kab/kota: Sukabumi

  • Truk Tangki BBM Terbakar Usai Terguling di Cianjur, Pos Polisi-Ruko Hangus

    Truk Tangki BBM Terbakar Usai Terguling di Cianjur, Pos Polisi-Ruko Hangus

    Jakarta

    Satu unit truk tangki BBM terguling di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Kecelakaan itu menyebabkan truk tangki terbakar hebat hingga menghanguskan pos polisi, ruko, dan kendaraan lain di dekatnya.

    Dilansir detikJabar, kecelakaan berujung kebakaran hebat itu terjadi Sabtu (1/11) malam. Hingga pukul 22.47 WIB, api masih terlihat di badan truk hingga pos polisi yang berjarak sekitar 40 meter.

    Sejumlah mobil pemadam dan kendaraan taktis water Canon Polres Cianjur diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api yang terus berkobar.

    Meski sudah menerjunkan alat dan kendaraan pemadam, petugas tampak berhati-hati dan tidak begitu saja mendekat ke titik api lantaran di sekitaran lokasi, sebab BBM dari tangki membanjiri jalanan dan bau dari bahan bakar masih sangat tercium.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Cianjur Ipda Ika Cakra mengatakan truk tangki tersebut awalnya melaju dari arah Bandung menuju Sukabumi. Namun saat melintasi Jalan Perintis Kemerdekaan, truk tersebut oleng.

    Menurut dia, sesat setelah truk terguling, api pun muncul dari bagian belakang truk. “Diduga ada percikan yang timbul dan memicu kebakaran. Api kemudian menyambar BBM yang mengalir ke pos polisi dan membakar pos serta kendaraan,” ucap Ika.

    Baca berita lengkapnya di sini.

    (maa/maa)

  • Ribuan Hektar Lahan Milik TNI AD akan Disulap Jadi Dapur MBG

    Ribuan Hektar Lahan Milik TNI AD akan Disulap Jadi Dapur MBG

    Ribuan Hektar Lahan Milik TNI AD akan Disulap Jadi Dapur MBG
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) menyiapkan ribuan hektar lahan untuk dibangun menjadi dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah.
    “Saya sudah memerintahkan para prajurit untuk menanam bahan pangan, sayuran, dan buah-buahan di lahan-lahan milik TNI AD, untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (BGN),” kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam keterangan resmi BGN, Jumat (31/10/2025).
    Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang mengatakan, dengan bertambahnya jumlah dapur MBG, maka kebutuhan bahan pangan pun akan meningkat, sehingga bisa memicu kenaikan harga.
    Sementara, dengan pasokan yang mencukupi, harga pangan akan stabil.
    “Kami sangat berterima kasih atas inisiatif TNI AD dalam memperkuat pasokan bahan pangan untuk mendukung program MBG,” ujar Nanik.
    Menurut Maruli, sejak tiga bulan lalu, dirinya sudah memperkirakan bahwa harga pangan akan beranjak naik akibat meningkatnya permintaan daging dan telur ayam, serta sayuran dan buah-buahan seiring dengan pertambahan jumlah SPPG yang beroperasi di seluruh Indonesia.
    Karena itu, ia segera menyerukan jajarannya untuk menanami lahan milik TNI AD dengan berbagai tanaman pangan, sayuran, dan buah-buahan.
    Sejumlah lahan milik TNI sudah mulai diusahakan sejak beberapa bulan terakhir.
    Di antaranya, lahan seluas 206 hektar di Gunung Hejo, Purwakarta; 300 hektar lahan di Takokak, Cianjur; 100 hektar di Puslatpur Baturaja, Lampung; 50 hektar di Pengalengan, Kabupaten Bandung; 600 hektar di Ciemas, Sukabumi; serta 60 hektar tanah di Cibenda, Sukabumi.
    “Kami juga mendidik ratusan petani muda untuk mengelola lahan pertanian itu,” kata Maruli.
    Nanik kemudian menyarankan agar, selain bahan makanan pokok dan sayuran, para prajurit TNI AD juga menanam lahan itu dengan tanaman buah yang dibutuhkan dapur-dapur MBG, misalnya pisang.
    “Sebab, selain mudah dibudidayakan, pisang bisa dipanen dalam waktu yang relatif singkat, dan menjadi salah satu menu buah MBG yang aman,” ujarnya.

    Tak hanya sekadar menanam tanaman pangan, sayuran, dan buah-buahan, KSAD pun telah memerintahkan para prajuritnya untuk beternak ayam, terutama ayam petelur.
    Sebab, penanganannya dinilai lebih mudah dibandingkan dengan ayam pedaging, dan lebih cepat dipanen.
    “Saya juga sudah memerintahkan kepada Kodim-Kodim untuk beternak ayam,” tegas Maruli.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menyayat Hati Isi Tulisan Siswi Bunuh Diri di Sukabumi Diduga Korban Bullying

    Menyayat Hati Isi Tulisan Siswi Bunuh Diri di Sukabumi Diduga Korban Bullying

    Liputan6.com, Jakarta “Sebenarnya Eneng pengen pindah sekolah, tapi mamah dan bapak enggak punya uang. Eneng jadi tidak mau sekolah, karena suasana kelas yang seakan nyuruh eneng untuk pergi.”

    Sebaris kalimat yang menyayat hati itu menggambarkan pilunya perasaan seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) berprestasi di Kabupaten Sukabumi berinisial AK (14). Kalimat yang tertuang dalam sepucuk surat yang ditemukan di kamarnya. Surat itu ditemukan bersamaan dengan AK yang meninggal bunuh diri di rumahnya, Selasa (28/10/2025) malam. 

    Surat berbahasa Sunda itu ditulis di secarik kertas putih. Dalam surat itu, AK menyebut dirinya Eneng. Dia memohon maaf kepada ayah, ibu dan keluarganya. Dalam surat itu, AK juga mencurahkan kehgundahan hati yang dialami akibat perundungan atau bullying di sekolahnya. 

    Berikut isi surat yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. 

    Ma, kalau misalnya Eneng punya salah sama Mama maaf ya. Eneng tidak bermaksud menyakiti hati Mama. Waktu itu Eneng lagi emosi, lagi marah. Pak, maaf juga kalau Eneng ada salah sama Bapak. Maaf teh (nama kakak perempuan) Eneng minta maaf kalau selama ini suka tidak sopan, sering marah-marah. Itu semua Eneng lakukan waktu sedang emosi, maaf ya. 

    Teruntuk guru di sekolah, A (korban AK/Eneng) minta maaf kalau punya salah sama Ibu-bapak semuanya. Untuk teman-teman sekelas, A cuma bisa memaafkan buat yang tidak suka nyindir-nyindir A, kayak (menyebutkan empat nama teman). Yang selebihnya, kalau mau dimaafkan, datang saja ke rumah langsung bicara sama mamah A.

    A bukan tidak mau memaafkan kalian atau A bukan dendam, tapi A sudah berusaha memaafkan kalian-kalian yang sering bikin hati A sakit, entah lewat perkataan, perilaku, tapi tidak perkataan mah sering oleh A didapatkan dari si (nama seseorang), tidak tahu salah A apa, tapi A merasa (nama seseorang) suka menyindir ke A, kayak kejadian yang (nama seseorang) bilang, “Paeh we, paeh lah” (“mati aja, mati lah”), itu bikin A benar-benar sakit hati. 

    (nama seseorang), kamu tahu enggak sih waktu kemarin kamu ngadu domba aku, dari situ aku di bikin hancur sehancur-hancurnya. Padahal aku sudah anggap kamu kayak kakak sendiri.

    Ini Eneng enggak ngarang atau apa-apa, Eneng cuma pengen nyampein pendapat hati eneng yang sudah banyak terluka. Bukan baper bukan apa, tapi Eneng sudah dibuat sakit ku perkataan teman-teman di kelas. Oleh perkataannya, sikap, Eneng sudah capek, Eneng cuma pengen ketenangan. Sebenarnya Eneng pengen pindah sekolah, tapi mamah dan bapak enggak punya uang. Eneng jadi tidak mau sekolah, karena suasana kelas yang seakan nyuruh eneng untuk pergi. 

    Eneng sayang Mamah, Bapak. I love you 

    Sebenernya masih banyak cerita teh, tapi segini aja we babay

  • Pemprov Jabar terbitkan 76 IUP dengan pengawasan lebih ketat

    Pemprov Jabar terbitkan 76 IUP dengan pengawasan lebih ketat

    Persyaratannya kini lebih ketat dan diawasi oleh pemerintah daerah dengan supervisi dari provinsi

    Bandung (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut telah menerbitkan 76 Izin Usaha Pertambangan (IUP) baru, namun mereka menjamin ada pengawasan yang lebih ketat.

    Kepala Dinas ESDM Jabar Bambang Tirtoyuliono menjelaskan sebagian besar izin tersebut merupakan IUP perpanjangan, bukan izin bagi perusahaan tambang baru, namun dengan pengawasan yang lebih ketat serta memperhatikan aspek lingkungan dan tata ruang.

    “Hampir semua merupakan IUP perpanjangan, namun dengan persyaratan dan pengawasan yang lebih ketat,” ujar Bambang di Bandung, Kamis.

    Menurut Bambang, pengawasan aktivitas tambang dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan supervisi dari Pemprov Jabar.

    “Persyaratannya kini lebih ketat dan diawasi oleh pemerintah daerah dengan supervisi dari provinsi,” ucapnya.

    Sesuai arahan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, kata dia, setiap perusahaan tambang wajib mematuhi batas tonase atau kapasitas angkut yang telah ditetapkan serta dilarang beroperasi di kawasan hutan.

    “Sesuai arahan Pak Gubernur, tidak boleh melebihi tonase atau bobot yang diizinkan, karena dikhawatirkan akan cepat merusak jalan, dan tidak boleh berada di kawasan hutan,” kata Bambang.

    Dari total 76 IUP yang diterbitkan, lanjut dia, terdapat satu izin pertambangan batu di wilayah Kabupaten Sukabumi.

    “Itu tambang batu. Selama ini kebutuhan batu di Jawa Barat berasal dari Bogor. Tetapi yang di Bogor sedang dievaluasi bersama 76 IUP tersebut,” tuturnya.

    Sebelumnya Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menghentikan sementara seluruh aktivitas pertambangan pada tiga kecamatan di Kabupaten Bogor, yakni Rumpin, Cigudeg, dan Parung Panjang. Keputusan itu tertera dalam Surat Edaran (SE) Nomor 7920/ES.09/PEREK tertanggal 25 September 2025.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banjir Bandang dan Longsor Sukabumi, Lebih Dari 3 Ribu Warga Terdampak

    Banjir Bandang dan Longsor Sukabumi, Lebih Dari 3 Ribu Warga Terdampak

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat sebanyak 3.010 warga terdampak banjir bandang dan 143 warga lainnya terdampak tanah longsor yang menerjang Wilayah Cisolok dan Cikakak, Kabupaten Sukabumi pada Senin, 27 Oktober 2025 pukul 14.00 WIB lalu.

    Menurut Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat, bencana banjir bandang tersebut berakibat 577 rumah terendam, rumah rusak berat 26 unit, rumah rusak sedang 32 unit, rumah rusak ringan 6 unit dan masing-masing 1 unit fasilitas umum, sekolah serta tempat ibadah terdampak.

    “Belum ada warga yang mengungsi hingga data update 29 Oktober 2025 Pukul 17.50 WIB,” ujar Hadi dalam keterangannya ditulis Bandung, Kamis (30/10/2025).

    Hadi mengatakan sedangkan untuk wilayah yang terdampak tanah longsor tercatat 38 warga mengungsi, 1 sawah terdampak dan 4 fasilitas umum terdampak.

    Untuk kerusakan bangunan, otoritasnya mencatat ada 7 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak sedang dan 23 rumah rusak berat.

    “Tim gabungan penanganan bencana Kabupaten Sukabumi masih melakukan pendataan dan assessment,” kata Hadi.

    BPBD Provinsi Jabar kini tengah melakukan pendampingan, menyalurkan bantuan makanan pokok serta alat kebersihan dan menurunkan alat berat (excavator) untuk pembersihan materian longsoran.

  • Kantor Desa di Sukabumi Hancur Diterjang Banjir, Data Penting Hilang

    Kantor Desa di Sukabumi Hancur Diterjang Banjir, Data Penting Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda kawasan Cisolok, Senin (27/10/2025) telah menyebabkan kerusakan parah, bahkan menghancurkan kantor Desa Cikahuripan.

    Menanggapi dampak masif ini, Bupati Sukabumi Asep Japar, menetapkan status tanggap darurat bencana selama lima hari ke depan untuk mempercepat penanganan pascabencana.

    Banjir bandang akibat luapan Sungai Cisolok ini berdampak pada sedikitnya 1.500 jiwa dan enam desa di Kecamatan Cisolok, yaitu Cikahuripan, Cisolok, Wangunsari, Cikelat, Sukarame dan Karangpap.

    Dari keenamnya, Desa Cikahuripan mengalami dampak terparah, di mana kantor desanya mengalami kerusakan berat.

    Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana, mengungkapkan bahwa seluruh berkas fisik dan data penting di kantor desa tersapu banjir.

    “Semua data-data dan berkas yang ada di desa itu hilang. Saat ini kami tinggal mengandalkan data online saja,” ujar Heri.

    Dia menambahkan bahwa dua unit komputer beserta printer yang terhubung dengan data kependudukan juga rusak.

    Staf desa kini hanya dapat mengandalkan data daring yang tersimpan di beberapa komputer jinjing yang dimiliki pihak desa.

    Asep Japar yang meninjau lokasi bencana menegaskan pentingnya penetapan status tanggap darurat, yang sudah ditetapkan mulai hari ini.

    “Tadi kita sudah meninjau dengan BPBD dan Kapolres. Insha Allah ini akan kita tindak lanjuti segera karena kalau dibiarkan kasihan juga warga masyarakat. Sekarang lagi di assesment dulu karena memang ada 500 kepala keluarga (KK) yang terdampak,” jelas Bupati.

    Bupati juga menyatakan bahwa penanganan bencana memerlukan koordinasi dengan pemerintah provinsi, terutama karena kerusakan tanggul sungai yang merupakan kewenangan provinsi.

    Ia memastikan relokasi sementara kantor desa dan sekolah yang rusak akan segera dilakukan.

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi telah mendirikan satu posko pengungsian di Sekolah Dasar Negeri Cisolok. BPBD juga telah membuka dapur umum untuk melayani kebutuhan logistik bagi lebih dari 1.500 jiwa warga yang terdampak.

  • 5 Rumah Ambruk Akibat Longsor di Sukabumi, 600 Jiwa dari Dua Kampung Terisolir

    5 Rumah Ambruk Akibat Longsor di Sukabumi, 600 Jiwa dari Dua Kampung Terisolir

    Liputan6.com, Jakarta – Bencana longsor melanda dua kampung di Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin 27 Oktober 2025. Akibatnya, sedikitnya lima rumah ambruk rata dengan tanah, dua rumah rusak berat, dan dua rumah lainnya terancam. 

    Bencana ini juga menyebabkan akses jalan tertutup di enam titik, membuat dua kampung dengan total sekitar 600 jiwa terisolasi dari bantuan.

    Longsor terjadi di Kampung Pamokoan, Desa Sukarame, Kecamatan Cisolok. Material longsor berasal dari tebing setinggi 200 meter yang runtuh dan menimbun rumah-rumah warga.

    Beruntung, 9 Kepala Keluarga (KK) atau 35 jiwa yang terdampak berhasil menyelamatkan diri meskipun seluruh harta benda mereka terkubur material longsor.

    Salah satu korban, Andri, menceritakan detik-detik mencekam saat ia menyelamatkan anak dan istrinya dari timbunan tanah yang datang tiba-tiba.

    “Kejadian itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIB. Kami semua sedang istirahat di rumah. Ada warga yang memberi tahu bahwa tanah di atas sudah turun, tapi baru sebagian,” tutur Andri, Rabu (29/10/2025).

    Andri dan keluarganya langsung siaga mengingat curah hujan yang tinggi. “Kami langsung lari, barang-barang berharga seperti motor, identitas, dan uang tidak sempat terselamatkan sama sekali. Kami saat ini mengungsi ke rumah kerabat terdekat,” tambahnya.

     

  • Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Hulu Sungai Rusak Diduga Karena Tambang Ilegal

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir bandang menerjang Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025). Banjir diduga kuat berakar dari kerusakan lingkungan di kawasan hulu sungai seperti penggundulan hutan dan potensi aktivitas pertambangan ilegal di wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki menjelaskan hasil analisis awal menunjukkan adanya pendangkalan sungai karena banyaknya material lumpur yang terbawa dari hulu.

    Kondisi sungai yang dangkal ini lantas memperparah meluapnya air secara ekstrem saat hujan deras mengguyur wilayah selatan Sukabumi.

    “Jika melihat kondisi air sungai yang sangat keruh, indikasi kuatnya adalah terjadinya pendangkalan. Hal ini mungkin bersumber dari bagian hulu yang sudah tidak lagi berhutan (gundul),” ungkap Eki pada Rabu (29/10/2025).

    Selain tingginya curah hujan, jebolnya beberapa tanggul juga memperluas dampak bencana, membuat aliran air sungai meluber ke pemukiman warga di sejumlah kampung, termasuk Cikahuripan.

    “Debit air yang sangat tinggi ditambah jebolnya tanggul-tanggul mengakibatkan air tumpah ke segala arah. Inilah pemicu wilayah sekitar terendam sangat parah,” jelasnya.

  • Harimau Sumatera yang Terjerat di Lampung Bakal Dites DNA, Dokter Jelaskan Kemiripan dengan Manusia

    Harimau Sumatera yang Terjerat di Lampung Bakal Dites DNA, Dokter Jelaskan Kemiripan dengan Manusia

    Liputan6.com, Jakarta Tim Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu terus melakukan pemeriksaan terhadap Harimau Sumatera jantan yang tertangkap di kawasan Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat. 

    Satwa dilindungi berukuran sekitar 150 sentimeter itu akan menjalani pemeriksaan mendalam. Termasuk analisis DNA dan pola loreng, untuk memastikan apakah benar-benar hewan yang terlibat dalam sejumlah konflik manusia-satwa di wilayah Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS), dan Batu Brak dalam beberapa bulan terakhir.

    Dokter hewan BB-TNBBS, drh. Erni Suyanti mengatakan, identifikasi itu penting untuk mengetahui asal-usul dan pergerakan harimau tersebut, terutama karena beberapa kejadian penyerangan terhadap warga di sekitar kawasan konservasi masih dalam penyelidikan.

    “Kami akan memeriksa secara detail untuk memastikan apakah harimau ini individu yang sama dengan yang sebelumnya menyerang manusia di wilayah BNS, Suoh, atau Batu Brak,” jelas drh. Erni, Rabu (29/10/2025).

    Meski dalam kondisi stabil, hasil pemeriksaan awal menunjukkan harimau dewasa itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Luka di pinggang tampak terbuka dan cukup dalam, sementara luka di kaki menunjukkan bekas lilitan kawat.

    Tim medis menduga luka tersebut berasal dari jeratan sebelum satwa itu masuk ke dalam kandang jebak yang dipasang petugas BB-TNBBS sejak 20 September 2025.

    “Kondisi harimau cukup baik dan responsif, tapi dua luka jeratnya membutuhkan penanganan intensif agar tidak terinfeksi,” katanya. 

    Selain luka akibat jeratan, tim juga menemukan gesekan ringan pada tubuh harimau yang kemungkinan muncul saat proses evakuasi dari dalam kandang jebak.

  • Hari Ketiga Banjir Cisolok Sukabumi, Warga Bergelut dengan Lumpur dan Sampah
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        29 Oktober 2025

    Hari Ketiga Banjir Cisolok Sukabumi, Warga Bergelut dengan Lumpur dan Sampah Bandung 29 Oktober 2025

    Hari Ketiga Banjir Cisolok Sukabumi, Warga Bergelut dengan Lumpur dan Sampah
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com
    – Bencana yang terjadi di Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memasuki hari ketiga pada Rabu (29/10/2025).
    Pantauan Kompas.com pada Rabu pagi di Kampung Tugu Desa Cikahuripan, tampak masyarakat, relawan, serta TNI dan Polri mulai melakukan evakuasi sampah serta lumpur yang terbawa akibat banjir limpasan pada Senin (27/10/2025) sore.
    Lumpur masih merendam beberapa titik di wilayah tersebut, termasuk area halaman kantor Desa Cikahuripan.
    Lumpur-lumpur yang menggenang di Kampung Tugu itu perlahan mulai surut.
    Sampah rumah tangga dan perabotan warga yang turut terbawa banjir pun mulai dinaikkan ke truk sampah.
    Dua truk sampah yang berada di Kampung Tugu itu sejak pagi terlihat hilir mudik mengangkut dan membuang sampah.
    Diberitakan sebelumnya, kejadian bencana banjir bandang melanda Desa Cikahuripan, Kampung Tugu, Kecamatan Cisolok, Jawa Barat.
    Di kampung itu terdapat sekitar 500 rumah yang terdampak.
    Selain banjir yang menerjang rumah warga, bangunan SDN Cikahuripan dan kantor desa turut rusak tersapu oleh air yang membawa material lumpur.
    Menyikapi kejadian bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor.
    Hal tersebut tertuang dalam keputusan Bupati Sukabumi nomor 300.2.1/kep 859 – BPBD/2025.
    Dalam surat tersebut, status tanggap darurat bencana banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Cisolok dan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, itu berlaku selama lima hari, sejak tanggal 27 hingga 31 Oktober.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.