kab/kota: Slipi

  • SPBU Palmerah Jakarta Barat jadi “rest area darurat” imbas kemacetan

    SPBU Palmerah Jakarta Barat jadi “rest area darurat” imbas kemacetan

    Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Palmerah, Jakarta Barat, menjadi “rest area darurat” imbas kemacetan yang terjadi di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Letjen S. Parman pada Rabu malam.

    Sejumlah pengguna kendaraan roda empat maupun roda dua pun memilih beristirahat di SPBU yang buka hingga 24 jam itu.

    Arif (39), seorang sopir agen perjalanan (travel) yang mengemudikan kendaraan baru saja selesai mengantar penumpang dari Tangerang, Banten, menuju Palmerah, Jakarta Barat.

    “Ini harusnya balik lagi ke Cawang. Tapi, enggak sanggup kalau harus melewati macet. Mending saya tunggu tengah malam aja, enggak dikejar apa-apa juga,” ucap Arif di lokasi kemacetan tersebut.

    Arif memilih tidur sejenak di SPBU itu usai berjam-jam berkendara mengantar penumpang.

    “Saya kan tadi dari sini (Palmerah), di belakang nge-‘drop’-nya. Itu aja udah terjebak macet, 5 jam perjalanan saya. Enggak kuat, mending tidur dulu,” kata dia.

    Aak dan istri Arif masih menunggunya pulang di rumah. Namun karena kelelahan, Arif khawatir akan kecelakaan apabila memaksa berkendara.

    “Saya ngeri kenapa-kenapa di jalan. Malah enggak bisa pulang. Apalagi macetnya kalau naik mobil kayaknya bisa 2 jam 3 jam sendiri kali saya ke sana, kan,” katanya.

    Senada, Egi (29) pengemudi ojek online asal Kemanggisan, Jakarta Barat, terlihat tengah terduduk di atas motornya.

    “Abis mengisi bensin, sekalian beli minum dan duduk sebentar. Saya dari sore bolak-balik nenerobos macet. Kasihan motor saya,” kata Egi.

    Dia pun mengaku sudah beberapa kali terpaksa menolak pesanan untuk mengantar penumpang ke kawasan Semanggi hingga Sudirman.

    Alasannya, dia khawatir motornya yang sudah tua akan mogok apabila dipaksa menerobos kemacetan.

    “Tadi dapat ke Sudirman, Rasuna Said, sempat dua kali saya tolak orderan. Soalnya saya pulang tinggal ke arah sini dekat. Mending lanjut besok aja. Saya istirahat, motor juga istirahat,” katanya.

    Adapun hingga pukul 20.30 WIB, kemacetan parah masih belum terurai total, terutama di Jalan Letjen S Parman dan Jalan Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Semanggi.

    Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi (Jakarta Barat) dan arah sebaliknya macet parah karena Gerbang Tol Semanggi 1 ditutup untuk perbaikan.

    “Gerbang Tol Semanggi 1 lagi tahap perbaikan karena dampak dari yang dibakar kemarin (aksi unjuk rasa Agustus 2025),” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Arus kendaraan pun dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2, kendati hanya satu gerbang yang dapat digunakan.

    “Sehingga masyarakat yang akan masuk Gerbang Tol Semanggi 1, dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2,” katanya.

    Gerbang Tol Semanggi 2 juga hanya satu gerbang yang bisa digunakan. “Satu gardunya juga perbaikan,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kala SPBU Jadi Rest Area Dadakan saat Macet Horor di Slipi-Semanggi Rabu Malam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Kala SPBU Jadi Rest Area Dadakan saat Macet Horor di Slipi-Semanggi Rabu Malam Megapolitan 24 September 2025

    Kala SPBU Jadi Rest Area Dadakan saat Macet Horor di Slipi-Semanggi Rabu Malam
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kemacetan parah di kawasan Slipi, Jakarta Barat hingga Semanggi, Jakarta Selatan, masih belum terurai hingga Rabu malam (24/9/2025).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi pada pukul 22.15 WIB, arus lalu lintas di Jalan Letjen S. Parman dan Jalan Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Semanggi masih tersendat parah.
    Kondisi tersebut membuat sejumlah pengendara roda empat memilih menepi dan beristirahat di SPBU Palmerah yang buka 24 jam.
    Area parkir mobil maupun motor dipadati oleh pengemudi yang memanfaatkan fasilitas tersebut layaknya rest area di jalan tol.
    Salah satu pengemudi, Arif (39), sopir travel yang mengendarai Toyota Avanza hitam, mengaku memilih beristirahat daripada memaksakan diri melintasi kemacetan.
    “Ini harusnya balik lagi ke Cawang. Tapi, enggak sanggup dah kalau harus ngelewatin macet begitu. Mending saya nunggu tengah malem aja, enggak dikejar apa-apa juga,” kata Arif.
    Arif baru saja mengantar klien dari Tangerang menuju Palmerah. Perjalanan tersebut sudah menghabiskan waktu lima jam karena terjebak macet.
    “Saya kan tadi dari sini (Palmerah), di belakang nge-dropnya. Itu aja udah kejebak macet, 5 jam perjalanan saya. Enggak kuat, mending tidur dulu,” ujarnya.
    Meski anak dan istrinya menunggu di rumah, Arif mengaku khawatir memaksakan diri bisa berbahaya.
    “Saya ngeri kenapa-kenapa di jalan. Malah enggak bisa pulang. Apalagi macetnya kalau naik mobil kayaknya bisa 2 jam 3 jam sendiri kali saya ke sana, kan,” sambungnya.
    Hal serupa dialami Egi (29), pengemudi ojek online asal Kemanggisan. Ia terlihat terduduk di atas motornya sambil beristirahat usai mengisi bahan bakar.
    “Abis ngisi bensin, sekalian beli minum dan duduk sebentar. Saya dari sore bolak-balik nerobos macet. Kasihan motor saya,” kata Egi.
    Egi mengaku sudah beberapa kali menolak pesanan yang mengarah ke Semanggi hingga Sudirman. Alasannya, motor yang sudah tua dikhawatirkan mogok jika dipaksa.
    “Tadi dapet ke Sudirman, Rasuna Said, sempet dua kali saya nolak orderan. Soalnya saya pulang tinggal ke arah sini deket. Mending lanjut besok aja. Saya istirahat, motor juga istirahat,” tutur dia.
    Kemacetan ini tidak lepas dari penutupan sementara sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta.
    Melalui akun X resmi @
    TMCPoldaMetro
    , Ditlantas Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa kemacetan yang terjadi di Slipi-Semanggi Rabu malam akibat adanya penutupan gerbang tol Slipi 2, Pejompongan, Semanggi 1, Kuningan 1, serta Slipi arah Tomang oleh Jasa Marga.

    Imbas penutupan gerbang tol mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu dimohon kepada para pengguna jalan untuk bersabar dan tetap berhati-hati
    ,” tulis TMC Polda Metro.
    Jasa Marga menutup sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta tersebut dalam rangka perbaikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Imbas kemacetan, pemotor butuh 1,5 jam untuk tempuh Cideng-Petamburan

    Imbas kemacetan, pemotor butuh 1,5 jam untuk tempuh Cideng-Petamburan

    Jakarta (ANTARA) – Kemacetan parah menyebabkan pengendara ojek online bernama Zaki (33) menempuh jarak tiga kilometer dari kawasan Cideng, Tanah Abang (Jakarta Pusat) menuju Halte Grogol Petamburan, Slipi (Jakarta Barat) dalam waktu 1,5 jam.

    “Parah, macet banget pokoknya. Sampai keringatan di jalan ini saya. Enggak bergerak sama sekali, motor aja enggak bisa nyelip,” kata Zaki di kolong Halte Slipi Petamburan, Rabu malam.

    Kemacetan tidak hanya terjadi ruas jalan utama, tetapi juga menjorok ke area perkampungan warga.

    “Di Petamburan mah sampai ke dalam gang macetnya. Jadi, alternatif juga sudah enggak bisa. Mati semua jalan,” katanya.

    Kemacetan diperparah dengan adanya sejumlah kendaraan roda empat yang mogok di sepanjang Jalan KS Tubun saat terjebak kemacetan.

    “Mobil sama bus itu terjebak, enggak tahu berapa lama. Dua kali lipatnya motor kali. Sampai beberapa pada mogok,” kata Zaki.

    Kemacetan juga meluas hingga ke Jalan Panjang, Kebon Jeruk (Jakarta Barat). Kesaksian seorang pengendara bernama Pras, dirinya butuh waktu hingga dua jam Halte Slipi Petamburan.

    “Kayaknya jaraknya juga enggak seberapa, biasanya paling 10 atau 15 menit. Ini saya sudah dua jam di jalan, mau pulang kerja,” kata Pras yang tengah berhenti di lampu merah.

    Pras pun sempat mencari jalur alternatif dari arah Jalan Panjang, namun upayanya nihil lantaran semua jalur telah ikut mengalami kemacetan.

    “Apalagi di jalan kecil ada mobil mobil yang mencari jalan, bikin makin ruwet. GPS saya sampai bingung mengarahkan. Ini macet hari kerja kayak macet lebaran,” katanya.

    Dari info temannya, dari jam 4 sore sudah macet parah. “Saya sengaja pulang agak malem, tapi ternyata malah makin parah,” katanya.

    Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa arus lalu lintas dari arah Semanggi menuju Slipi (Jakarta Barat) dan arah sebaliknya macet parah karena Gerbang Tol Semanggi 1 ditutup untuk perbaikan.

    “Gerbang Tol Semanggi 1 lagi tahap perbaikan karena dampak dari yang dibakar kemarin (aksi unjuk rasa Agustus 2025),” kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Arus kendaraan pun dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2, kendati hanya satu gerbang yang dapat digunakan.

    “Sehingga masyarakat yang akan masuk Gerbang Tol Semanggi 1, dialihkan ke Gerbang Tol Semanggi 2,” katanya.

    Gerbang Tol Semanggi 2 juga hanya satu gerbang yang bisa digunakan. “Satu gardunya juga perbaikan,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki Megapolitan 24 September 2025

    Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pengalaman pahit dialami Salma (25), penumpang Transjakarta T31 rute PIK 2–Blok M, yang terjebak macet di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025) malam.
    Salma naik Transjakarta sekitar pukul 17.30 WIB dari PIK untuk menuju Blok M. Awalnya, arus lalu lintas masih lancar.
    “Tau-taunya itu macet dari Grogol sampai ke Semanggi
    full
    merah (tanda macet di Google Maps),” kata Salma kepada
    Kompas.com
    , Rabu.
    Salma yang tidak mendapat tempat duduk terpaksa berdiri di dalam bus sambil menahan pegal di tengah kemacetan. Kondisi ini juga dialami belasan penumpang lain.
    Saat jarum jam menunjukkan pukul 20.00 WIB, ia bersama penumpang lain memutuskan turun dari Transjakarta meski tanpa halte resmi di daerah Slipi Kemanggisan.
    “Saya sama orang-orang pada turun di Slipi Kemanggisan terus jalan kali sampai Petamburan,” ungkapnya.
    Perjalanan kaki sepanjang kurang lebih satu kilometer harus ditempuh Salma melewati jalur tol, keluar ke jalan arteri, hingga bergerak ke arah Petamburan.
    Menurut Salma, bukan hanya dirinya yang memilih berjalan kaki.
    “Hampir semua (penumpang) yang berdiri itu turun, dari TJ lain juga sama,” ujar Salma.
    Di sepanjang jalan, ia bahkan melihat penumpang dengan koper keluar dari mobil dan berjalan kaki di pinggir tol.
    “Bahkan kayaknya ada Grab/Go-Car yang penumpangnya juga ikut turun karena tadi lihat ada yang bawa-bawa koper juga di pinggir tol,” jelasnya.
    Kesulitan Salma belum berakhir ketika tiba di Petamburan. Upayanya memesan ojek
    online
    (ojol) menuju Stasiun Karet justru ditolak oleh sejumlah pengemudi.
    “Pesan ojol juga pada dibatalkan, pada enggak mau antar karena kondisinya macet. Jadi tadi yang jalan kaki banyak banget,” tuturnya.
    Salma akhirnya baru berhasil mendapat ojol sekitar pukul 21.00 WIB setelah hampir tiga jam terjebak dalam perjalanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Putaran Balik di Bawah Flyover Slipi Ditutup Rabu Malam untuk Urai Kemacetan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Putaran Balik di Bawah Flyover Slipi Ditutup Rabu Malam untuk Urai Kemacetan Megapolitan 24 September 2025

    Putaran Balik di Bawah Flyover Slipi Ditutup Rabu Malam untuk Urai Kemacetan
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi memberlakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Slipi, Jakarta Barat, pada Rabu (24/9/2025) malam guna mengurai kemacetan yang terjadi di jalur utama.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, petugas lalu lintas menutup putaran balik di bawah
    flyover
    Slipi dengan motor dinas untuk menghalangi akses kendaraan roda empat yang hendak berputar balik.
    “Iya, mobil dialihkan putar baliknya di Tomang,” kata Richo, salah satu petugas Satlantas Polda Metro Jaya kepada
    Kompas.com
    , Rabu.
    Penutupan putaran balik Slipi menuju Semanggi cukup efektif mengurangi kepadatan lalu lintas dari arah Gedung DPR RI ke arah Grogol.
    “Soalnya kan ini salah satu macetnya juga karena kepadatan di U-turn, akhirnya manjang sampai ke Jalan Gatot Subroto,” ucap Richo.
    Meski demikian, arus lalu lintas masih tersendat akibat padatnya kendaraan yang ingin berbelok ke kanan menuju Jalan K.S. Tubun dari persimpangan Slipi Petamburan.
    Sementara itu, kendaraan roda dua tetap bisa berputar balik dengan menyelip di antara motor polisi yang diparkir untuk menutup akses.
    Sejumlah pengemudi ojek
    online
    pun terlihat berhenti di sekitar area putaran balik menunggu penumpang dari bus Transjakarta.
    Meski rekayasa lalu lintas dianggap membantu sebagian pengendara, tidak sedikit yang mengeluhkan pengalihan tersebut.
    Wandi (46), sopir truk yang terjebak macet sejak dari Lebak Bulus, mengaku harus menempuh jarak lebih jauh karena putaran balik Slipi ditutup.
    “Ini kan tinggal muter balik doang. Tapi kalau katanya disuruh ke Tomang, nanti dari Tomang balik ke sini nya macet lagi, bisa dua jam lagi malahan,” kata Wandi kepada
    Kompas.com.
    Ia pun menyiapkan diri menghadapi macet hingga larut malam.
    “Kalau begini mah bisa-bisa sampai tengah malam saya di jalan cuma kena macet doang,” ucapnya sambil menunggu lampu merah.
    Kemacetan ini tidak lepas dari penutupan sementara sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta.
    Melalui akun X resmi @
    TMCPoldaMetro
    , Ditlantas Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa penutupan gerbang tol Slipi 2, Pejompongan, Semanggi 1, Kuningan 1, serta Slipi arah Tomang oleh Jasa Marga menjadi pemicu utama kepadatan.

    Imbas penutupan gerbang tol mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu dimohon kepada para pengguna jalan untuk bersabar dan tetap berhati-hati
    ,” tulis TMC Polda Metro.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awas Macet! Jasa Marga Tutup Gerbang Tol Terbakar imbas Demo Buat Perbaikan

    Awas Macet! Jasa Marga Tutup Gerbang Tol Terbakar imbas Demo Buat Perbaikan

    JAKARTA – Jasa Marga resmi menutup sementara beberapa Gerbang Tol (GT) di Jakarta yang dibakar massa dalam demo pada akhir Agustus 2025. Langkah ini dilakukan karena di lokasi tersebut akan dilakukan percepatan perbaikan.

    Senior General Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad Widiyatmiko Nursejati mengatakan, ada enam gerbang tol yang ditutup untuk dilakukan percepatan perbaikan.

    Waktunya pun beragam, disesuaikan dengan kebutuhan perbaikan. Namun, umumnya penutupan dan pekerjaan dilakukan selama 24 jam.

    “Percepatan perbaikan ini kami lakukan agar gerbang tol terdampak dapat segera berfungsi optimal kembali. Meski ada penutupan, kami sudah menyiapkan rekayasa transaksi agar pengguna jalan tetap dapat melakukan perjalanan dengan nyaman,” ujar Widiyatmiko dalam keterangan resminya, dikutip Rabu, 24 September.

    Sejak dirusak massa, Jasamarga memang masih tetap mengoperasikan gerbang tol meski harus menggunakan perlengkapan sederhana. Jenis kendaraan yang bisa melintas pun sangat terbatas.

    Pasalnya, hanya kendaraan Golongan I dan bus saja yang dilayani petugas untuk masuk tol melalui gerbang tersebut. Dengan percepatan perbaikan, bukan tidak mungkin layanan tol bisa optimal kembali seperti sebelumnya.

    “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat pekerjaan ini serta mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk memperhatikan jadwal penutupan, menyesuaikan rute perjalanan serta mematuhi rambu dan arahan petugas di lapangan,” katanya.

    Namun, perlu diingat penutupan itu tentu akan berdampak besar terhadap kelancaran arus lalu lintas. Oleh sebab itu, masyarakat sangat disarankan untuk menghindari lokasi-lokasi tersebut.

    Berikut ini daftar gerbang tol (GT) yang ditutup karena perbaikan:

    • GT Slipi 1, GT Slipi 2 dan GT Pejompongan, mulai 24 September 2025 pukul 00.00 WIB sampai dengan 25 September 2025 pukul 24.00 WIB.

    • GT Semanggi 1 dan GT Kuningan 1, mulai 24 September 2025 pukul 00.00 WIB sampai dengan 24 September 2025 pukul 24.00 WIB.

    • GT Semanggi 2, mulai 25 September 2025 pukul 00.00 WIB sampai dengan 25 September 2025 pukul 24.00 WIB.

  • Bikin Macet, Sampai Kapan Gerbang Tol Dalam Kota Ditutup?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Bikin Macet, Sampai Kapan Gerbang Tol Dalam Kota Ditutup? Megapolitan 24 September 2025

    Bikin Macet, Sampai Kapan Gerbang Tol Dalam Kota Ditutup?
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penutupan sementara sejumlah gerbang Tol Dalam Kota Jakarta menyebabkan kemacetan parah di Jalan Gatot Subroto dan kawasan sekitarnya pada Rabu (24/9/2025) sore.
    Melalui akun resmi X (Twitter) @
    TMCPoldaMetro
    , Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melaporkan kemacetan yang terjadi merupakan imbas dari penutupan Gerbang Tol Slipi 2, Pejompongan, Semanggi 1, Kuningan 1, dan Slipi arah Tomang oleh pihak Jasa Marga.

    Imbas penutupan gerbang tol mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas yang tidak bisa dihindari. Oleh sebab itu dimohon kepada para pengguna jalan untuk bersabar dan tetap berhati-hati
    ,” tulis TMC Polda Metro.
    Lantas, sampai kapan penutupan sejumlah Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta ini akan berlangsung?
    PT Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) sebelumnya mengumumkan penutupan total beberapa gerbang tol sebagai bagian dari percepatan pemulihan fasilitas yang rusak akibat kerusuhan beberapa waktu lalu.
    Berikut jadwal penutupan:
    Informasi tambahan dari TMC Polda Metro menyebutkan penutupan akan terus berlangsung hingga 10 Oktober 2025 dengan skema total maupun parsial.
    Lewat akun Instagram resmi @
    official.jmmetropolitan
    , Jasa Marga meminta maaf atas ketidaknyamanan akibat pekerjaan revitalisasi ini.

    Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat pekerjaan ini, tetap hati-hati di jalan dan antisipasi arah serta waktu perjalanan
    ,” tulis Jasa Marga.
    Masyarakat juga diimbau untuk mematuhi batas kecepatan, mengikuti arahan petugas di lapangan, serta memantau informasi terbaru melalui akun media sosial resmi Jasa Marga, aplikasi Travoy Jasa Marga, situs www.jasamarga.com, atau layanan One Call Center 14080.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 3 Jam di Slipi, Terpaksa Turun dan Jalan Kaki
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Cerita Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 4 Jam dari Grogol ke Slipi Megapolitan 24 September 2025

    Cerita Penumpang Transjakarta Terjebak Macet 4 Jam dari Grogol ke Slipi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Kemacetan parah di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2025) malam, menyebabkan sejumlah bus Transjakarta mengular tak bergerak. 
    Penumpang bus Transjakarta, Rudi (28), terjebak macet selama empat jam.
    Rudi menyebut dirinya tengah dalam perjalanan pulang kerja dari kawasan Grogol, Jakarta Barat menuju rumahnya di Bogor, Jawa Barat.
    Dia pulang dari kantornya sekitar pukul 17.00 WIB dan masih terjebak di Slipi, Jakarta Barat, hingga pukul 21.15 WIB.
    “Saya naik dari Halte Grogol Reformasi. Empat jam perjalanan, gila banget dah. Dari jam 17.00 WIB saya naik bus, baru turun ini,” ucap Rudi kepada
    Kompas.com,
    Rabu.
    Dia menyebut kendaraan tak bisa bergerak sama sekali di tengah kemacetan parah di Jalan Letjen S Parman hingga Jalan Gatot Subroto.
    “Apalagi kan banyak motor mobil juga yang masuk jalur
    busway,
    jadinya makin nge-
    stuck
    . Enggak tahu dah, HP saya sampai
    lowbatt
    ini,” keluhnya.
    Dia berencana beristirahat terlebih dahulu karena tak sanggup melanjutkan perjalanan.
    “Wah saya mending nanti lagi deh, mau makan minum dulu. Apalagi harus nyambung naik kereta ke Bogor. Besok berangkat lagi kan pagi buat kerja, balik lagi,” kata dia.
    Senada, Irwan (37) mengaku menempuh perjalanan selama tiga jam menggunakan Transjakarta dari Halte Widya Chandra Telkomsel di kawasan Karet Semanggi, Jakarta Selatan menuju Halte Grogol Petamburan, Slipi, Jakarta Barat.
    “Saya naik dari jam 18.00 WIB. Capek banget karena saya enggak dapet tempat duduk. Banyak yang ngemper juga akhirnya,” kata Irwan kepada
    Kompas.com.
    Beruntung, ada beberapa penumpang yang rela bergantian memberikan tempat duduknya kepada penumpang lain yang berdiri di koridor bus.
    “Yang lucu tuh, di dalem ada beberapa orang yang solid lah. Gantian ngasih tempat duduk buat yang berdiri, padahal sesama cowok,” kata Irwan.
    Selain itu, Irwan mengaku terdapat seorang ibu yang membawa anaknya berusia sekitar tujuh tahun di dalam bus tersebut.
    Anak itu merengek karena berada di dalam bus selama berjam-jam.
    “Untungnya enggak ada yang sampai protes gimana-gimana, walau pasti sama-sama capek juga ya,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Ngeluh Kena Macet di Jakarta Malam Ini: Karet-Stasiun Palmerah 2 Jam

    Warga Ngeluh Kena Macet di Jakarta Malam Ini: Karet-Stasiun Palmerah 2 Jam

    Jakarta

    Lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Jakarta mengalami macet parah malam ini, salah satunya di kawasan Karet, Jakarta Pusat. Warga menceritakan ada seorang pengendara pingsan di jalan saat bermacet-macetan.

    Warga Jakarta, Jihan (23), mengeluhkan kemacetan dialaminya di sekitar Stasiun Palmerah arah Stasiun Karet. Dia mengaku harus menempuh waktu sekitar satu jam dari sekitaran Stasiun Palmerah ke Stasiun Karet yang hanya berjarak sekitar 2,3 kilometer.

    “Jadi macet ini tuh udah menjalar dari Stasiun Palmerah tapi masih bisa jalan. Mulai stuck itu dari pom bensin Penjernihan. Itu aku dari jam 17.30-an di situ jalan pun cuma dikit-dikit sampe di perempatan (Stasiun) Karet jam 18.30-an dan itu udah stuck parah,” kata Jihan saat diwawancara, Rabu (24/9/2025) malam.

    Jihan mengatakan di tengah situasi lalin macet, ada seorang pengendara yang pingsan terjatuh dari motornya. Pengendara tersebut kemudian dibantu para pengendara lain untuk diberikan pertolongan di trotoar sekitar.

    “Nah di saat stuck itu ada satu pengendara motor teriak minta tolong karena pengendara motor di sebelahnya pingsan. Di situ langsung banyak yang nolongin buat kasih ruang terus rebahin dan kasih minyak angin ke kakak yang pingsan itu,” ujar dia.

    Pengendara lain, Nicholas Ryan (29), juga mengalami hal serupa. Ia mengaku menghabiskan watu 2 jam lebih berkendara sepeda motor dari sekitaran Menteng, Jakpus, menuju kediamannya di sekitar Kebayoran, Jaksel.

    “Tadi dari Menteng jalan jam 18.00. Sampe rumah di Kebayoran jam 20.40,” ujar Ryan.

    Ryan mengatakan titik kemacetan parah terjadi di sekitaran Stasiun Karet hingga Stasiun Palmerah.

    “Tambah parah di Karet sampai di Stasiun Palmerah itu 2 jam lebih. Macet parah banget di Karet, nggak kayak biasanya,” katanya.

    Di tengah situasi lalin macet di kawasan Karet, kata Ryan, beberapa pengendara pun memilih menepi di trotoar untuk merokok hingga membeli kopi.

    “Sampe ada yang markirin motornya di trotoar. Pada ngerokok sama beli kopi. Sama ada kopi keliling gitu, pada ngaso,” kata dia.

    Macet di Jakarta malam ini disebabkan oleh penutupan sejumlah gerbang tol di Tol Dalam Kota mulai hari ini. Penutupan sementara ini akan berlangsung hingga pertengahan Oktober mendatang.

    Salah satu gerbang tol yang ditutup ialah Gerbang Tol Semanggi I dan Kuningan I. Penutupan total di dua gerbang tol itu akan dilakukan mulai 24-25 September 2025.

    Selain itu, dua gerbang tol tersebut juga akan ditutup secara parsial atau satu lajur. Kebijakan itu akan berlangsung mulai 26 September-6 Oktober 2025.

    Titik gerbang tol yang akan ditutup sementara juga berlaku di Gerbang Tol Pejompongan. Penutupan akan diterapkan pada 24 September-4 Oktober 2025.

    Gerbang Tol Semanggi 2, Slipi 1 dan Slipi 2 juga akan mengalami kebijakan penutupan sementara secara parsial. Kebijakan itu berlaku mulai 24 September-10 Oktober 2025.

    Halaman 2 dari 2

    (fca/ygs)

  • Terjebak Macet Parah, Pemotor Butuh Waktu 1,5 Jam Tempuh Cideng-Petamburan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 September 2025

    Terjebak Macet Parah, Pemotor Butuh Waktu 1,5 Jam Tempuh Cideng-Petamburan Megapolitan 24 September 2025

    Terjebak Macet Parah, Pemotor Butuh Waktu 1,5 Jam Tempuh Cideng-Petamburan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Seorang pengemudi ojol bernama Zaki (33) mengeluhkan kemacetan parah yang terjadi di wilayah Slipi, Jakarta Barat, hingga Semanggi, Jakarta Pusat, pada Rabu (24/9/2025) malam.
    Zaki mengatakan, kemacetan tersebut meluas hingga ke Palmerah, Petamburan, Cideng, dan Tanah Abang.
    Ia mengaku butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk menempuh jarak tiga kilometer dari Cideng menuju Halte Grogol Petamburan.
    “Parah, macet banget pokoknya. Sampe keringetan di jalan ini saya. Enggak bergerak sama sekali, motor aja enggak bisa nyelip,” kata Zaki kepada K
    ompas.com
    , Rabu.
    Kemacetan, lanjut Zaki, tidak hanya terjadi di jalan utama, tetapi juga merembet ke jalan perkampungan.
    “Di Petamburan mah nyampe ke dalem gang macetnya. Jadi, alternatif juga udah enggak bisa. Mati semua jalan,” ucapnya.
    Ia bahkan melihat sejumlah mobil dan bus mogok di sepanjang Jalan K.S. Tubun akibat terlalu lama terjebak macet.
    “Mobil sama bus tuh kejebak enggak tau tuh berapa lama, dua kali lipatnya motor kali. Sampe beberapa pada mogok,” imbuhnya.
    Senada, Pras, pengendara yang melintas dari Jalan Panjang, Kebon Jeruk juga mengaku membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menuju Palmerah.
    “Kayaknya jaraknya juga enggak seberapa, biasanya paling 10 atau 15 menit. Ini saya udah dua jam di jalan, mau pulang kerja,” ucap Pras yang tengah berhenti di lampu merah.
    Pras mengatakan sudah mencoba jalur alternatif, tetapi tidak ada yang bisa digunakan karena semua jalan mengalami macet.
    “Apalagi di jalan kecil ada mobil-mobil yang nyari jalan, bikin makin ruwet. GPS saya sampai bingung ngarahin. Ini macet hari kerja kayak macet lebaran,” ucapnya.
    “Dari info temen saya, dari jam 4 tadi udah macet parah. Saya sengaja pulang agak malem, tapi ternyata malah makin parah,” imbuhnya.
    Sebelumnya diberitakan, kemacetan parah melanda sejumlah wilayah Jakarta pada Rabu (24/9/2025) sore menuju malam.
    Kepadatan lalu lintas paling parah terjadi di sepanjang Jalan Letjen S. Parman, Slipi, Jakarta Barat, hingga Jalan Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Pancoran, Jakarta Selatan.
    Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin menjelaskan, kemacetan parah ini dipicu oleh beberapa faktor yang terjadi bersamaan.
    Faktor utama adalah penutupan Gerbang Tol (GT) Semanggi 1 yang masih dalam perbaikan setelah insiden pembakaran oleh orang tidak dikenal saat aksi unjuk rasa pada Agustus 2025 lalu.
    “Dampak kemacetan ini karena Gerbang Tol Semanggi 1 saat ini ditutup untuk beberapa hari ke depan,” ujar Komarudin kepada
    Kompas.com
    , Rabu
    Akibat penutupan tersebut, seluruh kendaraan yang hendak masuk tol dialihkan ke GT Semanggi 2.
    Namun, GT Semanggi 2 juga tidak beroperasi secara penuh karena hanya terdapat satu gardu yang bisa digunakan pengendara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.