kab/kota: Sleman

  • Gibran: Gus Miftah Guru Saya, Sering Kasih Masukan hingga Teguran
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Agustus 2025

    Gibran: Gus Miftah Guru Saya, Sering Kasih Masukan hingga Teguran Nasional 2 Agustus 2025

    Gibran: Gus Miftah Guru Saya, Sering Kasih Masukan hingga Teguran
    Tim Redaksi
    SLEMAN, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) RI
    Gibran Rakabuming Raka
    menganggap eks Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa
    Gus Miftah
    , sebagai gurunya.
    Gibran mengakui Miftah memiliki penampilan nyentrik. Namun, kata dia, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji itu sering memberinya masukan.
    “Karena Gus Miftah itu guru saya, yang sering ngasih masukan saya. Ya meskipun penampilannya nyentrik, ya, beliau itu selalu memberikan masukan apa adanya. Nah itu yang paling penting,” kata Gibran saat hadir dalam
    Harlah ke-13

    Ponpes Ora Aji
    di
    Sleman
    , Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/8/2025) malam.
    Gibran menambahkan, Miftah akan menegurnya jika ada kesalahan. Begitupun sebaliknya, Miftah juga akan memberi pujian kepada Gibran jika bekerja dengan baik.
    “Ada salah, ya saya ditegur. Kalau ada yang baik, ya dipuji dikit. Tapi yang bagus itu, kalau ada yang salah langsung ditegur,” tuturnya.
    “Dan kita saling memberikan masukan dan apapun itu kami saling terbuka,” sambungnya.
    Oleh sebab itu, Gibran mengaku menyempatkan diri datang ke Harlah ke-13 Ponpes Ora Aji di tengah kesibukannya. “Makanya itu saya tadi pagi masih di NTB, langsung terbang ke Jogja ini khusus untuk bertemu dengan Gus Miftah, Bapak-Ibu semua, dan merayakan milad ke-13 Pondok Pesantren Ora Aji,” ungkapnya.
    Dalam kesempatan ini, Gibran mengaku sudah mengenal dekat Miftah sejak dirinya menjabat Wali Kota di Solo.
    Dia bercerita Miftah sering ke kantornya di Solo. Hal ini membuat mereka menjadi dekat.
    “Gus Miftah itu sering banget datang ke Balai Kota Solo. Kadang-kadang naik mobil, kadang-kadang bersepeda, kadang-kadang ya minta sarapan, terus pamit. Jadi saya sangat dekat dengan beliau,” paparnya.
    Gibran pun mendoakan agar ponpes yang dipimpin Gus Miftah ini bisa semakin jaya dan sukses.
    “Kita doakan bersama, semoga Pondok Pesantren ini semakin jaya, semakin sukses. Santri-santriwatinya semakin banyak,” kata Gibran.
    Menutup pidatonya, Gibran menyampaikan salam Presiden RI Prabowo Subianto lewat sebuah pantun.
    “Bakpia tugu, bakpia mini, enak dimakan di bawah pohon sawo. Mengakhiri sambutan ini, izinkan saya menyampaikan salam dari Bapak Presiden Prabowo,” ucap Gibran.
    “Mampir ke Jogja, makan di angkringan, tidak lupa pesan sate ati. Mari terus menjaga persatuan dan kerukunan, demi kedamaian negeri yang kita cintai,” lanjutnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tol Jogja-Solo Bakal Punya 6 Exit Tol di Sleman, dari Purwomartani hingga Gamping
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        1 Agustus 2025

    Tol Jogja-Solo Bakal Punya 6 Exit Tol di Sleman, dari Purwomartani hingga Gamping Yogyakarta 1 Agustus 2025

    Tol Jogja-Solo Bakal Punya 6 Exit Tol di Sleman, dari Purwomartani hingga Gamping
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Tol Jogja-Solo akan memiliki enam exit tol di wilayah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY).
    Enam
    exit tol Jogja
    -Solo di wilayah Kabupaten Sleman ini mulai dari Purwomartani hingga Gamping.
    Hal tersebut disampaikan oleh Humas PT. Adhi Karya Proyek Tol Jogja-Solo, Agung Murhandjanto.
    “Merespon apa yang menjadi keinginan Ngarso Dalem, Bapak Gubernur (DIY), kalau ada lebih banyak exit tol di Tol Jogja-Solo, khususnya di wilayah DIY maka akan ada enam exit tol,” ujar Humas PT. Adhi Karya Proyek Tol Jogja-Solo, Agung Murhandjanto saat dihubungi, Jumat (1/08/2025).
    Enam exit tol Jogja-Solo yang ada di wilayah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta (DIY) ini mulai dari Purwomartani, Kapanewon Kalasan sampai dengan Kapanewon Gamping. Enam exit tol tersebut dalam bentuk ramp on/off dan intercange.
    “Ramp on, ramp off keluar masuk bisa. Seperti di Prambanan bisa kelur masuk, namanya exit interchange,” tuturnya.
    Agung menyampaikan, exit tol Jogja-Solo berada di:
    Sebelum Purwomartani, Kabupaten Sleman terdapat intercange Manisrenggo, Kabupaten Sleman. Intercange Manisrenggo tersebut guna mengakomodasi yang hendak ke Kaliurang.
    “Yang IC (intercange) Manisrenggo itu nanti nya juga untuk mengakomodasi yang ke arah Kaliurang,” ucapnya.
    Adanya enam exit tol, diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan pariwisata dan perkembangan ekonomi di wilayah Yogyakarta.
    Enam exit tol tersebut mendekatkan wisatawan dengan destinasi wisata serta pusat kuliner di Yogyakarta.
    “Harapanya dari pelaksanaan pembangunan tol Jogja-Solo, akan lebih memajukan dan berkembangnya pariwisata di DIY. Mendekatkan wisatawan yang ke DIY dengan pusat-pusat wisata dan kuliner,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PGN sebut program Jargas bantu RI wujudkan ketahanan energi

    PGN sebut program Jargas bantu RI wujudkan ketahanan energi

    Jakarta (ANTARA) – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyatakan program Jaringan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga (Jargas) membantu Indonesia mengakselerasi terwujudnya swasembada energi, mengingat program ini dapat menurunkan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

    ‎”Sebenarnya itu perwujudan dari swasembada energi, kemudian itu juga dalam cara kita untuk menuju ketahanan energi,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Fajriyah Usman di Jakarta, Jumat.

    ‎Selain itu, disampaikannya dampak positif dari program Jargas ini cukup besar, yakni secara langsung mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari impor LPG, mengakselerasi terwujudnya ekonomi hijau, dan menciptakan ekosistem ekonomi baru di daerah.

    ‎”Jargas bukan cuma soal efisiensi energi, tapi juga menciptakan ekosistem ekonomi baru di daerah-daerah. Program Jargas bukan hanya mengalirkan energi ke dapur rumah, tapi juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur pipa, seperti pelanggan kecil dan UMKM,” ujarnya.

    ‎Ia menjelaskan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, pihaknya menargetkan untuk bisa membangun tambahan jaringan gas rumah tangga hingga 100 ribu sambungan rumah (SR) pada tahun ini.

    ‎Ada pun sampai saat ini, lebih dari 810 ribu rumah tangga sudah terlayani gas bumi PGN.

    ‎Lebih lanjut, ia menyampaikan dalam rangka mengakselerasi program Jargas, PGN bekerja sama dengan para pengembang (developer) untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi yang diharapkan dapat menahan laju impor LPG.

    ‎Sebelumnya, pihaknya mempercepat pembangunan jaringan gas bumi GasKita di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Rosa Permata Sari, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/7) mengatakan percepatan ini sebagai wujud komitmen PGN untuk menghadirkan manfaat gas bumi yang selalu tersedia 24 jam, hemat, praktis dan ramah lingkungan untuk warga DI Yogyakarta.

    Pengembangan Jargas di wilayah Sleman membidik sektor rumah tangga, pelanggan kecil, dan komersial.

    Untuk menyalurkan gas bumi ke sektor-sektor tersebut, PGN menggunakan moda beyond pipeline dalam hal ini gas terkompresi atau CNG serta membangun infrastruktur berupa stasiun pengatur tekanan (PRS) yang terhubung dengan jaringan pipa distribusi sepanjang 100 km.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 10
                    
                        Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal
                        Regional

    10 Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal Regional

    Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    — Presiden ke-7 Joko Widodo buka suara menanggapi kabar mengenai
    Mulyono
    , teman seangkatannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang disebut-sebut bekerja sebagai calo di Terminal Tirtonadi, Solo.
    Isu tersebut mencuat setelah Mulyono menghadiri reuni ke-45 angkatan 1980 yang digelar di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Fakultas Kehutanan UGM, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).
    Di tengah keraguan terhadap ijazah asli
    Jokowi
    , sejumlah pihak pun turut meragukan bahwa Mulyono merupakan alumnus UGM, dan menyebutnya bekerja sebagai calo di terminal Solo.
    “Semua kok diragukan. Ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan. Siapa lagi yang mau disampaikan?” ujar Jokowi saat ditemui di Solo, Kamis (31/7/2025).
    Jokowi menegaskan bahwa Mulyono adalah teman seangkatannya saat kuliah di UGM.
    Ia menyebut keduanya sama-sama masuk pada tahun 1980, namun lulus pada tahun yang berbeda.
    “Pak Mulyono itu adalah teman seangkatan saya tahun ’80. Hanya lulusnya saya lebih cepat. Saya lulus bulan November 1985, Pak Mulyono tahun 1987. Bedanya itu,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Jokowi membantah tuduhan bahwa Mulyono adalah calo di Terminal Tirtonadi.
    Pria yang namanya sama dengan nama kecil Jokowi itu merupakan seorang profesional yang berkecimpung di bidang kehutanan.
    “Yang saya tahu terakhir, beliau bekerja di Jambi. Dia bekerja di PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI), yang berlokasi di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan,” ujar Jokowi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mencurigakan, Sosok Ini Sebut Polisi Gelagapan saat Ditanya Hal Ini di Balik Kematian Arya Daru

    Mencurigakan, Sosok Ini Sebut Polisi Gelagapan saat Ditanya Hal Ini di Balik Kematian Arya Daru

    GELORA.CO –  Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya akhirnya mengumumkan penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (ADP). 

    Namun, ada satu pertanyaan dari awak media yang bikin polisi untuk menjawabnya, simak di bawah ini.

    Bukan dibunuh seperti kabar simpang siur yang beredar, polisi menyebut kematian Arya Daru karena diduga mengalami depresi.

    Ketua Apsifor, Nathanael EJ Sumampouw dalam konferensi pers yang digelar Selasa (29/7/2025) menjelaskan alasan Arya Daru melakukan tindakan menghabisi nyawa sendiri. 

    Dari keterangan yang diberikan oleh keluarga dan rekan kerjanya, Arya Daru dikenal sebagai sosok pribadi yang sangat positif, bertanggung jawab juga suportif, dan pekerja keras serta peduli terhadap lingkungan. 

    Menurutnya hal itulah yang akhirnya membuat Arya Daru kesulitan untuk mengekspresikan emosi negatif.

    “Sebagai sosok yang sangat positif di lingkungan, almarhum sangat sulit ekspresikan emosi negatif yang kuat terutama dalam situasi tekanan yang tinggi,” ungkapnya. 

    Bukti lain yang semakin memperkuat adalah ditemukannya data Arya Daru yang menghimpun mengakses layanan kesehatan mental dari tahun 2013 kemudian berlanjut di tahun 2021.  

    Pekerjaan Arya Daru juga disinyalir menjadi tekanan baginya dan menimbulkan depresi. Apalagi ia harus melihat peristiwa-peristiwa memilukan yang dialami Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri hingga melibatkan emosional kejiwaannya sendiri.  

    “Peran tersebut menuntut empati yang tinggi dan sensitivitas sosial sehingga menimbulkan burnout, kelelahan kepedulian, terus menerus terpapar pengalaman penderitaan, dinamika psikologis itulah yang kami temukan di akhir kehidupannya,” jelasnya. 

    Kepolisian Polda Metro Jaya menyatakan bahwa tidak ditemukan unsur pidana atau keterlibatan pihak lain dalam kematian Arya Daru.

    Sosok Ini Curigai ada yang Memandu Arya Daru dari Rooftop Kemlu hingga Kosan

    Mustofa Nahrawardaya, koordinator Indonesia Crime Analyst Forum memiliki pandangan yang berbeda terkait rilis yang disampaikan oleh polisi.

    Analis kriminal awalnya mengatakan bahwa cara mengungkapkan motif kasus ini adalah dengan menemukan handphone utama milik Arya Daru, yang dipakai sehari-hari.

    “Selama handphone utama itu belum ditemukan, belum disentuh tangan kotor, belum direkayasa apapun, itu akan ditemukan dari motif kematian,” tuturnya.

    Kemudian, handphone yang ditemukan dan disampaikan dalam rilis, terakhir kali digunakan pada tahun 2022.

    “Terlalu jadul, jadi satu-satunya cara menemukan handphone utama, kemungkinan bisa saja ke lantai 12 kembali ke kosan,” ujarnya.

    “Ini dugaan saya nih, bukan keinginan sendiri, tapi ada yang memandu, mohon dipelajari. Ada pihak lain yang belum ketemu,” pungkasnya.

    Lebih lanjut, Mustofa Nahrawardaya juga menyoroti salah satu pertanyaan dari awak media saat konferensi pers yang bikin polisi gelagapan untuk menjawabnya.

    “Waktu jumpa pers selesai, ada sesi tanya jawab sama wartawan, satu pertanyaan yang polisi itu gelagapan menjawab dan tidak siap. Farah itu hubungannya apa dengan korban?” ungkap analis kriminal itu menyoal kasus kematian Arya Daru.

    “Oh privat, enggak boleh kami sampaikan,” papar Mustofa menirukan jawaban dari polisi.

    Menurut pandangan Mustofa, jawaban dari polisi itu membuat dirinya dan kalangan awak media yang berada di ruangan tersebut menjadi curiga.

    “Lho, bagaimana kita mau mengungkap sesuatu kalau privat? nah wartawan curiga kemarin,” katanya.

    “Mohon maaf, tidak mengurangi rasa hormat kami dengan keluarga, tapi ini menganalis, beredar isu yang berkembang dari kalangan wartawan, saya juga saya salah satu di dalamnya, bahwa ini terkait dengan asmara,” pungkas Mustofa.

    Mustofa kemudian mempertanyakan mengenai intensitas komunikasi antara Arya Daru dengan istrinya di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    “Tidak mengurangi rasa hormat kami, berempati dengan keluarga, tapi ini menganalisa, apakah sehari sebelumnya, dua hari sebelumnya, tiga hari sebelumnya dan seterusnya selama ngekost di situ apa sebegitu intens istrinya menelpon suaminya?” ucap Mustofa.

    “Kalau dikatakan tidak ada pihak luar yang terlibat, ini terlalu dini, itu hanya berdasarkan uji forensik yang ada di laptop, handphone, dan yang ada di saksi-saksi,” tuturnya.

    “Tapi saya agak penasaran intensitas, kok sampai dia mengejar penjaga kos untuk terus mengawasi, melihat ke kamar, memutar CCTV segala, itu berarti intensitas istrinya untuk berkomunikasi melalui handphone itu enggak biasa pada hari itu,” tuturnya.

    Analis kriminal itu menyampaikan dugaannya bahwa istri dan keluarga Arya sudah tahu ada masalah.

    “Pada hari itu kemungkinan dugaan saya adalah istrinya sudah tahu atau keluarganya sudah tahu ada masalah,” jelasnya.

    “Artinya istrinya mengecek dari detik per detik, menit ke menit kepada penjaga kos untuk mengecek suaminya, ini penting untuk dihubungkan kembali,” pungkasnya.

  • Sleman dorong pengembangan padi varietas sembada merah

    Sleman dorong pengembangan padi varietas sembada merah

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Sleman dorong pengembangan padi varietas sembada merah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 29 Juli 2025 – 21:24 WIB

    Elshinta.com – Pemkab Sleman selalu mendukung upaya budidaya berbagai komoditi pertanian. Pemkab Sleman memiliki komitmen untuk terus membersamai petani dalam memajukan komoditas pertanian khususnya padi varietas sembada merah ini.

    Sebagai wujud dukungan untuk pengembangan budidaya pertanian, Pemkab Sleman melakukan Panen Raya Padi Varietas Sembada Merah pada Gapoktan Lestari Mulyo Padukuhan Kalirase Trimulyo Sleman, melakukan Panen Raya Padi Varietas Sembada Merah pada Selasa (29/7).

    Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa pada kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa panen raya padi varietas sembada merah ini dilakukan dalam rangka mendukung padi varietas sembada merah menjadi produk pertanian unggulan Kabupaten Sleman. Varietas sembada merah dan sembada hitam telah diakui sebagai produk unggulan lokal Sleman berdasarkan SK Kementerian Pertanian No.125 dan No. 126 Tahun 2019.

    Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang manfaat dan keunggulan produk makanan organik dan berkualitas sehingga ini merupakan peluang yang harus dioptimalkan oleh petani Sleman untuk memenuhi kebutuhan pasar akan pangan yang sehat melalui produksi beras yang berkualitas.

    “Saya yakin dengan produk pertanian berkualitas akan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan petani,” kata Danang seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Selasa (29/7).

    Lebih lanjut, upaya Petani dalam meningkatkan produktivitas akan terus didukung Pemkab Sleman melalui program-program nyata mulai dari menyediakan sarana produksi pertanian, pelatihan teknologi tani, dan penguatan akses pasar. Selain itu juga perlu didukung dengan optimalisasi sumber daya lahan, penerapan teknologi dan peralatan mesin pertanian secara optimal efektif dan efisien.

    “Saya mengapresiasi dan memberi penghargaan setinggi- tingginya kepada seluruh petani yang telah memberikan dedikasi terbaiknya demi ketahanan pangan Kabupaten Sleman dan bangsa,” pungkas Danang

    Sementara itu, Lurah Trimulyo, Cholik Harmoko mengatakan panen raya ini diawali dengan wiwitan doa syukur serta menjadi simbol rasa syukur atas panen raya di Padukuhan Kalirase ini. Ia mewakili petani di Gapoktan Lestari Mulyo Trimulyo mengucapkan terimakasih atas pendampingan Pemkab Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan yang dilakukan sejak bulan April. Dengan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian, Ia berharap menjadi motovasi petani dalam mengembangkan padi varietas Sembada Merah ini.

    “Kami juga telah menginisiasi kerjasama dengan Bulog terkait serapan gabah dan jumlah gabah kami yang diserap Bulog merupakan tertinggi di Sleman yakni 115 ton,” pungkasnya. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Kasau: TNI AU tetapkan lima prioritas dalam pengabdian kepada bangsa

    Kasau: TNI AU tetapkan lima prioritas dalam pengabdian kepada bangsa

    Sleman (ANTARA) – Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan bahwa TNI AU telah menetapkan lima prioritas dalam mewujudkan pengabdian kepada bangsa dan meneruskan perjuangan para pelopor.

    “Hari ini, 29 Juli adalah momen penting dalam sejarah TNI AU, di mana 78 tahun lalu para pelopor TNI AU telah menunjukkan semangat pengabdian terhadap bangsa dan negara maka sebagai penerus perjuangan para pelopor, saya telah menetapkan lima prioritas TNI AU,” kata Tonny Harjono seusai upacara Peringatan Hari Bhakti ke-78 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Selasa.

    Ia mengatakan 78 tahun yang lalu, para pelopor TNI AU melaksanakan serangan udara ke Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Sebuah tonggak yang menandai kebangkitan kekuatan udara nasional.

    Namun, sejarah itu juga diwarnai dengan pengorbanan besar. Tiga perwira udara gugur saat membawa bantuan kemanusiaan, yakni Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo.

    “Mereka gugur sebagai pahlawan dan hidup abadi sebagai teladan yang terpatri dalam prasasti dan mengalir dalam semangat juang setiap insan dirgantara. Inilah yang menjadi makna mendalam dari hari bakti TNI AU,” katanya.

    Menurut Tonny, saat ini tantangan yang dihadapi telah berubah secara signifikan. Dunia mengalami ketidakpastian geopolitik, percepatan teknologi, serta kompleksitas ancaman yang semakin multidimensi, mulai dari ancaman siber hingga disinformasi, dari krisis kemanusiaan hingga bencana hidrometeorologi.

    “Di tengah perubahan tersebut, kita semua memikul tanggung jawab untuk senantiasa hadir dan berjuang bersama rakyat sebagai kekuatan yang siap menjawab setiap penugasan dengan kemampuan yang terbaik. Untuk itu, saya telah menetapkan lima prioritas TNI Angkatan Udara,” katanya.

    Tonny mengatakan kelima prioritas tersebut, yakni modernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan sebagai langkah untuk memastikan kesiapan TNI AU dalam menghadapi ancaman berbasis teknologi mutakhir.

    “Kemudian, validasi organisasi agar struktur satuan semakin adaptif dan selaras dengan tuntutan tugas ke depan,” katanya.

    Prioritas selanjutnya adalah pengembangan piranti lunak untuk menjamin efektivitas dan efisiensi operasi multidomain yang terintegrasi, dan prioritas peningkatan kualitas sumber dari manusia sebagai kunci utama dari kekuatan udara yang profesional dan unggul.

    “Prioritas terakhir, yakni berpartisipasi aktif dalam mendukung kebijakan nasional demi memperkuat sinergi pertahanan dalam pembangunan bangsa secara menyeluruh,” katanya.

    Ia mengatakan setiap satuan TNI Angkatan Udara harus menyamakan persepsi dan langkah dalam bingkai prioritas tersebut untuk menghadirkan kekuatan udara yang “AMPUH” (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis) sekaligus hadir untuk rakyat dalam berbagai bentuk pengabdian.

    “Dalam semangat peringatan Hari Bakti tahun ini sebagai kegiatan kita telah melaksanakan berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh satuan TNI AU termasuk karya bakti terpusat di Kabupaten Pandeglang, Banten berupa perbaikan fasilitas umum hingga bantuan sosial dan layanan kesehatan,” katanya.

    Tonny mengatakan kekuatan terbesar TNI AU tidak terletak semata pada keunggulan teknologi melainkan bersumber dari ketulusan jiwa dalam melayani masyarakat.

    “Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit dan PNS TNI AU atas pengabdian, loyalitas, serta semangat juang yang terus terjaga,” katanya.

    Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pastikan Mulyono Teman Jokowi Alumni UGM Bukan Calo Tiket Terminal, Dian Sandi: Mereka Sedang Fitnah

    Pastikan Mulyono Teman Jokowi Alumni UGM Bukan Calo Tiket Terminal, Dian Sandi: Mereka Sedang Fitnah

    GELORA.CO – Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, memastikan Mulyono, teman Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang datang di reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan tahun 1980, bukanlah seorang calo tiket terminal.

    Baru-baru ini, Mulyono sedang menjadi sorotan. Ia disebut oleh pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa sebagai calo tiket terminal di Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, dan bukan alumni UGM.

    Mulyono hadir dalam acara reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 dengan Jokowi di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Kehadiran Mulyono menyita perhatian publik karena namanya sama seperti nama masa kecil Jokowi.

    Tuduhan yang dilontarkan oleh dokter Tifa itu dibantah oleh Dian Sandi dan Mulyono.

    “Ini dia Pak Mulyono, yang dibilang sebagai calo tiket terminal,” kata Dian Sandi, dikutip dari akun Intagramnya, Selasa (29/7/2025).

    “Dijawab sama orang terminal, ‘saya tidak pernah melihat orang ini’ begitu dilihatkan foto,” lanjutnya.

    Dian Sandi menyebut dokter Tifa dan kawan-kawan melakukan fitnah terhadap Mulyono.

    “Mereka sedang fitnah-fitnah aja,” ujar Dian.

    Sementara itu, Mulyono hanya bisa tertawa lepas saat dituduh sebagai calo tiket.

    Ia menegaskan, dirinya setelah lulus kuliah dari UGM pada 1987, langsung merantau ke sejumlah wilayah di Indonesia.

    “Saya selesai kuliah langsung di Pulau Mentawai, dari Mentawai keliling sampai Maluku, Sulawesi, Papua, dan terakhir di Jambi,” tegasnya. 

    Saat ditanya apakah pernah menjadi calo tiket seperti yang dituduhkan, Mulyono tertawa. 

    “Hahaha, kalau beli (tiket) pernah,” jawabnya.

    Mulyono adalah teman satu angkatan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980 Jokowi.

    Nomor mahasiswa milik Mulyono saat itu yakni 1684.

    Saat ini, ia bekerja di bidang swasta di sektor kehutanan.

    Pria asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu lulus dari UGM pada 1987.

    Ia menghadiri acara reuni alumni angkatan 1980 Fakultas UGM yang juga dihadiri oleh Jokowi.

    Mulyono menyebut Jokowi lebih dulu lulus dari UGM dibanding dirinya.

    Pasalnya, nilai dari eks Gubernur Jakarta itu lebih bagus dibanding nilanya.

    “Saya lulus tahun 1987, wisudanya bulan Februari,” kata dia di Yogyakarta, Sabtu.

    Mulyono tidak terlalu ingin ikut campur soal ijazah milik Jokowi.

    Menurutnya, ijazah adalah urusan masing-masing pribadi.

    “Saya punya Ijazah yang dikeluarkan dari kampus, itu yang saya punya. Saya nggak pernah lihat punya Pak Jokowi,” ujarnya.

    “Kalau yang jelas, kuliah bareng dengan sendirinya ijazahnya sama,” tuturnya.

    Roy Suryo: Reuni Jokowi sangat lucu

    Pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, menyebut bahwa acara reuni Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dengan alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980 menjadi bahan tertawaan.

    Jokowi dan Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 mengadakan reuni yang digelar di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Para peserta reuni dengan tajuk “Spirit 80 Guyub Rukun Migunani” itu kompak mengenakan seragam berwarna biru, kecuali Jokowi yang memakai kemeja putih.

    Roy Suryo menilai acara reuni tersebut dilakukan secara mendadak karena adanya kekhawatiran terakait isu ijazah palsu Jokowi.

    Pria berusia 57 tahun itu juga menyebut acara reuni tersebut merupakan hal yang sangat lucu.

    “Bahkan acara hari ini yang diselenggarakan pun di Jogja, reuni dadakan yang sangat lucu itu, itu juga menunjukkan kekhawatiran luar biasa, dan dia sangat kelihatan post power syndrome,” kata Roy Suryo, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Sabtu (26/7/2025).

    Roy Suryo menyebut, acara reuni ini juga menjadi bahan tertawaan di seluruh kalangan grup UGM.

    “Dan menjadi bahan tertawaan. Itu menjadi bahan tertawaan di semua grup UGM,” kata dia.

    “Jadi reuni-reunian itu jadi bahan tertawaan. jadi kan makin menunjukkan kelasnya ini,” sambungnya.

    Kasus tudingan ijazah palsu Jokowi

    Jokowi sudah melaporkan kasus dugaan pencemaran nama baik terkait tudingan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025.

    Kasus ini terus berkembang dan memunculkan 5 orang terlapor hingga kini menjadi 12 orang terlapor.

    Dari 12 orang terlapor itu, ada juga nama mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, dalam daftar 12 orang terlapor itu.

    Status kasus ijazah Jokowi sudah dinaikkan ke penyidikan.

    Jokowi telah menjalani pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya di Mapolresta Solo pada Rabu (23/7/2025).

    Berikut daftar 12 terlapor kasus tudingan ijazah palsu Jokowi:

    Eggi Sudjana

    M. Rizal Fadillah

    Kurnia Tri Royani

    Ruslam Effendi

    Damai Hari Lubis

    Roy Suryo

    Rismon Sianipar

    Tifauzia Tyassuma (Dr. Tifa)

    Abraham Samad

    Michael Benyamin Sinaga

    Nurdian Noviansyah Susilo

    Ali Ridho (Aldo

  • Jejak Wakidi Calo Bus di Terminal Tirtonadi Solo, Kini Disebut Jadi Mulyono Teman Jokowi

    Jejak Wakidi Calo Bus di Terminal Tirtonadi Solo, Kini Disebut Jadi Mulyono Teman Jokowi

    GELORA.CO – Mencari jejak Wakidi calo bus di Terminal Tirtonadi Solo yang mendadak disorot lantaran kini disebut menjadi Mulyono teman Jokowi alumni UGM.

    Isu soal Mulyono, teman kuliah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang disebut-sebut pernah menjadi calo tiket bus di Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, ramai diperbincangkan.

    Namun, hasil penelusuran TribunSolo.com menunjukkan tidak ada bukti yang menguatkan tudingan tersebut.

    Pernyataan soal keterlibatan Mulyono sebagai calo pertama kali diungkapkan pengacara asal Solo, M. Taufiq, melalui kanal YouTube Muhammad Taufiq & Partners Law Firm, Minggu (27/7/2025).

    Dalam video tersebut, ia menyebut ada sosok bernama Wakidi yang diduga sebagai calo di Terminal Tirtonadi.

    “Saya sudah investigasi, menghubungi pentolan Terminal Tirtonadi. Singkat kata, yang bersangkutan namanya Wakidi, bukan Mulyono. Dia itu calo tiket,” ujar Taufiq didampingi rekannya, Andhika mengutip Tribun Solo.

    Namun, saat TribunSolo.com mencoba menelusuri langsung ke lapangan, hasilnya nihil.

    Sejumlah pekerja di Terminal Tirtonadi, mulai dari agen bus, porter, tukang ojek, hingga pedagang, tak mengenali sosok bernama Wakidi ataupun Mulyono, termasuk saat diperlihatkan foto yang dimaksud.

    Umar Sahid (70), salah satu agen bus senior di Terminal Tirtonadi, mengaku tidak pernah melihat sosok Mulyono ataupun Wakidi di lingkungan terminal.

    “Dereng nate (belum pernah melihat), nggak kenal i,” ucapnya saat ditemui TribunSolo.com di area agen PO Bus Gunung Mulia.

    “Kalau (pekerja) agen-agen itu terdaftar, nama-namanya kenal semua. Tapi kalau Wakidi itu saya belum tahu,” tambahnya.

    Sahid menegaskan bahwa praktik calo tiket di terminal sudah lama diberantas oleh pengelola terminal.

    “Dulu ada memang yang nggak pakai seragam tapi ya nggak tahu nama-namanya. Ya sekitar tahun 1983–1984-an,” ungkap Sahid.

    “Kalau sekarang sudah nggak ada, udah lama disingkirin semua,” tambahnya.

    Hal serupa disampaikan Sambungan Tampubolon (65), agen bus lainnya di Terminal Tirtonadi.

    Ia juga tidak pernah mengenal Mulyono atau Wakidi.

    “Tidak pernah, tidak pernah itu. Cuma ngakunya dia kerja di Terminal,” katanya.

    “Pak Taufiq juga sempat ke sini. Cuma memang tidak ada (orang yang dimaksud),” sambungnya.

    Sambungan menekankan bahwa pengelola Terminal Tirtonadi sudah lama menertibkan calo.

    “Di sini sudah tidak ada calo, positif. Sudah lama, di sini kan juga ada organisasinya, komunitasnya kan ada,” jelasnya.

    Sebagai informasi, penertiban calo tiket bus ilegal di Terminal Tipe A Tirtonadi sudah dilakukan sejak 2018.

    Saat ini, seluruh pekerja terminal tergabung dalam berbagai paguyuban, seperti paguyuban agen bus, porter, pedagang, ojek, hingga taksi.

    Mereka semua dibekali kartu identitas resmi yang diperbarui setiap tahun, sebagai bagian dari sistem pengawasan dan profesionalisme.

    Dengan sistem yang tertib ini, keberadaan calo ilegal di Terminal Tirtonadi bisa dipastikan sudah tidak ditemukan lagi.

    Sosok Mulyono

    Nama Mulyono mencuri perhatian dalam acara peringatan 45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Presiden ketujuh RI, Jokowi, bertemu dengan salah satu peserta reuni bernama Mulyono. 

    Nama itu sontak mengundang tawa dari para peserta karena merupakan nama kecil Jokowi semasa kanak-kanak.

    Menanggapi celetukan soal “Mulyono”, Jokowi yang merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM itu hanya tersenyum dan melontarkan gurauan.

    Mulyono sendiri mengaku asal Sukoharjo, Jawa Tengah.

    Ia mengaku satu kampus dengan Jokowi.

    “Yang jelas nama saya Mulyono, kalau Pak Jokowi kan saya tahunya Pak Joko Widodo. Pernah sama-sama kuliah, satu kampus, ngobrol gitu,” kata Mulyono ditemui wartawan di sela-sela acara itu.

    Ia menyebut masuk UGM tahun 1980, lulus 1987.

    Ia mengatakan Jokowi lulus lebih cepat, lantaran nilai-nilai mata kuliah Jokowi lebih bagus daripada miliknya.

    Sehingga, Jokowi bisa lulus dua tahun lebih cepat darinya.

    Wawancara Mulyono bersama wartawan viral, setelah ia mengatakan di eranya kuliah, tidak ada jurusan di Fakultas Kehutanan UGM.

    “Waktu itu tidak ada jurusan. Kalau saya skripsi ambil manajemen ekonomi,” kata Mulyono.

  • Mobil Bawa WN Perancis Dirusak di Sleman, Polisi Lakukan Penyelidikan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Juli 2025

    Mobil Bawa WN Perancis Dirusak di Sleman, Polisi Lakukan Penyelidikan Regional 28 Juli 2025

    Mobil Bawa WN Perancis Dirusak di Sleman, Polisi Lakukan Penyelidikan
    Tim Redaksi
     
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah mobil yang membawa enam warga negara asing (WNA) asal Perancis menjadi sasaran perusakan oleh dua orang pengendara motor saat melintas di Jalan Pakem-Cangkringan, Kabupaten
    Sleman
    , pada Sabtu malam (27/7/2025).
    Akibat kejadian tersebut, mobil mengalami kerusakan pada spion dan kaca pintu depan kanan.
    Informasi perusakan ini pertama kali diunggah oleh akun Instagram @merapi_uncover. Dalam unggahan itu disebutkan bahwa perusakan dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab saat mobil dalam kondisi berjalan normal.
    Disebutkan pula, peristiwa terjadi sekitar pukul 21.15 WIB. Saat itu, mobil sedang membawa penumpang enam tamu WNA asal Perancis.
    Saat dikonfirmasi, Humas Polresta Sleman, AKP Salamun, membenarkan peristiwa tersebut.
    “Peristiwa terjadi pada 27 Juli 2025 di Jalan Pakem-Cangkringan, Sleman,” ujar Salamun melalui pesan WhatsApp, Senin (28/7/2025).
    Salamun menjelaskan, kejadian bermula saat pelapor berinisial YA keluar dari penginapan Omah Pakem dengan mobil yang ditumpangi oleh enam tamu WNA.
    “Keluar dari Omah Pakem bersama enam orang tamu warga negara Perancis,” ucapnya.
    Saat melintasi Jalan Pakem-Cangkringan, mobil berpapasan dengan dua sepeda motor dari arah berlawanan.
    Satu dari pengendara motor tampak melaju zig-zag, sementara motor kedua yang memiliki lampu biru mendekati mobil dan melakukan aksi kekerasan.
    “Motor kedua dengan lampu biru memepet kendaraan pelapor dan memukul kaca depan serta spion kanan hingga pecah,” tuturnya.
    Pelapor sempat menghentikan kendaraan karena mengira telah menabrak seseorang. Namun, kedua motor tersebut langsung melarikan diri. Warga sekitar yang melihat kejadian tersebut membantu membersihkan pecahan kaca dari mobil.
    “Akibat kejadian ini kendaraan pelapor mengalami kerusakan pada kaca pintu depan kanan dan spion kanan,” ungkap Salamun.
    Polresta Sleman telah menerima laporan dugaan tindak pidana sesuai Pasal 170 KUHP tentang kekerasan terhadap orang atau barang secara bersama-sama di muka umum.
    “Kasus ini telah ditangani oleh Polresta Sleman dan saat ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.