kab/kota: Srengseng

  • Kendalikan populasi, 125 kucing disterilisasi di Srengseng Jakbar

    Kendalikan populasi, 125 kucing disterilisasi di Srengseng Jakbar

    Jadi setiap pemilik KTP, bisa mendaftar hingga tiga ekor kucing untuk disterilisasi,

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat mensterilisasi sebanyak 125 ekor kucing di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat, untuk menekan populasi hewan penular rabies itu.

    “Selain kucing peliharaan, kita juga sterilisasi kucing liar,” ujar Kasudin KPKP Jakarta Barat, Novy C Palit di Jakarta, Jumat.

    Ia menjelaskan, sterilisasi diperuntukkan bagi warga pemilik kucing ber-KTP dan domisili di wilayah Jakarta Barat.

    “Jadi setiap pemilik KTP, bisa mendaftar hingga tiga ekor kucing untuk disterilisasi,” katanya.

    Kegiatan itu diharapkan bisa menekan populasi kucing di wilayah Jakarta Barat dan berdampak terhadap upaya menjaga Jakarta tetap bebas rabies.

    “Untuk itu, pada kegiatan ini juga dilakukan vaksinasi terhadap 67 ekor, hewan penyebar rabies ” kata Novy.

    Selain itu, tambahnya, pihaknya juga memfasilitasi penyuluhan serta konsultasi kesehatan HPR milik warga.

    “Kami berkolaborasi dengan dokter hewan praktek. Sama-sama kita ajak untuk mengendalikan populasi kucing dan penyebaran rabies agar Jakarta tetap bebas rabies,” katanya.

    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudis KPKP Jakbar, Milya Purnamasari menyebut, jumlah HPR yang divaksinasi sebanyak 67 ekor, terdiri atas 59 ekor kucing dan delapan ekor anjing.

    “Sedangkan untuk yang mengakses layanan pengobatan hewan ada delapan ekor kucing,” pungkasnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bengkel Mobil di Jakbar Hangus Terbakar Dipicu Blower Malfungsi

    Bengkel Mobil di Jakbar Hangus Terbakar Dipicu Blower Malfungsi

    Jakarta

    Bangunan bengkel di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat (Jakbar) terbakar. Kebakaran diduga disebabkan malfungsi blower di bengkel tersebut.

    “Objek terbakar bengkel mobil,” kata petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Petugas pemadam kebakaran (damkar) Jakbar menerima informasi kebakaran itu pukul 09.29 WIB. Bengkel yang terbakar itu berlokasi di Jalan Meruya Ilir Raya, Srengseng, Kembangan, Jakbar.

    Sebanyak 15 unit mobil damkar beserta 75 personel dikerahkan ke lokasi kebakaran. Api dilaporkan muncul dari blower di bengkel.

    “Dugaan penyebab kebakaran, blower dari pemanas yang gagal fungsi,” ucapnya.

    “Saksi sedang bekerja melakukan proses pengecatan di ruang oven, saksi merasakan panas tidak biasa keluar dari lubang blower pemanas (motor blower sedang bermasalah atau macet) lalu saksi mengecek kondisi. Benar dugaan bahwa api keluar dari cerobong pemanas ruang oven,” jelasnya.

    (jbr/mei)

  • Kerap dijadikan parkir liar, petugas tata trotoar di Kembangan Jakbar

    Kerap dijadikan parkir liar, petugas tata trotoar di Kembangan Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 30 petugas gabungan menata trotoar di Jalan Srengseng Raya, RW 08 Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis, lantaran kerapdijadikan lokasi parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL).

    Penataan itu bagian dari rencana revitalisasi yang akan dilaksanakan oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, di mana area tersebut akan dimanfaatkan untuk penghijauan pedestarian.

    “Sesuai gambar Rekomtek (Rekomendasi Teknis) dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta bahwa lahan di sini akan diperuntukkan penghijauan. Maka, sebelum pekerjaan dilakukan kita coba tata,” ujar Lurah Srengseng, Adith Pratama di Jakarta, Kamis.

    Adapun penataan dilakukan dengan pembersihan dan pematangan lahan, sehingga lahan tidak kembali diokupasi oleh parkir liar dan PKL.

    Adapun pekerjaan penataan dilaksanakan secara bertahap, di mana pembersihan ditargetkan rampung hari ini.

    “Selanjutnya nanti Sudin Tamhut akan masuk melakukan penataan. Mungkin satu atau dua pekan sudah selesai,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala Satuan Pelaksana (Satpel) Tamhut Kecamatan Kembangan, Agustinus Asayuda menjelaskan, trotoar yang akan ditata sebagai lokasi penghijauan itu memiliki luas sekitar 98 meter persegi (m2).

    Selain menjadi penghijauan untuk mengurangi polusi, keberadaan area buffer itu juga akan mempercantik kawasan.

    “Kami akan coba hasilnya nanti seestetik mungkin. Makanya yang ditanam nanti pohon Tabebiya Pink,” kata Agustinus.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pasangan suami istri, Asmat (60 tahun) dan Marsiah (55) mengaku tidak pernah menanam bunga bangkai jenis Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) yang tumbuh di rumahnya di Jalan Srengseng Sawah, RT 003 RW 009, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Asmat menyebutkan, bunga tersebut tumbuh secara alami dan kini sedang mekar sehingga menyedot perhatian warganet.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun ayah, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar Asmat saat ditemui
    Kompas.com
    , Minggu (5/10/2025).
    Bunga suweg di rumah Asmat dan Marsiah itu tumbuh hingga tingginya sekitar 60 sentimeter.
    Bamun, bunga itu kini mulai layu, bagian kelopaknya mengering dan tidak lagi berbau menyengat seperti saat mekar pada Jumat (3/10/2025).
    Asmat bercerita, ini bukan kali pertama bunga tersebut muncul dan mekar di rumahnnya.
    Bunga serupa pernah tumbuh di halaman yang sama pada tahun 2012, meski saat itu tidak mekar sempurna.
    “Dulu pernah juga tumbuh, tapi kehalang tembok jadi cuma setengah mekar. Kalau yang kemarin bagus banget, mekar penuh,” ujar dia.
    Marsiah menambahkan, bunga muncul begitu saja dari tanah yang memang tidak pernah dibangun sejak dulu.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul tiga mingguan kemudian, kelihatan besar. Saya cari di Google, ternyata namanya bunga suweg, bukan Rafflesia,” kata Marsiah.
    Marsiah juga menjelaskan bunga tersebut mengeluarkan aroma menyengat pada sore hari sebelum mekar sempurna.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari aja, habis itu hilang sendiri,” ujar dia.
    Fenomena ini sempat menarik perhatian warga sekitar, bahkan tidak sedikit yang datang ke rumah Asmat dan Marsiah untuk melihat langsung bunga tersebut.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi banyak yang datang mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah.
    Bunga bangkai suweg termasuk spesies dari genus Amorphophallus, satu keluarga dengan bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum).
    Tanaman ini kerap tumbuh liar di lahan subur atau kebun yang jarang digarap.
    Mekarnya ditandai dengan munculnya spadix (tongkol) berwarna gelap dan aroma busuk untuk menarik serangga penyerbuk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bunga bangkai jenis suweg (Amorphophallus paeoniifolius) mekar di halaman belakang rumah pasangan suami-istri Asmat (60) dan Marsiah (55) di Jalan Srengseng Sawah No. 62 RT 03 RW 09, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Minggu (5/10/2025), bunga yang sempat menarik perhatian warga itu kini sudah tak lagi berair, bagian kelopak mulai mengering, dan tidak lagi mengeluarkan bau menyengat.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya dulu kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul dua mingguan kemudian, kelihatan besar,” kata Marsiah saat ditemui
    Kompas.com
    di rumahnya, Minggu.
    Bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah menjadi perhatian warganet setelah akun
    Instagram
    @jagakarsa_update mengunggah momen saat bunga tersebut mekar sempurna pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.
    Unggahan itu memperlihatkan bunga dengan tinggi sekitar 60 sentimeter yang tumbuh dan langsung menyebarkan aroma khas menyengat.
    Marsiah sempat mencari tahu melalui internet dan menemukan bahwa bunga tersebut adalah jenis suweg, bukan Rafflesia arnoldii seperti yang banyak dikira warganet.
    “Katanya, untuk bisa mekar umbinya harus berat dan usianya puluhan tahun. Jadi wajar kalau sekarang baru tumbuh lagi, karena tanahnya memang dari dulu subur dan belum pernah digali,” ujar dia.
    Marsiah mengatakan, bunga serupa pernah tumbuh di lokasi yang berjarak tiga meter pada tahun 2012, namun tidak mekar sempurna.
    “Dulu kehalang tembok, jadi cuma setengah mekar. Kalau sekarang bagus banget, warnanya merah jingga. Tingginya kira-kira 60 sentimeter,” kata dia.
    Mekarnya bunga tersebut sempat mengundang perhatian warga sekitar.
    Beberapa di antaranya bahkan datang dari luar daerah setelah unggahan soal bunga itu beredar di media sosial.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi ternyata banyak yang datang, katanya mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah sambil tersenyum.
    Menurut Asmat, bunga suweg di halaman rumahnya itu tumbuh alami tanpa ditanam secara sengaja.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar dia.
    Asmat mengaku sempat mencium bau menyengat sejak sore sebelum bunga itu mekar.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari saja, setelah itu hilang sendiri,” katanya.
    Asmat menambahkan, di sekitar lokasi tumbuhnya bunga itu masih ada banyak batang suweg lain yang belum mekar.
    “Yang jadi daun saja ada puluhan. Mungkin nanti ada lagi yang mekar di tempat lain,” kata Asmat.
    “Cuma kan untuk jadi bunga atau mekar itu pasti enggak semuanya. Rata-rata jadi pohon atau daun yang nanti isinya umbian,” ujar dia.
    Marsiah dan Asmat juga memperlihatkan bahwa jika bibit bunga tersebut tidak tumbuh jadi bunga, akan menjadi batang daun biasa.
    “Kebanyakan enggak tumbuh jadi bunga, tapi ini ada yang jadi daun, kita biarkan bisa tinggi banget sampai 3 meter,” tutur Asmat sambil menunjuk batang daun.
    Dari hasil pengamatan, bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah tergolong dalam genus Amorphophallus, famili talas-talasan (Araceae).
    Jenis ini dikenal dengan nama Suweg (Amorphophallus paeoniifolius), kerabat dekat bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum yang menjadi ikon Kebun Raya Bogor.
    Bunga Suweg memiliki struktur khas berupa spadix (tongkol bunga) yang menjulang di tengah dan spathe (seludang) berwarna gelap, sering kali merah hati atau ungu kecokelatan di bagian luar, dengan bagian dalam kekuningan.
    Meski baunya menyengat seperti bangkai, ukuran Suweg relatif lebih kecil, umumnya setinggi 30–70 sentimeter.
    Bunga ini dikenal langka karena memiliki siklus hidup panjang dan hanya mekar sekali dalam beberapa tahun.
    Di sejumlah daerah di Indonesia, kemunculan bunga suweg sering dikaitkan dengan pertanda datangnya musim hujan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua kelurahan di Jakbar deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    Dua kelurahan di Jakbar deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Kelurahan Kembangan Selatan dan Kembangan Utara di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, teken deklarasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Rabu.

    Deklarasi STBM dua kelurahan tersebut diisi dengan penandatangan komitmen bersama dan penyerahan piagam yang diberikan Asisten Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Adkesra) Setko Jakarta Barat, Amien Haji.

    “Deklarasi STBM tidak hanya sekadar slogan, tapi merupakan upaya nyata untuk mendukung penurunan angka kasus stunting, mencegah penyakit menular serta meningkatkan kualitas kesehatan keluarga,” kata Amien Haji di Jakarta, Rabu.

    Agar komitmen bersama STBM terlaksana dengan baik, Amien Haji meminta agar Organidasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Sudin SDA, Bina Marga, Lingkungan Hidup, PRKP dan Satpol PP, ikut berkontribusi memastikan optimalisasi pelaksanaan STBM ini sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    “STBM bukan hanya menjadi tanggung jawab kewilayahan dan puskesmas, tapi tanggung jawab bersama sesuai Instruksi Wali Kota Jakbar Nomor e-0005 Tahun 2025 tentang percepatan Stop Buang Air Besar Sembarangan di wilayah Jakbar,” kata dia.

    Sementara itu, Camat Kembangan, Joko Suparno menambahkan, wilayah Kembangan merupakan salah satu kecamatan di Jakbar yang sudah melakukan deklarasi STBM, khususnya pilar pertama, yakni Stop Buang Air Besar Sembarangan.

    “Ada 4 kelurahan yang sudah melakukan deklarasi STBM yakni Kelurahan Joglo, Meruya Selatan dan Meruya Utara serta Srengseng. Dua kelurahan terakhir, yakni Kembangan Selatan dan Utara, juga meneguhkan komitmen untuk deklarasi STBM,” ujarnya.

    Selanjutnya, Lurah Kembangan Selatan, RM Pradana Putra mengatakan bahwa pihaknya terus mengupayakan agar wilayah Kembangan Selatan benar-benar 100 persen ODF (Open Defecation Free).

    “Saat ini tinggal 35 Kepala Keluarga (KK) dari semula 59 KK yang buang air besar sembarangan,” ujarnya.

    Untuk mencapai 100 persen ODF, pihaknya terus mengedukasi dan mendorong peran serta RT RW bersama warga sekitar terhadap dampak dari Buang Air Besar sembarangan yang bisa menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

    Diketahui, sebanyak 23 dari 56 kelurahan di Jakarta Barat (Jakbar) telah dinyatakan tidak lagi membuang air besar secara sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) per November 2024.

    Jumlah tersebut bertambah dari yang sebelumnya pada 2023, hanya ada 13 kelurahan yang ODF di Jakbar.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI bakal bangun studio film di Setu Babakan

    DKI bakal bangun studio film di Setu Babakan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal membangun studio film di Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jakarta Selatan.

    “Ada dua proyek besar yang dibangun di Jakarta Selatan ini, pertama revitalisasi Ragunan dan kedua kita akan merevitalisasi Setu Babakan yang akan dibangun studio film,” kata Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno saat menyambangi Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan di Jakarta, Jumat.

    Rano mengatakan, Perkampungan Budaya Betawi itu direncanakan menjadi pusat wisata di Jakarta.

    Setu Babakan adalah sebuah danau buatan dengan luas 32 hektare (ha) yang terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    Selain sebagai penampungan air, Setu Babakan juga dikenal sebagai pusat pelestarian budaya Betawi dan tempat wisata edukasi dan rekreasi.

    Dia juga meninjau sejumlah pelayanan di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan dan Shalat Jumat di Masjid Darul Jannah, Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.

    Kedatangan Wagub Rano disambut oleh Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan M Anwar, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Ali Murthadho, Sekretaris Kota Jakarta Selatan Mukhlisin, para pejabat di lingkungan Kota Jakarta Selatan dan para camat.

    Sejumlah pelayanan yang ditinjau di antaranya Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UP PTSP) Jakarta Selatan.

    Dia mendukung penuh UP PTSP Jakarta Selatan dalam meraih “Predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Dari Korupsi”.

    Selanjutnya, dia menyambangi Tempat Penitipan Anak Negeri (TPAN) Bale Bermain Serasi dan Dekranasda Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan.

    Kemudian, Rano juga berdiskusi dengan para camat di wilayah Jakarta Selatan.

    Dalam diskusi, Wagub menyampaikan agar para camat menyampaikan permasalahan atau potensi yang ada di wilayahnya secara tertulis agar bisa dirapatkan dan memanggil dinas terkait dan memasukannya dalam perencanaan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono Genjot Layanan Air Bersih Jakarta, 80 Persen Jadi Target Akhir 2025 – Page 3

    Pramono Genjot Layanan Air Bersih Jakarta, 80 Persen Jadi Target Akhir 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menargetkan layanan air bersih di Jakarta sebesar 80 persen tercapai pada akhir tahun ini.

    “Sampai hari ini, layanan air bersih di Jakarta sudah 74,24 persen. Ini adalah hal yang menggembirakan dan mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun bisa adalah 80 persen,” kata Pramono saat dijumpai di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (9/9) seperti dilansir Antara.

    Untuk mengejar target itu, kata Pram, salah satunya adalah dengan meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pesanggrahan.

    “IPA Pesanggrahan ini, untuk salah satu upaya untuk mengejar cakupan air 100 persen di Jakarta,” katanya.

    Pramono mengatakan, IPA Pesanggrahan memiliki kapasitas 750 liter per detik dari sumber bakunya yakni Sungai Pesanggrahan, Banten.

    Selain dapat memenuhi kebutuhan air di Jakarta, IPA tersebut juga diklaim dapat membantu kebutuhan warga Tangerang Selatan.

    “Ada 45.000 sambungan rumah dan untuk 10 kelurahan dan tiga kecamatan,” kata Pramono.

    Sepuluh kelurahan itu yakni Bintaro, Pesanggrahan, Petukangan Selatan, Ulujami, Petukangan Utara, Cipulir, Srengseng, Joglo, Meruya Utara dan Meruya Selatan.

     

  • Pram targetkan 80 persen layanan air bersih tercapai pada akhir 2025

    Pram targetkan 80 persen layanan air bersih tercapai pada akhir 2025

    layanan air bersih di Jakarta sudah 74,24 persen

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menargetkan layanan air bersih di Jakarta sebesar 80 persen tercapai pada akhir tahun ini.

    “Sampai hari ini, layanan air bersih di Jakarta sudah 74,24 persen. Ini adalah hal yang menggembirakan dan mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun bisa adalah 80 persen,” kata Pramono saat dijumpai di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa.

    Untuk mengejar target itu, kata Pram, salah satunya adalah dengan meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pesanggrahan.

    “IPA Pesanggrahan ini, untuk salah satu upaya untuk mengejar cakupan air 100 persen di Jakarta,” katanya.

    Pramono mengatakan, IPA Pesanggrahan memiliki kapasitas 750 liter per detik dari sumber bakunya yakni Sungai Pesanggrahan, Banten.

    Selain dapat memenuhi kebutuhan air di Jakarta, IPA tersebut juga diklaim dapat membantu kebutuhan warga Tangerang Selatan.

    “Ada 45.000 sambungan rumah dan untuk 10 kelurahan dan tiga kecamatan,” kata Pramono.

    Sepuluh kelurahan itu yakni Bintaro, Pesanggrahan, Petukangan Selatan, Ulujami, Petukangan Utara, Cipulir, Srengseng, Joglo, Meruya Utara dan Meruya Selatan.

    Pramono mengatakan, ketersediaan air bersih merupakan prioritas Pemprov DKI.

    Ia menargetkan kebutuhan air bersih seluruh warga Jakarta dapat terpenuhi pada 2029.

    PAM Jaya terus meningkatkan layanan air bersih di Jakarta dengan membangun jaringan perpipaan di IPA Buaran III, Reskom Tambora dan Gandaria Utara.

    Terdapat pula program 20.000 sambungan baru, program KAS (kartu air sehat), sanitasi prima untuk penyedotan tangki septik gratis bagi pelanggan, bantuan tandon air gratis, penyediaan pemurni air (water purifier), serta program layanan terbaik satu jam dari PAM Jaya.

    Pramono juga meminta agar suplai air baku dari Waduk Karian, Serpong, Banten, bisa masuk ke Jakarta sebelum 2030 guna mendukung cakupan layanan air bersih sebesar 100 persen.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono resmikan IPA Pesanggrahan, bisa pasok air untuk 10 kelurahan

    Pramono resmikan IPA Pesanggrahan, bisa pasok air untuk 10 kelurahan

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pesanggrahan yang berlokasi di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, pada Selasa.

    “Untuk urusan air di Jakarta, satu, saya sungguh gembira bahwa IPA pesanggrahan ini outlet, yaitu 750, dan bisa untuk 10 kelurahan, tiga kecamatan,” kata Pramono di IPA Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa.

    Selain diproyeksikan dapat memasok air bersih untuk 10 kelurahan di tiga kecamatan di Jakarta, fasilitas tersebut juga dapat mendukung kebutuhan daerah sekitar, seperti Tangerang Selatan.

    Sebanyak 10 kelurahan yang dilayani IPA Pesanggrahan antara lain Bintaro, Pesanggrahan, Petukangan Selatan, Ulujami, Petukangan Utara, Cipulir, Srengseng, Joglo, Meruya Utara, dan Meruya Selatan.

    Dalam sambutannya, Pramono menegaskan ketersediaan air bersih merupakan prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dan ditargetkan kebutuhan air bersih seluruh warga Jakarta dapat terpenuhi pada 2029.

    Dia pun mendorong agar Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melakukan percepatan proyek Karian di Banten dan Jatiluhur di Jawa Barat sehingga kebutuhan air untuk Jakarta dan wilayah sekitarnya lebih terjamin.

    “Kami sudah ingin lah (proyek Karian dan Jatilihur selesai). Kalau Pesanggrahan saja selesai, masa Karian nggak selesai?” ujar Pramono.

    Selain jajaran Pemprov DKI, peresmian IPA Pesanggrahan itu turut dihadiri oleh Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti, Gubernur Banten Andra Soni, dan Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.

    Pembangunan IPA Pesanggrahan dimulai pada 2023, yang ditandai dengan peletakan batu pertama atau ground breaking oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

    Saat itu, Heru menargetkan pembangunan infrastruktur senilai Rp200 miliar itu rampung dalam kurun waktu 1,5 tahun ke depan.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.