kab/kota: Sleman

  • Warga di 2 Tempat di Sleman Keracunan, Penyebabnya Diduga dari Makanan Siomay, Korbannya Ratusan – Halaman all

    Warga di 2 Tempat di Sleman Keracunan, Penyebabnya Diduga dari Makanan Siomay, Korbannya Ratusan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi keracunan di dua tempat sekaligus di Sleman, DI Yogyakarta.

    Keracunan pertama terjadi di Dusun Krasakan, Kelurahan Lumbungrejo, Tempel, usai acara pernikahan.

    Total ada 160 orang yang alami keracunan usai menyantap makanan dari acara pernikahan.

    Kedua terjadi di Dusun Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati dalam acara arisan.

    Keracunan yang ada di acara arisan terjadi setelah 37 warga memakan siomay.

    Dari 37 warga, hanya 1 orang yang tidak keracunan karena menggoreng siomay sebelum dimakan.

    Mengutip TribunJogja.com, ternyata Siomay yang dikonsumsi di dua tempat tersebut berasal dari tempat yang sama.

    Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo menuturkan, sudah ada delapan saksi yang diperiksa.

    “Kami sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi, periksa penyelenggara hajatan dan penyedia makanan. Perkara ini ditangani Satreskrim. Yang diperiksa sudah 8 orang,” kata Kapolresta Sleman, Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo, Senin (10/2/2025).

    Diketahui, keracunan massal yang terjadi di Tempel, Sleman terjadi pada Sabtu (8/2/2025).

    Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana menuturkan, keracunan massal terjadi setelah para korban menghadiri acara hajatan.

    Saat acara resepsi, sebagian makanan dibagikan ke warga setempat pada siang hari.

    Namun, pada malam harinya, sebagian warga yang menyantap makanan tersebut mulai mengalami gejala keracunan ringan.

    “Mereka baru ke RSUD Sleman pagi harinya (Minggu pagi),”

    “Karena jumlahnya banyak terus lapor ke Dinas Kesehatan dan diteruskan ke kami di Puskesmas Tempel,”

    “Kami lakukan penyelidikan epidemiologi dan kami dirikan posko di sini,” ujar Diana, dikutip dari TribunJogja.com.

    Diana juga menyebut, sampel makanan seperti bakso, sate siomay, hingga es krim dan krecek diambil.

    Sementara itu, keracunan yang terjadi di Mlati, Sleman terjadi juga pada hari yang sama.

    Total ada 37 orang yang mengonsumsi siomay.

    Siomay tersebut merupakan hidangan yang dibagikan untuk dibawa pulang.

    “Yang makan siomay berjumlah  37 orang. Sedangkan yang bergejala 36 orang. Karena yang 1 orang menggoreng siomay sebelum dikonsumsi,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Yuli Khamidah.

    Tiga orang bahkan harus dirawat intensif di rumah sakit.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kabar Terbaru Keracunan Massal di Tempel dan Mlati Sleman, Dua Tempat Sama-sama Makan Siomay

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Ahmad Syarifudin/Christi Mahatma Wardhani)

  • 7
                    
                        Kasus Bisnis Sampah Ilegal di Kulon Progo, Pelaku Raup Untung Rp 700.000 dari Tiap Truk yang Bawa Sampah dari Yogyakarta-Sleman 
                        Yogyakarta

    7 Kasus Bisnis Sampah Ilegal di Kulon Progo, Pelaku Raup Untung Rp 700.000 dari Tiap Truk yang Bawa Sampah dari Yogyakarta-Sleman Yogyakarta

    Kasus Bisnis Sampah Ilegal di Kulon Progo, Pelaku Raup Untung Rp 700.000 dari Tiap Truk yang Bawa Sampah dari Yogyakarta-Sleman
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com
    – Seorang pria berinisial YS (39) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengelolaan sampah ilegal di Kabupaten
    Kulon Progo
    , Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
    YS diduga meraup keuntungan sebesar Rp 700.000 untuk setiap truk yang membawa
    sampah dari Yogyakarta
    dan Sleman ke lahan miliknya di Padukuhan Sawahan, Kalurahan Banaran, Kapanewon Galur.
    Kasatreskrim Polres Kulon Progo, Iptu Andriana Yusuf, menjelaskan bahwa YS tidak melengkapi perizinan yang diperlukan untuk pengelolaan sampah tersebut.
    “Kami telah berkoordinasi dengan Dinas DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dari sana dikatakan, itu memang ilegal dalam hal pengelolaan sampah,” ungkap Yusuf, Senin (10/2/2025).


    Sampah yang dibawa YS berasal dari berbagai hotel di Yogyakarta dan Sleman, serta sebagian merupakan sampah rumah tangga.
    Dalam keterangannya kepada polisi, YS mengakui bahwa dirinya mengirimkan sampah dengan biaya yang telah disepakati dalam MoU.
    YS memulai pengelolaan sampah di lahan seluas 500 meter persegi yang sebelumnya merupakan bekas penumpukan tambang pasir.
    Ia melakukan pemusnahan sampah dengan cara dibakar.
    Namun, bisnisnya ini menuai polemik di kalangan warga dan perangkat desa, yang merasa resah dengan aktivitas tersebut.
    Akibatnya, polisi turun tangan untuk menutup lokasi penampungan dan pengelolaan sampah milik YS.
    Polisi telah memasang garis polisi di lokasi dan menyita beberapa barang bukti, termasuk satu alat berat merek Kobelco, satu alat pembakaran, solar, serta sampel sampah.
    YS dijerat dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang mengatur bahwa pengelolaan sampah tanpa izin dapat dikenakan hukuman minimal 4 tahun penjara dan maksimal 10 tahun.
    Polisi masih bekerja sama dengan DLH untuk penanganan lebih lanjut.
    Polisi memproses pelanggaran hukum YS, sementara DLH menangani sampah dan pencemaran yang diakibatkan tempat pembuangan. DLH juga menutup lubang sampah
    YS tidak ditahan. Pasalnya, warga dan YS sepakat untuk menangani sampah agar tidak terjadi pencemaran udara.
    “Tapi proses hukum tetap berlanjut,” kata Yusuf.
    Sebelumnya, YS mengungkapkan bahwa ia berniat membangun bisnis pengolahan sampah yang meliputi pemilahan untuk dijual kembali.
    Ia mengaku terdesak keadaan setelah usaha penumpukan pasirnya mengalami kebangkrutan.
    “Saya terpuruk,” ungkap YS dalam kesempatan sebelumnya.
    Polisi saat ini masih bekerja sama dengan DLH untuk penanganan lebih lanjut, sementara DLH menangani sampah dan pencemaran yang diakibatkan oleh tempat pembuangan yang dikelola YS.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jumlah Pasien Keracunan Massal di Sleman Capai 160 Orang, Dinkes: Masuk Kategori KLB

    Jumlah Pasien Keracunan Massal di Sleman Capai 160 Orang, Dinkes: Masuk Kategori KLB

    Sleman, Beritasatu.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman menyebut keracunan massal yang terjadi saat hajatan pernikahan di Dusun Krasakan, Desa Lumbungrejo, Kecamatan Tempel, Sleman, DI Yogyakarta, masuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB).

    Namun, penetapan status KLB akibat keracunan massal itu secara resmi masih menunggu surat keputusan dari bupati Sleman.

    Hingga Senin (10/2/2025) sore, jumlah korban keracunan makanan terus bertambah hingga mencapai 160 orang. Dari jumlah tersebut, 39 orang harus menjalani perawatan inap di sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan akibat mengalami gejala cukup parah, seperti diare, mual, nyeri otot, dan panas tidak turun.

    “Update-nya 160 orang, yang opname 39. Observasi sudah mulai berkurang, tinggal puluhan beberapa sudah pulang,” kata Kepala Puskesmas Tempel 1 Sleman Diana Kusumawati.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Sleman Dini Melani menyatakan, pihaknya telah bersurat ke bupati Sleman untuk menetapkan status KLB.

    Jika status ini resmi diterapkan, maka penjaminan kesehatan bagi para korban dapat dilakukan melalui Jaring Pengaman Sosial. Dengan demikian, biaya perawatan pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap, bisa diklaim ke Dinkes Sleman atau Pemkab Sleman.

    “Apabila ada kejadian luar biasa yang sudah dinyatakan oleh bupati sebagai penguasa wilayah, itu penjaminan kesehatan melalui JPS Kesehatan yang ada di dinas sosial,” ujar Dini Melani.

    Salah satu korban, Zulfa, yang menjalani perawatan di posko kesehatan mengungkapkan, dia mulai merasa mual dan lemas pada Minggu (9/2/2025) dini hari setelah mengonsumsi makanan di acara pernikahan pada Sabtu (8/2/2025).

    “Makan siomai sama satai, yang dirasakan sakit perut,” ujar Zulfa.

    Sebelumnya warga yang mengalami gejala keracunan menghadiri hajatan pernikahan di Dusun Krasakan pada Sabtu siang. Mereka menyantap hidangan yang disajikan. Pada Minggu dini hari hingga siang, banyak warga mulai merasakan gejala demam, mual, pusing, dan diare.

    Dinkes Sleman masih melakukan investigasi untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan massal ini. Sampel makanan yang dikonsumsi oleh para korban telah dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
     

  • Buntut 115 Warga Keracunan di Sleman, Polisi Periksa Pemilik Hajatan hingga Pihak Katering – Halaman all

    Buntut 115 Warga Keracunan di Sleman, Polisi Periksa Pemilik Hajatan hingga Pihak Katering – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Sleman – Satuan Reskrim Polresta Sleman telah memulai penyelidikan terkait dugaan keracunan massal yang terjadi setelah hajatan pernikahan di Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman.

    Hingga saat ini, delapan orang telah diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.

    Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo membenarkan sudah memintai keterangans sejumlah saksi.

    “Kami sedang melakukan pemeriksaan saksi-saksi, periksa penyelenggara hajatan dan penyedia makanan. Perkara ini ditangani Satreskrim. Yang diperiksa sudah 8 orang,” katanya, Senin (10/2/2025). 

    Dugaan keracunan massal ini bermula dari hajatan pernikahan yang berlangsung pada Sabtu, 8 Februari 2025.

    Akad nikah dilaksanakan pada pagi hari, diikuti dengan resepsi di siang hari.

    Sebagian makanan dari acara tersebut dibagikan kepada warga sekitar.

    Setelah menyantap sajian tersebut, pada malam hari, sejumlah warga mulai mengalami gejala keracunan ringan.

    Pada Minggu pagi, warga mulai berdatangan ke RSUD Sleman untuk mendapatkan perawatan.

    Tindakan Pihak Kesehatan

    Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana Kusumawati, menjelaskan bahwa lonjakan jumlah pasien yang datang ke RSUD Sleman dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan ditindaklanjuti dengan pembentukan posko penanganan.

    “Umumnya, warga mengalami gejala demam dan diare,” ujar Diana.

    Dari total 151 orang yang bergejala, 27 di antaranya harus dirawat inap di rumah sakit.

    Hingga saat ini, 14 orang masih menjalani observasi di posko penanganan.

    Mereka yang mengalami gejala berat, seperti tekanan darah rendah, mendapatkan perawatan infus dan antibiotik.

    “Walaupun penyebab keracunan belum diketahui, hasil pemeriksaan feses menunjukkan adanya infeksi di pencernaan,” tambah Diana.

    Pengujian Sampel Makanan

    Sebagai langkah lanjutan, petugas kesehatan telah mengambil sampel makanan untuk diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi DIY.

    Sampel yang diambil mencakup siomay, tahu, kentang, telur, sambel kacang, bakso, sate, dan es krim.

    “Sampel sudah masuk ke BLKK DIY dan kami masih menunggu hasilnya,” tutup Diana.

    (TribunJogja.com/Ahmad Syarifudin)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Buntut 115 Warga Keracunan di Sleman, Polisi Periksa Pemilik Hajatan hingga Pihak Katering – Halaman all

    151 Warga Sleman Alami Gejala Keracunan Diduga setelah Santap Makanan di Hajatan, 27 Orang Dirawat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah warga yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan di Dusun Krasakan, Kalurahan Lumbungrejo, Tempel, Kabupaten Sleman, terus meningkat.

    Hingga saat ini, lebih kurang 151 orang mengalami gejala keracunan, dengan 27 di antaranya dirawat di rumah sakit.

    Kepala Puskesmas Tempel 1, Diana Kusumawati, menyatakan data sementara menunjukkan 151 orang bergejala, meskipun jumlah tersebut belum final.

    Pihaknya masih terus mendata secara akurat melalui nama korban.

    Dari jumlah tersebut, 27 orang harus dirujuk untuk perawatan di rumah sakit, termasuk RSUD Sleman, PKU Sleman, dan RS Queen Latif.

    Beberapa pasien juga datang secara mandiri ke JIH dan RSA UGM Yogyakarta.

    “Jadi kondisi sementara ada 27 orang opname dan yang di observasi di posko ada 14 orang. Kemudian pagi ini yang dalam proses rujukan opname 4 (orang),” kata Diana di Posko Kesehatan Penanganan Keracunan di Tempel, Senin (10/2/2025).

    Gejala yang umum dialami adalah diare dan demam, dengan sebagian besar pasien berasal dari daerah setempat.

    Kronologi Kejadian

    Kejadian ini berawal dari hajatan pernikahan yang digelar pada 8 Februari 2025.

    Akad nikah dilaksanakan pada pagi hari, diikuti dengan resepsi yang membagikan makanan kepada tetangga setempat.

    Kami belum bisa memastikan apakah semua warga makan di tempat atau tidak, karena jumlah yang tercatat di buku tamu tidak banyak.

    Gejala mulai muncul pada malam hari setelah resepsi, dan banyak warga yang baru mencari perawatan di RSUD Sleman pada Minggu pagi.

    Karena jumlahnya banyak terus lapor ke Dinas Kesehatan dan diteruskan ke kami di Puskemas Tempel. Kami lakukan penyelidikan epidemiologi dan kami dirikan posko di sini,” ujar dia. 

    Di posko penanganan kegawatdaruratan di Tempel, tim medis dan relawan masih aktif memberikan perawatan.

    Bagi pasien yang bergejala dan tensinya rendah diinfus dan diberi obat-obatan antibiotik.

    Meskipun penyebab keracunan belum diketahui, hasil pemeriksaan feses menunjukkan adanya infeksi di saluran pencernaan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Dunia Hari Ini: Penampilan Ed Sheeran di Jalanan Diberhentikan Polisi India

    Dunia Hari Ini: Penampilan Ed Sheeran di Jalanan Diberhentikan Polisi India

    Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman berita-berita yang terjadi selama 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 10 Februari 2025 kami awali dengan berita dari penyanyi Ed Sheeran

    Penampilan Ed Sheeran dihentikan polisi India

    Penyanyi Ed Sheeran diberhentikan polisi India saat sedang mengamen untuk membuat kejutan bagi penggemarnya di kota Bengaluru.

    Dalam video yang beredar viral di jejaring sosial, terlihat ia sedang menyanyikan lagu “Shape of You” sambil mengenakan celana pendek, kaus oblong, dan kacamata hitam.

    Setelah penampilannya dihentikan polisi, Ed mengunggah pesan di Instagram story-nya, untuk meyakinkan para pengikutnya “semuanya baik-baik saja” sembari menjelaskan sudut pandangnya tentang apa yang terjadi.

    “Kami sudah punya izin untuk bermain musik, jadi kami bermain di tempat itu, sudah direncanakan sebelumnya, bukannya kami datang begitu saja,” tulisnya.

    “Semuanya baik-baik saja,” lanjutnya, sambil menambahkan, “Sampai jumpa di pertunjukan malam ini x.”

    Tawanan Thailand di Gaza dibebaskan

    Kelima pekerja asal Thailand, yakni Sarusak Rumnao, Watchara Sriaoun, Sathian Suwannakham, Pongsak Thaenna, dan Bannawat Saethao, tiba di Bangkok setelah dibebaskan dari Gaza pada 30 Januari lalu sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran.

    Mereka disambut dengan pelukan keluarg di aula kedatangan di bandara Suvarnabhumi, hari Minggu kemarin.

    Sarusak Rumnao meninggalkan rumahnya di provinsi pedesaan Udon Thani di Thailand tiga tahun lalu untuk bekerja di lahan pertanian di kota Yesha.

    Ibunya, Khammee Rumnao, merasa lega karena putranya tidak dianiaya.

    “Ia hanya makan roti. Ia dirawat dengan baik dan diberi makan tiga kali sehari [setiap hari],” katanya, seraya menambahkan kalau ia makan apa pun yang dimiliki para penawannya.

    Tarif impor baja Amerika

    Presiden Donald Trump akan mengumumkan tarif baru sebesar 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat.

    Presiden Trump juga mengatakan ia akan mengumumkan tarif timbal balik pada hari Selasa atau Rabu, yang akan berlaku segera.

    Ia mengatakan Amerika Serikat akan menyamakan tarif yang dikenakan oleh negara lain, serta akan berlaku untuk semua negara.

    “Dan sederhana saja, jika mereka menagih kita, kita menagih mereka,” kata Presiden Trump.

    Selama masa jabatan pertamanya, Presiden Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium.

    Partai PM India Modi menangkan kursi terbanyak

    Partai Perdana Menteri India Narendra Modi kembali berkuasa di ibu kota negara untuk pertama kalinya setelah 27 tahun.

    Partai Bharatiya Janata milik PM Modi memenangkan 48 dari 70 kursi di distrik ibu kota Delhi, jauh di atas 22 kursi milik Partai oposisi Aam Aadmi (AAP) pimpinan Arvind Kejriwal.

    “Ini jadi jaminan kalau kami tidak akan mengabaikan satu hal pun dalam membangun Delhi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” tulis PM Modi di X.

    Sebaliknya, hasil ini mengakhiri berkuasanya AAP, yang tumbuh dari gerakan antikorupsi pada tahun 2012 di Delhi.

    Ratusan orang jadi korban keracunan makanan

    Sebanyak 147 orang jadi korban keracunan makanan setelah menghadiri hajatan pernikahan di kabupaten Sleman, Yogyakarta, seperti dilaporkan Kompas.

    Dilaporkan jumlah warga yang harus dirawat telah bertambah menjadi 23 orang, karena mengalami gejala diare, demam, hingga pusing.

    Kumparan melaporkan Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian mengatakan akan memeriksa orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut, khususnya penyedia katering.

    Sampel makanan masih diperiksa di laboratorium Dinas Kesehatan setempat, yang memperkirakan hasilnya akan keluar dalam tujuh hari.

  • Keraton Yogyakarta Gelar Ritual Labuhan Merapi untuk Peringati Kenaikan Takhta Sultan HB X

    Keraton Yogyakarta Gelar Ritual Labuhan Merapi untuk Peringati Kenaikan Takhta Sultan HB X

    Sleman, Beritasatu.com – Keraton Yogyakarta kembali menggelar ritual adat Labuhan Gunung Merapi pada Jumat sebagai ungkapan syukur atas anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Upacara sakral ini juga menjadi bagian dari Tingalan Dalem, peringatan naik takhta Sri Sultan Hamengku Buwono X.

    Ritual berlangsung khidmat dipimpin oleh Mas Wedana Suraksohargo Asihono, juru kunci Gunung Merapi yang merupakan putra mendiang Mbah Maridjan. Prosesi Labuhan tidak hanya diikuti oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta, tetapi juga ratusan warga dan wisatawan yang rela menempuh medan terjal demi menyaksikan tradisi budaya ini.

    Sebelum dilabuh, ubarampe (perlengkapan sesaji) yang dibawa oleh para abdi dalem terlebih dahulu didoakan oleh juru kunci. Perlengkapan sesaji ini terdiri dari delapan jenis ubarampe, di antaranya, Nyamping Cangkring, Semekan Gadhung Mlati, Banguntulak, Kampuh Poleng Ciut, Destar Daramulka, dan Paningset Udaraga.

    Prosesi Labuhan Merapi yang merupakan tradisi adat Keraton Yogyakarta dimulai dari bekas reruntuhan rumah Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo. Rombongan kemudian berjalan menuju Alas Bedengan, lokasi utama ritual yang berjarak sekitar tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Kawasan ini berada di bawah Pos Dua atau Srimanganti, yang dikenal sebagai pintu masuk menuju Gunung Merapi.

    Dalam upacara ini, Mas Wedana Suraksohargo menyampaikan harapan agar ritual Labuhan Merapi membawa berkah, keselamatan, dan perlindungan bagi warga sekitar, terutama mengingat aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih sering terjadi.

    “Tujuannya untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mendapatkan keselamatan dan dijauhkan dari malapetaka. Jika Gunung Merapi mengalami erupsi, semoga masyarakat tetap aman, damai, dan sejahtera,” ujarnya.

    Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi Keraton Yogyakarta, Labuhan Merapi juga menjadi daya tarik wisata budaya. Setiap tahun, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara datang untuk menyaksikan ritual sakral ini.

    Dengan adanya Labuhan Merapi, masyarakat tidak hanya mempererat hubungan dengan alam dan leluhur, tetapi juga ikut menjaga kelestarian budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini menjadi salah satu cara mengenalkan warisan budaya adat Keraton Yogyakarta kepada generasi muda dan wisatawan.

  • Warga di 2 Tempat di Sleman Keracunan, Penyebabnya Diduga dari Makanan Siomay, Korbannya Ratusan – Halaman all

    Update Ratusan Warga Keracunan Makanan Saat Acara Hajatan di Tempel Sleman, 6 Orang Rawat Inap di RS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Sebanyak 130 warga mengalami keracunan usai menghadiri pernikahan di Padukuhan Krasakan, Tempel, Sleman DI Yogyakarta. 

    Tercatat ada 6 korban yang terpaksa menjalani rawat inap di rumah sakit. Dan ada 2 orang yang sempat dirawat di posko kesehatan. 

    Kapolsek Tempel, AKP Gunawan Setiyabudi mengatakan pihaknya masih fokus pada pendampingan penanganan korban sementara untuk penyidikan  enggan menjelaskan. 

     “Fokus pendampingan penanganan korban,” katanya,” katanya, Minggu (09/02/2025).

    Ia melanjutkan ada 15 personel yang diterjunkan.

    Mereka difokuskan di posko kesehatan yang berada di Padukuhan Krasakan. 

    “Ada 15 (personel) di sini (posko kesehatan),” lanjutnya. 

    Kepala Puskesmas Tempel I, Diana Kusumawati menerangkan mayoritas korban keracunan mengalami diare dan demam. 

    Korban yang mengalami keracunan tidak hanya warga di Padukuhan Krasakan, Tempel, Sleman.

    Ada beberapa warga Muntilan, Magelang yang juga mengalami gejala. 

     Sebanyak 92 korban sempat diobservasi di rumah sakit.

    “Pertama diketahui 26 (korban keracunan), karena kami buka posko dan sebagainya, banyak yang memang dihubungi untuk diperiksa. Terakhir data 15.30 WIB ada 130. 

    Untuk yang rawat inap ada 6,” ujarnya. 

    Ia menyebut posko kesehatan akan didirikan selama 24 jam untuk observasi.

    Jika masih dibutuhkan, posko kesehatan akan terus dibuka. 

    “Yang masih lemas (bergejala) sementara kami arahkan ke posko dulu. Kami asesmen di posko, kami infus di posko atau di puskesmas.

    Biar beban di rumah sakit tidak terlalu banyak,” ujarnya.

    Diberitakan, sekitar 130 orang keracunan setelah menghadiri pernikahan di Sleman, Sabtu (08/02/2024). 

    Kepala Puskesmas Tempel I, Diana Kusumawati mengatakan mayoritas korban mengalami keluhan diare dan demam. 

     “Pertama diketahui 26 (korban keracunan), karena kami buka posko dan sebagainya, banyak yang memang dihubungi untuk diperiksa. Terakhir data 15.30 ada 130. Untuk yang rawat inap ada 6,” katanya saat ditemui, Minggu (09/02/2025). 

     
    Panewu Tempel, Agung Dwi Maryoto menambahkan ada sekitar 500 tamu yang hadir ke acara pernikahan, mayoritas adalah warga Padukuhan Krasakan.

    Pemilik hajatan menyediakan bakso, sate, siomay, es krim, dan krecek. 

    Dwi mengatakan, pihaknya  berkomunikasi dengan keluarga yang menyelenggarakan hajatan. 

    “Tadi sudah komunikasi, undangan 200an yang hadir 500an. Untuk makanan pesan.

    Mudah-mudahan segera terkendali. Untuk sementara ada 1 posko dari BPBD,” imbuhnya. (Christi Mahatma Wardhani) 

  • Keracunan Massal Terjadi di Sleman usai Warga Manyantap Makanan pada Hajatan Pernikahan

    Keracunan Massal Terjadi di Sleman usai Warga Manyantap Makanan pada Hajatan Pernikahan

    Sleman, Beritasatu.com – Ratusan warga Dusun Krasakan, Lumbungrejo, Tempel, Sleman, mengalami keracunan massal setelah diduga menyantap hidangan di sebuah hajatan pernikahan sehari sebelumnya.

    Menurut keterangan warga, makanan tersebut disantap pada Sabtu (8/2/2025). Gejala keracunan mulai dirasakan sejak dini hari hingga Minggu (9/2/2025).

    “Ada orang hajatan kemarin, Sabtu (8/2/2025) dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Lalu, ada muntah sama pusing-pusing yang rata-rata dialami dari pukul 00.00 WIB sampai pagi hari,” ujar Muchsin kepada wartawan, Minggu (9/2/2025).

    Kepala Puskesmas Tempel dr Diana Kusumawati membenarkan, banyak warga yang dirawat di RSUD Sleman dengan gejala diare, mual hingga lemas seusai menyantap hidangan di sebuah hajatan.

    Hingga sore ini tercatat sebanyak 112 orang mengalami gejala keracunan. Sebagian besar menjalani rawat jalan, sementara satu orang harus dirawat inap dan satu lainnya masih dalam observasi medis.

    “Sudah mulai banyak pasien ke RSUD Sleman dengan gejala diare, mual, lemes, dan semuanya itu riwayatnya adalah hajatan yang diselenggarakan pada 8 Februari di salah satu warga di Krasakan,” ujarnya.

    Pihak rumah sakit kemudian langsung mengirimkan petugas kesehatan lingkungan, dokter, dan satu perawat untuk melakukan pertolongan pertama serta mengambil sampel makanan.

    “Untuk sampel makanan yang sudah diambil di antaranya bakso, satai, siomai, es krim, dan krecek,” lanjutnya.

    Warga yang merasakan gejala serupa masih mendatangi posko kesehatan yang didirikan di dusun Krasakan, karena jumlah pasien terus bertambah. Ambulans masih disiagakan di lokasi untuk membawa pasien yang harus menjalani perawatan lebih lanjut.

  • Resmi, Inilah Harga LPG Pertamina 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia, Minggu 9 Februari 2025

    Resmi, Inilah Harga LPG Pertamina 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia, Minggu 9 Februari 2025

    Resmi, Inilah Harga LPG Pertamina 3 Kg, 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia, Minggu 9 Februari 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut adalah pembaruan terbaru mengenai harga elpiji tabung 5,5 kg dan 12 kg di seluruh wilayah Indonesia untuk bulan Februari 2025.

    Mengutip Kompas.com, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan, harga elpiji mulai bulan depan masih sama dengan Januari 2025. “Masih tetap,” ujar Heppy kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2025).

    Sementara itu tabung gas melon 3 kg tetap di harga Rp18.000 per tabung.

    Sebelumnya di bulan September 2024 sempat naik, namun bulan Oktober hingga tahun 2025 kini masih sama.  

    Sumarno menyebutkan, perubahan HET itu bukanlah kenaikan, tetapi hanya menyesuaikan saja.  

    “Sebetulnya bukan naik, tapi menyesuaikan saja,” ungkap Sumarno mengutip Kompas.com, Senin (9/9/2024). 

    Menurutnya, penyesuaian HET LPG 3 kg itu telah melalui pertimbangan yang matang dari berbagai pihak.  

    Dia menambahkan, HET LPG 3 kg tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2015 silam. 

    Namun terjadinya inflasi turut menjadi faktor kenaikan HET LPG 3 kg.  

    Sementara untuk harga gas non subsidi Bright Gas hari ini Minggu 9 Februari 2025 sebagai berikut:

    1. Aceh (Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    2. Sumatera Utara (Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    3. Sumatera Barat (Padang dan Payakumbuh)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    4. Riau (Dumai dan Pekanbaru)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    5. Kepulauan Riau (Batam dan Bintan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    6. Jambi (Jambi)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    7. Sumatera Selatan (Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    8. Bengkulu (Bengkulu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    9. Lampung (Bandar Lampung dan Metro)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    10. Bangka Belitung (Bangka, Bangka Barat, dan Belitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    11. Banten (Serang dan Tangerang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    12. DKI Jakarta (Jakarta Barat dan Jakarta Utara)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    13. Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    14. Jawa Tengah (Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    15. Daerah Istimewa Yogyakarta (Bantul dan Sleman)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    16. Jawa Timur (Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    17. Bali (Badung, Denpasar, dan Tabanan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    18. Nusa Tenggara Barat (Lombok)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    19. Kalimantan Barat (Pontianak)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    20. Kalimantan Tengah (Palangkaraya dan Kotawaringin Timur)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    21. Kalimantan Selatan (Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    22. Kalimantan Timur (Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    23. Kalimantan Utara (Tarakan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 107.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 229.000.

    24. Sulawesi Selatan (Makassar dan Pare-Pare)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    25. Sulawesi Selatan (Palu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    26. Gorontalo (Gorontalo)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    27. Sulawesi Utara (Bitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    28. Sulawesi Tenggara (Kendari)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    29. Maluku (Ambon)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

    30. Papua (Jayapura)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.