kab/kota: Sragen

  • Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Pembunuh Istri di Bantul, Sempat Nonton Voli Usai Bunuh Korban

    Liputan6.com, Yogyakarta – Pelaku pembunuhan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Agus Prasetyo (40) sempat meninggalkan istrinya yang terluka dihantam linggis untuk menonton pertandingan voli. Agus yang kalut mengetahui darah berceceran setelah melakukan pemukulan terhadap istrinya, mengira bahwa korban hanya pingsan.

    Ketika dihadirkan di Polres Bantul pada Selasa (11/2/2025), Agus mengaku gelap mata saat memukul bagian belakang kepala istrinya Watiyem (33) karena yang bersangkutan meminta kartu keluarga untuk mengajukan cerai. “Saya tidak berniat membunuh. Kami sudah pisah ranjang selama tiga tahun dan tiba-tiba meminta cerai. Saya kasihan dengan kehidupan anak-anak. Saya spontan ambil linggis dan menghantamkan ke bagian belakang kepala,” kata Agus.

    Kasus pembunuhan Watiyem ini sempat menggegerkan warga di Dusun Karangjati Rt.04, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan. Berawal dari kakak korban dari Kulon Progo yang mencari sepeda motor yang dipinjam adiknya pada Selasa (4/2/2025). Saat di rumah pelaku, kakak korban mendapati bau busuk dari dalam rumah. Bersama polisi dan masyarakat, didapati tubuh kaku Watiyem tertekuk dalam bungkusan terpal terikat di dapur. Sedangkan Agus, sejak Minggu (2/2/2025) diketahui pergi dan berselang satu jam setelah penemuan mayat ditangkap di rumah temannya.

    Sebelum menonton voli, Agus meyakini istrinya hanya pingsan karena pada bagian kepala yang dipukul belum keluar darah. Saat kembali ke rumah, dirinya merasa panik karena banyak darah berceceran dan istrinya telah meninggal. “Saya panik dan tidak ingin perbuatan saya diketahui orang. Saya lantas membungkusnya dan membersihkan darah dengan air bercampur pewangi. Saya, Sabtu malam sempat tidur di rumah untuk menunggu istri saya bangun,” ujar pria yang berprofesi buruh serabutan ini.

    Jenazah Watiyem sendiri ditemukan tiga hari pasca pemukulan dalam kondisi membusuk. Kasat Reskrim Polres Bantul, Iptu Iqbal Satya Bimantara menerangkan setelah penemuan mayat pihaknya memastikan untuk mengetahui keberadaan suami korban. Diketahui Agus berniat untuk pergi ke Sragen dan meminta diantar oleh salah satu saudaranya. “Motif pelaku tidak terima istrinya minta cerai. Di malam kedua dan ketiga, Agus ini berpindah-pindah tempat menginap di temannya hingga kita amankan pada Selasa siang,” ujarnya.

    Agus dijerat pasal 44 ayat (3) Undang-undang Nomor 23/2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman penjara 15 tahun. Atau pasal 351 ayat KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara.

  • Permintaan Maaf Pelaku Pencurian di SDN Guworejo 3 Sragen: Saya Sedang Butuh Uang – Halaman all

    Permintaan Maaf Pelaku Pencurian di SDN Guworejo 3 Sragen: Saya Sedang Butuh Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pelaku pencurian berinisial IM (23), warga Kabupaten Kebumen, meninggalkan tulisan permintaan maaf setelah mencuri di SDN Guworejo 3, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

    Dalam permintaan maafnya, IM mengaku ia melakukan pencurian karena kebutuhan uang.

    “Maaf Pa Bu jika saya telah mencuri di sekolahan ini, saya sedang butuh uang,” tulis IM dalam surat tersebut.

    Saat dihadirkan di Mapolres Sragen, IM menjelaskan ia merasa bersalah karena telah merusak bangunan sekolah.

    “Itu karena saya merusak sekolah terlalu parah, dan saya minta maaf, karena merusak terlalu parah sekolahannya,” ungkapnya.

    Akibat tindakan IM, ruang kantor guru dan ruang kelas di SDN Guworejo 3 mengalami kerusakan yang signifikan.

    IM berhasil masuk ke dalam ruang guru dengan cara memanjat atap sekolah.

    IM memulai aksinya dengan menjebol plafon ruang kelas 3.

    Namun, karena ruang tersebut bukan sasaran utamanya, ia kemudian melanjutkan untuk menjebol plafon kedua yang ternyata tidak memiliki lemari di bawahnya.

    Setelah itu, IM kembali menjebol plafon ketiga yang berada di atas lemari.

    Setelah berhasil masuk ke dalam ruang guru, IM keluar dengan merusak pintu belakang ruang guru.

    IM mengaku ia melakukan aksi pencurian tersebut seorang diri, namun dua pelaku lain yang ditangkap berperan dalam menjual barang hasil curian.

    “Hasil penjualan untuk kehidupan sehari-hari buat makan,” jelasnya.

    IM menambahkan, hasil penjualan dibagi dengan teman-temannya, dengan bagian IM lebih besar.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Maling Tinggalkan Pesan Maaf di SD Sragen, Merasa Bersalah karena Plafon Rusak Parah

    Maling Tinggalkan Pesan Maaf di SD Sragen, Merasa Bersalah karena Plafon Rusak Parah

    GELORA.CO  – Seorang pelaku pencurian berinisial IM (23) ditangkap setelah merusak plafon dan mencuri barang berharga di SDN Guworejo 3, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.

    Kejadian ini berlangsung pada Jumat (30/1/2025).

    Setelah melakukan aksinya, IM meninggalkan pesan permintaan maaf di papan tulis sekolah.

    Dalam tulisannya, ia mengaku mencuri karena membutuhkan uang.

    “Maaf Pa Bu jika saya telah mencuri di sekolahan ini, saya sedang butuh uang,” tulis IM, yang juga menandatangani pesan tersebut.

    IM mengakui bahwa ia merasa bersalah karena telah merusak bangunan sekolah terlalu parah.

    “Itu karena saya merusak sekolah terlalu parah dan saya minta maaf,” ungkapnya saat dihadirkan di Mapolres Sragen pada Jumat (7/2/2025).

    Beberapa ruang di sekolah tersebut mengalami kerusakan akibat tindakan IM.

    Ia masuk ke ruang guru dengan cara memanjat lewat atap dan menjebol plafon di beberapa ruangan.

    IM awalnya menjebol plafon di ruang kelas 3, namun tidak menemukan barang berharga.

    Ia kemudian berpindah ke plafon ruangan lain, namun setelah diperiksa, tidak ada lemari untuk membantunya turun.

    Akhirnya, ia berhasil menjebol plafon ketiga yang berada di atas lemari.

    Setelah berhasil masuk ke dalam ruang guru, IM berhasil mencuri satu unit CPU komputer, satu printer, satu amplifier, satu sound portable, dan dua microphone.

    IM mengaku melakukan aksi pencurian tersebut seorang diri, sementara dua pelaku lain yang ditangkap berperan dalam menjual barang hasil curian.

    “Hasil penjualan untuk kehidupan sehari-hari, buat makan,” jelas IM.

    Ia menambahkan bahwa pembagian hasil penjualan dilakukan dengan teman-temannya, di mana ia mendapatkan porsi yang lebih besar

  • Permintaan Maaf Pelaku Pencurian di SDN Guworejo 3 Sragen: Saya Sedang Butuh Uang – Halaman all

    Maling Tinggalkan Pesan Maaf di SD Sragen, Merasa Bersalah karena Plafon Rusak Parah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pelaku pencurian berinisial IM (23) ditangkap setelah merusak plafon dan mencuri barang berharga di SDN Guworejo 3, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.

    Kejadian ini berlangsung pada Jumat (30/1/2025).

    Setelah melakukan aksinya, IM meninggalkan pesan permintaan maaf di papan tulis sekolah.

    Dalam tulisannya, ia mengaku mencuri karena membutuhkan uang.

    “Maaf Pa Bu jika saya telah mencuri di sekolahan ini, saya sedang butuh uang,” tulis IM, yang juga menandatangani pesan tersebut.

    IM mengakui bahwa ia merasa bersalah karena telah merusak bangunan sekolah terlalu parah.

    “Itu karena saya merusak sekolah terlalu parah dan saya minta maaf,” ungkapnya saat dihadirkan di Mapolres Sragen pada Jumat (7/2/2025).

    Beberapa ruang di sekolah tersebut mengalami kerusakan akibat tindakan IM.

    Ia masuk ke ruang guru dengan cara memanjat lewat atap dan menjebol plafon di beberapa ruangan.

    IM awalnya menjebol plafon di ruang kelas 3, namun tidak menemukan barang berharga.

    Ia kemudian berpindah ke plafon ruangan lain, namun setelah diperiksa, tidak ada lemari untuk membantunya turun.

    Akhirnya, ia berhasil menjebol plafon ketiga yang berada di atas lemari.

    Setelah berhasil masuk ke dalam ruang guru, IM berhasil mencuri satu unit CPU komputer, satu printer, satu amplifier, satu sound portable, dan dua microphone.

    IM mengaku melakukan aksi pencurian tersebut seorang diri, sementara dua pelaku lain yang ditangkap berperan dalam menjual barang hasil curian.

    “Hasil penjualan untuk kehidupan sehari-hari, buat makan,” jelas IM.

    Ia menambahkan bahwa pembagian hasil penjualan dilakukan dengan teman-temannya, di mana ia mendapatkan porsi yang lebih besar.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Telusuri Jejak Manusia Purba di Sangiran, Menbud Fadli Zon Tekankan Komitmen Pemerintah Bangun Literasi Sejarah Peradaban Bangsa – Page 3

    Telusuri Jejak Manusia Purba di Sangiran, Menbud Fadli Zon Tekankan Komitmen Pemerintah Bangun Literasi Sejarah Peradaban Bangsa – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Situs Manusia purba Sangiran (Homeland of Java Man) yang terletak di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah menyimpan sejuta cerita mengenai jejak peradaban manusia di masa awal sejarah yang terlihat dari berbagai bukti arkeologi yang ditemukan di kawasan yang memiliki lima klaster yakni Bukuran, Krikilan, Manyarejo, Ngebung, dan Dayu ini.

    Kawasan Sangiran yang merupakan pusat awal sejarah peradaban manusia memiliki urutan geologi yang sangat signifikan dari Pliosen atas hingga akhir Pleistosen Tengah dengan menggambarkan evolusi manusia, fauna, dan budaya dalam 2,4 juta tahun terakhir. Situs ini juga menghasilkan lantai hunian arkeologi penting yang berasal dari Pleistosen Bawah sekitar 1,2 juta tahun yang lalu.

    “Berbagai temuan di kawasan ini seperti Sangiran 17 atau S17, yang merupakan temuan Homo erectus terlengkap di Asia Tenggara, serta ratusan temuan Homo erectus lainnya yang berasal dari setidaknya 1,5 juta tahun yang lalu menunjukkan betapa tuanya peradaban manusia di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam evolusi manusia yang merupakan bagian kompleks dalam sejarah peradaban dunia,” ungkap Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.

    Klaster Bukuran yang merupakan situs pertama di antara lima Situs Manusia Purba Sangiran merupakan titik temuan sebagian besar manusia purba jenis Homo erectus. Klaster Bukuran menampilkan fosil-fosil yang bukan hanya berasal dari Sangiran tapi dari berbagai situs paleoantropologi di seluruh dunia. Situs ini juga menampilkan narasi audio visual yg menggambarkan kehidupan flora dan fauna purba serta diorama rekonstruksi 3 tipe Homo erectus, yaitu Arkaik, Tipik, dan Progresif, yang pernah hidup di Jawa.

    Klaster Krikilan yang merupakan titik kedua di Situs Manusia Purba Sangiran menampilkan temuan seperti rekonstruksi Homo erectus dari fosil Sangiran 17, tengkorak Homo erectus paling lengkap di Asia, dan juga fosil fauna purba, artefak, dan lapisan tanah tua Sangiran. Di sini juga terdapat diorama yg menampilkan fosil hewan-hewan purba seperti gajah (Mastodon, Stegodon, dan Elephas), kerbau, banteng, rusa, dan kuda sungai.

    Selain itu, juga terdapat Museum Lapangan Manyarejo yang menjadi contoh kolaborasi antara pengetahuan ilmiah dan tradisi lokal tentang penggalian dalam mencari jejak purba. Titik ini juga menyimpan berbagai fragmen tulang rusuk dan panggul gajah dan tengkorak banteng yang menunjukkan jejak binatang purba di kawasan ini.

    Klaster Ngebung, yang merupakan titik keempat Museum Manusia Purba Sangiran menampilkan berbagai artefak budaya serta fosil binatang, artefak, dari Pleistosen Bawah hingga tengah yang merepresentasikan budaya manusia purba di situs Sangiran. Sementara itu, berbeda dengan keempat klaster lainnya, Museum Dayu yang merupakan titik kelima dari kawasan Situs Manusia Purba Sangiran yang terletak di Karanganyar, menggambarkan secara berurutan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa, pengangkatan daratan dan material erupsi gunung api purba, hingga menjadi daratan, yg meliputi lima lapisan, secara berurutan dari yg tertua yaitu formasi kalibeng, formasi pucangan, formasi grenzbenk, formasi kabuh, dan formasi notopuro.

    “Berbagai tinggalan yang ditemukan di lima titik di wilayah Situs Manusia Purba Sangiran ini menunjukkan betapa nenek moyang kita memiliki kontribusi besar dalam peradaban manusia di dunia dan tentunya hal ini menjadi sumber pengetahuan penting mengenai evolusi manusia, fauna, kebudayaan, dan lingkungan,” tambah Fadli Zon.

     

  • Ibu Rumah Tangga di Ngawi Tewas Disengat Kawanan Tawon Vespa

    Ibu Rumah Tangga di Ngawi Tewas Disengat Kawanan Tawon Vespa

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Desa Pocol, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Seorang ibu rumah tangga bernama Sumarni (56) meninggal dunia setelah disengat kawanan tawon Vespa Affinis saat mencari rumput di ladang bersama tetangganya pada Rabu (05/02/2025) pagi.

    Sumarni yang merupakan istri dari Puryadi (60) dan ibu dari dua anak itu langsung dilarikan ke klinik di Sine, Ngawi, setelah mengalami serangan tawon yang menyengat bagian kepala dan tangannya. Karena kondisinya semakin memburuk, ia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hastuti di Sragen, Jawa Tengah. Namun, nyawanya tidak tertolong, dan ia dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (6/2/2025) pukul 03.30 WIB.

    Berdasarkan keterangan warga, peristiwa ini bermula saat Sumarni mencari rumput di ladang yang tidak jauh dari rumahnya. Tiba-tiba, sekumpulan tawon Vespa menyerangnya. Serangan tersebut membuat korban lemas seketika, hingga akhirnya dibantu oleh warga untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

    “Saya dikabarin ibu saya sudah lemas diserang tawon, terus dibawa ke klinik dan dilarikan ke rumah sakit Sragen. Ibu meninggal dunia, tawon banyak menyerang kepala ibu saya,” ungkap Ira Widayanti, anak korban.

    Dimas Kurniawan, salah satu warga yang menolong korban, mengungkapkan bahwa kawanan tawon langsung pergi setelah menyerang. “Saya datang menolong, tawonnya sudah pada kabur. Korban langsung kita bawa ke atas, sekarang warga jadi takut ke ladang,” katanya.

    Ketakutan juga dirasakan oleh warga lain, Suyatno, yang menyebut bahwa polisi pun enggan mendekati lokasi karena tidak diketahui di mana sarang tawon berada. “Tiba-tiba kawanan tawon menyerang, jenisnya Vespa. Warga jadi takut ke ladang, tadi saja pak polisi mau ke lokasi juga takut karena belum tahu sarangnya di mana,” ujarnya.

    Pagi hari setelah kejadian, jenazah Sumarni tiba di rumah duka di Desa Pocol. Suasana duka menyelimuti keluarga dan para tetangga yang kehilangan sosoknya. Jenazah kemudian dibawa menggunakan mobil pikap menuju tempat pemakaman umum desa untuk dimakamkan.

    Hingga saat ini, warga setempat masih takut untuk beraktivitas di ladang tersebut. Mereka berencana untuk bersama-sama mencari sarang tawon Vespa dan memusnahkannya agar kejadian serupa tidak terulang. [fiq/beq]

  • Kecelakaan Maut di Tol Surabaya-Jombang, 1 Orang Tewas 3 Luka Berat

    Kecelakaan Maut di Tol Surabaya-Jombang, 1 Orang Tewas 3 Luka Berat

     

    Liputan6.com, Surabaya – Kecelakaan maut melibatkan truk dan mobil mini bus terjadi di Tol Surabaya-Jombang KM 686. Akibat kecelakaan maut itu dilaporkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka berat. 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang Ipda Siswanto, Rabu (5/2/2025) mengatakan, kecelakaan berawal dari mobil Suzuki Ertiga dengan nomor polisi AD 1322 EX, yang dikemudikan oleh Hariyanto (36) warga Desa Pakah, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, melaju dari arah timur ke barat.

    “Setiba di KM 686 B indikasi pengemudi mengantuk tidak menjaga jarak aman sehingga menabrak kendaraan di depannya (KR gol 2 ke atas),” katanya.

    Siswanto menjelaskan, untuk kendaraan terlibat kecelakaan pada Selasa (4/2/2025) malam tepatnya di jalan tol Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang tersebut nihil di tempat kejadian perkara. Kendaraan dump truk tersebut juga tidak diketahui identitasnya termasuk sopir.

    Sedangkan untuk posisi akhir kendaraan mobil yang mengalami kecelakaan itu berhenti di lajur L1 (kiri) menghadap ke barat normal.

    Dalam insiden itu, terdapat tiga penumpang dan satu sopir. Tiga penumpang antara lain Sujinem (68), warga Dusun Darangan, Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen.

    Kemudian penumpang selanjutnya adalah Sania Citra Palupi (24), warga Dusun Katukang, Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen dan Ari Budiati (45), warga Desa Karangtalun, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

    Polisi yang mendapatkan informasi tersebut juga langsung koordinasi dengan pengelola jalan tol dan ke lokasi kejadian. Petugas kemudian mengevakuasi para korban dan dibawa ke rumah sakit.

     

  • Trik Polisi Bongkar Prostitusi di Gunung Kemukus Sragen, Rumah Warga Punya Fasilitas Tak Terduga

    Trik Polisi Bongkar Prostitusi di Gunung Kemukus Sragen, Rumah Warga Punya Fasilitas Tak Terduga

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Saat tempat wisata religi justru berubah jadi tempat prostitusi terselubung.

    Itulah yang terjadi di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah.

    Polisi berhasil membongkarnya setelah ada laporan TPPO dari seorang ibu di Semarang.

    Berikit kisah lengkapnya.

    Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah menerjunkan sejumlah anggota untuk membongkar kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa korban AM di kawasan Gunung Kemukus Sragen.

    Para anggota tersebut menuju lokasi dengan berpura-pura sebagai pengunjung biasa pada akhir Januari 2025 lalu.

    Mereka mendatangi kawasan itu dengan melalui pintu masuk wisatawan.

    “Kami masuk ke lokasi wisata Gunung Kemukus lalu diminta beli karcis dari Pemda setempat,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio di Mapolda Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa (4/2/2025).

    Selepas mendapatkan karcis, lanjut Dwi, anggota menyisir ke sejumlah lokasi yang disinyalir menjadi lokasi prostitusi.

    Dwi menyebut, rumah-rumah prostitusi itu ditampilkan dengan tidak mencolok.

    Bahkan, cenderung seperti rumah warga pada umumnya yakni tanpa pelang nama dan ornamen-ornamen yang jamak ditemukan di kawasan karaoke.

    Namun, ketika masuk ke dalam rumah ternyata sudah ada fasilitas komplit yakni ruang karaoke dan kamar untuk berhubungan badan.

    Pihaknya juga menemukan banyak botol minuman keras dan kondom.

    “Rumah-rumah ini berada di dalam kawasan wisata Gunung Kemukus,” jelas Dwi.

    Selepas menemukan targetnya, anggota kepolisian lantas menyelamatkan korban AM sekaligus menangkap tersangka atas nama Sukini alias Tini (44) yang merupakan mucikari.

    Di sisi lain, Dwi menyayangkan, kawasan wisata Gunung Kemukus yang dikenal sebagai wisata religi malah dikelilingi oleh tempat-tempat prostitusi.

    Pihaknya meminta kepada Pemerintah Daerah Sragen untuk menertibkan kawasan tersebut.

    “Kembalikan marwah Gunung Kemukus sebagai kawasan religi,” terangnya.

    Sebelumnya, Polda Jawa Tengah membongkar kasus prostitusi sekaligus kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di kawasan Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen.

    Kasus ini terungkap ketika ibu dari korban berinisial AM melaporkan kasus ini ke Polda Jateng. Satu tersangka atas nama Sutini alias Tini (44) yang berperan sebagai mucikari berhasil diringkus polisi.

    PERJUANGAN PULANGKAN ANAK – Nur Saidah (42) mengungkapkan usahanya untuk memulangkan putrinya yang terjebak dalam kubangan dunia prostitusi di kawasan Gunung Kemukus, Sragen. Dia akhirnya meminta bantua UPTD PPA Provinsi Jawa Tengah dan Polda di Mapolda Jawa Tengah, Kota Semarang, Selasa (4/2/2025). (Iwan Arifianto)

    “Anak saya (AM) kerja di Gunung Kemukus ditahan tidak boleh pulang, malah disuruh menebus utang Rp1 juta,” ujar Ibu Korban AM, Nur Saidah (42) di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (4/2/2025).

    Nur mengatakan, anaknya bisa terjerat ke dunia prostitusi ketika tertarik melihat iklan lowongan pekerjaan di Facebook yakni bekerja di rumah makan dengan gaji besar.

    Tak hanya gaji, fasilitas lainnya pun dijanjikan oleh pengiklan meliputi wifi gratis, mess karyawan, makan gratis, dan lainnya.

    “Anak saya terpengaruh iklan, ketika di sana malah dikerjakan tidak semestinya,” terang warga Tembalang Semarang itu.

    Nur yang ingin memulangkan anaknya sempat kesulitan karena disuruh menebus utang sebesar Rp1 juta.

    Uang itu dengan dalih utang yang digunakan oleh korban selama berada di tempat tersebut.

    Dia pun kemudian melapor ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Jawa Tengah dan Polda Jateng untuk meminta bantuan.

    “Dari kasus ini, saya mengingatkan kepada orangtua lainnya agar hati-hati menjaga anaknya terutama dari iklan di facebook,” bebernya.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengatakan,  korban AM berangkat ke Gunung Kemukus dengan niat bekerja di rumah makan pada Kamis, 9 Januari 2025.

    Selang hampir tiga minggu, korban menelpon ibunya karena dipaksa bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) oleh tersangka pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Ibu  korban lantas melaporkan kasus ini pada Kamis, 30 Januari 2025.

    Pihaknya lantas menjemput korban yang berada di rumah prostitusi milik Sukini alias Tini (44).

    “Kami langsung menangkap tersangka Sukini dan mengamankan sejumlah barang bukti lainnya seperti botol minuman keras dan alat kontrasepsi,” katanya. (Iwn)

  • Kisah Nur Pulangkan Anaknya yang Disekap di Gunung Kemukus Sragen: Yang Dikerjakan Tak Terbayangkan

    Kisah Nur Pulangkan Anaknya yang Disekap di Gunung Kemukus Sragen: Yang Dikerjakan Tak Terbayangkan

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Kisah Nur, seorang ibu asal Semarang Jawa Tengah memulangkan anak perempuannya.

    Si anak terjebak iklan di media sosial.

    Ia akhirnya mendapatkan pekerjaan tak layak dan menghubungi ibunya karena ingin pulang.

    Namun, mereka malah diminta uang Rp 1 juta. Ini kisah lengkapnya.

    KASUS PERDAGANGAN ORANG –  Dirreskrimum Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio menerangkan kronologi kasus perdagangan orang yang menimpa warga Kota Semarang di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (4/2/2025).  Di belakang Dwi, tampak tersangka Sutini yang memaksa korban AM bekerja sebagai PSK di kawasan Gunung Kemukus, Sragen. (Iwan Arifianto.)

    Polda Jawa Tengah membongkar kasus prostitusi sekaligus kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di kawasan Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen. 

    Kasus ini terungkap ketika ibu dari korban berinisial AM melaporkan kasus ini ke Polda Jateng.

    Satu tersangka atas nama Sutini alias Tini (44) yang berperan sebagai mucikari berhasil diringkus polisi.

    “Anak saya (AM) kerja di Gunung Kemukus ditahan tidak boleh pulang, malah disuruh menebus utang Rp 1 juta,” ujar Ibu Korban AM, Nur Saidah (42) di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (4/2/2025).

    Nur mengatakan, anaknya bisa terjerat ke dunia prostitusi ketika tertarik melihat iklan lowongan pekerjaan di Facebook yakni bekerja di rumah makan dengan gaji besar.

    Tak hanya gaji, fasilitas lainnya pun dijanjikan oleh pengiklan meliputi wifi gratis, mess karyawan, makan gratis, dan lainnya.

    “Anak saya terpengaruh iklan, ketika di sana malah yang dikerjakan tidak semestinya,” terang warga Tembalang Semarang itu.

    Nur yang ingin memulangkan anaknya sempat kesulitan karena disuruh menebus utang sebesar Rp 1 juta.

    Uang itu dengan dalih utang yang digunakan oleh korban selama berada di tempat tersebut.

    Dia pun kemudian melapor ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Jawa Tengah dan Polda Jateng untuk meminta bantuan.

    “Dari kasus ini, saya mengingatkan kepada orangtua lainnya agar hati-hati menjaga anaknya terutama dari iklan di facebook,” bebernya.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengatakan,  korban AM berangkat ke Gunung Kemukus dengan niat bekerja di rumah makan pada Kamis, 9 Januari 2025.

    Selang hampir tiga minggu, korban menelpon ibunya karena dipaksa bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) oleh tersangka pada Rabu, 29 Januari 2025.

    Ibu  korban lantas melaporkan kasus ini pada Kamis, 30 Januari 2025.

    Pihaknya lantas menjemput korban yang berada di rumah prostitusi milik Sukini alias Tini (44).

    “Kami langsung menangkap tersangka Sukini dan mengamankan sejumlah barang bukti lainnya seperti botol minuman keras dan alat kontrasepsi,” katanya.

    Dia mengatakan, tempat prostitusi terselubung yang dilakukan tersangka di dalam kawasan wisata Gunung Kemukus dibangun dengan tidak mencolok.

    Tempat prostitusi itu seperti rumah warga pada umumnya karena tanpa pelang nama tetapi ketika masuk ke dalam rumah ada fasilitas ruangan karaoke dan kamar untuk berhubungan badan.

    “Ternyata ada tempat serupa di kawasan itu jadi tidak hanya satu milik tersangka Sutini. Kami meminta Pemerintah daerah setempat untuk menertibkan,” ungkap Dwi.

    Sementara tersangka Sutini menyebut, telah menjalankan bisnis esek-esek tersebut selama satu tahun tanpa tersentuh oleh pihak manapun.

    “Anak itu (korban) baru 2 Minggu,” paparnya. 

    Polisi juga masih melakukan penyelidikan siapa yang membantu Sutini dalam merekrut pekerja perempuan lewat laman Facebook.

    “Iya masih kami telusuri siapa yang membantu tersangka iklan di Facebook,” sambung Dirreskrimum Kombes Dwi.

    Dwi menambahkan, Sutini telah terbukti melakukan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) lantaran telah mengeksploitasi korban.

    Tersangka meminta setoran ke korban dari hasil kerja sebagai pemandu lagu sebesar Rp 20 ribu perpelanggan dan setoran sebesar Rp 50 ribu perpelanggan lelaki hidung belang.

    Tersangka dijerat pasal 2 UU RI tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdaganan orang. “Ancaman hukuman minimal 3 tahun maksimal 15 tahun,” tandas Dwi. (Iwn)

  • Kecelakaan di Tol Jombang-Mojokerto: Satu Tewas, Tiga Luka Berat

    Kecelakaan di Tol Jombang-Mojokerto: Satu Tewas, Tiga Luka Berat

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di ruas tol Jombang-Mojokerto (Jomo) KM 686+000 B pada Senin (4/2/2025) sekitar pukul 20.15 WIB. Mobil Suzuki XL7 dengan nomor polisi AD 1322 EX menabrak truk yang berada di depannya. Akibat kejadian ini, satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka berat.

    Korban meninggal adalah Sujinem (68), warga Darangan, Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sujinem mengalami luka di dahi, rahang bawah, serta tangan kanan.

    Sementara itu, korban luka berat adalah Hariyanto (36), sopir kendaraan asal Desa Pakah, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi; Ari Budiati (45), warga Desa Karangtalun, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen; serta Sania Citra Palupi (24), warga Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

    “Seluruh korban dievakuasi ke RSUD Jombang. Berdasarkan data yang ada di kami, satu orang meninggal dan tiga luka berat dalam kecelakaan tersebut,” jelas Kepala Departemen Busdev and Relation Tol Astra Jomo, Udhi Dwi Saputro, Selasa (5/2/2024).

    Menurut laporan, kecelakaan bermula saat mobil Suzuki XL7 masuk dari gerbang tol Warugunung dan melaju dari arah timur. Setiba di KM 686 B, diduga pengemudi mengantuk sehingga menabrak dump truk di depannya.

    Benturan keras terjadi, dan truk tetap melaju tanpa berhenti. Mobil Suzuki XL7 akhirnya berhenti di lajur 1 dalam posisi menghadap ke barat secara normal. Bodi kendaraan bagian depan hancur.

    Kepala Unit Penegakkan Hukum (Kanit Gakkum) Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, membenarkan peristiwa ini. “Mobil yang terlibat kecelakaan diamankan di Satlantas Jombang sebagai barang bukti. Sedangkan korban dibawa ke RSUD Jombang,” kata Siswanto. [suf]