kab/kota: Sukabumi

  • Menkop apresiasi muslimat NU dukung program strategis MBG

    Menkop apresiasi muslimat NU dukung program strategis MBG

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi komitmen Muslimat NU dalam mendukung salah satu program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Terlebih lagi, Muslimat NU memiliki Koperasi An-Nisa yang bisa turut serta mendukung berjalannya program melalui koperasi,” kata Menkop di Jakarta, Jumat.

    Lebih jauh, Budi Arie menekankan pentingnya keterlibatan koperasi dalam penyediaan bahan baku seperti telor, beras, susu dan lainnya hingga terlibat dalam distribusi pada program MBG.

    Dirinya pun meminta agar dilakukan validasi koperasi-koperasi aktif yang siap untuk terlibat dalam program tersebut. “Kita berharap koperasi menjadi bagian dari ekosistem ini, sehingga harus diorganisir secara bagus karena ini program nasional yang memiliki multiplayer effect yang sangat besar bagi masyarakat,” ujarnya lagi.

    Ia menyebut Kabupaten Sukabumi bisa dijadikan sebagai percontohan karena ekosistemnya sudah terbentuk dengan baik, bahkan koperasi-koperasi yang ada di Sukabumi sudah dipetakan untuk terlibat dalam program makan bergizi gratis (MBG) tersebut.

    Baginya, piloting (Sukabumi) yang paling bagus dari 85 piloting, dan ini bisa ditiru untuk Satuan Pelayanan MBG di daerah lain.

    Hal itu merujuk pada empat tujuan utama dari program MBG, yaitu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, menurunkan angka stunting, menurunkan angka kemiskinan, hingga menggerakkan ekonomi rakyat.

    Pewarta: Sinta Ambarwati
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bencana Banjir Bandang di Sukabumi Hanyutkan Beberapa Mobil

    Bencana Banjir Bandang di Sukabumi Hanyutkan Beberapa Mobil

    ERA.id – Hujan lebat beserta kerusakan alam di Kabupaten Sukabumi, menghasilkan banjir bandang, longsor, serta pergerakan tanah. Semua terjadi sejak kemarin hingga Rabu (4/12/2024).

    Berdasarkan video berdurasi 19 yang beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp, imbas banjir bandang, beberapa unit mobil hanyut.

    Sejumlah warga di Kampung Parungseah, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, terdengar berteriak histeris.

    Sementara itu, Kapolres Sukabumi, AKBP Samian menuturkan, terdapat delapan mobil yang terseret arus ketika sedang terparkir.  

    “Ada delapan mobil (yang terseret arus). Satu mobil yang ada pengemudinya, Alhamdulillah selamat,” kata Samian, Rabu (4/12/2024).

    Samian memastikan, peristiwa terseretnya delapan mobil itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, ada satu pengemudi di salah satu mobil yang sempat terseret arus tetapi dia berhasil selamat.

    “Korban jiwa nihil, yang terbawa arus umumnya mobil yang sedang parkir. Satu mobil yang ada pengemudinya, Alhamdulillah berhasil selamat,” ujarnya.

    Ia menambahkan, banjir bandang itu menyebabkan arus lalu lintas di jalan protokol lumpuh. Saat ini, polisi sedang berupaya melakukan pengalihan jalur di beberapa titik yang terdampak banjir bandang.

    “Jalur protokol terendam sementara belum bisa dilalui. (Pengalihan lalu lintas) Masih diupayakan,” tuturnya.

  • Ribuan Warga Sukabumi Terdampak Bencana Longsor hingga Banjir, 4 Orang Dinyatakan Hilang – Halaman all

    Ribuan Warga Sukabumi Terdampak Bencana Longsor hingga Banjir, 4 Orang Dinyatakan Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah kabar terbaru soal bencana yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.

    Terjadi tanah longsor hingga banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi.

    Dari bencana ini, lima orang meninggal dunia dan empat di antaranya masih dinyatakan hilang.

    Hal tersebut disampaikan oleh Pranata Humas Ahli Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Hadi Rahmat, Jumat (6/12/2024).

    “Meninggal dunia 5 jiwa. 4 jiwa hilang dan belum ditemukan,” ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.

    Ia juga menuturkan, hingga hari ini, Jumat (6/12/2024), ada 291 kejadian bencana alam yang terjadi di 38 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

    “Tanah longsor 131 kejadian, banjir 72 kejadian, angin kencang 24 kejadian dan pergerakan tanah 64 kejadian,” ujarnya.

    Ratusan rumah warga pun alami kerusakan, mulai dari rusak ringan hingga rusak berat.

    255 rumah rusak ringan, 123 rumah rusak sedang, dan 211 rumah rusak berat. 

    “293 rumah terancam, 473 sempat rumah terendam, 51 sarana dan 43 hektare sawah dan lahan pertanian terdampak,” katanya.

    Hadi Rahmat juga menuturkan bahwa total ada ribuan warga terdampak dan 1.400 di antaranya harus mengungsi.

    “Warga terdampak 1.487 KK dengan 3.497 jiwa dan 289 KK dengan 1.400 jiwa mengungsi dan 312 KK dengan 516 jiwa terancam,” katanya.

    34 Titik Jalan di Sukabumi Terputus

    Sementara itu, Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman menuturkan ada 34 titik jalan di Kabupaten Sukabumi yang terputus karena banjir dan tanah longsor.

    “Jalan yang terputus itu ada di 34,” kata Ade Suryaman.

    Kepada TribunJabar.id, jalan yang terputus tersebut membuat pengiriman logistik untuk korban bencana menjadi terhambat.

    “Kemarin kita sudah dorong (bantuan) ke wilayah Sagaranten, tapi kemarin itu saya cek belum sampai, karena kan kendaraan yang masuk susah, tadi saya minta jalannya ke mana kita kalau mau ke Sagaranten, lewat Pabuaran juga terputus, jadi kita hanya sampai ke Pabuaran balik lagi,” ujar Ade Suryaman.

    Pihak Pemda Sukabumi khawatir, jalan yang terputus ini membuat akses ke sejumlah lokasi lumpuh.

    “Terus yang paling utama sekarang adalah untuk kebutuhan bahan bakar, itu baik gas, terus (BBM) untuk kendaraan, kalau itu tidak masuk itu bisa lumpuh,” ucap Ade Suryaman.

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman/M Rizal Jalaludin)

  • Gibran Instruksikan Kementerian/Lembaga Beri Bantuan Warga Sukabumi dan Cianjur

    Gibran Instruksikan Kementerian/Lembaga Beri Bantuan Warga Sukabumi dan Cianjur

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menginstruksikan semua kementerian/lembaga agar menyalurkan bantuan untuk masyarakat Sukabumi dan Cianjur yang jadi korban bencana alam.

    Gibran memerintahkan bahwa pelaksanaan tanggap darurat harus bisa berjalan cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran. Selain itu, dia menekankan pentingnya penanganan prioritas terhadap pengungsi, termasuk penyediaan kebutuhan dasar seperti di antaranya adalah makanan, air bersih, hingga obat-obatan, dan tempat tinggal sementara. 

    Dalam keterangan resminya, Wapres juga meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk mempercepat pemetaan daerah rawan bencana dan mengevakuasi warga yang masih berada di zona bahaya.

    Tidak hanya itu, Gibran menginstruksikan agar infrastruktur yang terdampak, seperti akses jalan dan fasilitas umum lainnya, segera diperbaiki untuk memudahkan mobilitas warga dan bantuan. 

    Kepada masyarakat, Gibran mengimbau agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

    Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa Gibran memerintahkan langsung pada dirinya untuk mengatasi bencana ini sampai tuntas. 

    “Karena itu BNPB dengan pemerintah provinsi Jawa Barat, kabupaten/kota, TNI/Polri, dan semua relawan bertekad untuk menangani masyarakat terdampak sampai tuntas,” ujarnya. 

  • Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi

    Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi

    Pimpinan DPR Minta Alat Berat Tangani Bencana di Sukabumi
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com –
    Wakil Ketua DPR RI
    Cucun Ahmad Syamsurijal
    meminta agar alat berat seperti eskavator segera diturunkan di setiap jalan yang tertutup akibat
    bencana alam
    di
    Sukabumi
    , Jawa Barat.
    Bencana banjir dan pergeseran tanah yang melanda sejumlah wilayah di Sukabumi telah menyebabkan akses jalan retak dan tertimbun tanah.
    “Jadi kita pastikan penanganan cepat dan juga barusan bapak kapolda supaya bisa bantu eskavator alat berat turun di setiap titik-titik yang menutupi jalan,” kata Cucun di Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, pada Jumat (6/12/2024).
    Cucun juga menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan warga yang terdampak bencana.
    Ia mengingatkan agar stok bahan bakar minyak (BBM) tidak kosong, agar transportasi bantuan dan logistik tidak terhambat.
    “Tadi BBM juga untuk transportasi yang penanganan sampai enggak ada sehingga lalu lintas dari semua pembawa bantuan segala macam ke lokasi pusat bencana banjir kemarin itu bisa segera masuk. Kalau kayak gini kan orang akses sudah susah,” ujarnya.
    Ia menambahkan, sudah lima hari sebagian SPBU di Sukabumi mengalami kekurangan pasokan BBM, yang mengganggu koneksi jaringan di sekitar area bencana.
    “Tadi dikatakan sudah lima hari SPBU sudah tidak ada suplai. Kalau kehabisan BBM malah menjadi susah juga orang mau melakukan koordinasi,” ujar politikus PKB itu.
    “Bahkan sinyal segala macam tadi koordinasi dari BPBD tidak bisa sampai ke BNPB,” ucapnya lagi.
    Sebagai bentuk kepedulian, Cucun menyambangi beberapa titik di Sukabumi yang terdampak bencana, termasuk bencana pergeseran tanah di Kampung Cisayar, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
    Ia ingin memastikan bahwa pemerintah siap tanggap dalam melayani para warga yang mengungsi akibat bencana.
    “Nah kami dengan BNPB dengan pak deputi dari Kementerian Sosial juga, langsung. Jumat ini kita akan cek ada pertemuan pak pj gubernur dengan kapolda dengan pangdam, saya akan temui segera penanganan kalau perlu misalkan disuplai dari BPBD-BPBD terdekat untuk bisa membantu penanganan di Sukabumi ini,” ungkapnya.
    Bencana tanah bergerak yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi ini memaksa ratusan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman sejak Rabu (4/12/2024).
    Jalanan dan rumah-rumah di Sukabumi juga mengalami keretakan akibat dampak dari bencana tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek Kondisi Warga Terdampak Bencana Sukabumi, Pimpinan DPR Imbau Warga Waspada

    Cek Kondisi Warga Terdampak Bencana Sukabumi, Pimpinan DPR Imbau Warga Waspada

    Cek Kondisi Warga Terdampak Bencana Sukabumi, Pimpinan DPR Imbau Warga Waspada
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua
    DPR
    RI Cucun Ahmad Syamsurijal meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Kampung Cisayar Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten
    Sukabumi
    , Jawa Barat, Jumat (6/12/2024).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Cucun langsung disambut kepala desa setempat, serta jajaran dari BNPB dan Kementerian Sosial (Kemensos).
    Tampak di lokasi, retakan-retakan di area jalan serta rumah juga terdampak bencana tanah bergerak. Bencana ini membuat banyak warga harus mengungsi dari tempat tinggalnya.
    “Kalau diimbau untuk waspada ya waspada. Jangan sampai kita melawan satu kehendak yang kita juga enggak paham,” kata Cucun di lokasi pengungsian.
    “Makanya pada kesempatan ini saya hadir menyampaikan salam dari seluruh teman-teman pimpinan DPR RI. Kemarin kita turut berduka cita melihat bencana di Sukabumi, banjir yang tiba-tiba kejadian alam yang tanpa diprediksi tanpa disangka,” ujarnya.
    Dia juga memastikan pemerintah termasuk TNI dan Polri untuk hadir membantu dan melayani masyarakat terdampak bencana alam.
    Dari informasi yang diterima Cucun, ada sekitar 72 kartu keluarga (KK) dengan jumlah 260 jiwa yang terdampak bencana sehingga harus mengungsi.
    “Saya pastikan juga bapak polisi, bapak tentara tni sudah hadir untuk betul-betul sekarang ini katakan siaga satu, karena kondisi pergerakan tanah seperti ini enggak bisa diprediksi, ya mudah-mudahan mah enggak ada apa-apa bapak ibu ya,” tuturnya.
    Dalam kesempatan ini, Cucun juga memastikan pemerintah khususnya BNPB dan Kementerian Sosial (Kemensos) hadir di tengah-tengah masyarakat.
    Dia meminta jangan sampai ada akses jalan yang terputus akibat bencana alam.
    “Tapi pasti kami ini hadir di sini bahwa bapak-bapak yang dari BNPB dan Kemensos koordinasi juga dengan PU karena perjalanan hidup kan harus terus berlanjut, tidak boleh ada istilah jalan tidak bisa dilalui,” ujarnya.
    Menurut Cucun, saat ini pemerintah sudah cukup sigap merespons kejadian bencana tanah gerak di Desa Mekarsari. Sederet personel TNI dan Polri juga sudah mendukung penanganan bencana.
    Cucun juga meminta Kemensos untuk memberikan bantuan baik pemulihan trauma (trauma healing), makanan, hingga tempat tinggal.
    “Yang paling penting adalah bantuan tanggap darurat. Terutama makanan, kemudian juga pakaian, tenda, sama terpal yang pentingkan selimut,” katanya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10 Jembatan Putus dan 2 Warga Meninggal Akibat Banjir Sukabumi

    10 Jembatan Putus dan 2 Warga Meninggal Akibat Banjir Sukabumi

    Jakarta, CNN Indonesia
    Banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12) mengakibatkan dua warga meninggal dan 10 jembatan terputus.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Sukabumi Diguncang Bencana, Anggota DPR: Pemerintah Mesti Tertibkan Penggunaan Lahan!

    Sukabumi Diguncang Bencana, Anggota DPR: Pemerintah Mesti Tertibkan Penggunaan Lahan!

    ERA.id – Anggota DPR RI, Slamet, mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar cepat memberi bantuan tenda darurat, makanan, obat-obatan, selimut, dan peralatan masak, kepada warga terdampak banjir dan longsor di Sukabumi, Jawa Barat.

    “Saya meminta dan mendesak pemerintah pusat melalui pimpinan, agar khususnya BNPB untuk segera hadir memberikan bantuan yang nyata dan cepat,” kata Slamet saat menyampaikan interupsi dalam Rapat Paripurna Ke-9 DPR RI Penutupan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024–2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

    Slamet berduka atas rentetan peristiwa bencana, mulai dari banjir hingga longsor, yang terjadi setelah sebagian besar wilayah Sukabumi diguyur hujan deras dengan durasi yang panjang sejak Selasa (3/12) siang sampai dengan Rabu (4/12) pagi.

    Dampak bencana itu menjadi lebih besar akibat luapan empat aliran sungai di Sukabumi yang tidak mampu membendung debit hujan deras.

    “Bencana ini telah merusak infrastruktur dan meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat, terutama mereka yang kehilangan rumah, kebun, dan harta benda lainnya dalam situasi darurat ini,” ucap Slamet.

    Lebih lanjut Slamet menilai bencana seperti itu terjadi bukan hanya karena cuaca ekstrem, melainkan juga akibat kerusakan ekosistem.

    “Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sukabumi bukan semata-mata cuaca ekstrem, melainkan juga akibat kerusakan ekosistem di daerah hulu. Banyak kawasan hutan yang dulunya subur dan menjadi penyangga lingkungan kini gundul bahkan terlantar. Lahan-lahan HGU, termasuk milik perusahaan dibiarkan tidak terawat,” ucapnya.

    Sejalan dengan persoalan itu, Slamet mendesak pemerintah segera mengambil langkah mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagai pengatur tata air, pencegah banjir, pengendali erosi, dan pemelihara kesuburan tanah.

    “Oleh karena itu saya mendesak pemerintah mengambil langkah serius, mengembalikan fungsi kawasan hutan di daerah hulu melalui reboisasi dan penertiban penggunaan lahan,” ujarnya.

  • 10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal

    10 Jembatan Putus, 2 Warga Meninggal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tepatnya di Kampung Cisarakan pada Rabu (4/12) membuat satu keluarga tertimbun. Akibatnya dua warga dinyatakan meninggal dunia dan dua lainnya masih hilang.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan, longsor yang terjadi di Desa Loji menimbun sebuah rumah yang dihuni lima jiwa, empat di antaranya merupakan anak-anak.

    Camat Simpenan R Ade Akhsan Bratadiredja mengatakan korban yang sudah ditemukan yakni Aden Dafa dan Ade Wahyu.

    “Aden ditemukan dalam kondisi kritis karena tertimpa lemari pakaian namun sayang nyawanya tidak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia saat hendak dibawa ke rumah sakit,” kata Ade dikutip Antara, Jumat (6/12).

    Sementara Ade Wahyu ditemukan meninggal dunia di lokasi kejadian pada Kamis (5/12).

    Kemudian untuk dua korban lainnya Elma Ayunda dan Siti Hamidah, hingga kini masih dalam proses pencarian tim SAR gabungan yang melibatkan BPBD Kabupaten Sukabumi, relawan, Basarnas, TNI, Polri dan masyarakat setempat.

    Pencarian korban terkendala dengan kondisi cuaca dan medan yang berat, sehingga tim yang tengah melakukan pencarian harus waspada karena khawatir terjadi longsor susulan.

    Meskipun kecil kemungkinan dua korban bisa ditemukan dalam kondisi selamat, tetapi pihaknya berharap dapat menemukan korban dalam kondisi selamat, meski kondisi medan dan cuaca menjadi tantangan utama.

    Ade mengatakan, untuk memobilisasi kendaraan berat terkendala oleh akses jalan menuju lokasi dari Jalan Raya Bagbagan hingga Kiaradua tidak bisa dilalui kendaraan akibat longsoran.

    10 jembatan putus

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mencatat sementara ini ada sebanyak 10 jembatan yang putus.

    “Akan digantikan dengan jembatan, satu di antaranya merupakan jembatan di daerah Kecamatan Simpenan Sukabumi yang putus dihantam banjir bandang,” katanya.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan dari hasil pendataan sementara bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, dan cuaca ekstrem melanda 33 titik di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat selama dua hari.

    Bencana banjir bandang yang disertai tanah longsor ini mengakibatkan ratusan jiwa terdampak, bahkan satu warga dinyatakan meninggal akibat tertimbun tanah longsor di Kecamatan Gegerbitung yang hingga saat ini masih dalam pencarian.

    Data rekapitulasi BPBD Sukabumi merincikan untuk bencana tanah longsor terjadi di 13 titik, banjir sembilan titik, angin kencang tujuh titik, dan pergerakan tanah di empat titik yang tersebar di 22 kecamatan.

    Kemudian untuk jumlah warga yang terdampak sebanyak 103 kepala keluarga atau 243 jiwa, mengungsi sebanyak 46 kepala keluarga atau 93 jiwa, kemudian terancam sebanyak tujuh kepala keluarga atau 19 jiwa serta satu orang meninggal dunia.

    Selanjutnya untuk jumlah rumah yang rusak sebanyak 40 unit dengan rincian 36 unit rusak ringan, tiga rusak sedang dan satu rusak berat serta enam fasilitas umum rusak.

    (tim/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • 10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

    10 Jembatan Putus Akibat Banjir Bandang di Sukabumi

    Jakarta

    Banjir bandang serta tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Sukabumi, Jawa Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya ada 10 jembatan putus akibat peristiwa itu.

    Dalam keterangan BNPB, beberapa daerah sempat terisolir akibat akses jalan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Salah satu wilayah yang sempat terisolir adalah Kecamatan Simpenan.

    Jembatan yang menjadi penghubung aktivitas warga, kini rusak diterjang material yang terbawa saat banjir.

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah saat berkunjung ke lokasi, Kamis (5/12), mengatakan akan menyiapkan jembatan darurat.

    “Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk kita bisa menolong di lokasi lain,” Ujar Lukmansyah, dalam keterangan BNPB Jumat (6/12/2024).

    Lukmansyah menegaskan, dirinya akan menyiapkan jembatan bailey dengan mengerahkan kekuatan dari PUPR maupun Batalyon Zeni Kodam III Siliwangi.

    (aik/aik)