kab/kota: Sleman

  • Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan yang Berlaku Mulai Juni 2025

    Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan yang Berlaku Mulai Juni 2025

    TRIBUNJAKARTA.COM – Mengenal KRIS, pengganti kelas BPJS kesehatan yang bakal berlaku mulai Juni 2025.

    Pemerintah akan menghapus kelas 1, 2, dan 3 pada program JKN KIS BPJS Kesehatan.

    Isu penghapusan kelas BPJS Kesehatan memang sudah berembus lama, namun Presiden ke-7 RI Jokowi secara resmi baru menandatangani Perpres Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Jaminan Kesehatan pada Rabu (8/5/2024).

    Dalam aturan tersebut memuat tentang peleburan kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan menjadi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

    Berdasarkan pasa 103B ayat (1) Perpres Nomor 59 Tahun 2024, KRIS akan diterapkan secara menyeluruh untuk rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan paling lambat 30 Juni 2025.

    Lantas, apa itu KRIS?

    Apa Itu KRIS BPJS Kesehatan

    Berdasarkan Pasal 1 ayat 4b Perpres Nomor 59 Tahun 2024, kelas rawat inap standar atau KRIS adalah standar minimum pelayanan rawat inap yang diterima oleh peserta BPJS Kesehatan.

    Penerapan KRIS menggantikan kelas BPJS Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan rawat inap peserta.

    Selain itu, KRIS juga memberikan pelayanan satu kelas yang sama rata bagi pasien pengguna BPJS Kesehatan.

    Dengan begitu, pelaksanaan BPJS Kesehatan memenuhi ketentuan dan prinsip ekuitas atau keadilan.

    Penerapan KRIS juga sesuai dengan prinsip gotong royong yang diamanatkan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

    Ilusrtasi Kartu BPJS Kesehatan. (play.google.com/store)

    Fasilitas KRIS

    Dalam penerapannya, KRIS BPJS Kesehatan harus memenuhi 12 kriteria fasilitas ruang perawatan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 46A Perpres Nomor 59 Tahun 2024.

    Berikut 12 persyaratan mengenai fasilitas kelas rawat inap standar yang wajib dipenuhi:

    Komponen bangunan yang digunakan tidak memiliki tingkat porositas yang tinggi.
    Ventilasi udara memenuhi pertukaran udara pada ruang perawatan biasa minimal 6 kali pergantian udara per jam.
    Pencahayaan ruangan buatan mengikuti kriteria standar 250 lux untuk penerangan dan 50 lux untuk pencahayaan tidur.
    Kelengkapan tempat tidur berupa adanya 2 kotak kontak dan nurse call pada setiap tempat tidur.
    Ada nakas per tempat tidur.
    Dapat mempertahankan suhu ruangan mulai 20 sampai 26 derajat celcius.
    Ruangan telah terbagi atas jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit (infeksi dan non infeksi).
    Kepadatan ruang rawat inap maksimal 4 tempat tidur, dengan jarak antar tepi tempat tidur minimal 1,5 meter.
    Tirai/partisi dengan rel dibenamkan menempel di plafon atau menggantung.
    Kamar mandi dalam ruang rawat inap.
    Kamar mandi sesuai dengan standar aksesibilitas.
    Outlet oksigen.

    Adapun ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan penerapan KRIS akan diatur melalui peraturan menteri.

    Daftar RS Uji Coba KRIS

    Sebelumnya pada 2023, sebanyak 15 rumah sakit melakukan uji coba penerapan kelas rawat inap standar atau kris.

    Rumah sakit terpilih itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Berikut rinciannya:

    RS Dr Tadjuddin Chalid Makassar
    RS Dr Johannes Leimena Ambon
    RSUP Surakarta (Kelas C)
    RS Dr Abdullah Palembang
    RSUP Kariadi Semarang
    RSUP Dr Sardjito Sleman
    RSUP Soedarso Pontianak
    RSUD Sidoarjo
    RSUD Sultan Syarif M. Alkadrie Pontianak
    RS Santosa Kopo Bandung
    RS Santosa Central Bandung
    RS Awal Bros Batam
    RS Al Islam Bandung
    RS Ananda Babelan Bekasi
    RS Edelweis Bandung.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, sebanyak 2.358 dari total 3.039 rumah sakit yang ditarget telah menyatakan siap mengimplementasikan 12 kriteria KRIS.

    Proporsi itu cukup besar karena mencapai 78 persen.

    Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Kementerian Kesehatan per 31 Januari 2024 menunjukkan, total rumah sakit yang terdaftar di Indonesia sebanyak 3.164 rumah sakit.

    2.358 rumah sakit menjadi target implementasi dari KRIS. Sementara 125 rumah sakit menyatakan bisa menerapkan kriteria KRIS dan 681 rumah sakit menyatakan belum siap menerapkan KRIS.

    Besaran Iuran KRIS BPJS Kesehatan

    Hingga aturan Perpres Nomor 59 Tahun 2024 ditandatangani, belum ada besaran pasti berapa iuran yang akan dibayarkan peserta BPJS Kesehatan untuk mendapat manfaat KRIS ini.

    Pengaturan berupa manfaat, tarif, dan iuran akan ditetapkan paling lambat tanggal 1 Juli 2025.

    Untuk saat ini, besaran iuran peserta BPJS Kesehatan masih tetap sama.

    Hal itu disampaikan disampaikan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa iuran BPJS Kesehatan tidak naik hingga 2024.

    Khusus segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU) atau peserta mandiri, berikut besaran iuran BPJS Kesehatan:

    Kelas I: Rp 150.000 per bulan
    Kelas II: Rp 100.000 per bulan
    Kelas III: Rp 42.000 per bulan dengan subsidi pemerintah sebesar Rp 7.000 per orang, sehingga peserta hanya membayar Rp 35.000 per bulan.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Polisi Ringkus 4 Pelaku Penganiayaan di Sleman, Puluhan Senjata Tajam Disita

    Polisi Ringkus 4 Pelaku Penganiayaan di Sleman, Puluhan Senjata Tajam Disita

    Sleman, Beritasatu.com – Aparat Polresta Sleman mengerahkan kekuatan penuh untuk menangkap sekelompok pria yang melakukan aksi penganiayaan di Dusun Gebang Jetis, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta pada Jumat (15/11/2024). Akibat aksi penganiayaan dengan senjata tajam ini mengakibatkan seorang korban mengalami luka serius.

    Bersama tim Brimob, Polresta Sleman menggerebek tempat persembunyian para pelaku di kawasan Perumahan Jambu Sari, Ngemplak, Sleman.

    Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengatakan empat orang yang diduga terlibat penganiayaan ditangkap dan puluhan senjata tajam diamankan sebagai barang bukti.

    “Terindikasi larinya pelaku ke seputaran rumah terus kita melakukan penggeledahan dan kita temukan banyak sekali senjata tajam berupa pedang, golok panah celurit ,dan kita amankan beberapa orang,” kata Yuswanto kepada Beritasatu.com, Jumat (15/11/2024).

    Seusai mengamankan para pelaku polisi kemudian memasang garis polisi di dua rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian pelaku, sekaligus lokasi penyimpanan senjata tajam.

    Yuswanto menegaskan, pihaknya tidak akan menolerir terhadap tindakan kriminal yang menggangu ketentraman di wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    “Jangan sekali-kali melakukan suatu hal-hal yang sifatnya membuat resah karena kami akan melakukan tindakan yang sangat tegas kepada siapa pun kelompok mana pun yang menggangu ketentraman di Kota Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman, ” ujar Yuswanto.

    Saat ini polisi masih terus mendalami kasus penganiayaan ini dengan memeriksa saksi-saksi. Polisi juga masih menyelidiki apa yang melatarbelakangi sehingga terjadi kasus penganiayaan ini.

    Selain mengamankan pelaku, polisi juga menyita berbagai barang bukti, seperti sepeda motor dan puluhan senjata tajam lainnya.

  • Cucu Sri Sultan HB X: Sleman Perlu Pemimpin dengan Integritas dan Komitmen

    Cucu Sri Sultan HB X: Sleman Perlu Pemimpin dengan Integritas dan Komitmen

    Sleman, Beritasatu.com – Cucu Sri Sultan Hamengku Buwono X, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo atau Mas Marrel menilai, Kabupaten Sleman memerlukan pemimpin dengan integritas dan komitmen.

    Hal tersebut disampaikan Mas Marrel dalam acara deklarasi dan konsolidasi relawan pemenangan pasangan calon bupati dan wakil bupati Sleman, Harda Kiswaya-Danang Maharsa di Padukuhan Pojok, Harjobinangun, Pakem, Kamis (14/11/2024) malam.

    “Belakangan ini banyak kasus yang mencuat di Sleman, mulai dari masalah tanah kas desa hingga dugaan penyalahgunaan wewenang oleh oknum perangkat pemerintahan. Sleman membutuhkan pemimpin seperti Harda Kiswaya yang bisa memimpin dengan benar, bukan asal-asalan,” tegasnya.

    Sebagai kepala Bebadan Pangreksa Loka (Dinas Lingkungan Hidup) Kraton Yogyakarta, Mas Marrel juga memuji kontribusi Harda dan Danang dalam upaya pelestarian lingkungan di kawasan lereng Gunung Merapi.

    “Selama ini, dalam berbagai persoalan lingkungan, Harda Kiswaya dan Danang Maharsa selalu siap bergerak dan mendukung langkah-langkah konkret,” katanya.

    Mas Marrel, yang juga menjabat sebagai komandan Timsus Pemenangan Pilkada Kota Kabupaten se-DIY dari Partai Gerindra, menekankan pentingnya menghindari politik uang dalam Pilkada 2024 ini.

    “Jangan tergiur iming-iming sesaat, karena yang ditawarkan Pak Harda Kiswaya bersifat jangka panjang dan substansial, seperti program bantuan Rp 50 juta per padukuhan,” ujarnya saat deklarasi penolakan politik uang.

    Dalam acara tersebut sejumlah warga juga menyampaikan aspirasi mereka. Dwi Hastutingsih, warga Kaliurang, mengeluhkan kondisi jalan di kawasan wisata Kaliurang yang kian buruk.

    “Setiap kali melintas rasanya seperti naik kereta gethek,” ungkapnya.

    Herman, warga Pakembinangun, Pakem, juga mengeluhkan kenaikan harga sewa Sultan Ground (SG) yang terus meningkat.

    Menanggapi keluhan warga, Harda Kiswaya menjanjikan program perbaikan jalan di Sleman agar semua ruas jalan dalam kondisi baik.

    Mas Marrel meminta Herman untuk berkoordinasi dengan stafnya terkait persoalan harga sewa tanah Sultan Ground.

    “Sampaikan detailnya kepada staf saya agar bisa dipelajari dan ditangani dengan baik,” ujar Mas Marrel.
     

  • DP3 Sleman catat realisasi pupuk bersubsidi 5.209.260 kilogram

    DP3 Sleman catat realisasi pupuk bersubsidi 5.209.260 kilogram

    Sleman (ANTARA) – Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat realisasi penebusan pupuk bersubsidi jenis urea mencapai 5.209.260 kilogram dan realisasi penebusan NPK sebesar 4.147.550 kilogram hingga akhir Oktober 2024.

     

    Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono di Sleman, Kamis, mengatakan alokasi pupuk bersubsidi Kabupaten Sleman pada 2024, jenis urea sebesar 9.642.000 kilogram dan NPK 7.516.000 kilogram.

     

    “Dengan integrasi perpompaan diharapkan petani lebih mudah menebus pupuk subsidi dan bisa meningkatkan realisasi penebusan pupuk subsidi di Kabupaten Sleman,” kata Suparmono.

     

    Ia menegaskan bahwa DP3 Sleman dan seluruh jajarannya berupaya untuk mendorong petani menebus pupuk subsidi demi tercapainya peningkatan produktivitas pertanian, peningkatan produksi dan kemandirian pangan.

     

    “Kami mendorong petani segara menebus pupuk, supaya tanaman segera tumbuh dan berbuah maksimal,” katanya.

     

    Dia mengatakan pada 2024, Sleman berhasil mengusulkan pupuk subsidi untuk luasan 47.373,032 hektare usulan urea sebanyak 10.792.084 kilogram dan 12.113.293 kilogram NPK.

     

    Suparmono mengatakan usaha tani yang difasilitasi pupuk subsidi yaitu di sembilan komoditas yang telah ditentukan. Sembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.

     

    Selain itu, program ini ditujukan bagi petani kecil yang memang membutuhkan bantuan pupuk untuk meningkatkan hasil panen. Petani dengan luas lahan lebih dari dua hektare tidak masuk dalam kategori penerima subsidi.

    Baca juga: DP3 Sleman optimistis selesaikan usulan pupuk bersubsidi tepat waktu

    Baca juga: Pupuk Indonesia ajak petani optimalkan penyerapan pupuk bersubsidi
     
    Petani yang berhak untuk menebus pupuk subsidi adalah mereka yang sudah resmi tercatat dan bergabung dalam kelompok tani (poktan) di wilayah masing-masing. Selain itu, data petani juga harus tercatat dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan).

     

    “Data petani terintegrasi antara Simluhtan dan data Dukcapil Kemendagri,” kata Suparmono.

    Pewarta: Sutarmi
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Menikmati Suasana Pedesaan di Desa Wisata Yogyakarta Ini

    Menikmati Suasana Pedesaan di Desa Wisata Yogyakarta Ini

    Liputan6.com, Yogyakarta – Mengunjungi desa wisata Yogyakarta bisa menjadi acara liburan yang menyenangkan sekaligus menenangkan. Wisatawan bisa menikmati suasana tradisional ala pedesaan yang tentunya akan membuat pikiran menjadi lebih segar.

    Yogyakarta memiliki beberapa desa wisata yang bisa menjadi alternatif liburan menarik. Mengutip dari eventdaerah.kemenparekraf.go.id, berikut beberapa desa wisata di Yogyakarta yang bisa dikunjungi:

    1. Desa Wisata Gamplong, Sleman

    Desa Wisata Gamplong di Sleman juga bisa menjadi pilihan tempat berlibur yang menyenangkan. Desa wisata ini sejatinya berada di dalam Desa Sumberahayu, Kecamatan Moyudan.

    Desa ini memiliki daya tarik berupa studio alam yang pernah dijadikan sebagai lokasi syuting film Bumi Manusia dan Sultan Agung. Usai proses produksi, properti film dibiarkan tetap berdiri untuk dijadikan destinasi wisata.

    Selain itu, Desa Wisata Gamplong juga sudah lama dikenal sebagai pusat kerajinan dan produksi tenun. Wisatawan bisa ikut belajar membuat kain tenun secara langsung.

    2. Desa Wisata Nglanggeran, Gunung Kidul

    Desa Nglanggeran yang berada di Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, memiliki daya tarik berupa pemandangan Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Wisatawan akan melihat pemandangan yang ciamik.

    Selain menikmati suasana asri di sini, wisatawan juga bisa melakukan berbagai kegiatan menarik, di antaranya tracking ke kawasan pegunungan hingga camping di atas bukit. Tempat tersebut juga menjadi spot terbaik untuk melihat indahnya sunset dan sunrise.

    3. Desa Wisata Pentingsari, Sleman

    Desa Pentingsari di Sleman menawarkan pengalaman liburan seru yang lebih dekat dengan alam. Wisatawan bisa turut merasakan serunya melakukan berbagai kegiatan outdoor di desa ini. seperti rekreasi outbond.

    Wisatawan juga bisa melakuian aneka kegiatan edukatif di Desa Wisata Pentingsari, seperti berkebun, menanam padi, hingga praktik memetik dan menyeduh kopi.

    4. Desa Wisata Tembi, Bantul

    Desa Wisata Tembi berlokasi di Bantul, Yogyakarta. Desa wisata ini bisa menjadi pilihan tepat bagi wisatawan yang ingin merasakan langsung suasana khas pedesaan dengan kehidupan khas masyarakat tradisionalnya.

    Pengunjung bisa ikut menanam padi, membajak sawah, membuat dan mewarnai tembikar, hingga bersepeda mengelilingi desa. Lokasinya yang berada di Jalan Parangtritis juga memungkinkan wisatawan untuk berwisata ke pantai dengan mudah.

     

    Penulis: Resla

  • Isu Penyusutan Lahan Pertanian di Debat Publik Pilkada Sleman 2024
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 November 2024

    Isu Penyusutan Lahan Pertanian di Debat Publik Pilkada Sleman 2024 Regional 13 November 2024

    Isu Penyusutan Lahan Pertanian di Debat Publik Pilkada Sleman 2024
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –

    Penyusutan lahan pertanian
    di Kabupaten Sleman menjadi salah satu isu utama dalam debat publik putaran ketiga Pilkada Kabupaten Sleman 2024 yang berlangsung pada Selasa malam, 12 November 2024.
    Laju
    penyusutan lahan pertanian
    di daerah ini mencapai sekitar 50 hingga 75 hektar per tahun.
    Meskipun sudah ada Peraturan Daerah Kabupaten Sleman nomor 6 tahun 2020 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, masalah ini terus berlanjut akibat ketiadaan
    penegakan hukum
    , terutama terkait pembagian kewenangan di antara pihak-pihak yang berwenang memberikan sanksi atas pengalihan lahan.
    Harda Kiswaya menegaskan bahwa ia akan segera menindaklanjuti peraturan yang belum ada agar menjadi pegangan bagi masyarakat.
    “Yang belum ada segera ditindaklanjuti agar itu sebagai pegangan masyarakat. Bahwasanya pengajuan terkait alih fungsi ini betul-betul sesuai peraturan yang sudah ada,” tambahnya.
    Danang Maharsa menekankan pentingnya penertiban dan pengawasan terhadap peraturan yang ada.
    “Kalau tidak sesuai dengan tata ruang jangan diizinkan dan jangan dialihfungsikan untuk pembangunan yang tidak penting,” tegasnya.
    Sementara itu, pasangan
    calon bupati
    dan calon wakil bupati nomor urut 1, Kustini Sri Purnomo dan Sukamto, juga memberikan tanggapan.
    Kustini juga mengusulkan pemberian insentif berupa pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) kepada pemilik lahan pertanian untuk mengurangi beban finansial.
    “Mengajak masyarakat untuk mengoptimalkan pekarangan di area pemukiman dengan menanam ketahanan pangan,” ungkapnya.
    Kustini juga menekankan perlunya sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat lahan pertanian berkelanjutan.
    Di akhir debat, Harda Kiswaya kembali menegaskan pentingnya penegakan peraturan dan pengawasan yang masif untuk menghentikan pelanggaran di lapangan.
    “Sedikit ada gerakan pelanggaran di lapangan segera dihentikan, intinya itu,” ujarnya.
    Debat ini menunjukkan keseriusan para calon dalam menangani isu penyusutan lahan pertanian yang menjadi tantangan besar bagi Kabupaten Sleman.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menaker serukan dunia usaha mengembangkan keterampilan tenaga kerja

    Menaker serukan dunia usaha mengembangkan keterampilan tenaga kerja

    Saya percaya keberhasilan pengembangan kompetensi tenaga kerja ini tidak mungkin dicapai oleh satu pihak saja.Jakarta (ANTARA) – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengajak kalangan dunia usaha untuk terus memperkuat kerja sama, mengembangkan keterampilan tenaga kerja, dan memastikan tenaga kerja Indonesia siap menghadapi tantangan global di masa depan.

    “Saya percaya keberhasilan pengembangan kompetensi tenaga kerja ini tidak mungkin dicapai oleh satu pihak saja,” kata Yassierli dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

    Yassierli saat meresmikan workshop Panasonic Training Center di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi, Jawa Barat, turut menyaksikan penandatanganan berita acara serah terima hibah dari PT Panasonic Gobel kepada BBPVP Bekasi serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BBPVP Bekasi dengan Yayasan Matsushita Gobel dan Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel.

    Ia mengatakan penandatanganan kerja sama ini merupakan bentuk kepedulian Kemnaker membentuk SDM yang kompeten. “Saya harap MoU ini ditindaklanjuti dengan kerja bersama dan terus kita tingkatkan serta memberikan dampak positif yang nyata dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia,” katanya pula.

    Dia mengatakan pula sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, saat ini dunia ketenagakerjaan tengah menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kebutuhan kompetensi tenaga kerja di Indonesia. “Sehingga menuntut kita untuk bergerak cepat dan adaptif dalam mengembangkan skill set tenaga kerja agar siap menghadapi tuntutan zaman,” katanya.

    Menaker menambahkan, diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak, terutama dengan dunia usaha dan dunia industri untuk membekali tenaga kerja dengan skill set yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini dan masa depan.

    Skill Set, katanya pula, yang perlu diprioritaskan dalam pelatihan tenaga kerja di lembaga pelatihan yakni Digital Skills, Problem-Solving dan Critical Thinking, Green Skills, dan Interpersonal and Communication Skills untuk mendukung kolaborasi yang efektif, terutama dalam konteks Gig Economy.

    “Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa kurikulum dan keterampilan yang diberikan di lembaga pelatihan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan kerja,” ujarnya pula.

    Chairman and Shareholders of Panasonic Gobel Group Rahmat Gobel mengapresiasi Kemnaker yang selama ini banyak membantu memberikan bimbingan dan dukungan kepada perusahaan khususnya pembinaan pembangunan SDM.

    “Membangun industri bukan sekadar membangun pabrik atau mempekerjakan manusia. Sebab melalui industri selain membangun SDM juga penguasaan teknologi,” katanya lagi.
    Baca juga: Lima kompetensi serba digital untuk menunjang karir pada 2024
    Baca juga: Sleman beri pelatihan berbagai keterampilan kerja calon tenaga kerja

    Pewarta: Sinta Ambarwati
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pembangunan irigasi perpompaan solusi indeks pertanaman di Slemam

    Pembangunan irigasi perpompaan solusi indeks pertanaman di Slemam

    Sleman (ANTARA) – Pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberhasilan pertanian memiliki dampak besar terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai hasil pertanian yang optimal, masalah irigasi berperan sangat penting.

    Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Sleman menguatkan program irigasi perpompaan atau pompanisasi di wilayah-wilayah sentra pangan, yakni Minggir, Moyudan, Sayegan, Godean, dan Prambanan.

    Irigasi atau pengairan adalah usaha menyediakan air dengan membangun saluran air ke sawah atau ladang. Irigasi berperan penting dalam mendukung keberhasilan budi daya pertanian agar tanaman tumbuh secara optimal.

    Adanya sistem irigasi yang baik dan efisien ditujukan untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian. Air (irigasi) harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat. Jika tidak, maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi pertanian.

    Secara alami, seharusnya kebutuhan air dapat dipenuhi dari air irigasi dan air hujan, namun kenyataannya, ketersediaan air tidak merata sepanjang waktu dan setiap tempat. Di beberapa tempat dan dalam waktu-waktu tertentu, jumlah air hujan tidak bisa memenuhi kebutuhan tanaman, apalagi bagi lokasi tanaman yang berada di luar sistem daerah irigasi.

    Bahkan, ada juga lahan yang berada dalam sistem daerah irigasi, karena keperluan tertentu, aliran air dimatikan, sehingga berpengaruh terhadap produksi pertanian, termasuk tanaman padi.

    Lahan baku sawah

    Data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Slemam mencatat lahan baku sawah di wilayah itu seluas 16.895 hektare dan yang berupa sawah irigasi seluas 15.425 hektare, sedangkan sawah tadah hujan seluas 470 hektare.

    Sawah irigasi itu tersebar pada semua wilayah kapanewon (kecamatan), sedangkan sawah tadah hujan hanya berada di Kapanewon Prambanan, yakni di Kalurahan Gayamharjo, Sambiharjo, dan Wukirharjo. Pada sawah tadah hujan, karena hanya bergantung pada air hujan, maka hanya bisa menanam padi satu kali dalam satu tahun.

    Pemerintah Kabupaten Sleman juga membangun embung pertanian pada 2020 di Sambirejo, Prambanan, yang mampu menampung air hujan, yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman padi pada areal di sekitarnya, sehingga yang semula satu kali tanam menjadi dua kali.

    Kondisi perbukitan dan tidak adanya sungai menyebabkan sulitnya upaya bantuan sarana irigasi. Bantuan Embung Cluweg yang selama ini dibuat, belum mampu menambah luasan tanaman padi karena memang kapasitasnya yang kecil. Embung Cluweg hanya bisa dimanfaatkan untuk tanaman pertanian lain.

    Pada sawah irigasi, penanaman padi dilakukan dengan indeks pertanaman dua hingga tiga kali, tergantung dari ketercukupan air.

    Irigasi pertanian di Sleman, selain adanya daerah-daerah irigasi juga ditopang dengan adanya Selokan Mataram dan saluran Van Derwijk. Hanya saja, menghadapi perubahan iklim ekstrem akibat El Nino akhir 2023, menyebabkan volume dan debit air menyusut, apalagi dengan adanya kebijakan pematian selokan Mataram dan saluran Vanderwijk setiap Oktober, menyebabkan berubahnya tata tanam.

    Kondisi itu menyebabkan mundurnya waktu tanam atau berganti komoditas pertanian lain yang kebutuhan airnya lebih sedikit dibanding tanaman padi.

    Irigasi perpompaan

    Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman dalam mendukung penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan air pertanian adalah dengan irigasi perpompaan dan pompanisasi. Kegiatan pompanisasi dengan pemberian bantuan pompa air kepada kelompok tani telah dilakukan setiap tahun.

    Istilah irigasi perpompaan adalah sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun saluran tertutup, dengan memanfaatkan sumber air dari sungai, mata air atau sumber air lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.

    Berdasarkan istilah ini, maka bangunan sumur ladang dan irigasi air tanah dangkal (IATD), termasuk di dalamnya, yang membedakan adalah sumber airnya berasal dari air tanah bukan air permukaan.

    Bantuan pompa air dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Sleman melalui Bidang Tanaman Pangan, dalam lima tahun terakhir, yakni dari Tahun 2019 hingga 2024, sebanyak 160 unit.

    Bantuan ini dimanfaatkan oleh petani untuk menyedot air sumur yang ada di dalam tanah.

    Selain dari bantuan pemerintah, banyak petani yang mengadakan pompa air maupun pembuatan sumur secara mandiri. Bantuan sumur berupa sumur ladang dan irigasi air tanah dangkal (IATD).

    Bantuan sumur ladang berupa bangunan sumur ladang lengkap dengan pompa air beserta selang hisab dan selang buang. Selama lima tahun terakhir, pemkab sudah menyerahkan bantuan untuk tanaman pangan sebanyak 23 unit.

    Sementara bantuan IATD dengan paket berupa bangunan bak penampung air, bangunan sumur dengan kedalaman 30 meter dan pompa “submersible” sudah diberikan sebanyak 44 unit. Pelaksanaan pembuatan sumur ladang maupun IATD dilakukan secara swakelola tipe IV oleh kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan) penerima.

    Selain bantuan tersebut di atas, pada Tahun 2024 ini, juga ada bantuan peningkatan ketersediaan air guna budi daya tanaman baru maupun penyelamatan budi daya tanaman padi, melalui kegiatan pengembangan irigasi perpompaan dari dana APBN.

    Bantuan berupa bangunan bak penampung air, bangunan panel listrik dan pompa air yang diberikan kepada petani dalam bentuk uang yang langsung ditransfer ke rekening kelompok tani. Pelaksanaan kegiatan juga dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani penerima.

    Irigasi perpompaan sangat dirasakan oleh Kelompok Tani Tiwir Kalurahan Sumbersari, Kabupaten Sleman.

    Ketua Kelompok Tani Tiwir Kalurahan Sumbersari Sunardi bercerita, kini, dengan lahan seluas 25 hektare, biasanya hanya ditanami dua kali tanaman padi, setelah ada irigasi perpompaan, petani di kalurahan itu dapat panen tiga kali dalam satu tahun.

    Setiap Agustus sampai Oktober, anggota kelompok tani itu biasanya membiarkar lahan mereka tidak ditanami, karena tidak ada air, namun dengan irigasi perpompaan, petani bisa menanam padi kembali.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tartlet Tempe, Inovasi Tempe Gembus Jadi Kue Tart dari Mahasiswa UNY

    Tartlet Tempe, Inovasi Tempe Gembus Jadi Kue Tart dari Mahasiswa UNY

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tartlet tempe adalah kue tart dalam bentuk kecil yang menggunakan bahan dasar tempe gembus yang memiliki kandungan nutrisi baik dan serat bisa mengurangi risiko obesitas. Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Ayesha Sharika mengatakan tartlet tempe selain camilan juga mempertahankan bahan pangan lokal dengan bahan utama tempe. “Saya memilih tempe gembus karena kaya nutrisi dan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen,” ungkapnya.

    Ayesha menjelaskan saat memproduksi tartlet tempe ini seluruhnya dilakukannya sendiri. Ide membuat inovasi kuliner ini saat magang di sebuah perusahaan catering pesawat pada Maret 2024 lalu serta melihat peluangnya. Lalu Ayesha benar-benar merealisasikan ide tersebut dalam waktu singkat. Tetapi, dia masih memiliki pekerjaan rumah dalam produksi tartlet tempe yaitu menciptakan tekstur yang disukai konsumen. “Tekstur tartlet yang dihasilkan dari campuran tempe gambus cenderung tidak renyah. Namun, saya bisa mengatasi hal ini dengan memanggang tempe gembus terlebih dahulu untuk mengurangi kadar airnya,” jelas Ayesha.

    Promosi awal tartlet tempe saat mengikuti pameran Culinary Innovation Product (CIF) di Sleman City Hall. Walaupun belum tersedia untuk dijual secara luas, tapi rencana terkait penjualan masih dalam pertimbangan Ayesha sendiri yang saat ini masih menjalani progam KKN. Peluang yang ada dan potensi kuliner menurut Ayesha bisa menjadi pilihan masyarakat untuk makanan sehat. Tartlet tempe menurutnya hadir dengan pendekatan kreatif dan inovatif dan siap menjadi tren baru dalam dunia kuliner Indonesia terutama bagi generasi muda.

  • Gyoza Tempe, Paduan Kuliner Lokal dengan Jepang ala Gen Z

    Gyoza Tempe, Paduan Kuliner Lokal dengan Jepang ala Gen Z

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tempe biasanya menjadi lauk, namun mahasiswa prodi Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik UNY Trivena Indah berinovasi membuat gyoza tempe, kuliner kekinian di kalangan Gen Z. Gyoza atau pangsit khas Jepang yang berisi daging giling dan sayuran, dibungkus dengan kulit pangsit tipis dan bisa disajikan dengan cara direbus ataupun digoreng.

    Ia menceritakan, pada mulanya kreasi tempe ini karena tugas kuliah yang mengharuskan menggunakan tempe dengan sasaran penikmat kuliner kalangan generasi Z. Maka ia pun memilih gyoza karena selera generasi Z yang condong pada makanan gurih. “Ide gyoza tempe muncul ketika mata kuliah inovasi produk boga yang mengharuskan mahasiswa berinovasi dengan bahan tempe. Untuk temanya adalah Tempe For Gen Z. Selain makanan kekinian, gyoza tempe mempunyai rasa gurih dan asin yang cenderung membuat generasi Z lebih tertarik,” ujar gadis kelahiran Sleman 10 September 2002 itu pada Selasa 5 November 2024.

    Uniknya, gyoza tempe buatan mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga ini berisi daging ikan patin sehingga kebutuhan nutrisi anak muda tepenuhi karena mengandung banyak protein, asam lemak omega 3, vitamin B12 ditambah kandungan kolesterolnya cukup rendah dibandingkan ikan-ikan yang lain. Ia pun memberikan langkah awal membuat gyoza tempe dengan pembuatan tepung tempe. “Mulanya, tempe kedelai dipotong-potong kemudian kukus selama 15 menit lalu tiriskan. Setelah itu, tempe dikeringkan menggunakan cabinet dryer selama 15-20 jam dengan suhu 50 derajat. Setelah kering, tempe dihaluskan dengan miller dan diayak menggunakan ayakan 80 mesh,” papar mahasiswi angkatan 2021 itu.

    Trivena menjelaskan setelah itu langkahnya adalah membuat kulit gyoza dari campuran tepung tempe dan juga terigu. Kemudian masukkan air hangat dengan garam dan di uleni hingga rata. “Setelahnya, diamkan selama 60 menit. Setelah mengembang, adonan dipotong menjadi beberapa bagian dan pipihkan menggunakan pasta maker dan cetak bulat diameter 8 cm,” lanjut Trivena.

    Trivena mengatakan setelah itu ikan patin fillet dimarinasi dengan jeruk nipis untuk meminimalisir bau amis pada ikan. Kemudian, ia mencampur ikan patin, tempe kedelai yang sudah dikukus, jahe, bawang putih, dan garam dengan menggunakan chopper hingga halus.

    Lalu, adonan dipindahkan ke bowl dan diberi penyedap rasa, minyak wijen, irisan kol, irisan daun bawang, dan kecap asin. Isian gyoza yang telah jadi tersebut dimasukkan ke kulit lumpia. Terakhir, ia membentuk tempe tadi seperti gyoza dan gyoza tempe siap dimasak hingga matang.