kab/kota: Sukabumi

  • Pria di Sukabumi Dibacok Orang saat Macet Siang Hari

    Pria di Sukabumi Dibacok Orang saat Macet Siang Hari

    Liputan6.com, Jakarta Seorang pria inisial S alias Brew (23), warga Kampung Gedurhayu, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal (OTK). 

    Aksi kriminalitas ini terjadi di pinggir jalan depan Pertamina Gas LPG, Kampung Baros, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (11/10/2025) siang. Korban diserang oleh dua orang tak dikenal.

    AKP Astuti Setyaningsih, Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, membenarkan adanya laporan penganiayaan tersebut.

    “Petugas langsung mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP, mencatat keterangan saksi, dan berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Sukabumi Kota,” jelas Astuti, pada Senin (13/10/2025).

    Kejadian bermula usai korban membeli pulsa di wilayah Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur. Korban pulang menuju Sukalarang.

    Sepanjang perjalanan, dia diikuti dua pelaku misterius yang mengendarai sepeda motor matik. Keduanya mengenakan masker dan jaket hitam.

    Sesampainya di lokasi kejadian, korban harus berhenti karena terjebak macet. Kedua pelaku mendekat dari arah belakang dan langsung menyerang korban dengan senjata tajam jenis golok. Akibat serangan ini, korban mengalami luka robek serius di bagian punggung. 

     

  • Desamind, Inisiatif Dosen UMS untuk Menyalakan Potensi Desa Indonesia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Desamind, Inisiatif Dosen UMS untuk Menyalakan Potensi Desa Indonesia Regional 13 Oktober 2025

    Desamind, Inisiatif Dosen UMS untuk Menyalakan Potensi Desa Indonesia
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
    Banyaknya potensi desa yang belum tergarap secara maksimal mendorong Hardika Dwi Hermawan, dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), untuk memajukan desa melalui organisasi kesukarelawanan bernama Desamind.
    Desamind adalah gerakan yang digerakkan anak-anak muda Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri, yang berfokus pada kontribusi nyata kepada masyarakat desa.
    Organisasi ini resmi terbentuk pada 5 Januari 2020.
    “Jadi semangat kita itu mendorong anak muda untuk punya world class kompetensi, tapi punya grassroot understanding yang bagus, pemahaman akar rumput yang bagus,” kata Hardika kepada Kompas.com di Gedung Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, Minggu (12/10/2025).
    Hardika, yang merupakan dosen Pendidikan Teknik Informatika FKIP UMS, menjelaskan bahwa Desamind lahir dari keresahannya sebagai generasi muda yang ingin ikut berperan aktif dalam pembangunan desa.
    “Saya rasa anak muda punya tanggung jawab moral dan sosial. Apalagi teman-teman sudah menempuh studi. Saya rasa dengan ilmunya yang besar tanggung jawab sosial pun kita makin besar,” tutur alumni S2 The University of Hongkong itu.
    “Kalau kita tidak ikut turun tangan saya rasa tidak akan pernah selesai. Jadi mulai dari situ ada tanggung jawab, ya sudah ayo kita lakukan bareng-bareng,” sambungnya.
    Desamind menjalankan berbagai kegiatan yang berfokus pada pendidikan dan sosial, termasuk membumikan konsep STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika) di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) Indonesia.
    Mereka juga memberikan beasiswa kepada anak-anak desa, memfasilitasi pengembangan proyek di desa, dan membentuk chapter Desamind dari Aceh hingga Asmat. Setiap desa dibimbing untuk mengembangkan proyek sosial sesuai dengan potensi lokal.
    “Kita ada sekitar 30 desa mitra,” ujar Hardika.
    Salah satu program unggulan Desamind berada di Sukabumi, Jawa Barat, berupa pertanian regeneratif yang menggabungkan sektor peternakan dan pertanian.
    “Selama ini saya rasa teman-teman di desa sebenarnya potensinya banyak dan bagus. Hanya saja mereka butuh yang namanya external activator. Kita memposisikan diri sebagai pihak eksternal yang mendorong mereka untuk aktif. Jadi selama ini potensi ada tapi belum menyala. Indonesia tidak akan bisa menyala karena ubud di Jakarta. Tapi karena lilin desa. Jadi tugas kita menyalakan lilin yang ada di desa. Lilin sudah ada, kita yang bantu menyalakan,” jelasnya.
    Desamind digerakkan oleh 57 pengurus pusat dan 400 pengurus daerah.
    Seluruh anggota bersifat sukarela tanpa gaji, namun tetap berkomitmen tinggi dalam memajukan desa.
    “Bagaimana biar datang memberikan yang terbaik tapi tidak dibayar. Adalah emotional connection atau koneksi antar kita. Program ini bukan milik satu atau dua atau organisasi sendiri, tapi mereka. Harus punya rasa memiliki dan fun,” ungkap Hardika.
    Sebagai organisasi non-profit, keterbatasan anggaran memang menjadi tantangan besar. Namun, Hardika menekankan bahwa semangat untuk terus melangkah tidak boleh padam.
    “Kita tidak pengin terpaku bahwa anggaran tidak ada, program tidak jalan. Tapi mengoptimalkan anggaran yang ada biar dampak tetap ada dan berkelanjutan. Tantangan itu memang. Tapi kita tidak putus asa, intinya gitu,” katanya.
    Masalah lainnya adalah akses lokasi ke daerah 3T yang sangat sulit. “Sama akses ke lokasi daerah. Apalagi daerah 3T. Pernah tim kita sampai empat hari baru sampai lokasi di Pulau Babar, Maluku Barat Daya,” jelasnya.
    Atas kiprahnya, Hardika Dwi Hermawan menjadi dosen kedua yang dikunjungi dalam program “Blusukan: Mengunjungi Dosen Inspiratif”, kolaborasi antara Paragon Technology and Innovation dan Kemendikbudristek.
    “Alhamdulillah, hari ini berkesempatan untuk blusukan part kedua dosen inspiratif. Jadi total kurang lebih ini silaturahmi kami selama tiga bulan, kurang lebih ada 13 titik, 13 dosen seluruh Indonesia,” ujar Fathiya Khairiya, perwakilan CSR Paragon.
    “Harapannya ini menjadi pemantik bagaimana dosen inspiratif ini bisa memberikan inspirasi tidak hanya sesama dosen ataupun mahasiswa tetapi seluruh Indonesia. Harapannya kayak jadi bola salju kebaikan,” tambahnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petani di Sukabumi Tewas Tersengat Listrik Perangkap Babi yang Dipasangnya

    Petani di Sukabumi Tewas Tersengat Listrik Perangkap Babi yang Dipasangnya

    Jakarta

    Petani di Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, bernama Sudrajat (43) ditemukan tewas di lahan kebun miliknya. Sudrajat diduga tersengat aliran listrik dari perangkap yang dipasangnya sendiri untuk menjebak babi hutan.

    “Korban diduga tersengat arus listrik dari kawat perangkap babi hutan yang dipasangnya sendiri di sekitar kebun,” kata Kapolsek Ciemas AKP Deni Miharja, dilansir detikJabar, Senin (13/10/2025).

    AKP Deni menyebut jenazah Sudrajat ditemukan pada Sabtu (11/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Menurutnya, perangkap itu dipasang korban untuk mencegah babi hutan masuk dan merusak tanaman. Namun dari hasil olah TKP, kuat dugaan ada arus listrik yang masih aktif saat korban mendekati kawat tersebut.

    “Korban ditemukan dalam posisi telungkup dan sudah meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan korban diduga sudah meninggal sekitar tiga hari sebelum ditemukan,” ucapnya.

    Deni mengatakan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Namun, kaki kanannya tampak menghitam, diduga akibat sengatan listrik. Kondisi jasad saat ditemukan sudah membusuk.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/fas)

  • Top 3: Menhub dan Dedi Mulyadi Sepakat Reaktivasi Jalur Kereta di Jawa Barat – Page 3

    Top 3: Menhub dan Dedi Mulyadi Sepakat Reaktivasi Jalur Kereta di Jawa Barat – Page 3

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menandatangani Nota Kesepakatan Pengembangan Transportasi di Jawa Barat. Salah satu yang menjadi prioritas, reaktivasi beberapa jalur kereta di wilayah Jawa Barat.

    Menhub Dudy mengatakan, kegiatan penandatanganan nota kesepakatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kerja sama antara Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan PT KAI (Persero).

    “Kita ingin mempercepat pengembangan sistem perkeretaapian yang efisien, berkelanjutan, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya di Jawa Barat,” ujar Menhub dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).

    Beberapa jalur kereta yang akan direaktivasi yakni jalur Padalarang-Cicalengka. Tak hanya direaktivasi, jalur ini juga akan dielektrifikasi sehingga pengoperasiannya lebih ramah lingkungan. Jalur lain yang juga akan direaktivasi adalah Cianjur-Sukabumi-Bogor.

    Menhub berharap proyek reaktivasi jalur kereta ini dapat rampung paling lambat awal 2027.

    Baca artikel selengkapnya di sini

  • Dedi Mulyadi Sebut Jabar Akan Punya 4 PLTSa: Sampah Hilang, Listrik Terang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        11 Oktober 2025

    Dedi Mulyadi Sebut Jabar Akan Punya 4 PLTSa: Sampah Hilang, Listrik Terang Bandung 11 Oktober 2025

    Dedi Mulyadi Sebut Jabar Akan Punya 4 PLTSa: Sampah Hilang, Listrik Terang
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, empat kawasan aglomerasi di wilayah Jabar akan menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
    Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Danantara, dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
    Empat kawasan yang dimaksud meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Bogor–Depok, Bekasi Raya, serta Purwakarta–Karawang–Subang–Kota Bandung–Cimahi–Cianjur–Sukabumi–Kabupaten Bandung.
    “Seluruh wilayah-wilayah itu diharapkan bisa selesai seluruh persiapannya. Hari ini sedang dipersiapkan untuk Sarimukti,” ujar Dedi dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu (11/10/2025).
    Menurut Dedi, proyek pembangunan empat PLTSa tersebut ditargetkan dapat dimulai pada tahun 2027.
    “Itu paling lama, ya. Mudah-mudahan bisa tercapai dalam waktu 1,5 tahun atau 1,6 tahun,” katanya.
    Dedi menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan berperan dalam penyediaan lahan, pengelolaan sampah, serta percepatan proses perizinan agar proyek PLTSa bisa segera terealisasi.
    Ia menegaskan, daerah tidak akan dibebankan anggaran untuk pembangunan maupun pembebasan lahan karena seluruh pembiayaan akan ditanggung oleh Danantara.
    “Semuanya oleh Danantara,” ujar Dedi.
    Sebelumnya, Dedi telah melakukan pertemuan dengan CEO Danantara sekaligus Menteri Investasi Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
    Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas teknis kerja sama dan target penyelesaian proyek dalam dua tahun ke depan.
    “Sampahnya Hilang, Listriknya Terang”
    Dedi menilai, proyek ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Jawa Barat karena mampu menjawab dua persoalan sekaligus: tumpukan sampah dan kebutuhan energi terbarukan.
    “Buat warga Jawa Barat, urusan sampah nggak usah pusing lagi. Danantara akan segera membangun pembangkit listrik tenaga sampah hampir di seluruh wilayah Jawa Barat,” ucap Dedi.
    “Dua tahun ke depan, Insya Allah, sampahnya hilang, listriknya terang,” tambahnya.
    Menurutnya, pembangunan PLTSa menjadi langkah konkret Pemerintah Provinsi dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang selama ini membebani banyak daerah.
    “Pembangunan PLTSa ini bukan hanya soal mengelola sampah, tetapi juga menciptakan energi baru yang bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
    Pertemuan pembahasan PLTSa turut dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol, serta sejumlah kepala daerah di Jawa Barat.
    Mereka di antaranya Bupati Cianjur, Bupati Purwakarta, Bupati Bogor, Bupati Bandung Barat, Wali Kota Bogor, Bupati Bekasi, dan Bupati Sukabumi, serta Kepala DPMPTSP Jabar.
    Kehadiran para kepala daerah tersebut menjadi sinyal kuat dukungan terhadap percepatan realisasi PLTSa yang diharapkan menjadi proyek percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan di Indonesia.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Umumkan Kabar Gembira: Jabar Akan Punya 4 PLTSa Raksasa, Sampah Beres dalam 2 Tahun
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita di Balik Viral Dapur MBG Sukabumi Sajikan Menu Menarik Disukai Para Pelajar

    Cerita di Balik Viral Dapur MBG Sukabumi Sajikan Menu Menarik Disukai Para Pelajar

    Yayasan Sedia Sukses juga memberikan apresiasi kepada siswa yang proaktif membuat konten positif tentang menu Dapur MBG, khususnya di tengah maraknya berita negatif.

    Sekolah Al-Khoiriyah, misalnya, mendapatkan penghargaan ‘Best Content of the Month’ dari dapur MBG.

    “Konten-konten mereka lucu dan positif semua. Beberapa ada yang bilang, semenjak makan MBG, mereka sudah tidak mengantuk lagi. Mungkin ini pengaruh dari gizinya,” ujar Sandra

    Siswa kelas VII Al-Khoiriyah, Rindu Azdzikra, mengungkapkan bahwa menu yang disajikan Dapur MBG sangat enak.

    “Enak banget, enak-enak semua. Cuman ada kurangnya, kurang banyak saja porsinya,” kata Rindu sambil tertawa.

    “Menu favoritnya chicken katsu yang ayam, pokoknya. Aku sampai habis empat porsi nasi kuning karena yang lain pada nggak dimakan, ya sudah aku habiskan daripada mubazir,” tuturnya.

    Senada dengan Rindu, siswa kelas IX, Zaki, juga menyatakan bahwa makanan Dapur MBG selalu habis. “Rasanya enak banget, iya selalu habis. Paling suka ayam dan mi ayam,” kata Zaki.

    Saat ini, Dapur MBG telah memiliki 55 relawan dan sedang dalam proses pengajuan sertifikat SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) dan Sertifikat Halal.

  • Dari Sukabumi ke Brunei, Camilan Singkong Difabel Ini Tembus Pasar Ekspor

    Dari Sukabumi ke Brunei, Camilan Singkong Difabel Ini Tembus Pasar Ekspor

    Jakarta

    Camilan singkong buatan tangan difabel asal Sukabumi resmi menembus pasar luar negeri. Produk keripik singkong “Yammy Babeh” milik PT Gemilang Agro Inovasi hari ini melakukan ekspor perdana ke Brunei Darussalam senilai USD 18.000 atau sekitar Rp 288 juta untuk satu kontainer 20 ft.

    UMKM ini didirikan oleh Ade Soelistyowati, penyandang disabilitas tuna rungu, yang kini bekerja sama dengan perusahaan asal Brunei, SP Setia SDN BHD, untuk pengiriman berkelanjutan. Ekspor perdana ini dilepas secara simbolis di Gedung Juang 45 Sukabumi, Jawa Barat, dan dihadiri oleh Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, serta Bupati Sukabumi Ayep Zaki.

    PT Gemilang Agro Inovasi dikenal lewat produk Cassava Crackers “Yammy Babeh”, camilan berbahan dasar singkong lokal yang diolah higienis dan dikemas modern agar sesuai standar pasar global. Selain itu, Ade juga mengembangkan produk turunan mangrove-seperti kapsul, teh, dan bubuk-yang kini mulai dipasarkan ke Korea Selatan.

    Usaha ini dijalankan Ade bersama sang suami yang tengah berjuang melawan sakit stroke. Dalam keterbatasan tersebut, keduanya tetap mempertahankan usaha sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Saat ini, PT Gemilang Agro Inovasi mempekerjakan 10 karyawan tetap dan 25 siswa magang dari SMA Hassina Sukabumi.

    “Kami ingin membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Dengan dukungan berbagai pihak, kami siap membawa produk lokal naik kelas dan menembus pasar internasional,” ujar Ade Soelistyowati, owner PT Gemilang Agro Inovasi.

    Menteri UMKM Maman Abdurrahman turut mengapresiasi capaian ini. Ia menilai keberhasilan Ade membuktikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dalam memperkuat daya saing pelaku usaha mikro.

    “Keberhasilan ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Atas arahan Presiden Prabowo, pemerintah akan memprioritaskan pelaku usaha disabilitas untuk mendapat pembinaan, pelatihan, dan penguatan agar lebih berdaya saing di tingkat global,” ujarnya.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menilai ekspor “Yammy Babeh” sejalan dengan upaya mendorong wirausaha lokal agar bisa menembus pasar dunia.

    “Pertamina percaya bahwa setiap individu memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada ekonomi bangsa, tanpa terkecuali. Keberhasilan UMKM binaan seperti PT Gemilang Agro Inovasi menunjukkan bahwa semangat inklusivitas, inovasi, dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan,” katanya.

    Ia menambahkan, hingga Oktober 2025, sudah ada delapan UMKM yang berhasil menembus pasar ekspor secara berkelanjutan.

    “Pertamina akan terus memperluas dukungan kepada UMKM di seluruh Indonesia agar mampu menembus pasar global. Sejak awal tahun 2025 sampai hari ini, Pertamina telah mengantarkan delapan UMKM binaan yang melakukan ekspor berkelanjutan ke berbagai negara, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal serta menciptakan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” lanjutnya.

    (fdl/fdl)

  • Kisah Pasutri di Sukabumi Jual Opak Singkong, Modal Rp 50 Ribu Kini Omzet Tembus Rp 228 Juta

    Kisah Pasutri di Sukabumi Jual Opak Singkong, Modal Rp 50 Ribu Kini Omzet Tembus Rp 228 Juta

    Di lokasi yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdurrahman menanggapi kisah sukses ini, menyebutnya sebagai bukti keberhasilan program pendampingan pemerintah.

    Maman menjelaskan, pemerintah meluncurkan program Kemudahan Usaha Mikro Bermitra (Kumitra) untuk mengatasi masalah klasik UMKM.

    “Selama ini salah satu yang membuat usaha mikro kita susah sekali untuk tumbuh atau naik kelas karena sering sekali dibiasakan sendirian,” kata Maman di Gedung Juang Kota Sukabumi.

    Menurutnya, UMKM sering hanya fokus memproduksi tanpa memikirkan aspek penjualan.

    “Mau membuat produk sebanyak apapun kalau misalnya tidak ada kepastian yang membeli, yang mengambil, tidak menjadi penjualan,” tegasnya.

    Program Kumitra bertujuan menyambungkan rantai pasok antara usaha mikro dan usaha besar. Di antara manfaatnya usaha mikro mendapat jaminan pendampingan dan pelatihan untuk peningkatan kualitas produk.

    Kemudian usaha mikro mendapat jaminan kepastian offtaker (pembeli), yang memudahkan mereka mencari akses pembiayaan karena ada kepastian pasar.

    “Kami sadar pembangunan rantai pasok kemitraan ini memang beberapa waktu lalu masih kurang, itulah yang menyebabkan usaha mikro kita susah sekali untuk tumbuh dan naik,” ujar Maman.

    Saat ini, Kemenkop UKM juga berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan karena sebagian besar usaha mikro dibina oleh ibu-ibu rumah tangga.

    Selain itu, ada arahan khusus dari Presiden untuk memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas melalui program ini.

  • Buruh Harian Tewas di Dalam Sumur saat Perbaiki Mesin Air, Diduga Sesak Nafas karena Hirup Gas Beracun

    Buruh Harian Tewas di Dalam Sumur saat Perbaiki Mesin Air, Diduga Sesak Nafas karena Hirup Gas Beracun

    Liputan6.com, Jakarta – Abidin (43), seorang buruh harian lepas, ditemukan tak bernyawa setelah terjatuh ke dalam sumur di Perum Alam Layung Indah, Blok Ali 3 Nomor 3, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, saat memperbaiki mesin air.

    Peristiwa itu terjadi pada Kamis (9/10/2025) pagi. Korban diminta oleh pemilik rumah, Asep Kamilah, untuk memperbaiki mesin air yang rusak.

    Petugas Damkar Pos Cibadak, Yogi, membenarkan insiden ini dan menjelaskan kronologinya. Sekitar pukul 07.30 WIB, korban dan pemilik rumah mulai memperbaiki pompa air.

    “Saat mesin air ditarik ke atas, sambungan pipa paralon bagian bawah terlepas. Korban tanpa alat pelindung langsung turun ke dalam sumur untuk mengambil pipa yang terlepas,” kata Yogi.

    Nahas, tidak lama setelah berada di dalam sumur, korban mengeluh sesak napas. Pemilik rumah sempat mengingatkan korban untuk segera naik, tetapi korban terlanjur masuk ke dasar sumur dan tak sadarkan diri, diduga akibat menghirup gas beracun.

    Pemilik rumah, dan warga yang sedang berolahraga di sekitar lokasi segera berupaya menolong. 

    Salah satu relawan bahkan sempat mencoba turun, namun segera kembali karena merasa sesak dan hampir pingsan, menghentikan upaya penyelamatan mandiri.

     

  • Menteri Maman Luncurkan Program Kumitra, Bantu Pelaku Usaha Dapat Akses Pembiayaan – Page 3

    Menteri Maman Luncurkan Program Kumitra, Bantu Pelaku Usaha Dapat Akses Pembiayaan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri UMKM Maman Abdurrahman meluncurkan program KUMITRA (Kemudahan Usaha Mikro Bermitra) sebagai solusi fundamental untuk mengatasi masalah pemasaran produk usaha mikro.  Program ini fokus menjembatani usaha mikro dengan usaha besar, khususnya yang dikelola oleh perempuan dan penyandang disabilitas.

    Hal itu disampaikan Maman Abdurrahman saat kunjungan kerja dan sosialisasi program Kumitra di Gedung Juang ’45 Kota Sukabumi. 

    Ia mengakui, selama ini salah satu penyebab utama UMKM sulit naik kelas adalah karena mereka dibiarkan berjuang sendirian.

    “Ini salah satu programnya, KUMITRA. Selama ini salah satu yang menyebabkan usaha mikro kita susah sekali untuk tumbuh ataupun naik kelas adalah karena mereka sering sekali dibiarkan sendirian,” ujar Menteri Maman, di Kota Sukabumi, Kamis (9/10/2025). 

    “Mereka memproduksi barang, tetapi kita tidak pernah memikirkan ini barangnya mau di-kemanakan,” ia menambahkan. 

    Dia menuturkan, memproduksi barang sebanyak apa pun tidak akan menjadi penjualan jika tidak ada kepastian pembeli atau off-taker.