kab/kota: Sleman

  • 2 Jam Jokowi Temui Prabowo di Kartanegara, Ahmad Khozinudin: Agar Bisa Lepas dari Belenggu Ijazah Palsu?

    2 Jam Jokowi Temui Prabowo di Kartanegara, Ahmad Khozinudin: Agar Bisa Lepas dari Belenggu Ijazah Palsu?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kunjungan mantan Presiden Jokowi ke kediaman Presiden Prabowo Subianto di Kartanegara pada Sabtu (4/10/2025) kemarin menimbulkan asumsi liar di hadapan publik.

    Untuk diketahui, pertemuan yang tertutup itu berlangsung sekitar dua jam. Hal ini dibenarkan ajudan Jokowi, Syarif Muhammad Fitriansyah.

    Pengacara Roy Suryo Cs, Ahmad Khozinudin, menduga, pertemuan itu dilakukan agar Jokowi bisa lepas dari belenggu kasus dugaan ijazah palsu.

    “Minta bantuan agar bisa lepas dari belenggu kasus ijazah palsu?,” ujar Ahmad kepada fajar.co.id, Minggu (5/10/2025).

    Diceritakan Ahmad, pada 30 April 2025 lalu, saat berlangsung agenda Deklarasi Dukungan untuk Roy Suryo, Rismon Sianipar, Tifauzia Tyassuma dan Rizal Fadillah di Gedung Juang aula DHN 45, pada waktu yang bersamaan Jokowi membuat laporan polisi di Polda Metro Jaya.

    “Saat itu, sejumlah nama dengan inisial RS, RSS, TT, ES dan K, disebut menjadi pihak terlapor,” ucapnya.

    Mengingat jauh ke belakang, kala itu ia mengatakan bahwa Jokowi telah masuk dalam perangkap.

    “Ya laporan polisi yang dibuat oleh Saudara Jokowi merupakan tindakan blunder yang akan menguntungkan pengungkapan kasus ijazah palsu,” sebutnya.

    Sebagaimana diketahui, kata Ahmad, dalam kasus Gus Nur dan Bambang Tri, Gugatan perdata di PN Jakarta Pusat, PN Sleman dan PN Surakarta, ijazah Jokowi tidak pernah dihadirkan.

    “Jaksa hanya bermodal ijazah foto copy. Sementara dalam gugatan perdata, seluruhnya digugurkan pada tahap eksepsi, dengan menyatakan pengadilan tidak berwenang mengadili perkara ijazah palsu Jokowi,” tukasnya.

  • Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, 162 Gempa Susulan Terjadi Sampai Hari Ini

    Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, 162 Gempa Susulan Terjadi Sampai Hari Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa merusak berkekuatan M 6,5 mengguncang wilayah Sumenep dan Pulau Sapudi di Jawa Timur, pada Selasa (30/9), pukul 23:49:43 WIB.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Stasiun Geofisika Sleman selaku Pusat Gempa Regional 7 mencatat sebanyak 162 kejadian gempa susulan hingga hari ini, Kamis (2/10/2025).

    Sebanyak 2 di antaranya, termasuk gempa utama M 6,5, dirasakan oleh warga sekitar. Adapun gempa susulan yang terjadi memiliki kekuatan beragam, berkisar M 4,4-1,9. Adapun frekuensi kejadian gempa terus menurun.

    Berdasarkan kategorisasinya, gempa susulan terbanyak berkekuatan M 2,0 hingga kurang dari M 3,0, yakni sebanyak 141 gempa. Kemudian gempa berkekuatan M 3,0 hingga kurang dari M,0 sebanyak 16 gempa.

    Sebanyak 42 gempa susulan terjadi dalam kurun waktu 3 jam pasca gempa utama M 6,5 pada Selasa (30/9). Sepanjang pukul 02:49:43-05:49:43 pada hari ini, Kamis (2/10/2025), gempa susulan tersisa 6 kali.

    Sebelumnya, hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,35° LS ; 114,22° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 Km arah Tenggara Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 12 km.

    Menurut Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa tersebut merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif di dasar laut.

    Ia mengatakan gempa tersebut merupakan gempa destrucive atau merusak. Gempa ini dirasakan sampai ke Tuban, Denpasar dan Gianyar, Lombok Utara, Kuta, hingga Blitar. Dilaporkan, terjadi kerusakan di sejumlah lokasi.

    “Gempa memicu kerusakan bangunan rumah di Pulau Sapudi,” sebut Daryono.

    “Kerusakan bangunan disebabkan karena hiposenter gempa yang dangkal, kondisi tanah lunak dan struktur bangunan lemah, tidak standar tahan gempa,” ia menambahkan.

    Sementara itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, hingga Rabu (1/10) pukul 08.28 WIB, gempa di Sumenep menyebabkan 3 warga luka-luka. Data sementara, tercatat 30 unit rumah rusak termasuk empat fasilitas ibadah terdampak dan satu fasilitas kesehatan.

    “Gempa yang terjadi pada pukul 23.49 WIB itu sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar oleh guncangan yang cukup kuat,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BGN Sebut Ada 6.517 Kasus Keracunan MBG Sejak Januari 2025, Ini Sebarannya

    BGN Sebut Ada 6.517 Kasus Keracunan MBG Sejak Januari 2025, Ini Sebarannya

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, mengungkap hingga September 2025 tercatat 6.517 kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) sejak program tersebut diluncurkan pada Januari 2025. Dadan menyebut keracunan terbanyak terjadi di wilayah II atau pulau Jawa.

    Hal tersebut disampaikan Dadan dalam Rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). Dadan membagi tiga wilayah pemantauan MBG, yakni wilayah 1 di Pulau Sumatera, wilayah II Pulau Jawa dan wilayah III untuk Indonesia bagian timur.

    “Kami ingin menyampaikan kita bagi 3 wilayah, wilayah I di sumatera, wilayah II di Jawa, wilayah 3 di Indonesia timur. Kami perlu sampaikan pembentukan satuan pelayanan pemenuhan gizi ada dua periode yang terlihat jelas, periode Januari sampai Juli kita berhasil membentuk 2.391 SPPG sementara dari 1 Agustus sampai 30 September kita berhasil membentuk 7.621 SPPG,” kata Dadan.

    “Terlihat sebaran kasus terjadinya gangguan pencernaan atau kasus di SPPG terlihat dari 6 Januari sampai 31 Juli 2025 itu tercatat ada kurang lebih 24 kasus kejadian. Sementara 1 Agustus sampai malam tadi, ada 51 kasus kejadian. Jadi terakhir kejadian ada di Pasar Rebo, dan di Kadungora,” lanjutnya.

    Tak hanya itu, Dadan juga menyebut rincian data orang yang mengalami keracunan di wilayah I, II, dan III.

    “Kalau dari lihat sebaran kasus, kita lihat bahwa diwilayah I ada yang mengalami gangguan pencernaan sejumlah 1.307. Wilayah 2 ini semakin bertambah tidak lagi 4.147, karena ditambah lagi di Garut mungkin 60 orang. Kemudian wilayah 3 ini ada 1.003 orang,” sambungnya.

    Berikut Rincian Kejadian Berdasarkan Wilayah berdasarkan data BGN.

    Wilayah I18 Februari 2025: SPPG Empat Lawang Tebing Tinggi Tanjungagung Sumsel (8 Orang).14 April 2025: SPPG Yayasan Al Idrz, Kab. Batang (28 Orang).5 Mei 2025: SPPG PALI Talang Ubi Handayan Mulya, Sumsel (172 Orang).22 Agustus 2025: SPPG Indragiri Hilir Tembilahan Tembilahan Hilir, Riau (28 Orang).26 Agustus 2025: SPPG Tulung Pasik Mataram Baru, Lampung (27 Orang).27 Agustus 2025: SPPG Bengkulu Lebong Saka Lemeu Pb, Bengkulu (467 Orang).29 Agustus 2025: SPPG Sukabumi, Lampung (563 Orang).2 September 2025: SPPG Merang Raya Padamaran (76 Orang).17 September 2025: SPPG Garut, Kadunggora (30 Orang).25 September 2025: SPPG Kota Palembang Kalidoni Kalidoni (12 Orang).25 September 2025: SPPG Kairilmun Kairilmun Sungai Lakim Timur 1 (14 Orang).

    Wilayah II14 Januari 2025: SPPG Indramayu Sindang (6 Orang).18 Januari 2025: SPPG Khusus Kab. Sukabumi (48 Orang).19 Februari 2025: SPPG Pandeglang Menes (480 Orang).21 April 2025: SPPG Lembangsari, Cianjur (254 Orang).21 April 2025: SPPG Khusus Karanganyar (9 Orang).23 April 2025: SPPG Sleman 1 (31 Orang).28 April 2025: SPPG Sleman Berbah (30 Orang).30 April 2025: SPPG Coblong, Kota Bandung (580 Orang).30 April 2025: SPPG Kuningan Cilimus (38 Orang).1 Mei 2025: SPPG Manggungjaya (35 Orang).6 Mei 2025: SPPG Tanah Sereal Sukadamai (220 Orang).29 Juli 2025: SPPG Cangkeng (38 Orang).31 Juli 2025: SPPG Kulon Progo Wales (365 Orang).8 Agustus 2025: SPPG Sukabumi Cikidang (15 Orang).12 Agustus 2025: SPPG Sragen, Gemolong (196 Orang).13 Agustus 2025: SPPG Sleman, Mlati (157 Orang).22 Agustus 2025: SPPG Indramayu, Gabuwetan (2 Orang).25 Agustus 2025: SPPG Karawang, Majalaya (82 Orang).26 Agustus 2025: SPPG Sleman, Berbah Joglo (137 Orang).29 Agustus 2025: SPPG Kalibata (3 Orang).2 September 2025: SPPG Serang (6 Orang).8 September 2025: SPPG Khusus Koja, Jakarta (14 Orang).9 September 2025: SPPG Pameksan, Tokan (8 Orang).11 September 2025: SPPG Wonogiri, Ngronggah (131 Orang).13 September 2025: SPPG Kota Tangsel Setu, Bakti Jaya 2 (12 Orang).17 September 2025: SPPG Jatis, Lamongan (14 Orang).19 September 2025: SPPG Segerawara, Sukoharjo (15 Orang).22 September 2025: SPPG Mekarmur, Jaya Coongkir (411 Orang).22 September 2025: SPPG Dauan Gemping Nggedirto (6 Orang).24 September 2025: SPPG Palang Gesikharjo Tuban (6 Orang).24 September 2025: SPPG Cipayung, Munjul (248 Orang).24 September 2025: SPPG Sukabumi Palabuhanratu Cilepus (32 Orang).24 September 2025: SPPG Kota Batu Batu Sisir (18 Orang).24 September 2025: SPPG Dojopoagaro, Ciampeujo (7 Orang).24 September 2025: SPPG Rembang, Rembang (188 Orang).25 September 2025: SPPG Duwaan Kaler, Subang (9 Orang).25 September 2025: SPPG Jatimekar, Situraja (1 Orang).25 September 2025: SPPG Manyway Catering Palabuan (45 Orang).25 September 2025: SPPG Kebumen, Petahanan (101 Orang).26 September 2025: SPPG Champelas, Bandung (195 Orang).30 September 2025: SPPG Champelas, Pasar Rebo (15 Orang).

    Wilayah III13 Januari 2025: SPPG Nunukan (90 Orang).24 Januari 2025: SPPG Kec. Ujung Bulu Calile 2 (4 Orang).27 Januari 2025: SPPG Pangkajene, Kap. Minasadene (7 Orang).23 April 2025: SPPG Bombana Rumbia (30 Orang).22 Juli 2025: SPPG Kota Kupang Kelapa Lima Cepaqa Barat (140 Orang).23 Juli 2025: SPPG Sumba Barat Daya Kota Tambolaka Rada (65 Orang).30 Juli 2025: SPPG Manokwari Manokwari Barat Padasari 1 (6 Orang).28 Agustus 2025: SPPG Kota Palu Palu Selatan Tatuna Utara (20 Orang).3 September 2025: SPPG Lombok Tengah, Pringgarata Murbaya (9 Orang).17 September 2025: SPPG Sumba Empang Banggaja 2 (109 Orang).17 September 2025: SPPG Banggai Kep. Tinggankung (338 Orang).18 September 2025: SPPG Sumba Empang Bunga Eja 2 (120 Orang).22 September 2025: SPPG Bulungan Tanjung Selor Tanjung Selor Hilir (2 Orang).24 September 2025: SPPG Pangi Moutong Paopa Nununrantai (2 Orang).24 September 2025: SPPG Lombok Barat (26 Orang).24 September 2025: SPPG Mamuju (27 Orang).24 September 2025: SPPG Kota Kupang Oebobo Liloa (11 Orang).

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Ombudsman Temukan Sederet Penyebab Kasus Keracunan MBG”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Penangkapan Mahasiswa UNY Picu Aksi Solidaritas BEM: Bebaskan Kawan Kami
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        1 Oktober 2025

    Penangkapan Mahasiswa UNY Picu Aksi Solidaritas BEM: Bebaskan Kawan Kami Yogyakarta 1 Oktober 2025

    Penangkapan Mahasiswa UNY Picu Aksi Solidaritas BEM: Bebaskan Kawan Kami
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Penangkapan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Perdana Arie Veriasa, memicu aksi solidaritas dari rekan-rekannya di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UNY.
    Mereka menggelar aksi simbolis bertajuk “Mengingat September Hitam dan Solidaritas Bebaskan Kawan Kami” di Student Center UNY pada Selasa (30/9/2025) malam.
    Ketua BEM KM UNY, Rajesh Singh, menjelaskan latar belakang aksi tersebut.
    “Yang pertama itu karena sebagai peringatan September Hitam. Kemudian yang kedua adalah seruan bebaskan kawan kami,” ujar Rajesh Singh saat ditemui di sela-sela aksi.
    Rajesh menyampaikan, Perdana Arie ditangkap oleh Polda DIY pada 24 September 2025 di kediamannya.
    “Waktu di rumahnya. Berdasarkan laporan dari pihak keluarga, itu memang ditangkapnya di rumahnya. Ketika di rumahnya itu hanya ada pembantunya,” ungkapnya.
    Hingga saat ini, Rajesh mengaku pihaknya belum mengetahui secara detail bukti maupun Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang menjerat Perdana.
    “Untuk yang pertama, per malam hari ini pun kita masih belum mengetahui videonya itu seperti apa. BAP-nya juga kita masih belum tahu seperti apa,” ujarnya.
    Rajesh menegaskan, aksi demonstrasi yang terjadi pada Agustus dan awal September lalu merupakan bentuk kemarahan masyarakat terhadap kenaikan tunjangan DPR serta buntut meninggalnya Affan Kurniawan.
    “Dan tentunya seperti yang saya katakan tadi statement saya adalah jika kawan kami ditangkap maka kawan kami harus segera dibebaskan. Serta seluruh tahanan aksi yang ada di seluruh Indonesia juga harus dibebaskan,” pungkasnya.
    Diberitakan sebelumnya, Polda DIY memberikan keterangan terkait dengan penangkapan salah satu mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Perdana Ari.
    Direktorat Reserse Kriminal Umum telah mengamankan satu orang pada 24 September 2025. Sosok tersebut diduga melakukan perusakan dan pembakaran fasilitas Markas Komando (Mako) Polda DIY saat kerusuhan pada 29 Agustus 2025.
    “Pelaku yang telah diamankan berinisial PA (20), alamat sesuai KTP Klaten Utara, Jawa Tengah. PA ditangkap di sebuah rumah di Kalasan, Sleman pada 24 September 2025,” ujar Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Ihsan dalam keterangan tertulis, Selasa (30/09/2025).
    Ihsan menyampaikan penyidik telah mengamankan sejumlah barang bukti. Salah satu barang bukti yang diamankan adalah video rekaman.
    “Salah satunya video rekaman yang menjadi bukti digital dalam mengungkap peran tersangka,” ungkapnya.
    Perdana Ari disangkakan melanggar Pasal 170 KUHP tentang Kekerasan terhadap orang atau barang, Pasal 187 KUHP tentang Pembakaran, dan atau Pasal 406 KUHP tentang Perusakan, dengan ancaman hukuman pidana di atas 5 tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keracunan MBG di Sleman Positif Akibat Bakteri, Dinkes Usul Perombakan Sistem Dapur
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        1 Oktober 2025

    Keracunan MBG di Sleman Positif Akibat Bakteri, Dinkes Usul Perombakan Sistem Dapur Yogyakarta 1 Oktober 2025

    Keracunan MBG di Sleman Positif Akibat Bakteri, Dinkes Usul Perombakan Sistem Dapur
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman memastikan penyebab keracunan massal yang dialami sejumlah siswa di Kapanewon Mlati dan Kapanewon Berbah adalah akibat cemaran bakteri.
    Merespons temuan ini, Dinkes Sleman langsung mengusulkan sejumlah perbaikan sistem keamanan pangan, termasuk penambahan tenaga ahli sanitasi di setiap dapur penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG).
    Belajar dari rentetan kasus tersebut, Dinkes Sleman kini mengambil langkah proaktif dengan mengusulkan sejumlah perbaikan sistem kepada pemerintah pusat.
    Status Sleman sebagai kabupaten dengan kasus keracunan MBG terbanyak di DIY menjadikannya sebagai sampel evaluasi nasional.

    “Kami hari Sabtu ada zoom dengan pusat, terus yang jadi sampel memang Sleman karena kasus keracunanya paling banyak diantara kabupaten/kota di DIY. Nah kemarin kami menyampaikan beberapa usulan,” ujar Khamidah.
    Usulan utama yang paling ditekankan adalah penambahan tenaga ahli kesehatan lingkungan atau sanitarian di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
    Menurutnya, tenaga yang ada saat ini, yakni ahli gizi dan akuntan, belum cukup untuk menjamin keamanan pangan dari sisi kebersihan lingkungan.
    “Kan petugasnya baru ada ahli gizi sama akuntan. Kami mengusulkan tambah satu lagi, sanitarian,” ungkapnya.
    Khamidah menjelaskan, peran sanitarian sangat krusial untuk melakukan tindakan preventif. Mereka bertugas memeriksa seluruh aspek kebersihan dan kelayakan dapur sebelum beroperasi.
    “Sebelum dapur itu berjalan itu air segala macam itu dicek laboratorium. Kesiapan dapurnya, lingkunganya di situ, itu harus dicek sama sanitarianya itu. Minimal airnya secara periodik dicek laboratorium,” urainya.
    Sejalan dengan usulan tersebut, Dinkes juga merekomendasikan agar kualitas air di setiap dapur wajib diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan untuk memasak.
    “Sebelum dapur beroperasi kami juga mengusulkan sebaiknya air diperiksa dulu. Supaya kalau misalnya dicroscek oh ternyata airnya baik, kalau misalnya sudah dipakai ini kan memakai air yang sudah diperiksakan,” ucapnya.
    Terakhir, Dinkes Sleman kembali menyarankan agar seluruh SPPG segera memproses Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) untuk memiliki standar yang jelas dan terukur.
    “Bahayanya kan dia belum punya layak sehatnya, kalau misalnya Kita mau menilai dia layak sehat atau tidak kan jadi nggak tahu. Ya kami menyarankan untuk itu (SLHS) diproses,” pungkasnya.
    Kepastian penyebab keracunan didapat setelah hasil uji laboratorium terhadap sampel sisa makanan dan peralatan keluar.
    “Hasil lab untuk yang (keracunan makanan di) Mlati dan Berbah hampir sama. Ada cemaran bakteri,” ujar dr. Khamidah Yuliati saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/9/2025).
    Untuk insiden di Kapanewon Berbah, hasil laboratorium menunjukkan adanya tiga jenis bakteri.
    “(Hasil laboratorium) Ada
    E. coli, Staphylococcus
    sama
    Bacillus
    ,” ungkapnya.
    Sementara itu, hasil uji sampel dari kejadian di Kapanewon Mlati sebelumnya juga menunjukkan adanya cemaran bakteri
    Escherichia coli, Clostridium species,
    dan
    Staphylococcus
    .
    Menurut Khamidah, jenis bakteri ini mengindikasikan sumber kontaminasi yang spesifik.
    “Biasanya cemaran di air itu banyaknya itu,” tuturnya.
    Dugaan bahwa air menjadi biang keladi semakin kuat setelah petugas juga memeriksa ompreng atau kotak makan yang digunakan siswa di Mlati.
    Hasilnya, ditemukan bakteri
    Escherichia coli
    pada wadah tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Eks Bupati Sleman Sri Purnomo Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata

    Eks Bupati Sleman Sri Purnomo Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata

    Kasus dugaan korupsi ini pertama kali diselidiki Kejari Sleman sejak Februari 2023. Dalam prosesnya, Kejari telah memeriksa sebanyak 362 saksi, termasuk dari sejumlah pejabat tinggi di Pemkab Sleman saat itu. Tidak terkecuali Bupati Sleman saat ini, Harda Kiswaya yang saat itu menjabat Sekretaris Pemkab.

    “Sampai saat ini penyidik terus mendalami berbagai pihak yang terkait dalam kasus ini sebagai komitmen kami dalam pemberantasan korupsi. Kami akan bekerja secara profesional dan objektif dalam menangani kasus ini hingga tuntas sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” lanjut Bambang.

    Dalam pernyataannya, Deputi Pengaduan Masyarakat Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba mengapresiasi Kejari Sleman yang menetapkan Sri Purnomo sebagai tersangka kasus korupsi dana hibah pariwisata.

    “Kami mendorong pihak Kejari Sleman untuk membongkar adanya keterlibatan pihak lainnya dalam perkara ini. Hal ini penting sehingga kasus ini menjadi terbuka atas keterlibatan pihak lain. Karena konteksnya adalah terkait dana hibah, maka mustahil hanya melibatkan satu orang saja yakni SP. Pasti ada simpul aktornya. Tersangka SP ini hanya satu simpul saja,” tegas Kamba.

    Menurutnya, secara umum penyaluran dana hibah memiliki mekanisme dan prosedur yang terstruktur, dan melibatkan berbagai instansi pemerintah. Biasanya terjadi korupsi mulai dari tahap perencanaan, pengusulan, dan pencairan yang memerlukan keterlibatan banyak pihak yang berwenang.

    “Sehingga dengan kompleksitas prosedur dan adanya kewenangan dari berbagai pihak yang diduga terlibat dalam kasus korupsi dana hibah sulit dilakukan satu orang saja,” pungkas Kamba.

     

  • Polda Jatim Tangkap Aktivis Yogyakarta, Diduga Terlibat Aksi Anarkis di Kediri

    Polda Jatim Tangkap Aktivis Yogyakarta, Diduga Terlibat Aksi Anarkis di Kediri

    Surabaya (beritajatim.com) – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur menangkap tersangka berinisial MF alias P yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi anarkis di Kota Kediri pada 30 Agustus 2025 lalu. Penangkapan dilakukan pada Sabtu (27/9/2025) di rumah tersangka yang terletak di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar pukul 15.00 WIB.

    Kombes Pol Jules Abraham Abast, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, menjelaskan bahwa sebelum melakukan penangkapan dan penggeledahan, penyidik telah berkoordinasi dengan ketua RT dan RW setempat. Proses penangkapan berlangsung tanpa gangguan, dan tersangka yang ditangkap dalam kondisi sendirian, tanpa anggota keluarga.

    “Setelah dilakukan penangkapan, penyidik langsung menghubungi pihak keluarga tersangka, dalam hal ini kakak yang berada di Batam. Komunikasi dilakukan melalui video call, dan bukti dokumentasi telah disimpan penyidik,” ungkap Kombes Pol Jules pada Senin (29/9/2025).

    Tersangka MF alias P kemudian dibawa ke Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pada saat pemeriksaan awal, MF alias P didampingi oleh penasihat hukum dari YLBHI Surabaya dan adik kandungnya yang hadir langsung di Mapolda Jatim.

    Sebagai bagian dari proses penyidikan, penyidik Polda Jawa Timur sebelumnya telah menggelar perkara sehari sebelum penangkapan, yang menetapkan MF alias P sebagai tersangka. Penangkapan ini dilakukan untuk kepentingan penyidikan serta untuk mencegah tersangka menghilangkan barang bukti.

    Peran MF alias P dalam aksi anarkis di Kediri diketahui terkait erat dengan tersangka lain berinisial SA yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan di Kediri.

    “Yang bersangkutan aktif berkomunikasi dengan SA, menghasut untuk melakukan tindakan melawan hukum, termasuk pembakaran dan penyerangan fasilitas umum,” jelas Jules.

    Aksi anarkis yang dimaksud meliputi pembakaran Kantor Polres Kediri Kota, penyerangan Kantor DPRD Kota Kediri, perusakan pos polisi, hingga pelemparan molotov ke arah aparat kepolisian. Atas tindakannya, MF alias P dijerat dengan sejumlah pasal, yaitu Pasal 160 KUHP tentang penghasutan, Pasal 187 KUHP tentang pembakaran, Pasal 170 KUHP tentang kekerasan terhadap orang atau barang, serta Pasal 55 KUHP tentang turut serta dalam tindak pidana.

    Selain menangkap tersangka, penyidik juga melakukan penggeledahan di rumah tersangka di Yogyakarta, yang menghasilkan sejumlah barang bukti. Barang bukti yang disita antara lain satu unit handphone, laptop MacBook, tablet, lima kartu ATM, dan satu buku tabungan BCA milik tersangka.

    Sementara itu, beberapa buku bacaan milik tersangka yang tidak terkait langsung dengan perkara kemungkinan akan dikembalikan kepada tersangka atau keluarganya.

    Dengan penangkapan ini, Polda Jawa Timur berharap dapat menyelesaikan rangkaian kasus kerusuhan yang terjadi di Kediri dan memberikan efek jera terhadap pelaku tindak pidana serupa di masa mendatang. [uci/suf]

  • Banyak Siswa Keracunan Makan MBG, Muhaimin: Keselamatan Masyarakat Prioritas Utama

    Banyak Siswa Keracunan Makan MBG, Muhaimin: Keselamatan Masyarakat Prioritas Utama

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menuturkan pemerintah serius dalam mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta terus mendengar dan menindaklanjuti seluruh masukan masyarakat.

    “Saya dan seluruh jajaran pemerintah sangat prihatin dan menyampaikan simpati kepada para siswa dan keluarga yang terdampak. Keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah prioritas utama kami. Pemerintah tidak akan menutup mata terhadap kejadian ini,” ujar Menko Muhaimin Iskandar di Sleman, DIY, Sabtu.

    Upaya evaluasi dan perbaikan tersebut menindaklanjuti arahan dari Presiden Prabowo Subianto.

    Muhaimin menegaskan evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh pada rantai pelaksanaan MBG, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi yang dilakukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang harus dipastikan sesuai standar operasional.

    “Sertifikat laik hygiene sanitasi, sertifikasi halal, dan bukti penggunaan air layak pakai. Itu kewajiban yang harus ditegakkan di semua dapur MBG,” kata dia.

    Muhaimin Iskandar menekankan bahwa pelaksanaan MBG bukan hanya memberi makan gratis kepada penerima manfaat, tetapi juga memastikan setiap anak mendapatkan makanan yang higienis, aman, dan berkualitas.

    Di sisi lain, Menko Muhaimin menegaskan bahwa pemerintah akan tetap melanjutkan program MBG di tengah upaya evaluasi menyeluruh.

    Pasalnya, keberlanjutan MBG dinilai penting untuk mencapai pemerataan peningkatan gizi anak bangsa.

    “MBG adalah investasi masa depan bangsa. Kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Sesuai kata Presiden bahwa ini adalah rintangan yang harus kita hadapi dalam proses awal menjalankan program besar. Yang terpenting kita harus berani memperbaiki dan membenahi setiap prosesnya,” kata Muhaimin Iskandar.

    Menurutnya, MBG adalah gerakan pendidikan gizi masyarakat sebagai pondasi ketangguhan masa depan Indonesia.

    “Kami ingin masyarakat memahami pentingnya asupan yang sehat dan cara pengolahan yang higienis, sehingga anak-anak dan keluarga memiliki kesadaran untuk menjaga pola makan yang baik,” imbuhnya.

    Selain itu, program MBG juga berpotensi menjadi ekosistem yang mempercepat pemberdayaan masyarakat.

    “Kami akan terus berupaya memaksimalkan potensi pemberdayaan program MBG. Memberdayakan petani, UMKM, dan pengusaha lokal yang terlibat, sambil memastikan mutu dan keamanan pangan di dalam mata rantainya,” ujar Muhaimin Iskandar.

    Ia meyakini MBG mampu menjadi gerakan gotong-royong pemberdayaan masa depan anak-anak Indonesia yang harus terus dikawal pelaksanaannya.

    “Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan, yakni pemerintah daerah, penyedia layanan, dunia usaha, hingga masyarakat untuk bersama menjaga kualitas dan keamanan serta meningkatkan manfaat MBG,” tutur Menko Muhaimin Iskandar.

  • Status Siaga! Gunung Merapi Masih Alami Erupsi Efusif, Warga Diminta Waspada

    Status Siaga! Gunung Merapi Masih Alami Erupsi Efusif, Warga Diminta Waspada

    Jakarta (beritajatim.com) – Hasil pengamatan visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tergolong tinggi. Saat ini, Merapi masih mengalami erupsi efusif, yaitu keluarnya magma secara perlahan dalam bentuk lava dan material guguran.

    “Berdasarkan kondisi tersebut, status aktivitas Merapi tetap berada pada tingkat Siaga atau Level III,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, Sabtu (27/9/2025).

    Dia menambahkan, data pemantauan juga mengindikasikan bahwa suplai magma ke dalam tubuh gunung masih terus berlangsung, sehingga dapat memicu terjadinya awan panas guguran, terutama di area yang sudah dipetakan sebagai zona potensi bahaya.

    Muhari menyebut, potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya, yang mencakup alur Sungai Boyong dengan jarak maksimal 5 kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 kilometer.

    Kemudian di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup alur Sungai Woro hingga 3 kilometer dan Sungai Gendol hingga 5 kilometer. “Apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat mencapai radius hingga 3 kilometer dari puncak,” ujarnya.

    Dia juga merekomemdasikan agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten terus melakukan berbagai langkah mitigasi menghadapi ancaman erupsi yang masih berlangsung. Upaya tersebut mencakup peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan kesiapsiagaan, serta penyiapan sarana dan prasarana evakuasi agar proses penyelamatan dapat berjalan cepat dan aman bila situasi darurat terjadi.

    Muhari juga meminta, masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam wilayah potensi bahaya, tetap waspada terhadap ancaman awan panas guguran (APG) dan lahar, terutama ketika hujan turun di sekitar puncak Merapi, serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik yang dapat memengaruhi kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

    “Apabila terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas gunung, pihak berwenang akan segera meninjau kembali tingkat status Merapi dan menyampaikan pembaruan informasi resmi,” katanya. (kun)

  • Istri Arya Daru Minta Presiden dan Kapolri Bantu Usut Tuntas Kasus Kematian sang Suami

    Istri Arya Daru Minta Presiden dan Kapolri Bantu Usut Tuntas Kasus Kematian sang Suami

    Yogyakarta (beritajatim.com)– Meta Ayu Puspitantri, istri diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan, akhirnya angkat bicara setelah tiga bulan kepergian sang suami.

    Dalam konferensi pers di  kafe kawasan Ngeksigondo Yogyakarta, Sabtu (27/9/2025), Meta mengaku masih sulit menerima kenyataan pahit tersebut.

    “Rasanya masih seperti mimpi, meski saya tahu ini kenyataan,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

    Ia mengenang Arya Daru sebagai pribadi penyabar yang selalu mampu meredakan amarah dan memberi solusi menenangkan.

    Meta juga menyampaikan, dari sosok suaminya ia belajar pentingnya menjaga ucapan agar tidak menyakiti orang lain. “Itu yang terus saya pegang,” ujarnya.

    Kisah Persahabatan Sejak Usia 10 Tahun

    Meta menceritakan perjalanan panjang hubungannya dengan Daru. Mereka pertama kali bertemu saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Meta yang baru pindah ke SD Serayu 2 langsung bersahabat dengan Daru.

    “Pagi sampai siang kami ketemu di sekolah, sore sering sepedaan bareng,” kenangnya.

    Hubungan itu berlanjut hingga remaja. Saat SMP, Daru kerap menyempatkan waktu menemuinya.

    “Alhamdulillah sampai akhir rumah tangga kami tanpa konflik,” ucap Meta

    Permintaan Keadilan

    Meta menyampaikan  pihaknya sangat berharap  agar Presiden RI Prabowo Subianto, Kapolri, dan Menteri Luar Negeri memberikan perhatian penuh pada kasus ini. Meta berharap mereka mampu  membantu untuk mempermudah dalam pengusutan kasus kematian sang suami sehingga kasus tersebut mendapatkan titik temu

    “Mas Daru begitu berharga bagi saya, anak-anak, keluarga, dan teman-temannya. Kami ingin kebenaran terungkap secara transparan,” tegasnya.

    Misteri Kematian Masih Menggantung

    Arya Daru ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025). Ia diketahui berasal dari Sleman, DIY, dan bertugas di Jakarta. Kematian diplomat muda ini sempat diwarnai spekulasi bahwa Daru pernah berniat bunuh diri. Namun, pihak keluarga melalui kuasa hukum membantah keras isu tersebut.

    “Tidak benar. Pada 2013, Daru justru sedang bertugas di Myanmar menangani kasus perdagangan manusia bersama LPSK,” jelas kuasa hukum keluarga, Dwi, dalam pernyataan di Jakarta (16/9/2025).

    Menurutnya, pencarian Daru di situs terkait bunuh diri kala itu semata-mata untuk memahami pola pikir korban, bukan karena keinginan pribadi.

    Kasus kematian Arya Daru hingga kini masih menjadi misteri. Pihak keluarga berharap ada penyelidikan menyeluruh demi menemukan titik terang. [aje]