kab/kota: Sukabumi

  • Sedang Salat, Warga Sukabumi Rasakan Getaran Longsor Ternyata Rumah Retak dan Terancam Ambruk

    Sedang Salat, Warga Sukabumi Rasakan Getaran Longsor Ternyata Rumah Retak dan Terancam Ambruk

    Liputan6.com, Jakarta Bencana tanah longsor kembali terjadi di Kabupaten Sukabumi. Tepatnya di wilayah Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, pada Rabu (12/11/2025). Peristiwa ini mengancam satu rumah warga setelah tebing penyangga tanah (TPT) Sungai Cikupa ambruk. 

    Koordinator Pusat Pengendalian dan Penanggulangan Bencana (P2BK) Cisaat, Imam Ismail Wahyudi menuturkan, longsor dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut satu hari sebelumnya. 

    “Berdasarkan kronologi, longsor sudah terjadi pada Selasa (11/11) sore, sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu, penghuni rumah sedang melaksanakan salat Ashar dan merasakan adanya getaran. Begitu di cek, TPT di samping rumah sudah longsor ke arah sungai,” jelas Imam, Kamis (13/11/2025).

    Rumah yang terancam ambruk adalah milik Bapak Buhori, yang berlokasi di Kampung Nagrak Kaler RT 20 RW 03. 

    Imam menjelaskan, longsoran tersebut setinggi 8 meter, panjang 3 meter, dan lebar 1 meter. Dampaknya, rumah milik Buhori alami keretakan serius karena tertarik oleh longsoran. Imam menambahkan, kondisi saat ini masih sangat mengkhawatirkan. 

    “Kondisi di bawah longsoran kini sudah kosong karena terkikis aliran sungai. Rumah Bapak Buhori sudah retak-retak dan masuk kategori terancam kritis. Kami sangat mengimbau agar warga berhati-hati, terutama di wilayah rawan longsor seperti ini,” tegasnya.

    Tim gabungan yang terdiri dari P2BK Cisaat, TAGANA, perangkat desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kasi Pemerintahan, dan Satpol PP sudah berada di lokasi untuk melakukan asesmen dan berkoordinasi.  

    “Kebutuhan mendesak yang kami catat adalah perbaikan total pada TPT yang ambruk. Kami akan segera berkoordinasi dengan Forkopimcam untuk penanganan selanjutnya,” tutupnya.

  • Jakbar percepat proses penambahan lahan TPU Pegadungan

    Jakbar percepat proses penambahan lahan TPU Pegadungan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat membentuk tim percepatan alih fungsi lahan untuk perluasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pegadungan, Kalideres.

    Tim itu terdiri dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut), Inspektorat, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) serta Satpol PP DKI Jakarta.

    “Tim bekerja dalam waktu satu bulan, mulai dari awal ini bulan hingga 5 Desember 2025,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Sekretariat Kota Jakarta Barat, Imron Sahrin di Jakarta, Rabu.

    Menurut Imron, alih fungsi lahan menjadi lahan TPU itu dilakukan untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan TPU di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Tim akan bekerja melakukan tahapan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan mulai dari inventarisasi dan sosialisasi TPU atas lahan yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat.

    Imron mengatakan, lahan Pegadungan merupakan aset milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta dengan SHP Nomor 484/Tegal Alur seluas 659.430 meter persegi (m2).

    Saat ini, kondisi lahan TPU Pegadungan berupa sawah dan empang serta berdiri bangunan liar seperti pabrik plastik pada sisi pintu masuk TPU. “Kami akan lakukan pengembalian fungsi lahan itu sebagai lokasi petak makam baru di TPU Pegadungan,” ujarnya.

    Berbeda dengan TPU Pegadungan, TPU Tegal Alur, Kalideres, menjadi satu-satunya di Jakarta Barat yang masih bisa menerima pemakaman baru.

    Berdasarkan data Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat pada akhir September 2025, TPU Tegal Alur masih menyediakan 1.314 petak lahan makam siap pakai.

    Rinciannya tersedia 1.250 petak lahan siap pakai di Blok Islam dan 64 di Blok Kristen.

    Adapun TPU-TPU lainnya di wilayah Jakbar kini hanya menerima makam tumpang, lantaran lahan pemakaman sudah penuh.

    Misalnya, TPU Basmol, TPU Rawa Kopi, TPU Duri Kepa, TPU Semanan, TPU Kapuk, TPU Utan Jati, TPU Sukabumi Selatan, TPU Grogol Kemanggisan dan TPU Joglo.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kuota Haji Kota Sukabumi 2026 Kabarnya Cuma untuk 28 Orang, Calon Jemaah Mulai Resah

    Kuota Haji Kota Sukabumi 2026 Kabarnya Cuma untuk 28 Orang, Calon Jemaah Mulai Resah

    Liputan6.com, Sukabumi – Wacana penerapan kuota haji berdasarkan wilayah oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menimbulkan kegelisahan besar di kalangan calon jemaah haji, khususnya di Sukabumi.

    Daftar estimasi yang beredar menunjukkan kuota haji untuk tahun 2026 di daerah tersebut diprediksi mengalami pemangkasan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    Data estimasi tersebut menunjukkan bahwa kuota untuk Kabupaten Sukabumi dipangkas drastis dari 1.535 jemaah pada tahun 2025 menjadi hanya 124 orang untuk tahun 2026.

    Lebih mencemaskan lagi, kuota untuk Kota Sukabumi diperkirakan hanya mendapat 28 orang, berkurang tajam dari 243 jemaah di tahun sebelumnya.

    Abdul Manan, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) sekaligus Plt Kepala Kemenag Kabupaten Sukabumi, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih menunggu Surat Keputusan (SK) resmi dari Kemenag pusat terkait pembagian kuota haji untuk kabupaten dan kota di Indonesia.

    “Memang hari ini jemaah sedang gelisah soal rencana penerapan kuota haji per provinsi. Sebetulnya kita masih menunggu SK dari menteri haji dan umrah terkait kuota di kabupaten dan kota Sukabumi. Adapun yang hari ini beredar adalah perhitungan estimasi yang dikeluarkan oleh Provinsi Jawa Barat,” ungkapnya, Rabu (12/11/2025).

    Abdul Manan menambahkan, penyesuaian kuota estimasi ini telah membuat banyak calon jemaah berbondong-bondong mendatangi kantor Kemenag Kabupaten Sukabumi untuk meminta klarifikasi.

    “Beberapa hari ini banyak jemaah yang datang ke kami untuk mengklarifikasi dan meminta penjelasan terkait kuota tersebut. Ketika mereka mengecek, kuota yang tadinya keberangkatan mereka 2026, ada yang menjadi 2029 dan 2030 sehingga mereka datang ke kami,” ujarnya. 

    Ia menegaskan hingga kini belum ada kepastian resmi karena Kemenag masih menunggu SK dari Kementerian Agama RI. “Kami belum bisa secara pasti menyampaikan kepastian hal itu karena kami masih menunggu SK,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia menambahkan, bahwa bukan hanya Sukabumi yang terdampak, tetapi juga kabupaten dan kota lain di Jawa Barat.

    Ia juga menjelaskan, sistem penentuan kuota haji saat ini didasarkan pada daftar tunggu (waiting list) calon jemaah, bukan lagi berdasarkan jumlah penduduk muslim.

     

  • Jembatan Ambruk Diterjang Hujan Deras, Akses di Cisaat Sukabumi Terputus

    Jembatan Ambruk Diterjang Hujan Deras, Akses di Cisaat Sukabumi Terputus

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Selasa (11/11/2025) malam menyebabkan sebuah jembatan ambruk pada Rabu (12/11/2025) pagi.

    Kejadian ini mengakibatkan terputusnya akses jalan yang menghubungkan Kampung Leles (RT 22/RW 11) dan Kampung Cijambe Wetan (RT 17/RW 08) di Desa Sukaresmi.

    Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna menyampaikan, jembatan penghubung dua kampung itu memiliki panjang sekitar 10 meter dan lebar 3 meter, serta ketinggian 10 meter, yang ambruk di Desa Sukaresmi.

    “Kejadian bermula pada Selasa, di mana hujan turun dengan intensitas sedang hingga deras sampai malam hari. Akibatnya, pada Rabu pagi, sekitar jam 08.30,” jelas Daeng.

    Menurut Daeng, dampak utama dari kejadian ini adalah terputusnya akses jalan bagi warga dua kampung tersebut.

    Berdasarkan laporan, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerugian material masih dalam proses taksiran kerugian.

     

  • UU Haji Disorot, Banyak Calon Jemaah di Sukabumi Terancam Gagal Berangkat ke Mekkah Tahun 2026

    UU Haji Disorot, Banyak Calon Jemaah di Sukabumi Terancam Gagal Berangkat ke Mekkah Tahun 2026

    Liputan6.com, Jakarta Ratusan calon jemaah haji (calhaj) dari Kabupaten Sukabumi dilanda kegelisahan, menyusul kabar pengurangan besar-besaran kuota haji untuk tahun 2026. Perwakilan calhaj bahkan mendatangi Asrama Haji Pusbangdai Cikembar, untuk menyuarakan keresahan.

    Situasi ini dinilai merupakan imbas dari penerapan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025, yang berujung pada penyesuaian kuota haji di tingkat pusat.

    Dalam aturan baru ini, penetapan kuota jemaah kini menjadi kewenangan langsung Menteri Haji dan Umrah, berbeda dengan sistem sebelumnya yang masih melibatkan keputusan gubernur.

    Kabupaten Sukabumi, sebagai salah satu daerah dengan daftar tunggu terpanjang di Jawa Barat, menjadi wilayah yang paling terpukul.

    Koordinator calhaj Kecamatan Cikembar, Sudarmat mengungkapkan bahwa kuota haji Kabupaten Sukabumi untuk tahun 2026 diperkirakan hanya 124 orang. Angka ini turun sangat tajam dari 1.535 orang pada tahun 2025. Penurunan sekitar 1.411 jemaah ini berarti ribuan orang yang telah menanti bertahun-tahun berpotensi besar gagal berangkat.

    “Kami datang untuk meminta kepastian dan agar kebijakan pengurangan kuota ini bisa ditunda. Bayangkan, ribuan jemaah yang sudah menabung sejak 2015 harus menunggu lagi tiga sampai empat tahun ke depan. Ini jelas mengguncang psikologis mereka,” ujar Sudarmat, Selasa (11/11/2025).

    Sudarmat juga menyoroti rentang usia angka-angka tersebut. Banyak calon jemaah yang sudah berusia lanjut (di atas 60 tahun) dan khawatir tidak sempat lagi menunaikan ibadah haji.

    Sebagian jemaah bahkan sudah menjual aset dan menghentikan pekerjaan sebagai persiapan keberangkatan.

    “Begitu mendengar kabar kuota dikurangi, banyak yang menangis,” tambahnya.

    Para calon jemaah mendesak pemerintah untuk tidak tergesa-gesa menerapkan kebijakan baru tanpa sosialisasi dan masa transisi yang memadai.

    Mereka menegaskan bahwa kesempatan berhaji adalah panggilan iman, dan mereka menuntut kejelasan, bukan hanya janji.

    Sebelumnya diberitakan, Kantor Kementerian Haji dan Umrah Kabupaten Sukabumi saat ini masih menunggu Surat Keputusan (SK) dari Menteri Haji dan Umrah RI untuk penetapan kuota jemaah haji tahun 2026.

    Kepastian jumlah calon jemaah dari Sukabumi belum bisa diumumkan, menyusul adanya pengurangan kuota haji untuk Provinsi Jawa Barat yang kini hanya berjumlah 29.643 jemaah, berkurang sekitar 9.000 dari tahun sebelumnya.

    Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kementerian Haji dan Umrah Sukabumi, Abdul Manan, memprediksi penyesuaian di tingkat provinsi ini akan berdampak signifikan pada kuota daerah.

    “Kuota normal kami pada 2025 kurang lebih 1.500 jemaah. Kami masih menunggu berapa angka pasti yang akan ditetapkan untuk 2026,” kata Manan dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).

  • Longsor di Ciemas Sukabumi, Akses Jalan Penghubung 2 Desa Terputus

    Longsor di Ciemas Sukabumi, Akses Jalan Penghubung 2 Desa Terputus

    Liputan6.com, Sukabumi – Hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan tanah longsor di Kampung Giri Asih, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (11/11/2025). 

    Material longsor sempat menutup total akses jalan yang vital sebagai penghubung dua desa antara Desa Tamanjaya dan Cigaru di wilayah tersebut.

    Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 03.30 WIB. Hal ini dikonfirmasi oleh Daeng Sutisna dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

    “Hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang mengakibatkan tanah longsor menutup akses jalan Tamanjaya-Cigaru Kecamatan Ciemas,” ujar Daeng Sutisna Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi.

    Berkat koordinasi cepat antara pihak kecamatan dan PT Wilton, pembersihan material longsoran dapat segera dilakukan. Alat berat dari PT Wilton pun dikerahkan ke lokasi untuk membuka kembali akses jalan.

    “Kondisi saat ini telah dilakukan pembersihan material longsoran dengan menggunakan alat berat dari PT. Wilton dan sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda dua,” tambah Daeng.

    Imbauan dan Kesiapsiagaan BPBD

    Dalam laporannya, BPBD Kabupaten Sukabumi juga menginformasikan bahwa saat ini cuaca di wilayah Sukabumi cenderung berawan hingga hujan ringan.

    Menyikapi kondisi ini, BPBD terus meningkatkan kesiapsiagaan melalui pemantauan wilayah rawan bencana dan pengamatan titik rawan menggunakan aplikasi InaRisk serta InaSafe BNPB.

    “Masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Sukabumi,” tutupnya. 

  • Awas, Tol Ini Diprediksi Paling Macet di Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026

    Awas, Tol Ini Diprediksi Paling Macet di Libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mewaspadai potensi kepadatan lalu lintas di Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan mengatakan, persiapan lebih awal dilakukan demi memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan terutama di titik rawan kemacetan selama libur Natal dan Tahun Baru.

    “Walaupun setiap tahun kita menyelenggarakan operasi ini, tapi penyelenggaraannya tahun ini bisa berbeda. Penyelenggaraan tahun lalu dapat kita jadikan pedoman sehingga kita bisa mempersiapkan angkutan Natal dan Tahun Baru kali ini dengan maksimal,” kata Aan, Selasa (11/11/2025).

    Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam persiapan penyelenggaraan angkutan Nataru 2025/2026 adalah Jalan Tol Bocimi. Aan menilai, Bocimi jadi titik krusial terutama di bagian exit tol, sehingga perlu menjadi perhatian saat masa libur Natal dan Tahun Baru kali ini.

    “Pengelolaan lalu lintas di Tol Bocimi perlu dimaksimalkan, jangan sampai terjadi kemacetan yang menjebak pengguna jalan. Kemudian di jalur Simpang Parungkuda pun berpotensi mengalami kepadatan, perlu dimitigasi agar tidak terjadi kemacetan,” pinta dia.

    Kemenhub juga telah berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder dalam menyusun strategi penyelenggaraan angkutan Nataru 2025/2026. “Kita antisipasi dengan turun langsung memetakan titik-titik rawan kemacetan di jalur arteri, salah satu titik trouble spot ada di Bocimi. Saat libur biasa saja perjalanan di jalur ini bisa memakan waktu lama. Jadi saat libur Nataru perlu diantisipasi,” ungkapnya.

     

  • Kemenhub antisipasi titik rawan macet jelang Natal-tahun baru

    Kemenhub antisipasi titik rawan macet jelang Natal-tahun baru

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyiapkan langkah antisipasi di berbagai titik rawan kemacetan guna memastikan kelancaran arus transportasi selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    “Walaupun setiap tahun kita menyelenggarakan operasi ini, tapi penyelenggaraannya tahun ini bisa berbeda,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aan Suhanan saat membuka Rapat Pembahasan Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 Bidang Transportasi Darat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagaimana keterangan di Jakarta, Senin.

    Dia menegaskan persiapan lebih awal dilakukan demi memastikan keselamatan dan kelancaran perjalanan terutama di titik rawan kemacetan selama libur akhir tahun.

    “Penyelenggaraan tahun lalu dapat kita jadikan pedoman sehingga kita bisa mempersiapkan angkutan Natal dan Tahun Baru kali ini dengan maksimal,” kata Dirjen Aan

    Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam persiapan penyelenggaraan angkutan Natal dan tahun baru adalah jalur tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang berpotensi mengalami kepadatan lalu lintas.

    Aan menilai, Bocimi menjadi titik krusial terutama di bagian exit tol sehingga perlu menjadi perhatian saat masa libur Natal dan tahun baru kali ini.

    “Pengelolaan lalu lintas di Tol Bocimi perlu dimaksimalkan, jangan sampai terjadi kemacetan yang menjebak pengguna jalan. Kemudian di jalur Simpang Parungkuda pun berpotensi mengalami kepadatan, perlu dimitigasi agar tidak terjadi kemacetan,” jelas Aan.

    Ia menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait dalam menyusun strategi penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru 2025/2026. Hal itu dilakukan agar pengelolaan lalu lintas selama libur akhir tahun bisa berjalan maksimal serta tetap mengutamakan keselamatan.

    “Kita antisipasi dengan turun langsung memetakan titik-titik rawan kemacetan di jalur arteri, salah satu titik trouble spot ada di Bocimi, saat libur biasa saja perjalanan di jalur ini bisa memakan waktu lama jadi saat libur Natal dan tahun baru perlu diantisipasi,” ucapnya.

    “Kemudian jalur alternatif juga perlu disiapkan dengan petunjuk arah yang jelas agar memudahkan perjalanan dan tidak menyesatkan pengguna jalan,” tambah Aan.

    Dikatakan hasil pemetaan titik rawan kemacetan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan rekayasa lalu lintas untuk mencegah terjadi kepadatan lalu lintas.

    “Dalam pengelolaan rekayasa lalu lintas, kalau di depan sudah terjadi kemacetan, kita harus bertindak di persimpangan sebelumnya dan jangan membuat pengguna jalan terjebak kemacetan,” katanya.

    Selain itu, Dirjen menyebut pentingnya pemeriksaan angkutan pariwisata sebelum libur Natal dan Tahun Baru dimulai. Ia mengatakan, pada pengelolaan lalu lintas pada masa Natal dan Tahun Baru sebelumnya, terlihat banyak masyarakat yang melakukan perjalanan untuk berwisata.

    “Tolong ramp check kendaraan pariwisata untuk menjamin keselamatan para wisatawan. Jangan sampai ada angkutan pariwisata tidak laik jalan malah dipaksa tetap jalan, tolong dibantu lakukan ramp check sehingga angkutan wisatawan bisa benar-benar laik jalan,” kata dia.

    Dia juga menekankan pentingnya koordinasi dengan semua pemangku kepentingan dalam menjalankan strategi tersebut. Menurutnya kolaborasi menjadi kunci sukses dalam penyelenggaraan angkutan Natal dan tahun baru.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Triono Subagyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • OMC hari ke-6, guyur 2,4 ton garam di langit Sukabumi-Ujung Kulon

    OMC hari ke-6, guyur 2,4 ton garam di langit Sukabumi-Ujung Kulon

    Jakarta (ANTARA) – Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada hari keenam mengguyur natrium klorida (NaCl) atau garam higroskopis sebanyak 2,4 ton di langit Sukabumi hingga Ujung Kulon.

    “Tim di lapangan melaksanakan tiga kali penerbangan dengan fokus penyemaian di perairan selatan hingga barat Banten,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji, di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan bahwa pada misi penerbangan kali ini membawa bahan semai sebanyak 2.400 kilogram NaCl (garam higroskopis).

    Bahan semai higroskopis (NaCl) maksudnya adalah zat penyemaian awan (bahan yang disebarkan ke awan saat modifikasi cuaca) yang bersifat higroskopis, yaitu mudah menyerap uap air dari udara.

    Menurut dia, penerbangan pertama dilakukan oleh tim pada pukul 09.10–11.26 WIB dengan menyasar perairan selatan Ujung Kulon dengan ketinggian jelajah yaitu 8.400–8.600 kaki.

    Selanjutnya, misi penerbangan kedua pada pukul 12.22–14.51 WIB, dengan area semai di perairan selatan Ujung Kulon dan perairan selatan Sukabumi dengan ketinggian 10.000 kaki.

    “Penerbangan ketiga pada pukul 15.38–17.00 WIB di Lebak, Pandeglang, perairan selatan dan barat Banten. Dengan total NaCl sebanyak 2,4 ton,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan OMC hari keenam ini dilakukan dengan pola penyemaian berlapis di area perairan barat dan selatan Banten, untuk mengoptimalkan proses pengendalian pertumbuhan awan potensial hujan lebat sebelum mencapai wilayah Jabodetabek.

    Berdasarkan hasil observasi tim, pada penerbangan pertama terpantau awan cumulus humilis dan cumulus congestus di sekitar perairan Ujung Kulon dengan puncak awan mencapai 8.000–10.000 kaki, serta arah angin dominan dari timur–timur laut (6–18 knot).

    Pada penerbangan kedua, awan cumulus mediocris hingga congestus berkembang di area Lebak, Pandeglang, dan perairan barat Banten dengan puncak awan mencapai 9.000–11.000 kaki.

    Sementara pada penerbangan ketiga, terpantau awan cumulus towering dengan potensi hujan tinggi di perairan selatan Banten, dan arah angin dominan barat 14–18 knot.

    Isnawa menambahkan bahwa BPBD DKI Jakarta bersama BMKG dan TNI AU terus melakukan evaluasi rutin terhadap hasil penyemaian untuk memastikan efektivitas operasi.

    “Kami terus berkoordinasi setiap hari dengan BMKG dan TNI AU untuk menentukan titik semai paling potensial. Dengan kolaborasi ini, kami berupaya menjaga curah hujan tetap terkendali dan meminimalkan potensi genangan maupun banjir di Jakarta,” katanya menambahkan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ngeri, Wanita Mali Dieksekusi Mati Militan di Depan Umum

    Ngeri, Wanita Mali Dieksekusi Mati Militan di Depan Umum

    Bamako

    Kelompok militan di Mali bagian utara menculik seorang wanita muda yang mengunggah video di TikTok. Wanita muda itu kemudian dieksekusi mati di depan umum oleh kelompok yang melakukan pemberontakan bertahun-tahun tersebut.

    Wanita muda bernama Mariam Cisse itu, seperti dilansir AFP, Senin (10/11/2025), mengunggah video-video tentang kota Tonka di wilayah Timbuktu bagian utara ke TikTok. Dia memiliki 90.000 pengikut (follower) pada akun TikTok-nya.

    Namun, kelompok yang menculiknya menuduh Cisse telah berkolaborasi dengan militer Mali.

    Kabar eksekusi mati keji itu menggemparkan Mali, yang saat ini dikuasai oleh junta militer yang sedang berjuang untuk membendung pemberontakan militan yang telah mencengkeram negara tersebut sejak tahun 2012 lalu.

    Keterangan soal kematian Cisse diumumkan oleh pihak keluarga dan pejabat setempat Mali pada Minggu (9/11) waktu setempat.

    “Saudara perempuan saya ditangkap pada Kamis (6/11) oleh para jihadis,” kata saudara laki-laki Cisse kepada AFP.

    Dikatakan juga oleh saudara laki-lakinya bahwa Cisse dituduh oleh kelompok militan itu telah “memberitahu militer Mali tentang pergerakan mereka”.

    Keesokan harinya, kata saudara laki-laki Cisse, kelompok militan itu membawanya dengan sepeda motor ke Tonka, tempat dia ditembak di depan umum di Alun-alun Kemerdekaan. “Saya berada di antara kerumunan,” ucap saudara laki-laki Cisse tersebut.

    Seorang sumber keamanan Mali mengatakan kepada AFP bahwa: “Mariam Cisse telah dibunuh di sebuah alun-alun publik di Tonka oleh para jihadis yang menuduhnya telah merekam mereka untuk militer Mali”.

    Sumber keamanan itu menyebutnya sebagai “tindakan biadab”.

    Seorang pejabat lokal juga mengonfirmasi eksekusi mati tersebut kepada AFP dan mengecamnya sebagai “tindakan tercela”.

    Junta militer Mali sedang berjuang untuk membendung pemberontakan militan yang telah berlangsung lama. Dalam beberapa pekan terakhir, para petempur dari JNIM, Kelompok Pendukung Islam dan Muslim yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, telah memberlakukan blokade bahan bakar yang memaksa pemerintah menutup sekolah dan mencegah panen di beberapa wilayah.

    Lihat juga Video: Putri Eksekusi Mati Debt Collector Sukabumi, 48 Adegan Diperagakan

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)