kab/kota: Sukabumi

  • BMKG Bongkar Rahasia Modifikasi Cuaca Kurangi Hujan di Jabodetabek

    BMKG Bongkar Rahasia Modifikasi Cuaca Kurangi Hujan di Jabodetabek

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengendalikan intensitas hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Bagaimana caranya?

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga terkait lainnya sudah melaksanakan operasi modifikasi cuaca tahap pertama pada 7-8 Desember.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengklaim OMC tahap pertama itu berhasil mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek. OMC yang dilakukan pada akhir pekan lalu diklaim terbukti mengurangi intensitas hujan hingga 67 persen di beberapa wilayah Jakarta, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan.

    Dwikorita mengatakan upaya OMC dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut. Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.

    “Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi. Hasilnya, kami berhasil menurunkan curah hujan di sejumlah wilayah dengan intensitas pengurangan mencapai 13 hingga 67 persen pada tanggal 7 dan 8 Desember, berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP),” ujar Dwikorita dalam sebuah keterangan, Senin (9/12).

    BMKG dan BNPB kembali melakukan OMC tahap dua pada Rabu (11/12). Untuk OMC kali ini, BNPB dan BMKG mengerahkan dua armada pesawat.

    Dwikorita mengatakan setiap armada pesawat dalam operasi ini akan menaburkan zat natrium klorida (NaCl) ke awan potensial di wilayah selatan Jawa Barat.

    Melansir Antara, gumpalan awan penghujan yang ada di langit selatan Jawa Barat seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran hingga ke Banten bagian selatan akan dipecah dan diarahkan ke laut, sehingga hujan di kawasan tersebut dapat dikurangi intensitasnya.

    Berdasarkan analisa BMKG kawasan tersebut masih berpotensi besar diguyur hujan berintesitas tinggi dengan badai berupa angin kencang mencapai 33 kilometer per jam pada lapisan permukaan karena dipengaruhi beberapa fenomena atmosfer.

    Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga dua pekan ke depan atau setidaknya sampai 15 Desember sebagaimana peringatan dini yang diumumkan BMKG.

    Sementara itu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan operasi ini berhasil mengurangi curah hujan di sisi timur Jakarta pada Sabtu (7/12). Sementara itu, curah hujan di sisi tengah dan barat Jakarta meningkat.

    Namun pada Minggu (8/12), pengurangan hujan terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta.

    Menurutnya, hal ini menunjukkan keberhasilan teknik modifikasi cuaca dalam mendistribusikan hujan ke lokasi yang lebih aman dan mengurangi tekanan pada daerah-daerah rawan banjir, khususnya di Wilayah Jakarta

    “Melalui teknologi modifikasi cuaca ini, kami dapat mengarahkan hujan agar tidak menumpuk di satu lokasi. Sebagai contoh, pada 8 Desember, hampir seluruh wilayah Jakarta mengalami pengurangan curah hujan, sehingga risiko genangan berkurang secara signifikan,” tutur Seto.

    Lebih lanjut, Dwikorita menyebutkan OMC menjadi salah satu langkah strategis BMKG untuk mendukung upaya mitigasi bencana di musim penghujan, terutama untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

    Menurutnya, modifikasi cuaca yang dilakukan di awal bulan Desember dinilai masih cukup efektif dalam membantu mengendalikan intensitas hujan di daerah-daerah rawan, khususnya di perkotaan padat seperti Jakarta. Namun, saat menjelang puncak musim hujan yang diprediksi bersamaan dengan terjadinya beberapa fenomena dinamika atmosfer, kemampuan modifikasi cuaca masih relatif terbatas.

    “Meskipun masih ada keterbatasan dengan mempertimbangkan kuatnya intensitas hujan akibat beberapa fenomena labilitas atmosfer yang terjadi bersamaan, kami akan terus melakukan upaya ini selama musim penghujan berlangsung, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, untuk mengurangi intensitas hujan guna melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem,” pungkas Dwikorita.

    Cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang terjadi dalam waktu yg bersamaan dan diprakirakan dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Banten Selatan dan Jakarta.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dua Pesawat Diterbangkan untuk Modifikasi Cuaca di Selatan Jabar

    Dua Pesawat Diterbangkan untuk Modifikasi Cuaca di Selatan Jabar

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak dua pesawat mulai diterbangkan untuk modifikasi cuaca guna mengendalikan intensitas hujan yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di selatan Jawa Barat (Jabar).

    Operasi modifikasi cuaca di selatan Jabar yang diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut dimulai pada Rabu (11/12/2024) siang ini.

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mengatakan, kondisi cuaca yang labil dengan intensitas sedang hingga tinggi di wilayah selatan Jawa Barat diharapkan dapat dikendalikan setelah dilakukan modifikasi cuaca di Jabar.

    “BNPB menilai pengendalian cuaca penting sehingga penanganan darurat dampak bencana di kawasan tersebut, salah satunya wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya bisa berjalan secara lebih optimal dan efisien,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu dilansir Antara. 

    Sebanyak 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, cuaca eksterem yang dipicu oleh tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut 3-4 Desember 2024.

    Bencana tersebut menimbulkan dampak signifikan. Kondisi terkini, ada penambahan warga terdampak yang sebelumnya 10.160 menjadi 10.237, dan 2.988 warga mengungsi. Kemudian sebanyak 10 orang meninggal dunia dan dua orang warga dinyatakan hilang setelah 7×24 jam dilakukan pencarian. “Dua pesawat yang diterbangkan dalam operasi modifikasi cuaca ini diharapkan bisa mempercepat penangan tanggap darurat,” kata Lukmansyah.

    Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam kesempatan terpisah menambahkan setiap armada pesawat dalam operasi modifikasi cuaca tersebut akan menaburkan zat natrium klorida (NaCl) ke awan potensial di wilayah selatan Jawa Barat.

  • Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Diperpanjang sampai 17 Desember

    Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Diperpanjang sampai 17 Desember

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah Kabupaten Sukabumi memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama satu pekan atau tujuh hari ke depan terhitung dari 11 sampai 17 Desember 2024.

    “Awalnya masa tanggap darurat bencana kami berlakukan dari 4-10 Desember 2024, namun karena berbagai pertimbangan kami mengeluarkan kebijakan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana ini hingga 17 Desember 2024,” kata Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Sukabumi, Selasa (10/12), dikutip dari Antara.

    Menurut Ade, yang menjadi pertimbangan pihaknya memperpanjang masa tanggap darurat bencana yakni potensi hujan deras yang masih tinggi, pengungsi serta adanya korban yang belum ditemukan.

    Selain itu, kebijakan ini dibuat berdasarkan hasil rapat koordinasi pertama potensi hujan deras hingga 14 Desember yang masih tinggi sesuai prakiraan cuaca dari BMKG.

    Kemudian masih ada dua korban yang tertimbun longsor yang belum ditemukan. Saat ini jumlah pengungsi masih terus bertambah mencapai 2.988 jiwa.

    Penetapan kebijakan ini melalui rakor secara daring yang dihadiri oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Polres Sukabumi, Kodim 0620 Kabupaten Sukabumi dan Pemkab Sukabumi.

    Modifikasi cuaca

    Sementara Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan modifikasi cuaca di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    “Kami sudah mengirimkan surat kepada BMKG terkait modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan yang turun di wilayah Kabupaten Sukabumi,” katanya di Sukabumi.

    Menurut Marwan, untuk pelaksanaan modifikasi cuaca, pihaknya belum mengetahui karena BMKG yang menentukan jadwal pelaksanaannya. Pihaknya berhadap bisa terlaksana dalam waktu dekat agar intensitas hujan bisa dikurangi.

    Tujuan dari modifikasi cuaca ini juga untuk mempercepat penanganan dan penanggulangan bencana di Kabupaten Sukabumi seperti evakuasi penyintas, penyaluran bantuan, membuka akses jalan yang terisolasi maupun mengurangi potensi terjadinya kembali bencana hidrometeorologi agar daerah terdampak tidak terus meluas.

    Modifikasi ini dilakukan dengan melakukan penyemaian awan dengan menggunakan bahan khusus dalam beberapa hari dengan menggunakan pesawat terbang sehingga bisa mengendalikan potensi dan intensitas hujan.

    Hingga Selasa daerah yang terdampak bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (4/12) mencapai 39 kecamatan dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

    Akibatnya sebanyak 13.837 warga terdampak. Dari jumlah tersebut sebanyak 10 warga meninggal dan dua warga dinyatakan hilang.

    Sekitar 1.428 unit rumah rusak berat, 1.201 unit rusak sedang dan 1.272 unit rusak ringan. Selanjutnya untuk rumah terancam ada 653 unit dan terendam 1.169 unit.

    (Antara/fra)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tanggap Bencana, Bank Mandiri Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Jawa Barat dan Banten – Page 3

    Tanggap Bencana, Bank Mandiri Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Jawa Barat dan Banten – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap warga yang membutuhkan, Bank Mandiri bergerak cepat menyalurkan bantuan kepada masyarakat Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dan Pandeglang, Provinsi Banten yang terdampak banjir. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan Bank Mandiri area Sukabumi dalam bentuk kebutuhan pangan dan sandang.  

    VP CSR Center Department Bank Mandiri Dadang Suryadi menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Bank Mandiri sebagai wujud empati terhadap masyarakat yang terdampak.  

    “Kami dari Bank Mandiri dan seluruh Mandirian menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada masyarakat yang terdampak banjir di Jawa Barat,” ujar Dadang dalam keterangan resminya pada Selasa (10/12).

    Dadang mengungkapkan bahwa Bank Mandiri berkomitmen hadir untuk membantu meringankan beban warga yang terdampak bencana. Bank bersandi saham BMRI ini telah menyalurkan bantuan kepada pengungsi di Kabupaten Sukabumi berupa kebutuhan pokok berupa mie instan, roti, makanan bayi, serta susu bayi. Selain itu, Bank Mandiri juga menyalurkan bantuan berupa selimut, pakaian bayi, anak, hingga dewasa, serta perlengkapan mandi. 

    “Mengingat situasi saat ini, Bank Mandiri merespon tanggap bencana banjir menyalurkan bantuan paket makanan dan paket sosial kebutuhan dapur umum untuk pengungsi yang berlokasi di Desa Pagelaran, Pandeglang Provinsi Banten,” pungkas Dadang.

  • Berdamai dengan Cuaca hingga Wacana Perbaikan Iklim di Era Prabowo-Gibran

    Berdamai dengan Cuaca hingga Wacana Perbaikan Iklim di Era Prabowo-Gibran

    Jakarta

    Sebagian besar wilayah Indonesia kini sudah mulai dirundung hujan. Tidak hanya dalam intensitas ringan, di beberapa daerah, intensitas hujan yang tinggi telah membawa dampak terhadap masyarakat. Di Sukabumi misalnya, banjir sudah merusak permukiman hingga berbagai fasilitas warga.

    Mengutip detikNews, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat jumlah warga yang mengungsi akibat terdampak bencana hidrometerologi. Terhitung mencapai 919 kepala keluarga atau 3.023 jiwa.

    “Para pengungsi ini tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Cikembar, Pabuaran, Lengkong, Simpenan dan beberapa kecamatan lainnya,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim di Sukabumi, dilansir Antara, Senin (9/12/2024).

    Berkaca dari peristiwa pertama, pemerintah melalui BNPB telah melakukan berbagai usaha untuk mengurangi risiko bencana, salah satunya adalah modifikasi cuaca. Hal serupa juga dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta. Untuk mengurai awan hujan yang mengarah ke langit Jakarta, BPBD Jakarta melakukan operasi modifikasi cuaca pada Sabtu, 7 Desember, hingga Senin, 9 Desember. Operasi ini diharapkan bisa mengantisipasi terjadinya hujan lebat di Jakarta.

    Modifikasi cuaca bukanlah hal baru di Indonesia. sejumlah pemerintah daerah hingga pusat mengamini jika metode ini tokcer untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi mulai dari banjir hingga tanah longsor.

    Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, juga berulang kali mengatakan jika pemerintahannya mendorong adanya perbaikan iklim. Tidak hanya menciptakan kebijakan seperti tata Kelola karbon hingga ide soal ekonomi hijau, pihaknya juga menyampaikan pesan ini kepada seluruh masyarakat.

    Dalam kesempatannya, Jokowi mengatakan, ancaman perubahan iklim yang nyata. Ia kemudian menyebut pentingnya praktik transisi energi oleh masyarakat dunia. Soal ekonomi hijau, ia mengatakan jika konsep ini bukan hanya soal perlindungan, tapi juga kesejahteraan manusia.

    “Karena ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, bukan hanya itu, tapi juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan rakyat, kesejahteraan yang berkelanjutan bagi rakyat,” ucap Jokowi saat membuka Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024)

    Lalu bagaimana dengan era Prabowo-Gibran? Sebesar apa komitmen pemerintahan saat ini dalam mencegah imbas buruk perubahan iklim? Ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

    Beralih ke Jawa Tengah, detikSore akan mengulas perkembangan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh warga Wonosegoro, Boyolali terhadap seorang bocah berumur 12 tahun. Ia dianiaya warga hingga terluka parah gegara dituduh mencuri celana dalam. Korban pertama kali dipukul oleh Pak RT. Mengutip detikJateng, anak tersebut disiksa oleh 15 orang. Apa saja bentuk penganiayaannya? Apa langkah pihak kepolisian? Ikuti Laporan Redaktur detikJateng selengkapnya dalam Indonesia Detik Ini.

    Sementara itu, untuk menutup detikSore edisi hari ini, Sunsetalk akan mengulas pertandingan perdana Indonesia di laga AFF 2024 malam tadi. Bertandang di Myanmar, Indonesia berhasil mengambil kemenangan 0-1 atas tuan rumah. Hasilnya, Indonesia kini berada di urutan kedua Grup B di bawah Vietnam karena selisih gol. Apakah racikan Shin Tae-yong dianggap berhasil? Ikuti diskusinya jelang matahari terbenam nanti.

    Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

    “Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”

    (far/vys)

  • Menko PMK Pratikno Pimpin Rapat Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek

    Menko PMK Pratikno Pimpin Rapat Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek

    loading…

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) di kantornya, Selasa (10/12/2024). FOTO/SINDOnews/BINTI MUFARIDA

    JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memimpin Rapat Tingkat Menteri (RTM) di kantornya, Selasa (10/12/2024). Rapat membahas langkah antisipasi menghadapi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

    Rapat tersebut dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo, PJ Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, dan sejumlah pejabat lainnya.

    Dari pantauan SINDOnews, hingga pukul 09.45 WIB, rapat masih berlangsung secara tertutup. Menurut informasi rapat kali ini bertujuan untuk memastikan kesiapan pemerintah dalam menghadapi potensi dampak cuaca ekstrem, seperti bencana hidrometeorologi basah di Jabodetabek pada puncak musim hujan.

    “Kemungkinan bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek. Jadi kita harus antisipasi potensi curah hujan yang sangat tinggi di Sumatera di Jawa dan untuk kemungkinan untuk banjir di wilayah Jabodetabek dan ini sudah mulai terasa di Sukabumi di Cianjur dan seterusnya. Dan kita harus antisipasi di wilayah Jabodetabek,” kata Pratikno mengawali sambutannya.

    Pada kesempatan itu, Pratikno juga mengimbau kepada semua pihak untuk mengantisipasi bencana banjir seperti di tahun 2014, 2015, 2019, dan 2020. “Kita harus melihat tahun-tahun sebelumnya, tahun 2014, 2015, 2019, 2020 kita punya pengalaman banjir di Jakarta dan sekitarnya.”

    “Bahkan waktu itu korban meninggal misalnya tahun 2014 itu sampai 23 orang, tahun 2020, 19 orang. Kemudian jumlah pengungsi tahun 2014 itu mencapai 122 ribu pengungsi, tahun 2020 ada 36 ribu pengungsi jadi ini artinya perlu kita antisipasi,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita telah mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah termasuk Jabodetabek akibat beberapa faktor diantaranya adanya Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di barat daya Banten.

    Ditambah lagi, bahwa pada bulan Desember kali ini sejumlah wilayah telah masuk puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Maret 2025. Melalui koordinasi kali ini, diharapkan tercipta koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk menghadapi cuaca ekstrem dengan lebih baik.

    (abd)

  • Status Tanggap Darurat Banjir-Longsor Cianjur Diperpanjang – Halaman all

    Status Tanggap Darurat Banjir-Longsor Cianjur Diperpanjang – Halaman all

    Pemerintah Kabupaten Cianjur memperpanjang masa Tangga Darurat Bencana (TDB) banjir, longsor, dan pergerakan tanah atau tanah amblas. Pasalnya dampak bencana terus meluas hingga 18 kecamatan.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Wijaya mengatakan, awalnya tanggap darurat akan berakhir di pekan ini, tepatnya pada 11 Desember. Namun karena bencana terus terjadi dan meluas, Pemkab memperpanjang masa TDB.

    Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda desa-desa di Jawa Barat telah menewaskan sedikitnya 10 orang.

    Setidaknya 10 orang diketahui meninggal dan setidaknya dua orang lainnya hilang setelah tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat melanda desa-desa perbukitan. Tim penyelamat terus mencari mereka yang hilang pada hari Senin (09/12).

    Banjir dan tanah longsor dipicu oleh hujan deras di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat minggu lalu. Hujan deras menyebabkan beberapa sungai meluap.

    Lebih dari 170 desa terkena dampak, dan lebih dari 3.000 orang dievakuasi. Jembatan, jalan, dan rumah hancur di seluruh wilayah.

    Yudi Hariyanto, yang memimpin posko pertolongan di Sukabumi, mengatakan tim penyelamat telah menemukan sedikitnya sepuluh jenazah dari Desa Tegalbuleud, Simpenan, dan Ciemas. Tiga di antaranya adalah anak-anak.

    Video yang beredar di media sosial menunjukkan jalan berubah menjadi sungai berwarna cokelat keruh, dengan banjir yang menumbangkan pohon.

    Hujan deras yang turun antara Oktober dan Maret sering menyebabkan banjir dan tanah longsor di Indonesia.

    Bulan lalu, tanah longsor dan banjir bandang yang dipicu oleh hujan deras melanda Provinsi Sumatera Utara, yang mengakibatkan 20 orang tewas dan dua orang hilang. Tanah longsor di wilayah tersebut juga menimpa sebuah bus wisata yang menewaskan sembilan orang.

    ap/yf (AP, AFP)

  • Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Diperpanjang sampai 17 Desember

    Ahli Ungkap Penyebab Pergerakan Tanah di Sukabumi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Fenomena pergerakan tanah yang yang terjadi di beberapa wilayah Sukabumi disebut akibat kondisi geologis tanah serta hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita menyebut retakan dan pergeseran tanah di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi terjadi akibat hujan lebat yang menyebabkan longsor. Selain itu, berdasarkan data BMKG, dalam 10 hari terakhir terjadi gempa bumi di wilayah Jawa Barat dengan magnitudo lemah dan tidak sampai dirasakan masyarakat.

    “Karena gempanya dapat menggoyang tebing dan ketika diguyur hujan maka dampak lanjutannya akan jadi lebih mudah longsor,” jelas Dwikorita dalam keterangannya, Sabtu (7/12).

    Alhasil, setelah longsor terjadi maka materialnya akan menutup lembah-lembah sungai dan membendung air hujan. Namun, ketika hujan terjadi terus menerus dengan intensitas lebat maka bendungan tidak akan kuat menahan dan akhirnya jebol sehingga menjadi banjir bandang.

    “Potensi longsor dan banjir bandang masih dapat terjadi selama bulan-bulan ini–di mana puncak musim hujan di Jawa Barat itu Desember di bagian selatan dan Januari di bagian utara sehingga mohon diwaspadai,” tutur Dwikorita.

    Terpisah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan pergerakan tanah yang terjadi di wilayah tersebut adalah longsoran atau gelinciran rotasi dan translasi.

    Kepala Badan Geologi M Wafid menyebut wilayah Sukabumi sebagian besar masuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi selama Desember 2024, terutama jika curah hujan di atas normal.

    “Artinya daerah ini dapat hingga sering terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Gerakan tanah baru dan lama dapat aktif kembali akibat curah hujan tinggi dan erosi yang kuat,” kata Wafid, dikutip dari Detik.

    Senada dengan Dwikorita, Wafid menjelaskan faktor penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan karena hujan intensitas tinggi dan kemiringan lereng yang terjal. Selain itu, batuan berupa batu lempung, napal dan batu lanau diperkirakan banyak mengontrol gerakan tanah rotasi dengan pergerakan yang lambat (creep).

    “Sementara gerakan tanah dengan pergerakan cepat dikontrol oleh produk pelapukan gunung api. Material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air pada bagian atas sementara pada bagian bawah berdasarkan analisis kemungkinan tersusun oleh batulempung yang plastis dan mudah sebagai bidang gelincir,” terangnya.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pj Gubernur Jabar Bicara soal Strategi Penanganan Bencana di Sukabumi

    Pj Gubernur Jabar Bicara soal Strategi Penanganan Bencana di Sukabumi

    Selain itu Bey Machmudin menekankan pentingnya keselamatan warga. Untuk itu, ia meminta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk menganalisis kelayakan lokasi ini untuk dihuni kembali, atau diperlukan relokasi. Dampak bencana hidrometeorologi berupa longsor, banjir, dan pergerakan tanah. 

    “Bantuan untuk rumah yang rusak berat sebesar Rp60 juta, rusak sedang Rp30 juta, dan rusak ringan Rp15 juta, dengan syarat melalui assessment lebih lanjut,” ujarnya.

    Meskipun puncak musim hujan telah diprediksi, lanjut dia, intensitas hujan khususnya di beberapa wilayah Jawa Barat lebih tinggi dari yang biasanya. Diperkirakan sampai Januari 2025.

    Terkait jumlah korban, Bey mengakui ada keterlambatan dalam pengumpulan data akibat terputusnya jaringan komunikasi dan listrik. 

    “Sekitar 150.000 pelanggan terdampak pemadaman listrik, dengan 60.000 di antaranya sudah teraliri kembali. Data korban juga mengalami keterlambatan, namun kami terus memutakhirkan informasi melalui posko utama di Palabuhanratu,” tuturnya.

    Lebih lanjut, terkait pemulihan pasokan listrik, Bey menyampaikan bahwa tim PLN yang terdiri dari 300 orang bekerja 24 jam untuk memperbaiki kerusakan, dengan tetap mengutamakan keselamatan petugas. 

    “Jika cuaca mendukung, mereka akan terus bekerja, namun jika hujan, mereka akan berhenti demi keselamatan,” sambung dia.

    Bey juga mengingatkan pentingnya kerja sama antara TNI, Polri, perangkat desa, dan warga setempat. Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi.

    “Dalam situasi seperti ini, kita harus saling percaya dan tidak mudah curiga. Jangan sampai ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari bencana ini,” ungkapnya.

  • Wapres Gibran Tinjau Lokasi Bencana di Kabupaten Sukabumi, Bantuan Logistik Lewat Sungai

    Wapres Gibran Tinjau Lokasi Bencana di Kabupaten Sukabumi, Bantuan Logistik Lewat Sungai

    Beberapa akses jalan utama yang rusak akibat longsor dan ambruk membuat proses evakuasi dan distribusi bantuan kepada warga terdampak memerlukan waktu cukup lama.

    “(Jembatan) terputus ini juga kita ga bisa langsung evakuasi karena alat berat ga bisa masuk ketika jembatannya putus jadi jembatannya dulu yang harus diperbaiki,” ungkapnya.

    Masih kata Plt Pelaksana BPBD Jabar, untuk menjangkau lokasi terisolir pihaknya menyalurkan bantuan logistik ke daerah-daerah melalui jalur darat dengan kendaraan roda dua dan sungai. 

    “Sekarang adalah pertama kita data pengungsi kita upayakan logistik permakanan bisa masuk ke daerah pengungsi contohnya mungkin ke daerah Simpenan kan putus,” tuturnya.

    “Ini kita upayakan menggunakan perahu pertama kita nggak bisa akses walaupun kita gunakan perahu kita kerja sama dengan relawan BPBD kabupaten kota, TNI-Polri ini juga sedang terus kita lakukan seperti itu,” sambung dia.

    Berdasarkan data yang diperoleh BPBD Jawa Barat hingga Jumat (6/12) pukul 08.00 WIB, sejauh ini jumlah korban jiwa bertambah menjadi 5 orang yang berusia dari 11 tahun hingga lansia.

    “Untuk korban saat ini yang meninggal dunia yang tercatat ada lima orang meninggal dunia itu berada di Kecamatan Simpenan, kemudian Ciemas. Tujuh orang sampai saat ini belum ditemukan itu ada di Simpenan, Gegerbitung, Tegal Buleud, Pabuaran,” tutupnya.