kab/kota: Situbondo

  • Bangunan Ambruk di Ponpes Situbondo Bakal Dibangun Kembali Pakai APBD 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        30 Oktober 2025

    Bangunan Ambruk di Ponpes Situbondo Bakal Dibangun Kembali Pakai APBD Surabaya 30 Oktober 2025

    Bangunan Ambruk di Ponpes Situbondo Bakal Dibangun Kembali Pakai APBD
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur akan memperbaiki bangunan asrama putri Ponpes Salafiah Syafi’iyah Syekh Abduk Qodir Jaelani di Kecamatan Besuki pakai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bantuan Tidak Terduga (BTT).
    Wakil Bupati Situbondo, Ulfiah menyatakan, langkah cepat telah dilakukan untuk perbaikan dan penanganan para korban peristiwa bangunan asrama putri yang ambruk.
    “Semua para korban layanan kesehatannya kami tanggung (Pemkab Situbondo),” katanya Kamis (30/10/2025).
    Dia juga menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Situbobdo akan mempercepat proses renovasi bangunan asrama putri dengan menggunakan dana BTT APBD 2025.
    “Kita percepat pemulihan pembangunan melalui Biaya Tak Terduga (BTT), itu pesan Bupati untuk disampaikan kepada pengasuh,” katanya.
    Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Kiai Muhammad Hasan Nailul Ilmi menyatakan bahwa peristiwa itu bagian dari musibah.
    “Ini musibah, kami berduka. Dari 19 santri yang sedang berada di lokasi kejadian, satu orang santri putri meninggal,” ujarnya.
    Ambruknya atap asrama Ponpes ini terjadi pada Rabu (29/10) dini hari saat 19 santri tengah beristirahat.
    Akibatnya, 14 santri mengalami luka ringan, empat lainnya dirawat di rumah sakit, dan satu santriwati meninggal dunia.
    Pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan kasus ini menyatakan bahwa dugaan sementara, atap asrama Ponpes di Situbondo tersebut ambruk karena faktor cuaca.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polres Situbondo Selidiki Penyebab Atap Ponpes Ambruk Sebabkan Satu Santriwati Meninggal

    Polres Situbondo Selidiki Penyebab Atap Ponpes Ambruk Sebabkan Satu Santriwati Meninggal

    Situbondo (beritajatim.com) – Polres Situbondo tengah menyelidiki penyebab ambruknya atap bangunan kamar santri putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Kamis (30/10/2025) dini hari. Insiden ini menyebabkan satu santriwati meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka.

    Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 00.30 WIB saat para santriwati tengah tertidur di kamar asrama. Tiba-tiba atap bangunan runtuh dan menimpa sejumlah santriwati di dalam ruangan. Enam korban dilarikan ke rumah sakit, satu di antaranya meninggal dunia, sementara dua lainnya masih dirawat intensif di RSUD Besuki.

    Kapolres Situbondo AKBP Rezi Dharmawan mengatakan pihaknya langsung bergerak cepat setelah menerima laporan. Jajaran Polsek Besuki turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi di area pondok.

    “Area sudah kami sterilkan untuk keamanan bersama. Langkah ini juga bagian dari proses penyelidikan,” ujar AKBP Rezi Dharmawan di lokasi kejadian.

    Ia menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak pondok pesantren, Kementerian Agama, serta instansi terkait lainnya untuk memastikan penanganan korban dan keamanan bangunan di sekitar lokasi terdampak.

    “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak pondok dan instansi terkait lainnya untuk penanganan korban bencana,” tambahnya.

    Menurut Kapolres, penyebab pasti ambruknya atap masih menunggu hasil pemeriksaan teknis oleh tim ahli bangunan. Namun, dugaan sementara mengarah pada faktor cuaca ekstrem yang melanda wilayah Besuki beberapa hari terakhir.

    “Kami masih mendalami penyebab pasti runtuhnya atap bangunan. Dugaan sementara bisa karena faktor cuaca, tapi kami tunggu hasil pemeriksaan teknis,” jelasnya.

    Ia juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya salah satu santriwati. Semua korban, kata dia, telah mendapat penanganan medis, dan pihak keluarga menerima musibah tersebut dengan ikhlas. “Saat ini fokus kami memastikan situasi aman dan proses penanganan berjalan baik,” ujarnya.

    Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jaelani KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi membenarkan adanya insiden tersebut. Menurutnya, suara gemuruh terdengar sesaat setelah hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah Besuki.

    “Sekira pukul 00.30 atau 01.00 WIB terdengar suara keras. Yang ambruk itu bagian atapnya, sementara tembok masih utuh,” ungkapnya. [awi/beq]

  • Nduk Nik Imbau Pesantren di Jatim Cek Kelayakan Bangunan Usai Asrama Putri di Situbondo Ambruk

    Nduk Nik Imbau Pesantren di Jatim Cek Kelayakan Bangunan Usai Asrama Putri di Situbondo Ambruk

    Jakarta (beritajatim.com) – Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur III, Nihayatul Wafiroh atau yang akrab disapa Nduk Nik, mengimbau seluruh yayasan pondok pesantren di Jawa Timur untuk proaktif memeriksa kualitas bangunan setelah peristiwa ambruknya asrama putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Jalan Pesanggrahan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Rabu (29/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

    “Keselamatan santri harus menjadi prioritas. Saya mengimbau seluruh pesantren agar segera memeriksa kelayakan bangunan asrama dan ruang belajar, dan melaporkan jika ada potensi kerawanan kepada Satgas Penataan Bangunan Pondok Pesantren, baik melalui saya maupun hotline 158,” ujarnya dalam keterangan yang diterima, Rabu (29/10/2025).

    Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu menegaskan, dirinya merasa terpanggil untuk memastikan proses pemulihan pascakejadian berjalan cepat dan menyeluruh. “Sebagai wakil rakyat dari dapil Jatim III, saya merasa terpanggil untuk memastikan proses pemulihan berjalan cepat dan menyeluruh. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di pondok-pondok pesantren lainnya,” imbuhnya.

    Sebagai bentuk tanggapan cepat, Nduk Nik juga memerintahkan seluruh tim Nihayah Center (NC) untuk turun langsung membantu penanganan musibah di lokasi. “Tim kami akan berkoordinasi dengan pihak pondok, pemerintah daerah, dan dinas terkait untuk memastikan penanganan berjalan cepat. Baik kebutuhan akses kesehatan, logistik, maupun sarana prasarana insyaallah kami bantu sekuat mungkin,” tegasnya.

    Dalam kesempatan itu, Nduk Nik turut menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa asrama putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani.

    “Belum sembuh luka kami para santri setelah musibah Al Khoziny, kini kami kembali diuji dengan peristiwa serupa. Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhumah husnul khatimah dan para santriwati yang terluka segera diberikan kesembuhan,” ujarnya. [hen/beq]

  • Kemenag Beri Bantuan Rp 200 Juta untuk Asrama Putri Ponpes di Situbondo

    Kemenag Beri Bantuan Rp 200 Juta untuk Asrama Putri Ponpes di Situbondo

    Kemenag Beri Bantuan Rp 200 Juta untuk Asrama Putri Ponpes di Situbondo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Agama (Kemenag) memberikan bantuan sebesar Rp 200 juta untuk Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu (29/10/2025).
    “Insya Allah Kemenag akan beri bantuan Rp 200 juta dan itu akan diantar langsung oleh Direktur Pesantren pada Kamis besok,” kata Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Amien Suyitno, dalam keterangan pers, Rabu (29/10/2025).
    Ambruknya Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani karena faktor alam itu menewaskan satu orang santri.
    “Kami sampaikan duka cita atas peristiwa ini,” ucap Suyitno.
    Ia menjelaskan, berdasarkan laporan Kankemenag Situbondo, atap asrama putri Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani ambruk pada hari ini, pukul Kamis 00.30 WIB.
    Saat itu, kondisi cuaca sedang hujan deras disertai angin kencang. Luas ruangan asrama putri itu sekitar 48 m².
    “Saat kejadian, dalam ruang asrama yang ambruk itu ada 19 santri putri. Mereka langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat oleh KH. Muhammad Hasan Nailul Ilmi beserta pengurus pondok pesantren,” paparnya.
    Setelah dilakukan pemeriksaan, ada 11 santri putri yang luka.
    Sebanyak enam santri mendapat penanganan di Puskesmas Besuki.
    Sementara empat orang diperiksa di RSUD Besuki (dua orang rawat jalan dan dua orang opname). Ada satu orang yang dirawat di RSIA Jatimed.
    Suyitno mengatakan, satu santri putri yang meninggal dunia atas nama Putri Helmikia Okta Viantika.
    Putri meninggal sekitar pukul 05.37 WIB di RSIA Jatimed dan dikebumikan pada pukul 08.00 WIB.
    “Kita doakan semoga santri yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi Allah Swt. Santri yang luka semoga lekas sehat dan pulih,” kata dia.
    Sebagai informasi, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo menegaskan, ambruknya Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani, Situbondo, terjadi murni karena faktor alam.
    “Ambruk karena angin dan hujan, jadi dua lantai di bawahnya lorong. Lantai yang atapnya ambruk di bawahnya lorong,” ungkap dia dalam percakapan dengan Kompas.com, Rabu sore (29/10/2025).
    Selanjutnya, karena insiden ini terjadi akibat faktor alam, maka Pemkab akan menghitung biaya perbaikan pesantren tersebut dengan menggunakan dana belanja tak terduga (BTT).
    “Harus dihitung (besarannya). Ini sedang proses. Di kisaran Rp 25-30 juta, tapi masih dihitung ya,” kata Bupati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Antisipasi Dampak Pengurangan TKD Rp2,8 Triliun, Sekdaprov Adhy Usulkan Program Rp10 Triliun ke Pusat

    Antisipasi Dampak Pengurangan TKD Rp2,8 Triliun, Sekdaprov Adhy Usulkan Program Rp10 Triliun ke Pusat

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengusulkan program pembangunan senilai Rp 10 triliun kepada pemerintah pusat atau kementerian.

    Langkah ini diusulkan untuk mengantisipasi dampak kebijakan pengurangan atau pemotongan dana Transfer ke Daerah (TKD) Jatim sebesar Rp 2,8 triliun pada tahun anggaran 2026.

    Hal itu disampaikan Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono saat Rapat Koordinasi Sekretaris Daerah dan Kepala Bappeda se-Indonesia hari ketiga di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

    “Usulan ini menindaklanjuti permintaan Kemendagri dan Provinsi Jawa Timur menyampaikan beberapa usulan yang menjadi prioritas di tahun 2026 tetapi tidak mampu dibiayai melalui APBD karena keterbatasan fiskal daerah dampak pengalihan dana transfer daerah, dimana Jawa Timur ada pengurangan senilai Rp 2,8 triliun,” jelas Adhy.

    Adhy menyampaikan, dalam rangka penyelarasan kebijakan pembangunan nasional dan daerah, setiap daerah diwajibkan menyampaikan daftar usulan program/kegiatan Pemerintah Daerah TA 2026 yang ditujukan kepada Kementerian dan Lembaga Pemerintah Nonkementerian.

    Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengajukan beberapa usulan program strategis lintas Kementerian senilai Rp 10,047 triliun. Usulan tersebut mencakup sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, kebencanaan, dan penguatan kapasitas aparatur daerah hasil Musrenbang 2025 dan Program Strategis Nasional di Perpres 80 Tahun 2019 yang belum terealisasi.

    “Usulan tersebut juga masuk kategori program prioritas daerah yang sudah direncanakan dan akan dibiayai melalui dana TKD, tetapi akibat adanya pengalihan maka tidak dapat teralokasikan,” ujarnya.

    Dari total usulan program senilai Rp 10 triliun, Adhy menjelaskan sektor infrastruktur memiliki porsi terbesar melalui Kementerian PUPR senilai Rp 6,986 triliun. Dana tersebut untuk pembangunan dan rehabilitasi jalan, jembatan, irigasi, penyelesaian jalan Pansela, pengendalian banjir, pengelolaan sampah serta penyediaan air bersih.

    Kemudian usulan untuk Kementerian Kesehatan senilai Rp 426,37 miliar meliputi pembangunan rumah sakit, layanan kesehatan bergerak, rumah sakit terapung, dan dukungan bahan medis habis pakai. Usulan sektor pendidikan sebesar Rp 720,6 miliar untuk perbaikan ruang kelas yang rusak, perbaikan ruang laboratorium, toilet, peningkatan kualitas pendidikan menengah, serta program kejar paket bagi anak tidak sekolah.

    Lalu, usulan pada Kementerian Perhubungan senilai Rp 861,1 miliar untuk pembangunan dermaga di Situbondo dan kepulauan Sumenep. Usulan pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senilai Rp 216,7 miliar untuk pengembangan destinasi wisata sejarah, budaya dan religi, termasuk revitalisasi kawasan Telaga Sarangan dan Situs Trowulan.

    Lebih lanjut, usulan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan senilai Rp 125,18 miliar untuk rehabilitasi mangrove dan pembangunan hutan rakyat. Usulan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan senilai Rp 151,63 miliar untuk pengembangan industri garam dan pelabuhan perikanan di empat kabupaten.

    Usulan pada Kementerian Dalam Negeri senilai Rp24,73 miliar untuk peningkatan kapasitas aparatur daerah melalui pelatihan dan uji kompetensi. Usulan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana senilai Rp 31,5 miliar untuk penguatan kesiapsiagaan bencana seperti sarana prasarana penanganan bencana, pengadaan kendaraan operasional, logistik, dan penguatan kapasitas SAR.

    Usulan pada Kementerian Perdagangan senilai Rp 21,83 miliar untuk revitalisasi pasar rakyat. Usulan pada Kementerian Pertanian senilai Rp 13,4 miliar untuk program swasembada pangan, pengembangan pangan lokal dan pembibitan. Usulan pada Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman senilai Rp 425 miliar untuk penyediaan perumahan terintegrasi dengan sarana umum.

    Usulan terakhir pada Kementerian Sosial sebesar Rp 43 miliar untuk memperluas penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai upaya menekan angka stunting.

    Adhy berharap, usulan dapat dibiayai melalui APBN, kementerian dan lembaga terkait. Sebab berdasarkan surat Dirjen Perimbangan Keuangan per tanggal 23 September 2025 No S-62/PK/2025, dana transfer ke daerah untuk Provinsi Jawa Timur berkurang Rp 2,815 triliun di tahun 2026.

    “Dana transfer untuk Pemprov Jatim di tahun 2026 akan dicairkan senilai Rp 8,8 trilliun atau berkurang 24,21 persen dibanding tahun 2025, yakni senilai Rp 11,4 trilliun. Sedangkan total pengurangan dari 38 kabupaten dan kota di Jatim senilai Rp 17,5 triliun,” tuturnya.

    Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Koperasi Ferry Juliantono serta Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto dan Akhmad Wiyagus. [tok/aje]

  • Kronologi Atap Ponpes Syech Abdul Qodir Jaelani Situbondo Ambruk Menewaskan Satu Santriwati

    Kronologi Atap Ponpes Syech Abdul Qodir Jaelani Situbondo Ambruk Menewaskan Satu Santriwati

    Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syech Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, membenarkan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.30 WIB atau 01.00 WIB setelah turun hujan yang disertai angin kencang.

    “Terdengar suara gemuruh asrama santri, yang ambruk itu atapnya dan bangunan tembok masih kokoh dan utuh,” katanya

    Menurutnya, para santri yang menjadi korban langsung di evakuasi ke puskesmas dan rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

    “Hanya empat orang santri yang dirawat inap, dua orang di RS Besuki dan RS Jatimed, Dua santri yang dirawat di RD Besuki harus dioperasi karena lukanya cukup parah,” paparnya

    Untuk dua santri yang dirawat di RS Jatimed, salah satunya dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif.

    “Betul ada satu santrinyabg meninggal dunia kondisinya memang sakit dan baru kembali ke pondok,” pungkasnya.

  • Identitas Santriwati Korban Meninggal Ambruknya Atap Ponpes Situbondo

    Identitas Santriwati Korban Meninggal Ambruknya Atap Ponpes Situbondo

    Liputan6.com, Jakarta Seorang santriwati meninggal dunia akibat ambruknya atap Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Desa Belimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

    Santriwati yang meninggal dunia itu adalah Putri. Korban berusia 12 tahun. Dia adalah warga Dusun Rawan Desa/ Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo.

    Kapolsek Besuki AKP Febry Hermawan mengatakan peristiwa ambruknya atap asrama putri di pesantren itu terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 01:00 WIB. Total ada 19 orang santriwati mengalami luka dan satu korban diantaranya meninggal dunia.

    “Untuk penanganan peristiwa ini sudah diambil alih oleh Polres Situbondo, dan tadi pagi polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara,” katanya di Situbondo, Jawa Timur, Rabu (29/101/2025). Dilansir Antara.

    Informasi dari pihak pesantren, insiden ambruknya atap asrama putri itu terjadi setelah sebelumnya di wilayah setempat diguyur hujan deras disertai angin. “Untuk penanganan selanjutnya sudah diambil alih Polres Situbondo,” kata Febry.

  • 2
                    
                        Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk, 1 Meninggal dan 11 Luka-luka
                        Surabaya

    2 Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk, 1 Meninggal dan 11 Luka-luka Surabaya

    Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk, 1 Meninggal dan 11 Luka-luka
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Bangunan Asrama Putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Jalan Pesanggrahan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ambruk pada Rabu (29/10/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
    Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan menyatakan, secara total ada 12 santriwati yang menjadi korban dari peristiwa bangunan asrama putri ambruk. Satu meninggal dunia.
    “Satu satriwati meninggal dunia dan sudah dikebumikan tadi jam 8 pagi,” kata Rezi pada Rabu.
    Korban meninggal atas nama Putri (12), warga Dusun Rawan, Desa Besuki, Kecamatan Besuki. Sedangkan yang lain yakni enam orang dirawat di Puskesmas Besuki, empat orang dirawat di RSUD Besuki, dan satu orang dirawat di RSIA Jatimned.
    “Korban yang selamat sekarang dirawat intensif di beberapa tempat, empat di RSUD Besuki, dan satu di RSIA Jatimned,” katanya.
    Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP, tetapi masih belum bisa memastikan penyebab ambruknya bangunan tersebut. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama.
    “Hasil penyelidikan kami masih belum tahu penyebabnya, apakah faktor cuaca atau faktor yang lain. Kami juga akan koordinasi dengan pihak kementerian,” katanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Situbondo Heran: Kok Bisa Ada Warga yang Buang Sampah Saat Ada Kerja Bakti di Sungai

    Bupati Situbondo Heran: Kok Bisa Ada Warga yang Buang Sampah Saat Ada Kerja Bakti di Sungai

    Jember (beritajatim.com) – Ribuan aparatur sipil negara dan warga, termasuk santri, bekerja sama membersihkan sampah di Desa Jangkar, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu (26/10/2025), dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional.

    Kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Zudan Arif Fakrulloh hadir dalam acara itu. “Ini bagus sekali, dan ini sudah berlangsung lama. Ini bisa jadi satu gerakan nasinal untuk membersihkan sampah,” katanya.

    Zudan meminta enam ribu ASN Pemerintah Kabupaten Situbondo mendukung program Bupati Yusuf Rio Wahyu Prayogo ini. “Kalau bisa setiap minggu, paling lama setiap bulan sekali, bergerak terus membersihkan lingkungan masing-masing,” katanya.

    Para ASN Pemkab Situbondo diminta melanjutkan program ini. “Jadikan Situbondo kota terbersih seluruh Indonesia. Situbondo naik kelas,” kata Zudan.

    Sementara itu Bupati Rio berjanji akan terus berfokus mengajak semua pihak, termasuk kalangan santri dan pondok pesantren, untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya ekologi yang labih baik di Situbondo.

    “Kita buat satu gerakan yang kontinyu, tidak hanya sekali dua kali. Kontinyu di berbagai titik sampai kita merasa butuh sumber daya lingkungan yang memadai. Memadai itu ada hubungan inter relasi, ketergantungan, bahwa kita butuh alam yang bersih. Alam juga butuh kita,” kata Rio.

    Rio menyebut gerakan ini bagian dari kampanye kebersihan lingkungan. “Paling sulit bukan membersihkan lingkungan. Paling sulit bukan mengangkat sampah dari satu titik ke titik lain. Tapi bagaimana mengubah pikiran orang bahwa sungai, laut, tempat-tempat yang bukan tempat sampah adalah tempat yang harus kita jaga,” katanya.

    Rio menyoroti minimnya kesadaran warga Sittubondo. “Saat kita sedang membersihkan sampah (di Kali Jumain, Besuki), banyak orang lempar sampah ke sungai. Ini soal mind set,” katanya.

    Melalui kerja bakti bersama, Rio ingin mengajak warga untuk pelan-pelan mengubah cara pandang terhadap lingkungan. “Saya yakin lima tahun kalau ini konsisten kita kerjakan, muncuk kesadaran ekologis. Baik dari sisi kita sebagai pejabat, maupun warga masyarakat di lingkungan tersebut,” katanya.

    Rio berharap kegiatan bersih-bersih sampah menjadi kebutuhan dan bukan dikarenakan terpaksa. “Anak-anak sekolah kita ajak, pegiat lingkungan kita ajak, itu jadi kebutuhan: melihat lingkungan yang bersih,” katanya.

    “Lingkungan yang bersih adalah cerminan kita dan itu mempermudah semua aktivitas, baik dari sisi kebijakan. Banjir di mana-mana karena sungai sudah mampet. Kita ajak semua untuk sadar lingkungan,” kata Rio. [wir]

  • Gandrung Sewu Banyuwangi: 13 Tahun Menari di Panggung Kolosal yang Kian Memukau

    Gandrung Sewu Banyuwangi: 13 Tahun Menari di Panggung Kolosal yang Kian Memukau

    Gandrung Sewu kali ini diikuti oleh 1.400 penari yang terdiri 1.200 penari berasal dari Banyuwangi termasuk para Kepala Desa yang ikut tampil sebagai Paju Gandrung, ditambah 200 para penari diaspora dari Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Probolinggo, Situbondo, Malang, Jakarta, Sumsel, Sulawesi Selatan hingga Papua dan Amerika.

    Gandrung dari berbagai usia, mulai 4 tahun hingga mahasiswa membawakan koreografi yang apik. Mengenakan pakaian dan selendang merah, mereka menampilkan berbagai formasi. Mulai dari bunga, GS 2025, hingga formasi apik lainnya.

    Tampak pula gandrung cilik usia 4 tahun menari dengan ceria memadukan gerakan tari Gandrung dengan gerakan velocity yang lagi nge-trend. Membuat para penonton sontak memanggil mereka “Gandrung Velocity”.

    “Ini bukti semangat sinergi dan kolaborasi untuk menjaga warisan budaya dengan cara kontemporer. Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas semua yang berpartisipasi,” ujar Ipuk.

    Suasana haru dan bahagia menyeruak saat para penari menyelesaikan pertunjukan Gandrung Sewu. Kerja keras menjalani latihan selama tiga bulan terbayar dengan meriahnya sambutan ribuan penonton.

    “Alhamdulillah pertunjukannya selesai. Kami terharu dan bahagia karena kerja keras dan kebersamaan selama menjalani bersama teman teman mendapatkan sambutan yang meriah,” kata Diaz, salah satu penari yang merupakan mahasiswi semester pertama Kampus ISI Banyuwangi.

    Gandrung Sewu kali ini dihadiri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Rini Widianti, Asdep Pemasaran Pariwisata Nusantara Erwita Dianti, Pimpinan Pemeriksa Keuangan VII BPK RI Slamet Edy Purnomo, Kepala BKSDN Yusharto Hontoyungo, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid. Juga dihadiri perwakilan Kementrian dan lembaga di antaranya LKPP RI, Kemendes RI, Kemen PU, Kementan, Kemendikbuddasmen, Kemenkop, Kemendagri dan lainnya.