kab/kota: Sukabumi

  • Antisipasi Rencana Demo Hari Ini, Sekolah di Sukabumi Terapkan Kebijakan Belajar dari Rumah

    Antisipasi Rencana Demo Hari Ini, Sekolah di Sukabumi Terapkan Kebijakan Belajar dari Rumah

    Liputan6.com, Sukabumi Pemerintah Kota Sukabumi resmi memberlakukan kebijakan Belajar dari Rumah (BDR) untuk seluruh pelajar, mulai dari PAUD hingga SMA sederajat.

    Kebijakan ini ditetapkan pada Senin, 1 September 2025.

    Langkah ini diambil sebagai antisipasi keamanan bagi seluruh siswa dan siswi di tengah rencana aksi demo besar-besaran yang akan digelar oleh sejumlah elemen masyarakat pada hari ini, Senin (1/9/2025).

    Informasi mengenai kebijakan ini sudah menyebar luas di kalangan warga sejak Minggu (31/8/2025).

    Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Nurhayati, membenarkan adanya edaran tersebut.

    Dia menjelaskan bahwa edaran ini dibuat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada peserta didik.

    “Iya, jadi kita buat edaran untuk jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP, bukan hanya di daerah Cikole saja, tapi kita juga antisipasi untuk menyikapi hal-hal yang mungkin terjadi. Jadi semua BDR (Belajar dari Rumah),” ujar Nurhayati, Senin (1/9/2025). 

    Nurhayati juga menyebut bahwa edaran tersebut berlaku untuk satu hari, namun kebijakan ini dapat diperpanjang berdasarkan evaluasi situasi Kota Sukabumi.

  • Antisipasi Rencana Demo Hari Ini, Sekolah di Sukabumi Terapkan Kebijakan Belajar dari Rumah

    Antisipasi Info Demo Hari Ini, Sekolah di Sukabumi Terapkan Kebijakan Belajar dari Rumah

    Liputan6.com, Sukabumi Pemerintah Kota Sukabumi resmi memberlakukan kebijakan Belajar dari Rumah (BDR) untuk seluruh pelajar, mulai dari PAUD hingga SMA sederajat.

    Kebijakan ini ditetapkan pada Senin, 1 September 2025.

    Langkah ini diambil sebagai antisipasi keamanan bagi seluruh siswa dan siswi di tengah rencana aksi demo besar-besaran yang akan digelar oleh sejumlah elemen masyarakat pada hari ini, Senin (1/9/2025).

    Informasi mengenai kebijakan ini sudah menyebar luas di kalangan warga sejak Minggu (31/8/2025).

    Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Nurhayati, membenarkan adanya edaran tersebut.

    Dia menjelaskan bahwa edaran ini dibuat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada peserta didik.

    “Iya, jadi kita buat edaran untuk jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP, bukan hanya di daerah Cikole saja, tapi kita juga antisipasi untuk menyikapi hal-hal yang mungkin terjadi. Jadi semua BDR (Belajar dari Rumah),” ujar Nurhayati, Senin (1/9/2025). 

    Nurhayati juga menyebut bahwa edaran tersebut berlaku untuk satu hari, namun kebijakan ini dapat diperpanjang berdasarkan evaluasi situasi Kota Sukabumi.

  • Dear Gen Z! Jangan Asal Konsumsi, BPOM Ingatkan Aturan Minum Obat Cacing

    Dear Gen Z! Jangan Asal Konsumsi, BPOM Ingatkan Aturan Minum Obat Cacing

    Jakarta

    Belum lama ini ramai gen Z berburu obat cacing buntut kasus kematian balita di Sukabumi, Raya. Raya meninggal dunia pasca dokter mengidentifikasi infeksi cacing di tubuhnya, bahkan ditemukan hingga sekitar 1 kilogram cacing.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mewanti-wanti masyarakat untuk tidak asal membeli obat cacing. Tidak semua obat cacing dijual bebas.

    Beberapa di antaranya memerlukan resep dokter.

    Albendazole

    “Obat ini tergolong obat keras, artinya kamu harus konsultasi ke dokter dulu sebelum menggunakannya. Dokter biasanya meresepkan untuk kondisi infeksi cacing tertentu,” terang Kepala BPOM RI Taruna Ikrar saat dihubungi detikcom, Jumat (29/8/2025).

    Batasannya hanya untuk anak usia di atas 2 tahun dan orang dewasa. Ibu hamil dan menyusui sebaiknya menjauhi obat ini karena berisiko pada janin dan bayi.

    Mebendazole

    Mebendazole sering dianggap aman karena bisa dibeli langsung di apotek. Namun, aturan pakainya tidak boleh disepelekan.

    Minum sesuai dengan anjuran dosis, ibu menyusui disarankan menghentikan ASI sementara waktu.

    Balita dan wanita hamil hanya boleh minum mebendazole atas pengawasan dokter. Sementara bagi pengidap diabetes melitus, ada catatan khusus.

    “Mebendazole bisa meningkatkan sekresi insulin, sehingga harus hati-hati bila digunakan bersamaan dengan insulin atau obat antidiabetes oral,” saran Taruna.

    Efek sampingnya bisa berupa nyeri perut, diare, demam, gatal, hingga ruam kulit.

    Pyrantel Pamoate

    Obat ini juga masuk kategori obat bebas terbatas. Meski mudah ditemukan di apotek, tetap ada larangan pemakaian yakni untuk anak di bawah 2 tahun dan wanita hamil.

    Masyarakat perlu hati-hati bila memiliki riwayat gangguan fungsi hati. Efek samping yang mungkin muncul cukup beragam: mulai dari mual, muntah, pusing, mengantuk, sampai muncul bercak merah di kulit.

    BPOM menekankan, obat cacing harus dibeli di sarana resmi seperti apotek atau fasilitas kesehatan terpercaya.

    “Jangan asal beli di toko online atau warung tanpa memastikan keaslian produk,” imbau Taruna.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Anjuran Mengkonsumsi Obat Cacing Yang Tepat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Dua Driver Ojol Jadi Korban Demo Berujung Rusuh, Grab Janji Beri Santunan

    Dua Driver Ojol Jadi Korban Demo Berujung Rusuh, Grab Janji Beri Santunan

    Jakarta

    Dua mitra pengemudi ojek online dari aplikasi Grab menjadi korban kendaraan taktis Brimob dalam gelombang aksi demonstrasi di Jakarta pada Kamis malam. Mitra driver Grab itu bernama Affan Kurniawan yang meninggal dunia, dan Moh Umar Amarudin driver ojol asal Sukabumi dalam perawatan intensif.

    Grab Indonesia menyampaikan duka cita mendalam sekaligus menegaskan komitmen untuk memberikan perlindungan penuh bagi keluarga Almarhum Affan dan juga Umar.

    “Grab Indonesia hadir bukan hanya sebagai perusahaan, tetapi sebagai bagian dari perjuangan mitra pengemudi kami. Kami berdiri bersama mereka untuk memastikan keadilan ditegakkan dan hak-hak mereka terlindungi. Karena itu, kami menyiapkan pendampingan, termasuk pendampingan hukum apabila dibutuhkan atau pendampingan bentuk lain agar mitra pengemudi mendapatkan perlindungan nyata,” ujar Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia dalam keterangannya, Jumat (29/8/2025).

    Dalam upaya mendukung proses hukum, Grab Indonesia juga menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dengan aparat penegak hukum. Grab menghormati proses investigasi yang sedang berlangsung dan siap memberikan dukungan yang diperlukan sesuai dengan kewenangan yang berlaku.

    Perusahaan meyakini sinergi antara mitra, perusahaan, dan otoritas hukum merupakan langkah penting untuk memastikan adanya perlindungan dan rasa keadilan bagi seluruh pihak.

    Grab Indonesia memastikan bahwa langkah-langkah nyata telah diambil untuk mendampingi mitra yang terdampak maupun keluarga mereka. Dukungan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk advokasi hukum, tetapi juga perhatian penuh dan bantuan konkret demi meringankan beban yang harus mereka hadapi.

    “Kami menyadari tidak ada nilai yang sebanding dengan musibah yang terjadi, namun kami berkomitmen memberikan bantuan nyata dalam bentuk dukungan penuh dan santunan. Dukungan ini diberikan kepada keluarga Moh Umar Amarudin, Mitra Grab yang saat ini masih dirawat, serta kepada keluarga almarhum Affan Kurniawan, Mitra ojol yang juga terdaftar di Grab dan telah berpulang,” ujar Tirza.

    Sebagai bentuk penghormatan, jajaran manajemen Grab telah mengunjungi rumah duka di Menteng (Jakarta Pusat) untuk menyampaikan belasungkawa, memberikan santunan, serta mendampingi keluarga yang ditinggalkan. Grab juga hadir dalam prosesi pemakaman sebagai wujud penghormatan terakhir kepada almarhum.

    Perhatian penuh juga diberikan kepada Moh Umar Amarudin yang saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Pelni.

    “Kami menyadari tidak ada angka yang bisa menggantikan atau mengimbangi musibah, namun kami berkomitmen untuk menanggung biaya perawatan dan pemulihan beliau,” jelas Tirza.

    (acd/acd)

  • Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Liputan6.com, Sukabumi – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai komunitas menggelar aksi solidaritas dengan berunjuk rasa di Markas Polres Sukabumi Kota, Senin (29/8/2025). 

    Aksi ini dilakukan untuk menuntut keadilan bagi rekan mereka Affan Kurniawan, yang meninggal dunia terlindas Rantis Brimob.

    Para driver ojol datang dengan atribut lengkap, membawa spanduk dan bendera komunitas. Mereka menyuarakan kekecewaan atas penanganan kasus yang menimpa rekan sesama driver ojol.

    Koordinator Lapangan, Asep Saepul Ramdani, menjelaskan bahwa aksi ini dipicu oleh dua tuntutan utama. Tuntutan pertama adalah desakan agar Kapolri segera dicopot dari jabatannya.

    “Kami menilai Bapak Kapolri tidak memiliki rekam jejak positif bagi komunitas ojek online,” tegas Asep, saat menyampaikan orasinya di depan gerbang Mapolres Sukabumi Kota. 

    Ia mengatakan, kekecewaan ini sudah terakumulasi dari berbagai kasus yang dianggap tidak berpihak pada komunitas mereka.

    Tuntutan kedua adalah agar aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku yang menyebabkan rekan mereka meninggal dunia. Asep menekankan bahwa insiden ini telah menimbulkan luka mendalam bagi seluruh komunitas ojol.

    “Kami meminta Polresta Sukabumi segera melayangkan surat kepada Mabes Polri agar Bapak Kapolri segera turun jabatan. Hanya itu yang kami minta,” kata Asep. 

    Aksi ini menjadi bentuk nyata dari solidaritas yang mereka junjung tinggi. Meskipun korban kecelakaan berasal dari Cikidang, Sukabumi, dan dikabarkan mengalami patah tulang, Asep menekankan bahwa solidaritas tidak terbatas pada lokasi. 

    “Korban yang meninggal berada di Jakarta Barat, tapi bagi kami, siapa pun itu korbannya, kami satu aspal. Kami akan mendukung teman-teman kami yang mengalami musibah itu,” tambahnya.

    Asep juga memberikan peringatan keras. Apabila tuntutan tidak dipenuhi, ia mengancam akan ada demonstrasi besar-besaran yang melibatkan komunitas ojol di Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bogor, dan sekitarnya. 

     

  • Bukan Cuma 1 Ternyata Ada 2 Ojol yang Dilindas Kendaraan Brimob, 1 Kritis dan 1 Tewas

    Bukan Cuma 1 Ternyata Ada 2 Ojol yang Dilindas Kendaraan Brimob, 1 Kritis dan 1 Tewas

    GELORA.CO – Kericuhan aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis malam, 28 Agustus 2025, meninggalkan duka mendalam.

    Dua pengemudi ojek online (ojol) menjadi korban setelah sebuah mobil taktis milik Brimob melaju kencang memecah kerumunan massa di kawasan Pejompongan, Tanah Abang.

    Dalam video amatir yang beredar di media sosial, tampak jelas seorang driver ojol tersungkur ke jalan dan terlindas kendaraan tersebut. Suara teriakan warga pun terdengar saat korban tergilas.

    Mobil taktis polisi itu sempat berhenti sejenak, namun kemudian kembali melaju dan kembali melindas tubuh pengemudi ojol yang sudah terkapar.

    Informasi yang beredar luas di media sosial menyebutkan ada dua korban ojol dalam insiden tersebut. Satu korban selamat bernama Umar, asal Sukabumi. Dalam sebuah rekaman, ia terlihat terbaring di rumah sakit dengan kondisi sadar.

    Sementara itu, korban meninggal dunia diketahui bernama Affan Kurniawan. Berdasarkan informasi yang beredar, Affan meninggal dunia usai mendapat perawatan di rumah sakit. Unggahan foto jenazah yang sudah dibalut kain hijau memperkuat kabar duka ini.

    Rekan-rekan sesama ojol ramai-ramai menyampaikan belasungkawa di berbagai platform media sosial. “Alhamdulillah yang bernama Pak Umar selamat, masih dirawat. Tapi ada rekan kita lain yang meninggal setelah dilindas mobil baracuda. Semoga almarhum husnul khotimah,” tulis salah satu akun komunitas ojol.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian maupun Brimob belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keterlibatan mobil taktis dalam jatuhnya korban jiwa.

    Sementara itu, warganet mendesak adanya transparansi dan klarifikasi dari aparat atas insiden ini. Gelombang kecaman terus bermunculan, terutama dari komunitas ojol yang merasa kehilangan salah satu rekan mereka.

    Tragedi di depan DPR RI pada 28 Agustus 2025 ini tak hanya menyisakan kericuhan, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban serta komunitas pengemudi ojek online. Publik kini menunggu pernyataan resmi dari aparat penegak hukum mengenai kejadian yang memicu sorotan luas ini.

  • Malah Keluar Cacing dari Hidung dan Mulut? Pakar Beberkan Efek Jenis-jenis Obat Cacing

    Malah Keluar Cacing dari Hidung dan Mulut? Pakar Beberkan Efek Jenis-jenis Obat Cacing

    Jakarta

    Para gen Z mulai ramai menunjukkan hasil berburu dan mengonsumsi obat cacing. Tren ini merupakan buntut kasus kematian balita di Sukabumi pasca ditemukan sekitar 1 kilogram cacing di tubuhnya.

    Salah satu yang viral disorot adalah pengakuan netizen mengaku cacing malah keluar dari mulut. Tepat setelah dua jam sebelumnya mengonsumsi obat.

    Ahli parasitologi dari Departemen Parasitologi FK UI Prof Saleha Sungkar menyebut jenis obat yang bisa memicu efek samping demikian adalah albendazole.

    “Meski jarang terjadi, mengonsumsi obat jenis albendazole ini efek sampingnya cacing bisa keluar dari mulut atau hidung,” tuturnya saat dihubungi detikcom Rabu (27/8/2025).

    Cacing Keluar dalam Kondisi Hidup?

    Obat cacing bekerja dengan cara mematikan atau melumpuhkan cacing yang ada di dalam tubuh. Setelah mati, cacing biasanya keluar bersama tinja.

    Namun, dalam beberapa kasus tertentu, terutama pada orang yang infeksi cacingnya cukup banyak, sebagian cacing bisa bergerak ke saluran lain sebelum akhirnya mati. Itulah yang membuat cerita tentang cacing keluar lewat hidung atau mulut kadang terjadi.

    Albendazol merupakan obat yang efektif untuk berbagai jenis infeksi cacing, termasuk cacing cambuk, cacing gelang, dan cacing tambang.

    Dosis umum yang direkomendasikan adalah:

    Cacing cambuk: albendazol 400 mg, diminum satu tablet selama tiga hari berturut-turut.Kasus cacingan di daerah endemis: albendazol 400 mg bisa diberikan setiap 6 bulan hingga setahun sekali, bergantung prevalensi.

    Meski efektif, sebagian orang bisa mengalami efek samping berupa keluarnya cacing dari jalur yang tidak biasa, meski sangat jarang.

    Prof Saleha menekankan, masyarakat tidak perlu takut untuk minum obat cacing. “Cacing jarang sekali keluar dalam keadaan hidup. Kebanyakan sudah mati duluan, lalu dikeluarkan lewat tinja,” jelasnya.

    Ia menambahkan, yang lebih penting adalah menjaga kebersihan sehari-hari. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), serta selalu menggunakan WC, dapat mencegah infeksi cacing.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kisah Pilu Raya, Balita yang Tewas dengan Tubuh Dipenuhi Cacing”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

    Tren Gen Z Beli Obat Cacing

    10 Konten

    Kasus meninggalnya seorang bocah di Sukabumi karena kecacingan yang tidak tertangani menuai sorotan banyak pihak. Bahkan memunculkan tren baru di kalangan Gen Z, yakni ramai-ramai beli dan minum obat cacing sendiri.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Gempa Magnitudo 3,9 Guncang Sukabumi Jabar Pagi Ini

    Gempa Magnitudo 3,9 Guncang Sukabumi Jabar Pagi Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa dengan kekuatan magnitudo 3,9 mengguncang Sukabumi Jabar pagi ini, 28-Agustus-2025 pukul 05:27:21WIB.

    Adapun pusat lokasi gempa yakni 7.44LS, 106.75BT (54 km Tenggara KAB-SUKABUMI-JABAR).

    BMKG melaporkan gempa terjadi di kedalaman 42 Km.

    Selaiin di Sukabumi, berikut kejadian gempa yang terjadi hari ini

    Gempa Mag:3.3, 28-Aug-2025 05:35:34WIB, Lok:3.18LS, 140.09BT (33 km Tenggara KAB-JAYAPURA-PAPUA), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:3.3, 28-Aug-2025 04:50:07WIB, Lok:9.49LS, 118.84BT (19 km BaratLaut KODI-SUMBABARATDAYA-NTT), Kedlmn:37 Km

    Gempa Mag:3.0, 28-Aug-2025 03:45:23WIB, Lok:1.23LU, 126.90BT (65 km BaratLaut JAILOLO-MALUT), Kedlmn:22 Km

    Gempa Mag:4.0, 28-Aug-2025 03:14:30WIB, Lok:3.09LS, 141.08BT (45 km TimurLaut KEEROM-PAPUA), Kedlmn:10 Km

     

  • Gempa Magnitudo 3,9 Guncang Kabupaten Sukabumi, Warga Rasakan Getaran tapi Cuma Sebentar

    Gempa Magnitudo 3,9 Guncang Kabupaten Sukabumi, Warga Rasakan Getaran tapi Cuma Sebentar

    Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

    Sebelum Gempa:

    – Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

    – Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

    – Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

    – Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

    – Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

    – Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

    – Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

    – Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

    – Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

    Saat Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

    – Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

    – Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

    – Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

    – Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

    Setelah Terjadi Gempa Bumi:

    – Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

    – Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

    – Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

    – Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

    – Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

    – Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

    – Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

  • dari Benih Lokal hingga Pertanian Organik

    dari Benih Lokal hingga Pertanian Organik

    Jakarta: Ajang penghargaan bagi para pahlawan pangan Svarna Bhumi Award 2025 kembali digelar. Pada tahun ini ada lima pejuang pertanian dan pangan yang menjadi sorotan berkat darmabakti mereka melestarikan benih, menjaga ekologi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan desa.

    Svarna Bhumi Award 2025 digelar di Grand Studio Metro TV, Jakarta pada Minggu, 24 Agustus 2025. Tokoh pertanian dan pangan menerima penghargaan tersebut atas dedikasi mereka menjaga kedaulatan pangan dan melestarikan kekayaan hayati Indonesia.

    Svarna Bhumi Award akan terus menjadi ruang apresiasi sekaligus komunikasi bagi pejuang pangan di seluruh Indonesia. “Kita ingin meningkatkan regenerasi petani, adopsi teknologi, dan kecintaan terhadap pangan lokal,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi.

    Berikut ini 5 tokoh inspiratif pahlawan pertanian dan pangan peraih Svarna Bhumi Award 2025

    1.Kurniawan Adi Prasetyo: Sang Penjaga Benih Lokal 

    Kurniawan, pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm, menerima penghargaan berkat kiprahnya dalam pelestarian benih lokal dan pengembangan pertanian berkelanjutan. Ia mendirikan bank benih di Lamongan, Probolinggo, dan Jember dengan koleksi lebih dari 500 varietas padi lokal, 75 varietas jagung, serta puluhan jenis kacang-kacangan.

    (Foto: Dok.)

    Keberhasilannya dalam membangun komunitas serta mengoleksi benih lokal ini berkat ketekunannya melakukan riset ke hutan, desa adat, hingga wilayah terpencil. Dari perjalanan itu, ia menemukan beragam tanaman unik yang belum banyak dikenal, termasuk bambu lokal. 

    Sejak saat itu, ia menyadari Indonesia memiliki kekayaan genetik benih yang luar biasa.

    Selama perjalanan kariernya, ia telah mengantongi berbagai penghargaan, mulai dari Pemuda Utama Lamongan (2019), Pemuda Pelopor Bidang Pangan Jawa Timur (2020), hingga Petani Milenial Inovatif Jawa Timur (2024).

    Setelah menerima penghargaan Svarna Bhumi Award 2025, Kurniawan menyampaikan rasa syukur dan harapan agar gerakan pelestarian benih lokal terus berkembang.

    “Tentunya kami sangat berbangga, karena Alhamdulillah kita bisa mendapatkan penghargaan ini. Semoga ke depan ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi kita untuk berkembang lebih baik-baiknya,” ujar Kurniawan.

    2. Nisya Saadah Wargadipura: Merawat Ekologi lewat Pesantren

    Nisya dikenal sebagai guru tani yang mengintegrasikan pertanian organik dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Ia bersama suaminya mendirikan Pesantren Ath Thaariq.

    Sejak berdiri pada 2008 Pesantren Ath Thaariq telah melahirkan sekitar 5.000 santri dari berbagai daerah di Indonesia. Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga praktik bertani organik, menjaga tanah, hingga pola makan sehat. Jumlah santri dibatasi hanya 30 orang per angkatan sesuai kapasitas lahan.

    Di pesantren itu, keduanya berbagi peran. Ibang menanamkan nilai agama yang berkaitan dengan ekologi, sementara Nisya menekuni keragaman hayati. Dari lahan seluas satu hektare, mereka menanam lebih dari 400 jenis tanaman pangan dan obat secara organik, tanpa pestisida maupun pupuk kimia. Sistem zonasi mereka meliputi benih, sawah, sayuran, perikanan, hingga tanaman liar.

    Penghargaan Svarna Bhumi Award juga diterima Nisya Saadah Wargadipura. Penghargaan ini diterima oleh putrinya, Salwa, yang menekankan semangat pesantren ekologi Ath Thaariq.

    “Apresiasi Svarna Bhumi ini menjadi lampu kami untuk terus bergerak dalam menyebarkan pengetahuan diri kita,” kata Salwa.
     

    3. Asep Hidayat Hidupkan Kembali Hanjeli yang Hampir Punah

    Asep Hidayat yang merupakan mantan buruh migran ini sukses membangun desa wisata berbasis hanjeli di Sukabumi. Di tangan Asep hanjeli yang hampir punah kembali hidup dan membangkitkan ekonomi desa.

    “Dulu hanjeli ini banyak yang tidak mengenal, bahkan sudah hampir mau punah. Dari hanjeli, kami olah jadi produk. Ada dodol, ada berbagai produk lainnya. Termasuk kami menjadi lokasi eduwisata pertama di Indonesia,” katanya.

    Asep mulai membudidayakannya sejak 2012. Tak hanya membeli dari petani, Asep juga mengembangkan sistem pemberdayaan warga. Ia membeli hasil panen hanjeli dengan harga Rp4.000–5.000 per kilogram, lebih tinggi dari gabah padi.

    Upayanya tak hanya berhenti di budidaya. Ia membangun konsep Integrated Tourism Farming (ITF) yang menggabungkan pertanian, edukasi, dan wisata. Dari hanjeli, berbagai produk lahir, mulai dari dodol, rengginang, bubur, hingga sereal cepat saji. Ia bahkan mendirikan Yayasan Rumah Hanjeli Indonesia pada 2021 untuk memasarkan produk hingga ke luar negeri.

    Gerakan yang dipelopori Asep mengubah wajah desanya. Sejak 2017, Desa Waluran Mandiri resmi menjadi desa eduwisata hanjeli. Kehadiran wisatawan lokal dan mancanegara membuka lapangan pekerjaan baru, dari homestay hingga UMKM. Mantan buruh migran yang dulu mencari penghidupan ke luar negeri kini ikut menjadi pemandu wisata di kampung halaman sendiri.

    Hanjeli juga memberi dampak sosial dan ekonomi. Penjualan yang semula hanya 5 ton per tahun, kini meningkat hingga 20 ton per tahun. Wisata berbasis hanjeli berkembang dengan adanya museum, rumah baca, hingga program edukasi bagi mahasiswa dan pelajar.

    Selain hanjeli, ia juga menggagas program ‘Pirus’ (pipir imah diurus) yang mengajak warga memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah untuk menanam sayuran. Program ini berkembang menjadi ‘Budisalamber’ (budidaya ikan dan sayuran dalam ember) sebagai solusi bank pangan keluarga.

    Visinya kini adalah menjadikan Sukabumi sebagai pusat agrowisata terintegrasi yang menggabungkan wisata, pangan, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

    Dedikasi Asep mengundang perhatian publik. Ia pernah meraih Kalpataru Provinsi Jawa Barat, Anugerah Desa Wisata Kemenparekraf, hingga Responsible Tourism Award in Southeast Asia di Malaysia. Namanya pun tercatat sebagai finalis tingkat dunia di bidang pariwisata berkelanjutan.

    4. Agus Wibowo: Cuan dari Kentang dan Cabai 

    Menjadi orang pertama di dusunnya yang berhasil lulus kuliah, Agus sukses menjadikan cabe dan kentang sebagai sumber cuan. Lulusan S1 Agroteknologi di Surakarta, merasa punya tanggung jawab moral sebagai anak pertama dari dusunnya yang menempuh kuliah untuk membawa manfaat bagi komunitasnya.

    Ia mendirikan badan usaha sendiri dan sempat menorehkan prestasi internasional, termasuk menjadi pemenang Global Student Entrepreneur Award di Singapura pada 2019. Hal ini semakin menguatkan tekadnya meyakinkan petani bahwa pertanian bisa dijalankan secara profesional.

    Awalnya ia fokus pada pengembangan bibit kentang unggul. Kini, bersama mitra, ia mampu menghasilkan 20–30 ton kentang per bulan dari lahan 3 hektare pribadi serta lahan tambahan petani mitra. Kentang industri dipasarkan ke perusahaan besar seperti Indofood, sementara kentang konsumsi dipasarkan ke pasar tradisional di Semarang, Solo, dan Yogyakarta.

    Tidak hanya itu, Agus juga mendirikan koperasi hortikultura di Magelang pada 2022. Koperasi ini menerapkan sistem lelang agar petani memperoleh harga lebih baik. Saat ini, koperasi memiliki sekitar 2.000 petani mitra dengan volume produksi cabai mencapai 2–10 ton per hari, bahkan menjadi salah satu tempat stok nasional yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.

    Koperasi ini tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga menjalankan fungsi edukasi. Agus rutin memberikan pelatihan dan transfer teknologi bagi petani, mahasiswa, hingga peserta program pertanian.

     Usai menerima penghargaan, ia menegaskan pentingnya regenerasi petani.

    “Ini menjadi salah satu bukti bahwa kami sebagai pemuda pertanian di Indonesia juga bisa berkarya melalui desa-desa kecil,” ujarnya.

    5. Untung Wijanarko: Bertahan di Lereng Merapi dengan Pertanian Organik

    Lahir dan besar dari keluarga petani sederhana, Untung Wijanarko terbiasa membantu orang tuanya menanam dan memasarkan selada sejak remaja. Dari hasil pemasaran ke berbagai pasar dan rumah makan di Yogyakarta, ia berhasil membiayai pendidikannya hingga lulus kuliah D3 Bahasa Inggris.

    Meski sempat bekerja di berbagai industri, termasuk media, perhotelan, dan penerbangan, hatinya kembali ke dunia pertanian. Tahun 2008, bersama tujuh rekannya, ia mendirikan Tani Organik Merapi (TOM) di lereng Gunung Merapi.

    “Kenapa saya tertarik dunia pertanian? Terus terang, saya dari keluarga petani. Kondisi ekonomi memang kurang mampu. Di situ saya melihat petani hanya berpikir bagaimana mencukupi kehidupan sehari-hari, bukan menabung atau menyekolahkan anak. Dari situ saya merasa harus ada perubahan,” katanya.

    Untung mengusung filosofi bertani secara bijak, yakni bertani tanpa merusak tanah. Ia mulai fokus pada pertanian organik setelah menyadari dampak penggunaan bahan kimia terhadap lahan dan kesehatan masyarakat.

    “Bertani secara bijak adalah bertani dengan tidak merusak kondisi tanah kita, dengan memberikan hasil produksi yang sehat agar masyarakat menjadi sehat dan cerdas untuk anak cucu kita,” tuturnya.

    Ketekunannya tidak lepas dari ujian berat. Erupsi Merapi 2010 hampir membuat Tani Organik Merapi (TOM) gulung tikar. Dari delapan orang pendiri, hanya Untung dan rekannya, Sudiarto, yang bertahan. Ia bahkan harus menggadaikan motor dan meminjam uang demi menjaga kelangsungan usaha dan pekerja.

    Namun, titik balik hadir pada 2013 ketika TOM menjalin kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Bank Indonesia serta mendapatkan sertifikasi organik. Sejak itu, produk TOM mulai masuk ke jaringan pasar modern seperti Superindo, Carrefour, Hypermart, hingga Indogrosir.

    Kini, setelah 17 tahun, TOM berkembang pesat dengan lahan seluas 1 hektare sebagai pusat kegiatan, didukung 14 karyawan, dan bermitra dengan puluhan kelompok tani dengan total lahan garapan 25 hektare. Setiap hari, TOM memasok hingga 300 kilogram sayuran organik ke berbagai supermarket dengan omzet miliaran rupiah per tahun.

    Berbagai penghargaan telah diraih Untung dan TOM, mulai dari Adhikarya Pangan Nusantara 2016, Prestator Pejuang Perekonomian Rakyat 2015, hingga International Organic Farming Innovation Award 2021 dari IFOAM di Korea Selatan.

    “Kami ingin memberikan inspirasi kepada anak-anak muda bahwa dunia pertanian tidak hanya bisa dipandang sebelah mata. Dunia pertanian adalah masa depan,” kata Untung, usai menerima penghargaan Svarna Bhumi Award 2025.

    Jakarta: Ajang penghargaan bagi para pahlawan pangan Svarna Bhumi Award 2025 kembali digelar. Pada tahun ini ada lima pejuang pertanian dan pangan yang menjadi sorotan berkat darmabakti mereka melestarikan benih, menjaga ekologi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan desa.
     
    Svarna Bhumi Award 2025 digelar di Grand Studio Metro TV, Jakarta pada Minggu, 24 Agustus 2025. Tokoh pertanian dan pangan menerima penghargaan tersebut atas dedikasi mereka menjaga kedaulatan pangan dan melestarikan kekayaan hayati Indonesia.
     
    Svarna Bhumi Award akan terus menjadi ruang apresiasi sekaligus komunikasi bagi pejuang pangan di seluruh Indonesia. “Kita ingin meningkatkan regenerasi petani, adopsi teknologi, dan kecintaan terhadap pangan lokal,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi.

    Berikut ini 5 tokoh inspiratif pahlawan pertanian dan pangan peraih Svarna Bhumi Award 2025
     
    1.Kurniawan Adi Prasetyo: Sang Penjaga Benih Lokal 
     
    Kurniawan, pendiri komunitas Petani Militan dan Sedesa Farm, menerima penghargaan berkat kiprahnya dalam pelestarian benih lokal dan pengembangan pertanian berkelanjutan. Ia mendirikan bank benih di Lamongan, Probolinggo, dan Jember dengan koleksi lebih dari 500 varietas padi lokal, 75 varietas jagung, serta puluhan jenis kacang-kacangan.
     

    (Foto: Dok.)
     
    Keberhasilannya dalam membangun komunitas serta mengoleksi benih lokal ini berkat ketekunannya melakukan riset ke hutan, desa adat, hingga wilayah terpencil. Dari perjalanan itu, ia menemukan beragam tanaman unik yang belum banyak dikenal, termasuk bambu lokal. 
     
    Sejak saat itu, ia menyadari Indonesia memiliki kekayaan genetik benih yang luar biasa.
     
    Selama perjalanan kariernya, ia telah mengantongi berbagai penghargaan, mulai dari Pemuda Utama Lamongan (2019), Pemuda Pelopor Bidang Pangan Jawa Timur (2020), hingga Petani Milenial Inovatif Jawa Timur (2024).
     
    Setelah menerima penghargaan Svarna Bhumi Award 2025, Kurniawan menyampaikan rasa syukur dan harapan agar gerakan pelestarian benih lokal terus berkembang.
     
    “Tentunya kami sangat berbangga, karena Alhamdulillah kita bisa mendapatkan penghargaan ini. Semoga ke depan ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi kita untuk berkembang lebih baik-baiknya,” ujar Kurniawan.
     
    2. Nisya Saadah Wargadipura: Merawat Ekologi lewat Pesantren
     
    Nisya dikenal sebagai guru tani yang mengintegrasikan pertanian organik dengan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Ia bersama suaminya mendirikan Pesantren Ath Thaariq.
     
    Sejak berdiri pada 2008 Pesantren Ath Thaariq telah melahirkan sekitar 5.000 santri dari berbagai daerah di Indonesia. Santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga praktik bertani organik, menjaga tanah, hingga pola makan sehat. Jumlah santri dibatasi hanya 30 orang per angkatan sesuai kapasitas lahan.
     
    Di pesantren itu, keduanya berbagi peran. Ibang menanamkan nilai agama yang berkaitan dengan ekologi, sementara Nisya menekuni keragaman hayati. Dari lahan seluas satu hektare, mereka menanam lebih dari 400 jenis tanaman pangan dan obat secara organik, tanpa pestisida maupun pupuk kimia. Sistem zonasi mereka meliputi benih, sawah, sayuran, perikanan, hingga tanaman liar.
     
    Penghargaan Svarna Bhumi Award juga diterima Nisya Saadah Wargadipura. Penghargaan ini diterima oleh putrinya, Salwa, yang menekankan semangat pesantren ekologi Ath Thaariq.
     
    “Apresiasi Svarna Bhumi ini menjadi lampu kami untuk terus bergerak dalam menyebarkan pengetahuan diri kita,” kata Salwa.
     

     
    3. Asep Hidayat Hidupkan Kembali Hanjeli yang Hampir Punah
     
    Asep Hidayat yang merupakan mantan buruh migran ini sukses membangun desa wisata berbasis hanjeli di Sukabumi. Di tangan Asep hanjeli yang hampir punah kembali hidup dan membangkitkan ekonomi desa.
     
    “Dulu hanjeli ini banyak yang tidak mengenal, bahkan sudah hampir mau punah. Dari hanjeli, kami olah jadi produk. Ada dodol, ada berbagai produk lainnya. Termasuk kami menjadi lokasi eduwisata pertama di Indonesia,” katanya.
     
    Asep mulai membudidayakannya sejak 2012. Tak hanya membeli dari petani, Asep juga mengembangkan sistem pemberdayaan warga. Ia membeli hasil panen hanjeli dengan harga Rp4.000–5.000 per kilogram, lebih tinggi dari gabah padi.
     
    Upayanya tak hanya berhenti di budidaya. Ia membangun konsep Integrated Tourism Farming (ITF) yang menggabungkan pertanian, edukasi, dan wisata. Dari hanjeli, berbagai produk lahir, mulai dari dodol, rengginang, bubur, hingga sereal cepat saji. Ia bahkan mendirikan Yayasan Rumah Hanjeli Indonesia pada 2021 untuk memasarkan produk hingga ke luar negeri.
     
    Gerakan yang dipelopori Asep mengubah wajah desanya. Sejak 2017, Desa Waluran Mandiri resmi menjadi desa eduwisata hanjeli. Kehadiran wisatawan lokal dan mancanegara membuka lapangan pekerjaan baru, dari homestay hingga UMKM. Mantan buruh migran yang dulu mencari penghidupan ke luar negeri kini ikut menjadi pemandu wisata di kampung halaman sendiri.
     
    Hanjeli juga memberi dampak sosial dan ekonomi. Penjualan yang semula hanya 5 ton per tahun, kini meningkat hingga 20 ton per tahun. Wisata berbasis hanjeli berkembang dengan adanya museum, rumah baca, hingga program edukasi bagi mahasiswa dan pelajar.
     
    Selain hanjeli, ia juga menggagas program ‘Pirus’ (pipir imah diurus) yang mengajak warga memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah untuk menanam sayuran. Program ini berkembang menjadi ‘Budisalamber’ (budidaya ikan dan sayuran dalam ember) sebagai solusi bank pangan keluarga.
     
    Visinya kini adalah menjadikan Sukabumi sebagai pusat agrowisata terintegrasi yang menggabungkan wisata, pangan, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
     
    Dedikasi Asep mengundang perhatian publik. Ia pernah meraih Kalpataru Provinsi Jawa Barat, Anugerah Desa Wisata Kemenparekraf, hingga Responsible Tourism Award in Southeast Asia di Malaysia. Namanya pun tercatat sebagai finalis tingkat dunia di bidang pariwisata berkelanjutan.
     
    4. Agus Wibowo: Cuan dari Kentang dan Cabai 
     
    Menjadi orang pertama di dusunnya yang berhasil lulus kuliah, Agus sukses menjadikan cabe dan kentang sebagai sumber cuan. Lulusan S1 Agroteknologi di Surakarta, merasa punya tanggung jawab moral sebagai anak pertama dari dusunnya yang menempuh kuliah untuk membawa manfaat bagi komunitasnya.
     
    Ia mendirikan badan usaha sendiri dan sempat menorehkan prestasi internasional, termasuk menjadi pemenang Global Student Entrepreneur Award di Singapura pada 2019. Hal ini semakin menguatkan tekadnya meyakinkan petani bahwa pertanian bisa dijalankan secara profesional.
     
    Awalnya ia fokus pada pengembangan bibit kentang unggul. Kini, bersama mitra, ia mampu menghasilkan 20–30 ton kentang per bulan dari lahan 3 hektare pribadi serta lahan tambahan petani mitra. Kentang industri dipasarkan ke perusahaan besar seperti Indofood, sementara kentang konsumsi dipasarkan ke pasar tradisional di Semarang, Solo, dan Yogyakarta.
     
    Tidak hanya itu, Agus juga mendirikan koperasi hortikultura di Magelang pada 2022. Koperasi ini menerapkan sistem lelang agar petani memperoleh harga lebih baik. Saat ini, koperasi memiliki sekitar 2.000 petani mitra dengan volume produksi cabai mencapai 2–10 ton per hari, bahkan menjadi salah satu tempat stok nasional yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.
     
    Koperasi ini tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga menjalankan fungsi edukasi. Agus rutin memberikan pelatihan dan transfer teknologi bagi petani, mahasiswa, hingga peserta program pertanian.
     
     Usai menerima penghargaan, ia menegaskan pentingnya regenerasi petani.
     
    “Ini menjadi salah satu bukti bahwa kami sebagai pemuda pertanian di Indonesia juga bisa berkarya melalui desa-desa kecil,” ujarnya.
     
    5. Untung Wijanarko: Bertahan di Lereng Merapi dengan Pertanian Organik
     
    Lahir dan besar dari keluarga petani sederhana, Untung Wijanarko terbiasa membantu orang tuanya menanam dan memasarkan selada sejak remaja. Dari hasil pemasaran ke berbagai pasar dan rumah makan di Yogyakarta, ia berhasil membiayai pendidikannya hingga lulus kuliah D3 Bahasa Inggris.
     
    Meski sempat bekerja di berbagai industri, termasuk media, perhotelan, dan penerbangan, hatinya kembali ke dunia pertanian. Tahun 2008, bersama tujuh rekannya, ia mendirikan Tani Organik Merapi (TOM) di lereng Gunung Merapi.
     
    “Kenapa saya tertarik dunia pertanian? Terus terang, saya dari keluarga petani. Kondisi ekonomi memang kurang mampu. Di situ saya melihat petani hanya berpikir bagaimana mencukupi kehidupan sehari-hari, bukan menabung atau menyekolahkan anak. Dari situ saya merasa harus ada perubahan,” katanya.
     
    Untung mengusung filosofi bertani secara bijak, yakni bertani tanpa merusak tanah. Ia mulai fokus pada pertanian organik setelah menyadari dampak penggunaan bahan kimia terhadap lahan dan kesehatan masyarakat.
     
    “Bertani secara bijak adalah bertani dengan tidak merusak kondisi tanah kita, dengan memberikan hasil produksi yang sehat agar masyarakat menjadi sehat dan cerdas untuk anak cucu kita,” tuturnya.
     
    Ketekunannya tidak lepas dari ujian berat. Erupsi Merapi 2010 hampir membuat Tani Organik Merapi (TOM) gulung tikar. Dari delapan orang pendiri, hanya Untung dan rekannya, Sudiarto, yang bertahan. Ia bahkan harus menggadaikan motor dan meminjam uang demi menjaga kelangsungan usaha dan pekerja.
     
    Namun, titik balik hadir pada 2013 ketika TOM menjalin kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Bank Indonesia serta mendapatkan sertifikasi organik. Sejak itu, produk TOM mulai masuk ke jaringan pasar modern seperti Superindo, Carrefour, Hypermart, hingga Indogrosir.
     
    Kini, setelah 17 tahun, TOM berkembang pesat dengan lahan seluas 1 hektare sebagai pusat kegiatan, didukung 14 karyawan, dan bermitra dengan puluhan kelompok tani dengan total lahan garapan 25 hektare. Setiap hari, TOM memasok hingga 300 kilogram sayuran organik ke berbagai supermarket dengan omzet miliaran rupiah per tahun.
     
    Berbagai penghargaan telah diraih Untung dan TOM, mulai dari Adhikarya Pangan Nusantara 2016, Prestator Pejuang Perekonomian Rakyat 2015, hingga International Organic Farming Innovation Award 2021 dari IFOAM di Korea Selatan.
     
    “Kami ingin memberikan inspirasi kepada anak-anak muda bahwa dunia pertanian tidak hanya bisa dipandang sebelah mata. Dunia pertanian adalah masa depan,” kata Untung, usai menerima penghargaan Svarna Bhumi Award 2025.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)