kab/kota: Sukabumi

  • Kondisi Terkini Korban Kecelakaan Maut di Tol Ciawi, 1 Orang Dirujuk ke RS Polri Kramat Jati – Halaman all

    Kondisi Terkini Korban Kecelakaan Maut di Tol Ciawi, 1 Orang Dirujuk ke RS Polri Kramat Jati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban selamat kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi 2, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, masih menjalani perawatan di RSUD Ciawi.

    Dilansir Tribunnews Bogor, dari 11 korban selamat, enam di antaranya sudah diperbolehkan pulang karena luka yang dialami tak memerlukan penanganan intensif.

    Sementara itu, lima korban lain harus melakukan rawat inap.

    Mereka adalah Bendi Wijaya (30), Sukanta (53), Wahyudin (60), Dani Nursamsu (45), dan Ryujia Adriana (3).

    Namun, Wahyudin harus dirujuk ke RS Polri Kramat Jati untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

    Pasalnya, warga Kabupaten Sukabumi itu mesti ditangani oleh dokter spesialis bedah thorax kardiovaskuler yang belum ada di RSUD Ciawi.

    Direktur Utama RSUD Ciawi, dr. Fusia Meidiawaty berujar, pasien dirujuk setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan kondisi dan telah dilakukan rontgen.

    “Diketahui bahwa ada sesuatu yang terkena tulang dadanya, dan itu untuk amannya memang harus diperiksa oleh spesialis bedah thorax.” 

    “Kebetulan RSUD Ciawi memang belum ada sehingga kami rujuk ke RS Polri, tapi kondisi pada saat kita rujuk stabil,” ujarnya, Senin (10/2/2025).

    Sementara itu, sambung Fusia, kondisi empat korban lain saat ini menunjukkan progres yang baik.

    Namun, untuk memastikan keakuratannya, kondisi pasien akan dipantau pada hari ketujuh perawatan, yaitu Selasa (11/2/2025) besok.

    “Jadi kalau dalam tujuh hari tidak terjadi perburukan dan keluhan-keluhan yang lain, semakin membaik, semakin hilang, semakin berkurang, pasien akan kita rawat jalankan, artinya bisa di pulangkan,” tuturnya.

    Ruangan Bendi Wijaya Dijaga Ketat

    Sementara itu, ruangan sopir truk Aqua penyebab kecelakaan maut, Bendi Wijaya, dijaga ketat oleh polisi.

    Ruangan yang ditempati Bendi dijaga ketat polisi dan petugas keamanan rumah sakit yang bersiaga selama 24 jam.

    Alasannya, sang sopir sampai saat ini belum bisa dimintai keterangan oleh pihak berwajib karena ikut terluka dalam insiden yang menewaskan delapan orang tersebut.

    Meski begitu, dr. Fusia Meidiawaty mengungkapkan bahwa kondisi Bendi Wijaya berangsur membaik setelah enam hari dirawat.

    Ia menyebut, Bendi sudah bisa berkomunikasi dengan baik, khususnya dengan tim dokter yang menanganinya.

    “Kalau dari dokter spesialis yang memeriksa menyampaikan yang bersangkutan sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dengan baik,” ujarnya kepada wartawan, Senin.

    Namun, untuk memastikan kondisinya dengan baik, maka akan dilihat pada hari Selasa besok.

    Jika pada hari ketujuh nanti kondisinya membaik, maka Bendi Wijaya diperbolehkan untuk pulang atau melakukan rawat jalan.

    Apabila pasien sudah pulang, pihak rumah sakit akan melaporkan perkembangannya kepada polisi yang nanti akan meminta keterangan Bendi Wijaya selaku saksi kunci.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul: Korban Luka Kecelakaan Maut Gerbang Tol Masih di RSUD Ciawi Bogor, Satu Orang Dirujuk ke RS Polri.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

  • 3 Kecelakaan Maut Dalam Sepekan, Truk Rem Blong Jadi Mesin Pencabut Nyawa

    3 Kecelakaan Maut Dalam Sepekan, Truk Rem Blong Jadi Mesin Pencabut Nyawa

    Jakarta

    Mesin pencabut nyawa bernama truk yang mengalami rem blong kembali ‘beraksi’. Kecelakaan maut yang melibatkan kendaraan besar truk yang mengalami rem blong lagi-lagi memakan korban.

    Belum hilang ingatan kelam soal kecelakaan maut akibat truk pengangkut air galon yang mengalami rem blong di Gerbang Tol Ciawi pada Selasa (4/2/2025) pekan kemarin. Akhir pekan kemarin, Sabtu (8/2/2025), truk muatan batu menimpa mobil di Sukabumi. Dikutip detikJabar, Empat orang dikabarkan tewas akibat terjadinya truk bermuatan batu yang terguling lalu menimpa kendaraan pribadi di ruas jalan Palabuhanratu – Sukabumi, Jawa Barat, itu.

    “Faktor penyebab utama kecelakaan ini diduga akibat rem truk yang tidak berfungsi dengan baik sehingga sopir kehilangan kendali dan truk terguling,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi Ipda M Yanuar Fajar, dilansir detikJabar, Minggu (9/2/2025).

    Fajar mengatakan kecelakaan terjadi pada Sabtu (8/2), pukul 14.00 WIB. Rem pada truk tidak berfungsi saat melintasi jalan yang menurun.

    “Kecelakaan bermula ketika truk Mitsubishi Fuso bernopol F-8148-FZ melaju dari arah Tonjong menuju Bojonggaling (Palabuhanratu, Sukabumi). Saat melewati jalan lurus yang menurun, diduga rem kendaraan tidak berfungsi dengan baik sehingga truk melaju tak terkendali,” ujar Fajar.

    Truk kemudian terguling ke sebelah kanan jalan menimpa mobil Isuzu Panther yang datang dari arah berlawanan. Sebanyak empat orang tewas dan enam orang luka-luka akibat insiden kecelakaan tersebut.

    Sehari kemudian, terjadi lagi kecelakaan maut di Bali, tepatnya di ruas Jalan Raya Susut-Kintamani, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Minggu (9/2/2025). Dikutip detikBali, truk tronton bermuatan semen menabrak sejumlah pengendara, mengakibatkan tiga orang tewas, termasuk sopir truk.

    Salah satu korban meninggal merupakan anggota TNI. Dugaan sementara, kecelakaan terjadi akibat rem blong yang membuat truk melaju tak terkendali.

    Kasi Humas Polres Bangli Iptu Wayan Sarta menjelaskan, tabrakan tragis itu terjadi sekitar pukul 09.30 Wita. Sopir truk, Ahmad Imron (49), tewas seketika dengan kondisi mengenaskan akibat tergencet di belakang kemudi.

    Dua korban meninggal lainnya adalah Ni Putu Martini (49), pengemudi pikap asal Tembuku Kawan, Desa Tembuku, Bangli, serta Sertu I Wayan Ardana (41), anggota TNI yang bertugas sebagai Babinsa di Desa Awan, Kintamani. Selain korban tewas, seorang penumpang pikap, Ni Made Suprapti (68), mengalami syok dan dilarikan ke rumah sakit.

    Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, kecelakaan maut akibat truk rem blong bakal terus terjadi kalau permasalahan intinya tidak diselesaikan.

    “Kecelakaan truk di jalan raya kerap dinilai terjadi akibat kelalaian dalam persiapan kendaraan. Selain kompetensi pemudi, kondisi kendaraan yang kurang terawat membuat kecelakaan yang melibatkan angkutan barang terus terjadi. Kejadian-kejadian ini mencerminkan lemahnya tata kelola dan kurangnya upaya perbaikan yang seharusnya dilakukan pemerintah,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/2/2025).

    Djoko menilai, permasalahan tabrakan beruntun yang berulang atau kecelakaan truk dengan dimensi dan muatan berlebih (overdimension overload/ODOL) tidak pernah mendapatkan solusi dari negara. Kejadian seperti ini merupakan akumulasi karut marut penyelenggaraan atau tata kelola angkutan logistik di Indonesia.

    “Pemerintah harus segera mengambil langkah nyata dan terukur dalam meningkatkan keselamatan transportasi darat. Jika masalah ini terus diabaikan, masyarakat akan terus hidup dalam kecemasan dan harus mempertaruhkan nyawa setiap kali menggunakan moda transportasi darat. Kita tidak harus menunggu ada pejabat atau keluarga pejabat yang menjadi korban, sudah banyak nyawa hilang, sehingga harus segera dibenahi,” kata Djoko mengutip pernyataan Ketua Umum MTI Tory Damantoro.

    (rgr/din)

  • BMKG: Jabar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Cek Wilayah Terdampak

    BMKG: Jabar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Cek Wilayah Terdampak

    Berdasarkan prakiraan perkembangan dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal, serta model cuaca deterministik dan probabilistik. Berikut wilayahnya:

    Senin, 10 Februari 2025: Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor.

    Selasa, 11 Februari 2025: Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Subang.

    Rabu, 12 Februari 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran.

    Kamis, 13 Februari 2025: Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten Subang.

    Jumat, 14 Februari 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Garut.

    Sabtu, 15 Februari 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta.

    Minggu, 16 Februari 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majelangka, Kabupaten Pangandara, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Kuningan.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometerologis atau dampak dari cuaca ekstrem seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal.

    Selain itu, masyarakat diimbau waspada terhadap potensi angin kencang yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan dampak kerusakan lainnya.

    “Tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

    Masyarakat juga diminta untuk mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi resiko bencana tersebut. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitarnya.

     

    Penulis: Arby Salim

  • BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat 10-16 Februari 2025, Berikut Daftarnya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        10 Februari 2025

    BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat 10-16 Februari 2025, Berikut Daftarnya Bandung 10 Februari 2025

    BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat 10-16 Februari 2025, Berikut Daftarnya
    Editor
    KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) merilis prakiraan cuaca sepekan ke depan untuk periode 10-16 Februari 2025.
    BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, disertai petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di sejumlah wilayah
    Jawa Barat
    .
    Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa peningkatan suplai uap air serta aktivitas Gelombang Low Equatorial dan Gelombang Kelvin turut mendukung pembentukan awan konvektif yang memicu hujan deras.
    Selain itu, meskipun Siklon Tropis Taliah telah menjauh, dampaknya masih terasa dengan peningkatan kecepatan angin di pesisir Jawa Barat hingga pertengahan pekan depan.
    “Labilitas atmosfer lokal diperkirakan bervariasi pada kategori ringan hingga sedang, yang turut mendukung proses konvektif di sebagian wilayah Jawa Barat,” ujar Teguh pada Minggu (9/2/2025).
    BMKG mencatat bahwa beberapa daerah memiliki potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang, dengan dampak skala lokal dan durasi singkat.
    Berikut wilayah yang perlu diwaspadai setiap harinya:
    – Senin (10/2/2025): Purwakarta, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Ciamis, Kabupaten Cirebon, Garut, Cianjur, dan Kabupaten Bogor.
    – Selasa (11/2/2025): Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Sumedang, Majalengka, Kuningan, dan Subang.
    – Rabu (12/2/2025): Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, Sumedang, Majalengka, Garut, Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Pangandaran.
    – Kamis (13/2/2025): Kabupaten Bekasi, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Garut, dan Subang.
    – Jumat (14/2/2025): Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Pangandaran, dan Garut.
    – Sabtu (15/2/2025): Kabupaten dan Kota Bogor, Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Karawang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Kuningan, Subang, dan Purwakarta.
    – Minggu (16/2/2025): Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Sumedang, Majalengka, Pangandaran, Ciamis, Banjar, dan Kuningan.
    BMKG mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologis akibat
    cuaca ekstrem
    , seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
    Teguh Rahayu juga menekankan pentingnya mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing serta menerapkan langkah-langkah mitigasi.
    “Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitar,” tuturnya.
    (Penulis: Kontributor Bandung Kompas.com: Agie Permadi)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Kecelakaan Maut Dalam Sepekan, Truk Rem Blong Jadi Mesin Pencabut Nyawa

    Kecelakaan Maut di Pelabuhanratu: Identitas hingga Faktor Pemicu

    Jakarta

    Kecelakaan maut terjadi di Jalan Palabuhanratu-Sukabumi ketika sebuah truk Mitsubishi Fuso bermuatan batu menabrak mobil minibus. Akibatnya, sebanyak empat orang tewas dan enam orang lainnya mengalami luka-luka.

    Dilansir detikJabar, insiden maut tersebut terjadi pada Sabtu (8/2/2025) siang sekitar pukul 14.00 WIB. Kecelakaan bermula ketika truk dengan nomor polisi (nopol) F-8148-FZ dari arah Palabuhanratu tiba-tiba hilang kendali hingga menubruk mobil bernopol B-8644-HN dari arah berlawanan yang berisi 10 penumpang. Truk diduga mengalami rem blong.

    4 Orang Tewas dan 6 Luka

    Sebanyak 10 penumpang dalam mobil yang tertabrak truk menjadi korban, dengan 4 orang tewas. Sementara 6 orang lainnya mengalami luka-luka dan saat ini sedang menjalani perawatan di RSUD Palabuhanratu.

    “Empat orang meninggal dunia, sementara enam lainnya mengalami luka-luka dan tengah menjalani perawatan di RSUD Palabuhanratu,” ujar Kasi Trantib Kecamatan Bantargadung, Hermawan, Sabtu (8/2/2025).

    Keterangan terpisah, Humas RSUD Palabuhanratu Billy Agustian mengatakan korban tewas terdiri atas satu bayi perempuan berusia empat bulan, 2 orang dewasa laki-laki dan 1 orang dewasa perempuan.

    “Untuk yang meninggal dunia ada satu orang bayi usia 4 bulan atas nama Arsa, tiga lainnya dewasa dua laki-laki dan satu perempuan. Untuk korban luka sudah kita tangani secara intensif oleh tim medis kita,” ungkap Billy, Sabtu (8/2/2025).

    Identitas 10 Korban

    Empat orang tewas dalam insiden ini, sementara 6 lainnya dirawat di RSUD Palabuhanratu. Petugas gabungan dimintai bantuan untuk proses evakuasi.

    “Kita melakukan evakuasi secara manual agar korban tidak mengalami luka tambahan dan bisa dievakuasi dalam keadaan selamat,” kata Muhammad Rizki dari Rescue Basarnas Kabupaten Sukabumi di RSUD Palabuhanratu, dilansir detikJabar, Minggu (9/2/2025).

    Dua korban meninggal merupakan warga asal Jakarta Timur. Satu di antaranya merupakan bayi usia empat bulan. Berikut identitas para korban:

    – Arsa (4 bulan, perempuan) – Jakarta Timur
    – Panata (Laki-laki) – Cikembang
    – Nyi Sumarna (Perempuan) – Cikembang
    – Wili Prayoga (Laki-laki) – Jakarta Timur

    Korban selamat (dirawat di RSUD Palabuhanratu):

    – Dea Prasetya (4 tahun, perempuan) – Jakarta Timur
    – Jamilah Kaksa Prayoga (7 tahun, perempuan) – Jakarta Timur
    – Sri Triyani (72 tahun, perempuan) – Jakarta Timur
    – Yoyoh (80 tahun, perempuan) – Cikembang
    – Eti Rohyati (52 tahun, perempuan) – (Alamat belum tersedia)
    – Nabila (18 tahun, perempuan) – Jakarta Timur

    Penyebab Laka Truk Diduga Rem Blong

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi Ipda M Yanuar Fajar mengatakan, penyebab kecelakaan terjadi diduga akibat truk mengalami rem blong. Fajar menyebut truk yang dikemudikan Deden Sulaeman tak terkendali saat melewati jalan lurus menurun.

    “Kecelakaan bermula ketika truk Mitsubishi Fuso bernopol F 8148 FZ melaju dari arah Tonjong menuju Bojonggaling (Palabuhanratu-Sukabumi). Saat melewati jalan lurus yang menurun, diduga rem kendaraan tidak berfungsi dengan baik sehingga truk melaju tak terkendali,” ujar Fajar dalam keterangannya yang diterima detikJabar, Sabtu (8/2/2025).

    Berdasarkan hasil olah TKP, kondisi jalan di lokasi kejadian dalam keadaan baik. Jalan beraspal, lurus, cuaca cerah, serta arus lalu lintas dalam kondisi lancar.

    “Faktor penyebab utama kecelakaan ini diduga akibat rem truk yang tidak berfungsi dengan baik, sehingga sopir kehilangan kendali dan truk terguling,” ungkap Fajar.

    (wia/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perusahaan Ini Raih 2 Anugerah Avirama Nawasena 2025 ITB, Apa Saja prestasinya?

    Perusahaan Ini Raih 2 Anugerah Avirama Nawasena 2025 ITB, Apa Saja prestasinya?

    Hingga kini, Evermos telah memiliki lebih dari 1 juta reseller di seluruh Indonesia, dengan 86 persen di antaranya adalah perempuan dan 60 persen merupakan ibu rumah tangga.

    Melalui fleksibilitas yang diberikan, banyak dari mereka kini mampu memperoleh pendapatan tambahan dengan nominal rata-rata USD 239.45 per bulan, yang bahkan lebih tinggi di atas rata-rata pendapatan bulanan nasional Indonesia sebesar USD 195.50.

    “Selain mendukung perempuan dalam berwirausaha, Evermos juga aktif berkontribusi dalam membantu masyarakat terdampak PHK melalui berbagai program pemberdayaan,” papar dia.

    Tidak hanya itu, Kolaborasi strategis Evermos dengan International Labour Organization (ILO) telah menghasilkan inisiatif seperti Workshop Digitalisasi Usaha, yang sukses dilaksanakan di berbagai kota, termasuk Sukabumi dan Bekasi pada tahun 2023 hingga 2024, dan akan berlanjut di tahun 2025 ini.

    “Melalui program ini, Evermos memberikan pelatihan keterampilan digital dan wirausaha kepada para pekerja yang kehilangan pekerjaan, dengan membuka jalan bagi mereka untuk bangkit melalui bisnis online,” ujar dia.

    Dalam dua minggu pertama, program ini berhasil mencatatkan omzet lebih dari Rp37 juta, dengan 107 peserta aktif yang kini telah memiliki sumber pendapatan baru.

    “Keunggulan pendekatan Evermos tidak hanya terletak pada pelatihan teknis, tetapi juga pada pembangunan komunitas reseller yang berkelanjutan,” kata dia.

    Dengan lebih dari 2.100 komunitas aktif di seluruh Indonesia, para reseller mendapatkan dukungan, mentoring, dan akses sarana untuk membangun jaringan bisnis yang lebih luas.

    Seperti diketahui, Evermos merupakan platform connected yang mendukung wirausahawan lokal untuk memulai serta mengembangkan usahanya melalui penyediaan jaringan distribusi di kota tier 2 dan 3, serta layanan commerce yang terintegrasi.

    Selain itu, Evermos juga merupakan one-stop platform yang menawarkan layanan dukungan komprehensif untuk para wirausahawan, mulai dari pemilik brand lokal, reseller, hingga pro seller.

    Didirikan di bulan November 2018, Evermos telah membangun jaringan connected commerce berbasis reseller terbesar di Indonesia dengan lebih dari 1 juta penjual aktif di seluruh Indonesia dan 6,400 mitra UMKM.

    Hingga saat ini Evermos telah mendapatkan berbagai penghargaan industri seperti penghargaan Forbes Asia 100 to Watch di kawasan Asia Pasifik, penghargaan UN Women Indonesia Women Empowerment Principles (WEPs) 2022 & 2024, pemenang Nikkei Awards 2023, dan menjadi anggota jaringan global Endeavor Entrepreneur.

    Evermos juga merupakan anggota World Economic Forum’s Global Innovators Community, sebuah grup khusus undangan dari perusahaan start-up dan scale-up paling menjanjikan di dunia yang berada di garis depan inovasi teknologi.

  • Resmi, Inilah Harga LPG Pertamina 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia, Minggu 9 Februari 2025

    Resmi, Inilah Harga LPG Pertamina 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia, Minggu 9 Februari 2025

    Resmi, Inilah Harga LPG Pertamina 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia, Minggu 9 Februari 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut adalah pembaruan terbaru mengenai harga elpiji tabung 5,5 kg dan 12 kg di seluruh wilayah Indonesia untuk bulan Februari 2025.

    Mengutip Kompas.com, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan, harga elpiji mulai bulan depan masih sama dengan Januari 2025. “Masih tetap,” ujar Heppy kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2025).

    Sementara itu tabung gas melon 3 kg tetap di harga Rp18.000 per tabung.

    Sebelumnya di bulan September 2024 sempat naik, namun bulan Oktober hingga tahun 2025 kini masih sama.  

    Sumarno menyebutkan, perubahan HET itu bukanlah kenaikan, tetapi hanya menyesuaikan saja.  

    “Sebetulnya bukan naik, tapi menyesuaikan saja,” ungkap Sumarno mengutip Kompas.com, Senin (9/9/2024). 

    Menurutnya, penyesuaian HET LPG 3 kg itu telah melalui pertimbangan yang matang dari berbagai pihak.  

    Dia menambahkan, HET LPG 3 kg tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2015 silam. 

    Namun terjadinya inflasi turut menjadi faktor kenaikan HET LPG 3 kg.  

    Sementara untuk harga gas non subsidi Bright Gas hari ini Minggu 9 Februari 2025 sebagai berikut:

    1. Aceh (Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    2. Sumatera Utara (Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    3. Sumatera Barat (Padang dan Payakumbuh)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    4. Riau (Dumai dan Pekanbaru)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    5. Kepulauan Riau (Batam dan Bintan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    6. Jambi (Jambi)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    7. Sumatera Selatan (Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    8. Bengkulu (Bengkulu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    9. Lampung (Bandar Lampung dan Metro)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    10. Bangka Belitung (Bangka, Bangka Barat, dan Belitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    11. Banten (Serang dan Tangerang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    12. DKI Jakarta (Jakarta Barat dan Jakarta Utara)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    13. Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    14. Jawa Tengah (Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    15. Daerah Istimewa Yogyakarta (Bantul dan Sleman)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    16. Jawa Timur (Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    17. Bali (Badung, Denpasar, dan Tabanan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    18. Nusa Tenggara Barat (Lombok)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    19. Kalimantan Barat (Pontianak)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    20. Kalimantan Tengah (Palangkaraya dan Kotawaringin Timur)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    21. Kalimantan Selatan (Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    22. Kalimantan Timur (Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    23. Kalimantan Utara (Tarakan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 107.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 229.000.

    24. Sulawesi Selatan (Makassar dan Pare-Pare)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    25. Sulawesi Selatan (Palu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    26. Gorontalo (Gorontalo)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    27. Sulawesi Utara (Bitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    28. Sulawesi Tenggara (Kendari)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    29. Maluku (Ambon)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

    30. Papua (Jayapura)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

     

  • 4 Orang Hendak Wisata ke Palabuhan Ratu Tewas Setelah Mobilnya Tertimpa Truk – Page 3

    4 Orang Hendak Wisata ke Palabuhan Ratu Tewas Setelah Mobilnya Tertimpa Truk – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kecelakaan maut terjadi di di Jalan Raya Palabuhanratu, tepatnya di Kampung Cijarian, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu 8 Februari 2025. Dalam kejadian ini, empat orang meninggal dunia. Korban merupakan wisatawan asal Jakarta yang hendak berwisata ke objek wisata Pantai Palabuhanratu.

    Rekan korban, Albani (20) yang juga saksi dari kecelakaan menuturkan detik detik peristiwa tersebut. Dia mengungkapkan, total rombongan yang akan menuju lokasi wisata tersebut sebanyak 16 orng.

    “Kami berangkat dari Jakarta dengan menggunakan satu minibus yang diisi oleh 10 orang dan tiga sepeda motor yang masing-masing ditumpangi dua orang sehingga total rombongan dari Jakarta ke Palabuhanratu sebanyak 16 orang,” katanya saat dikonfirmasi sejumlah awak media di Sukabumi, Sabtu 8 Februari 2025, yang dilansir dari Antara.

    Dia menceritakan awal keberangkatan dari Jakarta hingga mengalami kecelakaan di Palabuhanratu. Awalnya Ia dan rekannya Nabila berencana mengisi libur akhir pekan ini dengan berwisata ke Pantai Palabuhanratu.

    Setelah sepakat, akhirnya diputuskan untuk berangkat pada hari Sabtu menjelang siang, Namun, karena yang berangkat ke Palabuhanratu banyak, akhirnya dia dan lima rekannya memilih menggunakan tiga sepeda motor, sementara Nabila dan keluarganya menggunakan minibus Suzuki Panther berwarna biru dengan nomor B-8644-HN.

    Saat melintas di Jalan Raya Palabuhanratu-Sukabumi dari arah Sukabumi menuju Palabuhanratu, dia mengekor minibus yang ditumpangi rekannya sembari sesekali melihat kondisi arus lalu lintas dari arah Palabuhanratu.

     

  • Kecelakaan Maut GT Ciawi, KPBB Minta Market Leader AMDK Galon Bertanggung Jawab

    Kecelakaan Maut GT Ciawi, KPBB Minta Market Leader AMDK Galon Bertanggung Jawab

    Jakarta: Kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, mendapat sorotan tajam dari sejumlah kalangan. Tak terkecuali Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB). Mereka menilai kasus ini lebih dari sekadar kasus tunggal.
     
    Kecelakaan tragis terjadi di GT Ciawi, Bogor, pada Selasa, 4 Februari 2025, malam hari WIB. Sebuah truk tronton pengangkut air minum galon mengalami rem blong dan menabrak antrean kendaraan yang sedang mengantre di GT Ciawi. Insiden ini mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, 11 orang mengalami luka berat, serta tiga mobil terbakar. Infrastruktur gerbang tol pun mengalami kerusakan parah.
     
    Pada tahap awal, polisi menduga rem blong menjadi penyebab utama kecelakaan. Namun, menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), insiden ini bukan kasus tunggal, melainkan bagian dari permasalahan sistemik.
     
    KPBB menyoroti praktik kelebihan muatan atau Over Dimension Over Load (ODOL) yang kerap terjadi pada truk-truk pengangkut air minum galon.
     
    “Ini diduga akibat truk pengangkut air minum galon yang kelebihan beban muatan atau ODOL,” ujar Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin, dalam siaran pers pada Rabu, 5 Februari 2025.
     
    Ia menegaskan kecelakaan ini bukan semata-mata kesalahan sopir, melainkan akibat dari kebijakan perusahaan market leader AMDK galon yang diduga membiarkan praktik ODOL terjadi. 

     

    Sementara itu, PT Danone Indonesia yang memproduksi air minum galon telah merilis pernyataan, menegaskan pihaknya tidak memiliki kaitan langsung dengan perusahaan pengangkut dan distributor truk.

    “Perusahaan transporter dan distributor merupakan pihak independen yang tidak terkait dengan PT Tirta Investama sebagai produsen Aqua,” ujar Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia.

    Pernyataan tersebut menuai kritik dari KPBB. Menurut Safrudin, pemilik barang kerap menghindari tanggung jawab dalam kasus-kasus kecelakaan yang melibatkan armada pengangkut mereka.
     
    “Sopir sering dijadikan kambing hitam, padahal mereka hanya menjalankan perintah dari pemilik barang yang menghendaki muatan berlebih,” ujar Safrudin.

     
    Tuntutan penegakan hukum
    KPBB meminta pemerintah dan aparat kepolisian untuk menegakkan hukum secara tegas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Menurut perhitungan KPBB, praktik ODOL ini membuat perusahaan market leader AMDK galon meraup keuntungan hingga Rp483,075 miliar per tahun. 

    “Penegakan hukum ini harus menyasar tidak hanya sopir dan perusahaan transportasi, tetapi juga pemilik barang yang mendapatkan keuntungan dari pelanggaran ini,” tegas Safrudin. 

     

    Di tengah puing-puing kecelakaan di GT Ciawi, truk-truk pengangkut galon air minum galon yang diduga kelebihan muatan masih melintas di jalanan.

    “Sudah saatnya pelanggaran ini ditindak tegas demi keselamatan bersama,” kata Safrudin.
     
    Rekam jejak kecelakaan
    Berdasarkan investigasi KPBB, truk yang mengangkut air minum galon produksi perusahaan terkemuka tersebut kerap melakukan pengangkutan yang melebihi muatan. Pada 2021, sebesar 60,13 persen truk perusahaan market leader AMDK galon yang melintas di jalur Sukabumi-Bogor mengalami kelebihan muatan hingga 123,95 persen, sementara 39,87 persen lainnya kelebihan hingga 134,57 persen. 
     
    “Itu artinya semua armada melakukan pelanggaran,” kata Safrudin.
     
    Truk pengangkut merek air minum tersebut juga memiliki rekam jejak sebagai penyebab kecelakaan di berbagai daerah. Pada Juli 2017, kecelakaan di Subang menewaskan dua orang.
     
    Pada Juli 2023, truk air minum galon ini terguling di jalur menanjak Bali Utara. Pada Februari 2024, dua truk air minum galon tersebut terlibat kecelakaan di Jawa Tengah dalam sehari. Sementara di Aceh Timur, seorang sopir mobil boks mengalami luka kritis setelah ditabrak truk air minum galon yang melaju kencang.
     
    Di sisi lain, pengacara publik David Tobing mendesak PT Danone Indonesia untuk bertanggung jawab dan memastikan bahwa armada pengangkut galon mereka mematuhi aturan.
     
    “Apakah produsen air minum melakukan pengecekan kelaikan jalan truk mereka sebelum berangkat dari pabrik? Jika tidak ada, maka mereka juga terlibat dalam tragedi ini,” kata David Tobing.

    Jakarta: Kecelakaan maut di Gerbang Tol (GT) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, mendapat sorotan tajam dari sejumlah kalangan. Tak terkecuali Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB). Mereka menilai kasus ini lebih dari sekadar kasus tunggal.
     
    Kecelakaan tragis terjadi di GT Ciawi, Bogor, pada Selasa, 4 Februari 2025, malam hari WIB. Sebuah truk tronton pengangkut air minum galon mengalami rem blong dan menabrak antrean kendaraan yang sedang mengantre di GT Ciawi. Insiden ini mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, 11 orang mengalami luka berat, serta tiga mobil terbakar. Infrastruktur gerbang tol pun mengalami kerusakan parah.
     
    Pada tahap awal, polisi menduga rem blong menjadi penyebab utama kecelakaan. Namun, menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), insiden ini bukan kasus tunggal, melainkan bagian dari permasalahan sistemik.
     
    KPBB menyoroti praktik kelebihan muatan atau Over Dimension Over Load (ODOL) yang kerap terjadi pada truk-truk pengangkut air minum galon.
     
    “Ini diduga akibat truk pengangkut air minum galon yang kelebihan beban muatan atau ODOL,” ujar Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin, dalam siaran pers pada Rabu, 5 Februari 2025.
     
    Ia menegaskan kecelakaan ini bukan semata-mata kesalahan sopir, melainkan akibat dari kebijakan perusahaan market leader AMDK galon yang diduga membiarkan praktik ODOL terjadi. 
     
     

     
    Sementara itu, PT Danone Indonesia yang memproduksi air minum galon telah merilis pernyataan, menegaskan pihaknya tidak memiliki kaitan langsung dengan perusahaan pengangkut dan distributor truk.

    “Perusahaan transporter dan distributor merupakan pihak independen yang tidak terkait dengan PT Tirta Investama sebagai produsen Aqua,” ujar Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia.
     
    Pernyataan tersebut menuai kritik dari KPBB. Menurut Safrudin, pemilik barang kerap menghindari tanggung jawab dalam kasus-kasus kecelakaan yang melibatkan armada pengangkut mereka.
     
    “Sopir sering dijadikan kambing hitam, padahal mereka hanya menjalankan perintah dari pemilik barang yang menghendaki muatan berlebih,” ujar Safrudin.
     
     

    Tuntutan penegakan hukum
    KPBB meminta pemerintah dan aparat kepolisian untuk menegakkan hukum secara tegas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Menurut perhitungan KPBB, praktik ODOL ini membuat perusahaan market leader AMDK galon meraup keuntungan hingga Rp483,075 miliar per tahun. 
     
    “Penegakan hukum ini harus menyasar tidak hanya sopir dan perusahaan transportasi, tetapi juga pemilik barang yang mendapatkan keuntungan dari pelanggaran ini,” tegas Safrudin. 
     
     

     
    Di tengah puing-puing kecelakaan di GT Ciawi, truk-truk pengangkut galon air minum galon yang diduga kelebihan muatan masih melintas di jalanan.
     
    “Sudah saatnya pelanggaran ini ditindak tegas demi keselamatan bersama,” kata Safrudin.
     
    Rekam jejak kecelakaan
    Berdasarkan investigasi KPBB, truk yang mengangkut air minum galon produksi perusahaan terkemuka tersebut kerap melakukan pengangkutan yang melebihi muatan. Pada 2021, sebesar 60,13 persen truk perusahaan market leader AMDK galon yang melintas di jalur Sukabumi-Bogor mengalami kelebihan muatan hingga 123,95 persen, sementara 39,87 persen lainnya kelebihan hingga 134,57 persen. 
     
    “Itu artinya semua armada melakukan pelanggaran,” kata Safrudin.
     
    Truk pengangkut merek air minum tersebut juga memiliki rekam jejak sebagai penyebab kecelakaan di berbagai daerah. Pada Juli 2017, kecelakaan di Subang menewaskan dua orang.
     
    Pada Juli 2023, truk air minum galon ini terguling di jalur menanjak Bali Utara. Pada Februari 2024, dua truk air minum galon tersebut terlibat kecelakaan di Jawa Tengah dalam sehari. Sementara di Aceh Timur, seorang sopir mobil boks mengalami luka kritis setelah ditabrak truk air minum galon yang melaju kencang.
     
    Di sisi lain, pengacara publik David Tobing mendesak PT Danone Indonesia untuk bertanggung jawab dan memastikan bahwa armada pengangkut galon mereka mematuhi aturan.
     
    “Apakah produsen air minum melakukan pengecekan kelaikan jalan truk mereka sebelum berangkat dari pabrik? Jika tidak ada, maka mereka juga terlibat dalam tragedi ini,” kata David Tobing.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Setianya Istri Bendi Wijaya Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Ciawi, Rawat Suami hingga Mohon Doa  – Halaman all

    Setianya Istri Bendi Wijaya Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Ciawi, Rawat Suami hingga Mohon Doa  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Kesetiaan Anggi, istri Bendi Wijaya sopir truk galon air mineral yang jadi biang kerok kecelakaan maut di Ciawi, Bogor tengah diuji.

    Disaat sang suami Bendi Wijaya disebut sebut terancam jadi tersangka atas kecelakaan pada Selasa (4/2/2025) tengah malam itu, sang istri Anggi tetap setia mendampingi suaminya.

    Diawal hebohnya kecelakaan maut terjadi, rupanya Anggi tidak kabur, melainkan dia muncul di media sosialnya minta doa yang terbaik.

    Anggi juga mendampingi Bendi Wijaya sejak sang suami dibawa ke RSUD Ciawi dan mendapatkan perawatan hingga saat ini.

    Direktur Utama RSUD Ciawi, dr Fusia Meidiawaty menjadi saksi, Anggi setia mendampingi dan merawat Bendi Wijaya yang kini berada di Ruang Bougenville.

    Ia mengatakan, Anggi istri dari Bendi Wijaya telah berada di RSUD Ciawi sejak pertama korban menjalani perawatan.

    “Sejak pertama sudah ada istrinya yang mendampingi, kebetulan beliau juga memiliki anak yang baru lahir, sehingga sebenarnya kita prihatin juga dengan kondisi yang bersangkutan, hanya yang mendampingi sampai saat ini tetap istrinya,” ungkapnya.

     

    Baru Lahiran, Istri Bendi Wijaya Tetap Telaten Dampingi Perawatan Suami di RSUD Ciawi

    Direktur Utama RSUD Ciawi, dr Fusia Meidiawaty mengungkapkan bahwa Bendi Wijaya saat ini didampingi oleh istrinya selama menjalani perawatan.

    Ia mengatakan, istri dari Bendi Wijaya telah berada di RSUD Ciawi sejak pertama korban menjalani perawatan.

    “Sejak pertama sudah ada istrinya yang mendampingi, kebetulan beliau juga memiliki anak yang baru lahir, sehingga sebenarnya kita prihatin juga dengan kondisi yang bersangkutan, hanya yang mendampingi sampai saat ini tetap istrinya,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, Bendi Wijaya disebut segera jadi tersangka dalam kecelakaan maut yang terjadi pada Selasa (4/2/2025) sekitar pukul 23.30 WIB di Gerbang Tol Ciawi 2, Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.

    Insiden ini melibatkan tujuh unit kendaraan yang mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan 11 lainnya luka-luka.

     

    Anggi istri Bendi Wijaya buka suara soal kondisi suaminya pasca kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi KM 41, Kota Bogor.

    Ia bahkan meminta sesuatu untuk suaminya, Bendi Wijaya.

    “Minta doanya aja ya buat semuanya,” tulis Anggi di TikTok.

     

    Bendi Wijaya diketahui pria kelahiran 1994.

    Dia tinggal di Kampung Bangkong Reang RT. 04/07m Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

    Bendi Wijaya merupakan sopir truk galon air mineral bernomor polisi B 9235 PYE.

    Dilihat dari media sosialnya, Bendi pernah gagal dalam berumah tangga.

    Ia kemudian menikah lagi dengan wanita bernama Anggi pada tahun 2022 lalu.

    Dari pernikahannya, Bendi dan Anggi telah dikaruni satu orang anak yang lahir akhir tahun 2024 lalu.

    SOPIR TRUK GALON – Kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi 2 Bogor, Selasa (4/2/2025) tengah malam, sejumlah kendaraan terbakar. Penampakan bangkai truk pengangkut galon air mineral yang terbakar akibat kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (5/2/2025) malam. Bandi Wijaya sang sopir truk kerap membuat konten video di media sosial TikTok miliknya bernama @bandiwijaya06. Video tersebut kemudian dihias menggunakan lagu dan menambahkan kata-kata. Bendi Wijaya sopir truk lolos dari kecelakaan maut di Ciawi padahal truknya jadi biang kerok kecelakaan, masih jadi misteri bagaimana dia selamat. (Kolase TribunnewsBogor.com/Soewidia Henaldi/TikTok @bandiwijaya06)

    Bendi Wijaya juga cukup aktif di media sosial(medsos). 

    Dia kerap membuat konten video di media sosial TikTok miliknya bernama @bandiwijaya06.

    Video yang sering dibuat yakni suasana jalan saat sedang mengemudikan truk galon. 

    Video tersebut kemudian dihias menggunakan lagu dan menambahkan kata-kata.

     

    Bendi Wijaya Belum Bisa Diperiksa

    Bendi Wijaya, sopir truk yang diduga menjadi penyebab kecelakaan di Gerbang Tol Ciawi 2 masih berada di RSUD Ciawi.

    Pria berusia 30 tahun itu harus menjalani perawatan medis karena mengalami cidera kepala dengan kategori sedang.

    Kondisinya berangsur membaik setelah dilakukan penanganan dibandingkan dengan hari pertama dirinya dilarikan ke rumah sakit.

    Namun, Bendi Wijaya masih belum dapat berkomunikasi secara intens sehingga belum bisa dimintai keterangan oleh pihak berwajib.

    Kendati demikian, Bendi Wijaya yang merupakan saksi kunci dari kecelakaan maut tersebut pun mendapat pengawasan ketat.

    Bahkan urine Bendi Wijaya pun telah dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memastikan kondisinya sebelum kecelakaan terjadi.

    Hal itu diungkap Direktur Utama RSUD Ciawi, dr Fusia Meidiawaty yang mengatakan pasien saat ini mendapat perawatan di Ruang Bougenville.

    “Jadi mulai dari pertama beliau dirawat sudah dalam penjagaan intens oleh pihak kepolisian ada juga bapak-bapak polisi yang tetap berjaga 24 jam di sekitar ruang rawatnya,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).

    SOPIR TRUK KECELAKAAN – Penampakan ruang perawatan Bendi Wijaya (30), sopir truk terduga penyebab kecelakaan maut di RSUD Ciawi dijaga ketat, Rabu (5/2/2025). Truk bermuatan galon air mineral yang dikendarai Bendi pada Selasa (4/2/2025) malam, menabrak 5 mobil yang sedang bertransaksi di Gerbang Tol Ciawi 2 Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat. Akibatnya, 8 orang tewas dan 11 korban lainnya terluka. Bendi sendiri mengalami cidera di kepala, berikut kondisinya terkini. (TribunnewsBogor.com/Muammarudin Irfani)

     

    Bendi Wijaya Sopir Truk Terancam Jadi Tersangka

    Kasus kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi 2, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2025) malam, telah dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan.

    Dengan demikian, polisi akan menetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan beruntun enam kendaraan yang menewaskan delapan orang ini.

    Kecelakaan maut ini bermula sekitar pukul 23.30 WIB, saat truk pengangkut galon air mineral bernomor polisi B 9235 PYW melaju dari arah Ciawi menuju Jakarta.

    Diduga karena mengalami gagal fungsi rem, truk yang dikendarai oleh Bendi Wijaya (30) itu langsung menabrak sejumlah mobil yang sedang bertransaksi di gerbang tol.

    Kasatlantas Polresta Bogor Kota, Kompol Yudiono, mengatakan Bendi akan segera menjalani pemeriksaan dan kemungkinan besar akan menjadi tersangka.

    “Iya (kuat menjadi tersangka). Saat ini sudah naik ke sidik,” kata Yudiono, Jumat (7/2/2025) dilansir dari TribunnewsBogor.com.

    Meski begitu, polisi masih mengumpulkan bukti-bukti kejadian ini termasuk keterangan dari sopir.

    Mengingat, kondisi Bendi yang sampai saat ini masih masih belum dapat diajak berkomunikasi karena menjalani perawatan medis.

    “Sudah siuman. Tapi, belum bisa diajak komunikasi. Kalau sudah bisa diajak bicara kita langsung periksa,” ungkap Yudiono.

    Bukan hanya sopir, polisi juga akan memeriksa pemilik truk yang menabrak enam kendaraan tersebut.

    “Nanti kita mintai keterangan juga pemilik truknya ini,” sebutnya.

    Di sisi lain, polisi juga sudah memeriksa truk ini di Unit Laka Lantas Ciawi.

    “Untuk hasilnya belum. Kita masih menunggu tim dari Dishub dan ATPM,” ucapnya.

    Sebelumnya, polisi telah melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan maut ini.

    Sejumlah CCTV di tol tersebut mulai diperiksa oleh polisi. Bahkan, pemeriksaan CCTV ini dilakukan sampai empat kilometer sebelum lokasi kejadian atau di KM 45.

    Untuk lokasi kejadian sendiri yakni berada di KM 41.

    “Kemarin kita fokus di gerbang Ciawi 2, nanti kita akan mundur lagi melalui penelusuran CCTV dari Jasa Marga. Saat ini kita sampai ke KM 45,” kata Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Ruminio Ardano, di Unit Laka Lantas Ciawi, Kamis (6/2/2025).

    Setelah di KM 45, polisi pun akan memeriksa mulai dari kendaraan ini berangkat dan masuk ke Gerbang Tol Ciawi.

    “Bahwa kendaraan ini berangkat dari poolnya di wilayah Sukabumi. Nah ini kita lihat dari jam berapa dia dari sana berangkatnya, kemudian bagaimana tingkah laku pengemudi sepanjang perjalanan,” jelas Ruminio.

    Untuk diketahui, kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi ini melibatkan 6 kendaraan, antara lain:

    Truk B 9235 PYE (terbakar)
    Avanza B 1381 BEY 
    Inova B 2612 TRX
    Avanza terbakar
    Avanza terbakar
    Avanza F 1626 TZ

    Dari 19 korban, delapan orang di antaranya meninggal dunia, sedangkan 11 korban lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Ciawi. 

    (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com)