Kecamatan Masalembo, menurut Darul, adalah daerah pemilihannya, sehingga dia mengaku memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan aspirasi warga Masalembo.
“Karena itu kami minta komitmen PLN Jatim untuk pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat demi kesejahteraan,” katanya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Senior Manager Komunikasi dan Umum, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Kemas Abdul Gaffur menyebut, pemenuhan kebutuhaan listrik di Pulau Masalembo telah masuk dalam rencana program Listrik Desa (Lisdes) PLN dengan target operasi pada tahun 2026.
PLN sebenarnya sedang membangun PLTS di Masalembo sejak 2023. “Namun mengalami kendala administrasi kepemilikan lahan di Desa Masalima,” kata dia.
Pihaknya mengaku sudah berkomitmen dengan berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan PLTS tersebut.
Sejak 12 Mei 2025, PLN sudah menambah waktu aliran listrik di Pulau Gili Raja Sumenep yang semula menyala 4 jam sehari, kini bisa menyala hingga 12 jam dalam sehari.
PLN menambah satu unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), dari sebelumnya 5 unit menjadi 6 unit.
Jumlah pelanggan PLN di Pulau Gili Raja tercatat sebanyak 2.453 pelanggan, dengan kapasitas pembangkit eksisting 1.110 kW dan beban puncak sampai 684 kW.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kedatangan Jemaah Haji Kloter 23-25 Padati Jalan Urip Sumoharjo Sumenep
Sumenep (beritajatim.com) – Jalan Urip Sumoharjo di sekitar GOR A. Yani Sumenep berubah menjadi lautan manusia sejak Rabu (18/6/2025) malam hingga Kamis (19/6/2025) pagi. Ribuan warga memadati ruas jalan tersebut untuk menyambut kedatangan jemaah haji asal Kabupaten Sumenep dari kloter 23, 24, dan 25.
Masyarakat tampak antusias berjalan kaki menuju area kedatangan di dalam kompleks GOR A. Yani. Meski kendaraan penjemput diparkir rapi di pinggir jalan, hanya satu mobil berstiker khusus yang diizinkan masuk ke dalam GOR.
“Aturan penjemputan ini kami berlakukan untuk mencegah penumpukan orang di dalam GOR. Yang lain silakan menunggu di luar,” kata Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas) Setkab Sumenep, Kamiluddin, Kamis (19/6/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa sekitar 80 jemaah memilih dijemput langsung oleh keluarga di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, dan tidak ikut dalam rombongan bus. “Memang boleh. Diperbolehkan jika jemaah haji ingin langsung dijemput keluarganya di Surabaya. Silakan disampaikan langsung ke petugas Kemenag Sumenep,” jelasnya.
Sementara jemaah yang ikut rombongan menggunakan armada bus yang telah disediakan oleh Pemkab Sumenep. Setibanya di GOR A. Yani, seluruh bus diarahkan masuk ke lapangan parkir, namun pintu bus belum dibuka hingga prosesi penyambutan resmi selesai dilakukan.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, hadir langsung menyambut kedatangan jemaah haji. Ia menyampaikan rasa syukur atas keselamatan dan kesehatan seluruh jemaah selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
“Kami mengucapkan selamat datang para tamu Allah. Selamat berkumpul kembali dengan keluarga. Kami tahu, para jemaah sudah rindu keluarganya. Keluarga di rumah juga pasti merindukan yang baru pulang dari Tanah Suci,” ujar Bupati.
Ia berharap seluruh ibadah yang dijalani selama di Makkah dan Madinah diterima oleh Allah SWT. “Semoga seluruh ibadahnya diterima Allah SWT dan menjadi haji yang mabrur. Semoga setelah berhaji ini, mampu meningkatkan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Menurut Bupati, Pemkab Sumenep terus berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji, baik saat keberangkatan maupun pemulangan, serta dalam hal pembinaan pra dan pasca haji.
“Alhamdulillah, tahun ini berjalan lancar, mulai pemberangkatan hingga pemulangan. Semua ini berkat kekompakan jemaah haji dan panitia. Kalau tidak kompak, pasti ada kendala. Tapi tahun ini semua saling mendukung,” pungkasnya. [tem/beq]
-

Jelang Kepulangan ke Tanah Air, Satu Jemaah Haji Sumenep Meninggal di Makkah
Sumenep (beritajatim.com) – Seorang jemaah haji asal Kabupaten Sumenep meninggal di tanah suci. Jemaah tersebut atas nama H. Sulahwan bin Motaram (81), warga Dusun Gunung Pekol RT 004/RW 002, Desa Banuaju Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, yang tergabung dalam kloter 24.
“Jemaah ini sempat dirawat di Rumah Sakit Al-Noor, Makkah mulai 16 Juni 2025. Jemaah ini dirawat karena sesak nafas serta komplikasi penyakit lain,” kata Plh. Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU), Kantor Kementerian Agama Sumenep, Said Syamsuri, Rabu (18/06/2025).
Berdasarkan informasi yang diterima Kantor Kementerian Agama Sumenep, H. Sulahwan meninggal pada Selasa (17/06/2025) pukul 19.00 waktu Arab Saudi.
“Almarhum berangkat ke tanah suci sendirian, tanpa pendamping dari pihak keluarga. Tapi petugas haji maupun petugas kesehatan haji kami selalu memberikan pendampingan pada beliau, mulai awal hingga akhir,” terang Said.
Keluarga besar Kemenag Sumenep pun menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum. ‘Semoga beliau husnul khatimah dan menjadi ahli surga,” ucapnya.
H. Sulahwan merupakan jemaah haji Sumenep kedua yang meninggal di tanah suci saat musim haji 2025. Sebelumnya, jemaah haji atas nama Misnatun binti Huddin, warga Desa Dasuk Timur, Kecamatan Dasuk, meninggal di Makkah pada Minggu (08/06/2024) waktu setempat. Misnatun merupakan jemaah haji yang tergabung dalam Kloter 25. (tem/ian)
-

Pencarian Penumpang Kapal Lompat ke Laut di Sumenep Terhambat Cuaca
Sumenep (beritajatim.com) – Pencarian terhadap Rahmat (49), warga Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Madura yang melompat ke laut dari Kapal Sabuk Nusantara 91, hingga saat ini belum membuahkan hasil.
“Pencarian terhambat cuaca, yakni gelombang tinggi dan hujan. Karena itu, kami tidak bisa melakukan pencarian terlalu ke tengah,” kata Koordinator Basarnas Sumenep Imam Nahrawi, Rabu (18/06/2025).
Memurutnya, Basarnas telah melakukan pemetaan arah di perairan tempat kejadian. Korban kemungkinan terbawa arus ke arah tenggara. “Karena itu, petugas mulai memfokuskan pencarian ke wilayah tenggara. Tapi belum membuahkan hasil. Pencarian masih akan kami lakukan,” ungkapnya.
Sementara Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Raas, Wahid Hasyim Asyari mengaku telah berkoordinasi dengan nelayan di Pulau Raas agar membantu proses pencairan Rahmat.
“Penyisiran di pinggir pantai juga sudah dilakukan. Tapi belum ada tanda-tanda keberadaan korban. Biasanya kalau terbawa arus besar bisa sampai ke tepi pantai,” ujarnya.
Rahmat berangkat dari Pelabuhan Kalianget pada Minggu (15/06/2025) sekitar pukul 08.00 WIB. Kapal berlayar menuju Pelabuhan Batu Guluk, Pulau Kangean.
Setiba di Perairan Raas, pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani ini tiba-tiba melompat ke laut di sekitar perairan selatan Desa Ketupat, Pulau Raas.
Saat ABK mendapat laporan bahwa ada penumpang yang melompat ke laut dari dek 4 sisi kanan kapal, nahkoda pun memutuskan untuk balik arah melakukan pencarian di Perairan Raas. Namun setelah melakukan pencarian berjam-jam, penumpang yang melompat ke laut itu belum ditemukan. Kapal kemudian melanjutkan perjalanan ke Kangean. (tem/ted)
-

Mahasiswa Kangean Tolak Survei Seismik Migas, Tuding KEI Rusak Ekosistem Laut
Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kangean (GMK) menggelar unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Rabu (18/6/2025). Mereka menolak rencana survei seismik tiga dimensi (3D) yang akan dilakukan di perairan dangkal West Kangean, Sumenep, oleh perusahaan migas Kangean Energy Indonesia (KEI).
“Kami para mahasiswa menyuarakan keresahan masyarakat Pulau Kangean. Kami menyuarakan ketidakadilan. KEI telah merusak kepulauan dengan aktivitas migasnya,” tegas Ahmad Faiq Hasan, Koordinator Lapangan GMK.
Menurutnya, aktivitas survei seismik berisiko tinggi terhadap keberlangsungan ekosistem laut yang selama ini menjadi sumber utama penghidupan nelayan. Ia menilai kehadiran perusahaan migas seperti KEI tidak membawa dampak positif yang nyata bagi warga Kangean.
“Masyarakat Pulau Kangean akan tetap hidup tanpa migas. Kehadiran KEI tidak memberikan dampak apapun yang menguntungkan bagi kami warga Kangean,” teriaknya lantang di hadapan barisan massa.
GMK juga mendesak Pemkab Sumenep untuk menghentikan seluruh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas yang dinilai merusak lingkungan dan tidak berpihak pada kesejahteraan masyarakat kepulauan. Menurut Faiq, negara memiliki kewajiban konstitusional untuk melindungi lingkungan hidup yang sehat sebagai bagian dari hak hidup warga negara.
“Karena itu, kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan wajib dihentikan. Pulau Kangean ini kaya secara ekologis. Kami tidak perlu migas yang justru merusak ekosistem laut,” tandasnya.
Menanggapi tuntutan itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setkab Sumenep, Dadang Dedy Iskandar, mengatakan bahwa kegiatan survei seismik tersebut merupakan bagian dari kebijakan pemerintah pusat dalam menjaga ketahanan energi nasional.
“Ini merupakan langkah untuk menjaga ketersediaan energi secara nasional. Bukan semata kepentingan Pemkab,” ujarnya.
Dadang juga menyatakan bahwa Pemkab Sumenep hanya bertugas memfasilitasi pelaksanaan program nasional tersebut, tanpa memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan strategis di sektor migas.
“Sebagai perwakilan pemerintah, tentu saja kami memfasilitasi dan mendukung program-program nasional,” tandasnya.
Pernyataan itu memicu kekecewaan dari para pengunjuk rasa. Mereka menilai Pemkab tutup mata terhadap keresahan masyarakat Kangean yang terdampak langsung oleh aktivitas migas. Sebelum membubarkan diri, massa aksi menyatakan akan kembali menggelar aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar demi menyuarakan tuntutan yang sama: batalkan eksplorasi migas di Pulau Kangean. [tem/beq]
-
/data/photo/2025/06/04/683fe25684c77.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
52 Kg Sabu yang Ditemukan di Masalembu Diduga Berasal dari Malaysia Surabaya 17 Juni 2025
52 Kg Sabu yang Ditemukan di Masalembu Diduga Berasal dari Malaysia
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Sabu sebanyak 52 kilogram yang ditemukan di perairan Pulau
Masalembu
, Kabupaten
Sumenep
, Jawa Timur, diduga berasal dari Malaysia.
Direktur Reserse Narkoba
Polda Jatim
, Kombes Pol Robert Da Costa mengatakan, temuan sabu itu diduga melibatkan jaringan internasional. Namun, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Iya (mengarah ke jaringan internasional), diduga dari Malaysia. Masih penyelidikan,” kata Robert saat dihubungi awak media, Selasa (17/6/2025).
Awalnya, sekitar 35 kilogram narkotika jenis sabu ditemukan empat nelayan di perairan Kecamatan
Pulau Masalembu
, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (28/5/2025).
Setelah penemuan 35 kilogram sabu itu, warga menyerahkan temuan 3 kilogram sabu ke Polsek Masalembu. Dan, 8 kilogram sabu juga ditemukan di Pos Koramil Koramil 0827/22.
Oleh Polsek Masalembu, sabu itu diserahkan ke Polda Jatim untuk ditindaklanjuti.
Kemudian, Polda Jatim terjun langsung ke Masalembu untuk menyisir ke rumah warga dan titik lainnya sebagai upaya pengembangan kasus puluhan kilogram sabu.
Selama penyisiran, Polda Jatim membawa 17 kilogram sabu dari Masalembu, Selasa (3/6/2025). Kini, total sebanyak 52 kilogram sabu yang telah diamankan.
Puluhan kilogram sabu tersebut memiliki ciri yang sama. Berbungkus kemasan berwarna hijau bertuliskan aksara China.
Kendati demikian, Polda Jawa Timur belum menetapkan adanya tersangka dalam kasus ini.
“Belum ada (tersangka) karena masih lidik (penyelidikan),” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Tokoh Muda NU dan Muhammadiyah Kangean Sepakat Tolak Survei Seismik 3D KEI
Sumenep (beritajatim.com) – Rencana survei seismik tiga dimensi (3D) di wilayah perairan dangkal West Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura yang dilaksanakan Kangean Energy Indonesia (KEI), kembali menuai penolakan.
Setelah Forum Kepulauan Kangean Bersatu (FKKB) berunjukrasa di depan Kantor Kecamatan Arjasa menolak survei seismik KEI, kali ini tokoh muda NU dan Muhammadiyah ikut bersuara.
Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam NU) Pulau Kangean, Ahmad Sayuti menilai bahwa survei tersebut berpotensi merusak ekosistem laut dan daratan. Selain itu juga berdampak pada kehidupan masyarakat.
“Eksploitasi sumber daya alam yang mengabaikan kelestarian lingkungan hanya mewariskan krisis ekologis bagi generasi mendatang,” tandasnya.
Ia meyakini bahwa kegiatan survei seismik tersebut bertentangan dengan prinsip perlindungan lingkungan hidup dan keadilan ekologis.
Hal senada disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Pemuda Muhammadiya Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Fadli. Menurutnya, bagi masyarakat Kangean, laut bukan sekadar ruang ekonomi, tetapi juga bagian dari peradaban dan identitas kolektif.
“Eksploitasi sumber daya alam yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan akan meninggalkan warisan kerusakan yang berat bagi masa depan,” katanya.
Ia mengungkapkan, ekploitasi migas di wilayah Pagerungan Besar yang berlangsung sejak 1985 membawa dampak tidaķ nyaman bagi masyarakat sekitar pengeboran.
“Harusnya perusahaan migas tidak hanya berorientasi pada keuntungan, melainkan juga menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal,” tegasnya.
Ia menambahkan, penolakan yang disampaikannya tidak bisa dimaknai sebagai sikap menolak pembangunan. Pihaknya hanya ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat.
“Jangan sampai mengulangi kesalahan masa lalu. Kasihan masyarakat yang akhirnya menjadi korban,” ujarnya.
Sementara Manajer Public and Government Affairs (PGA) KEI, Kampoi Naibaho menyatakan bahwa dalam kegiatan survei seismik, aspek lingkungan hidup akan tetap dijaga sebagai prinsip utama.
Ia mengakui bahwa survei seismik 3D merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi sebagai upaya Pemerintah Republik Indonesia menemukan cadangan migas baru di tengah kondisi penurunan produksi saat ini.
“Sosialisasi terkait survei seismik kami lakukan secara bertahap, mulai dari tingkat Provinsi Jawa Timur digabung dengan Kabupaten Sumenep, kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi di tingkat Kecamatan Arjasa, hingga ke desa-desa. Sosialissi yang kami lakukan itu melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan,” ujarnya. (tem/ian)