kab/kota: Solok

  • Bencana Alam di Sumbar Meluas jadi 14 Daerah, Agam dan Padang Terparah

    Bencana Alam di Sumbar Meluas jadi 14 Daerah, Agam dan Padang Terparah

    Bisnis.com, PADANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat mencatat bencana alam yang terjadi pada Kamis (27/11/2025) meluas dari 13 kabupaten dan kota kini bertambah menjadi 14 kabupaten yang menyebabkan 13 orang warga meninggal dunia.

    Kalaksa BPBD Sumbar Era Sukma menyatakan daerah yang terbaru dilaporkan terjadi bencana alam adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

    Melihat pada data sebelumnya, 13 kabupaten dan kota yang dilanda bencana alam, banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kayu tumbang, yang berada di Kota Padang, Solok, Padang Panjang, Pariaman, Bukittinggi, Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Pesisir Selatan, Pasaman, Lima Puluh Kota, dan Pasaman Barat.

    “Untuk data hingga pukul 18.00 Wib tadi jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 13 orang, yang tersebar di sejumlah daerah, di Kota Padang, Agam, dan Padang Panjang,” katanya, Kamis (27/11/2025).

    Dia menyebutkan dari kondisi ini, daerah terparah yang terdampak bencana alam ada di Kota Padang dan Kabupaten Agam, untuk kondisi banjir yang terjadi dominan banjir bandang. Hal ini dapat dilihat dari material yang terbawa arus sungai yakni berupa kayu-kayu berukuran besar.

    “Terkait data-data ini, akan terus kami update, dan sampai sekarang personel BPBD bersama sejumlah seperti SAR, TNI, Polri, masih terus melakukan penanganan bencana alam yang tersebar di 14 kabupaten dan kota itu,” tegasnya.

     

    Gubernur ke Lokasi Banjir Bandang Agam

    Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi meninjau langsung kawasan terdampak banjir bandang (galodo) di Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam.

    Musibah tersebut mengakibatkan dua orang korban meninggal dunia dan satu orang lainnya masih dalam pencarian. Selain itu, juga ada puluhan rumah mengalami kerusakan yang cukup parah.

    Dalam peninjauan tersebut, Mahyeldi menginstruksikan perangkat daerah terkait untuk memprioritaskan penyelamatan korban serta pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak.

    Setelahnya, baru akan dilakukan penanganan lanjutan sesuai kebutuhan lapangan.

    “BPBD dan relawan kita minta fokus dulu pada penyelamatan korban dan pemenuhan kebutuhan dasar. Itu dulu prioritas kita. Setelah itu baru yang lain, kasihan masyarakat,” ujarnya.

    Selain itu, Mahyeldi juga meminta perangkat daerah terkait untuk segera menghadirkan penanganan darurat bagi korban terdampak.

    Di antaranya, penyediaan layanan kesehatan, pendistribusian bantuan logistik, serta pendirian posko pengungsian.

    “Pendirian dapur umum, juga harus segera. Saya minta malam ini, itu sudah ada,”tegas Mahyeldi.

    Bupati Agam Benni Warlis menjelaskan bencana longsor di lokasi ini bukanlah kejadian pertama, tapi sudah berulang, akibat tingginya intensitas hujan.

    Penanganan darurat telah dilakukan sejak awal kejadian, termasuk pendistribusian selimut dan sembako.

    “Sebelumnya masih bisa kami tangani, namun hujan lebat memicu longsor yang lebih besar. Longsoran kedua inilah yang menimbulkan 2 korban jiwa dan 1 orang masih dalam pencarian,” ujar Benni.

    Dia berharap dukungan tambahan dari Pemprov Sumbar, terutama untuk percepatan pembukaan akses jalan dan penanganan warga yang masih terdampak.

    1764253418_c78320d4-6b02-4e22-81ac-4917b2042c13.Dampak banjir bandang di perumahan Lumin Park, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatra Barat, Kamis (27/11/2025). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

  • Viral Day 3 Nikah Berujung Masuk RS usai Honeymoon, Inikah Pemicunya?

    Viral Day 3 Nikah Berujung Masuk RS usai Honeymoon, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Viral curhat wanita di TikTok sebagai pasangan suami istri baru, berakhir dirawat di rumah sakit pasca honeymoon di Jepang. Ia mengaku mengalami infeksi saluran kemih pasca honeymoon. Kondisi ini juga kerap dikaitkan dengan fenomena ‘honeymoon cystitis’.

    “Honeymoon berujung masuk RS di Jepang. Infeksi saluran kemih,” tuturnya dalam video viral yang dilihat detikcom Kamis (20/11/2025).

    “Pengalaman apa yang kalian rasain pas jadi pengantin baru?” tanyanya dalam konten tersebut, dikutip atas izin yang bersangkutan.

    Sontak postingan ini mengundang beragam reaksi netizen. Salah satunya mengaku khawatir menghadapi malam pertama, beberapa yang lain juga mempertanyakan pemicu yang bersangkutan sampai harus dirawat di RS.

    Spesialis urologi dr Nur Rasyid menjelaskan kondisi viral yang disebut-sebut honeymoon cystitis ini sebenarnya merupakan infeksi kandung kemih atau infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi ketika bakteri masuk dan berkembang biak di saluran kemih.

    “Disebut ‘honeymoon cystitis’ itu lebih karena fenomenanya sering terjadi setelah aktivitas seksual, termasuk saat honeymoon. Tapi sebenarnya, infeksi ini bisa terjadi kapan saja, tidak hanya ketika baru menikah,” beber dr Rasyid kepada detikcom Rabu (19/11/2025).

    Ia menerangkan, saluran kemih wanita memang secara anatomi lebih pendek ketimbang laki-laki. Jarak antara lubang saluran kemih (uretra) dan kandung kemih hanya sekitar dua sentimeter. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih.

    “Pada tubuh manusia, terutama di saluran cerna dan vagina, ada bakteri yang sebenarnya normal berada di sana. Namun saat berhubungan seksual, gerakan yang terjadi bisa mendorong bakteri tersebut masuk ke kandung kemih,” jelasnya.

    Ia menyebut Escherichia coli (E. coli) sebagai bakteri yang paling sering menyebabkan ISK. Bakteri ini normal hidup di usus, tetapi ketika masuk ke kandung kemih, ia dapat memicu infeksi dan perlu diobati.

    Faktor risiko honeymoon cystitis

    Selain karena aktivitas seksual, risiko ISK juga meningkat pada kelompok usia lanjut atau wanita yang sudah memasuki masa menopause.

    “Setelah menopause, kadar estrogen menurun sehingga pelumasan alami berkurang. Jaringan di area genital juga menjadi lebih rapuh. Itu membuat bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi,” tambahnya.

    Namun pada wanita muda, fenomena honeymoon cystitis biasanya terjadi karena kurangnya pelumasan saat berhubungan seksual, terutama pada pasangan baru.

    “Kadang-kadang hubungan sudah dimulai sebelum pelumasan cukup. Itu bisa menyebabkan iritasi pada saluran kemih, dan iritasi ini memudahkan bakteri masuk,” kata dr Rasyid.

    Ia menegaskan, kondisi ini umum terjadi dan bisa dialami siapa saja. Namun bila menimbulkan keluhan, seperti nyeri saat buang air kecil, anyang-anyangan, demam, atau kencing berdarah, segera periksa ke dokter agar mendapat penanganan tepat.

    Tonton juga video “Honeymoon Maut di Solok Sumbar, Istri Tewas Diduga Keracunan Gas”

    Halaman 2 dari 2

    (naf/naf)

  • Kemensos dan Kemenhub Kolaborasi Hadirkan 28 Bus Sekolah Rakyat

    Kemensos dan Kemenhub Kolaborasi Hadirkan 28 Bus Sekolah Rakyat

    Jakarta

    Kementerian Sosial dan Kementerian Perhubungan berkolaborasi menghadirkan 28 bus untuk menunjang aktivitas siswa Sekolah Rakyat.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menandatangani Kesepakatan Bersama antara Kementerian Sosial RI dan Kementerian Perhubungan RI tentang Sinergitas Tugas dan Fungsi di Bidang Sosial dan Transportasi. Hal ini disertai penyerahan 28 unit bus sekolah bagi Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia.

    “Bus ini bukan sekadar kendaraan, tetapi jembatan menuju masa depan membawa anak-anak dari rumah sederhana menuju gerbang ilmu, dari perbatasan menuju ruang kesempatan,” ujar Mensos Gus Ipul, Kamis (6/11/2025).

    Acara penandatanganan dan penyerahan secara simbolis dilakukan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional III Yogyakarta. Acara dihadiri oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati Bantul dan Sleman, serta jajaran Forkopimda.

    Diketahui, Bus sekolah yang diserahkan merupakan bagian dari Program Strategis Nasional Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak keluarga miskin di seluruh Indonesia. Sebanyak 28 unit bus sekolah tahun anggaran 2025 dialokasikan kepada pemerintah daerah yang memiliki program Sekolah Rakyat.

    Bantuan ini menjangkau wilayah barat hingga timur Indonesia, antara lain Aceh Besar, Pidie Jaya, dan Kota Subulussalam di Provinsi Aceh; Kota Solok di Sumatera Barat; Rokan Hilir di Riau; serta Kabupaten Natuna di Kepulauan Riau.

    Sementara di Pulau Jawa, bantuan disalurkan ke Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya (Jawa Barat), Kabupaten Wonosobo dan Blora (Jawa Tengah), serta Kabupaten Sleman dan Bantul (DI Yogyakarta).

    Sedangkan di kawasan timur Indonesia, bantuan mencakup Kabupaten Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), Kabupaten Katingan (Kalimantan Tengah), Kota Samarinda (Kalimantan Timur), Kabupaten Wajo, Kota Makassar, dan Kabupaten Luwu Utara (Sulawesi Selatan), Kabupaten Mamuju (Sulawesi Barat), serta dua titik di Maluku Utara, yakni Kota Tidore Kepulauan dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.

    Gus Ipul menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah memperkuat transportasi sosial dan membuka akses masyarakat rentan terhadap layanan dasar, terutama pendidikan.

    “Kolaborasi bukan sekadar dokumen administratif, tetapi hasil nyata dari sinergi antar-kementerian untuk memastikan pembangunan sosial dan transportasi berjalan seiring bukan hanya menghubungkan tempat, tetapi juga menghubungkan manusia dengan harapan,” ujarnya.

    Ia menekankan transportasi adalah tulang punggung mobilitas manusia, sedangkan kerja sosial adalah tulang punggung kemanusiaan. Ketika keduanya disatukan, maka keadilan sosial akan bergerak bukan hanya di atas kertas, tetapi dalam kehidupan masyarakat kecil.

    Saat ini terdapat 166 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia dengan hampir 16.000 siswa. Seluruh siswa berasal dari keluarga miskin yang terdaftar dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), terutama desil 1 dan 2. Jumlah ini akan terus meningkat menjadi 46.000 siswa pada 2026, 100.000 siswa pada 2027, dan 200.000 siswa pada tahun-tahun berikutnya.

    “Sekolah Rakyat tidak berdiri sendiri, tetapi terhubung dengan seluruh program unggulan dan reguler Presiden anak bersekolah, orang tua diberdayakan, rumah diperbaiki, dan keluarga dilindungi oleh jaminan sosial. Setelah lulus, keluarga diharapkan keluar dari kemiskinan dan menjadi mandiri,” jelasnya.

    Sementara itu, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa sinergi dengan Kementerian Sosial merupakan bentuk nyata transformasi pelayanan publik berbasis keadilan dan empati.

    “Kita tidak hanya membangun jalan atau menyediakan kendaraan, tetapi juga membuka jalur kesempatan bagi anak-anak bangsa. Transportasi adalah instrumen pemerataan memastikan tidak ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal karena hambatan akses,” ujar Dudy.

    Ia menambahkan bahwa kerja sama ini menjadi momentum untuk memperkuat transportasi sosial inklusif yang terintegrasi dengan misi kesejahteraan nasional.

    “Dengan pendekatan kolaboratif seperti ini, kita memastikan bahwa pembangunan infrastruktur tidak berhenti pada beton dan aspal, tetapi berlanjut hingga ke hati dan masa depan masyarakat yang dilayani,” tegasnya.

    Dudy juga memastikan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya Kementerian Sosial dalam memperluas jangkauan Sekolah Rakyat, terutama di wilayah terpencil, kepulauan, dan perbatasan.

    “Kemenhub akan memastikan setiap bus sekolah beroperasi secara aman, terawat, dan tepat guna, agar benar-benar menjadi moda transportasi sosial yang menumbuhkan harapan,” tambahnya.

    Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa keberhasilan bangsa di era perubahan sosial dan pendidikan yang cepat tidak lagi ditentukan oleh siapa yang paling kuat, tetapi oleh siapa yang paling mampu berkolaborasi.

    “Kerja lintas sektor, seperti yang kita saksikan hari ini, adalah bentuk baru dari kepemimpinan kolaboratif yang melihat persoalan sosial bukan hanya urusan satu kementerian, tetapi sebagai ekosistem yang harus diatur bersama,” ujar Sultan.

    Ia menjelaskan bahwa kerja sama antara Kemensos dan Kemenhub menunjukkan pendekatan pemerintah yang semakin holistik menghubungkan akses sosial, mobilitas, dan masa depan pendidikan anak-anak.

    “Transportasi yang inklusif dapat meningkatkan peluang anak untuk tetap bersekolah hingga 30 persen lebih tinggi. Ini artinya akses bukan hanya soal jalan dan kendaraan, tetapi juga membuka masa depan, membangun keadilan sosial, dan menciptakan generasi yang tangguh,” lanjutnya.

    Menurut Sultan, penyerahan bus sekolah ini adalah simbol paradigma baru pembangunan yang beralih dari kebijakan berbasis program menuju kebijakan yang berpusat pada manusia (human-centered policy).

    “Kita tidak lagi hanya bicara tentang mengirim anak ke sekolah, tetapi juga membangun jembatan sosial agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, bermimpi, dan tumbuh,” tegasnya.

    Menutup acara, Sultan menyebut Yogyakarta sebagai “laboratorium kolaboratif” tempat kebijakan diuji oleh realitas dan inovasi lahir dari empati.

    “Yogyakarta selalu terbuka sebagai laboratorium kolaboratif tempat kebijakan diuji oleh kenyataan dan inovasi lahir dari empati,” ujarnya.

    Ia berharap kolaborasi ini menjadi contoh birokrasi baru yang bekerja tidak hanya dengan aturan, tetapi juga dengan visi dan nurani masa depan.

    (akd/ega)

  • Air Pegunungan Tak Harus Diambil di Gunung, Ini Penjelasan Pakar Geologi

    Air Pegunungan Tak Harus Diambil di Gunung, Ini Penjelasan Pakar Geologi

    Jakarta

    Polemik iklan Aqua yang menyebut airnya berasal langsung dari gunung belakangan menuai sorotan publik. Isu ini bermula saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunjungi salah satu lokasi perusahaan tersebut dan menanyakan sumber air yang digunakan.

    Dalam kunjungan itu, seorang staf perusahaan menjelaskan bahwa air diambil dari bawah tanah melalui proses pengeboran. Penjelasan tersebut kemudian memicu perdebatan terkait asal-usul sebenarnya dari air pegunungan.

    “Pemahaman publik, termasuk saya, air Aqua itu jatuh dari gunung, crut, kayak air terjun. Kan gambarnya ilustrasinya begitu.” ucap salah satu netizen.

    Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan air pegunungan tentunya air yang berasal dari pegunungan.

    Meskipun demikian, ia menegaskan air pegunungan tak selalu harus diambil langsung di gunung, bisa di lereng, dataran, puncak, hingga di tubuh gunung. Adapun hal tersebut bisa dibuktikan melalui penelitian dan riset yang mendalam.

    “Nah caranya gimana? Nah ini melalui penelitian, riset yang cukup panjang. Nah jadi melalui kimia, melalui isotop, melalui kajian bawah permukaan dan sebagainya,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (23/10/2025).

    Ia mengibaratkan, air tanah memiliki karakteristik layaknya DNA pada manusia. Setiap sumber air dapat diteliti dari mana asalnya, sehingga bisa diketahui apakah air yang muncul di suatu lokasi benar-benar berasal dari sistem pegunungan tertentu atau tidak.

    “Air tanah itu bisa dideteksi asal usulnya dari mana itu biasanya dengan isotop. Nah jadi misalnya dia di lereng gunung A bisa gak dibuktikan dia dari gunung A, bisa, tapi dengan cara metode tadi, ya,” ucapnya lagi.

    “Jadi air pegunungan itu harus melalui sebuah penelitian. ya, sekarang intinya itu tadi, air pegunungan tidak harus di gunung, gitu ya,” lanjutnya.

    Prof Heru juga menegaskan, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) berskala besar yang mencantumkan label air pegunungan pada produknya umumnya telah melalui proses penelitian dan uji ilmiah terlebih dahulu. Hal ini menjadi syarat mutlak agar klaim tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.

    “Semua AMDK yang besar-besar ya, yang besar-besar itu berani mencantumkan air pegunungan, itu pasti sudah melakukan uji tadi,” imbuhnya lagi.

    “Perusahaan-perusahaan besar yang mencantumkan dari pegunungan itu, pasti sudah mempunyai itu,” ucap Prof Heru.

    Senada, Rachmat Fajar Lubis dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan sumber air Aqua dan sebagian besar AMDK lain memang berasal dari kawasan pegunungan, tapi bukan langsung dari mata air terbuka di permukaan.

    “Perlu dicatat, dulu, perusahaan-perusahaan AMDK seperti Aqua memang mengambil air dari wilayah pegunungan, tapi bukan semuanya dari mata air. Setahu saya, sekarang hanya dua lokasi yang masih memakai mata air langsung, Aqua, di Bali dan di Solok,” jelas Fajar.

    Ia menambahkan, penggunaan istilah ‘air pegunungan’ dalam iklan modern sebenarnya sudah tepat, karena air tanah dari kawasan gunung api memiliki kualitas mineral yang baik dan melimpah.

    “Mereka menargetkan air dari daerah gunung api karena kandungan mineralnya bagus. Jadi istilah ‘air pegunungan’ itu lebih sesuai secara ilmiah,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • KDM Hingga Netizen Heran Air Aqua Pakai Air Tanah, Ilmuwan BRIN Jelaskan Maknanya

    KDM Hingga Netizen Heran Air Aqua Pakai Air Tanah, Ilmuwan BRIN Jelaskan Maknanya

    Jakarta

    Iklan Aqua, pelopor air minum dalam kemasan (AMDK) yang sudah berdiri sejak 1973 telah membentuk persepsi di masyarakat, airnya berasal langsung dari mata air pegunungan jernih dan alami. Visual air yang ‘jatuh dari gunung’ membuat banyak orang membayangkan air yang mengalir langsung dari sumber alam tanpa proses tambahan.

    Hal itu juga yang tertangkap di bayangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia baru saja mengunjungi pabrik Aqua dan terheran saat mengetahui sumber air AMDK ternyata berasal dari air tanah tekanan dengan metode pengeboran di kawasan pegunungan.

    Hal ini juga memicu kebingungan dan kecurigaan di publik terkait iklan yang selama ini beredar tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

    “Satu saja kalau warga mah, dalam iklannya itu air yang jatuh dari gunung. Terus kemudian kemarin lihat airnya dibor, itu saja. Saya nggak ada masalah,” ujarnya.

    “Pemahaman publik, termasuk saya, air Aqua itu jatuh dari gunung, crut, kayak air terjun. Kan gambarnya ilustrasinya begitu.”

    Rachmat Fajar Lubis dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut menanggapi anggapan viral di medsos.

    Sebagai ahli hidrologi, ia menekankan sumber air Aqua dan sebagian besar AMDK lain memang berasal dari kawasan pegunungan, tapi bukan langsung dari mata air terbuka di permukaan.

    “Perlu dicatat, dulu, perusahaan-perusahaan AMDK seperti Aqua memang mengambil air dari wilayah pegunungan, tapi bukan semuanya dari mata air. Setahu saya, sekarang hanya dua lokasi yang masih memakai mata air langsung, Aqua, di Bali dan di Solok,” jelas Fajar kepada detikcom.

    Ia menambahkan, penggunaan istilah ‘air pegunungan’ dalam iklan modern sebenarnya sudah tepat, karena air tanah dari kawasan gunung api memiliki kualitas mineral yang baik dan melimpah.

    “Mereka menargetkan air dari daerah gunung api karena kandungan mineralnya bagus. Jadi istilah ‘air pegunungan’ itu lebih sesuai secara ilmiah,” katanya.

    Dulu dari Mata Air, Sekarang dari Sumur Dalam

    Menurutnya, perubahan sumber air ini berkaitan dengan kebutuhan higiene dan keamanan kualitas air.

    “Kalau dicek, iklan Aqua yang menonjolkan mata air itu sudah sangat lama, mungkin tahun 1970-an saat mereka baru berdiri. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi iklan yang menyebut ‘mata air’, mereka selalu bilangnya ‘air pegunungan’.”

    Alasannya, lanjut dia, karena air dari mata air terbuka lebih rentan terkontaminasi, terutama oleh bakteri dari lingkungan sekitar.

    “Air dari mata air itu bisa tercemar bakteri E coli dari kotoran hewan di sekitar sumber air. Bakteri ini bisa menyebabkan diare. Makanya dulu selalu ada kampanye ‘air harus dimasak dulu’,” jelasnya.

    Selain itu, vegetasi seperti lumut atau tumbuhan liar di sekitar mata air juga bisa memengaruhi kualitas air.

    “Ada lumut yang menyegarkan, tapi ada juga yang belum diketahui efeknya terhadap tubuh. Ini masih terus kami riset,” tambahnya.

    Air Sumur Dalam Lebih Terlindungi dan Stabil

    Berbeda dengan mata air yang bersinggungan langsung dengan aktivitas manusia dan hewan, air tanah dari sumur dalam (air tanah tertekan) berada jauh di bawah permukaan.

    “Di bawah permukaan tanah yang cukup dalam, tidak ada kehidupan mikroorganisme. Jadi airnya lebih murni, hanya mengandung mineral alami dari batuan yang dilaluinya,” ungkapnya.

    Inilah alasan mengapa perusahaan air minum memilih menyedot air dari lapisan tanah dalam, bukan dari sumber mata air terbuka.

    “Dengan cara itu, kualitas air bisa dijaga, bebas kontaminasi, dan tetap memenuhi standar kesehatan,” katanya.

    Perubahan istilah dari mata air ke air pegunungan dinilai bukan bentuk penipuan, melainkan penyesuaian ilmiah dan regulatif terhadap praktik modern pengambilan air. Namun, karena citra iklan masa lalu begitu melekat, banyak masyarakat masih mengira air kemasan diambil dari pancuran gunung secara langsung.

    Fajar menilai, perlu ada edukasi publik yang lebih terbuka mengenai sumber air, proses pengolahan, dan regulasi pengawasan AMDK.

    “Masyarakat perlu tahu bahwa air pegunungan yang diambil lewat sumur dalam bukan berarti air buatan atau hasil bor sembarangan. Justru itu cara paling aman untuk memastikan air tetap alami dan steril,” pungkasnya.

    Air itu tetap berasal dari proses alam, hujan yang meresap ke dalam tanah, tersaring oleh lapisan batuan, dan muncul di lapisan air tanah dalam yang kemudian diambil melalui sumur industri berizin. Dengan kata lain, air Aqua memang dari pegunungan, tapi tidak langsung dari mata air di permukaannya.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Aturan BPA di Indonesia, Jadi Tanggung Jawab Siapa?”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • Gaduh Sumber Air Aqua, Peneliti BRIN: Mata Air Pegunungan Malah Rentan Kontaminasi

    Gaduh Sumber Air Aqua, Peneliti BRIN: Mata Air Pegunungan Malah Rentan Kontaminasi

    Jakarta

    Netizen baru-baru ini ramai memperdebatkan sumber air Aqua dari air tanah, menuding kenyataan tersebut tidak sesuai dengan iklan yang selama ini melekat di masyarakat yakni mata air pegunungan.

    “parah tidak sesuai labelnya,” komentar salah satu warganet.

    “air tanah bukan air pegunungan,” timpal yang lain.

    Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) belakangan juga bakal memanggil manajemen dan Direktur utama PT Tirta Investama selaku produsen air minum kemasan merek Aqua untuk memberikan klarifikasi.

    Anggapan yang meluas di masyarakat dipastikan keliru. Peneliti hidrologi dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rachmat Fajar Lubis meluruskan soal sumber air dan kualitasnya.

    Tidak hanya Aqua, hampir seluruh perusahaan AMDK disebutnya kini beralih menggunakan air tanah tertekan atau yang diambil melalui metode pengeboran dengan kedalaman bervariasi, 60 hingga 104 meter. Aqua, di masa awal berdirinya, memang mengambil air langsung dari mata air pegunungan.

    “Kalau dicatat, dulu memang perusahaan-perusahaan seperti Aqua mengambil air dari mata air. Setahu saya, masih ada dua sumber mereka yang berasal dari mata air, yaitu di Bali dan Solok,” jelasnya, saat dihubungi detikcom Minggu (26/10/2025).

    “Dulu, mungkin sekitar awal berdirinya di tahun 1973, iklan Aqua menonjolkan air pegunungan. Tapi sekarang, hampir semua sumbernya sudah diambil dari air tanah dalam, bukan dari mata air yang terbuka.”

    Meskipun kini banyak mengambil dari air tanah dalam, perusahaan AMDK tetap menyebut produknya air pegunungan. Menurut ahli, istilah itu masih relevan secara geologi.

    “Mereka tetap menargetkan sumber air dari daerah gunung api, karena secara alami batuan vulkanik memiliki kandungan mineral yang melimpah dan baik untuk kesehatan,” beber Fajar.

    Walhasil, meski airnya diambil lewat pengeboran (bukan muncul alami di permukaan), air tersebut tetap berasal dari lapisan akuifer yang terbentuk oleh sistem geologi gunung api, sumber yang sama dengan mata air pegunungan.

    Mata Air Rentan Kontaminasi

    Ia mengingatkan sumber dari mata air justru lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri dan bahan kimia, terutama di kawasan dengan aktivitas padat manusia atau hewan.

    “Salah satu kontaminasi paling umum adalah bakteri E. coli yang bisa menyebabkan diare. Sumbernya dari kotoran hewan yang hidup di sekitar mata air. Hewan buang kotoran di tanah, lalu bakteri terbawa ke air,” jelasnya.

    Selain itu, tanaman dan lumut di sekitar mata air juga dapat menjadi media alami bagi mikroorganisme yang belum sepenuhnya diketahui dampaknya.

    “Ada lumut yang menyejukkan, tapi ada juga yang bisa membawa mikroorganisme tertentu. Kita masih terus meneliti hal-hal semacam itu,” tambahnya.

    Lebih jauh, ia menjelaskan aktivitas pertanian dan rumah tangga di sekitar sumber air dapat meningkatkan risiko pencemaran, baik melalui pestisida, deterjen, maupun limbah organik. Semua itu mengandung unsur nitrat dan nutrien yang mudah terserap air tanah dangkal.

    “Meskipun tidak ada niat mencemari, keberadaan manusia dan aktivitas pertanian di sekitar mata air akan menambah beban nutrien pada air tersebut,” katanya.

    Berbeda dengan itu, air tanah tertekan (confined aquifer), yang berada jauh di bawah permukaan umumnya bebas dari kontaminasi biologis karena tidak ada kehidupan mikroorganisme di lapisan tersebut. Air jenis ini hanya mengandung mineral alami dari batuan yang dilaluinya.

    Penjelasan Fajar menunjukkan bahwa penggunaan sumur bor oleh perusahaan AMDK bukan berarti airnya tidak alami. Sebaliknya, metode itu justru bertujuan menjaga kualitas dan keamanan air dari potensi pencemaran di permukaan.

    “Air tanah dalam dari daerah vulkanik tetap termasuk air pegunungan. Hanya saja, kini pengambilannya lebih terkontrol lewat pengeboran untuk memastikan kualitasnya tetap higiene,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Anggota DPR: Peran penyuluh penting untuk sukseskan program pemerintah

    Anggota DPR: Peran penyuluh penting untuk sukseskan program pemerintah

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi IV DPR RI Rahmat Saleh menekankan pentingnya peran penyuluh dalam mendukung keberhasilan program-program pemerintah di bidang pertanian, perikanan, kelautan, dan perkebunan.

    Rahmat mengungkapkan akan ada program penanaman kopi seluas 2.000 hektare di Kabupaten Solok pada akhir 2025. Ia menyebut, peran penyuluh sangat penting agar program tersebut berjalan tepat sasaran.

    “Program itu harus dijalankan dengan edukasi dan pengawasan. Kalau tidak, bantuannya cepat habis tapi tak berdampak. Bantuan itu tujuannya membebaskan masyarakat dari kemiskinan,” kata Rahmat dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Hal itu disampaikan Rahmat saat menggelar pertemuan bersama para penyuluh pertanian lapangan (PPL) se-Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

    Ia menambahkan, berbagai program prioritas nasional seperti Koperasi Merah Putih, Kampung Nelayan Merah Putih, dan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) harus dijalankan dengan hati-hati.

    “Kalau bantuan tidak disalurkan dengan tepat, uang negara bisa habis tapi hasilnya tidak efektif,” ujarnya.

    Pertemuan Rahmat Saleh dengan para penyuluh pertanian tersebut adalah bagian dari kegiatan safari Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) yang digelar di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Gunung Talang, Sumatera Barat. Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 50 orang penyuluh pertanian dari berbagai kecamatan di Kabupaten Solok.

    Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok Syoufitri, Plt. Kadis Pertanian Imran Syahrial, dan Ketua DPD Perhiptani Sumbar Hafes Renaldo.

    Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Solok Syoufitri menegaskan pentingnya gerakan Gemarikan dalam meningkatkan gizi dan kecerdasan masyarakat lewat konsumsi ikan.

    “Gemarikan ini bentuk penggalangan partisipasi semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, hingga nagari,” ujar Syoufitri.

    Syoufitri juga memamerkan sejumlah capaian Dinas Perikanan dan Pangan Solok, termasuk prestasi juara lomba Memasak Serba Ikan Tingkat Provinsi Sumbar dengan menu andalan Kembung Tombong Gulung Asam Riang.

    Sementara itu, Plt Kadis Pertanian Imran Syahrial memaparkan potensi sektor pertanian Solok yang dinilai masih sangat besar dan perlu dikelola secara serius ke depan.

    Safari Gemarikan ini juga menjadi ajang memperkuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan penyuluh dalam upaya meningkatkan konsumsi ikan serta memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Solok.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Efek Keracunan Gas CO di Balik Viral Suami Kritis-Istri Meninggal saat Honeymoon

    Efek Keracunan Gas CO di Balik Viral Suami Kritis-Istri Meninggal saat Honeymoon

    Jakarta

    Viral kejadian nahas menimpa pasutri yang tengah ‘honeymoon’ di kawasan pinggir Danau Diateh, Alahan Panjang Solok, Sumatera Barat. Keduanya diduga mengalami keracunan akibat kebocoran tabung gas.

    Istri CDN (28) dinyatakan meninggal sementara suaminya, GK (28) sempat pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

    Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih menyebutkan peristiwa berawal saat pasutri itu masuk ke penginapan pada Rabu (8/10/2025) siang. Pasutri asal Padang itu kemudian menginap hingga Kamis (9/10/2025) pagi datang pelayan mengantarkan sarapan pagi.

    “Saat pelayanan mau mengantarkan sarapan pagi pasutri itu masih merespons atau menyahut kedatangan pelayan,” kata Barata kepada wartawan Sabtu (11/10/2025).

    Namun saat itu sarapan belum sempat diberikan karena pasutri tersebut sedang mandi. Setelah pelayan itu kembali dan mau mengantarkan sarapan, pasutri tersebut tidak lagi merespons.

    Kemudian pelayan memberitahu ke rekannya lain lalu mereka masuk dengan dibuka paksa. “Mereka menemukan kedua pasutri sedang tergeletak di lantai kamar mandi,” kata Barata.

    Terlepas dari kejadian tersebut, mengapa kasus fatal bisa terjadi karena keracunan tabung gas?

    Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan karbon monoksida adalah gas tidak berbau, tidak berasa, juga tidak berwarna. Gas ini dinilai 200 kali lipat lebih kuat daripada O2 dalam kawanan dengan hemoglobin.

    Artinya, bila seseorang tidak sengaja terhirup gas CO, ikana HB O2 yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh akan terganti dengan HB CO.

    “Jadi berbagai organ tubuh mendadak tidak akan mendapat oksigen dan jadi rusak, yang mungkin dapat menimbulkan kematian,” jelasnya dalam keterangan yang diterima detikcom Senin (13/10/2025).

    Menurutnya, setiap tahun ada sekitar 28 ribu kematian di dunia akibat keracunan gas CO atau karbon monoksida. Sementara di AS, dilaporkan sekitar 400 kematian dalam setahun.

    “Kita belum punya data total kematian akibat gas CO di negara kita,” beber Prof Tjandra.

    Mengutip laman CDC, prof Tjandra menekankan dalam kondisi tertentu seseorang bisa meninggal akibat keracunan karbon monoksida, bahkan sebelum gejala muncul.

    Meski begitu, tidak semua kasus keracunan monoksida menimbulkan kematian. Ia menekankan hal ini bergantung dari seberapa besar dosis yang terhirup dan apakah orang tersebut bisa langsung menghindar dari paparan gas CO.

  • Bulan Madu Berujung Maut: Wanita di Solok Tewas Diduga Keracunan Gas, Suaminya Kritis

    Bulan Madu Berujung Maut: Wanita di Solok Tewas Diduga Keracunan Gas, Suaminya Kritis

    Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    Dugaan awal menyebut korban mengalami keracunan gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari alat pemanas air (water heater) dan tabung gas elpiji di kamar mandi yang memiliki ventilasi minim.

    “Untuk penyebab pastinya kami masih menunggu hasil pemeriksaan medis. Sementara dari hasil visum luar, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban,” jelasnya.

    Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi. Polisi masih melanjutkan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti insiden tersebut.

  • Bulan Madu Berujung Maut di Solok, Istri Tewas, Keluarga Tolak Otopsi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Oktober 2025

    Bulan Madu Berujung Maut di Solok, Istri Tewas, Keluarga Tolak Otopsi Regional 10 Oktober 2025

    Bulan Madu Berujung Maut di Solok, Istri Tewas, Keluarga Tolak Otopsi
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Tak ditemukan unsur kekerasan fisik, pihak keluarga CDN (28), istri yang tewas di kamar mandi sebuah penginapan di Solok, mengurungkan niat untuk dilakukan otopsi.
    “Awalnya direncanakan dilakukan otopsi, tetapi keluarga membatalkan sehingga jenazah kemudian diserahkan untuk dikebumikan,” kata Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih yang dihubungi Kompas.com, Kamis (10/10/2025).
    Barata menyebutkan, dari hasil visum luar yang dilakukan dokter, disimpulkan tak ditemukan kekerasan.
    Namun, untuk memastikan penyebab kematian, dibutuhkan otopsi.
    “Otopsi tak jadi dilakukan. Keluarga sudah memakamkan korban,” kata Barata.
    Sebelumnya diberitakan, bulan madu sepasang suami istri di Sumatera Barat berujung maut.
    Sang istri, CDN (28), ditemukan tewas di kamar mandi di sebuah penginapan di Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Kamis (9/10/2025).
    Lalu, sang suami, GK (28), tak sadarkan diri dan dalam kondisi kritis dilarikan ke rumah sakit.
    Keduanya diketahui baru menikah dan berbulan madu di sebuah penginapan di daerah itu.
    Kapolres Solok AKBP Agung Pranajaya mengatakan, kepolisian masih menunggu hasil visum jenazah korban.
    “Kami lagi menunggu visumnya,” ujar Agung saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/10/2025).
    Agung menyebutkan, polisi telah mensterilkan TKP dengan memasang garis polisi di penginapan tersebut.
    Sementara itu, Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata Rahmat Sukarsih, menyatakan, dari hasil pemeriksaan visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
    “Visum luar tidak ada ditemukan tanda kekerasan. Kondisinya sudah meninggal dunia saat dibawa ke puskesmas,” kata Barata.
    Pihaknya masih menyelidiki kasus itu terkait penyebab kematian.
    Ada dugaan karena keracunan gas dari pemanas air mandi, tetapi polisi belum memastikannya.
    “Kami belum bisa menyimpulkan. Kalau untuk kemungkinan-kemungkinan bisa semua, tetapi belum bisa dipastikan,” kata Barata.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.