kab/kota: Sukabumi

  • Musim Hujan Tiba, Mensos Pastikan Bansos untuk Bencana Alam Tersedia

    Musim Hujan Tiba, Mensos Pastikan Bansos untuk Bencana Alam Tersedia

    Musim Hujan Tiba, Mensos Pastikan Bansos untuk Bencana Alam Tersedia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyiapkan bantuan sosial (bansos) untuk mengantisipasi berbagai bencana alam, termasuk potensi hujan deras dan banjir yang mulai melanda sejumlah daerah di Indonesia.
    “Tentu bantuan sosial disiapkan ya untuk bencana alam maupun bencana non-alam,” kata Gus Ipul di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
    Ia menjelaskan, Kemensos terus menyalurkan berbagai bentuk bantuan dalam rangka perlindungan sosial dan rehabilitasi sosial, khususnya bagi masyarakat terdampak bencana.
    “Kita menyalurkan sangat banyak sekali dalam rangka perlindungan sosial dan rehabilitasi sosial ketika terjadi bencana,” ujarnya.
    Terkait potensi hujan deras di sejumlah wilayah seperti Sukabumi dan daerah lain yang mulai dilanda banjir, Gus Ipul mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
    “Mari kita bersama-sama waspada. Terus terang, kami mengimbau kepada masyarakat yang sedang di jalan saat hujan deras, terutama yang naik motor ataupun kendaraan roda empat, bisa berhenti sejenak mencari tempat aman,” ucapnya.
    Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak meremehkan kondisi cuaca ekstrem yang disertai angin kencang.
    “Kita tidak tahu apa yang terjadi apalagi kalau disertai dengan angin kencang. Hujan itu menimbulkan risiko-risiko yang berat. Untuk itu, kami imbau hati-hati di jalan, waspada, dan ikuti informasi tentang perubahan cuaca dari BMKG dengan baik,” tegas Gus Ipul.
    Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat bakal melanda beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
    Saat ini, sekitar 43,8 persen zona musim (ZOM) di Tanah Air telah memasuki musim hujan.
    Sementara itu, BMKG Bandung memperkirakan bahwa Jawa Barat sudah memasuki musim hujan, kecuali di bagian kecil utara yang masih peralihan.
    “Saat ini sebagian besar Jawa Barat sudah memasuki musim hujan, kecuali sebagian kecil bagian utara masih dalam masa peralihan,” ucap Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu, dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menteri Purbaya Lawan Mafia Impor Baju Bekas

    Menteri Purbaya Lawan Mafia Impor Baju Bekas

    Jakarta

    Menteri Purbaya bertitah kepada jajarannya untuk memerangi para importir yang membanjiri Indonesia dengan baju-baju bekas dari luar negeri. Rencananya, Purbaya ingin menegakkan kembali aturan impor pakaian bekas. Mengutip detikFinance, saat ini kapal pemasok sudah di stop sehingga stok pakaian bekas yang dijual di beberapa pasar sudah menipis.

    Kepada para pelaku bisnis ini, Purbaya Yudhi Sadewa menyebut jika pemerintah akan menyiapkan sanksi tambahan untuk memberi efek jera. Sebabnya, hukuman berupa pidana dan pemusnahan barang bukti dilihat tidak efektif menghapus praktik perdagangan ini. Mengutip detikcom, sanksi tambahan tersebut berupa denda dan larangan impor seumur hidup.

    “Jadi nanti barangnya dimusnahkan, orangnya didenda, dipenjara juga dan akan di-blacklist. Yang terlibat itu saya akan larang impor seumur hidup,” tegasnya.

    Namun demikian, pihaknya masih belum menentukan bentuk aturan yang ingin dibuat, apakah peraturan menteri atau yang lainnya. Saat ini, Purbaya tengah mendalami aturan yang sudah ada.

    “Nanti saya pelajarin. Tapi yang jelas pasti saya beresin,” kata Purbaya saat di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (27/10/2025).

    Sebenarnya usaha pemerintah telah lama melakukan sejumlah usaha untuk menumpas habis bisnis baju bekas ini. Pada pemerintahan sebelumnya, Menteri Perdagangan yang saat itu dijabat oleh Zulkifli Hasan juga telah melakukan operasi pasar hingga penggagalan impor barang di pelabuhan. Sayangnya jual-beli baju bekas masih saja muncul di beberapa daerah khususnya Jakarta.

    Sepanjang 2024 hingga 2025, pemerintah melalui Dirjen Bea Cukai telah melakukan 2.584 kali menindak impor baju dalam bentuk balpres. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budhi Utama, total barang bukti yang telah disita sebanyak 12.808 koli dengan perkiraan nilai barang mencapai Rp 49,44 miliar.

    “Sepanjang 2024 hingga 2025 Bea Cukai telah melakukan penindakan terhadap 2.584 kali penindakan, dengan total barang bukti sebanyak 12.808 koli dan perkiraan nilai barang mencapai Rp 49,44 miliar,” kata Djaka.

    Lalu apa bentuk kerugian negara terkait hal ini? Apa usulan bagi pemerintah bagi para pelaku usaha yang terdampak? Ikuti diskusinya bersama Ekonom CELIOS, Nailul Huda dalam Editorial Review.

    Beralih ke berita daerah, detikSore akan mengulas peristiwa banjir yang terjadi di Sukabumi. Seperti diberitakan detikJabar sebelumnya, luapan air di sungai Cisolok, Sukabumi luber hingga merendam ratusan rumah warga. Hingga hari ini, masyarakat terdampak masih dalam proses evakuasi. Bagaimana dampak banjir di sana? Adakah korban jiwa dalam peristiwa ini? Ikuti laporan langsung Jurnalis detikJabar selengkapnya.

    Jelang petang nanti, detikSore akan menyajikan diskusi kesehatan bersama Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP (K), Sp.PD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Braveheart Brawijaya Hospital Saharjo tersebut akan memaparkan besaran risiko seseorang mengalami kematian jantung mendadak.

    Mengutip data Kemenkes, kematian akibat hal tersebut menyumbang peringkat tertinggi di Indonesia bahkan dunia. Menurut rilisan WHO tahun 2021, kematian akibat penyakit jantung mencapai angka 17,8 juta kematian atau satu dari tiga kematian di dunia setiap tahun. Lalu bagaimana metode deteksinya? Apa saja langkah medis yang dapat dilakukan di Indonesia? Ikuti obrolannya dalam Sunsetalk.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi: Warga Bertahan di Rumah Kerabat, Kebutuhan Logistik Mendesak
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        28 Oktober 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi: Warga Bertahan di Rumah Kerabat, Kebutuhan Logistik Mendesak Bandung 28 Oktober 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sukabumi: Warga Bertahan di Rumah Kerabat, Kebutuhan Logistik Mendesak
    Editor
    KOMPAS.com
    – Sebanyak 1.873 warga dari 626 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terdampak bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada Senin (27/10/2025).
    Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengatakan bencana ini melanda sejumlah kampung di beberapa desa.
    Warga kini menghadapi kesulitan karena rumah dan lingkungan mereka terendam lumpur serta material longsor.
    “(Daerah) terdampak banjir di Kampung Tugu Desa Cikahuripan, Kampung Cikondang, dan Marinjung Desa Karangpapak, Cigoler Desa Cisolok, Kampung Cikondang Desa Wangunreja, dan Kampung Cikelat,” kata Daeng, Senin (27/10/2025).
    Sementara itu, dua kampung lainnya mengalami tanah longsor.
    “Tanah longsor terjadi di Kampung Pamokoan Desa Sukarame dan Kampung Cikondang Desa Wangun Sari,” ujarnya.
    Menurut Daeng, sebagian besar warga terdampak terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau tempat aman terdekat karena kondisi rumah mereka tidak bisa ditempati.
    Warga yang bertahan di lokasi juga menghadapi kekurangan kebutuhan dasar.
    Logistik dan makanan menjadi prioritas utama dalam penanganan darurat.
    “Untuk kebutuhan seperti tenda, dum 2 unit, alat kebersihan, sandang pangan, air bersih, genset, dan alkon pompa air,” ucap Daeng.
    Petugas BPBD bersama aparat desa dan relawan kini masih melakukan pendataan lanjutan serta menyalurkan bantuan ke sejumlah titik pengungsian.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang di Sukabumi Rendam 500 Rumah dan Jalan Penghubung Jabar-Banten

    Banjir Bandang di Sukabumi Rendam 500 Rumah dan Jalan Penghubung Jabar-Banten

    Liputan6.com, Jakarta Banjir bandang menerjang wilayah Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Senin (27/10/2025). Peristiwa ini dipicu oleh jebolnya bendungan, yang mengakibatkan air dari Sungai Cisolok meluap dan merendam permukiman.

    Dampak yang ditimbulkan cukup parah. Sekira 500 rumah warga di Desa Cikahuripan terendam, dengan ketinggian air yang bervariasi, bahkan mencapai lebih dari satu meter di beberapa titik.

    Selain itu, ruas jalan nasional Jawa Barat-Banten di Kampung Gembol, Cisolok, juga ikut terendam cukup dalam hingga mencapai lutut orang dewasa.

    Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana atau Jaro Midun, menyebut banjir kali ini sebagai yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

    “Ini mungkin kejadian yang paling besar dibandingkan kejadian sebelumnya. Banjir bandang dari Sungai Cisolok langsung menerjang pemukiman,” kata Jaro Midun.

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Kerugian mencakup perabotan rumah tangga serta kendaraan roda dua dan roda empat yang ikut terendam.

    Seorang warga, Donald, mengungkapkan bahwa hujan mulai turun sekitar pukul 13.30 WIB dan luapan air mulai terjadi sekitar pukul 15.40 WIB.

    “Hujan dari siang, deras banget. Sekitar jam setengah empat air mulai meluap, kemungkinan RW 1 dan RW lainnya sudah terendam karena bendungan jebol,” ungkapnya.

    Hingga berita ini diterbitkan, hujan masih mengguyur wilayah Cisolok. Tim gabungan yang terdiri dari Pemerintah Desa, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat, dan unsur terkait masih berada di lokasi untuk meninjau kondisi, melakukan evakuasi, dan mengimbau pengendara agar berhati-hati mengingat risiko cuaca yang masih belum stabil.

  • Viral Mencuri di Tanah Sendiri, Begini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Sukabumi

    Viral Mencuri di Tanah Sendiri, Begini Penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Sukabumi

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kabupaten Sukabumi merespons tegas isu ‘mencuri di tanah sendiri’ yang belakangan viral terkait aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh pemilik lahan.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukabumi menegaskan bahwa narasi tersebut adalah kesalahpahaman hukum karena masalah utamanya bukan pada kepemilikan lahan. Melainkan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang melanggar hukum dan membahayakan lingkungan.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati, menyampaikan keprihatinan atas dampak serius yang ditimbulkan oleh tambang ilegal tersebut.

    “Kami dari Dinas Lingkungan Hidup menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam. Kegiatan penambangan liar ini telah menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari kerusakan ekosistem, pencemaran air sungai, perubahan bentang alam, longsor, hingga hilangnya keanekaragaman hayati,” ujar Nunung, Senin (27/10/2025).

    Ia menambahkan, PETI juga sering diabaikan standar keselamatannya sehingga meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan korban jiwa. Oleh karena itu, DLH melarang keras segala bentuk penambangan tanpa izin.

    Nunung menjelaskan, landasan hukum kegiatan pertambangan sangat jelas diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba, di mana izin usaha pertambangan wajib berasal dari Pemerintah Pusat (Pasal 35 ayat 1).

    “Sedangkan Pasal 158 menegaskan bahwa setiap orang yang melakukan usaha penambangan tanpa izin dari Pemerintah dipidana dengan penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak seratus miliar rupiah,” tegasnya.

    Selain itu, aktivitas ilegal ini juga melanggar UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mewajibkan setiap kegiatan yang berdampak lingkungan harus memiliki persetujuan lingkungan.

    “Pasal 69 ayat (1) huruf a dan b melarang setiap orang melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran atau perusakan lingkungan hidup,” tambah dia.

     

  • Saat SDN 3 Surade Sukabumi Disulap Jadi Lembur Pakuan Rumah Dedi Mulyadi

    Saat SDN 3 Surade Sukabumi Disulap Jadi Lembur Pakuan Rumah Dedi Mulyadi

    Liputan6.com, Sukabumi – SDN 3 Surade di Kabupaten Sukabumi kini mengubah wajah bangunan sekolah, yang tak hanya edukatif tapi juga asri dengan berbagai tanaman hias, bonsai, dan ornamen taman yang sejuk dipandang.

    Inisiatif penataan ini dilakukan secara swadaya, dipelopori langsung oleh Kepala Sekolah, Tuti Lisnawati.

    Daya tarik utamanya adalah deretan bambu berwarna coklat yang menciptakan nuansa alami, bahkan disebut menyerupai ‘Lembur Pakuan’, kediaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Subang.

    Tuti Lisnawati menjelaskan bahwa penataan lingkungan ini adalah bagian krusial dari proses pendidikan.

    “Suasana yang tertata dan bersih tidak hanya menumbuhkan semangat belajar, tapi juga menanamkan kepedulian lingkungan pada siswa,” ujarnya (21/10/2025).

    Lebih menariknya lagi, Tuti menggunakan dana pribadinya untuk mewujudkan visi sekolah asri ini. “Alhamdulillah, sebagian besar biaya, termasuk bambu di dinding taman, berasal dari kebun pribadi saya,” tambahnya.

    Kini, SDN 3 Surade tidak hanya indah. Di salah satu sudutnya, terpampang tulisan sejarah singkat berdirinya Surade beserta silsilah tokoh pendiri.

    Hal ini menciptakan perpaduan harmonis antara edukasi lingkungan dan pelestarian nilai kearifan lokal. Sekolah ini pun menjadi contoh nyata sekolah yang peduli terhadap lingkungan dan sejarah setempat.

     

  • Daftar UMK Jawa Barat 2026 Jika Naik 10,5%, Bekasi Tertinggi

    Daftar UMK Jawa Barat 2026 Jika Naik 10,5%, Bekasi Tertinggi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan pekerja di Indonesia tengah menantikan besaran kenaikan upah minimum tahun depan. Lantas berapa upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2026 di Jawa Barat jika terdapat kenaikan 10,5%?

    Tuntutan kenaikan upah minimum 2026 salah satunya disuarakan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang mengusulkan persentase kenaikan pada rentang 8,5% hingga 10,5%. Angka ini ebih tinggi dari kenaikan upah minimum pada 2025 yang sebesar 6,5% secara nasional.

    Namun demikian, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan bahwa proses pembahasan besaran kenaikan upah minimum masih berlangsung menjelang tenggat pengumuman pada November.

    “Tunggu saja dulu, kan kita masih proses. [Diumumkan] November, dong, kan masih ada waktu,” kata Yassierli usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna 1 Tahun Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Istana Negara, Senin (20/10/2025).

    Sebelumnya, kenaikan upah minimum sebesar 6,5% pada 2025 diputuskan berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.16/2024 tentang Penetapan Upah Minimum 2025. Beleid tersebut menyatakan pertimbangan kenaikan upah minimum mencakup pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.

    UMK Kota Bekasi menjadi yang tertinggi di Jawa Barat usai kenaikan sebesar 6,5% pada 2025, yakni menjadi Rp5.690.752. Selain itu, terdapat Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi di tiga besar UMK tertinggi Jawa Barat tahun ini, masing-masing sebesar Rp5.599.593 dan Rp5.558.515.

    Berikut daftar UMK di Jawa Barat 2026 jika ditetapkan naik 10,5%:

    Kota Bekasi – dari Rp5.690.752 menjadi Rp6.288.538
    Kabupaten Karawang – dari Rp5.599.593 menjadi Rp6.186.551
    Kabupaten Bekasi – dari Rp5.558.515 menjadi Rp6.143.664
    Kabupaten Purwakarta – dari Rp4.792.252 menjadi Rp5.295.430
    Kabupaten Subang – dari Rp3.508.626 menjadi Rp3.877.534
    Kota Depok – dari Rp5.195.721 menjadi Rp5.741.787
    Kota Bogor – dari Rp5.126.897 menjadi Rp5.664.321
    Kabupaten Bogor – dari Rp4.877.211 menjadi Rp5.389.308
    Kabupaten Sukabumi – dari Rp3.604.482 menjadi Rp3.982.950
    Kabupaten Cianjur – dari Rp3.104.583 menjadi Rp3.430.371
    Kota Sukabumi – dari Rp3.018.634 menjadi Rp3.336.589
    Kota Bandung – dari Rp4.482.914 menjadi Rp4.954.599
    Kota Cimahi – dari Rp3.863.692 menjadi Rp4.270.378
    Kabupaten Bandung Barat – dari Rp3.736.741 menjadi Rp4.128.592
    Kabupaten Sumedang – dari Rp3.732.088 menjadi Rp4.123.958
    Kabupaten Bandung – dari Rp3.757.284 menjadi Rp4.152.305
    Kabupaten Indramayu – dari Rp2.794.237 menjadi Rp3.087.656
    Kota Cirebon – dari Rp2.697.685 menjadi Rp2.981.950
    Kabupaten Cirebon – dari Rp2.681.382 menjadi Rp2.962.934
    Kabupaten Majalengka – dari Rp2.404.632 menjadi Rp2.657.119
    Kabupaten Kuningan – dari Rp2.209.519 menjadi Rp2.442.517
    Kota Tasikmalaya – dari Rp2.801.962 menjadi Rp3.096.170
    Kabupaten Tasikmalaya – dari Rp2.699.992 menjadi Rp2.983.492
    Kabupaten Garut – dari Rp2.328.555 menjadi Rp2.573.554
    Kabupaten Ciamis – dari Rp2.225.279 menjadi Rp2.459.930
    Kabupaten Pangandaran – dari Rp2.221.724 menjadi Rp2.455.501
    Kota Banjar – dari Rp2.204.754 menjadi Rp2.436.751

  • Dari Musala Baru, Hingga Harapan yang Tumbuh di Bawah Ratusan Pohon Durian

    Dari Musala Baru, Hingga Harapan yang Tumbuh di Bawah Ratusan Pohon Durian

    Sukabumi: Udara sejuk Parungkuda, Sukabumi, menyelimuti sebuah acara sederhana namun penuh makna di Kampung Palasari Hilir. Ini bukan sekadar acara pembagian bantuan, melainkan sebuah simfoni gotong royong yang dirajut oleh kepedulian.

    Di tengah kampung yang asri, berdirilah musala baru Palasari Hilir. Renovasinya terasa personal. Bukan hanya menambah meter persegi, tetapi memperluas daya tampung spiritual.

    Tujuannya jelas, menciptakan ruang yang nyaman bagi jamaah dewasa, dan yang terpenting, bagi anak-anak kecil yang tekun mengikuti kegiatan pengajian. Dengan ruangan yang lebih luas, kegiatan keagamaan kini tidak perlu lagi berdesak-desakan.

    Acara serah terima musala ini menjadi momen hangat bagi warga untuk menyampaikan terima kasih kepada Corps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran (CAAIP) dan para anggota Badan Pengurus Pusat (BPP) yang membantu merenovasi musala.

    “Musala ini bukan hanya bangunan, tapi adalah pusat denyut nadi kebersamaan kami. Bantuan ini sangat berarti,” kata salah seorang warga.

    Kegiatan tak berhenti pada kebutuhan rohani. Mereka mengajak warga menanam 200 pohon durian di lahan luas yang bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan perekonomian warga.

    “Kami ingin kegiatan ini tidak hanya selesai hari ini, tetapi berdampak hingga lima, bahkan sepuluh tahun ke depan,” kata Ketua Umum CAAIP Iko Johansyah.

    Dia menyebut hasil panen durian ini nantinya sebagiannya akan digunakan untuk kemakmuran dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. “Ini adalah investasi kita bersama untuk masa depan anak cucu Palasari Hilir,” katanya.

    Warga menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi. Kebun durian itu, kini, bukan hanya sepetak tanah, melainkan simbol bahwa mimpi-mimpi dapat ditanam, dirawat, dan suatu hari nanti, dinikmati hasilnya bersama.

    Di sela-sela penanaman pohon dan serah terima musala, 100 paket sembako dibagikan, menghadirkan bantuan langsung bagi warga yang membutuhkan.

    Puncaknya, semua peserta dari pengurus CAAIP, perwakilan Serikat Karyawan JICT, hingga seluruh warga duduk bersama, makan dalam keakraban. Tak ada sekat, tak ada jarak. Hanya ada tawa, cerita, dan janji untuk terus merawat kebersamaan.

    Bagi warga Palasari Hilir, bantuan renovasi dan sembako meringankan beban hari ini, sementara kebun durian menumbuhkan optimisme akan hari esok yang lebih sejahtera. Sementara bagi CAAIP, kegiatan ini menegaskan komitmen mereka.

    “Kita ingin masuk ke daerah-daerah yang belum banyak tersentuh kegiatan sosial,” kata Iko Johansyah.

    Sukabumi: Udara sejuk Parungkuda, Sukabumi, menyelimuti sebuah acara sederhana namun penuh makna di Kampung Palasari Hilir. Ini bukan sekadar acara pembagian bantuan, melainkan sebuah simfoni gotong royong yang dirajut oleh kepedulian.
     
    Di tengah kampung yang asri, berdirilah musala baru Palasari Hilir. Renovasinya terasa personal. Bukan hanya menambah meter persegi, tetapi memperluas daya tampung spiritual.
     
    Tujuannya jelas, menciptakan ruang yang nyaman bagi jamaah dewasa, dan yang terpenting, bagi anak-anak kecil yang tekun mengikuti kegiatan pengajian. Dengan ruangan yang lebih luas, kegiatan keagamaan kini tidak perlu lagi berdesak-desakan.

    Acara serah terima musala ini menjadi momen hangat bagi warga untuk menyampaikan terima kasih kepada Corps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran (CAAIP) dan para anggota Badan Pengurus Pusat (BPP) yang membantu merenovasi musala.
     
    “Musala ini bukan hanya bangunan, tapi adalah pusat denyut nadi kebersamaan kami. Bantuan ini sangat berarti,” kata salah seorang warga.
     
    Kegiatan tak berhenti pada kebutuhan rohani. Mereka mengajak warga menanam 200 pohon durian di lahan luas yang bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan perekonomian warga.
     
    “Kami ingin kegiatan ini tidak hanya selesai hari ini, tetapi berdampak hingga lima, bahkan sepuluh tahun ke depan,” kata Ketua Umum CAAIP Iko Johansyah.
     
    Dia menyebut hasil panen durian ini nantinya sebagiannya akan digunakan untuk kemakmuran dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. “Ini adalah investasi kita bersama untuk masa depan anak cucu Palasari Hilir,” katanya.
     
    Warga menyambutnya dengan antusiasme yang tinggi. Kebun durian itu, kini, bukan hanya sepetak tanah, melainkan simbol bahwa mimpi-mimpi dapat ditanam, dirawat, dan suatu hari nanti, dinikmati hasilnya bersama.
     
    Di sela-sela penanaman pohon dan serah terima musala, 100 paket sembako dibagikan, menghadirkan bantuan langsung bagi warga yang membutuhkan.
     
    Puncaknya, semua peserta dari pengurus CAAIP, perwakilan Serikat Karyawan JICT, hingga seluruh warga duduk bersama, makan dalam keakraban. Tak ada sekat, tak ada jarak. Hanya ada tawa, cerita, dan janji untuk terus merawat kebersamaan.
     
    Bagi warga Palasari Hilir, bantuan renovasi dan sembako meringankan beban hari ini, sementara kebun durian menumbuhkan optimisme akan hari esok yang lebih sejahtera. Sementara bagi CAAIP, kegiatan ini menegaskan komitmen mereka.
     
    “Kita ingin masuk ke daerah-daerah yang belum banyak tersentuh kegiatan sosial,” kata Iko Johansyah.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Pria tewas tersengat listrik di Kebon Jeruk, ini penjelasan polisi

    Pria tewas tersengat listrik di Kebon Jeruk, ini penjelasan polisi

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengungkapkan bahwa pria bernama Rizki (28), karyawan sebuah warung di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, rupanya tewas usai berkontak fisik dengan kabel listrik telanjang.

    “Dugaan sementara kita, ada kabel yang kebuka,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, AKP Ganda Jaya Sibarani di Jakarta, Sabtu.

    Pihak Ganda pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan memeriksa sejumlah saksi di lokasi.

    “Masih kita dalami, masih dalam penyelidikan. Saksi-saksi sudah dimintai keterangan. Kita sudah olah TKP,” ujar Ganda.

    Ganda menjelaskan bahwa korban ditemukan tak bernyawa oleh pemilik warung pada Sabtu pagi.

    “Yang menemukan pertama itu (pemilik warung). Persiapan mau buka warung ya nemuin korban itu udah tergeletak di tangga (di samping warung),” kata dia.

    Langsung melapor ke karyawan lain, kangsung kita dikabari

    Lantas pemilik warung beserta karyawan di lokasi segera menghubungi polisi.

    “Langsung melapor ke karyawan lain, dan setelah itu langsung kita dikabari,” tandas Ganda.

    Sebelumnya, Seorang pria bernama Rizki, karyawan warung kopi (warkop) Medan di Jalan Berdikari, Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tewas tersengat listrik pada Sabtu.

    Warga di lokasi, Rama, mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 05.00 WIB pagi.

    “Katanya kejadian subuh tadi, saya datang udah ramai, korban udah terkapar, posisinya di tangga,” kata Rama di lokasi kejadian, Sabtu.

    Rama menuturkan korban tersebut awalnya hendak keluar dari mess karyawan untuk merokok.

    “Informasi yang saya dapat, katanya mau ngerokok, turun lah dari tangga, nah katanya pas turun dari tangga, kesetrum,” ujar Rama.

    Sementara itu, Rizal, karyawan lain di Warkop Medan mengaku tidak mengetahui secara pasti kejadian itu. Namun, dia memastikan korban tersebut merupakan karyawan Warkop Medan bernama Rizki.

    “Kalau kami diinfokan bahwa beliau sudah berada di rumah sakit, di RSCM. Untuk kronologi lengkapnya, kami kurang tau, karena kan kami shift, saya kebetulan masuk siang,” ucap Rizal.

    Saat ini, kata dia, pihak warkop masih mengurus jenazah yang saat ini telah berada di rumah sakit.

    “CCTV (kamera pengawas) belum bisa diakses, jadi kami juga belum tau (kronologinya seperti apa),” jelas Rizal.

    Sementara itu, lokasi kejadian tersebut saat ini terlaihat sudah dipasangi garis polisi. Tangga mess tempat korban terkapar itu berada tepat di sebelah Warkop Medan.

    Akses menuju tangga mess karyawan itu cukup sempit dan banyak kabel yang menjuntai.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bor Lubang 30 Meter, Penambang Emas Ilegal di Sukabumi Terancam 5 Tahun Penjara

    Bor Lubang 30 Meter, Penambang Emas Ilegal di Sukabumi Terancam 5 Tahun Penjara

    Liputan6.com, Jakarta Polisi membongkar aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang beroperasi di Blok Pasir Gombong, Kampung Cipeudes, Desa Ridogalih, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.

    Kapolres Sukabumi AKBP Samian menjelaskan detail modus operandi penambang liar. Penambangan ilegal ini melibatkan pemilik lahan sebagai penyedia lokasi, sementara penanggung jawab tambang bertugas menyiapkan sarana.

    Kegiatan dilakukan secara manual dengan menggali lubang hingga kedalaman ekstrem mencapai 20 sampai 30 meter untuk mencari batuan emas.

    AKBP Samian menekankan bahaya besar yang ditimbulkan oleh tambang liar ini. Pengungkapan yang dilakukan pada Kamis (23/10/2025) ini sekaligus menjadi komitmen polisi untuk menindak tegas pelaku perusak lingkungan dan melanggar hukum.

    “Pertambangan semacam ini jelas sangat berbahaya. Tidak ada standar keamanan yang diterapkan, selain itu juga menyebabkan kerusakan lingkungan dan meresahkan masyarakat,” kata AKBP Samian, Jumat (24/10/2025).