kab/kota: Sumenep

  • KLB Campak di Sumenep Tak Pasti Kapan Berakhir
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        12 September 2025

    KLB Campak di Sumenep Tak Pasti Kapan Berakhir Surabaya 12 September 2025

    KLB Campak di Sumenep Tak Pasti Kapan Berakhir
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, belum dapat memprediksi kapan status kejadian luar biasa (KLB) campak akan dicabut.
    Hal ini disebabkan terus bermunculannya kasus baru campak, sehingga status KLB dinilai belum dapat dihentikan dalam waktu dekat.
    “KLB memang menunggu sampai kasus reda,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, Ellya Fardasyah, Jumat (12/9/2025).
    Menurutnya, penurunan kasus menjadi faktor penentu apakah status KLB dapat segera dicabut atau perlu diperpanjang.
    “Kalau sudah tidak ditemukan lagi (campak) dan penurunan kasus, itu kalau KLB,” tambahnya.
    Ellya juga menjelaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) belum mencapai target yang ditetapkan.
    Dari total sasaran 73.969 anak, capaian vaksinasi baru mencapai 56.800 anak atau sekitar 76,8 persen.
    Hingga saat ini, masih ada lebih dari 17.000 anak yang belum divaksinasi, yang menjadi tantangan utama bagi pemerintah daerah (Pemkab) untuk segera mengakhiri status KLB.
    Dinkes P2KB bahkan telah mengajukan perpanjangan waktu vaksinasi karena belum memenuhi target.
    Salah satu penyebab rendahnya capaian vaksinasi adalah adanya penolakan dari sejumlah warga.
    Hingga 11 September 2025, jumlah suspek campak di Kabupaten Sumenep tercatat sebanyak 2.782 orang.
    Dari jumlah tersebut, 2.688 pasien telah sembuh, sementara 20 pasien dilaporkan meninggal dunia.
    Saat ini, 74 orang, yang mayoritas adalah anak-anak, masih dirawat intensif.
    Rinciannya, 23 pasien dirawat di RSUD dr H Moh Anwar, 10 pasien di RSI Kalianget, dan 10 pasien di RSU Sumekar.
    Di RSIA Esto Ebhu, RSUD Abuya, dan RS BHC tidak terdapat pasien campak.
    Selain itu, 31 pasien masih menjalani perawatan di sejumlah puskesmas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibu Bayi Syifa Ditangkap Polisi di Bengkulu Selatan

    Ibu Bayi Syifa Ditangkap Polisi di Bengkulu Selatan

    Sumenep (beritajatim.com) – Pengejaran terhadap ST Kholila Oktavia (Ila), ibu kandung bayi Syifa (11bulan) berakhir. Ila ditangkap di wilayah Bengkulu Selatan. Informasinya, Ila ditangkap bersama seorang pria yang belum diungkap identitasnya.

    Kasat Reskrim Polres Sumenep, AKP Agus Rudianto membenarkan penangkapan terhadap ST Kholila Oktavia. Namun ia belum bisa berkomentar lebih panjang karena masih berada di Polda Jawa Timur.

    “Iya, ibunya Syifa sudah ditangkap. Maaf ya, aku masih di Polda,” kata Agus, Kamis (11/09/2025).

    Sementara Moh. Sirri (28), ayah Syifa mengaku juga telah mendengar kabar tertangkapnya Ila di Bengkulu Selatan.

    “Tadi malam saya dikabari kalau ibunya Syifa sudah tertangkap. Lalu saya tanyakan ke kepolisian kebenaran kabar itu. Ternyata memang benar katanya,” ujar Sirri.

    Menurutnya, seorang pria yang ditangkap bersama Ila dipastikan bukan warga Pulau Kangean. Diduga pria itu merupakan warga Bengkulu.

    “Kalau gak salah kenalnya lewat media sosial. Saya menduga memang mereka berdua sudah ada komunikasi intens,” ungkapnya.

    Sebelumnya, pada Sabtu (01/09/2025), warga Desa/ Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, digegerkan dengan ditemukannya sesosok mayat bayi di dalam sebuah tas. Bayi itu diketahui bernama Asyifa Lailatul Aulia (11 bulan).

    Tas berwarna putih kombinasi hitam itu ada di dalam lemari di sebuah kamar kos yang ditinggali ST. Kholila Oktavia, di Desa Arjasa. Mayat bayi di dalam tas itu ditemukan sudah membusuk. Ibu si bayi, yakni ST Kholila ditemukan sudah tidak ada di dalam kamar kos. Menurut keterangan pemilik kos, ST Kholila sudah beberapa hari tidak terlihat berada di dalam kos-kosan.

    Tim forensik Polres Sumenep pun berangkat ke Pulau Kangean untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Syifa. Hasil otopsi yang dilakukan tim Polres Sumenep menunjukkan bahwa kematian bayi tersebut diduga kuat akibat penganiayaan.

    Ada luka lebam di tubuh bayi akibat tindak kekerasan. Bekas penganiayaan itu terlihat di bagian kepala, diduga akibat benturan benda tumpul. Benturan itu menyebabkan perdarahan di otak, hingga akhirnya korban meninggal. [tem/aje]

  • Kejari Sumenep Periksa Pengadaan Chromebook Rp20 Miliar, Data Lengkap Diserahkan Disdik

    Kejari Sumenep Periksa Pengadaan Chromebook Rp20 Miliar, Data Lengkap Diserahkan Disdik

    Sumenep (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep melakukan pengecekan realisasi pengadaan chromebook di Kabupaten Sumenep dengan mendatangi Dinas Pendidikan setempat.

    “Memang ada tim dari Kejari Sumenep, ingin tahu realisasi bantuan berupa alat bantu belajar berbasis digital atau Chromebook itu,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, Rabu (10/9/2025).

    Agus menyebut pihaknya langsung menyiapkan dokumen lengkap sesuai permintaan jaksa. Data yang diserahkan di antaranya daftar sekolah penerima, nilai anggaran, serta tahun pelaksanaan program. “Semua data tentang realisasi program pengadaan Chromebook di sekolah-sekolah di Sumenep sudah kami serahkan ke Kejari,” ujarnya.

    Ia menjelaskan pengadaan Chromebook di Sumenep berlangsung selama dua tahun, yakni 2021 dan 2022. Pada 2021, bantuan diberikan untuk 8 SD dengan nilai Rp1,75 miliar. Kemudian pada 2022, ada 133 SD yang menerima bantuan senilai Rp16,21 miliar serta 22 SMP dengan nilai Rp2,74 miliar. Dengan demikian, total keseluruhan ada 163 sekolah penerima dengan nilai anggaran lebih dari Rp20 miliar.

    “Pada prinsipnya kami terbuka dan kooperatif. Semua laporan sudah kami serahkan ke Kejari. Kami menyadari sepenuhnya, kasus Chromebook ini bukan hanya persoalan Sumenep, tapi sudah jadi persoalan nasional,” ucapnya.

    Sebagai informasi, kasus pengadaan Chromebook saat ini tengah ditangani Kejaksaan Agung. Proyek nasional senilai Rp9,9 triliun tersebut diduga merugikan negara sekitar Rp1,9 triliun. Kasus itu bahkan telah menyeret mantan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, sebagai salah satu tersangka. (tem/ian)

  • Belum Ada Penerbangan ke Jakarta, Warga Terbangkan 3 Ekor Merpati di Bandara Jember

    Belum Ada Penerbangan ke Jakarta, Warga Terbangkan 3 Ekor Merpati di Bandara Jember

    Jember (beritajatim.com) – Jumantoro, warga Kecamatan Arjasa, melepaskan tiga ekor burung merpati di halaman Bandara Notohadinegoro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (10/9/2025).

    Jumantoro melepas tiga ekor merpati itu setelah mendatangi loket penjualan tiket di Bandara Notohadinegoro. Dia menanyakan kepada salah satu petugas soal penjualan tiket di sana. “Saya lihat di Tiktok katanya Pak Bupati tanggal 10 September ada penerbangan,” katanya.

    Namun Jumantoro malah diminta menghubungi nomor pelayanan pelanggan yang tertera di banner dekat loket penjuakan tiket. “Itu customer service-nya bisa dihubungi di situ,” kata seorang petugas perempuan.

    “Tapi positif ada penerbangan gak?” tanya Jumantoro.

    “Nanti kan open ceremony, Pak,” jawab si petugas.

    “Bukan hari ini terbangnya?” tanya Jumantoro.

    “Bukan,” jawab si petugas.

    Jumantoro kemudian mencoba menghubungi nomor layanan pelanggan maskapai Fly Jaya via WhatsApp. Jawaban dari nomor layanan pelanggan itu semakin mempertegas bahwa tidak ada penerbangan dari dan menuju Bandata Notohadinegoro hari ini.

    ‘Mohon maaf, Bapak, dapat kami informasikan bahwa saat ini penerbangan reguler yang tersedia di FlyJaya baru melayani rute dari dan menuju Bandara Adisucipto (JOG) serta Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta (HLP), belum tersedia untuk rute ke Jember.’

    ‘Saat ini, kami masih menantikan informasi resmi terkait pembukaan rute baru. Kami akan segera membagikan pembaruan tersebut melalui media instagram resmi kami begitu informasi tersedia’.

    Sebelumnya, sejumlah media massa melansir pernyataan Bupati Muhammad Fawait pada pekan awal September2025, bahwa penerbangan akan resmi dimulai pada 10 September 2025.

    “Soft launching sudah kita laksanakan pada 17 Agustus 2025. Sementara penerbangan reguler Jember-Jakarta resmi dimulai 10 September 2025 mendatang,” kata Bupati Jember, Muhammad Fawait.

    Flyer dan klip.video promo pun sudah beredar di media sosial pagi ini. Di sana disebutkan bahwa tiket penerbangan maskapai Fly Jaya dari Jember menuju Bandara Halim sudah bisa dibeli dengan harga Rp 1,3 juta.

    “Sebenarnya saya hari ini menerbangkan merpati sebagai wujud syukur, kalau betul-betul Jember hari ini ada penerbangan. Akhirnya merpati saya terbang tanpa pesawat. Kami beri judul ‘Merpati Tak Pernah Ingkar Janji’,” kata Jumantoro.

    Jumantoro berharap ke depan pejabat Pemkab Jember untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan. “Jadi pastikan dulu, baru disampaikan,” katanya.

    Penjelasan Dinas Perhubungan Jember
    Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Jember Gatot Triyono meminta maaf kepada masyarakat saat jumpa pers di Bandara Notohadinegoro.

    “Kami mengucapkan permohonan maaf, karena kemarin (menginformasikan bahwa) awal (penerbangan) akan dilaksanakan pada 10 September 2025, tapi karena kondisi nasional kemarin kurang bagus, dan alhamdulillah dengan kondisi normal, semua pelaksanaan administrasi dan perizinan sudah berjalan,” katanya.

    Gatot mengatakan, penerbangan perdana dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Jember baru akan dilaksanakan pada Kamis, 18 September 2025.

    “Frekuensi penerbangan dilaksanakan dua kali seminggu, yakni Selasa dan Kamis. Jam penerbangan dari Halim jam 07.45 WIB, sampai ke Jember jam 10.05 WIB. Dari Jember menuju Halim jam 10.35 WIB, sampai di Halim jam 12.55 WIB,” kata Gatot.

    Pemesanan tiket dilakukan secara luring atau offline di Bandara Notohadinegoro. “Di sini sudah ada petugas dari maskapai dan pemesanan via WA. Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dibeli di market place,” kata Gatot.

    Sejarah Bandara Notohadinegoro Jember
    Bandara Notohadinegoro terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, dan didirikan pada 2002 oleh Bupati Samsul Hadi Siswoyo. Semasa pemerintahan Samsul, belum ada penerbangan komersial dari dan menuju bandara ini. Namun Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid sempat mendarat di bandara ini pada 2004.

    Baru pada 2008 pada masa pemerintahan Bupati MZA Djalal, ada penerbangan komersial menuju Surabaya dengan menggunakan pesawat tipe LET 410 buatan Cekoslowakia. Setelah itu penerbangan terhenti dan mulai beroperasi lagi pada masa pemerintahan Bupati Faida.

    Namun satu demi satu maskapai yang beroperasi di Bandara Notohadinegoro Jember mundur teratur, karena secara ekonomis tidak menguntungkan. Selain itu tipe bandara menyebabkan pesawat ukuran Boeing tidak bisa mendarat di sini.

    Kementerian Perhubungan sempat mengoperasikan penerbangan perintis Jember-Sumenep-Jember pada masa pemerintahan Bupati Hendy Siswanto. Namun penerbangan perintis yang dikelola Susi Air itu tidak bertahan lama. [wir]

  • Pemkab Sumenep Awasi Pembelian Tembakau Petani oleh Gudang dan Pabrikan

    Pemkab Sumenep Awasi Pembelian Tembakau Petani oleh Gudang dan Pabrikan

    Sumenep (beritajatim.com) – Sejumlah gudang tembakau dan pabrikan di Sumenep mulai melakukan pembelian tembakau petani Sumenep. Karena itu, untuk memastikan pembelian tembakau berjalan sesuai aturan, Pemkab Sumenep mulai turun ke lapangan, melihat langsung proses pembelian tembakau petani.

    Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Sumenep, Moh. Ramli mengatakan, pengawasan tersebut melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi. Selain DKUPP, juga Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), kemudian Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), serta instansi terkait lainnya.

    “Selama seminggu ini, kami mulai menyisir ke gudang dan pabrikan yang melakukan pembelian tembakau. Kami melakukan pengawasan secara langsung,” katanya, Selasa (09/09/2025).

    Ia menjelaskan, pengawasan tersebut merupakan amanat dari Peraturan Bupati (Perbup) tentang penatausahaan pembelian tembakau.

    “Jangan sampai petani kita ini dirugikan. Karena itu, kami melakukan pengawasan, apakah yang membeli tembakau itu sudah sesuai aturan main sesuai Perbup penatausahaan pembelian tembakau,” paparnya.

    Pengawasan tersebut juga mencatat tentang harga pembelian tembakau petani. Untuk tahun 2025, titik impas harga tembakau (TIHT) yang telah ditetapkan untuk tembakau gunung Rp67.929 per kilogram, naik Rp946 atau 1,41 persen dari tahun sebelumnya. TIHT tembakau tegal mencapai Rp63.117 per kilogram, naik Rp1.513 atau 2,46 persen. Sementara TIHT tembakau sawah sebesar Rp46.142 per kilogram, naik Rp46 atau 0,10 persen.

    Kenaikan harga tersebut mempertimbangkan biaya riil yang dikeluarkan petani mulai dari pembelian bibit, pupuk, pestisida, hingga perlengkapan seperti tikar dan tali. Biaya tenaga kerja untuk pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pascapanen juga menjadi komponen penting dalam penghitungan TIHT. (tem/ian)

  • Ayah Syifa Diperiksa Polisi, Keberadaan Sang Ibu Masih Dilacak

    Ayah Syifa Diperiksa Polisi, Keberadaan Sang Ibu Masih Dilacak

    Sumenep (beritajatim.com) – Aparat Polres Sumenep masih melacak keberadaan ST. Kholila Oktavia, ibu kandung bayi Syifa yang ditemukan membusuk di lemari kamar kos.

    “Kami masih mencari keberadaan ibunya Syifa setelah menghilang dari kos-kosannya. Diduga dia sudah tidak ada di Pulau Kangean,” kata Kasat Reskrim Polres Sumenep, AKP Agus Rusdianto, Selasa (09/09/2025).

    Menurutnya, upaya aparat kepolisian melacak keberadaan ST. Kholila Oktavia, dilakukan dengan manual maupun memanfaatkan teknologi. Namun Agus enggan membeber dugaan kemana larinya sang ibu bayi.

    “Jangan lah.. nanti malah bocor. Yang jelas kami ini tidak diam. Kami terus bergerak melakukan pelacakan,” ujarnya.

    Sebelumnya, pada Sabtu (01/09/2025), warga Desa/ Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, digegerkan dengan ditemukannya sesosok mayat bayi di dalam sebuah tas. Bayi itu diketahui bernama Asyifa Lailatul Aulia (11 bulan).

    Tas berwarna putih kombinasi hitam itu ada di dalam lemari di sebuah kamar kos yang ditinggali ST. Kholila Oktavia, di Desa Arjasa. Mayat bayi di dalam tas itu ditemukan sudah membusuk. Ibu si bayi, yakni ST Kholila ditemukan sudah tidak ada di dalam kamar kos. Menurut keterangan pemilik kos, ST Kholila sudah beberapa hari tidak terlihat berada di dalam kos-kosan.

    Tim forensik Polres Sumenep pun berangkat ke Pulau Kangean untuk melakukan otopsi terhadap jenazah Syifa. Hasil otopsi yang dilakukan tim Polres Sumenep menunjukkan bahwa kematian bayi tersebut diduga kuat akibat penganiayaan.

    Ada luka lebam di tubuh bayi akibat tindak kekerasan. Bekas penganiayaan itu terlihat di bagian kepala, diduga akibat benturan benda tumpul. Benturan itu menyebabkan perdarahan di otak, hingga akhirnya korban meninggal.

    Moh. Syirri (28), ayah kandung Syifa yang tengah bekerja di Malaysia pun langsung pulang ke Pulau Kangean, begitu mendengar kabar anak keduanya meninggal.

    Menurut penuturannya, dirinya juga tidak mengetahui keberadaan istrinya. Sejak dua bulan belakangan ini komunikasi dengan istrinya tidak lancar.

    “Kalau saya telepon sering tidak diangkat. Kadang di-reject. Saya juga kesulitan kalau ingin melihat anak saya. Kalau video call, selalu ditolak,” ujar Syirri.

    Dari pernikahan Moh. Syirri dan ST. Kholila Oktavia, mereka dikaruniai dua orang anak. Anak pertama, Azril (3), lahir di Malaysia. Sedangkan Syifa lahir ketika mereka pulang ke kampung halaman. Setelah Syifa lahir, Syirri memutuskan untuk kembali bekerja ke Malaysia. Sedangkan istrinya tetap berada di Kangean.

    Moh. Syirri telah dimintai keterangan oleh penyidik Polres. Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus kematian bayi Syifa di kamar kos ibu kandungnya. (tem/ian)

  • Kecelakaan Beruntun di Sampang, Tiga Anggota Polri Terluka

    Kecelakaan Beruntun di Sampang, Tiga Anggota Polri Terluka

    Sampang (beritajatim.com) – Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Raya Dharma Camplong, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, tepatnya di depan warung Nasi Kobel. Insiden tersebut melibatkan tiga kendaraan, yakni mobil Toyota Fortuner warna hitam bernomor polisi N 1925 WV, mobil Honda Jazz warna silver dengan nomor polisi D 1483 UF, serta sepeda motor Suzuki RC dengan nomor polisi M 4455 AG.

    Tak hanya kendaraan, sebuah warung es jeruk peras milik warga yang berada di pinggir jalan juga ikut menjadi korban tabrakan beruntun tersebut.

    Menurut keterangan Kasi Humas Polres Sampang, Iptu Eko Puji Waluyo, kecelakaan bermula saat mobil Toyota Fortuner yang dikemudikan Slamet Imron (34), warga Desa Susukan Rejo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, melaju dari arah timur dengan kecepatan tinggi.

    Diduga karena mengantuk, pengemudi kehilangan kendali dan mengambil jalur terlalu ke kanan hingga melewati marka jalan. Fortuner kemudian menyerempet sepeda motor Suzuki RC yang datang dari arah berlawanan.

    Setelah itu, mobil tersebut langsung menghantam Honda Jazz yang dikemudikan anggota polisi bernama Husein (30). Benturan keras membuat Honda Jazz berputar arah hingga menabrak warung es jeruk peras milik Adi Arfani Wijaya (32), warga setempat.

    “Tidak ada korban jiwa dalam laka tersebut, namun beberapa orang yang terlibat antara lain 3 anggota polri harus dilarikan ke puskesmas terdekat dan RSUD Sampang guna mendapatkan perawatan lebih lanjut karena mengalami luka ringan,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Iptu Eko Puji menyampaikan bahwa dugaan sementara kecelakaan disebabkan oleh kelalaian pengemudi Fortuner yang mengantuk dalam perjalanan pulang dari Sumenep menuju Pasuruan.

    “Jadi kami pihak kepolisian mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk selalu berhati-hati dan memastikan kondisi tubuh prima sebelum berkendara, terutama dalam perjalanan jauh,” tandasnya. [sar/suf]

  • Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Program Anggota DPR RI

    Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Program Anggota DPR RI

    Sumenep (beritajatim.com) – Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur XI, MH. Said Abdullah mendorong pemuda dan mahasiswa menjadi agen perubahan bangsa melalui Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Sabtu (06/09/2025).

    Sosialisasi tersebut menekankan pentingnya pemahaman nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di kalangan generasi muda. Hadir sebagai nara sumber adalah Ketua dan Sekretaris BEM Sumenep, M. Salman Farid dan Moh. Nurul Hidayatullah. Sedangkan dua tenaga ahli MH. Said Abdullah, yakni Moh. Fauzi dan Slamet Hidayat juga ikut mendampingi jalannya kegiatan tersebut.

    Dalam pemaparannya, M. Salman Farid menegaskan peran penting pemuda dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, pemuda dengan intelektualitasnya telah menjadi motor penggerak perubahan yang menyatukan nusantara.

    “Kemajuan suatu bangsa dimulai dari generasi mudanya. Mari kita junjung tinggi semangat kebangsaan,” ajaknya kepada mahasiswa dan pemuda yang hadir.

    Ia mengingatkan agar pemuda Indonesia terus meneguhkan semangat kebhinekaan dan menjaga keutuhan bangsa demi kemajuan yang berkelanjutan. Menurutnya, generasi muda merupakan penerus dalam memajukan bangsa.

    “Empat pilar kebangsaan ini penting untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jiwa nasionalisme dan partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa harus terus dijaga oleh kalangan pemuda,” tandas Salman Farid.

    Sementara Moh. Nurul Hidayatullah menekankan bahwa Empat Pilar Kebangsaan adalah fondasi yang harus terus dijaga. Dirinya mengaitkan nilai tersebut dengan tradisi gotong royong yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

    “Para pendiri bangsa mengambil makna dari adat, istiadat, dan kebudayaan kita, lalu merumuskan nilai-nilai tersebut menjadi Pancasila. Nilai ketuhanan sebagai sila pertama mencerminkan kepercayaan masyarakat Indonesia akan Tuhan, terlepas dari perbedaan agama,” paparnya.

    Ia menambahkan, isi Pancasila tetap relevan dan tidak lekang oleh waktu, bahkan setelah delapan dekade kemerdekaan Indonesia. Hal ini menjadi pengingat bagi generasi saat ini untuk terus menjaga dan meneruskan warisan para pendiri bangsa.

    Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini juga membuka ruang interaktif dalam sesi tanya jawab untuk memberikan kesempatan bagi peserta mengemukakan pendapat dan memperdalam pemahaman. Antusiasme peserta yang tinggi menunjukkan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini cukup menarik minat dan perhatian pemuda sebagai generasi penerus bangsa. (tem/kun)

  • Mayat Bayi Membusuk Ditemukan dalam Sebuah Kamar Kos Kangean Sumenep

    Mayat Bayi Membusuk Ditemukan dalam Sebuah Kamar Kos Kangean Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Warga Desa/ Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, digegerkan dengan ditemukannya sesosok mayat bayi di dalam sebuah tas. Bayi itu diketahui bernama Asyifa Lailatul Aulia (11 bulan).

    “Tas berwarna putih kombinasi hitam itu ada di dalam sebuah kamar kos di Desa Arjasa. Mayat bayi di dalam tas itu ditemukan sudah membusuk,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Rabu (03/09/2025).

    Peristiwa tersebut terungkap dari laporan Buatun (70), warga Desa Duko, Kecamatan Arjasa, yang juga merupakan nenek dari bayi yang ditemukan meninggal itu. Ia dihubungi oleh pemilik kos-kosan dan meminta agar barang-barang di kamar kos menantunya atas nama ST. Kholila Oktovia segera diambil.

    “Menurut keterangan pemilik kos, di kamar menantu Buatun ini sudah lama kosong. Selain itu tercium bau menyengat dari dalam kamar,” ungkap Widiarti.

    Ternyata saat kamar dibuka, bau menyengat itu berasal dari sebuah tas. Ketika dibuka, berisi mayat bayi yang sudah membusuk. Mayat bayi itu dimasukkan ke dalam plastik.

    Polisi pun langsung melakukan olah TKP dan mengamankan sejumlah barang bukti berupa tas, baju bayi, selimut, sarung, dan plastik hitam. Kemudian membawa jenazah bayi ke Rumah Sakit Abuya Kangean untuk dilakukan pemeriksaan medis.

    “Hingga saat ini, jasad bayi masih berada di rumah sakit dan penyebab pasti kematian masih menunggu hasil pemeriksaan dokter,” ungkap Widiarti.

    Sementara di medsos, ramai beredar kabar bahwa bayi itu dimutilasi, karena saat ditemukan berupa potongan tubuh. Namun Widiarti membantah kabar itu.

    “Kabar di medsos yang mengatakan bayi itu dimutilasi, tidak benar. Yang benar, mayat bayi itu ketika ditemukan dalam keadaan membusuk,” terangnya. (tem/ian)

  • Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur. Gelombang diperkirakan terjadi pada 2 hingga 5 September 2025 dengan ketinggian mencapai 4 meter di beberapa wilayah.

    Potensi ini sebagian besar dipicu oleh pola angin dari arah tenggara. Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menyampaikan bahwa kecepatan angin di perairan Jawa Timur berkisar antara 5 hingga 35 knot.

    Meski begitu, kondisi cuaca secara umum diprediksi cerah hingga berawan. “Pola angin di wilayah perairan Jawa Timur umumnya bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5-35 knot,” kata Ady, Selasa (2/9/2025).

    Wilayah dengan potensi gelombang tinggi terbagi dua kategori. Gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Perairan Pacitan dan Perairan Trenggalek. Sementara gelombang 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi melanda Perairan Bawean, Masalembo, Tuban, Lamongan, Gresik Utara, Utara Bangkalan, Utara Sampang, Utara Pamekasan, serta Utara dan Selatan Sumenep.

    “Area dengan potensi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter mencakup sejumlah wilayah. Di antaranya adalah Perairan Bawean, Perairan Masalembo, Perairan Tuban, Perairan Lamongan, Perairan Gresik Utara, Perairan Utara Bangkalan, Perairan Utara Sampang, Perairan Utara Pamekasan, serta Perairan utara dan selatan Sumenep,” jelasnya.

    Selain itu, potensi gelombang tinggi juga mengancam Perairan Kepulauan Sapudi, Kangean, Sidoarjo, selatan Sampang dan Pamekasan, Situbondo bagian barat dan timur, Pasuruan, Lumajang, Jember, Malang, Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, serta Alur Penyeberangan Barat Surabaya (APBS) dan Surabaya-Bangkalan.

    BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di laut untuk meningkatkan kewaspadaan. Bagi perahu nelayan, kecepatan angin di atas 15 knot atau gelombang setinggi 1,25 meter menjadi sinyal bahaya. Kapal tongkang perlu waspada pada kecepatan angin 16 knot dengan gelombang 1,5 meter.

    “Untuk saran keselamatan pelayaran, perahu nelayan dapat waspada jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian kapal tongkang diimbau untuk apabila jika kecepatan angin mencapai 16 knot serta tinggi gelombang 1,5 meter,” tambahnya.

    BMKG juga menekankan kewaspadaan bagi kapal ferry jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan gelombang 2,5 meter. Untuk memastikan keamanan, masyarakat diminta terus memantau pembaruan informasi melalui kanal resmi BMKG. [rma/suf]