kab/kota: Sukoharjo

  • Istana pastikan insiden MBG di Sukoharjo ditangani sesuai SOP

    Istana pastikan insiden MBG di Sukoharjo ditangani sesuai SOP

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi (kedua kanan) berbincang dengan siswa saat meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di SDN Kedung Badak 1, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Pemerintah menargetkan program Makan Bergizi Gratis akan diterima oleh 15 juta hingga 20 juta penerima manfaat hingga Desember 2025. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

    Istana pastikan insiden MBG di Sukoharjo ditangani sesuai SOP
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 17 Januari 2025 – 06:13 WIB

    Elshinta.com – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi memastikan insiden anak-anak diduga mengalami gejala keracunan saat menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Sukoharjo, Jawa Tengah, ditangani cepat sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) yang berlaku.

    Hasan di Jakarta, Kamis (16/1), menyebutkan 40 anak yang mual dan muntah-muntah langsung diobati di puskesmas terdekat. Kondisi mereka saat ini sudah membaik.

    “SOP yang diterapkan dalam MBG ini adalah sekolah lapor kepada SPPG dan puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG, kemudian diganti dengan menu lain,” ujar Hasan Nasbi.

    SPPG merupakan satuan pelayanan pemenuhan gizi yang bertugas mengelola dapur umum yang memasak dan mendistribusikan makanan bergizi gratis untuk anak-anak, ibu-ibu hamil, dan ibu menyusui serta balita di daerah sekitarnya. Dalam mengoperasikan dapur, SPPG dipimpin oleh seorang kepala SPPG yang dibantu oleh seorang ahli gizi dan seorang akuntan.

    Dikatakan bahwa SOP lain yang diterapkan manakala dalam pelaksanaan makan bergizi gratis ditemukan insiden atau kendala, yaitu setiap SPPG diwajibkan menyimpan sampel makanan selama 2 x 24 jam.

    Dengan demikian, jika ada kejadian yang tak diinginkan sebagaimana insiden di Sukoharjo, menurut dia, penyebabnya dapat dilacak dengan cermat.

    “Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh dinas kesehatan,” sambung Hasan.

    Ia menyatakan bahwa insiden di Sukoharjo menjadi evaluasi penting bagi Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan makan bergizi gratis, yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai penyiapan MBG sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

    Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan bahwa insiden di Sukoharjo terjadi karena kesalahan pengolahan ayam yang pada saat itu menjadi menu makan bergizi gratis di SDN Dukuh 03 Sukoharjo.

    Dadan juga menyatakan tak menunggu lama setelah anak-anak menunjukkan gejala mual dan muntah-muntah, petugas kesehatan langsung bergerak cepat. Selanjutnya menu yang diedarkan kepadasiswa ditarik dan diganti.

    Sumber : Antara

  • Soal Kelanjutan Penyelamatan Sritex, Menteri Yassierli: Masih Dimonitor, Jangan Tanya Kemnaker Terus – Halaman all

    Soal Kelanjutan Penyelamatan Sritex, Menteri Yassierli: Masih Dimonitor, Jangan Tanya Kemnaker Terus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli meminta agar persoalan upaya penyelamatan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex tidak terus-menerus ditanyakan ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

    Pemerintah memang sedang berupaya agar Sritex dapat melanjutkan produksinya meskipun tengah dalam kondisi pailit. Selain itu, perusahaan juga diminta untuk tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya.

    Menurut Yassierli, saat ini pemerintah masih memantau perkembangan situasi di Sritex.

    Pemantauan dilakukan karena belum ada langkah konkret yang dapat diambil pemerintah untuk menyelamatkan Sritex.

    “Itu masih kami monitor, belum ada sesuatu yang benar-benar secara ini bisa kita ini ya, jadi itu dinamika, kita lihat saja dulu,” katanya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (17/1/2025).

    Ia mengatakan telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk upaya penyelematan ini.

    Yassierli pun meminta agar soal kelanjutan proses penyelamatan ini tidak terus-menerus ditanyakn ke Kemnaker.

    “Kita sedang komunikasi ke Kemenko [Bidang Perekonomian], jadi Sritex jangan ke Kementerian Ketenagakerjaan terus yang di-iniin,” ujarnya.

    Mengenai kelangsungan usaha atau going concern Sritex, Yassierli menegaskan bahwa itu adalah harapan pemerintah.

    Ia mengungkapkan bahwa pemerintah terus fokus untuk mencari solusi terbaik agar Sritex bisa bertahan.

    “Iya itu kan (going concern) harapan kita. Harapan kita seperti itu. Nanti kita lihat lah kendalanya di mana dan solusi terbaiknya seperti apa. Tadi saya sudah… apa.. dengan pak menko, nanti kita coba monitor bersama,” ucap Yassierli.

    Wamenaker Jamin Sritex Tak PHK

    Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan meminta manajemen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menjamin tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan mereka di tengah perusahaan dalam kondisi pailit.

    Permintaan itu ia layangkan ketika kembali menyambangi Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (8/1/2025).

    “Fokus kita tetap memastikan tidak adanya PHK di Sritex dan kami meminta manajemen untuk menjamin hal tersebut,” kata Noel, sapaan akrabnya, dikutip dari siaran pers pada Kamis (9/1/2025).

    Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus hadir untuk mendukung para pekerja Sritex.

    Selain itu, Presiden Prabowo Subianto disebut memberikan perhatian besar terhadap persoalan yang sedang dihadapi Sritex.

    “Sritex adalah simbol dari industri tekstil Indonesia dan masalah Sritex telah menjadi isu nasional,” ujarnya.

    Noel menambahkan, para pekerja dan manajemen Sritex menunjukkan semangat patriotisme yang patut dicontoh oleh pekerja lainnya.

    “Saya melihat perjuangan dan semangat patriotik dari para pekerja Sritex ini sangat luar biasa,” ucap Noel.

    Pemerintah Hadapi Kesulitan

    Penolakan kasasi oleh Mahkamah Agung terhadap status kepailitan Sritex menambah rumit upaya penyelamatan perusahaan tekstil tersebut dari kebangkrutan.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendapatkan salinan putusan MA untuk menentukan going concern atau kelangsungan usaha Sritex.

    “Pemerintah dalam hal ini Kemenperin memang dihadapi dengan kesulitan terhadap keputusan yang diambil pengadilan yang mengesahkan pailit.”

    “Pailitnya disahkan, diperkuat status pailitnya, tentu mempersulit pemerintah, mempersulit Kemenperin, juga mempersulit Kemenaker, tapi faktanya seperti itu,” tutur Agus kepada wartawan di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2025).

    Dengan inkrahnya status pailit Sritex, Menperin menyebut masalah tersebut lebih rumit dari apa yang dapat dilihat banyak pihak saat ini.

    “Isu Sritex ini jauh lebih complicated dari apa yang ada di permukaan.”

    “Jauh lebih complicated dari apa yang ada. Yang menjadi prioritas dari pemerintah saat ini yang pertama agar bisa tetap produksi,” jelasnya.

    Jika tetap dapat berproduksi, maka tenaga kerja dari Sritex masih bisa berpenghasilan.

    Selain itu, akan sangat disayangkan apabila pasar tujuan ekspor Sritex dikuasai oleh negara lain.

    “Kalau Sritex bisa tetap produksi, maka tenaga kerjanya bisa tetap bekerja. Kami sangat khawatir kalau mereka tidak bisa produksi, apalagi sebetulnya kredibilitas dari produk-produk mereka cukup baik.”

    “Mereka banyak di ekspor, kalau mereka berhenti produksi, maka pasar yang selama ini diisi oleh Sritex bisa diisi produsen negara lain dan kita kehilangan market,” ucap Agus.

    Kemenperin memastikan pihaknya akan bertemu dengan kurator dalam waktu dekat.

    Mengenai kapan pertemuan tersebut berlangsung, waktunya saat ini tengah diatur.

    “Kita ingin tahu putusan going concern itu tadi, bahwa tetap produksi, tenaga kerja bisa kita selamatkan. Yang bisa memutuskan going concern atau tidak itu by law adalah kurator,” jelas Menperin.

     

  • Siswa SDN Sukoharjo Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis Gara-Gara Salah Kelola Ayam – Page 3

    Siswa SDN Sukoharjo Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis Gara-Gara Salah Kelola Ayam – Page 3

    Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, insiden ini akan menjadi evaluasi bagi Badan Gizi Nasional (BGN).

    Menurut dia, BGN ke depannya harus memperketat penyiapan menu MBG untuk menjamin kualitas dan kehigienisan makanan yang disajikan.

    “Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP (standar operasional prosedur) dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” kata Hasan kepada watawan, Jumat (17/1/2025).

    Dia menjelaskan, 40 anak SDN di Sukoharjo itu dibawa ke Puskesmas terdekat karena mengalami mual dan muntah-muntah usai memakan ayam yang dimarinasi. Hasan menuturkan, kondisi para siswa SDN itu kini telah membaik.

    “40 anak yang memakan ayam yang dimarinasi mengalami mual dan muntah-muntah. Anak-anak ini sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat dan keadaannya sudah kembali membaik,” jelasnya.

    Hasan menyampaikan bahwa terdapat standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan dalam program makan bergizi gratis. Adapun sekolah harus melapor kepada Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) dan Puskesmas apabila ada kejadian yang tidak diinginkan.

  • 9
                    
                        Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis, BGN: Ini Jadi Bahan Evaluasi
                        Nasional

    9 Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis, BGN: Ini Jadi Bahan Evaluasi Nasional

    Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis, BGN: Ini Jadi Bahan Evaluasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Usai insiden keracunan 40 orang penerima manfaat
    makan bergizi gratis
    di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kepala Badan Gizi Nasional (
    BGN
    )
    Dadan Hindayana
    memastikan insiden itu tidak akan terjadi lagi.
    “Ini menjadi bahan evaluasi agar lebih berhati-hati dalan mengolah makanan,” kata Danan kepada
    Kompas.com
    , Kamis (16/1/2025) malam.
    Ke depannya, Dadan berjanji akan menerapkan standar tinggi dalam pengolahan makanan agar hal serupa tak terulang lagi.
    “Standar tinggi tetap harus menjadi acuan,” ujarnya.
    Adapun keracunan terjadi pada 40 siswa yang memakan ayam marinasi dalam
    menu makan bergizi gratis
    .
    Namun, siswa yang keracunan tersebut sudah diobati dan kembali ceria. Bahkan, menu ayam marinasi tersebut sudah diganti dengan menu lainnya.
    “40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur,” kata Dadan.
    “Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati dan sudah ceria kembali,” ujarnya lagi.
    Dadan mengungkapkan, peristiwa keracunan itu bisa saja terjadi lantaran adanya ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Kendati demikian, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bekerja cepat dengan langsung menarik menu tersebut.
    Dengan demikian, penerima manfaat lainnya tidak mengalami hal serupa seperti 40 siswa sebelumnya.
    “(Karena) Teknis pengolahan. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus. Dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang,” kata Dadan.
    Sebelumnya, 40 siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi
    menu Makan Bergizi Gratis
    (MBG) pada Kamis, 16 Januari 2025.
    Mereka diduga mengalami keracunan akibat program makan bergizi gratis. Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani mengonfirmasi kejadian itu. Tetapi, para siswa tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.
    “Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Kunari.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 40 Siswa SDN Sukoharjo Keracunan Usai Santap MBG, Istana: Evaluasi Penting untuk BGN – Page 3

    40 Siswa SDN Sukoharjo Keracunan Usai Santap MBG, Istana: Evaluasi Penting untuk BGN – Page 3

    Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan sebanyak 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG). Mereka mual-mual usai memakan ayam krispi.

    “Sebanyak 40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual semua ayam ditarik dan diganti telur,” ujar Dadan kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).

    Dadan menyebut puluhan siswa yang keracunan telah ditangani oleh tenaga medis. Kini semua siswa sudah dalam kondisi sehat. “Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati, dan sudah ceria kembali,” kata Dadan.

    Menurut Dadan, ada kesalahan teknis pengolahan pada ayam krispi tersebut. Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih lanjut dan masih melakukan pendalaman.

    Dadan melanjutkan, setelah kedapatan puluhan siswa mual-mual, menu ayam krispi ditarik dan diganti telur rebus.

    “Detail menyusul ya, tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus, dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang,” kata Dadan.

  • Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan Regional 17 Januari 2025

    Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –  
    Pelaksanaan
    makan bergizi gratis
    (
    MBG
    ) tak selalu berjalan mulus. Menu makanan MBG yang tidak matang ditemukan di Sukoharjo, Jawa Tengah. Sementara, di Nunukan, Kalimantan Utara ditemukan makanannya sudah basi.
    Kejadian ini berlangsung di pekan yang sama.
    Badan Gizi Nasional (BGN) mengakui kejadian yang merugikan siswa itu. Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, kemungkinan ada ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Bagaimana kejadian lengkapnya?
    Puluhan murid dan sejumlah guru SDN 03 Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami diare, diduga akibat menu MBG yang disajikan Senin (13/1/2025) lalu.
    Pihak sekolah menduga, kejadian tersebut karena ada lauk yang sudah basi dalam menu ayam kecap yang disajikan.
    Kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, mengatakan, pihak penyedia/dapur, mengolah makanannya dengan dua kali masak.
    Masakan pertama, dilakukan menjelang Subuh, dan diperuntukkan bagi anak anak sekolah pagi.
    Selanjutnya, masakan pukul 09.00 wita, untuk dibagikan kepada anak anak yang mendapat jatah jam sekolah siang.
    ‘’Kami, pihak sekolah menduga, menu pengantaran makan pagi yang tidak habis, dibagikan untuk menu pengantaran siang. Karena memang ada lauk yang basi, ada juga yang masih bagus,’’ ujar Hairudin, saat dihubungi, Kamis (16/1/2025).
    Dugaan tersebut, berdasarkan sejumlah pengakuan murid murid yang mengalami diare, yang menceritakan peristiwa tersebut ke orang tuanya.
    Meski begitu, tidak sedikit juga murid yang tidak terkena diare.
    ‘’Yang tidak mengalami diare, mungkin kebagian lauk yang bagus,’’ kata Hairuddin lagi.
    Gejala perut mual dan berak berak, baru dialami para murid dan beberapa guru, menjelang malam.
    Kondisi bersamaan tersebut, membuat kecurigaan akibat menu MBG menguat.
    ‘’Pihak sekolah sudah memanggil penanggung jawab dapur, pengawas, Bhabinsa dan perwakilan BGN kemarin. Kita rapatkan masalah ini,’’ imbuhnya.
    Dari pertemuan tersebut, pihak SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi dan memperbaiki pelayanan mereka.
    Sementara itu, puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), mengalami keracunan setelah mengkonsumsi menu MBG, pada Kamis (16/1/2025).
    Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota Kunari Mahanani mengatakan, para siswa berjumlah sekitar 50 anak yang mengalami keracunan.
    “Yang terkena itu istilahnya cuma mual muntah dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Kurnari Mahanani, setelah pemeriksaan.
    Dikatannya, diduga penyebab keracunan karena makanan yang dikonsumsi kurang matang.
    Kurnari menjelaskan, pengelola Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Kodim 0726 Sukoharjo, telah mengakui jika menu ayam kurang matang.
    “Biasanya kalau kurang matang kalau dari bau tidak, kalau dari bentuk tidak juga, istilahnya teksturnya agak gimana gitu, jadi anak langsung mengeluh sakit perut,” paparnya.
    Kepala SD Negeri Dukuh 03, Lilik Kurniasih, mengatakan keracunan terjadi pada Kamis (16/1/2025), 09.30 WIB.
    Adapun menu pada hari ini yakni nasi putih, ayam tepung, tumis wortel tahu, buah naga dan susu.
    “Ada yang merasa mual, pusing dan ada satu anak yang mutah,” kata Lilik Kurniasih.
    Selain itu, sejumlah anak yang keracunan tersebut merupakan siswa dari kelas 1 hingga 6.
    Setelah mengalami sejumlah gejala tersebut, pihak sekolah langsung menghubungi tim SPPG dan kesehatan dari Puskesmas Sukoharjo Kota. Serta dilakukan penarikan makanan yang tersisa.
    “Tadi langsung ditangani oleh petugas, dan langsung diberi obat. Alhamdulillah langsung tertangani,” ungkapnya.
    Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, keracunan tersebut mungkin disebabkan ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Kendati demikian, katanya, SPPG bertindak cepat mengganti menu ayam dengan telur rebus untuk mencegah makin banyaknya siswa jadi korban.
    Kepala Sekolah Hairuddin berharap, kasus ini menjadi perhatian serius semua pihak yang bertanggung jawab atas program nasional ini.
    ‘’Jangan sampai program yang bertujuan mulia, tercoreng akibat peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi, seperti kejadian di SDN 03 Nunukan Selatan,’’ kata Hairuddin.
    (Penulis: Kiki Safitri, Ahmad Dzulviqor, Fristin Intan Sulistyowati I Editor: Robertus Bellarminus, Ferril Dennys, Sari Hardiyanto)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Istana Tegaskan 40 Siswa yang Keracunan Makanan Program MBG Telah Membaik – Halaman all

    Istana Tegaskan 40 Siswa yang Keracunan Makanan Program MBG Telah Membaik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi buka suara soal makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

    Menurut Hasan, 40 anak yang mengalami pusing dan muntah setelah makan ayam marinasi dari program MBG tersebut telah diobati.

    “Ada kejadian di salah satu sekolah yang dilayani oleh SPPG di Sukoharjo. 40 anak yang memakan ayam yang dimarinasi mengalami mual dan muntah-muntah. Anak-anak ini sudah ditangani dan diobati di puskesmas terdekat dan keadaannya sudah kembali membaik,” kata Hasan melalui keterangan tertulisnya, Kamis, (16/1/2025).

    Menurutnya berdasarkan SOP, apabila ada suatu kejadian dalam program MBG, maka pihak sekolah melapor ke Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG dan puskesmas.

    “(Kemudian) makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain,” katanya.

    SOP lainnya yang diterapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) adalah bahwa di setiap SPPG harus menyimpan sampel makanan selama 2×24 jam.

    “Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat,” katanya.

    Saat ini menurut dia sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan. Peristiwa yang terjadi di Sukoharjo tersebut kata Hasan akan menjadi evaluasi bagi BGN.

    “Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin,” pungkasnya.

  • Menu Ayam Program MBG di SD N 3 Dukuh Sukoharjo Langsung Ditarik, Buntut Siswa Alami Mual dan Pusing – Halaman all

    Menu Ayam Program MBG di SD N 3 Dukuh Sukoharjo Langsung Ditarik, Buntut Siswa Alami Mual dan Pusing – Halaman all

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN ) Dadan Hindayana menegaskan pihaknya langsung menarik menu makanan program MBG di SDN 3 Dukuh Sukoharjp

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 00:33 WIB

    Tribunnews/Mario Christian Sumampow

    Ilustrasi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN ) Dadan Hindayana menegaskan pihaknya langsung menarik menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang diduga bermasalah.

    Makanan tersebut diduga menyebabkan setidaknya 40 siswa merasakan mual dan pusing.

    “Setelah tahu ada yang mual semua ayam ditarik,” kata Dadan kepada wartawan, Kamis, (16/1/2025).

    Pihaknya memastikan, bahwa peristiwa tersebut terjadi akibat teknik pengolahan ayam yang kurang baik.

    Sumber protein pada menu makanan tersebut kemudian diganti dengan telur .

    “ (Masalah) teknis pengolahan detilnya menyusul ya, tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus,” katanya.

    Dadan mengatakan terdapat kurang lebih 40 siswa yang mengalami mual dan pusing. Para siswa tersebut langsung diperiksa dan diobati.

    Seusai ditangani kata dia, para siswa kondisinya membaik.

    “Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati dan sudah ceria kembali,” pungkasnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Banyak Siswa Keracunan di Sukoharjo, Badan Gizi Nasional Ganti Menu Makan Bergizi Gratis

    Banyak Siswa Keracunan di Sukoharjo, Badan Gizi Nasional Ganti Menu Makan Bergizi Gratis

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan telah melakukan pertolongan pertama terhadap 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah yang keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Dia menyebut bahwa pihaknya telah menarik menu yang disajikan, yakni ayam untuk diganti telur rebus.

    “Setelah tahu ada yang mual semua ayam ditarik dan diganti telur,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan teks, Kamis (16/1/2025).

    Selain menarik menu, Dadan melanjutkan setiap korban juga telah menerima penanganan oleh tenaga medis dan dipastikan semua siswa dalam kondisi sehat.

    “Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati, dan sudah ceria kembali,” ucapnya.

    Meski begitu, Dadan mengaku belim mengetahui alasan keracunan tersebut. Entah adanya zat berbahaya atau kesalahan pengolahan dalam pembuatan ayam krispi. 

    Dadan menekankan bahwa instansinya masih melakukan pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui alasan keracunan.

    “Detail menyusul ya. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus, dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang,” tandas Dadan.

    Sebelumnya, sebanyak 40 siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi menu MBG. Para siswa mengalami gejala mual, pusing usai menyantap menu MBG berupa ayam tepung krispi.

  • Makan Bergizi Gratis Basi dan Tidak Matang, Temuan di Sukoharjo dan Nunukan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Januari 2025

    BGN Benarkan Ada Pelajar Keracunan Usai Mengonsumsi Makan Bergizi Gratis Nasional 16 Januari 2025

    BGN Benarkan Ada Pelajar Keracunan Usai Mengonsumsi Makan Bergizi Gratis
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Gizi Nasional,
    Dadan Hindayana
    , mengonfirmasi adanya insiden keracunan yang melibatkan 40 orang akibat konsumsi ayam marinasi dalam program
    makan bergizi gratis
    (MBG).
    Dadan mengatakan, seluruh warga yang mengalami keracunan tersebut telah diobati dan kini dalam kondisi baik.
    “40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur,” kata Dadan, saat dihubungi, pada Kamis (16/1/2025).
    Dadan mengindikasikan bahwa keracunan tersebut mungkin disebabkan oleh ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.
    Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bertindak cepat dengan menarik menu ayam marinasi dan menggantinya dengan telur rebus untuk mencegah kejadian serupa pada penerima manfaat lainnya.
    “Teknis pengolahan. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus. Dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang,” ujar dia.
    Sebelumnya, insiden ini terjadi pada Senin (13/1/2025), ketika puluhan murid dan beberapa guru dari SDN 03 Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami diare yang diduga disebabkan oleh menu MBG.
    Kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, mengatakan, pihak sekolah menduga penyebabnya adalah lauk yang sudah basi dalam menu ayam kecap yang disajikan.
    “Kami menduga, menu pengantaran makan pagi yang tidak habis, dibagikan untuk menu pengantaran siang. Karena memang ada lauk yang basi, ada juga yang masih bagus,” ungkap Hairuddin.
    Di sisi lain, puluhan siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, juga mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi menu MBG pada Kamis (16/1/2025).
    Mereka diduga mengalami keracunan akibat program tersebut.
    Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, mengonfirmasi kejadian itu, meskipun para siswa tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.
    “Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” ujar dia.
    Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dalam program makan bergizi gratis, agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.