kab/kota: Srengseng

  • Ramai Penolakan Bar di Hotel Jaksel, Camat Jagakarsa: Izin Usaha Belum Ada

    Ramai Penolakan Bar di Hotel Jaksel, Camat Jagakarsa: Izin Usaha Belum Ada

    Jakarta

    Bar baru bernama Helen’s Night Mart atau Helen’s Live Bar yang akan dibuka di kawasan Hotel Kartika One, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, menuai penolakan warga dan teguran dari pihak pemerintah setempat. Camat Jagakarsa Santoso mengatakan pengelola bar belum mengantongi izin resmi untuk beroperasi.

    “Kami sudah meminta agar pihak pelaku usaha memenuhi perizinan yang berlaku di Jakarta dan apabila belum memenuhi izin tentunya jangan menjalankan kegiatan usahanya tersebut,” kata Santoso saat dihubungi, Rabu (30/4/2025).

    Sansoto mengatakan izin operasional bar tersebut belum ada. Dia menekankan bahwa pemilik usaha harus taat aturan.

    “Menurut informasi terkini dari unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Jagakarsa yang saya minta keterangan bahwa perizinan kegiatan tersebut kewenangan sampai saat ini belam ada,” kata Santoso.

    Pihaknya pun memahami soal banyaknya penolakan dari berbagai kalangan masyarakat. Sebab di wilayah tersebut masih banyak warga yang agamis.

    “Kami juga memahami adanya penolakan dari masyarakat karena memang wilayah Jagakarsa masyarakatnya religius dan agamis ini juga harus dihormati,” ungkapnya.

    Gelombang penolakan datang dari warga Kampung Sawah, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, terkait rencana pembukaan Helen’s Live Bar yang berlokasi di Hotel Kartika One, Jalan Lenteng Agung Timur.

    Dilihat detikcom dari media sosial, warga secara tegas menyatakan keberatan dan menyuarakan penolakan keras terhadap keberadaan tempat hiburan malam tersebut di lingkungan mereka. Penolakan ini bukan sekadar pendapat lisan. Masyarakat Kampung Sawah telah mengumpulkan tanda tangan dari warga di setiap RT sebagai bukti konkret penolakan kolektif.

    “Kami menolak dengan keras kehadiran Helen’s Live Bar di wilayah kami. Lingkungan Kampung Sawah adalah lingkungan yang religius, tenang, dan dekat dengan aktivitas pendidikan serta keagamaan. Kehadiran bar ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat kami,” tulis akun tersebut.

    (bel/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kunci Keluarga Pengusaha Tauco Betawi Pertahankan Ciri Khas Manual

    Kunci Keluarga Pengusaha Tauco Betawi Pertahankan Ciri Khas Manual

    Jakarta

    Berbekal satu-dua ember olahan tauco setiap hari, keluarga Hayati dan Safitri mampu memenuhi kebutuhan hidup. Bukan semata-mata ‘berapa’ yang dihasilkan dari usaha tersebut per hari, melainkan keberadaan usaha itu sendiri yang ternyata mendatangkan rejeki lewat jalan lain.

    Maksudnya, dengan tekun menjalani usaha tauco rumahan ini selama bertahun-tahun, mereka akhirnya dipercaya mendapat pinjaman dari bank untuk berbagai kebutuhan. Bagi Hayati dan Safitri, ini adalah ‘matematika Tuhan’ yang kadang berada di luar nalar manusia.

    Menjaga Ciri Khas Tauco Betawi Rumahan

    Ditemui detikcom di rumahnya di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Safitri baru saja selesai merebus 13 kilogram kacang kedelai yang telah dicampur dengan garam dan sereh. Adonan kecoklatan itu memenuhi satu ember biru berdiameter 70 meter. Safitri membukanya sebentar sebelum ditutup lagi untuk proses fermentasi satu hari.

    “Bikin gini prosesnya minimal dua hari. Ngerebus sehari, seharinya lagi buat fermentasi,” tutur Safitri, Rabu (23/4/2025).

    Usahanya ini merupakan ‘turunan’ dari sang mertua, Hayati. Sebelum menikah, suami Safitri yang merupakan anak ketiga Hayati membantu sang ibu menggarap seember kecil tauco tiap hari. Hasilnya dibagi dengan orang tuanya. Setelah menikah, barulah Safitri ikut terjun berbisnis tauco. Bukan membantu Hayati secara langsung, tapi menjalankan usaha tauconya sendiri di rumah orang tuanya di Parung.

    “Pertama kali buka sendiri di Parung. Tapi tetap ngantarnya ke sini karena di Parung nggak jalan,” ceritanya.

    Ujung-ujungnya, Safitri dan suaminya kembali ke Kebayoran Lama dan punya rumah di Jalan Persatuan Amal Mulia. Hanya berjarak 3 kilometer dari rumah sang mertua di Jalan Madrasah. Usaha tauconya terus berjalan hingga saat ini.

    Tauco yang diproduksi keluarga mereka adalah tauco betawi. Rasanya lebih asin dan bukan asam. Sebab, tauco ini tidak pakai pengawet kecuali garam. Meski begitu, tauco rumahan keluarga Hayati dan Safitri bisa bertahan maksimal sampai 2 bulan.

    “Ini bertahan di kulkas dua bulan, tapi kalau di luar kulkas seminggu 10 hari berubah rasanya asem karena kadar garamnya udah berubah,” jelasnya.

    Sekali produksi, Safitri hanya menghasilkan satu bak. Sementara mertuanya bisa menghasilkan dua bak. Satu ember saja bisa dikemas menjadi 400 bungkus plastik, bahkan mungkin lebih. Tauco-tauco itu diantar ke 30 pelanggan di sekitar mereka, paling jauh ke Srengseng di Jakarta Barat.

    Meski pelanggannya banyak, mereka tidak pernah berambisi meningkatkan volume produksi. Tetap satu-dua ember. Sebab, semuanya dikerjakan keluarga sendiri. Safitri hanya dibantu sang suami, yang sehari-hari juga bekerja di luar rumah. Hayati kerap dibantu oleh anak-anak dan menantunya untuk mencuci kacang, merebus, dan membungkus.

    Kebiasaan ini dilakukan demi mempertahankan ciri khas tauco rumahan yang digarap dengan tangan sepenuhnya. Bahkan, kata Safitri, suaminya tidak mau pakai mesin press untuk sekadar mengikat bungkusan.

    “Harus pakai karet. Kalau diganti pakai mesin press, nanti hilang ciri khas manualnya. Terus kalau ikat karetnya kurang benar, nanti itu plastiknya bisa bocor,” ujar Safitri.

    Keluarga pengusaha tauco Betawi. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcomBisnis Kecil yang Berdampak Besar

    Walaupun bisnis mereka kecil, terbukti kehidupan keluarga besar Hayati dan Safitri cukup. Hayati punya 5 anak dan semuanya sudah ‘jadi’, sudah berkeluarga dan punya rumah sendiri-sendiri.

    Hayati sendiri menjalankan usaha tauco rumahannya sejak masih usai 20-an. Saat ini, Hayati berusia 63 tahun.

    “Tahun 1985 udah dagang tauco, udah 40 tahun!” kata Hayati bangga.

    Produksi tauconya dilakukan di lantai 2 rumahnya. Meski masuk usia senja, Hayati masih kuat membuat adonan tauco sendiri dan naik-naik tangga rumahnya yang cukup curam. Tapi untuk membungkus 400 lebih tauco dari satu bak saja, Hayati angkat tangan. Dia memasrahkannya pada anak dan menantunya.

    “Dulu juga sempat jahit, jadi kuli jahit. Tapi berhenti karena capek,” katanya.

    Yang hari itu membantu Hayati membungkus tauco adalah anak sulungnya, Suryani. Dengan cekatan Suryani memasukkan satu sendok demi satu sendok adonan tauco ke dalam plastik. Tidak langsung diikat karena masih panas.

    “Kalau proses lainnya kayak cuci kacang, merebus, itu masih agak gampang. Bungkusnya ini yang capek karena banyak,” kelakarnya tanpa berhenti bekerja.

    Menurut penuturan Safitri, Hayati merupakan mertua yang sangat dermawan dan menghargai tenaga sekecil apa pun. Makanya, dia tetap memberi upah untuk anak-anak dan menantunya yang membantu produksi tauconya.

    Selain itu, bisnis tauco mereka juga terbukti membuat mereka dipercaya bank. Safitri yang sejak awal merupakan nasabah BRI terbantu dengan adanya usaha ini. Dia jadi bisa ambil pinjaman untuk berbagai keperluan.

    Dipercaya Dapat Pinjaman BRI

    Safitri mengaku pertama kali mengajukan pinjaman pada 2019. Waktu itu dia ingin mengembangkan bisnis dengan KUR dan mendapat Rp 35 juta. Setelah dua tahun, dia mengajukan top up untuk keperluan yang lebih besar. Yakni renovasi rumah. Pinjamannya pun meningkat dari KUR ke Kupedes senilai Rp 120 juta.

    Tak cuma dia dan suaminya, Safitri juga mengajak anggota keluarga lain untuk ikut menjadi nasabah BRI. Mulai dari mertua, kakak ipar, adik ipar, semua akhirnya menjadi satu klaster yakni Klaster Tauco.

    “Semua keluarga saya punya angsuran di BRI. Kuncinya itu ya kita harus punya usaha dan keluarga kita usahanya di tauco ini,” kata Safitri.

    Safitri bersyukur karena meskipun usahanya terbilang kecil, tapi masih begitu dipercaya untuk mengajukan pinjaman. Yang penting, menurut dia, usaha itu harus berjalan konsisten.

    “Kalau kayak yang lain ngelihat kita usaha kayak begini kayaknya nggak mungkin deh, tapi kalau BRI support. Memang yang gampang itu BRI, terus orangnya menurut saya… entah ya mungkin karena saya udah biasa sama orang BRI, jadi BRI udah di hati,” lanjutnya.

    Hayati pun merasakan hal serupa. Dia bisa merenovasi rumahnya sehingga ada tempat lebih luas untuk usahanya dengan bantuan pinjaman BRI. Persyaratannya pun cukup mudah diikuti oleh dirinya yang sudah lansia.

    “Nggak harus jaminan macam-macam, yang penting kita ada bukti usahanya, tertib bayarnya,” kata Hayati.

    Klaster tauco ini menjadi salah satu klaster yang jadi unggulan di wilayah Kebayoran Lama. Khususnya di bawah BRI Unit Rawa Belong. Kepala BRI Unit Rawa Belong Eko Sulistyo menyampaikan di wilayahnya terdapat beberapa paguyuban pengusaha kuliner. Namun, sejauh ini baru tauco yang menjadi klaster khusus dalam program Klusterku Hidupku.

    “Yang sudah masuk klaster itu tauco, sudah kita bina. Memang tidak besar, hanya kumpulan orang yang membuat tauco yang kemudian dikirim ke pasar. Klaster ini ada satu keluarga,” jelasnya.

    (des/hns)

  • Ribuan Tandatangan Warga Kampung Sawah Tolak Tempat Hiburan Malam di Lenteng Agung 

    Ribuan Tandatangan Warga Kampung Sawah Tolak Tempat Hiburan Malam di Lenteng Agung 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sebanyak 2500 warga RW 01 dan RW 02 Kampung Sawah menandatangani penolakan rencana dibukanya tempat hiburan malam di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

    Rencananya, tempat hiburan malam bakal dibuka di hotel kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

    Dibukanya tempat hiburan malam ini menimbulkan polemik baru dan penolakan bagi penduduk sekitar.

    Wakil Ketua RW 02 Achmad Fauzi mengatakan, semua warga Kampung Sawah, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, menolak keberadaan tempat hiburan yang menjual minuman keras di wilayahnya tersebut.

    “Itu (THM) sudah jelas-jelas sama masyarakat baik itu RW 01 dan 02 itu mereka menolak. Mereka menolak karena jelas-jelas jual miras. Itu yang jadi penolakan,” ujar Fauzi dalam keterangannya kepada media, Senin (28/4/2025).

    Fauzi menjelaskan, minuman keras mempunyai dampak buruk bagi generasi muda. 
    Bahkan keberadaan tempat hiburan malam ini dinilainya tidak memberikan manfaat.

    “90 persen masyarakat kami muslim, dan kami juga menjunjung tinggi toleransi dengan agama lain. Tapi ketika ada legalitas penjualan minuman apa pun alasannya ke depan kami khawatir akan terkikisnya nilai nilai agama, akhlak, dan norma sosial lainnya,” tambahnya

    Lebih lanjut Fauzi mengaku binggung, mengapa ada tempat hiburan malam di lingkungan RW 02 Kampung Sawah, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Apalagi tempat hiburan malam itu sangat dekat dengan sekolah, universitas dan juga rumah ibadah. Terlebih keberadaan tempat hiburan malam ini sangat bertolak belakang dengan kultur dan budaya masyarakat Kampung Sawah.

    “Kami mempertanyakan apa urgensinya Dinas Pariwisata Jakarta memberikan izin, tanpa melihat dahulu ke lapangan, untuk uji kelayakan izinnya, kemudian ada kultur masyakat, dan lingkungan pendidikan serta agama yang seolah-olah ingin membuat gaduh situasi,” tegasnya.

    Oleh sebab itu Fauzi mengungkapkan, pihaknya sangat tidak mengharapkan kontribusi dan kehadiran tempat hibutan malam tersebut.

    “Jika kami terima kontribusi dari tempat hiburan malam yang menurut kami ada mudaratnya, maka itu tidak berkah. Yang kami harapkan adalah keberkahan kampung yang jauh dari hal-hal yang dilarang oleh agama,” tambahnya.

    Fauzi menilai, saat ini generasi muda di Indonesia sudah mengalami kemerosotan nilai moral, etika dan sopan santun. Sebagai contoh, tidak ada rasa hormat antara anak muda dengan yang lebih tua.

    “Ada tempat hiburan malam ini menurut kami sangat tidak tepat, maka akan mempengaruhi hal yang lebih luas lagi soal moral dan etika ini,” urainya.

    Fauzi juga berharap adanya penolakan warga Kampung Sawah ini bisa didengar oleh Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno.

    “Kita jelas berharap didengar gubernur, karena ini semua permintaan warga dan berharap tempat hiburan malam itu tidak berjulan miras,” bebernya.

    Terpisah, Ketua RW 01 Rahmat mengusulkan agar hotel yang rencananya menjadi lokasi tempat hiburan malam itu difungsikan menjadi tempat yang lebih baik. Misalnya saja sebagian tempatnya menjadi pusat perbelanjaan. 

    “Setuju kalau tempat hiburan malam itu diubah menjadi minimarket atau mal, karena itu lebih menguntungkan masyarakat,” kata Rahmat.

    Menurut Rahmat dibukanya pusat perbelanjaan jauh lebih menguntungkan ketimbang berjualan minuman keras.

    “Karena kalau jadi mal, image yang dibentuk lebih baik di masyarakat, daripada buka bar yang mana banyak mudaratnya daripada kebaikanya,” tuturnya.

    Di sisi lain, Koordinator Lapangan RW 02 Hanafi Hamim mengatakan saat ini pengurus RW 02 sedang melakukan mekanisme terbaik dengan berkirim surat ke pejabat daerah, sekolah dan rumah ibadah yang terdampak.

    Pasalnya menurut Hanafi, tempat hiburan malam ini sangat berdekatan sengan pusat pendidikan, rumah sakit, dan tempat ibadah. 

    “Saya tegak lurus untuk menjaga wilayah kita. Yang pertama perizinannya dahulu, dan kita minta untuk ditinjau kembali,” kata Hanafi.

    “Saat ini yang kita lakukan bersurat dahulu, jadi kita dahulukan surat menyurat dahulu, baru kita ke yang lain,” tambahnya.

    Hanafi menegaskan, warga RW 01 dan 02 juga siap turun ke jalan melakukan unjuk rasa, jika tempat hiburan malam tetap ‘ngotot’ berjualan minuman keras di wilayahnya.

    Bahkan menurut Hanafi, ujuk rasa ini juga merupakan protes kepada lurah, dan camat setempat karena membiarkan keberadaan tempat hiburan malam ini.

    “Saat ini pengurus sedang surat menyurat. Nah, kalau pejabat terkait tidak mau peduli ya kami punya sikap. Kenapa ini Helen’s bisa diizinkan tanpa mereka melihat lokasi,” cetus Hanafi.

    Sekadar informasi, kawasan RW 01 dan 02 diketahui berdekatan dengan rumah ibadah dan sarana pendidikan. 

    Misalnya saja di kawasan tersebut ada SMA 109, SMA 38, MAN 13, SMP 242, SMK Negeri 62, SMP 276, SMAS Kartika VIII-I, SMP Amaliyah, SDN Srengseng Sawah 12 Pagi, SDN Srengseng Sawah 15 Pagi, SDS Kartika VIII-5, dan Pondok Pesantren Al-Quran Al-Fahkriyyah.

    Ada juga Universitas Pancasila, Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (UI), dan Program Pembinaan SDM Strategis Nurul Fikri (PPSDMS Nurul Fikri).

    Untuk rumah ibadah, ada Masjid Jami Al-Bakrie, Masjid Jami Mardhotillah, Masjid At-Taubah, Musala Baiturrahman, Gereja Katolik Stasi Santo Petrus, dan Pura Widya Santika.

    Diketahui, merujuk pada Peraturan Presiden RI Nomor 74 tahun 2013, Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol. Pada Pasal 7 ayat 2, disebutkan:

    “Penjualan dan/atau peredaran minuman beralkohol di tempat tertentu yang ditetapkan oleh bupati/wali kota dan gubernur untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tidak berdekatan dengan tempat peribadatan, lembaga pendidikan, dan rumah sakit,” bunyi perpres tersebut.

    Selanjutnya ada Peraturan Gubernur Jakarta Nomor 187 Tahun 2014, tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Minuman Beralkohol. Pada Pasal 7 huruf C disebutkan:

    “Pengecer atau penjual langsung dilarang menjual minuman beralkohol di lokasi, tempat ibadah, sekolah dan rumah sakit,” bunyi pasal 7 huruf c.

    Kemudian rujukan lainnya adalah, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER 4/2014, tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol. Pada pasal 28 huruf B disebutkan:

    “Pengecer atau penjual langsung dilarang memperdagangkan minuman beralkohol di lokasi, dan atau tempat yang berdekatan dengan, tempat ibadah sekolah dan rumah sakit,” menukil pasal tersebut.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Nyamuk aedes aegypti berwolbachia untuk berantas DBD dievaluasi

    Nyamuk aedes aegypti berwolbachia untuk berantas DBD dievaluasi

    Terkini penyebaran nyamuk berwolbachia sudah dilaksanakan di 1.180 titik di Meruya Utara, Kembangan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat mengevaluasi penyebaran bibit nyamuk aedes aegypti yang mengandung wolbachia untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) pada bulan depan.

    Evaluasi itu khususnya terkait kecukupan jumlah bibit nyamuk yang disebar.

    “Mudah mudahan bulan depan sudah bisa dievaluasi lagi, populasi nyamuk yang sudah tersebar apakah sudah mencukupi atau belum,” ungkap Kasudinkes Jakbar Erizon Safari melalui pesan singkat kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Hingga kini, proses penyebaran bibit nyamuk berwolbachia masih dilakukan di wilayah Kelurahan Kembangan Utara dan Meruya Utara.

    “Masih Kembangan Utara dan Meruya Utara. Setelah itu nanti baru ke kelurahan lain di Kecamatan Kembangan,” ujar Erizon.

    Sebelumnya, Sudinkes Jakbar menyebar bibit nyamuk yang mengandung wolbachia untuk mencegah penyebaran DBD di seluruh kecamatan wilayah Jakarta Barat.

    Terkini penyebaran nyamuk berwolbachia sudah dilaksanakan di 1.180 titik di Meruya Utara, Kembangan.

    Setelah semua kelurahan di Kembangan (Kembangan Utara, Meruya Utara, Kembangan Selatan, Meruya Selatan, Joglo dan Srengseng) dilakukan implementasi (penyebaran bibit nyamuk berwolbachia), akan dilanjutkan ke kecamatan lainnya di Jakarta Barat, ucap Erizon sebelumnya.

    Diketahui, Tren jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat terus meningkat sejak awal tahun 2025.

    Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Sudinkes Jakbar) melaporkan pada Januari 2025 terdapat 186 kasus DBD yang terlapor.

    Jumlah itu terus bertambah pada Februari menjadi 211 kasus dan pada Maret menjadi 254 kasus.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dukcapil Jakbar data pendatang baru hingga satu bulan ke depan

    Dukcapil Jakbar data pendatang baru hingga satu bulan ke depan

    Kami bertugas melakukan pelayanan pencatatan dan pendaftaran penduduk non permanen

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Sudin Dukcapil) Jakarta Barat melakukan pendataan pendatang baru hingga satu bulan ke depan seiring berakhirnya masa libur Lebaran.

    “Pendataan kita lakukan selama satu bulan, terhitung mulai aktif warga masuk kerja pada Selasa (8/4),” kata Kepala Sudin Dukcapil Jakarta Barat Gentina Arifin kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Pendataan itu, kata Gentina, juga dilakukan dalam rangka pemetaan penduduk non permanen pascalibur Lebaran.

    “Kami bertugas melakukan pelayanan pencatatan dan pendaftaran penduduk non permanen,” ujar dia.

    Lebih lanjut, Gentina mengungkapkan pendataan dilakukan di delapan wilayah kecamatan setempat.

    Pendataan di Kecamatan Tambora, telah dimulai di RT 02 RW 05 Duri Utara. Kemudian Kecamatan Palmerah di RW 02 Kemanggisan. Lalu Kecamatan Cengkareng di RT 09 RW 18 Cengkareng Barat.

    “Kecamatan Grogol Petamburan di RW 03 Tanjung Duren Utara. Kecamatan Tamansari, RW 06 Krukut. Kebon Jeruk, RW 13 Kebon Jeruk. Kembangan, RT 02 RW 02 Srengseng. Kemudian Kalideres, RT 01 RW 06 Semanan,” ungkap Gentina.

    Gentina meminta agar para pendatang baru segera melapor diri ke RT/RW setempat, khususnya yang ingin menetap lebih dari setahun.

    “Pendatang baru selalu membawa identitas kependudukan dan melaporkan kepada ketua RT/RW setempat bila akan menetap lebih dari satu tahun,” ujar Gentina.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dukcapil Jakbar jemput bola mendata pendatang baru

    Dukcapil Jakbar jemput bola mendata pendatang baru

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jakarta Barat memberikan layanan jemput bola untuk mendata pendatang baru di Kelurahan Srengseng, Kembangan, Rabu.

    Selain jemput bola untuk mendata pendatang baru, Dukcapil Jakbar juga melakukan sosialisasi penataan domisili dan aktivasi akun data warga di RT 002/RW 002 Kelurahan Srengseng tersebut agar tertib administrasi kependudukan.

    “Tujuannya, memudahkan masyarakat miliki data kependudukan yang akurat,” kata Kepala Sektor Dukcapil Kecamatan Kembangan, Lisa Anggraini di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, pendatang baru salah satu sasaran utama dalam layanan jemput bola yang dilakukannya.

    “Sebelumnya, kami sudah kerja sama dengan pengurus RT untuk mendata pendatang baru pascalebaran. Persyaratan bagi pendatang baru itu melaporkan diri kepada ketua RT dan RW setempat,” ujarnya.

    Selain pendatang baru, lanjut Lisa, pihaknya juga melayani permohonan perekaman KTP, kartu keluarga (KK), aktivasi identitas kependudukan digital, serta konsultasi yang dibuka mulai pukul 13.00 – 16.00 WIB.

    Sementara itu, Kepala Satgas Dukcapil Kelurahan Srengseng Budi Yulian mengatakan, sejak layanan dibuka, sejumlah warga mendatangi kediaman Ketua RT 002/RW 002 Kelurahan Srengseng.

    Mereka umumnya mengajukan permohonan aktivas kependudukan digital dan perekaman KTP.

    “Tapi ada juga pendatang baru non permanen yang melapor diri dan buat surat domisili. Mereka wajib lapor dengan tujuan mendapatkan data yang akurat terkait penduduk di DKI Jakarta,” kata dia.

    Sementara itu, Ketua RT 002 RW 002 Kelurahan Srengseng, Irfan Yasril menyebut pihaknya telah memberikan sosialisasi layanan administrasi kependudukan (adminduk) kepada warga, terutama para pemilik rumah kontrakan dan kos.

    Sesuai aturan yang berlaku, lanjut Irfan, dirinya mengimbau kepada pendatang baru untuk wajib lapor 2×24 Jam.

    “Kami juga meminta kepada pemilik rumah kontrakan dan kos untuk mendata penghuninya untuk lapor diri kepada RT dan RW,” ucapnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Warga Jakarta Waspada Banjir, Pintu Air Sunter Hulu Status Siaga Satu, Bagaimana 7 Pintu Air Lain?

    Warga Jakarta Waspada Banjir, Pintu Air Sunter Hulu Status Siaga Satu, Bagaimana 7 Pintu Air Lain?

    TRIBUNJAKARTA.COM – Warga Jakarta waspada banjir pada Minggu (6/4/2024). Pasalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta melaporkan Pintu Air Sunter Hulu dalam status bahaya atau siaga satu.

    Data BPBD Jakarta menyebut Tinggi Muka Air (TMA) di Pintu Air Sunter Hulu telah mencapai 260 centimeter (cm) per pukul 18.00 WIB.

    “Pukul 18.00 WIB TMA 260 cm dalam kondisi hujan dengan status bahaya atau siaga 1,” ujar Kapusdatin BPBD Jakarta Mohamad Yohan, saat dikonfirmasi, Minggu. 

    Selain itu, Pintu Air Pesanggrahan, Angke Hulu, Krukut Hulu, dan Cipinang Hulu berada pada status siaga 3 atau waspada dengan TMA mencapai 220 cm. 

    Sementara itu, tujuh pintu air lainnya, yakni Pintu Air Katulampa, Depok, Manggarai, Karet, Waduk Pluit, Pasar Ikan, dan Pulo Gadung, masih dalam status siaga empat atau normal. 

    Cuaca di beberapa lokasi pintu air dilaporkan gerimis, termasuk di Katulampa, Manggarai, Karet, Krukut Hulu, Angke Hulu, Cipinang Hulu, dan Pulo Gadung.

    Sementara itu, cuaca di Pintu Air Depok, Waduk Pluit, Pasar Ikan, dan Sunter Hulu dilaporkan hujan. 

    BPBD Jakarta mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi banjir yang dapat terjadi akibat peningkatan TMA di beberapa pintu air. 

    Dalam keadaan darurat, masyarakat diminta segera menghubungi call center Jakarta Siaga di nomor 112 untuk mendapatkan bantuan.

    Pohon Tumbang

    Sementara itu angin kencang membuat pohon beringin tumbang di Jalan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, tumbang pada Minggu (6/4/2025) pukul 13.45 WIB. 

    Akibatnya, satu mobil tertimpa pohon tersebut. 

    “Angin kencang mengakibatkan pohon beringin tumbang, menutup jalan, dan menimpa satu unit mobil berisi empat orang,” kata Komandan Regu BPBD Jakarta Selatan, Alfaiz, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025). 

    Kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.  

    Empat penumpang mobil telah dibawa ke Rumah Sakit Aulia, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

    Petugas juga sudah menangani dengan membersihkan pohon yang tumbang tersebut. 

    “Penanganan saat ini sudah dilakukan oleh PPSU Srengseng Sawah, dan untuk korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Aulia, mengalami luka di pelipis kiri dan mengalami syok,” tambah dia. (Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pohon Beringin di Lenteng Agung Tumbang, Timpa 1 Mobil

    Pohon Beringin di Lenteng Agung Tumbang, Timpa 1 Mobil

    Pohon Beringin di Lenteng Agung Tumbang, Timpa 1 Mobil
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah pohon beringin di Jalan Lenteng Agung, Jagakarsa,
    Jakarta Selatan
    , tumbang pada Minggu (6/4/2025) pukul 13.45 WIB.
    Akibatnya, satu mobil tertimpa pohon tersebut.
    Pohon itu tumbang disebabkan oleh
    angin kencang
    yang melanda kawasan Jakarta Selatan.

    Angin kencang
    mengakibatkan
    pohon beringin tumbang
    , menutup jalan, dan menimpa satu unit mobil berisi empat orang,” kata Komandan Regu BPBD Jakarta Selatan, Alfaiz, dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).
    Kejadian itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. 
    Empat penumpang mobil telah dibawa ke
    Rumah Sakit Aulia
    , Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Petugas juga sudah menangani dengan membersihkan pohon yang tumbang tersebut.
    “Penanganan saat ini sudah dilakukan oleh PPSU Srengseng Sawah, dan untuk korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Aulia, mengalami luka di pelipis kiri dan mengalami syok,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Libur Lebaran, Pemkot Jaksel Pastikan Pelayanan Makam Optimal – Page 3

    Libur Lebaran, Pemkot Jaksel Pastikan Pelayanan Makam Optimal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Jakarta Selatan memastikan pelayanan makam berjalan optimal saat libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Kami sudah melakukan pembersihan dan perapihan petak makam sebelum atau saat peziarah melakukan kunjungan makam,” kata Kepala Sudin Tamhut Jakarta Selatan, Djauhar Arifien seperti dilansir Antara/

    Arifien menambahkan pelayanan administrasi makam yang salah satunya Izin Penggunaan Tanah Makam (IPTM) juga beroperasi selama 24 jam.

    Selain itu, lanjut dia, selama cuti bersama, personel di lapangan juga memberikan pelayanan pemakaman, mulai dari proses pemakaman, tenda, hingga penyediaan alat penunjang lainnya secara gratis sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 3 Tahun 2007.

    Ditambahkan Djauhar, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan saat berziarah, pihaknya juga menyiagakan puluhan personel di setiap tempat pemakaman umum (TPU).

    Untuk TPU berukuran besar seperti di TPU Tanah Kusir, Menteng Pulo, Kampung Kandang dan Srengseng Sawah diterjunkan 25 personel.

    Sedangkan, TPU lainnya personel bersiaga minimal 10 hingga 15 orang.

    “Diprediksi untuk peziarah akan terus ramai hingga 5 sampai 6 April, mengingat arus balik belum terasa di Jakarta, jadi warga juga kemungkinan masih berlibur di rumah sanak saudara dan belum sempat berziarah,” jelasnya.

     

  • Jaksel pastikan pelayanan makam optimal selama libur Lebaran

    Jaksel pastikan pelayanan makam optimal selama libur Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Kota Jakarta Selatan memastikan pelayanan makam berjalan optimal saat libur Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Kami sudah melakukan pembersihan dan perapihan petak makam sebelum atau saat peziarah melakukan kunjungan makam,” kata Kepala Sudin Tamhut Jakarta Selatan, Djauhar Arifien di Jakarta, Jumat.

    Arifien menambahkan pelayanan administrasi makam yang salah satunya Izin Penggunaan Tanah Makam (IPTM) juga beroperasi selama 24 jam.

    Selain itu, lanjut dia, selama cuti bersama, personel di lapangan juga memberikan pelayanan pemakaman, mulai dari proses pemakaman, tenda, hingga penyediaan alat penunjang lainnya secara gratis sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No 3 Tahun 2007.

    Ditambahkan Djauhar, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan saat berziarah, pihaknya juga menyiagakan puluhan personel di setiap tempat pemakaman umum (TPU).

    Untuk TPU berukuran besar seperti di TPU Tanah Kusir, Menteng Pulo, Kampung Kandang dan Srengseng Sawah diterjunkan 25 personel.

    Sedangkan, TPU lainnya personel bersiaga minimal 10 hingga 15 orang.

    “Diprediksi untuk peziarah akan terus ramai hingga 5 sampai 6 April, mengingat arus balik belum terasa di Jakarta, jadi warga juga kemungkinan masih berlibur di rumah sanak saudara dan belum sempat berziarah,” jelasnya.

    Sementara, penziarah di TPU Menteng Pulo, Akbar (38) mengapresiasi petugas makam yang rutin melakukan pembersihan sehingga area pemakaman terasa asri dan nyaman.

    “Alhamdulillah, makamnya bersih, fasilitas parkir dan lainnya juga terjaga,” ucap Akbar.

    Kemudian, salah seorang pedagang bunga tabur di lokasi mengaku selama momen Lebaran ini dirinya bisa meraih omzet Rp500 ribu hingga Rp800 ribu.

    “Lumayan kalau lagi musim ziarah ini, sehari minimal Rp 500.000 saat hari pertama Lebaran kemarin, saya dapat Rp 800 ribu,” ucap pedagang bernama Aminah.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025