kab/kota: Sukoharjo

  • Hari-hari Terakhir Buruh Sritex Sukoharjo sebelum Pabrik Tutup

    Hari-hari Terakhir Buruh Sritex Sukoharjo sebelum Pabrik Tutup

    Foto Bisnis

    ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha – detikFinance

    Jumat, 28 Feb 2025 21:30 WIB

    Sukoharjo – Pabrik tekstil Sritex akan menghentikan seluruh operasionalnya pada 1 Maret 2025. Ini suasana hari-hari terakhir karyawan Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah.

  • Peran Mandiri Agen, Buka Layanan Akses Keuangan hingga Lindungi Warga dari Penipuan – Halaman all

    Peran Mandiri Agen, Buka Layanan Akses Keuangan hingga Lindungi Warga dari Penipuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Yanto (bukan nama sebenarnya) tergopoh-gopoh turun dari sepeda motornya. 

    Tak peduli bagaimana ia memarkir sepeda motor, Yanto langsung masuk ke sebuah toko kelontong di dalam Gang Kepuh, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

    Suasana toko kelontong saat itu memang tidak terlalu ramai. Hanya ada Unang Junanda, sang pemilik toko bersama seorang sales provider komunikasi.

    “Pak, saya mau transfer Rp 500 ribu,” ucap Yanto sebagaimana ditirukan Unang kepada Tribunnews.com, Kamis (9/1/2025).

    MANDIRI AGEN – Seorang Mandiri Agen, Unang Junanda saat ditemui Tribunnews.com di toko kelontongnya yang berada di Gang Kepuh, Kampung Petoran, Kecamatan Jebres, Surakarta, Kamis (9/1/2025). (Tribunnews.com/Sri Juliati)

    Memang tak ada yang janggal dari permintaan tersebut. Dan sebagai seorang agen perbankan yaitu Mandiri Agen, Unang bisa saja langsung mengabulkan transaksi itu.

    Hanya saja, Unang melihat ada gelagat yang tak biasa dari Yanto. Ia tampak gelisah. Matanya terus terpaku pada layar ponsel.

    Ia juga memburu-buru Unang agar segera memproses transaksinya. “Cepet ya, Pak, sudah ditunggu transferannya,” kata dia.

    “Memang uangnya mau ditransfer ke mana, Pak?” Unang tak tahan untuk segera bertanya.

    “Saya dapat hadiah terus diminta transfer Rp 500 ribu agar hadiahnya cair,” jawab Yanto.

    Deg! Dugaan Unang ternyata benar. Yanto rupanya menjadi ‘calon’ korban penipuan yang mengatasnamakan perusahaan penyedia layanan komunikasi.

    “Pak, kayaknya itu penipuan. Mumpung ada sales provider-nya, coba ditanyakan ada nggak program undian berhadiah seperti itu,” kata Unang.

    Sales provider yang sedari tadi mendengarkan percakapan Unang dan Yanto akhirnya ikut menjelaskan. Perusahaan provider tempatnya bekerja sedang tidak menggelar program undian berhadiah.

    “Jadi itu pasti bohong, Pak, penipuan,” ujar dia.

    Mendengar penjelasan Unang dan sales tersebut, Yanto tersadar. Ia hampir menjadi korban penipuan. Jika tak ada sosok Unang yang mencegahnya, maka hampir pasti uang Rp 500 ribu melayang sia-sia.

    Bagi Unang, keberadaannya dirinya sebagai Mandiri Agen tak hanya membuka akses keuangan kepada masyarakat agar mereka lebih mudah mendapatkan layanan.

    Namun bagaimana ia melindungi warga atau minimal orang di sekitarnya agar tak menjadi korban penipuan transaksi keuangan.

    “Kasihan saya, sudah jauh-jauh untuk transaksi ke sini, eh malah kena tipu,” kata Unang sembari menambahkan Yanto adalah warga Cemani, Sukoharjo yang berjarak sekitar 10 km dari tokonya.

    Unang menjelaskan, selama 4 tahun menjadi Mandiri Agen, ia kerap menjumpai cerita sejenis.

    “Sebenarnya cerita-cerita kayak gini sering banget terjadi. Ada yang modusnya dapat hadiah dari artis, top up pulsa, top up e-wallet, transfer rekening bank, sampai pembayaran via Virtual Account,” terang Unang.

    Saking seringnya, Unang seakan memiliki ‘radar’ tersendiri untuk mengenali kondisi nasabahnya. 

    “Saya sering niteni (menandai) orang-orang yang hampir jadi korban penipuan transaksi keuangan. Seperti dia terlihat buru-buru, terus foto-foto toko saya dulu, mondar-mandir di sekitar toko.”

    “Si penipu kadang juga tahu, kalau ada korban yang ke tempat saya untuk transaksi kayak gitu, pasti saya tolak atau saya cegah,” ungkapnya.

    Jika dirasa mencurigakan, ia tidak akan melayani apapun permintaan nasabah tersebut. Bahkan ia sempat bersitegang karena tak segera melayani permintaan si calon korban.

    “Pokoknya saya alihkan dulu perhatiannya, kadang saya pinjam HP-nya, biar saya yang ngomong sama si penipunya,” kata dia. 

    Lakukan Usaha Pencegahan

    Cerita yang hampir sama juga diurai Asep Purwani, seorang Mandiri Agen di Jalan Raya Wanayasa-Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jateng.

    Tak terhitung lagi usaha pencegahan yang dilakukan Asep agar masyarakat di sekitar tempatnya yang masuk wilayah Pegunungan Karangkobar tak menjadi korban penipuan transaksi keuangan.

    “Karena nggak cuma sekali atau dua kali, jadi saya menandai. Kalau orangnya dateng ke sini dalam kondisi plonga-plongo, terus sambil terima telepon, bisa dipastikan dia jadi korban penipuan,” kata dia yang sudah hampir 1,5 tahun menjadi Mandiri Agen.

    Asep kemudian berkisah pernah ada pasangan suami-istri yang datang ke gerainya dengan membawa sejumlah uang. Semula Asep tak curiga dan segera melayani permintaan untuk mentransfer uang senilai Rp 500 ribu ke sebuah rekening.

    Hanya saja, ketika pasangan itu kembali meminta dirinya melakukan transfer sebesar Rp 1,5 juta, Asep lantas curiga.

    “Saya tanya, ‘sebenarnya bayar apa sih, Mas?’ Dia bilang beli sepatu, harganya Rp 500 ribu-Rp 700 ribu. Saya langsung curiga, kok bayar cukainya mahal sekali, lalu saya desak untuk cerita yang sebenarnya,” ungkapnya saat dihubungi, Kamis (9/1/2025).

    Dengan nada ketakutan, pasangan itu lantas berkisah baru saja menerima telepon dari pihak yang mengatasnamakan petugas Bea Cukai. Oknum itu mengatakan, ada paket milik mereka yang ditahan oleh Bea Cukai sehingga harus membayar bea masuk.

    Pasangan itu pun diminta mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadi agar barang dapat dikirimkan.

    “Terus oknum itu ngancam akan memproses ke jalur hukum kalau nggak segera transfer sejumlah uang. Saya bilang aja, ‘nggak apa-apa, suruh laporin aja sekalian,’ itu jelas penipuan, jadi nggak usah digubris,” tambah Asep.

    Untuk calon korban yang bisa diajak berkomunikasi, Asep mengaku akan menahan selama apapun jika permintaan transaksi mereka dianggap mencurigakan. 

    Termasuk menyadarkan mereka jika hampir menjadi korban penipuan. Asep mengaku punya jurus pamungkas andai orang tersebut masih bersikeras untuk melanjutkan transaksi

    “Tapi kalau orangnya ngeyel dan milih nyari agen perbankan lain, saya sengaja bikin story di WA. Saya tulis, ‘hati-hati, ini orang lagi kena hipnotis, jangan dilayani transaksinya,’” ungkapnya.

    Ya, Asep memanfaatkan jaringan sesama agen perbankan di wilayah Karangkobar agar mewaspadai hal serupa.

    “Kalau orangnya deket, biasanya langsung saya telepon. Saya beri pesan, nanti kalau ada orang dengan ciri-ciri seperti ini, jangan dilayani ya, dia kena hipnotis,” tambah Asep.

    Tindakan pencegahan tersebut, lanjut Asep, juga diterapkan di ketiga cabang Mandiri Agennya. Asep juga menerapkan SOP agar para karyawannya menerima dan menghitung uang terlebih dahulu apabila ada orang yang hendak transaksi setor tunai atau transfer.

    “Modusnya ada orang yang mau titip transfer atau setor tunai, tapi uangnya nanti. Kalau nggak ngeh, kita akan transfer dulu, eh sama dia uangnya nggak dikasih, kabur gitu aja. Atau dikasih, tapi uangnya kurang,” kata dia.

    Menurut Asep, apa yang dilakukan tersebut sejalan dengan perannya sebagai Mandiri Agen. Tak sekadar melayani transaksi keuangan, ia juga memberikan edukasi agar masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan.

    “Karena saya tinggal di wilayah yang cukup jauh dari kantor atau fasilitas perbankan, jadi saya berinisiatif untuk ikut membantu melindungi warga dari tindak penipuan keuangan di era sekarang,” tuturnya.

    ‘Benteng’ Warga dari Tindakan Penipuan Keuangan

    Menanggapi fenomena tersebut, Dosen UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Ida Puspitarini W mengaku salut dan ikut memberikan apresiasi kepada tindakan para agen keuangan tersebut.

    Menurutnya, apa yang dilakukan para agen keuangan itu berdasarkan pengalaman yang dialami setiap hari. Sehingga mereka tahu betul karakter hingga kebiasaan masyarakat di sekitar.

    “Agen keuangan itu mayoritas ada di desa-desa, yang melakukan transaksi atau jadi nasabah, biasanya tetangga sendiri atau masyarakat sekitar yang mana para agen ini hafal betul dengan kebiasaan-kebiasaan mereka.”

    “Jadi ketika para agen melihat atau mengetahui ada hal yang nggak biasa, mereka pasti me-notice sehingga bisa melakukan pencegahan agar tetangga atau orang yang bertransaksi tidak jadi korban penipuan,” jelasnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (11/1/2025).

    Faktor kedekatan juga menjadi alasan pendukung mengapa mitra perbankan seperti Mandiri Agen bisa menjadi ‘benteng’ masyarakat dari tindakan penipuan transaksi keuangan.

    Keberadaan para agen dapat mengakomodir sejumlah hal yang tidak bisa dilakukan di bank-bank.

    “Bank mungkin tidak sampai pada tahap pencegahan seperti itu karena ada antrean yang panjang dan nasabah juga cenderung self service,” kata dia.

    Sementara jika dengan agen keuangan, masyarakat memiliki kedekatan baik secara jarak maupun hubungan secara personal.

    “Dengan agen, mereka juga bisa curhat, cerita-cerita, sehingga bila ada permintaan transaksi yang mencurigakan, para agen bisa mencegahnya,” ungkap Ida.

    Mandiri Agen Berikan Edukasi Keuangan

    Keberadaan Mandiri Agen di Kecamatan Karangkobar, Jebres, dan wilayah lain di pelosok negeri menjadi perpanjangan tangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau Bank Mandiri dalam peningkatan akses ke keuangan untuk kelompok rentan.

    Sebaran Mandiri Agen yang terbentuk sejak 2014 juga mampu mempercepat proses literasi keuangan kepada masyarakat. 

    Menurut SVP Retail Deposit Product and Solution Bank Mandiri, Evi Dempowati, Mandiri Agen memiliki peran sosial dan ekonomi yang krusial bagi masyarakat. 

    Selain membantu kebutuhan transaksi masyarakat, Mandiri Agen juga dapat memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. 

    Ia menjelaskan, perluasan Mandiri Agen menjadi salah satu fokus utama perseroan untuk membuka access to finance bagi underserved atau akses finansial kepada masyarakat yang kurang terlayani perbankan. 

    Evi juga berharap, Mandiri Agen dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

    “Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan ekonomi yang inklusif,” tambah Evi dalam keterangannya.

    Sementara itu, berdasarkan Laporan Keberlanjutan 2023 Mendukung Masa Depan Berkelanjutan Melalui Investasi Hijau, jumlah Mandiri Agen per 2023 mencapai 130.100 orang.

    Sementara jumlah rekening yang dibuka melalui Mandiri Agen sebanyak 2,87 juta dan volume transaksi Mandiri Agen tembus Rp 92,82 triliun.

    “Sebagai bank terbesar di Indonesia, kami berkomitmen untuk mengatalisasi berbagai pertumbuhan dengan dampak sosial untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi dalam laporan tersebut.

    Inisiatif untuk mewujudkan komitmen tersebut dijalankan di bawah pilar Sustainability Beyond Banking. Bank berlogo pita emas itu berusaha meningkatkan akses terhadap layanan keuangan kepada masyarakat.

    Khususnya mereka yang termasuk dalam kriteria masyarakat prioritas yang telah ditetapkan oleh pemerintah, memberdayakan UMKM melalui Digipreneurship, serta melaksanakan kajian terkait keberlanjutan untuk mengakselerasi ekonomi rendah karbon di Indonesia.

    “Kami menyediakan produk dan layanan keuangan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, serta dapat diakses melalui kantor-kantor cabang Bank, layanan digital, Mandiri Agen, serta pihak-pihak lainnya yang bekerja sama dengan Bank untuk menyediakan layanan keuangan,” kata dia. 

    Darmawan menambahkan, Mandiri Agen merupakan inisiatif branchless banking dari Bank Mandiri agar masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah terpencil dapat mengakses layanan keuangan tanpa perlu datang langsung ke kantor cabang bank.

    Nasabah dapat mengakses layanan pembukaan rekening, setor dan tarik tunai, transfer dana, pembelian, serta pembayaran tagihan melalui Mandiri Agen. 

    Mandiri Agen juga turut mengedukasi masyarakat melalui kegiatan literasi keuangan dan literasi digital. Di beberapa tempat, Mandiri Agen memiliki keterampilan berbahasa isyarat untuk melayani nasabah tuna rungu dan tuna wicara.

    Peningkatan inklusi keuangan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Terutama untuk menjangkau masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan yang konvensional.

    (Tribunnews.com/Sri Juliati)

  • Marak PHK Massal, Wamenaker: Huawei Buka 30.000 Lapangan Kerja

    Marak PHK Massal, Wamenaker: Huawei Buka 30.000 Lapangan Kerja

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengatakan, masih banyak  lapangan kerja yang tersedia bagi para buruh korban pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk buruh Sritex.

    Noel, sapaan akrabnya, mencontohkan bahwa saat ini Huawei tengah membuka sekitar 30.000 lapangan kerja di Indonesia.

    “Huawei itu juga akan menerima, buka lapangan pekerjaan sekitar 30.000,” kata Noel saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jumat (28/2/2025).

    Selain Huawei, Noel menyebut bahwa ribuan lapangan kerja juga tersedia di Garut, Jawa Barat. Sayangnya, dia tidak mengungkap perusahaan mana saja yang tengah membuka lapangan kerja. Dia hanya menyebut, setidaknya sekitar 10.000 lapangan kerja tersedia di Garut, Jawa Barat. 

    Adapun, Noel menyebut bahwa pemerintah akan berupaya mencarikan perusahaan-perusahaan yang tengah membuka lapangan kerja untuk para korban PHK. Untuk itu, pekan depan atau tepatnya pada Senin (3/3/2025), Noel akan berkunjung ke Garut, Jawa Barat.

    Pihaknya juga mendorong eks buruh Sritex yang ingin beralih pekerjaan untuk bergabung ke dalam Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola oleh Kemnaker. BLK bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi sumber daya manusia

    “Kalau seandainya mereka mau alih pekerjaannya, bisa kita masukin di BLK,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, tim kurator kepailitan Sritex telah melakukan PHK massal terhadap pekerja Sritex dan tiga anak usahanya per 26 Februari 2025.

    PHK massal dilakukan menyusul adanya putusan Pengadilan Niaga Semarang yang mengabulkan permohonan dari PT Indo Bharat Rayon dan memutus Sritex Pailit. Perusahaan akan berhenti beroperasi pada 1 Maret 2025.

    Melalui surat Nomor.299/PAILIT-SSBP/II/2025 tertanggal 26 Februari 2025, tim kurator mengumumkan bahwa telah terjadi PHK sejak 26 Februari 2025 lantaran perusahaan dalam keadaan pailit.

    “…dengan ini memberitahukan kepada nama-nama karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk. [Daftar terlampir] sejak tanggal 26 Februari 2025 telah terjadi pemutusan hubungan kerja [PHK] dikarenakan perusahaan dalam keadaan pailit,” tulis kurator dalam surat yang diterima Bisnis, dikutip Jumat (28/2/2025).

    Berdasarkan data Disnakertrans Jawa Tengah yang diterima Bisnis, Jumat (28/2/2025), total sebanyak 9.604 pekerja Sritex yang terkena PHK pada 26 Februari 2025. 

    Secara terperinci, PT Sritex Sukoharjo sebanyak 8.504 orang, PT Primayuda Boyolali 956 orang, PT Sinar Panja Jaya Semarang 40 orang, dan PT Bitratex Semarang 104 orang.

    Kurator juga telah melakukan PHK pada Januari 2025. Tercatat, sebanyak 1.065 orang di PT Bitratex Semarang ter-PHK. Lalu pada Agustus 2024 tercatat sebanyak 300 orang karyawan PT Sinar Panja Jaya belum menerima pesangon yang menjadi haknya. Dengan demikian, total pekerja yang di PHK sepanjang Januari-Februari 2025 mencapai 10.669 orang.

    Kurator juga telah melakukan PHK di Januari 2025. Tercatat, sebanyak 1.065 orang di PT Bitratex Semarang ter-PHK. Lalu pada Agustus 2024 tercatat sebanyak 300 orang karyawan PT Sinar Panja Jaya belum menerima pesangon yang menjadi haknya. Dengan demikian, total pekerja yang di PHK sepanjang Januari-Februari 2025 mencapai 10.969 orang.

  • Kemnaker Janjikan Lapangan Kerja Baru untuk Karyawan Korban PHK Sritex – Halaman all

    Kemnaker Janjikan Lapangan Kerja Baru untuk Karyawan Korban PHK Sritex – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan jaminan lapangan kerja baru bagi para buruh Sritex yang menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena perusahaan resmi pailit.

    Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengatakan, pekan depan Kemnaker bakal menyambangi industri yang membuka lapangan kerja di wilayah Jawa Barat.

    “Gini, yang jelas kita akan mencari lapangan industri-industri yang membuka lapangan pekerjaan. Nah hari Senin, saya akan datang ke Garut di situ ada penerimaan lapangan pekerjaan 10.000,” kata Noel kepada wartawan di Kantor Kemnaker, Jumat (28/2/2025).

    Noel menyatakan, Kemnaker bakal membantu sekaligus memfasilitasi puluhan ribu buruh yang terkena PHK untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan minatnya.

    Dia juga menyebut bahwa lapangan pekerjaan untuk buruh Sritex ini tidak akan menyulitkan dengan aturan pembatasan usia. 

    “Dan Huawei itu juga akan menerima bukaan lapangan pekerjaan sekitar 30.000. Jangan dibatasi pakai umur. Kita nggak mau dibatasi umur. Mereka mau kerja,” ujarnya.

    Sebelumnya, perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, yang tengah berada dalam kondisi pailit, akan ditutup pada 1 Maret 2025.

    Karyawan Sritex yang dikenakan PHK per 26 Februari akan masuk terakhir bekerja pada 28 Februari 2025.

    Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews, jumlah karyawan Sritex Group yang terkena PHK sebanyak 10.669 orang. Detailnya, pada Januari 2025, sebanyak 1.065 karyawan PT Bitratex Semarang terkena PHK.

    Lalu, pada 26 Februari 2025, 8.504 karyawan PT Sritex Sukoharjo, 956 karyawan PT Primayuda Boyolali, 40 karyawan PT Sinar Pantja Jaya Semarang, dan 104 karyawan PT Bitratex Semarang terkena PHK.

    Di surat Tim Kurator PT Sri Rejeki Isman Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya kepada karyawan, disebutkan bahwa para pekerja terkena PHK karena perusahaan dalam kondisi pailit.

    Kewenangan kurator melakukan PHK ini berdasarkan ketentuan Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

    Beleid tersebut menyebutkan bahwa pekerja yang bekerja pada Debitor dapat memutuskan hubungan kerja, dan sebaliknya.

    Kurator dapat memberhentikannya dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 (empat lima) hari sebelumnya.

    “Berdasarkan kewenangan Kurator sebagaimana tersebut di atas, dengan ini memberitahukan kepada nama-nama karyawan PT Sri Rejeki Isman, Tbk (Daftar Terlampir) sejak tanggal 26 Februari 2025 telah terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dikarenakan Perusahaan dalam keadaan Pailit,” tulis keterangan dalam surat tersebut yang dilihat Tribunnews pada Jumat (28/2/2025).

     

  • Curahan Hati Karyawan Korban PHK PT Sritex setelah Puluhan Tahun Mengabdi

    Curahan Hati Karyawan Korban PHK PT Sritex setelah Puluhan Tahun Mengabdi

    Solo, Beritasatu.com – Wajah Wagiyem (48) tampak lesu saat keluar dari gerbang pabrik PT Sritex. Mengenakan seragam dan topi berwarna biru khas perusahaan tekstil yang dahulu pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara itu. Hal itu karena ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) PT Sri Rejeki Isman (Sritex).

    Ia pun memilih untuk duduk sejenak di kursi warung yang berada di seberang pabrik sembari melihat tempatnya bekerja selama 28 tahun yang besok bakal ditutup permanen dengan tatapan kosong.

    “Saya ke sini pamitan sama manager dan teman-teman. Kalau surat-surat sudah diserahkan manajemen kemarin,” ucapnya sembari menunjukkan surat keterangan penjaminan kesehatan atau BPJS selama enam bulan bagi korban PHK yang diterimanya dari pabrik kepada Beritasatu.com, Jumat (28/2/2025).

    Warga asli Sukoharjo itu mengaku sudah bekerja di PT Sritex selama 28 tahun atau lebih dari separuh hidupnya. Karena itu, banyak kenangan yang ia dapatkan, mulai dari ia masih muda hingga anaknya hendak kuliah tahun ini.

    “Banyak kenangan, alhamdulillah selama kerja di sini bisa membantu suami memenuhi kebutuhan hidup, membiayai anak sekolah, tahun ini harusnya kuliah tetapi saya malah di-PHK,” keluhnya.

    Wagiyem pun mengaku masih belum tahu apa yang akan dilakukan setelah ini. Apalagi usianya sudah tidak muda lagi, sehingga akan sulit baginya untuk bisa mencari pekerjaan di tempat baru. Padahal ia juga butuh uang untuk menguliahkan anaknya tahun ini.

    “Jujur saya kaget, tidak menyangka akan seperti ini. Kasihan ibu-ibu yang jualan di sini juga,” kata dia terkait PHK PT Sritex.

     Karena itu ia pun berharap penutupan PT Sritex tidak benar-benar permanen dan bisa buka kembali.

    “Harapannya ya semoga tidak lama (pabrik tutup). Katanya kan ada pengajuan (kepemilikan) baru. Biar kita bisa bekerja lagi di sini bisa kumpul bareng lagi. Kami sudah tua-tua mau kerja apa. Kalau mau tani ya sudah tidak ada tenaga, mau dagang juga banyak saingan,” ujarnya.

    Hal senada juga diutarakan Mardiyanto. Ia mengaku kaget saat tahu jika akhirnya pabrik tempatnya bekerja selama 17 tahun tutup permanen.

    “Saya kerja di sini sejak 2007 sampai sekarang. Ya sedih, bingung apalagi saya tulang punggung keluarga dan istri saya juga kerja di sini dan kena PHK juga. Saya pasrah saja sama Gusti Allah jalannya seperti apa,” tutur bapak satu anak itu terkait PHK PT Sritex.

  • Going Concern Ditolak, Sritex Resmi Berhenti Beroperasi dan Jalani Kepailitan – Halaman all

    Going Concern Ditolak, Sritex Resmi Berhenti Beroperasi dan Jalani Kepailitan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, resmi menghentikan operasinya setelah permohonan going concern (kelanjutan usaha) tidak dikabulkan dalam rapat kreditur. 

    Keputusan ini diambil dalam rapat kreditur keempat yang diselenggarakan di Pengadilan Niaga Semarang, Jumat (28/2/2025).

    Agenda utama rapat kreditur kali ini adalah pembacaan laporan hasil pertemuan dan pembahasan tim kurator dengan para debitor.

    Dalam rapat tersebut, kreditur memutuskan untuk tidak mengabulkan permohonan going concern yang diajukan oleh manajemen Sritex.

    Hal ini berarti perusahaan tidak dapat melanjutkan operasionalnya dan harus menjalani proses pemberesan aset sesuai dengan ketentuan hukum kepailitan.

    Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Kurniawan Lukminto  menyatakan, pihaknya menghormati keputusan rapat kreditur.

    “Kami menaati hukum dan putusan rapat hari ini. Meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan kami yang ingin perusahaan tetap berjalan agar karyawan bisa terus bekerja,” ujar Iwan melalui keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).

    Untuk memastikan transparansi dalam proses pemberesan aset, kreditur sepakat membentuk panitia kreditur.

    Panitia ini akan bertugas mengawasi dan memastikan proses kepailitan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Wawan menegaskan bahwa manajemen Sritex siap berkomunikasi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.

    “Kami siap berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyelesaikan proses kepailitan ini dengan baik,” jelasnya.

    Salah satu dampak terbesar dari keputusan ini adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan Sritex.

    Wawan menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal kepentingan karyawan dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi.

    “Saya akan terus berkomunikasi dengan kurator, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), dan pihak-pihak terkait agar hak-hak karyawan yang mengalami PHK dapat dipenuhi, termasuk proses pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) dan pesangon,” tegas Wawan.

    Meskipun Sritex harus menghentikan operasinya, Wawan berharap bahwa siapa pun yang akan mengelola aset perusahaan di masa depan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya di Sukoharjo dan Jawa Tengah.

    “Saya berharap ke depan, siapapun yang akan mengelola Sritex dapat memberikan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakat Sukoharjo dan Jawa Tengah,” ungkapnya.

    Sritex Pailit, 10.669 Karyawan Kena PHK

    Karyawan Sritex yang dikenakan PHK per 26 Februari akan masuk terakhir bekerja pada 28 Februari 2025.

    Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews, jumlah karyawan Sritex Group yang terkena PHK sebanyak 10.669 orang.

    Detailnya, pada Januari 2025, sebanyak 1.065 karyawan PT Bitratex Semarang terkena PHK.

    Lalu, pada 26 Februari 2025, 8.504 karyawan PT Sritex Sukoharjo, 956 karyawan PT Primayuda Boyolali, 40 karyawan PT Sinar Pantja Jaya Semarang, dan 104 karyawan PT Bitratex Semarang terkena PHK.

    Di surat Tim Kurator PT Sri Rejeki Isman Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya kepada karyawan, disebutkan bahwa para pekerja terkena PHK karena perusahaan dalam kondisi pailit.

    PAILIT – Buruh Sritex membentangkan spanduk Selamatkan Kami Pak Prabowo di acara doa bersama di Lapangan Serba Guna kompleks PT Sritex Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024).(KOMPAS.com/Labib Zamani) (dok. Kompas/Labib Zamani)

    Kewenangan kurator melakukan PHK ini berdasarkan ketentuan Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

    Beleid tersebut menyebutkan bahwa pekerja yang bekerja pada Debitor dapat memutuskan hubungan kerja, dan sebaliknya.

    Kurator dapat memberhentikannya dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 (empat lima) hari sebelumnya.

    “Berdasarkan kewenangan kurator sebagaimana tersebut di atas, dengan ini memberitahukan kepada nama-nama karyawan PT Sri Rejeki Isman, Tbk (Daftar Terlampir) sejak tanggal 26 Februari 2025 telah terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dikarenakan Perusahaan dalam keadaan Pailit,” tulis keterangan dalam surat tersebut yang dilihat Tribunnews pada Jumat (28/2/2025).

    Selanjutnya, urusan pesangon menjadi tanggung jawab kurator. Sementara itu, jaminan hari tua menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan.

    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pun menyatakan akan berada di garis terdepan dalam membela hak-hak buruh PT Sritex yang menurut Kurator dikenakan PHK.

    “Negara melalui Kemnaker akan berjuang bersama buruh. Oleh karena itu kami terus berkoordinasi dengan manajemen PT Sritex Tbk,” kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan atau Noel dalam keterangannya kepada Tribunnews, Jumat (28/2/2025).

    Sesuai aturan dan perundang-undangan, perusahaan yang sudah diputus pailit oleh hakim Pengadilan Niaga, maka kendali perusahaan menjadi kewenangan Kurator.

    “Kita negara hukum, maka kita harus tunduk pada hukum,” kata dia. 

    Menperin Diminta Segera Turun Tangan

    Komisi VII DPR meminta Kementerian Perindustrian mengambil langkah antisipatif menghadapi penutupan permanen PT Sritex yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal atas 10.665 karyawan di perusahaan itu.

    “Sekarang kita perlukan Menteri Perindustrian untuk turun tangan. Diperlukan keberpihakan dan kebijakan afirmatif untuk para karyawan,” kata Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).

    “Sebagai menteri senior, saya yakin Pak AGK (Agus Gumiwang Kartasasmita) pasti memiliki jalan dan solusi,” kata dia.

    Dari hasil kunjungan kerja spesifik (Kunspek) Komisi VII DPR ke PT Sritex dengan Kementerian Perindustrian beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa pemerintah telah memiliki skema penanganan perusahaan itu dan memastikan tidak akan ada PHK karyawan dalam semua opsi yang ada.

    Saleh menegaskan, bangkrutnya bisnis Sritex menyebabkan karyawan menjadi korban dan kehilangan pekerjaan. Sementara, selama ini mereka bekerja secara profesional.

    “Mereka (karyawan) patuh pada seluruh aturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah maupun perusahaan,” kata Saleh 

    Dia mengatakan situasi tersebut sangat memprihatinkan di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang sulit. 

     

     

  • Wamenaker: Pemerintah cari solusi terbaik untuk korban PHK Sritex

    Wamenaker: Pemerintah cari solusi terbaik untuk korban PHK Sritex

    Kita cari, kita negara harus juga cari solusi yang terbaik

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengungkapkan, pemerintah mencari solusi terbaik untuk korban pemutusan hubungan kerja (PHK) PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang dinyatakan pailit.

    “Kita cari, kita negara harus juga cari solusi yang terbaik,” ujar Wamenaker Noel di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, kewajiban negara memastikan hak-hak kawan-kawan buruh, pekerja terkait mendapatkan pesangon.

    Kedua, mendapatkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dan juga Jaminan Hari Tua (JHT). Hal ini merupakan tugas pemerintah.

    “Tidak kalah penting adalah kita juga mencari kawan-kawan yang di PHK ini untuk mendapatkan pekerjaan di wilayah sekitar pabrik di situ. Dengan satu, tanpa syarat. Yang penting mereka mau bekerja, dan tidak dibatasi oleh umur. Yang jelas kita akan mencari lapangan industri yang membuka lapangan pekerjaan, kita tidak mau dibatasi umur,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memiliki data terkait para korban PHK.

    “Nanti dari dinas punya data. Terus kita taruh maunya (korban PHK) apa, misalnya lanjut ke industri-industri tekstil, kita masukin. Kalau mereka mau mengubah keterampilannya, kita masukin ke Balai Latihan Kerja (BLK),” tambah Noel.

    Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Sukoharjo mengatakan, karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex berhenti bekerja mulai Maret.

    Terkait hal tersebut, pihaknya sudah menyampaikan sejak awal bahwa yang menjadi hak karyawan adalah jaminan hari tua, jaminan kehilangan pekerjaan, dan pesangon.

    Kepala Disperinaker Kabupaten Sukoharjo Sumarno mengatakan selama ini perusahaan sudah membayarkan premi secara tertib.

    Sementara itu Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto menyampaikan terima kasih atas loyalitas dan dedikasi para karyawan yang telah bersama membangun perusahaan tekstil tersebut.

    Menurut dia, terdapat sekitar 8 ribu karyawan Sritex di Kabupaten Sukoharjo yang harus kehilangan pekerjaan akibat pailit tersebut Sementara secara keseluruhan, terdapat 12 ribu karyawan Sritex dan tiga anak usahanya yang kehilangan pekerjaan.

    Iwan juga menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah selama proses kepailitan ini bergulir.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bak Perayaan Lulus, Buruh Sritex Saling Corat-coret Seragam Kerja: Bentuk Apresiasi untuk Kenangan – Halaman all

    Bak Perayaan Lulus, Buruh Sritex Saling Corat-coret Seragam Kerja: Bentuk Apresiasi untuk Kenangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Momen perpisahan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Sukoharjo berlangsung haru menyelimuti kawasan pabrik pada Jumat (28/2/2025).

    Isak tangis mengiringi perpisahan sekitar 8.000 karyawan yang berkumpul pada divisi masing-masing untuk berpamitan.

    Sebab, diketahui tidak ada lagi aktivitas produksi dan resmi menutup operasionalnya pada Sabtu (1/3/2025).

    Para karyawan pabrik tekstil terbesar di Indonesia ini berkumpul untuk mengabadikan momen terakhir dengan berfoto bersama.

    Tak ingin berlarut dalam kesedihan, para karyawan seolah membuat momen ini bak perayaan kelulusan siswa.

    Mereka meneriakkan kata ‘lulus’ sembari menyebutkan berapa lama mereka menjadi bagian dari PT Sritex.

    Bahkan, mereka juga mencorat-coret seragam kerja dengan menuliskan tanda tangan kolega sebagai kenang-kenangan.

    Hal ini diungkapkan oleh Karwi Mardiyanto (45), karyawan asal Sukoharjo.

    “Ini hanya perpisahan saja. Sudah tidak ada aktivitas sama sekali di dalam. Terakhir kerja kemarin,” katanya. 

    Pakaian yang ia kenakan dipenuhi coretan tanda tangan rekan-rekannya sebagai simbol kebersamaan. 

    “Ini bentuk apresiasi kami untuk saling mengingatkan. Begitu kami melihat tanda tangan ini, kami mengingat kebersamaan kami waktu di Sritex,” tambahnya.

    Karwi yang mengabdi selama 17 tahun ini juga merasakan kekecewaan yang mendalam.

    Meski sedih, Karwi menyatakan dirinya dan rekan-rekan tetap berusaha menerima kenyataan ini dengan lapang dada. 

    “Sedih pasti, tetapi tetap harus kami terima,” ujarnya. 

    Lebih lanjut, selain dirinya, Karwi menyebut Istrinya yang juga bekerja di PT Sritex ini selama 10 tahun.

    “Saya tulang punggung keluarga. Istri dan anak satu, kebetulan istri juga bekerja di sini dan juga di PHK,” paparnya. 

    Ia pun tetap optimis meski nanti harus berjuang untuk mencukupi keluarganya di bulan Ramadhan. 

    “Kalau rejeki ya saya harus percaya yang di atas pasti ada jalannya,” tandasnya.

    Tak hanya kepada sesama karyawan, mereka juga berpamitan kepada para pedagang yang selama ini menjadi bagian dari keseharian mereka.

    Saat satu per satu karyawan menghampiri para pedagang untuk berpamitan, tangis pun pecah. 

    Para pedagang yang selama ini menggantungkan penghasilan dari keberadaan buruh Sritex tak kuasa menahan air mata.

    “Setiap hari mereka beli di warung saya, ada yang sarapan, makan siang, atau sekadar beli kopi. Sekarang mereka harus pergi, saya sedih sekali,” ujar Suparmi, salah satu pemilik warung makan di depan pabrik PT Sritex, Jumat (28/2/2025).

    Beberapa karyawan terlihat memeluk erat pedagang langganan mereka, sementara yang lain hanya bisa menyeka air mata.

    “Kami bukan sekadar pelanggan dan pedagang, tapi sudah seperti keluarga. Rasanya berat meninggalkan mereka,” kata Karwi.

    Terkait pesangon, Karwi mengatakan bahwa pihak Sritex menyampaikan pembayaran baru bisa dilakukan setelah aset perusahaan terjual. 

    “Kalau pesangon nanti menunggu asetnya terjual baru bisa. Kalau nominalnya belum keluar, nanti menunggu informasi lebih lanjut,” jelasnya.

    Menurut Wagiyem, operator Sritex Weaving IV, mengungkapkan pihak Sritex telah berjanji akan memenuhi hak karyawan.

    Termasuk Jaminan Hari Tua (JHT) yang dijadwalkan cair pada Maret 2025.

    “Alhamdulillah hak-hak dikasihkan tetapi masih menunggu. Diusahakan JHT cair bulan Maret 2025 ini. Kalau pesangonnya masih nanti. Hak-hak karyawan semua dibagikan,” tuturnya.

    Sejak kabar pailit Sritex pada 21 Oktober 2024, baik karyawan maupun para pedagang sudah merasakan kekhawatiran akan masa depan mereka. 

    Kini, dengan ribuan buruh kehilangan pekerjaan, para pedagang pun ikut terdampak karena kehilangan pelanggan utama mereka.

    Hingga kini, manajemen PT Sritex belum memberikan pernyataan resmi terkait pemutusan hubungan kerja massal ini. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Ironi, Buruh Sritex Sukoharjo Rayakan Hari Terakhir Kerja Bak Kelulusan Sekolah, Corat-coret Seragam.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunSolo.com/Anang Maruf Bagus Yuniar, Kompas.com/Romensy Augustino)

  • Soal PHK Massal Buruh Sritex, Airlangga: Menaker Yassierli Bakal Cek ke Tim Kurator

    Soal PHK Massal Buruh Sritex, Airlangga: Menaker Yassierli Bakal Cek ke Tim Kurator

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pihaknya akan meminta penjelasan dari kurator Sritex alias PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) usai muncul isu PHK massal.

    Airlangga tidak menampik bahwa Sritex akan berhenti beroperasi pada 1 Maret 2025. Kendati demikian, dia menyatakan pemerintah akan memastikan terlebih dahulu kepada pihak kurator.

    “Nanti kita tanya pada tim kurator. Tim kurator nanti dicek oleh Pak Menaker [Yassierli],” jelas Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2025).

    Sebagai informasi, tim kurator Sritex baru mengumumkan PHK massal melalui surat Nomor.299/PAILIT-SSBP/II/2025 tertanggal 26 Februari 2025. Tim Kurator mengumumkan bahwa telah terjadi PHK sejak 26 Februari 2025 lantaran perusahaan dalam keadaan pailit.

    Berdasarkan informasi yang diterima Bisnis, Jumat (28/2/2025), total sebanyak 9.604 pekerja yang di-PHK pada 26 Februari 2025. Secara terperinci, PT Sritex Sukoharjo sebanyak 8.504 orang, PT Primayuda Boyolali 956 orang, PT Sinar Panja Jaya Semarang 40 orang, dan PT Bitratex Semarang 104 orang. 

    Kurator juga telah melakukan PHK di Januari 2025. Tercatat, sebanyak 1.065 orang di PT Bitratex Semarang ter-PHK. Lalu pada Agustus 2024 tercatat sebanyak 300 orang karyawan PT Sinar Panja Jaya belum menerima pesangon yang menjadi haknya. Dengan demikian, total pekerja yang di-PHK sepanjang Januari-Februari 2025 mencapai 10.969 orang.

    Sementara itu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memastikan seluruh buruh Sritex yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) telah terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan, termasuk program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

    Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengklaim pihaknya selalu memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pekerja untuk mendapatkan hak-haknya.

    “Tenaga kerja yang ter-PHK 8.371 orang dengan jumlah manfaat klaim JHT sekitar Rp129 miliar,” kata Oni kepada Bisnis, Jumat (28/2/2025).

  • Dirut: Terima kasih atas loyalitas dan dedikasi bangun Sritex

    Dirut: Terima kasih atas loyalitas dan dedikasi bangun Sritex

    Semarang (ANTARA) – Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Iwan Kurniawan Lukminto menyampaikan terima kasih atas loyalitas dan dedikasi para karyawan yang telah bersama membangun perusahaan tekstil tersebut.

    “Kalau dihitung para karyawan ini sudah bersama selama 21.382 hari sejak Sritex berdiri pada 16 Agustus 1966,” kata Iwan di Semarang, Jumat.

    Menurut dia, terdapat sekitar 8 ribu karyawan Sritex di Kabupaten Sukoharjo yang harus kehilangan pekerjaan akibat pailit tersebut

    Sementara secara keseluruhan, terdapat 12 ribu karyawan Sritex dan tiga anak usahanya yang kehilangan pekerjaan.

    “Kami berduka, namun kami harus terus memberi semangat,” katanya.

    Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025