kab/kota: Sumedang

  • Dengar Lagu Ini, Ayah Pengantin Wanita di Sumedang Kesurupan, Videonya Viral: Musiknya Rasanya Panas

    Dengar Lagu Ini, Ayah Pengantin Wanita di Sumedang Kesurupan, Videonya Viral: Musiknya Rasanya Panas

    TRIBUNJATIM.COM – Pernikahan adat di Sumedang, Jawa Barat, viral di media sosial. 

    Dalam video yang beredar di media sosial, ayah pengantin wanita dan keponakannya kesurupan saat musik berdendang. 

    Tampak dalam video tersebut semua orang panik dan berusaha memegangi ayah pengantin wanita dan keponakannya yang masih kesurupan.

    Warganet alias netizen pun mengaku merinding saat mendengar lagu di acara pernikahan ini. 

    Melansir dari TribunTrends, Minggu (9/2/2025), video acara pernikahan ini viral dibagikan akun TikTok @mang_heri_channel. 

    Dalam unggahan video tersebut tertulis caption yang sangat singkat.

    “Tahan tahannn wa.. . . .” caption dalam video @mang_heri_channel.

    Kejadian tersebut pada 30 Desember 2024 di Dusun Cikujang, Desa Trunamanggala, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

    Dalam pernikahan Erisa dan Wily, proses pernikahannya memang mengangkat adat Sunda.

    Dalam pengakuan si pemilik akun, Heri, ayah pengantin wanita dan keponakannya kesurupan pada saat tim hiburan tengah memainkan lagu Buhun Sunda.

    Lagu Buhun Sunda sendiri memiliki makna mengundang para karuhun-karuhun mereka yang sudah meninggal.

    Dalam video yang berdurasi 1.29 menit tersebut terlihat tamu undangan dan keluarga panik dengan kejadian tersebut.

    KESURUPAN SAAT HAJATAN – Viral video ayah pengantin wanita kesurupan saat mendengar lagu Buhun Sunda. Tamu undangan dan keluarga panik memegangi ayah pengantin dan keponakannya yang kesurupan. (Tangkapan layar TikTok @mang_heri_channel)

    Hingga video tersebut sudah ditonton lebih dari 1,7 juta kali di TikTok dan membuat netizen penasaran dengan kejadian tersebut.

    @Rifai_Ambon06, “kok auranya gini ya, denger musiknya rasanya panas di badan. boleh tau kesenian apa itu?.”

    @RIAN SADEWA, “Mantap musiknya.”

    @kabari, “jgn setop kendang Mang… terompet lanjut terus… karuhun tos datangg.”

    @Imas Rosita328, “jangan kan yg d sana aku cuman denger d hp aja aku langsung merasa terpanggil.”

    Diberitakan Tribun Jatim sebelumnya, kisah lain pengantin kesurupan dibagikan oleh seorang make up artist (MUA).

    Ia pun membagikan tips agar hal serupa tak terjadi pada calon pengantin lainnya. 

    Sebab hal ini dapat merugikan diri sendiri, keluarga, dan banyak orang yang terlbat dalam acara pernikahan tersebut. 

    MUA asal Kendari, Sulawesi Tenggara bernama Niken mengaku melihat langsung kejadian pengantin kesurupan. 

    Melalui unggahan di akun TikTok-nya, Niken menceritakan detik-detik saat pengantin wanita yang sedang diriasnya mendadak kerasukan jin.

    Peristiwa calon pengantin kesurupan rupanya bukan baru sekali dua kali dilihat sendiri oleh Niken.

    Karenanya, Niken pun menarik kesimpulan soal penyebab para pengantin tersebut kerasukan jelang pernikahan.

    Diduga penyebabnya adalah karena mereka tidak ziarah ke makam keluarganya sebelum menikah.

    “Pembelajaran buat kita semua pengantin jangan lupa ziarah kubur ya karena pernikahan itu sifatnya sakral,” tulis Niken dilansir TribunnewsBogor.com, Selasa (23/4/2024).

    Dalam unggahannya di TikTok, Niken merekam momen saat calon pengantin yang sedang diriasnya mendadak berteriak kencang.

    Kendati tak memperlihatkan sosok sang pengantin, namun di video terdengar jelas suara keriuhan di ruangan.

    Terdengar keluarga berusaha menenangkan sang pengantin yang sedang kesurupan.

    PENGANTIN KESURUPAN – Viral kisah pengantin kesurupan yang dibagikan MUA asal Kendari, Sulawesi Tenggara bernama Niken.

    Diceritakan Niken, awalnya pengantin wanita itu tidak memperlihatkan gejala aneh saat pertama kali di-makeup.

    “Kronologinya yang rame bertanya, untuk pengantin yang kemarin memang real kerasukan almarhum dan didatangi karena tidak datang ziarah, dari subuh pas proses make up belum selesai dia sudah gelisah perasaannya tidak enak, ternyata dia didatangi/dikasih lihat (almarhum),” pungkas Niken.

    Namun di tengah momen periasan, sang pengantin tiba-tiba menangis lalu tertawa.

    Saat itulah keluarga langsung mengingat kejadian sebelumnya.

    Diduga penyebab kerasukan tersebut adalah karena sang pengantin tidak ziarah ke makam om dan kakaknya sebelum acara pernikahan.

    “Gak lama belum selesai make up masih 30 persen pengantin menangis/tertawa seperti kerasukan, terus ndalama ketika si pengantin diarahkan ditemani ke makam sama orang tua dan keluarganya, pulang dari makam allahualam alhamdulillah langsung sembuh normal kembali,” imbuh Niken.

    Kejadian pengantin kerasukan tak cuma satu kali dilihat oleh Niken.

    Kendati demikian, Niken tak menampik ada banyak faktor yang menyebabkan para pengantin bersikap aneh jelang pernikahan.

    Faktornya bisa karena kelelahan hingga karena penyakit.

    “Saya sudah sering dapat kasus pengantin seperti ini tapi saya tidak pernah posting karena setiap daerah itu punya tradisi masing-masing dan setiap pengantin mengalami kerasukan itu bukan hanya faktor tidak ziarah melainkan berbagai macam penyebab, kelelahan kurang istirahat karena mengurus kanan kiri menjelang acara, asam lambung naik, banyak melamun ketika capek akhirnya mudah dimasuki hal negatif,” ungkap Niken.

    Lebih lanjut, Niken pun memberikan nasihat kepada para calon pengantin.

    Yakni agar menjaga kesehatan jelang acara sakral pernikahan.

    Sebab jika kejadian kesurupan kembali terjadi, yang dirugikan bukan cuma keluarga saja, tapi juga MUA dan acara pernikahannya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com

    Berita Viral lainnya

  • Petugas Damkar Sumedang Tangani Insiden Jari Kelingking Bocah ‘Nyangkut’ dalam Lubang Kunci Slot – Halaman all

    Petugas Damkar Sumedang Tangani Insiden Jari Kelingking Bocah ‘Nyangkut’ dalam Lubang Kunci Slot – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG – Jari kelingking kanan seorang bocah di Sumedang, Jawa Barat masuk ke dalam lubang kunci slot dan tidak bisa dikeluarkan,  Minggu (9/2/2025).

    Untuk membantu melepaskan, petugas UPT Damkar Wilayah Kota Kabupaten Sumedang diturunkan untuk menangani insiden yang dialami Naira (6) arga Dusun Cikadu RT 0307 Desa Cikadu, Kecamatan Situraja, Sumedang ini.

    Berdasarkan informasi saat itu, Naira sedang bermain dengan kunci slot.

    Tanpa disadari, jari kelingkingnya masuk semakin dalam ke dalam lubang kunci dan tidak bisa dikeluarkan.

    Dalam keadaan panik, Naira segera memberi tahu orangtuanya.

    Orangtua Naira berusaha menolong dengan menggunakan air sabun agar jari anaknya bisa lebih mudah dikeluarkan dari lubang kunci.

    Namun, semua usaha itu ternyata tidak membuahkan hasil.

    Dalam keadaan putus asa, orang tua Naira kemudian memutuskan untuk melapor ke pihak Damkar.

    Pada pukul 10.00, orang tua Naira menghubungi UPT Damkar Wilayah Kota Kabupaten Sumedang lalu membawa Naira ke kantor Damkar untuk meminta bantuan.

    Deni Gumilar, petugas Damkar Sumedang Kota menjelaskan, evakuasi dimulai pada pukul 10.10 dan selesai dalam waktu 20 menit.

    “Tim Damkar menggunakan alat pemotong untuk menggergaji besi yang membentuk lubang kunci slot tersebut,” ujar Deni.

    Petugas menggunakan gerinda bermata kecil untuk memotong, sementara yang lain menyemprotkan air untuk mencegah besi menjadi panas dan menyakiti Naira selama proses evakuasi.

    Proses evakuasi yang dilakukan oleh regu piket 3 UPT Damkar Sumedang Kota berlangsung dengan baik, dan Naira berhasil dibebaskan dari cengkraman lubang kunci slot tanpa mengalami luka serius.

     

  • Produksi 814 GWh Listrik dari Biomassa, PLN Pangkas Emisi 921 Ribu Ton CO2 – Page 3

    Produksi 814 GWh Listrik dari Biomassa, PLN Pangkas Emisi 921 Ribu Ton CO2 – Page 3

    Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Jatigede berkapasitas 2×55 Megawatt (MW) yang dioperatori PLN Indonesia Power (PLN IP) telah beroperasi. Proyek strategis nasional (PSN) ini mengurangi emisi karbon sebesar 415.800 ton per tahun dan berkontribusi besar dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

    Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTA Jatigede diinisiasi sejak tahun 1963, dimulai pembangunannya pada 2015 dan resmi dioperasikan pada 20 Januari 2024. Pembangkit dengan kapasitas 2×55 MW yang memanfaatkan air dari Waduk terbesar kedua di Indonesia.

    “PLTA Jatigede merupakan salah satu proyek strategis ketenagalistrikan yang dioperasikan oleh PLN Indonesia Power untuk mewujudkan swasembada energi,” kata Edwin, Selasa (21/1/2024).

    Edwin melanjutkan, PLTA yang terletak di Desa Kadujaya, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini dapat mengurangi emisi karbon 415.800 ton per tahun, PLTA Jatigede juga merupakan proyek pembangkit yang menjadi target untuk meningkatkan bauran energi terbarukan 23 persen pada tahun 2025 serta mendukung Net Zero Emission 2060.

    PLTA Jatigede tidak hanya menjadi penghasil energi bersih, tetapi juga sebagai pembangkit peaker yang memastikan keandalan pasokan listrik di Indonesia, sehingga dapat menjadi pendungkung terwujudnya swasembada energi.

    “Kehadiran PLTA Jatigede turut memperkuat komitmen PLN Indonesia Power dalam mendukung transisi energi bersih serta menyukseskan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, merawat kekayaan alam Indonesia sebagai sumber energi untuk mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi,” tutup Edwin.

     

  • Pengamat Dukung Efisiensi Perjalanan Dinas, Prioritas Masyarakat

    Pengamat Dukung Efisiensi Perjalanan Dinas, Prioritas Masyarakat

    JABAR EKSPRES – Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Arlan Siddha, mendukung efisiensi anggaran yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Termasuk di dalamnya pemangkasan perjalanan dinas, agar anggaran lebih menyentuh langsung kepada masyarakat.

    Arlan menuturkan, efisiensi anggaran itu terjadi karena memang dalam masa transisi kepemimpinan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Presiden terpilih ataupun kepala daerah terpilih tentunya memiliki program unggulan, sesuai dengan janji yang dikampanyekan selama pilpres atau pilkada.

    Tidak sedikit program dan gagasan itu berbeda dengan Presiden ataupun Kepala Daerah sebelumnya. Di sisi lain, Anggaran 2025 baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ataupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sudah disusun sebelum presiden ataupun kepala daerah terpilih menjabat.

    BACA JUGA:Pemprov Jabar Relokasi Anggaran dari Tiap OPD Capai Rp 4 Triliun

    “Ini kan transisi. Pak Prabowo ada program yang sedikit berbeda dengan Pak Jokowi. Salah satunya Makan Bergizi Gratis. Termasuk di tingkat provinsi ataupun kota kabupaten. Imbasnya adalah efisiensi anggaran,” jelasnya, Minggu (2/2).

    Arlan melanjutkan, kebijakan efisiensi anggaran itu hadir dengan diterbitkannya Intruksi Presiden (Inpres) No 1 Tahun 2025, salah satu point yang perlu diefisienkan adalah perjalanan dinas. “Kalau dipahami bukan berarti tidak ada perjalanan dinas. Tapi dipilah dulu mana yang penting. Jadi ini lebih pertimbangan efisiensi saja,” jelasnya.

    Menurut Arlan, kebijakan efisiensi anggaran itu akan berdampak positif kepada masyarakat, karena semangatnya dalam pemangkasan sejumlah program atau anggaran itu dipertimbangkan pada aspek yang menyentuh langsung masyarakat. “Anggaran yang dipangkas tidak kemana-mana, tapi lebih diarahkan ke yang langsung bisa dirasakan masyarkat,” katanya.

    BACA JUGA:Kunjungan Kerja DPRD Sumedang: Hanya Seremonial dan Pemborosan Anggaran?

    Spesifik anggaran perjalanan dinas, bisa dipertimbangkan karena selama ini program itu belum menyentuh langsung ke masyarakat, dibandingkan beberapa program lain. Misalnya untuk pembangunan jalan. “Mungkin ada anggaran besar tapi tidak berdampak langsung ke masyarakat. Seperti perjalanan dinas,” cetusnya.

    Namun demikian, anggaran perjalanan dinas tidak sepenuhnya dihilangkan. Perjalanan dinas tetap perlu, itu untuk program-program mendesak. Seperti untuk meninjau jika ada bencana di daerah.

  • Terbawa Arus Sejauh 500 Meter, Korban yang Hilang Usai Terjatuh ke Sungai Citarik Ditemukan dalam Kondisi Meninggal

    Terbawa Arus Sejauh 500 Meter, Korban yang Hilang Usai Terjatuh ke Sungai Citarik Ditemukan dalam Kondisi Meninggal

    JABAR EKSPRES – Satu korban yang sempat dinyatakan hilang usai terjatuh ke Sungai Citarik diperbatasan wilayah Desa Sidulang, Kecamatan Cimanggung, kabupaten Sumedang dan Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    Sebelumnya, dua korban terjatuh ke Sungai Citarik saat mengenderai sepeda motor. Korban bernama Entin (60) berhasil diselamatkan dan langsung dilarikan ke rumah sakit, sedangkan Aman (30) sempat dinyatakan hilang karena terbawa arus Sungai Citarik sekira pukul 16.00 WIB.

    Pencarian korban pun sempat dilakukan warga sekitar, sambil menunggu bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang dan Basarnas, guna mempercepat proses evakuasi.

    Berselang waktu satu jam, Kepala Desa (Kades) Sindulang, Ujang Supriatna mengatakan, korban yang hilang terbawa arus Sungai Citarik itu telah berhasil ditemukan.

    BACA JUGA: Pendaki Asal Imapala Uhamka Ditemukan Meninggal Dunia di Gunung Joglo Bogor

    “Tadi sudah ditemukan, korban terbawa arus sekitar 500 meter dari titik awal TKP (tempat kejadian perkara) korban terjatuh,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (1/2).

    Ujang menerangkan, kronologi terjadinya kedua korban yang terjatuh ke Sungai Citarik, diduga bermula ketika sedang menggunakan kendaraan sepeda motor.

    Adapun kendaraan sepeda motor yang digunakan dua orang korban itu, diduga melaju dari Sindulang, Cimanggung menuju ke arah Tanjungwangi, Cicalengka.

    “Diduga ngeplos remnya dan saat di jembatan terpeleset, sehingga keduanya korban sempat terjatuh,” terangnya.

    BACA JUGA: Polisi Selidiki Ledakan di Mojokerto, 2 Orang Meninggal Dunia

    “Entin sudah dibawa ke rumah sakit, untuk korban bernama Aman ini yang tadi sempat hilang sudah berhasil ditemukan,” ungkapnya.

    “Ketika ditemukan kondisinya korban sudah meninggal dunia dan langsung dibawa ke rumah duka,” tutup Ujang. (Bas)

  • 2 Orang Warga Terjatuh ke Sungai Citarik Saat Kendarai Motor, 1 Korban Dinyatakan Hilang Terbawa Arus

    2 Orang Warga Terjatuh ke Sungai Citarik Saat Kendarai Motor, 1 Korban Dinyatakan Hilang Terbawa Arus

    JABAR EKSPRES – Dua orang diduga telah terjatuh ke Sungai Citarik yang berada di perbatasan wilayah Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang dan Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

    Ketika dikonfirmasi, Kepala Desa (Kades) Sindulang, Ujang Supriatna membenarkan, adanya peristiwa nahas yang menimpa dua orang warganya pada Sabtu, 1 Februari 2025.

    “Kejadiannya tadi sore sekitar pukul 16.00 (WIB). Korban yang terjatuh ke sungai bernama Aman (30) dan Entin (60),” katanya kepada Jabar Ekspres melalui seluler.

    BACA JUGA: Miris, Nenek Berusia 90 Tahun di KBB jadi Korban Penyelewengan Dana Bansos

    Ujang menerangkan, kronologi sementara kedua korban tersebut diduga terjatuh ke Sungai Citarik, ketika sedang menggunakan kendaraan sepeda motor.

    Adapun kendaraan sepeda motor yang digunakan dua orang korban itu, diduga melaju dari Sindulang, Cimanggung menuju ke arah Tanjungwangi, Cicalengka.

    “Kenapa bisa terjatuhnya apa terpeleset atau bagaimana, saya masih belum bisa memastikan,” terangnya.

    Ujang mengungkapkan, dua orang korban yang terjatuh ke Sungai Citarik itu, salah satunya alias Entin telah berhasil diselamatkan. Sedangkan korban satunya alias Aman dikabarkan terseret arus hingga dinyatakan hilang.

    BACA JUGA: Pembunuhan di Cireundeu Cimahi Terkuak, Pelaku Kesal dan Ingin Rebut Motor Korban

    “Entin sudah dibawa ke rumah sakit, cuman untuk Aman ini hilang dan masih dilakukan pencarian,” ungkapnya.

    “Tapi ini kita keterbatasan alat, sehingga masih menunggu pihak BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sumedang dan Basarnas, untuk membantu proses pencarian korban,” tutup Ujang.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno menyampaikan, pihaknya telah menerima laporan terkait dua korban yang terjatuh ke Sungai Citarik, yang salah satunya dinyatakan hilang.

    “Untuk asesment pertama BPBD sudah menerjunkan 3 anggota untuk menuju ke lokasi kejadian,” imbuhnya.

    BACA JUGA: LBH Tatar Galuh Ciamis Siap Beri Pendampingan Hukum bagi Korban Penipuan Program MBG

    “Kemudian selanjutnya, nanti akan menyusul juga dengan kelengkapan alat ada 4 anggota BPBD yang siap diterjunkan ke TKP (tempat kejadian perkara),” pungkas Atang. (Bas)

  • Sosok Sopir Sedan Merah Penyebab Kecelakaan Maut di Jatinangor, Ini Alasan Polisi Belum Menahannya

    Sosok Sopir Sedan Merah Penyebab Kecelakaan Maut di Jatinangor, Ini Alasan Polisi Belum Menahannya

    TRIBUNJATIM.COM – Terungkap alasan polisi belum menahan Putra Akbar, sopir sedan merah yang menyebabkan kecelakaan maut di Jatinangor.

    Kecelakaan beruntun tersebut mengakibatkan beberapa korban.

    Ada yang terluka hingga meregang nyawa.

    Sopir Hyundai Avega merah, Putra Akbar (23) ditetapkan jadi tersangka dalam kecelakaan beruntun maut yang terjadi di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin (27/1/2025)

    Putra Akbar diduga jadi pemicu tabrakan beruntun tersebut.

    Meski telah ditetapkan jadi tersangka, namun mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) ini masih belum ditahan.

    Putra Akbar belum ditahan karena ia mengaku tak mengingat peristiwa kecelakaan yang menewaskan satu orang ini.

    “Hingga saat ini, statusnya sudah ditetapkan jadi tersangka, tetapi belum dilakukan penahanan, karena yang bersangkutan mengaku tidak ingat sama sekali peristiwa kecelakaan tersebut,” kata Plh Kanit Gakkum Satlantas Polres Sumedang, Ipda Arief.

    Mengutip TribunJabar.id, pihak kepolisian juga menggandeng psikolog dari RSUD Umar Wirahadikusumah untuk memeriksa kejiwaan tersangka.

    “Kita akan libatkan psikolog untuk lakukan pemeriksaan lanjutan,” ujarnya.

    Diketahui, sebuah mobil Hyundai Avega berwarna merah menabrak sejumlah pengendara dan menyebabkan satu orang tewas.

    Kecelakaan beruntun ini terjadi di depan kantor bank berpelat merah di Jatinangor, Jalan Raya Sumedang-Bandung, Desa Cikeruh, Senin (27/1/2025) pagi.

    AKP Mohammad Ali selaku Kasat Lantas Polres Sumedang menuturkan, ada lima korban dalam kecelakaan ini.

    Tiga di antaranya dirawat di rumah sakit, satu orang luka berat, dan satu orang meninggal dunia.

    Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya ini pun ditetapkan jadi tersangka setelah pihak kepolisian melakukan gelar perkara, Rabu (29/1/2025) sore.

    Demikian yang disampaikan Plh Kanit Gakkum Satlantas Polres Sumedang, Ipda Arief.

    “Gelar perkara selesai pukul 17.30 WIB, Putra Akbar kita tetapkan sebagai tersangka,” kata Arief kepada TribunJabar.id ( grup TribunJatim.com ).

    Arief menuturkan, tersangka dianggap lalai hingga menyebabkan kecelakaan yang menewaskan satu orang juru parkir.

    “Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan hasil olah TKP, yang bersangkutan lalai dalam berkendara sehingga mengakibatkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa,” katanya. 

    Tersangka pun dikenakan Pasal 310 ayat 4 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    “Terancam hukuman enam tahun penjara,” kata Arief.

    Pickup Pengangkut Pekerja Kopi di Bondowoso Alami Kecelakaan

    Pickup yang mengangkut pekerja kopi mengalami kecelakaan di jalanan Ijen, tepatnya di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Bondowoso, Minggu (19/1/2025). (Istimewa/TribunJatim.com)

    Sebuah pickup yang mengangkut pekerja kopi mengalami kecelakaan di jalanan Ijen, tepatnya di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Bondowoso, Minggu (19/1/2025).  

    Kecelakaan yang videonya viral di media sosial itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.  

    “Iya, ada kecelakaan tadi di sekitar dekat Kopi Kluncing itu, sekitar jam 13.00 WIB siang,” jelas Agus, warga Desa Sumberwringin, Kecamatan Sumberwringin. 

    Sekretaris Desa Sukosari Kidul, Fadil Susanto, membenarkan kejadian kecelakaan tersebut.

    Namun, ia mengaku tak tahu pasti bagaimana kronologi kecelakaan. 

    “Dibawa ke Puskesmas Sukosari,” terangnya.  

    Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat sebuah pickup hitam nopol P 8034 ringsek bagian depannya.

    Sementara sejumlah pekerja sudah duduk berhamburan di jalanan.

    Terdengar tangisan karena kesakitan di video tersebut.

    “Kecelakaan di Kluncing, Kluncing. Aduh saya patah tangan,” kata salah seorang pekerja yang terluka sembari menangis.  

    Kasat Lantas Polres Bondowoso, AKP Achmat Rochan, membenarkan kecelakaan tersebut.  

    “Anggota sudah meluncur ke TKP. Nanti diinfokan kalau sudah ada laporan lengkapnya,” katanya singkat.  

    Kapolsek Sumberwringin, AKP Didik Waluyo, mengatakan, pickup mengangkut penumpang pekerja kopi yang hendak pulang atau turun dari Kecamatan Ijen.  

    “Dilarikan ke Puskesmas Sukosari. Ada lima. Tiak cukup ada yang dilarikan ke Puskesmas Pujer, karena sudah penuh di sana. Di Pujer dua kalau tidak salah,” pungkasnya. 

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Kunker DPRD Sumedang: Seremonial dan Pemborosan Anggaran?

    Kunker DPRD Sumedang: Seremonial dan Pemborosan Anggaran?

    JABAR EKSPRES – Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sumedang, Sonia Sugian, mengungkapkan kekhawatirannya terkait anggaran perjalanan dinas atau kunjungan kerja ke luar daerah yang dianggap boros dan tidak memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

    “Saya hanya ingin menyampaikan apa yang terjadi di lembaga DPRD, dan sudah saatnya ini menjadi refleksi untuk perubahan ke depan,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Kamis (30/1).

    Sonia menilai bahwa kunjungan kerja DPRD ke luar daerah seringkali lebih berfokus pada seremonial semata, tanpa hasil konkret yang berdampak pada masyarakat.

    BACA JUGA: Tak Hanya Pantau RTH dan Tenaga Kerja, Komisi IV DPRD Sumedang Fokus Awasi Privatisasi Air oleh Industri

    “Misalnya, kita ke DPRD Tegal atau Yogyakarta, di sana hanya foto bersama dan tukar cinderamata, tanpa ada pembahasan yang substansial,” tambahnya.

    Dikatakan Sonia, meskipun tujuan awal kunjungan tersebut adalah untuk studi banding, nyatanya materi yang seharusnya dibahas tak pernah terlaksana dengan baik. Sebagai contoh, anggaran yang teralokasi untuk kunjungan kerja cukup besar, mencapai Rp108 miliar.

    “Anggaran tersebut tidak hanya mencakup ongkos perjalanan, tetapi juga biaya hotel, akomodasi, uang representatif, dan uang harian. Ini tentu sangat besar, dan saya rasa efektivitas kunjungan kerja tersebut sangat diragukan,” ungkapnya.

    Sonia juga mengatakan bahwa dia sudah beberapa kali mengusulkan untuk mengurangi jumlah kunjungan kerja yang dianggap hanya memboroskan anggaran tanpa manfaat yang jelas. Usulannya tersebut pernah disampaikan dalam rapat fraksi, komisi, dan rapat internal lainnya.

    “Saya mengusulkan agar kunjungan kerja ini dikurangi karena tidak efisien dan hanya menghabiskan anggaran. Lebih baik digunakan untuk kegiatan yang lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat,” katanya.

    Lebih lanjut, Sonia menambahkan bahwa gedung DPRD sebenarnya sudah memadai untuk digunakan sebagai tempat rapat, tanpa perlu menyewa hotel mewah untuk kegiatan serupa.

    “Alhamdulillah, pada awal Januari 2025, lima pansus sudah dilaksanakan di gedung DPRD, yang artinya anggaran untuk hotel dan transportasi bisa dihemat,” jelasnya.

    Namun, Sonia menegaskan bahwa kunjungan kerja ke luar daerah tidak harus ditiadakan, melainkan perlu dievaluasi dan dilakukan hanya jika materi yang akan dibahas benar-benar penting dan relevan.

  • Sopir Sedan Merah yang Jadi Tersangka Kecelakaan di Jatinangor Belum Ditahan, Ini Kata Polisi – Halaman all

    Sopir Sedan Merah yang Jadi Tersangka Kecelakaan di Jatinangor Belum Ditahan, Ini Kata Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Putra Akbar (23) sopir sedan merah yang diduga jadi pemicu tabrakan beruntun maut di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan jadi tersangka.

    Tersangka sendiri merupakan seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) Fakultas Ilmu Budaya.

    Putra Akbar ditetapkan sebagai tersangka setelah pihak kepolisian melakukan gelar perkara, Rabu (29/1/2025) sore.

    Demikian yang disampaikan Plh Kanit Gakkum Satlantas Polres Sumedang, Ipda Arief.

    “Gelar perkara selesai pukul 17.30 WIB, Putra Akbar kita tetapkan sebagai tersangka,” kata Arief kepada TribunJabar.id.

    Arief menuturkan, tersangka dianggap lalai hingga menyebabkan kecelakaan yang menewaskan satu orang juru parkir.

    “Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan hasil olah TKP, yang bersangkutan lalai dalam berkendara sehingga mengakibatkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa,” katanya. 

    Tersangka pun dikenakan Pasal 310 ayat 4 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    “Terancam hukuman enam tahun penjara,” kata Arief.

    Meski telah ditetapkan jadi tersangka, namun Putra Akbar masih belum ditahan.

    Hal tersebut karena tersangka mengaku tak ingat sama sekali peristiwa kecelakaan.

    “Hingga saat ini, statusnya sudah ditetapkan jadi tersangka, tetapi belum dilakukan penahanan, karena yang bersangkutan mengaku tidak ingat sama sekali peristiwa kecelakaan tersebut,” kata Arief kepada TribunJabar.id.

    Kini, pihak kepolisian juga melibatkan psikolog dari RSUD Umar Wirahadikusumah untuk memeriksa kejiwaan tersangka.

    “Kita akan libatkan psikolog untuk lakukan pemeriksaan lanjutan, rencananya besok,” katanya. 

    Diketahui, sebuah mobil Hyundai Avega berwarna merah menabrak sejumlah pengendara dan menyebabkan satu orang tewas.

    Kecelakaan beruntun ini terjadi di depan kantor bank berplat merah di Jatinangor, Jalan Raya Sumedang-Bandung, Desa Cikeruh, Senin (17/1/2025) pagi.

    AKP Mohammad Ali selaku Kasat Lantas Polres Sumedang menuturkan, ada lima korban dalam kecelakaan ini.

    Tiga di antaranya dirawat di rumah sakit, satu orang luka berat, dan satu orang meninggal dunia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jadi Tersangka Tapi Tak Ingat Kejadian, Mahasiswa Unpad Sopir Mobil Maut di Sumedang Belum Ditahan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Kiki Andriana)

  • Semrawut Simpang Susun Cileunyi Bawah Tol Cisumdawu,

    Semrawut Simpang Susun Cileunyi Bawah Tol Cisumdawu,

    JABAR EKSPRES – Berdirinya Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), tepatnya bagian bawah flyover kondisinya kian semrawut tidak teratur, bahkan tergolong kumuh memprihatinkan.

    Keberadaan kawasan Simpang Susun Cileunyi alias di bawah flyover Tol Cisumdawu, yang berada di wilayah Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung itu tak hanya marak terminal bayangan tapi kini menjamur pedagang kaki lima (PKL) liar.

    Salah seorang pengendara sepeda motor, Nasrul Nasrudin (27) mengaku, cukup terganggu dengan keberadaan angkot yang kerap memarkirkan kendaraan bahkan sampai membaris.

    BACA JUGA: Kasus Tol Cisumdawu Masih Belum Usai, MAKI Terus Kawal Jalannya Sidang

    “Risih aja lihatnya jadi gak teratur lalu lintas, kadang bikin macet juga. Kalau dibilang jalan raya lebih mirip pangkalan angkot, tapi mau disebut pangkalan atau terminal itu kan jalan raya,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (30/1).

    Pria berdomisili Kecamatan Rancaekek itu memaparkan, jika keberadaan terminal bayangan hingga kini menjamur juga PKL liar, dinilai merusak estetika dan mengganggu pandangan.

    “Kalau tertata disediakan memang area berdagang dan ada titik pangkalan resmi, saya rasa akan lebih enak. Jadinya enggak acak-acakan, kesannya jadi kumuh,” paparnya.

    Nasrul berharap, agar pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui dinas terkait, dapat mengambil tindakan dengan menyediakan ruang agar penataan kawasan Simpang Susun Cileunyi, tepatnya di bawah Jalan Tol Cisumdawu tidak semrawut.

    Dia juga menambahkan, dengan terkelolanya pangkalan angkot serta area berdagang bagi pelaku UMKM, dapat menghindari potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

    “Biar enggak kumuh, kemudian biar pedagang dan angkot juga lebih aman. Takutnya pembeli atau penumpang angkot meleng, bisa saja keserempet motor atau mobil,” beber Nasrul.

    “Soalnya mau gimana juga itu jalan raya satu arah, kendaraan yang lewat sudah pasti kecepatannya lumayan tinggi,” tukasnya.

    Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, selain jadi terminal bayangan bagi angkot, kios-kois liar pun menjamur, baik di kolong jembatan atau pun di pinggir-pinggir jalan kawasan Simpang Susun Cileunyi.

    Dampaknya, kawasan pun jadi kumuh dan kerap jadi sumber kemacetan. Pasalnya, kawasan Simpang Susun Cileunyi ini menjadi akses kendaraan dari sejumlah arah, yang melintas pun mulai dari roda dua hingga empat bahkan lebih seperti truk, bus dengan volume tinggi.