kab/kota: Sukabumi

  • Kala Tim SAR Temukan 2 Korban Banjir di Sukabumi, Jasad Ibu dan Anak Saling Peluk

    Kala Tim SAR Temukan 2 Korban Banjir di Sukabumi, Jasad Ibu dan Anak Saling Peluk

    BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat pada Kamis dan Jumat (6-7 Maret 20225) data sementara longsor dan banjir ini terjadi pada 26 kecamatan, dengan total rumah rusak sebanyak 26 rumah. Ada 7 rumah yang masuk kategori rusak berat.

    “Data sementara, 157 KK (328 jiwa) mengungsi, 3 orang meninggal dunia yakni 1 orang dari Kecamatan Simpenan dan 2 orang dari Kecamatan Palabuhanratu. Kemudian korban hilang atau dalam pencarian sebanyak 5 orang, yakni 2 orang di Kecamatan Simpenan dan 3 orang di Kecamatan Lengkong,” ujar Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna. 

    Adapun 26 kecamatan tersebut diantaranya Kadudampit, Curug Kembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampang Tengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, Cicantayan, Cisolok, Sukaraja, Caringin, Cikidang, Jampang Kulon, Purabaya, Cidadap, Surade. 

    Pihak BPBD masih terus memperbarui data dampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi ini. Jaringan internet dan listrik yang terputus di beberapa lokasi bencana, masih menjadi kendala petugas gabungan di lapangan dalam menanggulangi kejadian ini. 

     

     

     

     

     

     

  • Besaran Zakat Fitrah 2025 di Jawa Barat, Jabodetabek, dan Daerah Lainnya

    Besaran Zakat Fitrah 2025 di Jawa Barat, Jabodetabek, dan Daerah Lainnya

    PIKIRAN RAKYAT – Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu untuk ditunaikan sebelum Hari Raya Idul Fitri. Pembayaran zakat fitrah bertujuan untuk menyucikan diri setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan serta membantu masyarakat yang kurang mampu agar mereka juga dapat merayakan Idul Fitri dengan layak.

    Besaran zakat fitrah dihitung berdasarkan konsumsi makanan pokok, umumnya beras, sebesar 2,5 kg atau 3,5 liter per jiwa. Namun, bagi yang ingin membayar dalam bentuk uang, nominalnya disesuaikan dengan harga beras di daerah masing-masing.

    Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di berbagai wilayah Indonesia telah menetapkan besaran zakat fitrah untuk tahun 2025 berdasarkan harga beras yang berlaku di masing-masing daerah. Berikut adalah rincian besaran zakat fitrah untuk beberapa wilayah di Indonesia.

    Besaran Zakat Fitrah di Jawa Barat

    BAZNAS Provinsi Jawa Barat menetapkan besaran zakat fitrah tahun 1446 H/2025 M berdasarkan surat edaran Nomor: 092/BAZNAS-JABAR/II/2025. Besaran zakat fitrah dalam bentuk beras tetap 2,5 kg atau 3,5 liter per jiwa, sedangkan dalam bentuk uang disesuaikan dengan harga beras di setiap daerah.

    Berikut adalah rincian besaran zakat fitrah di Jawa Barat:

    Kabupaten Bandung: Rp38.000,- Kabupaten Bandung Barat: Rp38.000,- Kabupaten Bekasi: Rp47.000,- Kabupaten Bogor: Rp47.000,- Kabupaten Ciamis: Rp37.500,- Kabupaten Cianjur: Rp38.000,- atau Rp46.000,- (beras pandawangi) Kabupaten Cirebon: Rp40.000,- Kabupaten Garut: Rp40.500,- Kabupaten Indramayu: Rp37.500,- Kabupaten Karawang: Rp42.000,- Kabupaten Kuningan: Rp37.500,- Kabupaten Majalengka: Rp40.000,- Kabupaten Pangandaran: Rp31.250,- Kabupaten Purwakarta: Rp40.000,- Kabupaten Subang: Rp40.000,- Kabupaten Sukabumi: Rp40.000,- Kabupaten Sumedang: Rp40.000,- Kabupaten Tasikmalaya: Rp37.000,- (untuk 2,5 kg beras) dan Rp40.000,- (untuk 2,7 kg beras) Kota Bandung: Rp40.000,- Kota Banjar: Rp32.500,- Kota Bogor: Rp45.000,- Kota Bekasi: Rp47.000,- Kota Cimahi: Rp37.500,- Kota Cirebon: Rp45.000,- Kota Depok: Rp45.000,- Kota Sukabumi: Rp45.000,- Kota Tasikmalaya: Rp37.500,- Besaran Zakat Fitrah di Jabodetabek

    Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menetapkan besaran zakat fitrah untuk wilayah Jabodetabek sebesar Rp47.000,- per jiwa atau setara dengan 2,5 kilogram beras premium.

    “Berdasarkan kajian yang teliti dan pertimbangan yang matang, Baznas RI telah memutuskan untuk menetapkan besaran zakat fitrah sebesar Rp47.000,- per jiwa, mengikuti dinamika harga beras yang terjadi,” tutur Ketua Baznas RI Noor Achmad.

    Selain itu, Baznas RI juga menetapkan nilai fidyah sebesar Rp60.000,- per jiwa per hari.
    Noor menambahkan, zakat fitrah harus ditunaikan sejak awal Ramadhan dan paling lambat sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, agar dapat segera disalurkan kepada mustahik sesuai prinsip 3A (Aman Syari, Aman Regulasi, dan Aman Konstitusi).

    Besaran Zakat Fitrah di Kabupaten Bulungan

    Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bulungan menetapkan besaran zakat fitrah dalam bentuk beras sebesar 2,5 kilogram per jiwa. Jika dibayarkan dalam bentuk uang, tersedia tiga kategori:

    Rp30.000,- Rp43.750,- Rp60.000,-

    Besaran fidyah di Kabupaten Bulungan ditetapkan minimal Rp10.000,- dan maksimal Rp30.000,- per hari per jiwa, berdasarkan harga bahan pokok yang berlaku.

    Besaran Zakat Fitrah di Makassar

    Hasil musyawarah Pemerintah Kota Makassar bersama Kemenag, MUI, dan Baznas menetapkan kadar zakat fitrah sebagai berikut:

    Beras atau makanan pokok: 2,5 kg atau 4 liter per jiwa

    Dalam bentuk uang:

    Tertinggi: Rp60.000,- Pertengahan: Rp52.000,- Terendah: Rp48.000,- Besaran Zakat Fitrah di Daerah Lainnya

    Secara umum, berikut adalah besaran zakat fitrah di berbagai daerah:

    Jawa Tengah: Rp37.500 – Rp42.000,- per jiwa Jawa Timur: Rp35.000 – Rp45.000,- per jiwa Sumatra Barat: Rp47.000,- per jiwa Kalimantan Selatan: Rp60.000 – Rp90.000,- per jiwa (tergantung jenis beras) Waktu dan Tata Cara Pembayaran Zakat Fitrah

    Zakat fitrah harus dibayarkan sejak awal Ramadhan hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Berikut adalah tata cara pembayarannya:

    Pembayaran langsung ke BAZNAS atau lembaga amil zakat resmi. Melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di masjid, musholla, atau instansi terdekat. Transfer bank ke rekening resmi lembaga zakat. Pembayaran online melalui aplikasi atau website resmi lembaga zakat. Penjemputan zakat oleh petugas amil yang ditunjuk secara resmi.

    Dalam membayar zakat fitrah, pastikan untuk memilih lembaga atau amil zakat yang terpercaya agar zakat dapat disalurkan tepat kepada yang berhak menerimanya.
    Dengan memahami besaran zakat fitrah di daerah masing-masing, masyarakat dapat menunaikan kewajiban ini dengan tepat sesuai syariat Islam dan mendukung kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Apem Putih Bohay, Kue Khas Pandeglang yang Jadi Primadona Saat Ramadan

    Apem Putih Bohay, Kue Khas Pandeglang yang Jadi Primadona Saat Ramadan

    Pandeglang, Beritasatu.com – Salah satu olahan makanan khas Kabupaten Pandeglang yang banyak dicari oleh warga saat Ramadan adalah kue apem putih bohay. Kue ini merupakan kudapan tradisional yang telah menjadi ikon kuliner sejak turun-temurun di Desa Kadu Bungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Kue apem putih bohay memiliki warna khas putih dengan tekstur lembut dan aroma tapai atau tape yang menggoda. Kue ini berbentuk persegi empat dan menjadi hidangan favorit bagi masyarakat setempat saat berbuka puasa. Tak heran, kue apem putih bohay sangat digemari dan banyak dijadikan santapan berbuka puasa oleh warga Pandeglang.

    Untuk proses pembuatan kue apem putih bohay dimulai dengan membuat adonan dari tepung beras yang dicampur dengan tape singkong. Adonan tersebut kemudian didiamkan semalaman.

    Keesokan harinya, adonan dituangkan ke dalam cetakan dan dikukus di atas tungku bara api selama sekitar 15 menit hingga matang. Setelah matang, kue ditiriskan dan dilepas dari cetakannya.

    Mahfud, salah seorang perajin apem putih bohay mengungkapkan bahwa permintaan kue ini meningkat tajam pada Ramadan dibandingkan dengan hari biasa. Banyak warga yang mencari kue ini untuk dijadikan sajian berbuka puasa.

    “Penjualan pada Ramadan memang puncaknya, karena omzetnya sangat melimpah dibandingkan hari-hari biasa,” ujar Mahfud, saat ditemui di rumahnya belum lama ini.

    Mahfud mengungkapkan, selama Ramadan omzet penjualannya meningkat hingga 400%. Dalam sehari, ia bisa memproduksi antara 4.000 hingga 5.000 potong kue apem putih bohay.

    “Permintaan tidak hanya datang dari Pandeglang, tetapi juga dari luar daerah, seperti Serang, Cilegon, Tangerang, Jakarta, bahkan Sukabumi,” tambahnya.

    Salah satu olahan makanan khas Kabupaten Pandeglang yang banyak dicari oleh warga saat Ramadan adalah kue apem putih bohay. – (Beritasatu.com/Budiman)

    Untuk satu paket kue apem putih bohay, Mahfud menjualnya seharga Rp 15.000. Jika pembeli ingin menambahkan air gula merah, harga akan bertambah Rp 3.000 per bungkus.

    Salah seorang pembeli, Elis Lisnawati mengaku sering membeli kue apem putih bohay baik saat hari biasa maupun Ramadan untuk santapan berbuka puasa.

    “Sebelum puasa saya sempat membeli, dan baru empat hari Ramadan, saya sudah dua kali datang ke sini,” kata Elis.

    Elis mengatakan, kue apem putih bohay memiliki rasa yang berbeda dari kue apem pada umumnya. Selain rasanya yang enak, kualitas kue ini juga sangat baik dan harganya terjangkau.

    “Harganya terjangkau dan rasanya enak, lembut, dan beda dengan yang ada di pinggir jalan. Sempat membeli di tempat lain, tetapi rasanya lebih kasar. Kalau di sini sudah sering beli dan tidak pernah gagal,” ungkap Elis yang gemar membeli kue apem putih bohay.

  • Jasad Ibu dan Anak Korban Banjir di Sukabumi Ditemukan Berpelukan, Terjebak dalam Rumah – Halaman all

    Jasad Ibu dan Anak Korban Banjir di Sukabumi Ditemukan Berpelukan, Terjebak dalam Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ibu dan anak korban banjir di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) yang dinyatakan hilang pada Kamis (6/3/2025), akhirnya ditemukan.

    Santi (40) alias Zahra dan anaknya, Nurul (3), ditemukan telah meninggal dunia dengan kondisi berpelukan pada Jumat (7/3/2025).

    Kedua korban terjebak di dalam rumah saat dilanda banjir dan hujan besar. 

    Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta, Ahmad Rizkiansyah mengatakan bahwa kedua korban ditemukan pukul 13.30 WIB setelah upaya pencairan dari material rumah yang roboh.

    “Kedua korban bisa ditemukan bersama-sama, keduanya saling berpelukan dalam kondisi sudah meninggal dunia,” kata Ahmad dilansir dari TribunJabar.id.

    Menurut informasi dari saksi, kedua korban tidak bisa menyelamatkan diri karena air sudah tinggi. 

    “Ini pada saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh,” ungkap Ahmad.

    Kini, tim Basarnas bersama dengan unsur petugas gabungan dan relawan masih berupaya mencari korban lainnya.

    “Secara keseluruhan data yang kita punya kita masih mencari ada lima orang lagi longsor di daerah Lengkong dengan satunya di Simpenan,” tandasnya.

    Sebagai informasi, banjir dan longsor mengepung wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi, akibat diguyur hujan deras semalam sejak Kamis hingga Jumat dini hari tadi.

    Puluhan rumah dilaporkan terendam akibat banjir limpasan dari saluran irigasi dan drainase yang tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat.

    Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sukabumi, bencana banjir dan longsor terjadi di wilayah Kecamatan Kadudampit, Curugkembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampangtengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, dan Cicantayan.

    “Dampak kejadian sementara 116 kepala keluarga, 204 jiwa terdampak, yang mengungsi 31 KK/159 jiwa,” ujar Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna.

    Sebelumnya, Daeng menyebutkan bahwa dalam kejadian bencana banjir dan longsor mengakibatkan satu orang meninggal dunia di wilayah Kecamatan Simpenan.

    “7 jiwa hilang belum ditemukan, 2 di Kecamatan Simpenan, 3 di Lengkong dan 2 orang di Palabuhanratu,” papar Daeng.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Ibu dan Anak, Korban Banjir Sukabumi, Ditemukan Berpelukan Telah Meninggal Dunia

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/M Rizal Jalaludin)

  • Pria Asal Bekasi Sempat Hilang, Ternyata Mau Menenangkan Diri di Sukabumi

    Pria Asal Bekasi Sempat Hilang, Ternyata Mau Menenangkan Diri di Sukabumi

    Bekasi

    Seorang pria asal Bekasi berinisial AUO (34) sempat dilaporkan keluarganya hilang tanpa kabar. Ia ditemukan beberapa hari setelahnya di Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).

    Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Hatorangan Sianturi mengatakan AUO meninggalkan rumah pada Senin (3/3) siang. Dia izin kepada ibunya untuk pergi ke Mal Pakuwon Bekasi lantaran ada acara.

    “Pelapor masih melihat korban dalam keadaan senang. Sekitar jam 13.00 WIB ketika pelapor sedang memasak di dapur korban berpamitan kepada pelapor akan berangkat ke Mal Pakuwon dengan menggunakan ojek online dengan membawa tas ransel hitam yang berisi laptop,” kata Binsar saat dihubungi, Jumat (7/3/2025).

    Berlangsung beberapa jam, sang ibunda sempat menelepon anaknya namun tak kunjung menerima balasan. Bahkan, lanjut Binsar, ponsel korban tidak aktif. Akhirnya, sang ibunda pun melapor ke polisi.

    “Korban sempat menghubungi teman korban. Saksi sempat melihat korban berjalan kaki di dekat Grand Galaxy arah pulang masih membawa tas ransel. Ditunggu sekian lama ternyata korban belum kembali pulang ke rumah,” ujarnya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Pihak kepolisian di bawah pimpinan Kasubnit Opsnal Polres Metro Bekasi Kota Ipda Bobby lalu melakukan penyelidikan. Ponsel korban terdeteksi di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

    Korban ditemukan dan dijemput pada Kamis (6/3) tadi malam. Kepada polisi, korban mengaku sengaja pergi ke Sukabumi untuk menenangkan diri.

    “Kami menemukan korban di wilayah Sukabumi dan langsung menjemput korban. (Alasan kabur) menenangkan diri saja. Menenangkan diri karena bulan Ramadan, dia mau lebih fokus ke dalam agama,” ujarnya.

    Saat ini korban sudah kembali kepada keluarganya. Pihak keluarga korban mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang sudah membantu mencari keberadaan korban.

    “Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota berhasil menemukan korban hilang dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Ibunya senang sekali dan mengucapkan terima kasih karena bisa bertemu anaknya setelah sejak 3 Maret meninggalkan rumah,” imbuhnya.

  • Viral Patung Penyu Diduga Rp15 M Terbuat dari Kardus, Dedi Mulyadi Akan Audit: Mohon Sabar

    Viral Patung Penyu Diduga Rp15 M Terbuat dari Kardus, Dedi Mulyadi Akan Audit: Mohon Sabar

    TRIBUNJATIM.COM – Ramainya patung penyu rusak di Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi, disoroti Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

    Patung yang disebut bernilai Rp15 miliar tersebut terlihat rusak dengan bagian tempurung yang robek dan penyok.

    Dalam video disebutkan jika patung tersebut terbuat dari kardus.

    Kini Dedi mengomentari video viral yang memperlihatkan kondisi patung penyu rusak di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi.

    “Mengenai ramainya patung penyu yang isinya kardus, saya tidak akan memberikan komentar terlalu panjang,” ujar Dedi dalam akun Instagramnya, @dedimulyadi71, Kamis (6/3/2025).

    “Saya sudah meminta inspektorat provinsi Jawa Barat untuk turun ke lapangan mengaudit kegiatan proyek tersebut,” lanjutnya.

    Dedi mengungkapkan, setelah audit selesai, pihaknya akan segera mengumumkan agar masyarakat mendapat penjelasan yang objektif dan tidak bersifat dugaan.

    “Saya akan senantiasa berbuat objektif bagi kepentingan masyarakat dan akan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas,” imbuhnya.

    “Untuk itu mohon sabar, kita menunggu hasil auditnya dan bagi saya hasil audit itu menjadi landasan untuk melakukan langkah-langkah berikutnya,” tutur Dedi, melansir Kompas.com.

    Diberitakan sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan kondisi patung penyu rusak di Alun-alun Gadobangkong, mendadak viral di media sosial.

    Patung yang disebut-sebut bernilai hingga Rp15 miliar ini terlihat rusak dengan bagian tempurung yang robek dan penyok.

    Adapun salah satu videonya dibagikan oleh akun Instagram ini, Selasa (4/3/2025).

    Dalam rekaman, terlihat kondisi patung penyu yang sudah robek dan penyok, khususnya di bagian tempurung.

    Seorang warga tampak mengupas lapisan luar patung yang ternyata berbahan karton coklat menyerupai kardus.

    Sebuah video menayangkan rusaknya patung penyu yang diduga senilai Rp15 miliar di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi, menjadi sorotan viral, Selasa (4/3/2025). (Instagram/mood.jakarta)

    Tak hanya itu, di bagian dalamnya juga tampak rangka kayu sebagai penopang struktur patung.

    Warga yang merekam video tersebut lantas membuka lapisan luar patung yang ternyata dibuat dari karton berwarna coklat seperti kardus.

    “Masya Allah ini pembuatan kura-kura,” kata perekam video.

    Unggahan video tersebut lantas menyulut kemarahan netizen.

    Banyak yang mempertanyakan kualitas serta transparansi anggaran proyek, terlebih pembuatan patung penyu tersebut diduga mencapai Rp15 miliar.

    Bahkan tidak sedikit yang menandai akun Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk memperhatikan permasalahan tersebut.

    Menanggapi viralnya isu patung penyu berbahan kardus, pihak rekanan proyek, Imran Firdaus, akhirnya angkat bicara.

    Ia menegaskan bahwa anggaran untuk ornamen patung penyu tidak mencapai miliaran rupiah, melainkan hanya sekitar Rp30 juta.

    “Kami tegaskan bahwa biaya pembuatan ornamen penyu ini sekitar Rp 30 juta, sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan dalam proyek,” ujar Imran, Rabu (5/3/2025).

    Terkait material yang tampak seperti kardus dalam video, Imran menjelaskan bahwa patung tersebut sebenarnya dibuat dari resin dan fiberglass, bukan kardus.

    Material kardus yang terlihat hanyalah alat bantu dalam proses pencetakan.

    “Ornamen ini dibuat dari resin dan fiberglass, yang memang umum digunakan untuk patung luar ruangan karena ketahanannya terhadap cuaca ekstrem.”

    “Kardus yang terlihat dalam video hanyalah media cetak sebelum bahan utama dikeringkan dan diperkuat,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Imran menyebutkan bahwa jika patung tersebut benar-benar berbahan kardus, tentu tidak akan mampu bertahan lama di lingkungan terbuka, apalagi dengan kondisi cuaca pesisir yang ekstrem.

    “Kalau benar terbuat dari kardus, tentu sejak awal sudah hancur terkena hujan dan panas,” ujarnya.

    Selain itu, Imran juga menyayangkan tindakan pengunjung yang sering menaiki patung tersebut untuk berfoto.

    Hal ini, menurutnya, turut mempercepat kerusakan struktur ornamen.

    Tangkapan layar unggahan video akun Instagram @mood.jakarta, Kamis (6/3/2025). Video menayangkan rusaknya Patung Penyu yang diduga senilai Rp15 miliar di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi. Kini terungkap bahwa anggarannya hanya Rp30 juta. Pihak rekanan proyek angkat bicara. (Instagram/mood.jakarta)

    Imran juga menjelaskan bahwa desain Alun-alun Gadobangkong telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

    Namun, hantaman ombak besar sejak Maret 2024 menjadi penyebab utama kerusakan infrastruktur di lokasi ini.

    “Pada Maret 2024, gelombang pasang setinggi 2,5 hingga 3 meter menghantam kawasan ini.”

    “Ombak yang terus-menerus menghantam tangga setiap detik akhirnya mengikis struktur beton secara bertahap,” terangnya.

    Menurutnya, kerusakan yang terjadi bukan akibat kesalahan konstruksi, melainkan karena faktor alam.

    Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah daerah dapat mempertimbangkan pembangunan pemecah ombak.

    Pemecah ombak diharapkan sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi dampak abrasi.

    “Kami harap pemerintah bisa membangun pemecah ombak untuk melindungi kawasan ini dari gelombang besar di masa depan,” pungkasnya.

    Tangkapan layar unggahan video akun IG @mood.jakarta, Selasa (4/3/2025). Video menayangkan rusaknya Patung Penyu yang diduga senilai Rp15 miliar di Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi. (Instagram/mood.jakarta)

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • 6
                    
                        Sosok Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran yang Tak Ikuti Arahan Dedi Mulyadi Itu Ternyata Kakak Penyanyi Terkenal
                        Bandung

    6 Sosok Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran yang Tak Ikuti Arahan Dedi Mulyadi Itu Ternyata Kakak Penyanyi Terkenal Bandung

    Sosok Citra Pitriyami, Bupati Pangandaran yang Tak Ikuti Arahan Dedi Mulyadi Itu Ternyata Kakak Penyanyi Terkenal
    Editor
    PANGANDARAN, KOMPAS.com
    – Bupati Pangandaran
    Citra Pitriyami
    menjadi sorotan setelah memutuskan tidak mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    terkait jam kerja aparatur sipil negara (
    ASN
    ) selama Ramadhan 2025.
    Menurut kebijakan Gubernur Jabar, ASN di seluruh wilayah seharusnya bekerja mulai pukul 06.30 hingga 14.00 WIB pada Senin hingga Kamis, dan hingga pukul 14.30 WIB pada Jumat.
    Namun, Pemkab Pangandaran tetap menerapkan jam kerja seperti biasa, yaitu masuk pukul 07.30 WIB, istirahat pukul 12.00 WIB, dan pulang pukul 16.00 WIB.
    “Jadi jam kerja kita masih tetap seperti biasa,” ujar Citra Pitriyami kepada wartawan di Setda Kabupaten Pangandaran, Rabu (5/3/2025).
    Citra menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui musyawarah dengan Sekretaris Daerah (Sekda) serta Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pangandaran. Menurutnya, kebijakan itu tidak akan mengganggu ibadah selama Ramadan.
    “Prinsip kerja di kita yang penting 8 jam kerja,” kata Citra Pitriyami.
    Keputusan ini menuai perhatian publik karena berbeda dengan kebijakan yang diterapkan di daerah lain di Jawa Barat. Namun, Citra menegaskan bahwa aturan jam kerja yang berlaku di Pangandaran tetap sesuai dengan ketentuan efisiensi kerja ASN.
    Citra Pitriyami merupakan bupati wanita satu-satunya di Jawa Barat. Ia terpilih dalam Pilkada 2024 bersama wakilnya, Ino Darsono, dengan perolehan 132.007 suara.
    Sebelumnya, ia menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pangandaran periode 2019-2024.
    Di luar kiprah politiknya, Citra juga dikenal sebagai kakak dari penyanyi terkenal Cakra Khan.
    Dukungan dari sang adik tampak saat kampanye Pilkada, di mana Cakra Khan beberapa kali hadir dan bernyanyi di acara kampanye Citra Pitriyami.
    BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Sukabumi dan aparat setempat terus melakukan pencarian serta koordinasi untuk menangani dampak bencana ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Longsor dan Banjir Sukabumi, Kemensos Kirim Bantuan dan Pastikan Kebutuhan Warga

    Longsor dan Banjir Sukabumi, Kemensos Kirim Bantuan dan Pastikan Kebutuhan Warga

    Longsor dan Banjir Sukabumi, Kemensos Kirim Bantuan dan Pastikan Kebutuhan Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Sosial (
    Kemensos
    ) menyalurkan bantuan bagi korban bencana tanah
    longsor dan banjir
    bandang di Kabupaten
    Sukabumi
    , Jawa Barat. Bantuan disalurkan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Phalamartha.
    Bantuan yang telah didistribusikan berupa satu unit tenda serbaguna keluarga, 20 lembar tenda gulung, 39 lembar selimut, 52 lembar kasur, serta dua unit velbed guna mendukung kenyamanan para korban terdampak.
    Selain itu, Kemensos juga menyalurkan 52 paket sandang bayi, 50 paket sandang anak, serta 48 paket
    Kidware
    .
    Menteri Sosial (
    Mensos
    ) Saifullah Yusuf mengatakan, Kemensos memastikan kebutuhan korban bencana akan terpenuhi.
    “Kami telah mengirimkan bantuan logistik dan kebutuhan darurat bagi terdampak bencana di Sukabumi. Bantuan dikirim dari Gudang Sentra Palamarta Sukabumi sehingga bantuan cepat tersalurkan kepada warga terdampak bencana,” kata Mensos, Jumat (7/3/2025).
    Selain bantuan logistik, Kemensos juga mengerahkan personel Tagana Kabupaten Sukabumi dan Tagana Kabupaten Pangandaran untuk melakukan asesmen dan evakuasi warga serta mendistribusikan logistik.
    Dalam penanganan bencana ini, Kemensos juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, Basarnas, TNI-Polri, serta instansi terkait lainnya guna memastikan penanggulangan bencana optimal.
    Adapun 405 warga terdampak terpaksa mengungsi ke tiga lokasi, yakni Kampung Badak Putih di Desa Pelabuhan Ratu, Kecamatan Pelabuhan Ratu; Kampung Cijangkar di Desa Kerta Jaya, Kecamatan Simpenan; dan Kantor Desa Bojong, Kecamatan Cikembar.
    Dalam bencana ini, satu korban atas nama Nendi Saputra (7) asal Kampung Cijangkar dilaporkan meninggal dunia.
    Sementara itu, dua orang lainnya, yakni Mondi (9) dan Yayar asal Kampung Cijangkar masih dalam pencarian. Adapun korban luka nihil.
    Selain itu, berdasarkan data sementara, enam unit rumah rusak berat.
    Kondisi terkini menunjukkan banjir mulai surut dan sebagian warga mulai kembali ke rumah untuk membersihkan lumpur. Namun, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih terjadi sehingga potensi bencana susulan tetap perlu diwaspadai.
    Sebelumnya hujan deras mengguyur Sukabumi sepanjang hari pada Kamis, 6 Maret 2025.
    Hujan tersebut menyebabkan longsor di Kampung Cikujang. Lalu, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah yang diperparah dengan banyaknya saluran air tersendat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Sukabumi Setinggi Atap Rumah, 116 Keluarga Mengungsi

    Banjir Sukabumi Setinggi Atap Rumah, 116 Keluarga Mengungsi

    Sukabumi, Beritasatu.com – Banjir di Sukabumi merendam ratusan rumah di Perumahan Pratama Indah Residence, Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, pada Kamis (6/3/2025) malam. Banjir Sukabumi ini terjadi setelah wilayah di Jawa Barat tersebut diguyur hujan deras pada Kamis petang

    Akibat banjir Sukabumi ini, sebanyak 116 keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

    Banjir Sukabumi ini disebabkan oleh luapan Sungai Cibojong akibat tingginya curah hujan. Dalam beberapa video yang beredar di media sosial, terlihat kepanikan warga saat air dengan cepat masuk ke dalam rumah mereka. 

    Bahkan, ketinggian air mencapai atap rumah di beberapa titik.

    Salah seorang korban banjir Sukabumi, Ade Lukman mengungkapkan bahwa air mulai naik setelah salat tarawih. “Awalnya air masih kecil, tetapi karena curah hujan sangat deras, air dari sungai terus naik hingga merendam rumah-rumah warga,” ujarnya.

    Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan dikerahkan untuk mengevakuasi warga, terutama perempuan dan anak-anak, menggunakan perahu karet. Beberapa korban banjir Sukabumi dievakuasi ke rumah penduduk yang tidak terdampak, sementara sebagian lainnya mengungsi ke Kantor Desa Bojong, Cikembar.

    Diketahui, luas area yang terdampak banjir ini mencapai sekitar 3 hektare. Hingga saat ini, petugas masih melakukan pendataan terhadap kerugian material serta memastikan kebutuhan para pengungsi dapat terpenuhi.

    Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait terus berkoordinasi dalam upaya penanganan bencana banjir Sukabumi ini. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat potensi curah hujan tinggi masih berlanjut di wilayah Sukabumi dan sekitarnya.

  • Longsor di Kabupaten Sukabumi, 1 Meninggal Dunia, 5 Orang Masih Hilang

    Longsor di Kabupaten Sukabumi, 1 Meninggal Dunia, 5 Orang Masih Hilang

    Berdasarkan data dari laman BPBD Jabar per 5 Maret 2025, tercatat jumlah bencana pada periode 1 Januari-5 Maret 2025 total mencapai 285 kejadian.Terdiri dari 140 cuaca ekstrem, 81 tanah longsor dan 64 kejadian banjir.

    Dampaknya 263.881 orang jadi penyitas dan seorang meninggal dunia. Selain itu sebnayak 50.432 bangunan terendam, 1.136 bangunan rusak ringan, 632 rusak sedang dan 245 rusak berat.

    Kota Bogor menempati urutan pertama jumlah kejadian bencana paling tinggi di Provinsi Jabar dengan total 54 kejadian dengan rincian lima kejadian banjir, 13 tanah longsor dan 34 cuaca ektrem.

    Disusul oleh Kabupaten Karawang dengan total 41 kejadian bencana alam dengan rincian delapan kejadian banjir, 2 tanah longsor dan 31 cuaca ektrem.

    Diurutan ke tiga ada Kabupaten Bandung Barat dengan total 19 kejadian bencana alam dengan rincian sekali kejadian banjir, 6 tanah longsor dan 12 cuaca ektrem.

    Sementara untuk Kabupaten Ciamis total 14 kejadian bencana alam dengan rincian sekali kejadian banjir, 7 tanah longsor dan 6 cuaca ektrem serta Kabupaten Majalengka total 14 kejadian bencana alam dengan rincian tiga kejadian banjir, 8 tanah longsor dan tiga cuaca ekstrem.