kab/kota: Sragen

  • Polda Jateng Belum Tentukan Tanggal Sidang Etik Polisi Penembak Siswa SMKN 4 Semarang

    Polda Jateng Belum Tentukan Tanggal Sidang Etik Polisi Penembak Siswa SMKN 4 Semarang

    SEMARANG – Kepolisian Daerah Jawa Tengah secepatnya menggelar sidang etik terhadap Aipda R, anggota Kepolisian Resor Kota Besar Semarang yang menjadi pelaku penembakan seorang pelajar kelas XI SMKN 4 Kota Semarang berinisial GRO hingga korban meninggal dunia.

    “Sidang etik digelar secepatnya,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto dikutip ANTARA, Rabu, 4 Desember.

    Namun, Artanto belum bisa memastikan pelaksanaan sidang etik terhadap Aipda R tersebut digelar secara terbuka atau tertutup.

    “Nanti akan kami tanyakan dahulu kepada ketua yang akan menyidangkan,” tambahnya.

    Artanto juga belum bisa memberikan kepastian tentang jadwal pelaksanaan sidang etik polisi penembak pelajar SMKN 4 Kota Semarang itu.

    Berkaitan dengan penyidikan kasus pidana terhadap Aipda R, Kabid Humas mengatakan akan dilaksanakan paralel dengan sidang erik.

    Hingga saat ini, Aipda R sebagai pelaku penembakan siswa kelas XI SMKN 4 Semarang itu belum ditetapkan sebagai tersangka.

    Artanto menambahkan proses penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi sedang berjalan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah.

    “Penyidik masih mengumpulkan bukti. Jika bukti dirasa sudah cukup, baru ditingkatkan statusnya,” katanya.

    Diberitakan siswa kelas XI SMKN 4 Kota Semarang berinisial GRO dilaporkan meninggal dunia diduga akibat luka tembak senjata api di tubuhnya.

    Warga Kembangarum, Kota Semarang, tersebut telah dimakamkan oleh keluarganya di Sragen pada Minggu (24/11) siang.

    Aipda R, anggota polisi yang diduga melakukan penembakan saat ini telah ditahan dan menjalani proses hukum.

    Sementara pihak keluarga GRO telah resmi melaporkan dugaan pembunuhan tersebut ke Polda Jawa Tengah.

  • Tragis Nasib Minardi Petani Warga Sragen, Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus Miliknya Sendiri

    Tragis Nasib Minardi Petani Warga Sragen, Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus Miliknya Sendiri

    TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Seorang pria warga Sragen ini harus mengalami nasib tragis.

    Pria ini meninggal karena tersengat aliran listrik dari jebakan tikus yang dipasangnya di sawah milik pribadinya.

    Sawah tersebut berada persis di seberang jalan rumahnya.

    Saat ditemukan warga yang sedang melintas, kondisinya sudah tak bernyawa di pojokan sawah.

    Ya, kisah pilu dialami Minardi (45), warga Desa Kalikobok, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

    Pasalnya, dia meninggal dunia karena tersengat listrik dari jebakan tikus yang dipasangnya sendiri di sawah miliknya.

    Hal tersebut disampaikan Kasi Humas Polres Sragen, AKP Sigit Sudarsono.

    “Bahwa jebakan hama tikus yang mengenai korban berada di sawah milik korban dan dibuat oleh korban sendiri pada saat setelah tanam padi, pada hari sebelum kejadian,” ungkapnya seperti dilansir dari TribunSolo.com, Rabu (4/12/2024).

    Lanjutnya, sawah tempat jenazah korban ditemukan tepat berada di seberang rumah korban.

    Selain itu, ditemukannya jenazah korban hanya berjarak 150 meter dari rumah korban.

    “Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di pojokan sawah yang berjarak 150 meter dari rumahnya,” jelasnya.

    Setelah ditemukan oleh warga setempat, jenazah korban lalu dievakuasi ke rumahnya.

    Menurut AKP Sigit Sudarsono, berdasarkan pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    Korban dipastikan meninggal dunia karena tersengat listrik jebakan hama tikus.

    Sementara itu, pihak keluarga juga sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak untuk diotopsi. (*)

  • Video Kapolrestabes Semarang Tak Konsisten Beri Keterangan soal Kasus Gamma, Polda : Ralat Kan Boleh

    Video Kapolrestabes Semarang Tak Konsisten Beri Keterangan soal Kasus Gamma, Polda : Ralat Kan Boleh

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Berikut ini video Kapolrestabes Semarang Dinilai Tak Konsisten Beri Keterangan soal Kasus Gamma, Polda : Ralat Kan Boleh

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kombes Pol Artanto menilai, perbedaan keterangan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar dalam Gamma atau GRO (17) korban tembak polisi merupakan hal yang wajar.

    Kombes Irwan sebelumnya menyebut anggotanya Aipda Robig Zaenudin diserang oleh Gamma dan teman-temannya lalu ditembak. Belakangan, dalam rekaman video CCTV penembakan ternyata tidak ada penyerangan tersebut.

    Menurut Artanto, meralat keterangan sah-sah saja selama dalam proses penyelidikan sebuah kasus.

    “Kalau informasi awal ternyata pada penyelidikan ada temuan tertentu yang sifatnya meralat kan boleh-boleh saja,” katanya di Mapolda Jateng, Rabu (4/12/2024). 

    Artanto memastikan, keterangan dari Kapolrestabes tersebut bukan merupakan kekeliruan. Dia berdalih bahwa itu perkembangan hasil penyelidikan yang ada temuan baru sehingga harus diperbaharui.

    “Tidak (mengelabui kasus) semua itu berdasarkan fakta data di lapangan,” ungkapnya.

    Berkaitan potensi sanksi yang diberikan kepada Kapolrestabes Semarang  karena menyampaikan fakta yang bertolak belakang, Artanto enggan menanggapi.

    “Kapolrestabes dalam rapat dengar pendapat mengaku siap untuk dievaluasi, kemudian beliau juga memohon maaf atas meninggalnya  Gamma,” katanya. 

    Dia pun membantah sikap Kapolrestabes Semarang tersebut bagian dari melindungi anggotanya.

    “Saya kira tidak untuk melindungi. Kita semua terbuka terhadap anggota yang bermasalah akan diproses dan terhadap laporan masyarakat terkait laporan pidana juga kita proses semua,” bebernya.

    Diberitakan sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengakui ada anggotanya melakukan penembakan terhadap pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16). 

    Korban ditembak polisi di bagian pinggul.  Namun, pihak kepolisian masih menunggu hasil visum untuk detail kasus penembakan tersebut.

    “Kami menunggu (hasil) visum rumah sakit. Sepertinya ada luka tembak,” kata Irwan di Mapolrestabes Semarang, Senin (25/11/2024) malam.

    Irwan menuding korban adalah anggota gangster Pojok Tanggul yang sedang melakukan tawuran dengan gangster Seroja di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.00 WIB.

    Ketika kejadian tawuran ini, ada anggota penyidik Polrestabes Semarang yang melintas hendak pulang ke rumahnya. Identitas polisi ini, Irwan enggan menyebutkannya.

    Irwan mengklaim, ketika ada anggota melintas melihat dua kelompok remaja sedang tawuran lalu anggotanya berusaha melerai. Namun, anggota itu malah diserang.”Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas (menembak korban),” katanya.

    Menurut Irwan, anggota tersebut telah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Propam (Profesi dan Pengamanan). “Peran anggota ini masih dilakukan (pemeriksaan oleh) Paminal,” ungkapnya.
    Korban ternyata sempat dibawa ke RSUP Kariadi Semarang. Irwan menyebut, korban yang tertembak di bagian pinggulnya dibawa ke rumah sakit oleh lawan tawuran dan anggota polisi tersebut.
    “Makanya sampai 10 pagi identitas (korban) belum diketahui karena yang bawa itu lawan tawuran (korban),” bebernya.

    Klaim polisi kawasan perumahan Paramount menjadi tempat tawuran bertolak belakang dengan keterangan satpam di perumahan tersebut. “Tidak ada tawuran. Teman ku yang jaga malam memastikan itu juga tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan),” ungkap satpam tersebut yang enggan disebutkan identitasnya. 

    Pihak sekolah juga meragukan jika korban adalah anggota gangster. “Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu. Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster kesimpulan kami ya tidak,” terang Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B.

    Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16) tewas diduga akibat luka tembak.

    Tak hanya GRO, dua teman satu sekolah korban masing-masing berinisial S (16) dan A (17)  mengalami luka yang sama tetapi nyawa mereka masih tertolong.

    Ketiga pelajar ini alami luka tembak diduga dilakukan oleh anggota kepolisian.

    “Betul. Untuk kejadiannya ke Polrestabes (Semarang),” papar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Dwi Subagio saat dihubungi wartawan, Senin (25/11/2024).

    Kasus pelajar SMK diduga ditembak polisi sempat ramai di media sosial Facebook.
    Pemosting dengan nama akun Kyai Mbeler memaparkan adanya kejadian korban GRO ditembak oleh oknum polisi.

    Peristiwa  ini terjadi pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.58WIB. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Kariadi Semarang.

    Tribun telah berupaya mengkonfirmasi ke pemilik akun melalui pesan Mesengger. Namun, hingga berita ini ditulis belum ada respon.

    Tribun juga telah menyambangi rumah nenek korban yang menjadi tempat tinggal korban selama di Semarang. Rumah nenek korban di Kembangarum Semarang Barat masih ramai petakziah pada Senin(25/11/2024) siang.

    Korban adalah anak piatu yang tinggal di Semarang bersama nenek dan kerabatnya yang lain. Ayah korban tinggal kabupaten Sragen.

    Berkaitan adanya penembakan, keluarga membenarkan tetapi belum bisa memberikan keterangan lebih jauh karena merasa kebingungan  dan  masih dalam kondisi berkabung.
    “Betul (ada luka tembak) tahu-tahu (korban) meninggal. Saya jadi bingung sendiri,” jelas kerabat korban Umi.

    Tribun kemudian menelusuri dari jalan di daerah Sam Poo Kong hingga ke kawasan perumahan Paramount  yang dikabarkan menjadi lokasi penembakan.

    Sejumlah saksi di lapangan mulai dari satpam perumahan, pabrik hingga tempat wisata, mereka tidak mendengar adanya keributan pada hari kejadian.

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto masih enggan memberikan keterangan terkait kasus  ini. “Saya sedang di Polrestabes mau cek. Nanti bisa langsung ke Polrestabes,” katanya.
    Adanya dugaan polisi tembak pelajar SMA, Kombes Artanto masih hendak memastikan.
    “Ya kita lihat dulu perkembangannya,” katanya. (dugaan polisi tembak siswa) Itu biar nanti Kapolrestabes (yang menjelaskan),” bebernya.

    Sementara Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar enggan memberikan keterangan soal kasus ini ketika dikonfirmasi melalui layanan pesan singkat. “Wait (tunggu). Nanti kami rilis (kasus), lihat sikon (situasi dan kondisi) suasana kebatinan keluarga yang meninggal dunia,” ungkapnya.

    Keterangan Pihak Sekolah

    Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMK N 4 Semarang Agus Riswantini  menyebut, sama sekali belum mendapatkan informasi soal penyebab korban meninggal dunia.

    Pihaknya telah mengirim perwakilan ke rumah duka tetapi keluarga korban belum memberikan pemberitahuan kepada sekolah. “Kami jujur belum tahu pasti dan belum bisa menjelaskan secara utuh kronologi kejadian seperti apa. Memang dari pihak sekolah takziah dan jenazah dibawa ke Sragen,” tuturnya.

    Informasi yang diperoleh pihak SMK N 4 Semarang tiga siswa yang alami kejadian diduga penembakan meliputi korban meninggal dunia GRO (16) kelas 11, jurusan teknik mesin , S (16) kelas 11 jurusan teknik tenaga listrik dan A (17) kelas 12 jurusan teknik tenaga listrik.

    Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B mengatakan, informasi yang dihimpun sekolah dari kejadian tersebut korban meninggal dunia ada 1 , dua orang selamat.
    Korban meninggal dunia GRO, dua korban lainnya inisial S selamat dengan luka tembak di tangan dan A selamat ada luka tembak di dada.
    “Korban selamat belum bisa kami konfirmasi secara utuh (kejadian sebenarnya) karena keluarga korban masih belum berkenan untuk ditemui (pihak sekolah) dengan alasan anak trauma,” bebernya.

    Berhubung dari tiga keluarga siswa belum bisa memberikan informasi secara resmi ke sekolah, Nanang mengaku belum berani menyimpulkan kejadian tersebut.
    “(ditembak siapa?) kami belum bisa menyimpulkan,” terangnya.

    Menurut Nanang, lembaganya juga belum didatangi oleh polisi. Dia juga kaget adanya kejadian ini.
    “Kami hanya mau menegaskan korban itu ada prestasi dan nilai akademisnya bagus. Catatan sehari-hari dia anak yang baik serta berprestasi,” bebernya. (Iwn)

     

  • Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng Tanggal 3-5 Desember, Ini Lokasinya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 Desember 2024

    Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng Tanggal 3-5 Desember, Ini Lokasinya Regional 3 Desember 2024

    Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi di Jateng Tanggal 3-5 Desember, Ini Lokasinya
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
    BMKG
    ) memperingatkan
    cuaca ekstrem
    mulai 3 Desember hingga 5 Desember 2024.
    Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan cuaca ekstrem tersebut dapat menyebabkan intensitas hujan sedang hingga lebat.
    “Dan disertai petir atau kilat dan angin kencang di beberapa wilayah
    Jawa Tengah
    ,” kata Yoga, kepada awak media, Selasa (3/12/2024).
    Cuaca ekstrem
    tersebut disebabkan oleh aktifnya MJO pada fase 4 yang berkontribusi pada aktivasi pembentukan awan konvektif di Jawa Tengah.
    “Adanya pola siklonik di perairan barat Kalimantan dan Samudera Hindia barat daya Sumatera menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara dan belokan angin di Jawa Tengah,” ucap dia.
    Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
    “Menyebabkan kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah,” kata Yoga.
    Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan.
    “Dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” lanjut dia.
    Berikut sejumlah daerah di Jawa Tengah yang terdampak cuaca ekstrem hingga Kamis, 5 Desember 2024 : 
    Selasa, 3 Desember 2024
    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Temanggung, Kabupaten Semarang, Salatiga, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Sragen, Blora, Grobogan, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.
    Rabu, 4 Desember 2024
    Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Pati, Kudus, Demak, Grobogan, Kendal, Batang, dan sekitarnya.
    Kamis, 5 Desember 2024
    Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Semarang, Boyolali, Karanganyar, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Kapolrestabes Minta Maaf, Akui Anggotanya Teledor Tembak Siswa SMK 4 Semarang
                        Nasional

    6 Kapolrestabes Minta Maaf, Akui Anggotanya Teledor Tembak Siswa SMK 4 Semarang Nasional

    Kapolrestabes Minta Maaf, Akui Anggotanya Teledor Tembak Siswa SMK 4 Semarang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar meminta maaf atas kelalaian anggotanya, Brigadir R, yang menembak pelajar SMK berinisial GR (17).
    Kapolres mengakui Brigadir R sudah lalai dalam menggunakan senjata api (senpi).
    “Atas segala tindakan anggota saya, Brigadir R, yang telah mengabaikan prinsip-prinsip penggunaan kekuatan, abai dalam menilai situasi, teledor dalam menggunakan senjata api dan telah melakukan tindakan
    excessive action
    , tindakan yang tidak perlu,” ungkap Irwan dalam rapat Komisi III DPR RI, Jakarta, Selasa (3/12/2024).
    Irwan mengaku bertanggung jawab atas tindakan anggota. Ia juga siap untuk dievaluasi
    “Sepenuhnya saya bertanggung jawab, saya siap dievaluasi, apa pun bahasanya saya siap menerima konsekuensi dari peristiwa ini,” ujarnya.
    Irwan meminta maaf kepada masyarakat Semarang dan secara khusus keluarga GR.
    Dalam kesempatan ini, Kapolres Semarang menyampaikan bela sungkawa atas tewasnya GR.
    “Atas nama Kepolisian Kapolrestabes Semarang atas berpulangnya ananda
    Gamma
    akibat tidak profesionalitas anggota kami,” ujarnya.
    Diketahui, peristiwa penembakan ini terjadi di area Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu pukul 01.00 WIB dini hari.
    Pelaku adalah Brigadir R, seorang anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang. Ia melakukan penembakan hingga melukai tiga orang, yaitu GR, S, dan A.
    Dikabarkan, GR meninggal dunia akibat tembakan tersebut. Korban S dan A mengalami luka tembak tetapi masih selamat.
    Polisi menjelaskan, di lokasi tersebut tengah terjadi tawuran antara geng Tanggul Pojok melawan geng Seroja. Polisi menyebut korban GR disebut termasuk ke dalam geng Tanggul Pojok.
    RZ yang saat itu tengah dalam perjalanan pulang ke rumah melihat ada tawuran akhirnya berusaha melerai. Namun, karena para remaja disebut melawan, RZ melakukan tindakan berupa penembakan sebanyak dua kali.
    “Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas,” paparnya, Senin (25/11/2024).
    Namun, pihak sekolah menilai GR tidak mungkin terlibat tawuran. GR disebut sebagai siswa berprestasi dan anggota aktif Paskibra SMKN 4 Semarang.
    Dia tinggal bersama neneknya di Kembangarum, Semarang Barat, setelah kehilangan ibunya. Sang ayah tinggal di Sragen, Jawa Tengah.
    Pihak sekolah menggambarkan GR sebagai siswa teladan dengan nilai akademis yang baik dan kepribadian yang positif.
    Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, menyatakan pihaknya masih mencari kejelasan kronologi kejadian.
    “Korban adalah siswa yang berprestasi. Kami masih menunggu informasi resmi dari pihak keluarga dan kepolisian,” kata Agus.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Video Polisi Bantah Mengintervensi Keluarga Paskibra SMKN 4 Semarang Korban Penembakan

    Video Polisi Bantah Mengintervensi Keluarga Paskibra SMKN 4 Semarang Korban Penembakan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –  Berikut ini video Polisi Bantah Mengintervensi Keluarga Paskibra SMKN 4 Semarang Korban Penembakan

    Polda Jateng tak kunjung menetapkan Aipda Robig Zaenudin (38) anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang sebagai tersangka atas kasus penembakan terhadap GRO (17) atau Gamma.

    Polisi membantah lembaganya lamban mengurusi kasus anak buahnya meskipun sudah berjalan lebih dari satu pekan.

    Sebaliknya, kepolisian sangat gerak cepat ketika menetapkan empat tersangka anak dari kasus tawuran antar gangster yang hanya hitungan jam.

    Kasus tawuran ini dijadikan dalih kepolisian untuk Aipda Robig menembak Gamma, siswa SMK Negeri 4 Semarang yang tewas dan yang diklaim polisi sebagai anggota gangster Pojok Tanggul.

    “Status anggota tersebut (Aipda Robig) masih terperiksa (belum tersangka),” kata Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryo Nugroho saat konferensi pers di Mapolda Jateng, Kota Semarang, Senin (2/12/2024).

    Ketika disinggung soal jalannya kasus ini, baik pelanggaran etik maupun kasus pidananya, Brigjen Pol Suryo menyebut sudah diproses semua.

    Kasus etik sedang diproses Propam. 

    “Waktu dekat sudah akan sidang etik,” bebernya.

    Kemudian soal kasus pidana, Brigjen Pol Agus tidak akan menutupinnya.

    “Kami akan transparan,” klaimnya.

    Sementara, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto berdalih Aipda Robig Zaenudin tak kunjung jadi tersangka lantaran kurangnya alat bukti. 

    Kurangnya alat bukti tersebut di antaranya adalah proses ekshumasi jenazah almarhum Gamma di Sragen. 

    “Sudah naik sidik (penyidikan) kasusnya, dalam waktu dekat akan dijadikan tersangka,” paparnya. (*)

  • Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari

    Pilu, Siswa SMK Korban Penembakan Polisi di Semarang Datang ke Mimpi Sang Ayah Setiap Hari

    GELORA.CO  – Andi Prabowo ayah dari GRO, siswa SMK di Semarang yang tewas ditembak polisi ngaku kerap didatangi sang anak dalam mimpinya.

    Bukan hanya satu kali sang anak hadir di mimpinya, melainkan hampir setiap hari. 

    Diketahui sepekan sudah kasus penembakan yang menewaskan GRO berlalu  namun keluarga masih memendam kesedihan.

    Terlebih baru-baru ini, Jumat (29/11/2024) dilakukan proses ekshumasi di TPU Bangunsari, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen untuk mengungkap kematian GRO.

     

    Setiap Hari, GRO Datang ke Mimpi Sang Ayah

    Bude GRO, Diah Pitasari menceritakan ayah GRO, Andi Prabowo setiap hari didatangi sang putra dalam mimpinya.

    “Kata ayahnya itu Gamma tiap hari datang (ke mimpi), mungkin karena peluru masih di dalam tubuhnya Gamma,” ujarnya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).

    Ia menambahkan saat jenazah GRO berada di RS Kariadi, pihak keluarga mendengar bahwa peluru masih bersaran di dalam tubuh GRO.

    “Pas di Kariadi memang infonya peluru masih di tubuhnya Gama, ini sekalian dikeluarkan, kasihan Gamma,” ungkapnya.

    Baca juga: Kasus Polisi Tembak Siswa SMK, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar Sudah Ditandai Komisi III

    Ditemui setelah proses ekshumasi, Kabiddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agustinus mengatakan terkait keberadaan peluru pada jenazah GRO, pihaknya meminta untuk menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan tim dokter forensik.

    “Besok, hasilnya kita serahkan ke penyidik, dan saya juga belum dapat laporan hasil dari para dokter spesialis forensik yang terlibat,” ungkapnya. 

     

    Proses Bongkar Makam Siswa SMK Korban Penembakan Berlangsung 2 Jam

    Proses ekshumasi dilakukan pada Jumat (29/11/2024) yang dimulai pada pukul 13.10 WIB.

    Kemudian, proses ekshumasi selesai dilakukan pukul 16.15 WIB, dan jenazah GRO kembali dikebumikan.

    Sebelumnya, petugas membongkar terlebih dahulu nisan yang didirikan diatas makam GRO.

    Kemudian, makam digali dan jenazah diangkat ke permukaan untuk diperiksa oleh tim dokter forensik.

    Setelah pemeriksaan selesai, jenazah GRO kembali dikebumikan.

    Kabiddokkes Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Agustinus mengatakan ada 5 dokter forensik yang ditugaskan untuk proses ekshumasi kali ini.

    “Kita ada satu dokter forensik utama, yaitu Dokter Istikomah, kemudian berkolaborasi dengan dokter forensik Undip Semarang, UNS Solo, sama Unisula,” katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (29/11/2024).

    Ekshumasi sedikit memakan waktu lebih lama, karena harus dilakukan pembongkaran nisan terlebih dahulu.

    Agustinus menyebut tidak ada kesulitan saat proses pemeriksaan jenazah, meski telah dikubur salam sepekan.

     

    Kasus Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang

    Sekadar informasi siswa SMK berinisial GRO tewas ditembak oknum polisi dari Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin (Aipda RZ) di Jalan Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada Minggu (24/11/2024).

    Saat ini Aipda RZ terjerat etik dan pidana dalam kasus penembakan yang menewaskan GRO.

    Jerat pidana terhadap Aipda RZ kini sedang diselidiki kepolisian setelah keluarga almarhum GRO melaporkan Aipda Robig atas kasus pembunuhan dan penganiayaan ke Polda Jateng, Selasa (26/11/2024).

    Aipda RZ juga telah ditahan di ruang tahanan Polda Jateng untuk dilakukan pemeriksaan.

    “Kami sudah menindaklanjuti laporan itu lalu segera dilakukan penyelidikan oleh pihak penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, Kamis (28/11/2024) siang.

    Aipda RZ diproses pula terkait pelanggaran kode etik kepolisian dan akan segera dilakukan sidang.

    “Ada dua yang akan dilakukan pemeriksaan Aipda R yaitu kasus kode etik kepolisian dan proses kasus hukum atau tindak pidananya,” ucap Artanto.

    Terkait sidang etik, kata Artanto, bakal dilakukan secepatnya karena kasus ini menjadi atensi berbagai pihak.

    Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng tengah melakukan proses pemberkasan sidang. 

    “Nanti ankum (atasan hukum) dari Polrestabes Semarang,” ujar dia.

    Sebaliknya, dalam kasus pidana status Aipda RZ masih terperiksa.

    “Iya masih berjalan tapi statusnya naik dari penyelidikan ke penyidikan,” ucapnya.

    Terpisah, Direktur Reserse Krimininal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengungkapkan pembongkaran makam dilakukan sebagai alat bukti polisi menjerat Aipda RZ.

    “Iya kami akan ekshumasi (bongkar makam) korban (GRO) secepatnya, malam ini lagi proses,” kata Kombes Dwi di Mapolda Jateng, Kamis (28/11/2024).

    Kata Dwi, pihaknya telah memeriksa tiga saksi. 

    Kasus ini kemudian naik status dari penyelidikan ke penyidikan.

    “Belum tersangka, kan nunggu autopsi, tapi sebelum autopsi eskhumasi,” terangnya.

    Proses ekshumasi dilakukan polisi di daerah Sragen.

    Dwi menyebut, keluarga telah menyetujui proses ini

  • Makam Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi akan Dibongkar Siang Ini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 November 2024

    Makam Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi akan Dibongkar Siang Ini Regional 29 November 2024

    Makam Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi akan Dibongkar Siang Ini
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Polisi akan melakukan
    pembongkaran kuburan
    GR (17), seorang pelajar SMKN 4 Semarang, yang menjadi
    korban penembakan
    oleh Aipda Robig Zaenudin.
    Tindakan ini diambil untuk kepentingan
    otopsi
    yang diperlukan dalam proses hukum yang sedang berlangsung.
    Kepala Bidang Humas
    Polda Jawa Tengah
    , Kombes Pol Artanto, mengkonfirmasi bahwa pembongkaran makam akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (29/11/2024).
    “Nanti sekitar jam 1 siang,” ujar Artanto, melalui pesan singkat.
    Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagyo, menyampaikan bahwa keluarga korban telah memberikan persetujuan untuk pelaksanaan otopsi.
    Ekshumasi akan dilakukan di makam korban yang terletak di Sragen, dan otopsi direncanakan dilaksanakan di lokasi tersebut.
    “Nanti kami merencanakan untuk ekshumasi gali kubur,” kata Subagyo.
    Langkah otopsi ini diharapkan dapat membantu pihak kepolisian dalam mendalami penyebab kematian korban yang sebenarnya.
    Hasil otopsi diharapkan menjadi informasi penting dalam proses penyidikan kasus ini.
    “Kami ingin mengetahui penyebab kematian korban. Insya Allah malam ini naik ke penyidikan,” tambah dia.
    Perlu diketahui, Aipda Robig menembak tiga orang, yaitu GR (17), A (17), dan S (16), pada Minggu (24/11/2024) dini hari.
    Robig melepaskan satu peluru yang mengenai pinggang GR, sementara satu peluru lainnya mengenai dada A dan meleset ke tangan S.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Anggota Paskibra Berprestasi Tewas Ditembak Polisi, SMKN 4 Semarang Dipadati Karangan Bunga
                        Regional

    1 Anggota Paskibra Berprestasi Tewas Ditembak Polisi, SMKN 4 Semarang Dipadati Karangan Bunga Regional

    Anggota Paskibra Berprestasi Tewas Ditembak Polisi, SMKN 4 Semarang Dipadati Karangan Bunga
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Seorang anggota Paskibra yang berprestasi, berinisial GR (17), tewas ditembak oleh polisi di
    Semarang
    Barat pada Minggu (24/11/2024) pukul 01.00 WIB.
    Dua pelajar lainnya, A (17) dan S (16), yang juga merupakan anggota Paskibra, selamat meski mengalami luka tembak.
    Kediaman SMK Negeri 4 Semarang, tempat ketiga pelajar tersebut bersekolah, dipenuhi karangan bunga sebagai ungkapan duka cita dan keprihatinan dari berbagai komunitas, termasuk Aliansi Warga Tolak Kekerasan.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Selasa (26/11/2024) sore, sekitar sepuluh karangan bunga telah terpasang di depan gerbang sekolah.
    “Saya mainnya sama dia terus, tahu keseharian dia
    gimana
    . Sama keluarganya lumayan deket. Enggak setuju sih dia dibilang
    kreak
    (gangster), soalnya dia orangnya baik-baik. Enggak pantes dibilang
    kreak
    ,” tegas Fajar Septian (17), teman dekat GR, saat ditemui di lokasi.
    Fajar mengaku masih berlatih paskibra dan menghabiskan waktu bersama GR hingga Sabtu (23/11/2024) sore.


    ANTARA FOTO/Makna Zaezar Seorang wartawan mengambil gambar bunga-bunga yang diletakkan untuk dukungan dan doa kepada siswa yang meninggal dunia diduga akibat ditembak oknum polisi di depan SMKN 4 Semarang, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/11/2024). Aksi yang digelar oleh Aliansi Masyarakat Peduli Kota Semarang tersebut mendorong pihak kepolisian setempat segera mengusut tuntas, berperilaku adil, dan jujur dalam menangani kasus oknum polisi Satnarkoba Polrestabes Kota Semarang berinisial S yang diduga melakukan penembakan yang menewaskan seorang siswa anggota Pasikbra SMK Negeri 4 Semarang pada Minggu (24/11/2024) dini hari di daerah Semarang. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.
    Fajar menjelaskan bahwa GR, yang merupakan siswa Teknik Mesin kelas XI, memiliki hobi modifikasi motor tetapi tidak pernah terlibat dalam kenakalan, termasuk balapan liar.
    “Dia sering main motor, tapi cuma modifikasi doang, enggak trek-trekan. Dia teknik mesin, saya otomotif. Kita
    sahabatan
    waktu masuk
    paskib
    , belum ada setahun, 5 bulan terakhir dan itu enggak pernah dia nakal-nakal
    kaya gitu
    .
    Gak ngerokok
    atau mabuk,” ungkapnya.
    Mendengar kabar kematian sahabatnya, Fajar mengaku sangat terkejut.
    “Pas waktu
    denger
    itu saya syok. Tiba-tiba
    diinfoin
    meninggal. Pas itu enggak ada kronologi sama sekali. Dia enggak nakal. Biasanya mabar atau
    ngerjain
    tugas di angkringan,” lanjutnya.
    Selasa sore itu, Fajar dan teman-temannya mendoakan GR di lokasi karangan bunga dan berharap kebenaran terkait kematian sahabatnya dapat terungkap.
    GR dikenal sebagai anggota Paskibraka yang aktif mengikuti perlombaan dan berhasil meraih berbagai prestasi, termasuk piala juara 3 dalam lomba baris berbaris tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah pada Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024.
    “Harapannya masalah ini cepet selesai dan tuntas, enggak ke mana-mana,” tutup Fajar.
    Di lokasi karangan bunga, terdapat juga beberapa poster yang menuntut keadilan bagi para korban.
    Salah satu poster bertuliskan, “Cah nek nakal dikandani, ora ditembaki. Selamatkan generasi bangsa”, yang jika diartikan kurang lebih anak kalau nakal dinasehati, bukan ditembak.
    GR telah dimakamkan di Sragen, sementara A dan S mendapatkan perawatan medis.
    Ketua LBH Petir (Penyambung Titipan Rakyat) Jateng, Zainal Abidin ‘Petir’ berupaya memberikan pendampingan kepada keluarga korban.
    “Tadi saya ke rumah satu korban, S, di Jrakah, tapi tidak ada. Kata orang kampung situ, masih trauma, ketakutan. Keluarga juga tidak bisa dihubungi,” ungkap Zainal.
    Dia juga tidak dapat menemui A dan keluarganya, meskipun A telah mengikuti rekonstruksi yang digelar oleh polisi di lokasi kejadian pada Selasa (26/11/2024) siang.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Sebut Korban Piatu yang Penurut, Tak Mungkin Tawuran

    Keluarga Sebut Korban Piatu yang Penurut, Tak Mungkin Tawuran

    GELORA.CO – Keluarga Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO), siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal akibat luka tembak, tengah berkabung mendalam dan menggelar tahlilan tujuh hari di Sragen. GRO (16), dilaporkan menjadi korban penembakan dalam insiden di kawasan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

    Menurut keluarga, GRO pamit bermain pada Sabtu malam (23/11/2024) namun tidak dapat dihubungi hingga larut malam. Setelah keluarga mencari sepanjang malam, kabar duka menyatakan bahwa GRO meninggal dunia akibat luka tembak di pinggul.

    Korban sempat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr. Kariadi Semarang sebelum dinyatakan meninggal. Insiden tersebut diduga terjadi saat polisi membubarkan tawuran di sekitar Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang.

    Jenazah GRO dibawa dari Semarang ke Sragen, tepatnya ke rumah kakeknya di Kampung Padas, Kelurahan Sine. Setelah disemayamkan, korban dimakamkan di TPU Bangunrejo/Padas, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, pada Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB.

    Yuli Andika, paman GRO, membantah dugaan bahwa keponakannya terlibat dalam tawuran. “Anaknya itu pendiam, alim, kegiatan sekolahnya bagus, bahkan ikut Paskibraka. Jadi tidak mungkin kalau dia terlibat tawuran seperti yang diberitakan,” tegasnya.

    Yuli menyatakan bahwa keluarga tidak menerima tindakan yang menghilangkan nyawa keponakannya dan menuntut keadilan. “Kalau ada tindakan tegas, itu tidak dibenarkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Kalau pun dilumpuhkan, mestinya kaki yang ditembak,” ungkapnya.

    Ia juga mendesak agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan menghukum pelaku secara maksimal. “Kami tidak ikhlas. Jika nyawa dibayar nyawa, kami setuju,” tegasnya.

    Siman, kakek GRO, mengenang cucunya sebagai anak yang penurut, pendiam, dan tekun. “Dia tidak nakal, selalu pamit kalau mau pergi. Dia anak piatu karena ibunya sudah meninggal,” ungkap Siman.

    Siman juga menyebut GRO dan ayahnya berencana mengunjungi Sragen pada Desember mendatang. “Kami kaget ketika mendengar kabar cucu saya meninggal,” tambahnya.

    Keluarga berharap polisi dapat bertindak adil dan transparan dalam menangani kasus ini, serta memberikan hukuman setimpal kepada pelaku. Mereka menginginkan keadilan bagi GRO, yang mereka yakini tidak bersalah dalam insiden tersebut.

    Keluarga memutuskan untuk mengadakan tahlilan selama tujuh hari sejak pemakaman pada Minggu malam. “Kami berkumpul di rumah, berdoa bersama untuk almarhum. Semoga tenang di sisi-Nya,” kata Siman.

    Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat GRO, yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan panutan di sekolahnya.