kab/kota: Sumenep

  • Analisis BMKG Gempa Sumenep M6,5: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif Bawah Laut

    Analisis BMKG Gempa Sumenep M6,5: Dipicu Aktivitas Sesar Aktif Bawah Laut

  • Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Situasi ini memperburuk upaya penyelamatan. Dari 7 korban yang sebelumnya masih merespons, kini tersisa hanya 6 orang. “Gempa ini membuat kondisi semakin kritis, karena tiap detik ruang hidup korban semakin menipis,” ucapnya.

    Sebelumnya, tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban insiden reruntuhan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, personel pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan sebanyak 332 dari BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

     

  • Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Gempa Sumenep Bikin Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny yang Masih Hidup Makin Sulit Diselamatkan

    Situasi ini memperburuk upaya penyelamatan. Dari 7 korban yang sebelumnya masih merespons, kini tersisa hanya 6 orang. “Gempa ini membuat kondisi semakin kritis, karena tiap detik ruang hidup korban semakin menipis,” ucapnya.

    Sebelumnya, tim gabungan terus melakukan upaya evakuasi terhadap korban insiden reruntuhan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB.

    “Berdasarkan data absensi santri, sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (1/10/2025).

    Abdul mengungkapkan, personel pencarian dan pertolongan (Search and Rescue – SAR) gabungan sebanyak 332 dari BASARNAS, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Sidoarjo.

    “BPBD dari kabupaten sekitar seperti Jombang, Mojokerto dan Nganjuk, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim,” ucapnya.

     

  • Sejarah Gempa Besar di Sumenep, Pernah Tewaskan 3 Orang – Page 3

    Sejarah Gempa Besar di Sumenep, Pernah Tewaskan 3 Orang – Page 3

    Menurut dia, sejarah mencatat setidaknya tujuh kali gempa merusak pernah terjadi di Sumenep. Antara lain gempa tahun 1863, gempa Sumenep-Sapudi tahun 1891, serta gempa tahun 1904. Dalam catatan modern, gempa 6,4 magnitudo pada 11 Oktober 2018 menewaskan tiga orang, melukai 34 lainnya, dan merusak 210 rumah.

    Selain itu, gempa magnitudo 4,9 pada 13 Juni 2018 merusak sejumlah rumah, gempa 5,0 magnitudo pada 2 Maret 2019 mengakibatkan enam rumah rusak dan satu orang luka-luka, serta gempa 4,9 magnitudo pada 2 April 2019 menyebabkan kerusakan 26 rumah di Pulau Raas.

    Sumenep juga memiliki tiga catatan sejarah tsunami. Pertama, tsunami Pulau Genteng Madura 7 Februari 1843. Kedua, tsunami Sumenep Madura 23 November 1889. Terakhir, tsunami Madura 29 Desember 1820.

    “Catatan ini menunjukkan bahwa wilayah Sumenep dan sekitarnya memang rawan gempa, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan memastikan bangunan tempat tinggal memenuhi standar tahan gempa,” ujarnya, dilansir dari Antara.

    Daryono mengimbau masyarakat di Jawa Timur dan sekitarnya tetap waspada terhadap potensi gempa susulan, namun tidak perlu panik, serta hanya mengikuti informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD setempat.

     

  • Gempa Sumenep 6,5 SR Picu Kepanikan di Posko Pengungsian Korban Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny

    Gempa Sumenep 6,5 SR Picu Kepanikan di Posko Pengungsian Korban Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Suasana panik sempat mewarnai posko pengungsian korban sekaligus dapur umum ambruknya gedung baru bertingkat di Lembaga Pesantren Al Khoziny, Buduran, Selasa (30/9/2025) malam. Ratusan orang di dalam dan luar gedung berlarian keluar setelah merasakan guncangan gempa yang berpusat di wilayah Sumenep sekitar pukul 23.49 WIB.

    Sejumlah pengungsi, mulai anak-anak hingga orang dewasa, berteriak histeris lantaran khawatir bangunan darurat maupun fasilitas sekitar posko roboh akibat getaran gempa.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa bumi yang dirasakan di Sidoarjo berpusat di laut 50 km Tenggara Sumenep, Jawa Timur. Gempa terjadi pada pukul 23.49 WIB dengan kekuatan magnitudo 6,5 Skala Richter (SR), berkategori sedang, dan tidak berpotensi tsunami.

    Kendati demikian, guncangan cukup kuat dirasakan hingga ke lokasi posko pengungsian. Jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sekda Provinsi Jatim Adhi Karyono, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Kepala Basarnas Surabaya Nanang Sigit, serta Bupati Sidoarjo dan sejumlah pejabat kabupaten lainnya yang sedang menggelar pertemuan di lantai dua gedung juga ikut keluar untuk mencari tempat aman.

    Gubernur, Kapolda, Basarnas, BPBD, dan relawan segera menenangkan massa agar situasi tidak semakin kacau. “Keluar semua, keluar semua,” ujar salah satu petugas BPBD.

    Kapolda Jatim Nanang Avianto bersama Gubernur Khofifah juga mencoba menenangkan para wali santri yang panik berlarian. “Sudah keluar semua saja, nggak usah panik,” ucap Kapolda Nanang sambil berjalan.

    Petugas SAR di lokasi pun sempat panik dan terpaksa berpindah tempat. Sejumlah orang terjatuh akibat desakan saat berusaha keluar gedung. “Jangan lari, jangan lari,” kata seorang petugas SAR mengingatkan massa. [isa/beq]

  • Gempa 6,5 Magnitudo Sumenep Picu Perubahan Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Evakuasi Kian Berisiko

    Gempa 6,5 Magnitudo Sumenep Picu Perubahan Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Evakuasi Kian Berisiko

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,5 yang terjadi di wilayah Kabupaten Sumenep, diduga membawa dampak pada penurunan tumpukan reruntuhan bangunan roboh di Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran.

    Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto. Kondisi itu diketahui setelah petugas tim evakuasi yang menangani korban di lokasi bencana Al Khoziny melakukan pemantauan terbaru.

    “Tumpukan konstruksi beton atau bangunan yang ada, mengalami penurunan hingga beberapa sentimeter. Hal ini juga membuat tim bersikap kehati-hatian dalam melakukan evakuasi menuju titik sasaran atau korban yang terjepit di bawah reruntuhan,” ucapnya, Rabu (1/10/2025).

    Suharyanto menguraikan, sebelum gempa posisi bordes sekitar 15 cm dari lantai dengan kondisi korban masih bisa menggerakkan kepala. Namun setelah gempa semalam, posisi bordes turun signifikan kurang lebih 10 cm. Ia menggambarkan penurunan tersebut seperti diameter lingkaran anak usia remaja.

    “Ini kurang lebih sekitar 10 sampai 12 sehingga dengan ketinggian ini kami ingin memberikan gambaran bahwa complicated kesulitan kami ini adalah bagaimana mempertahankan nyawa target, tapi akses yang kita gunakan memang membutuhkan waktu yang lebih lama. Maka kehati-hatian terus menjadi prioritas tim,” urainya.

    Masih kata Suharyanto, tim yang diterjunkan tidak kekurangan peralatan, namun kehati-hatian tetap dikedepankan untuk menyelamatkan satu nyawa yang sangat berharga.

    Dalam proses evakuasi, pihaknya juga menjelaskan kondisi terkini kepada wali santri yang menunggu di lokasi. “Tim juga meminta doa agar langkah tim bisa maksimal,” imbuhnya. [isa/ian]

  • Gempa Bumi M 6,5 Sumenep, Tiga Warga Terluka

    Gempa Bumi M 6,5 Sumenep, Tiga Warga Terluka

    Gempa Bumi M 6,5 Sumenep, Tiga Warga Terluka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gempa bumi berkekuatan 6,5 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) malam.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, gempa ini mengakibatkan tiga warga luka-luka.
    “Korban luka telah mendapat perawatan di Puskesmas Gayam, Sumenep,” kata Muhari, dalam keterangannya, Rabu (1/10/2025).
    Muhari mengatakan, tim gabungan dari BPBD Provinsi Jawa Timur bersama BPBD Kabupaten Sumenep masih melakukan pendataan dan penanganan darurat di lapangan.
    Data kaji sementara tercatat 30 unit rumah rusak, termasuk empat fasilitas ibadah yang terdampak dan satu fasilitas kesehatan.
    “Sementara itu, listrik sempat padam di Kecamatan Gayam akibat guncangan gempa dan kini dalam proses pemulihan,” ucap dia.
    Muhari mengatakan, gempa yang terjadi pada tengah malam itu membuat warga panik dan berhamburan keluar akibat guncangan yang cukup kuat.
    Hingga pukul 00.29 WIB, tercatat empat gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 4,4.
    Upaya penanganan darurat dilakukan dengan monitoring pascagempa, pendataan kerusakan, serta penyampaian himbauan agar masyarakat tetap tenang dan waspada.
    “BNPB juga meminta warga untuk tidak mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta memastikan keamanan bangunan sebelum kembali beraktivitas di dalam rumah,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Analisis BMKG soal Penyebab Gempa M 6,5 di Sumenep

    Analisis BMKG soal Penyebab Gempa M 6,5 di Sumenep

    Jakarta

    BMKG mengatakan gempa magnitudo (M) 6,5 yang terjadi di wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi berpusat di laut. Gempa ini disebabkan adanya aktivitas sesar aktif bawah laut.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif bawah laut,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono kepada wartawan, Rabu (1/10/2025).

    Daryono mengatakan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik. Dia mengatakan gempa ini berjenis dangkal.

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” jelasnya.

    Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0. Episenter gempa terletak pada koordinat 7,35° LS ; 114,22° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 Km arah Tenggara Sumenep, Jawa Timur, pada kedalaman 12 km.

    Sedangkan di daerah Tuban, Denpasar dan Gianyar dengan skala intensitas III MMI yang artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Lalu, di daerah Tabanan, Buleleng, Kuta dan Banyuwangi dengan skala intensitas II-III MMI yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.

    “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.

    Daryono juga mengatakan hingga pukul 00.29 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 4.4. Dia pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan menghindari bangunan rusak akibat gempa.

    (zap/ygs)

  • Korban Tewas Gempa Filipina Bertambah Jadi 19 Orang

    Korban Tewas Gempa Filipina Bertambah Jadi 19 Orang

    Jakarta

    Gempa magnitudo (M) 6,9 mengguncang Filipina tengah meruntuhkan bangunan-bangunan dan menewaskan sedikitnya 19 orang di Pulau Cebu. Diprediksi jumlah korban jiwa dapat bertambah sementara di tengah tim penyelamat masih mencari korban selamat.

    Dilansir AFP, Rabu (1/10/2025), gempa dangkal tersebut terjadi pada pukul 21.50 waktu setempat, Selasa (30/9), di lepas pantai utara pulau itu dekat Bogo, sebuah kota berpenduduk 90.000 jiwa, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).

    Sembilan orang dewasa dan 4 anak-anak tewas di Bogo, termasuk 3 orang yang rumahnya tertimbun tanah longsor, kata tim penyelamat setempat. Lima kematian lainnya dikonfirmasi oleh polisi setempat di kotamadya terdekat, San Remigio, bersama dengan satu orang di Tabuelan.

    Empat jenazah dievakuasi dari sebuah pusat olahraga di San Remigio, termasuk tiga anggota penjaga pantai yang sedang bermain di turnamen bola basket lokal ketika atapnya runtuh, kata tim penyelamat setempat. Seorang anak tertimpa puing-puing di area lain di San Remigio, tambah mereka.

    Pemerintah Provinsi Cebu telah meminta bantuan relawan medis di laman Facebook resminya untuk membantu pascagempa. Upaya pemulihan semalam terhambat oleh kegelapan dan gempa susulan.

    “Mungkin ada orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan,” kata pejabat penyelamat provinsi Wilson Ramos, merujuk pada upaya penyelamatan yang sedang berlangsung di San Remigio dan Bogo. Ia mengatakan tidak tahu berapa banyak orang yang hilang.

    Upaya penyelamatan berlangsung sepanjang malam meskipun Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina mengatakan wilayah tersebut diguncang oleh 379 gempa susulan. Sejumlah jalan desa juga mengalami kerusakan.

    Gempa tersebut menyebabkan kabel listrik putus, mengakibatkan pemadaman listrik di seluruh Cebu dan pulau-pulau di sekitarnya di wilayah tengah, meskipun listrik telah pulih tak lama setelah tengah malam di Cebu dan empat pulau utama lainnya di wilayah tengah, menurut National Grid Corp. Filipina dalam sebuah imbauan terbaru.

    Petugas pemadam kebakaran Cebu, Joey Leeguid, mengatakan dari kota San Fernando: “Kami merasakan guncangan di pos kami, sangat kuat. Kami melihat loker kami bergerak dari kiri ke kanan, kami merasa sedikit pusing untuk sementara waktu, tetapi sekarang kami semua baik-baik saja.”

    Tonton juga video “Kondisi Kerusakan Sejumlah Bangunan di Sumenep Usai Gempa M 6,5” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/zap)

  • Tercatat 4 Gempa Susulan di Sumenep, Terkuat Magnitudo 4,4 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Oktober 2025

    Tercatat 4 Gempa Susulan di Sumenep, Terkuat Magnitudo 4,4 Surabaya 1 Oktober 2025

    Tercatat 4 Gempa Susulan di Sumenep, Terkuat Magnitudo 4,4
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Setelah gempa utama mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) malam, BMKG mencatat empat kali gempa susulan hingga pukul 00.29 WIB dengan magnitudo terbesar 4,4.
    BMKG juga memperbarui kekuatan gempa utama yang semula dilaporkan bermagnitudo 6,5 menjadi magnitudo 6,0 setelah dilakukan analisis lebih lanjut.
    Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
    “Masyarakat sebaiknya menjauhi bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memastikan kondisi rumah aman sebelum kembali masuk,” kata Daryono.
    Daryono juga mengungkapkan, gempa di Kabupaten Sumenep termasuk jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif bawah laut.
    Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan pergerakan naik atau
    thrust fault
    , yang menjadi penyebab utama terjadinya guncangan.
    “Karakteristik lokasi dan kedalamannya menunjukkan bahwa gempa dipicu oleh sesar aktif bawah laut dengan mekanisme pergerakan naik,” kata Daryono melalui rilis tertulisnya, Rabu (1/10/2025).
    Dari penelusuran
    Kompas.com
    , sejumlah kerusakan terjadi di tiga desa di Kecamatan Gayam.
    Namun, hingga kini belum ada jumlah pasti bangunan yang rusak dan berapa kerugiannya.
    Tim Kecamatan Gayam masih terus melakukan pendataan akibat gempa tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.