kab/kota: Sukabumi

  • Ngadulag, Tradisi Menabuh Bedug Penyambut Tahun Baru Hijriah di Jawa Barat

    Ngadulag, Tradisi Menabuh Bedug Penyambut Tahun Baru Hijriah di Jawa Barat

    Liputan6.com, Bandung – Masyarakat Jawa Barat, khususnya di Sukabumi dan Bogor, memiliki tradisi unik dalam menyambut 1 Muharam atau tahun baru Hijriah. Tradisi yang disebut ngadulag ini melibatkan penabuhan bedug dan kentungan sebagai bentuk syukur serta penyambutan bulan muharam.

    Mengutip dari berbagai sumber, ngadulag berasal dari kata dulag yang berarti menabuh. Tradisi ini merupakan kegiatan menabuh bedug secara berirama, biasanya diiringi dengan suara kentungan.

    Tabuhan bedug dan kentungan ini memiliki makna spiritual dan sosial dalam masyarakat. Tradisi ini umumnya dilakukan pada malam menjelang 1 Muharam.

    Masyarakat berkumpul di masjid atau lapangan desa untuk bersama-sama menabuh bedug. Selain sebagai bentuk syukur, ngadulag juga sering menjadi pengiring pawai obor yang dilakukan oleh warga.

    Pawai ini melambangkan penerangan atau cahaya dalam memasuki tahun baru. Beberapa daerah bahkan mengkombinasikan ngadulag dengan pembacaan doa dan dzikir bersama.

    Beberapa wilayah di Jawa Barat, ngadulag tidak hanya dilakukan pada malam 1 Muharam, tetapi juga berlanjut selama bulan Muharam sebagai bagian dari kegiatan keagamaan. Meski terlihat sederhana, ngadulag memiliki nilai sejarah yang dalam.

    Tradisi ini dipercaya telah ada sejak lama dan diwariskan turun-temurun sebagai bagian dari budaya Islam di Jawa Barat. Dahulu, tabuhan bedug juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antarwarga atau penanda waktu.

     

  • Terinfeksi bakteri berbahaya, Barantin musnahkan bibit tanaman hias 

    Terinfeksi bakteri berbahaya, Barantin musnahkan bibit tanaman hias 

    Foto: Aldi Evi/Reporter Elshinta

    Terinfeksi bakteri berbahaya, Barantin musnahkan bibit tanaman hias 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 20 Juni 2025 – 22:08 WIB

    Elshinta.com – Badan Karantina Indonesia (Barantin) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kelestarian sumber daya alam melalui pertahanan hayati atau `biodefense`. Melalui Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) DKI Jakarta, Barantin melakukan pemusnahan terhadap bibit tanaman hias yang terinfeksi organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

    Pemusnahan seratus batang bibit tanaman hias jenis ‘Dracaena fragrans’ dan ‘Dracaena colorama’, dengan cara dibakar. Pasalnya hasil pemeriksaan laboratorium, petugas menemukan OPTK jenis bakteri ‘Dickeya sp.’ dan ‘Pantoea stewartii’. OPTK tersebut dapat menimbulkan serangan penyakit di lapangan sebesar 80-85% dengan potensi kehilangan hasil mencapai 98,8% bagi tanaman penting nusantara seperti padi, jagung, bawang merah, sayur-sayuran, kentang, tomat, tanaman hias, dan jahe.

    Kepala Karantina DKI Jakarta, Amir Hasanuddin menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bentuk ketegasan Barantin dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Kemudian berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Indonesia Nomor 571 Tahun 2025 tentang Penetapan Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Dan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Yang Dilarang. 

    “Pemusnahan dilakukan karena bibit tersebut teirnfeksi OPTK jenis bakteri. Ini adalah langkah preventif untuk mencegah potensi penyebaran penyakit tumbuhan yang dapat merugikan pertanian nasional,” jelasnya, seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Aldi Evi.

    Lebih lanjut Amir menambahkan bahwa kehadiran OPTK pada media pembawa yang masuk ke Indonesia dapat memberikan dampak serius terhadap produksi pertanian, bahkan berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi dalam jangka panjang. 

    Oleh karena itu, pengawasan karantina menjadi benteng pertama dalam memutus mata rantai penyebaran organisme pengganggu tumbuhan dari luar negeri. 

    Amir juga mengimbau seluruh pelaku usaha impor agar mematuhi seluruh ketentuan karantina yang berlaku, termasuk kelengkapan dokumen dan pemeriksaan media pembawa sebelum dilakukan pemasukan ke wilayah Indonesia. 

    “Kami terbuka untuk konsultasi teknis. Namun, kami akan tetap bertindak tegas apabila ditemukan pelanggaran terhadap regulasi karantina,” tambahnya. 

    Pemusnahan ini, Karantina DKI Jakarta kembali menegaskan peran strategisnya sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan hayati, mendukung ketahanan pangan nasional, serta melindungi keanekaragaman hayati dari ancaman OPTK.

    Proses pemusnahan ini dilaksanakan oleh petugas Karantina dan disaksikan oleh perwakilan pemilik barang, Kepolisian Sektor Sukalarang, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Satuan Pelayanan Balai Benih Hortikultura Provinsi Jawa Barat, dan petugas Karantina DKI Jakarta.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Investor Malaysia incar potensi budidaya ikan sidat di Cilacap

    Investor Malaysia incar potensi budidaya ikan sidat di Cilacap

    Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

    Investor Malaysia incar potensi budidaya ikan sidat di Cilacap
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 19 Juni 2025 – 16:47 WIB

    Elshinta.com – Jawa Tengah menjadi bidikan para investor untuk menanamkan investasinya di berbagai sektor usaha. Rencananya, Perusahaan asal Malaysia, Oshan Ltd bakal menanamkan investasi untuk usaha budidaya ikan sidat dan pengolahan unagi di Kabupaten Cilacap. 

    Bahkan, pimpinan perusahaan tersebut sudah menawarkan langsung kepada Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi terkait keinginannya berinvestasi pada sektor tersebut.

    Tidak hanya, itu, perusahaan tersebut juga menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan smart farming city project, yang meliputi seluruh infrastruktur pendukung, termasuk lahan budidaya, sekolah, pusat perbelanjaan, jalan, pelabuhan, dan lainnya. Nilai investasinyan mencapai triliunan rupiah. 

    “Cilacap banyak benih (sidat). Tempat itu paling enak sekali. Potensi ini berjangka lama dan kita lanjutkan. Studi sudah dilakukan di Cilacap, juga di Bogor, Bekasi, Sukabumi,” kata Direktur Oshan Ltd,  Hong Tuck Kwong usai bertemu Ahmad Luthfi di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu, 18 Juni 2025.

    Hong menjelaskan, pembangunan infrastruktur sekolah sangat diperlukan agar masyarakat Indonesia memiliki pemahaman dan ilmu terkait budidaya sidat dan metode pengolahan menjadi unagi. 

    Selama ini, ia melihat masyarakat Indonesia masih mencampur sidat dengan jenis ikan lainnya saat di tempat pelelangan atau pasar ikan.

    “Kami akan ajari metode dari Jepang, sehingga sidat ini aman untuk dikonsumsi,” kata dia. 

    Saat ini Oshan Ltd sedang mengurus dokumen untuk investasi. Ia menargetkan, kalau semua proses berjalan lancar, maka paling cepat tahun ini sudah bisa mulai berjalan.

    “Indonesia nanti akan menjadi eksportir Unagi terbesar di dunia,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Kamis (19/6). 

    Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi yang sudah mendengarkan paparan dari calon investor tersebut tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia langsung menangkap potensi masuknya investasi besar di wilayah Jawa Tengah bagian Selatan, khususmya di Cilacap.

    “Tadi ada investor dari Malaysia akan investasi untuk ikan sidat yang nanti akan dibawa ke Jepang. Itu nanti ditempatkan di wilayah Cilacap. Nilainya ratusan juta Euro,” katanya.

    Hal itu akan mendukung pembangunan di wilayah Jawa Tengah khususnya Cilacap,  karena investor tersebut bersedia membangun infrastruktur. Maka dari itu, ia juga menyodorkan agar ikut berinvestasi pada rencana pelebaran jalan Pemalang-Banyumas dalam rangka konektivitas wilayah Utara dan Selatan Jawa Tengah.

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi menambahkan, Cilacap merupakan salah satu sumber ikan sidat di Jawa Tengah dengan potensi sampai 30 ton lebih. Ini peluang bagus karena di Jepang sidat mulai habis, sehingga mencari pasokan dari negara lain.

    “Kita ada Sungai Citanduy. Biasanya benih ikan sidat atau glass eel ditangkap kemudian dibesarkan dan dijual tanpa diolah lebih dulu. Sedangkan teknologi membesarkan ikan sidat dan pengolahannya kita juga tidak punya, beliau (Oshan Ltd) punya itu,” katanmnya.

    Dikatakan Effendi, investasinya berupa sekolah dan teknologi budidaya itu juga akan menambah value dari sidat yang akan diekspor.

    “Jadi, kita tidak menjual dalam bentuk basah tapi sudah diolah. Ikan sidat besar di-fillet dan diolah menjadi unagi, bisa diekspor dan itu premium. Ini menambah value bagi kita. Untuk masyarakat di Cilacap bisa menjadi sejahtera dengan memproduksi Unagi yang memiliki nilai tambah. Nanti juga diproyeksikan jadi Kota Unagi di Cilacap,” katanya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Puncak Peuyeum, Transformasi Lahan Jagung Bekas HGU Menjadi ‘Negeri di Atas Awan’ Sukabumi

    Puncak Peuyeum, Transformasi Lahan Jagung Bekas HGU Menjadi ‘Negeri di Atas Awan’ Sukabumi

    Liputan6.com, Sukabumi – Di tengah perbukitan Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, sebuah permata tersembunyi bernama Puncak Peuyeum kini bersinar terang. 

    Bukan sekadar destinasi wisata alam, Puncak Peuyeum adalah cerminan kegigihan dan visi komunitas lokal yang berhasil menyulap lahan bekas hak guna usaha (HGU) perkebunan menjadi magnet bagi para pecinta alam dan pemburu panorama.

    Berada di ketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl), area seluas 500 meter persegi ini menawarkan sensasi “negeri di atas awan”. Pengunjung dimanjakan dengan pemandangan luar biasa, sunset memukau di barat, sunrise yang memesona di timur, serta kerlip city light Kota Sukabumi yang menawan di malam hari. 

    Tak hanya itu, siluet megah Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak, ditambah lautan awan yang kerap menyelimuti pagi hari, menjadi daya tarik utama yang membuat setiap mata terpesona.

    Potret wisata camping di Sukabumi pun sempat viral di media sosial. Kisah Puncak Peuyeum bermula pada tahun 2018. King ZS, Digital Marketing Wisata Puncak Peuyeum, mengenang masa-masa awal ketika kawasan ini masih berupa alang-alang, tanpa fasilitas memadai. 

    “Awalnya, pada tahun 2018 ada beberapa orang warga lokal camping, tapi masih alang-alang, dan belum ada toilet serta lain-lain,” ujar King ZS pada Jumat (13/6/2025). 

    Titik baliknya terjadi ketika King ZS mengabadikan keindahan panorama alam saat ia pertama kali berkemah di sana. Foto dan video yang diunggah ke media sosial mendapatkan respons luar biasa dari netizen. 

    Sejak saat itu, Puncak Peuyeum mulai ramai dikunjungi, awalnya oleh warga Sukabumi, kemudian meluas hingga ke luar daerah.

    “Ada beberapa unggahan dari orang yang camping, kebetulan pas lautan awan, banyak yang nanya dimana. Akhirnya di survei dan dicobain camping, serta dibikin akun media sosial-nya untuk informasi Puncak Peuyeum,” tambahnya. 

    Transformasi dari lahan kosong menjadi destinasi wisata viral ini membuktikan kekuatan media sosial dan keindahan alam yang tak terbantahkan.

     

    Banjir Lahar Dingin Gunung Lewotobi Terjang Permukiman, Warga Mengungsi ke Hutan

  • Tol Bocimi Seksi 3 Hampir Rampung, Sukabumi Bersiap Hadapi ‘Gelombang Wisatawan’ Baru

    Tol Bocimi Seksi 3 Hampir Rampung, Sukabumi Bersiap Hadapi ‘Gelombang Wisatawan’ Baru

    Liputan6.com, Sukabumi – Kabar gembira datang dari proyek Jalan Tol Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3 (Parungkuda-Cibolang). Anggota Komisi II DPR RI, Heri Gunawan (Hergun), menyatakan optimismenya bahwa seksi ini akan rampung pada akhir tahun 2025. 

    Progres pembangunan terus berjalan, dengan proses pembebasan lahan yang ditangani oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) bekerja sama dengan BPN. 

    Heri Gunawan memastikan sisa lahan yang belum terbebaskan secara utuh, yang persentasenya di bawah 5 persen, tak akan menghambat target penyelesaian.

    Meski pembangunan Tol Bocimi Seksi 3 hampir tuntas dan pemetaan untuk Seksi 4 (hingga Sukaraja) bahkan sudah dimulai, Hergun mengingatkan adanya ‘pekerjaan rumah’ besar bagi Kota dan Kabupaten Sukabumi. 

    Terbukanya akses tol Bocimi diperkirakan akan membawa lonjakan signifikan wisatawan, terutama mengingat adanya papan informasi ‘Kawasan Wisata Selabintana’ di pintu masuk tol.

    “Ini sebuah tantangan untuk Kota dan Kabupaten Sukabumi. Pada saat Cibolang buka seperti sekarang ini, akses jalan dan fasilitas lain yang mendukung ini harus segera diperbaiki,” ujar Hergun di Sukabumi, Minggu (15/6/2025). 

    Ia khawatir, tanpa perbaikan infrastruktur yang memadai, Sukabumi akan menghadapi kemacetan parah, khususnya saat hari raya atau libur panjang. “Kalau enggak nanti akan terjadi penumpukan apalagi pada saat hari raya ataupun hari-hari libur,” imbuhnya. 

     

    Satu Keluarga Terseret Ombak Pantai Jetis, 2 Meninggal 1 Hilang Tenggelam

  • Kementrans terbitkan 1.120 SHM untuk 690 KK transmigran lokal

    Kementrans terbitkan 1.120 SHM untuk 690 KK transmigran lokal

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Transmigrasi menerbitkan 1.120 sertifikat hak milik (SHM) atas tanah untuk 690 kepala keluarga (KK) transmigran lokal.

    Penyerahan SHM tersebut bagian dari wujud nyata kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan agraria yang selama ini membelit warga transmigrasi.

    “Betapa pentingnya sertifikat itu bagi masyarakat (untuk), satu, memperoleh kepastian hukum atas hak tanah. Yang kedua juga mendapatkan akses untuk mendapatkan modal,” kata Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam agenda peluncuran program Trans Tuntas (T2) di Gedung Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu.

    Secara simbolis, penyerahan sertifikat diberikan kepada 100 warga Sukabumi, Jawa Barat. Mereka dari Kampung Cimanggu Desa Langkapjaya di Kecamatan Lengkong, dan sisanya berasal dari Kecamatan Sagaranten, yaitu Kampung Cikopeng Desa Curugluhur, Gunung Gedogan Desa Mekarsari, dan Puncak Gembor Desa Mekarsari.

    Keempat lokasi tersebut dihuni oleh warga transmigran yang sebagian berasal dari daerah terdampak konflik sosial seperti Aceh dan Poso di Sulawesi Tengah.

    Ke depan, target program T2 yang bertujuan memberikan kepastian hukum atas hak tanah di kawasan transmigrasi meliputi penerbitan lebih dari 13 ribu SHM, dukungan pengukuran kadastral seluas 10 ribu hektare (ha), dan inventarisasi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) seluas 334 ribu ha.

    Pihaknya sendiri disebut sedang berusaha menjadi kementerian yang produktif dengan mengandalkan dua kekuatan, yakni lahan dan tenaga kerja dari para transmigran. Di sisi lain, tantangan yang perlu diselesaikan berkaitan dengan modal, teknologi, dan off-taker.

    “Oleh karena itu, sekarang ini dalam rangka transformasi transmigrasi, transmigrasi tidak lagi hanya memindahkan penduduk, tetapi bagaimana membangun kawasan ekonomi,” ujar Iftitah.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • AHY sebut pembangunan infrastruktur berawal dari lahan

    AHY sebut pembangunan infrastruktur berawal dari lahan

    Bicara pembangunan infrastruktur, apapun pembangunannya, mau di Jawa, di luar Jawa, berawal dari lahan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur berawal dari lahan.

    “Bicara pembangunan infrastruktur, apapun pembangunannya, mau di Jawa, di luar Jawa, berawal dari lahan,” ucapnya dalam agenda peluncuran program Trans Tuntas (T2) di Gedung Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu.

    Apabila tidak ada status clean and clear yang jelas dari suatu lahan, kata dia, maka tidak mungkin ada yang berani membangun bangunan dan berinvestasi di sana.

    Apalagi, jika lahan dikuasai oleh mafia tanah, maka semakin tidak ada kepastian. Padahal, mulai dari negara, perusahaan, hingga masyarakat membutuhkan kepastian atas tanah. Jika tidak, maka hidup tidak nyaman dan bahagia, serta tidak ada yang bisa diturunkan ke anak cucu.

    “Kalau punya sertifikat, itu berharga, ada juga punya nilai ekonomi, bisa mendapatkan modal usaha, tentu modal usaha yang produktif, bukan yang konsumtif,” ungkap dia.

    Karena itu, melalui program T2 yang memberikan kepastian hukum atas hak tanah di kawasan transmigrasi, diharapkan masyarakat bisa menjaga sertifikat hak milik (SHM).

    “Sekarang program digitalisasi juga membantu untuk mengamankan sertifikat yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat,” ujar AHY.

    Dalam kesempatan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Transmigrasi mengumumkan pemberian SHM terhadap 1.120 transmigran di Sukabumi, Jawa Barat.

    Secara simbolis, penyerahan sertifikat diberikan kepada 100 warga Kampung Cimanggu Desa Langkapjaya di Kecamatan Lengkong, dan sisanya berasal dari Kecamatan Sagaranten, yaitu Kampung Cikopeng Desa Curugluhur, Gunung Gedogan Desa Mekarsari, dan Puncak Gembor Desa Mekarsari.

    “Jadi, selamat atas diterbitkannya 1.120 sertifikat hak milik untuk warga, baik untuk hunian, pekarangan, maupun untuk usaha,” ungkap dia.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kementrans luncurkan program T2 untuk beri kepastian hukum hak tanah

    Kementrans luncurkan program T2 untuk beri kepastian hukum hak tanah

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Transmigrasi meluncurkan program Trans Tuntas (T2) yang bertujuan memberikan kepastian hukum atas hak tanah di kawasan transmigrasi.

    “Kita meluncurkan sebuah program unggulan yang diinisiasi Kementerian Transmigrasi, yaitu program Transmigrasi Tuntas. Transmigrasi Tuntas ini adalah sebuah program yang ditujukan untuk memberikan kepastian hukum, hak atas tanah bagi para transmigran,” ujar Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam agenda peluncuran di Gedung Kementerian Transmigrasi, Jakarta, Rabu.

    Selama ini, ada sebagian warga Indonesia yang mengikuti program transmigrasi di masa lalu, tetapi belum memiliki kepastian hak miliki tanah dalam bentuk sertifikat. Mayoritas dari mereka mengikuti program transmigrasi di Aceh, Poso (Sulawesi Tengah), dan Sampang (Jawa Timur), yang kemudian harus kembali ke Pulau Jawa agar bisa kembali hidup dengan aman dan nyaman.

    Setelah sekian lama, lanjut dia, akhirnya bisa diserahkan sertifikat hak milik (SHM) yang diharapkan memberikan kepastian hukum atas tanah dan nilai tambah ekonomi, mengingat SHM dapat digunakan untuk memperoleh akses perbankan dalam rangka memulai usaha dan lainnya.

    “Saya menyambut sangat baik program transmigrasi ini. Masih banyak pekerjaan kita ke depan, tetapi dimulai hari ini dan seterusnya, Kementerian Transmigrasi, Kementerian BPN (Badan Pertanahan Nasional), bisa terus berikhtiar menghadirkan keadilan untuk masyarakat, sehingga semua bisa hidup dengan baik dan memiliki kesejahteraan yang lebih baik,” kata AHY.

    Melalui program T2, akan diselesaikan berbagai persoalan lahan transmigrasi secara tuntas, cepat, dan responsif terhadap laporan masyarakat dengan fokus utama memastikan transmigran mendapatkan hak atas lahan secara legal dan bebas konflik, sehingga kesejahteraan transmigrasi dapat terwujud.

    “Tadi diserahkan atas kerjasama yang sangat baik antara Kementerian Transmigrasi dan Kementerian BPN, kita serahkan 1.120 sertifikat hak milik kepada masyarakat Sukabumi (Jawa Barat), dan tentunya dipergunakan sebaik mungkin, baik untuk hunian pekarangan maupun untuk usaha,” ucapnya.

    “Kami dari Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan siap untuk terus mendorong langkah-langkah sinergi dan kolaborasi, termasuk dukungan kebijakan yang diharapkan bisa mempercepat upaya Kementerian Transmigrasi untuk meyakinkan seluruh wilayah tanah air bisa berkembang dengan baik dan tidak ada masyarakat yang tertinggal di belakang,” ungkap dia.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG Kasih Peringatan Banjir di Wilayah RI Juni 2025, Ini Lokasinya

    BMKG Kasih Peringatan Banjir di Wilayah RI Juni 2025, Ini Lokasinya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali merilis prakiraan daerah berpotensi banjir kategori tinggi untuk Juni 2025.

    Berdasarkan hasil monitoring dinamika atmosfer dan curah hujan, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam periode musim hujan. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir di sejumlah daerah.

    BMKG mencatat bahwa hingga pertengahan Juni 2025, sekitar 65% wilayah Zona Musim (ZOM) di Indonesia masih mengalami musim hujan, sedangkan hanya 19% wilayah yang telah memasuki musim kemarau.

    Berikut klasifikasi wilayah terdampak curah hujan tinggi menurut tingkat kewaspadaan, berlaku mulai 11-20 Juni 2025:

    Klasifikasi Awas

    Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Maluku, Sulawesi Selatan.

    Klasifikasi Siaga

    Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat.

    Klasifikasi Waspada

    Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan

    Berikut adalah pemetaan daerah di seluruh provinsi di Indonesia berdasarkan potensi banjir Dasarian II Juni 2025 menurut data BMKG:

    Aceh

    Potensi banjir rendah

    Aceh Tamiang: Tamiang Hulu, Tenggulun

    Aceh Tenggara: Babussalam, Badar, Bambel, Bukit Tusam, Darul Hasanah, Deleng Pokhkisen, Ketambe, Lawe Alas, Lawe Bulan, Lawe Sumur

    Sumatera Utara

    Potensi banjir rendah

    Langkat: Bahorok, Batang Serangan, Besitang, Sei Lepan

    Riau

    Potensi banjir rendah

    Bengkalis: Bantan, Bathin Solapan

    Indragiri Hilir: Kateman

    Indragiri Hulu: Lirik

    Kepulauan Riau

    Potensi banjir rendah

    Karimun: Meral, Meral Barat

    Kota Batam: Galang

    Lingga: Lingga Timur

    Sumatera Barat

    Potensi banjir rendah

    Kota Padang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar

    Jambi

    Potensi banjir: Tidak ada data

    Bengkulu

    Potensi banjir rendah

    Bengkulu Selatan: Ulu Manna

    Sumatera Selatan

    Potensi banjir rendah

    Ogan Komering Ilir: Cengal, Sungai Menang, Tulung Selapan

    Bangka Belitung

    Potensi banjir rendah

    Bangka Selatan, Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur

    Lampung

    Potensi banjir rendah

    Lampung Timur: Labuhan Maringgai, Labuhan Ratu, Pasir Sakti, Sekampung Udik

    Tulang Bawang: Dente Teladas

    Banten

    Potensi banjir menengah & rendah

    Lebak, Kota Tangerang Selatan, Pandeglang, Serang, Tangerang

    DKI Jakarta

    Potensi banjir rendah

    Jakarta Selatan: Jagakarsa

    Jawa Barat

    Potensi banjir menengah & rendah

    Wilayah luas di Kabupaten/Kota: Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Cianjur, Pangandaran, Bekasi, Depok, Tasikmalaya

    Jawa Tengah

    Potensi banjir rendah

    Cilacap, Pemalang, Purbalingga

    Jawa Timur

    Potensi banjir menengah & rendah

    Banyuwangi, Lumajang, Jember, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Trenggalek

    Bali

    Potensi banjir rendah

    Bangli, Gianyar, Karangasem, Tabanan

    Nusa Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur

    Potensi banjir rendah

    Beberapa kecamatan di Belu, Kupang, Malaka, Manggarai, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Manggarai Barat

    Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara

    Potensi banjir menengah & rendah

    Hampir seluruh wilayah kabupaten memiliki kecamatan dengan potensi banjir

    Sulawesi Utara

    Potensi banjir menengah, rendah

    Bolaang Mongondow, Kepulauan Talaud Kep, Siau Tagulandang, Kota Manado, Kota Tomohon, Minahasa, Kepulauan Sangihe.

    Gorontalo

    Potensi banjir menengah, rendah

    Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Pohuwato

    Sulawesi Tengah

    Potensi banjir menengah, rendah

    Banggau, Morowali Utara, Buol, Donghala, Poso, Toli Toli

    Sulawesi Barat

    Potensi banjir menengah, rendah

    Mamuju, Polewali Mandar, Majene

    Sulawesi Selatan

    Potensi banjir tinggi, menengah, rendah

    Bone, Sinjai, Bantaeng, Gowa Kepulauan Selayar, Luwu, Toraja Utara, Tana Toraja, Waji

    Sulawesi Tenggara

    Potensi banjir mengengah, rendah

    Kolaka Utara, Konawe Utara, Buton, Kolaka, Bombana, Muna

    Maluku & Maluku Utara

    Potensi banjir menengah & rendah

    Kota Ambon, Seram Bagian Barat/Timur, Maluku Tengah, Buru, Halmahera, Ternate, Tidore

    Papua, Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan

    Potensi banjir menengah & rendah

    Deiyai, Jayapura, Mimika, Nabire, Keerom, Kota Jayapura, Kota Sorong, Teluk Bintuni, Fakfak, Mappi, dan lainnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Alternatif Wisata Petik Stroberi di Dataran Rendah Sukabumi, Sensasi Segar Manis di Tengah Cuaca Panas

    Alternatif Wisata Petik Stroberi di Dataran Rendah Sukabumi, Sensasi Segar Manis di Tengah Cuaca Panas

    Agrowisata Sukabumi di MD Farm saat ini membudidayakan 8 jenis stroberi, termasuk Mencir, California, Saga Honoka, Jumbo Bali, Pink Bel, Sachinoka, Tacinoka, dan Sipana. 

    Dia terus berupaya menambah varietas dengan rasa yang cenderung manis, seperti jenis Sachinoka dan Pink Bel Korea, sebagai pelengkap bagi pengunjung yang ingin mencoba sensasi rasa berbeda. Kendala cuaca dan hama menjadi tantangan terbesar bagi Dikri. 

    “Gagal panen terus tanamannya rusak kena hama trip, apalagi ketika musim awal penghujan kita enggak bisa produksi. Jadi buahnya banyak yang busuk yang rusak, jadi pupuknya kebuang pupuk mahal terus produksi nggak stabil jadi rugi,” keluhnya. 

    Untuk mengatasi hal ini, Dikri memiliki harapan besar untuk memiliki greenhouse guna menjaga stabilitas produksi di musim hujan.

    Meski modal awal yang dikeluarkannya pada 2019 mencapai hampir Rp20 juta (dan kini diperkirakan di atas Rp50 juta), Dikri tetap berkomitmen pada usahanya. 

    Dirinya membuktikan bahwa dengan dedikasi dan inovasi, stroberi manis tidak hanya menjadi primadona dataran tinggi, namun juga dapat dinikmati segar di dataran rendah Sukabumi. MD Farm tidak melayani pengiriman luar kota untuk menjaga kualitas buah, sehingga pengunjung dianjurkan datang langsung untuk pengalaman petik stroberi yang tak terlupakan.