Viral Video Pengendara Motor Dikeroyok di Sleman, Polisi Telusuri Pelaku
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Sebuah unggahan di media sosial memperlihatkan seorang pengendara motor diduga menjadi korban pengeroyokan di Maguwoharjo, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.
Informasi tersebut dibagikan akun X @merapi_uncover. Dalam unggahan itu disebutkan korban mengendarai sepeda motor di jalur cepat Ring Road, kemudian hendak masuk ke jalur lambat arah Maguwoharjo.
Dua orang tiba-tiba memotong jalannya. Korban kemudian mengejar untuk menanyakan tindakan pelaku. Namun salah satu pelaku memukul helm korban dan kabur.
Korban kembali mengejar dan mendapati pelaku berhenti di pinggir lapangan. Saat korban menanyakan alasan memukul, pelaku justru menghubungi teman-temannya.
Empat orang kemudian datang dan melakukan pengeroyokan.
Kasi Humas Polresta
Sleman
, AKP Salamun, mengatakan dugaan pengeroyokan itu terjadi Minggu (23/11/2025) sekitar pukul 03.30 WIB di dekat SDN Depok 2, Maguwoharjo.
“Peristiwa tersebut diduga melibatkan empat orang pelaku yang datang menggunakan dua sepeda motor,” ujar Salamun dalam keterangan tertulis, Senin (24/11/2025).
Ia menyebut pihaknya telah menindaklanjuti informasi dari media sosial dengan mendatangi lokasi kejadian dan meminta keterangan beberapa saksi.
Menurut salah satu saksi, ia awalnya mendengar keributan di luar rumah. Saat dicek, terlihat sekelompok orang terlibat cekcok, dan salah satu di antaranya terluka.
Saksi kemudian melerai dan meminta korban segera mencari perawatan. Dua teman korban datang tidak lama setelah kejadian, sementara para pelaku kabur ke arah utara.
Salamun menyampaikan bahwa korban adalah laki-laki tanpa identitas lengkap. Korban sempat mengatakan dirinya tinggal di wilayah Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
“Korban mengalami luka di bagian belakang kepala,” ujarnya.
Polresta Sleman telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengidentifikasi para pelaku.
“Saat ini, Unit Reskrim bersama jajaran terkait tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap identitas para pelaku,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Sleman
-
/data/photo/2015/10/20/2037507Ilustrasi-Pengeroyokan780x390.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Viral Video Pengendara Motor Dikeroyok di Sleman, Polisi Telusuri Pelaku Regional 25 November 2025
-

SPPG Margomulyo, Fasilitas Layanan Gizi Berkelanjutan yang Dukung Ekonomi Lokal
Sleman: Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo, yang berlokasi di Kalurahan Margomulyo, Kapanewon Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menjadi salah satu pusat layanan pangan bergizi yang mendapatkan sorotan.
Unit ini dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Kalurahan Bersama (BUMKALMA) Seyegan Margo Manunggal dan setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan bergizi bagi anak sekolah.
Dengan dapur yang bersih, higienis, serta standar operasional ketat, SPPG Margomulyo mampu menyiapkan 3.755 porsi untuk siswa, ditambah 207 porsi setiap hari Senin untuk ibu hamil dan menyusui.
Untuk menjaga kualitas makanan, seluruh ruangan dapur SPPG Margomulyo selalu dijaga dalam kondisi steril. Para pekerja diwajibkan mengenakan masker, penutup kepala, serta alas kaki khusus yang hanya boleh dipakai di area dapur.
Menu bergizi yang disajikan setiap hari pun selalu berganti sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Setelah selesai dimasak, makanan dikemas ke dalam ompreng bersih, kemudian ditata dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
“Kalau untuk penentuan menunya kebetulan sudah ditentukan oleh ahli gizi kami. Disesuaikan dengan yang sudah ditentukan dari BGN. Menunya setiap hari kami variatif selalu berubah. Kami punya siklus bulanan jadi dalam satu bulan itu menu yang akan diolah sudah kami tentukan,” ujar Kepala SPPG Margomulyo Seyegan, Joni Prasetyo dikutip dari Metro TV, Minggu, 23 November 2025.
Disambut positif penerima manfaatBeroperasinya SPPG Margomulyo disambut antusias oleh para siswa penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka bahkan diperbolehkan mengusulkan menu makanan, meski tetap harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. “Hari ini ayam, tempe, wortel, sama semangka,” kata Rafa Ardi Saputra, Siswa SD Negeri Margoagung Seyegan.
Senada dengan para murid, Kepala SD Negeri Margoagung Seyegan, Zainab Suryani turut mengapresiasi SPPG Margomulyo.
“Saya berterima kasih sekali dengan adanya program MBG ini karena program ini sangat bermanfaat bagi anak didik saya yang mana setiap harinya, setiap pagi anak-anak itu belum tentu mendapatkan sarapatan dari orang tua,” terang Zainab.
Layanan tambahan untuk ibu hamil dan menyusuiSelain menyasar siswa sekolah, SPPG ini juga memberikan layanan gizi tambahan untuk 207 ibu hamil dan menyusui. Pembagian khusus untuk kelompok ini hanya dilakukan setiap hari Senin untuk kebutuhan gizi selama satu minggu.
Agar distribusi lebih efisien, paket makanan dibagikan di titik tertentu, kemudian diambil oleh kader kesehatan pedukuhan untuk diteruskan kepada penerima manfaat.
“MBG untuk ibu menyusui sama ibu hamil. Ibu hamil juga dapat jatah, itu untuk kesehatan yang dikandung biar mendapat asupan gizi. Seminggu sekali setiap hari Senin,” ungkap Kader Kesehatan Kregolan, Suryatini.
Manfaatkan bahan baku lokalSPPG Margomulyo tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam bentuk pangan bergizi, tetapi juga menjadi berkah bagi perekonomian warga. Hampir semua bahan pangan seperti sayur, telur, dan daging ayam diserap dari para petani dan peternak di wilayah Seyegan.
Meski demikian, beberapa komoditas yang belum bisa diproduksi warga tetap harus didatangkan dari luar daerah. Semua pengadaan dilakukan melalui koordinasi Bumkalma Seyegan Margo Manunggal untuk memastikan kualitasnya tetap baik.
“Untuk suplai bahan bakunya kita ambil dari Bumdes dan juga UMKM masyarakat lokal sini. Kalau yang terserap telur, telur itu diambilkan dari Bumdes. Ada telur ayam, telur puyuh, bumbu-bumbu, kemudian sayur-sayuran intinya yang produk lokal sini kita ambil dari sini,” ujar Direktur Bumkalma Seyegan Margo Manunggal, Tri Kusumawati.
Dengan standar kebersihan yang ketat, menu bergizi yang bervariasi, serta kontribusinya terhadap ekonomi lokal, SPPG Margomulyo kini menjadi salah satu model layanan pemenuhan gizi yang efektif dan berkelanjutan di Sleman.
Sleman: Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo, yang berlokasi di Kalurahan Margomulyo, Kapanewon Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini menjadi salah satu pusat layanan pangan bergizi yang mendapatkan sorotan.
Unit ini dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Kalurahan Bersama (BUMKALMA) Seyegan Margo Manunggal dan setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan bergizi bagi anak sekolah.
Dengan dapur yang bersih, higienis, serta standar operasional ketat, SPPG Margomulyo mampu menyiapkan 3.755 porsi untuk siswa, ditambah 207 porsi setiap hari Senin untuk ibu hamil dan menyusui.Untuk menjaga kualitas makanan, seluruh ruangan dapur SPPG Margomulyo selalu dijaga dalam kondisi steril. Para pekerja diwajibkan mengenakan masker, penutup kepala, serta alas kaki khusus yang hanya boleh dipakai di area dapur.
Menu bergizi yang disajikan setiap hari pun selalu berganti sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Setelah selesai dimasak, makanan dikemas ke dalam ompreng bersih, kemudian ditata dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
“Kalau untuk penentuan menunya kebetulan sudah ditentukan oleh ahli gizi kami. Disesuaikan dengan yang sudah ditentukan dari BGN. Menunya setiap hari kami variatif selalu berubah. Kami punya siklus bulanan jadi dalam satu bulan itu menu yang akan diolah sudah kami tentukan,” ujar Kepala SPPG Margomulyo Seyegan, Joni Prasetyo dikutip dari Metro TV, Minggu, 23 November 2025.
Disambut positif penerima manfaat
Beroperasinya SPPG Margomulyo disambut antusias oleh para siswa penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka bahkan diperbolehkan mengusulkan menu makanan, meski tetap harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. “Hari ini ayam, tempe, wortel, sama semangka,” kata Rafa Ardi Saputra, Siswa SD Negeri Margoagung Seyegan.
Senada dengan para murid, Kepala SD Negeri Margoagung Seyegan, Zainab Suryani turut mengapresiasi SPPG Margomulyo.
“Saya berterima kasih sekali dengan adanya program MBG ini karena program ini sangat bermanfaat bagi anak didik saya yang mana setiap harinya, setiap pagi anak-anak itu belum tentu mendapatkan sarapatan dari orang tua,” terang Zainab.
Layanan tambahan untuk ibu hamil dan menyusui
Selain menyasar siswa sekolah, SPPG ini juga memberikan layanan gizi tambahan untuk 207 ibu hamil dan menyusui. Pembagian khusus untuk kelompok ini hanya dilakukan setiap hari Senin untuk kebutuhan gizi selama satu minggu.
Agar distribusi lebih efisien, paket makanan dibagikan di titik tertentu, kemudian diambil oleh kader kesehatan pedukuhan untuk diteruskan kepada penerima manfaat.
“MBG untuk ibu menyusui sama ibu hamil. Ibu hamil juga dapat jatah, itu untuk kesehatan yang dikandung biar mendapat asupan gizi. Seminggu sekali setiap hari Senin,” ungkap Kader Kesehatan Kregolan, Suryatini.
Manfaatkan bahan baku lokal
SPPG Margomulyo tidak hanya memberikan manfaat langsung dalam bentuk pangan bergizi, tetapi juga menjadi berkah bagi perekonomian warga. Hampir semua bahan pangan seperti sayur, telur, dan daging ayam diserap dari para petani dan peternak di wilayah Seyegan.
Meski demikian, beberapa komoditas yang belum bisa diproduksi warga tetap harus didatangkan dari luar daerah. Semua pengadaan dilakukan melalui koordinasi Bumkalma Seyegan Margo Manunggal untuk memastikan kualitasnya tetap baik.
“Untuk suplai bahan bakunya kita ambil dari Bumdes dan juga UMKM masyarakat lokal sini. Kalau yang terserap telur, telur itu diambilkan dari Bumdes. Ada telur ayam, telur puyuh, bumbu-bumbu, kemudian sayur-sayuran intinya yang produk lokal sini kita ambil dari sini,” ujar Direktur Bumkalma Seyegan Margo Manunggal, Tri Kusumawati.
Dengan standar kebersihan yang ketat, menu bergizi yang bervariasi, serta kontribusinya terhadap ekonomi lokal, SPPG Margomulyo kini menjadi salah satu model layanan pemenuhan gizi yang efektif dan berkelanjutan di Sleman.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(PRI)
-

Gunung Merapi Muntahkan Lava 2 Km, BPPTKG Ingatkan Potensi Bahaya
Sleman, Beritasatu.com – Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas pada Sabtu (22/11/2025) pagi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan sembilan kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya menuju Kali Bebeng dan Krasak dalam periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menyampaikan kondisi tersebut menandakan potensi bahaya yang masih tinggi. “Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh 5 kilometer (km) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh 7 km,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Selain guguran lava, aktivitas kegempaan juga terpantau intens. Terdapat 26 gempa guguran dengan amplitudo 2-20 mm berdurasi hingga 199 detik, serta 11 gempa hybrid beramplitudo 3-27 mm. Gempa hybrid ini mengindikasikan suplai magma masih aktif dan berpotensi memicu guguran awan panas.
Agus menambahkan potensi ancaman tidak hanya berada di sektor barat daya. Di sisi tenggara, bahaya dapat mengancam wilayah aliran Sungai Woro hingga 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km. Jika terjadi letusan eksplosif, lontaran material dari puncak Merapi diperkirakan dapat menjangkau radius hingga 3 km.
BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di zona rawan. Warga juga meningkatkan kewaspadaan terutama saat hujan karena potensi aliran lahar dapat meningkat drastis. “Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tegas Agus.
Hingga kini, status Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga. BPPTKG memastikan akan memberikan pembaruan apabila terjadi perubahan signifikan pada aktivitas vulkanik.
-

Dianggap Masih Rendah, Pengusaha Dukung Kenaikan UMP Yogyakarta
Yogyakarta, Beritasatu.com – Berbagai daerah akan menetapkan upah minimum provinsi (UMP) sesuai kemampuan masing-masing. Penetapan UMP ini memang cenderung mengalami kenaikan, seiring inflasi yang meningkat.
Salah satu pelaku usaha di Yogyakarta menilai UMP Yogyakarta memang harus ada kenaikan. Hal ini karena besaran UMP di Yogyakarta masih sangat rendah, sehingga belum mencukupi kebutuhan hidup, kesehatan, dan kebutuhan lainnya.
“UMP Yogyakarta tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan buruh, jangankan untuk kebutuhan buruh, untuk berobat saja tidak mencukupi, jadi UMP Yogyakarta bagi saya memang harus dinaikkan,” kata Putra, pengusaha otomotif di Yogyakarta, kepada Beritasatu.com.
Kenaikan UMP di Yogyakarta memang harus dilakukan supaya buruh merasa tenang secara finansial dan nyaman bekerja. Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dan produksi ditentukan oleh buruh. Bagaimana buruh bisa bekerja dengan baik dan tulus jika masih terbebani masalah finansial.
“Jadi kalau misalkan ada satu suara dari pengusaha yang mengatakan keberatan kenaikan UMP terhadap buruh, sebetulnya pengusaha itu bagi saya terlalu picik, artinya dia hanya mementingkan diri sendiri tanpa mementingkan orang-orang di bawahnya yang telah mengangkat derajat dan finansial dia mencapai puncak kesuksesan,” ujar Putra.
Putra menambahkan, buruh dan pengusaha harus bisa bersinergi. Di mana pengusaha mendapatkan keuntungan, buruh juga harus mendapatkan kesejahteraan dari gaji. Hal tersebut harus diterapkan di Yogyakarta.
“Saya punya pandangan, UMP Yogyakarta bagi buruh sebetulnya bukan UMP, tetapi seperti orang bekerja rodi secara halus, karena gaji yang mereka terima hanya habis untuk biaya hidup harian dan tidak bisa ditabung,” pungkas Putra.
Seperti diketahui, UMP Yogyakarta tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp 2.264.080,95, mengalami kenaikan 6,5% dari tahun sebelumnya, sesuai Keputusan Gubernur DIY Nomor 477/KEP/2024. Angka ini berlaku sebagai upah minimum terendah untuk provinsi, sementara setiap kabupaten/kota memiliki Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) sendiri yang lebih tinggi.
Berikut rincian UMP dan UMK Yogyakarta tahun 2025:
UMP Provinsi DIY: Rp 2.264.080
UMK se-DIY:
Kota Yogyakarta: Rp 2.655.041Kabupaten Sleman: Rp 2.466.514Kabupaten Bantul: Rp 2.360.533Kabupaten Kulon Progo: Rp 2.351.239Kabupaten Gunung Kidul: Rp 2.300.263
-

Kecelakaan Maut di Tol Jombang: Pejalan Kaki Tewas Setelah Menabrakkan Diri ke Truk
Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan tragis terjadi di ruas Tol Jomo (Jombang-Mojokerto), tepatnya di KM 683+000 B, Kamis (20/11/2025).
Seorang pejalan kaki tewas mengenaskan setelah sengaja menabrakkan diri ke truk yang sedang melintas. Korban diketahui bernama Wahyu Adi (22), warga Dusun Gempolpahit, Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 10:53 WIB. Menurut keterangan dari Kanit PJR Jatim III Warugunung, AKP Sudirman, korban diduga dalam kondisi depresi dan sengaja menuju ke tengah jalan tol dengan berjalan kaki, kemudian menabrakkan diri ke kendaraan yang sedang melintas. “Seorang pejalan kaki tewas dalam kecelakaan ini,” ujar Sudirman.
Truk box yang terlibat dalam kecelakaan ini memiliki nomor polisi B 9349 TEZ. Truk tersebut sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Yogyakarta dan melaju di lajur lambat dengan kecepatan sedang.
Tiba-tiba, korban muncul dan menghadang kendaraan tersebut. Sopir truk, Mahmud Wibowo (30), warga Salam Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan kernetnya, Bentario (29), warga Jogotirto, Berbah, Sleman, DIY, tidak bisa menghindar, sehingga kecelakaan maut ini pun terjadi.
Kecelakaan ini berlangsung saat cuaca cerah dan arus lalu lintas cukup lancar. Meskipun begitu, korban yang diduga sedang mengalami depresi tersebut tidak selamat dan meninggal di tempat kejadian. [suf]
-
Energi Bersih Rumah Tangga, Selamatkan Iklim Indonesia
Jakarta: Kementerian Koperasi RI menegaskan pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini disampaikan Sekretaris Kementerian Koperasi RI, oleh Ahmad Zabadi, dalam rangka memperingati 13 tahun kiprah Yayasan Rumah Energi.
Dia menuturkan, Rumah Energi 13 tahun bersama masyarakat melakukan pendampingan untuk kesediaan energi bersih melalui biogas. Kerja-kerja yang dilakukan sudah memberikan dampak bagi banyak orang, khususnya petani, peternak, koperasi, dan rumah tangga pedesaan.
“Kiranya Rumah Energi terus berkembang dan lebih luas lagi yang dilakukan, menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan dan menginisiasi inovasi yang berdampak pada lingkungan,” ujar Ahmad.
Rumah Energi, yang menandai perjalanan 13 tahunnya, telah bekerja keras mewujudkan visi “Indonesia Berdaya Lenting dalam Energi dan Pangan.” Selama lebih dari satu dekade, Yayasan ini telah menjangkau total 142.560 orang di seluruh penjuru negeri.
“Perjalanan 13 tahun ini adalah bukti nyata komitmen kami untuk mewujudkan visi Masyarakat Berdaya Lenting dalam Energi dan Pangan,” ujar Direktur Eksekutif Rumah Energi Sumanda Tondang.
Ia menambahkan, setiap instalasi biogas, setiap kilogram emisi yang direduksi, dan setiap rupiah penghematan yang dirasakan masyarakat adalah langkah kolektif menuju Indonesia yang lebih hijau, mandiri, dan berdaya.
Rumah Energi telah menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan energi terbarukan. Hingga Oktober 2025, sebanyak 29.915 instalasi biogas telah berdiri kokoh di 21 provinsi, memberikan manfaat memasak dan energi bersih bagi 119.660 rumah tangga.
Seluruh instalasi biogas yang ada mampu mengurangi emisi karbon sebesar 584.834 ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e). Angka ini setara dengan upaya menanam lebih dari 26,5 juta pohon di hutan yang luasnya hampir menyamai Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pencapaian energi terbarukan ini juga berkaitan erat dengan upaya peningkatan ketahanan pangan. Ampas dari proses biogas, yang disebut bioslurry, merupakan pupuk organik berkualitas tinggi.
Melalui pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 5.114 peserta, petani diajarkan cara memanfaatkan bioslurry ini, yang terbukti mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia hingga menghemat pengeluaran bulanan sebesar Rp100 ribu hingga Rp250 ribu.
Sukamto, warga Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman, DIY, merupakan salah seorang telah memanfaatkan instalasi biogas selama lebih dari 10 tahun. Sejak memakai biogas, ia sudah tidak beli elpiji lagi. Ia menambahkan, bio-slurry yang dihasilkan juga sangat menguntungkan.
“Saya menggunakannya untuk tanaman salak, membuat buahnya lebih enak rasanya dan tidak mudah busuk. Yang paling menggembirakan, limbah ternak yang sebelumnya melepaskan gas metana kini tertangkap dan diolah, jadi kita turut mengurangi emisi gas rumah kaca dari peternakan,” ungkapnya.
Jakarta: Kementerian Koperasi RI menegaskan pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini disampaikan Sekretaris Kementerian Koperasi RI, oleh Ahmad Zabadi, dalam rangka memperingati 13 tahun kiprah Yayasan Rumah Energi.
Dia menuturkan, Rumah Energi 13 tahun bersama masyarakat melakukan pendampingan untuk kesediaan energi bersih melalui biogas. Kerja-kerja yang dilakukan sudah memberikan dampak bagi banyak orang, khususnya petani, peternak, koperasi, dan rumah tangga pedesaan.
“Kiranya Rumah Energi terus berkembang dan lebih luas lagi yang dilakukan, menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan dan menginisiasi inovasi yang berdampak pada lingkungan,” ujar Ahmad.Rumah Energi, yang menandai perjalanan 13 tahunnya, telah bekerja keras mewujudkan visi “Indonesia Berdaya Lenting dalam Energi dan Pangan.” Selama lebih dari satu dekade, Yayasan ini telah menjangkau total 142.560 orang di seluruh penjuru negeri.
“Perjalanan 13 tahun ini adalah bukti nyata komitmen kami untuk mewujudkan visi Masyarakat Berdaya Lenting dalam Energi dan Pangan,” ujar Direktur Eksekutif Rumah Energi Sumanda Tondang.
Ia menambahkan, setiap instalasi biogas, setiap kilogram emisi yang direduksi, dan setiap rupiah penghematan yang dirasakan masyarakat adalah langkah kolektif menuju Indonesia yang lebih hijau, mandiri, dan berdaya.
Rumah Energi telah menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan energi terbarukan. Hingga Oktober 2025, sebanyak 29.915 instalasi biogas telah berdiri kokoh di 21 provinsi, memberikan manfaat memasak dan energi bersih bagi 119.660 rumah tangga.
Seluruh instalasi biogas yang ada mampu mengurangi emisi karbon sebesar 584.834 ton karbon dioksida ekuivalen (tCO2e). Angka ini setara dengan upaya menanam lebih dari 26,5 juta pohon di hutan yang luasnya hampir menyamai Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pencapaian energi terbarukan ini juga berkaitan erat dengan upaya peningkatan ketahanan pangan. Ampas dari proses biogas, yang disebut bioslurry, merupakan pupuk organik berkualitas tinggi.
Melalui pelatihan yang diikuti oleh lebih dari 5.114 peserta, petani diajarkan cara memanfaatkan bioslurry ini, yang terbukti mampu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia hingga menghemat pengeluaran bulanan sebesar Rp100 ribu hingga Rp250 ribu.
Sukamto, warga Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman, DIY, merupakan salah seorang telah memanfaatkan instalasi biogas selama lebih dari 10 tahun. Sejak memakai biogas, ia sudah tidak beli elpiji lagi. Ia menambahkan, bio-slurry yang dihasilkan juga sangat menguntungkan.
“Saya menggunakannya untuk tanaman salak, membuat buahnya lebih enak rasanya dan tidak mudah busuk. Yang paling menggembirakan, limbah ternak yang sebelumnya melepaskan gas metana kini tertangkap dan diolah, jadi kita turut mengurangi emisi gas rumah kaca dari peternakan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2808618/original/083772900_1558085117-20190517-Sepanjang-Mei_-Polisi-Tangkap-29-Terduga-Teroris-TALLO-5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

