kab/kota: Situbondo

  • Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur. Gelombang diperkirakan terjadi pada 2 hingga 5 September 2025 dengan ketinggian mencapai 4 meter di beberapa wilayah.

    Potensi ini sebagian besar dipicu oleh pola angin dari arah tenggara. Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menyampaikan bahwa kecepatan angin di perairan Jawa Timur berkisar antara 5 hingga 35 knot.

    Meski begitu, kondisi cuaca secara umum diprediksi cerah hingga berawan. “Pola angin di wilayah perairan Jawa Timur umumnya bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5-35 knot,” kata Ady, Selasa (2/9/2025).

    Wilayah dengan potensi gelombang tinggi terbagi dua kategori. Gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Perairan Pacitan dan Perairan Trenggalek. Sementara gelombang 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi melanda Perairan Bawean, Masalembo, Tuban, Lamongan, Gresik Utara, Utara Bangkalan, Utara Sampang, Utara Pamekasan, serta Utara dan Selatan Sumenep.

    “Area dengan potensi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter mencakup sejumlah wilayah. Di antaranya adalah Perairan Bawean, Perairan Masalembo, Perairan Tuban, Perairan Lamongan, Perairan Gresik Utara, Perairan Utara Bangkalan, Perairan Utara Sampang, Perairan Utara Pamekasan, serta Perairan utara dan selatan Sumenep,” jelasnya.

    Selain itu, potensi gelombang tinggi juga mengancam Perairan Kepulauan Sapudi, Kangean, Sidoarjo, selatan Sampang dan Pamekasan, Situbondo bagian barat dan timur, Pasuruan, Lumajang, Jember, Malang, Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, serta Alur Penyeberangan Barat Surabaya (APBS) dan Surabaya-Bangkalan.

    BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di laut untuk meningkatkan kewaspadaan. Bagi perahu nelayan, kecepatan angin di atas 15 knot atau gelombang setinggi 1,25 meter menjadi sinyal bahaya. Kapal tongkang perlu waspada pada kecepatan angin 16 knot dengan gelombang 1,5 meter.

    “Untuk saran keselamatan pelayaran, perahu nelayan dapat waspada jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian kapal tongkang diimbau untuk apabila jika kecepatan angin mencapai 16 knot serta tinggi gelombang 1,5 meter,” tambahnya.

    BMKG juga menekankan kewaspadaan bagi kapal ferry jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan gelombang 2,5 meter. Untuk memastikan keamanan, masyarakat diminta terus memantau pembaruan informasi melalui kanal resmi BMKG. [rma/suf]

  • Bupati: Situbondo siap menyongsong transformasi ekonomi lebih baik

    Bupati: Situbondo siap menyongsong transformasi ekonomi lebih baik

    Situbondo dikenal memiliki garis pantai sepanjang sekitar 150 kilometer dengan kekayaan laut cukup melimpah

    Situbondo (ANTARA) – Bupati Situbondo, Jawa Timur, Yusuf Rio Wahyu Prayogo menyatakan daerahnya siap menyongsong transformasi ekonomi yang lebih baik ke depan dengan memaksimalkan pengelolaan potensi yang ada di wilayah itu.

    “Situbondo dikenal memiliki garis pantai sepanjang sekitar 150 kilometer dengan kekayaan laut cukup melimpah,” katanya saat pembukaan “Situbondo Investor Day 2025” di Pendopo Kabupaten Situbondo, Kamis.

    Di depan para investor dan pengusaha, dia memaparkan, Kabupaten Situbondo dengan jumlah penduduk lebih dari 685 ribu jiwa memiliki keunggulan demografi dengan biaya tenaga kerja yang kompetitif atau biaya tenaga kerja sesuai standar.

    “Kami secara bangga ingin menyampaikan bahwa Situbondo termasuk daerah produsen pertanian dan perikanan di Jawa Timur, dan ini tentu menjadi basis kuat kami untuk mengembang investasi di sektor pangan, energi dan pariwisata,” katanya.

    “Situbondo Investor Day 2025” dibuka dengan suguhan penampilan tari landhung asal Situbondo, Jawa Timur.

    Para investor dan pengusaha terkemuka tampak menikmati suguhan tari landhung yang merupakan hasil perpaduan budaya Madura dan Jawa itu dibuat berdasarkan kebiasaan hidup yang ada di Situbondo yang salah satunya bermata pencaharian sebagai nelayan.

    Kegiatan “Situbondo Investor Day 2025” bertajuk “Accelarating Regional Growth in Sync with the National Agenda” atau mempercepat pertumbuhan regional yang selaras dengan agenda nasional ini berlangsung di Pendopo Kabupaten Situbondo.

    Agenda “Situbondo Investor Day 2025” yang baru pertama kalinya digelar Pemkab Situbondo ini merupakan komitmen daerah bahwa swasta atau investor harus mendapatkan perlakuan khusus “privilege” untuk berinvestasi di “Kota Santri” itu.

    Dari pantauan, kegiatan “Situbondo Investor Day 2025” juga dihadiri narasumber dari Wakil Koordinator Bidang Bisnis Model Sekretariat Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Imaduddin Abdullah.

    Pewarta: Novi Husdinariyanto
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Proyek Tol Trans Jawa Ruas Terakhir Dikebut, Begini Progresnya

    Proyek Tol Trans Jawa Ruas Terakhir Dikebut, Begini Progresnya

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi tengah menuntaskan pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) mulai dari Gending hingga Besuki sepanjang 49,68 kilometer. Ditargetkan ruas ini akan rampung akhir tahun 2025.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, kehadiran jalan tol dibutuhkan untuk mempercepat distribusi barang dan jasa, meningkatkan efisiensi serta menurunkan biaya transportasi.

    “Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (28/8/2025).

    Pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi mulai dari Gending hingga Besuki terbagi dalam 3 seksi, yakni Seksi 1 Gending-Kraksaan sepanjang 12,88 km dengan progres konstruksi hingga 25 Juli 2025 telah mencapai 89,97%, Seksi 2 Kraksaan-Paiton sepanjang 11,20 km telah mencapai 97,18%, dan Seksi 3 Paiton-Besuki telah mencapai 76,26%.

    Diharapkan, dengan selesainya pembangunan ruas tol ini akan mempersingkat waktu tempuh dari arah Probolinggo menuju Besuki yang semula sekitar 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam.

    Secara keseluruhan, jalan tol Probolinggo-Banyuwangi memiliki panjang 175,46 km dan terbagi menjadi dua tahap pembangunan. Tahap 1 menghubungkan Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 km, dan Tahap 2 menghubungkan Besuki-Banyuwangi sepanjang 126,10 km. Penyelesaian jalan tol ini nantinya dapat memangkas waktu tempuh Probolinggo sampai dengan Banyuwangi yang semula 5 jam melalui jalan arteri, menjadi hanya 2 jam.

    Untuk Tahap 1 secara keseluruhan progres pembebasan lahan sudah di atas 99%, sehingga pekerjaan konstruksi jalan tol dapat segera selesai dengan target tuntas pada kuartal IV 2025. Pembangunan Tahap I ini akan memiliki tiga Gerbang Tol (GT), yaitu GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Besuki dan 3 buah simpang susun yaitu Simpang Susun (SS) Kraksaan, SS Paiton dan SS Besuki.

    Tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan ruas pamungkas dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa. Tol ini hadir untuk meningkatkan konektivitas serta mempermudah mobilitas orang, barang dan jasa.

    Kehadiran Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi diharapkan menjadi katalisator pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan industri di wilayah Ujung Timur Pulau Jawa meliputi Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Banyuwangi yang dikenal dengan kawasan Tapal Kuda.

    (acd/acd)

  • Ingin Kurangi Sampah Plastik, Pemerintah dan Warga Situbondo Pungut 5 Ton Sampah di Pantai
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 Agustus 2025

    Ingin Kurangi Sampah Plastik, Pemerintah dan Warga Situbondo Pungut 5 Ton Sampah di Pantai Surabaya 27 Agustus 2025

    Ingin Kurangi Sampah Plastik, Pemerintah dan Warga Situbondo Pungut 5 Ton Sampah di Pantai
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Situbondo bersama beberapa komunitas melaksanakan bakti sosial. Mereka memungut sampah di Pantai Besuki, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada Rabu (27/8/2025).
    Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk sosialisasi pengurangan sampah plastik yang akan diterapkan melalui kebijakan.
    Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Akhmad Yulianto, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 1 Tahun 2019 tentang pengurangan sampah plastik.
    “Sosialisasi ini bagian dari implementasi Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 1 Tahun 2019 tentang pengurangan sampah plastik,” ujarnya.
    Dalam kegiatan bersih-bersih pantai yang mencakup sepanjang 5 kilometer, sebanyak 5 ton sampah berhasil dikumpulkan.
    Sampah tersebut akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sliwung.
    “Tadi itu ada 12 truk sampah atau sekitar 5 ton sampah plastik disertai pasir,” tambah Akhmad.
    Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, menyatakan pentingnya kesadaran masyarakat mengurangi sampah plastik.
    Saat ini, pihaknya mencatat sebanyak 50 ton sampah plastik diterima setiap hari.
    “Kami memulai dari langkah kecil untuk menuju sesuatu yang besar, salah satunya dari aksi peduli lingkungan ini,” katanya.
    Yusuf juga menekankan bahwa kampanye pengurangan sampah plastik akan menjadi fokus pembicaraan selama masa kepemimpinannya.
    “Aksi kampanye kurangi sampah akan kami bicarakan selama 5 tahun ke depan,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dilema Sopir Selama Jalur Gumitir Tutup, Keluhkan Keamanan di Area Hutan Baluran
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        26 Agustus 2025

    Dilema Sopir Selama Jalur Gumitir Tutup, Keluhkan Keamanan di Area Hutan Baluran Surabaya 26 Agustus 2025

    Dilema Sopir Selama Jalur Gumitir Tutup, Keluhkan Keamanan di Area Hutan Baluran
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember ditutup untuk sementara waktu guna perbaikan jalur, dan rencananya akan dibuka kembali awal September.
    Sopir antusias dan menyambut gembira pembukaan jalur lebih awal, sebab mereka yang biasanya dari Banyuwangi menuju Jember lalu ke Surabaya, harus memutar lewat Situbondo dan Bondowoso.
    Namun selain meningkatnya pengeluaran, waktu serta tenaga yang dibutuhkan untuk perjalanan yang lebih panjang, terdapat hal krusial lain yang dikeluhkan sopir.
    “Di Situbondo terutama Karang tekok (wilayah hutan Baluran, Kecamatan Asembagus) bolak balik laka lantas,” kata Ketua Asosiasi Sopir Logistik Indonesia (ASLI), Slamet Barokah, Selasa (26/8/2025).
    Intensitas kecelakaan yang terjadi di wilayah tersebut bisa berkisar 2 hingga 3 hari sekali, yang disebutnya menghambat operasional kendaraan lainnya.
    Pihaknya pun sudah berkirim surat ke Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, namun hingga berita ini ditulis, Slamet mengaku protesnya belum pernah ditanggapi.
    “Tidak pernah ada tanggapan. Saya minta penerangan di alas Baluran,” urainya.
    Dia juga mengungkap bahwa pihaknya berharap ada pemasangan pita kejut di titik-titik tertentu. Slamet menuntut perhatian Pemprov Jawa Timur.
    “Keamanan kurang,” tambahnya melalui sambungan telepon.
    Kini, dengan percepatan pembukaan jalur Gumitir, Slamet mengaku lega dan mengapresiasi langkah tersebut sebab selama ini ia mengaku merasakan kesulitan dan kerugian.
    Biaya operasional menjadi jauh lebih besar dan penerimaan barang hingga ke tangan pelanggan juga lebih lama dan dia sering mendapatkan keluhan.
    “Memberatkan armada, pelaku usaha juga. Barang rata-rata jadi naik,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Khofifah: Kopi dan kakao perkuat daya saing Jatim di pasar global

    Khofifah: Kopi dan kakao perkuat daya saing Jatim di pasar global

    Surabaya (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan kopi dan kakao menjadi dua komoditas yang menopang ekonomi petani sekaligus memperkuat posisi dan daya saing Jawa Timur di pasar global.

    “Dua komoditas ini tidak hanya menopang ekonomi petani tetapi juga memperkuat daya saing daerah di pasar global,” kata Khofifah dalam Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di Surabaya, Selasa.

    Khofifah mengatakan Jawa Timur masuk empat besar produsen kopi nasional dengan luas areal 122.623 hektare dan produksi mencapai 78.688 ton dengan berkontribusi pada ekspor kopi se-Jawa tercatat 87 persen.

    Produksi itu terbagi atas robusta yang berkembang di dataran menengah dan rendah, serta arabika yang tumbuh di dataran tinggi dengan memiliki potensi premium untuk ekspor.

    Beberapa sentra utama kopi Jatim di antaranya Bondowoso dengan Java Ijen Raung Coffee, Jember yang menjadi pusat penelitian kopi dan kakao (Puslitkoka), serta Malang, Pasuruan, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi.

    Selain kopi, kakao juga menjadi andalan perkebunan Jatim dengan areal 50.096 hektare dan produksi 23.599 ton yakni sentra tersebar di Blitar, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, dan Malang Selatan.

    “Sejumlah daerah bahkan telah mengembangkan hilirisasi menjadi produk olahan cokelat bernilai tambah,” ujar dia.

    Oleh sebab itu, Khofifah mengajak berbagai pihak mendukung pengembangan kedua komoditas tersebut termasuk melalui acara Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) di Surabaya.

    Menurut Khofifah, JCFF merupakan strategic flagship event yang mempertemukan petani, UMKM, akademisi, dunia usaha, dan wisata heritage dalam satu ekosistem.

    “JCFF adalah ruang kolaborasi. Kita ingin kopi, cokelat, dan rempah Jatim tidak hanya berhenti sebagai komoditas, tetapi lahir menjadi produk bernilai tambah melalui riset, inovasi, dan teknologi,” ujar dia.

    Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti pun memastikan mereka siap mendukung pengembangan kopi, kakao, dan rempah di Jawa Timur.

    Terlebih, ia mengatakan Jatim adalah produsen utama kopi Jawa dengan kontribusi 48 persen terhadap total produksi sehingga optimalisasi sangat diperlukan agar terwujud pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.

    “Kami ingin pertumbuhan ekonomi daerah berkelanjutan bukan hanya dinikmati perusahaan besar tetapi juga mengangkat pendapatan UMKM,” kata Destry.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jalur Gumitir Tutup, Biaya Solar Pengemudi Bus Naik 40 Persen
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 Agustus 2025

    Jalur Gumitir Tutup, Biaya Solar Pengemudi Bus Naik 40 Persen Surabaya 25 Agustus 2025

    Jalur Gumitir Tutup, Biaya Solar Pengemudi Bus Naik 40 Persen
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Rencana pembukaan jalur Gumitir, Jawa Timur, yang lebih cepat dari rencana sebelumnya menuai antusias masyarakat, terutama pengguna jalan yang sering melewati jalur tersebut.
    Salah satunya adalah sopir bus PO Handoyo jurusan Banyuwangi-Merak, Alwi, yang sejak ditutupnya jalur penghubung Banyuwangi-Jember merasa terkuras dari berbagai aspek, terutama pengeluaran.
    “Sejak jalur tutup, pengeluaran untuk solar nambah Rp 400.000 untuk sekitar 80 liter,” kata Alwi, Senin (25/8/2025).
    Alwi mencontohkan, sebelumnya jika mengaspal via Jember dari Surabaya ke Banyuwangi dan kembali ke Surabaya lagi, ia membutuhkan sekitar 200 liter solar.
    Namun, kini tidak cukup. Pengeluaran untuk solar Alwi bertambah 40 persen karena ia menuju Surabaya melalui jalur utara atau Situbondo.
    “Sebetulnya lebih cepat kalau langsung Banyuwangi-Surabaya, tapi saya kan ambil penumpang dari Jember dan Lumajang juga, jadi muter-muter,” tuturnya.
    Saat ini, jika perjalanan dari Surabaya menuju Banyuwangi, yang biasanya melalui Lumajang dan Jember kemudian ke Gumitir, kini harus naik ke Bondowoso lalu Situbondo, baru bisa sampai ke Banyuwangi.
    Hal itu diakui Alwi cukup menguras tenaga dan waktu, baik dari kru bus maupun penumpang bus itu sendiri.
    “Seperti sekarang, kami dari Kota Banyuwangi harus jemput penumpang ke Kecamatan Genteng, kembali lagi lewat kota untuk ke Situbondo, lebih capek,” tuturnya.
    Alwi berharap perbaikan jalur Gumitir dapat terselesaikan lebih cepat dan pengguna jalan bisa segera kembali melintas.

    Alhamdulillah
    jika dibuka lebih cepat. Lebih senang, lebih bagus,” kata dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Tol Paling Ujung Pulau Jawa, Probolinggo-Banyuwangi Jadi Sejengkal

    Ada Tol Paling Ujung Pulau Jawa, Probolinggo-Banyuwangi Jadi Sejengkal

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (PT JPB) terus mengebut pengerjaan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (JPB). Saat ini progres konstruksi pembangunan Tahap I jalan tol ini mencapai 86,43% per 3 Agustus 2025.

    Pembangunan Tahap I merupakan pembangunan dari Probolinggo sampai dengan Besuki yang terbagi atas 3 Paket Pekerjaan Konstruksi yaitu Paket 1 (Gending-Kraksaan), Paket 2 (Kraksaan-Paiton) hingga Paket 3 (Paiton-Besuki). Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono mengatakan, untuk pembebasan lahan Tahap I hingga 3 Agustus 2025, PT JPB mencatat progresnya telah mencapai 100%. Ia menyebutkan, sesuai dengan Permenko Perekonomian No. 9 Tahun 2022, pembebasan lahan dan pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi difokuskan pada ruas Probolinggo-Besuki.

    “Pembangunan tol ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah mewujudkan konektivitas merata di seluruh Indonesia, yang menjadi salah satu prioritas dalam agenda Asta Cita. Dengan selesainya Tahap I, kami optimis dapat mendukung penguatan ekonomi wilayah Jawa Timur sekaligus menekan kesenjangan infrastruktur antar wilayah,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/8/2025).

    Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ruas Probolinggo-Besuki nantinya akan memangkas waktu perjalanan yang semula sekitar 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 Km/jam. Secara keseluruhan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 175,4 km terbagi menjadi dua Tahap Pembangunan. Tahap I yang menghubungkan Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 km, dan Tahap II menghubungkan Besuki-Banyuwangi sepanjang 125,72 km,” ujar Rivan.

    Foto: Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ruas Probolinggo-Besuki. (Dok. Jasa Marga)
    Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ruas Probolinggo-Besuki. (Dok. Jasa Marga)

    Rivan menambahkan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi tidak hanya memperlancar arus logistik dan mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi katalisator pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan industri di kawasan Tapal Kuda.

    “Jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka pengerjaan kontruksi untuk Segmen Gending-Paiton ditargetkan dapat selesai pada Tahun 2025, sedangkan untuk Segmen Paiton-Besuki ditargetkan selesai di tahun 2026,” tegasnya.

    Pembangunan Tahap I Probolinggo-Besuki nantinya akan memiliki tiga Gerbang Tol (GT), yaitu GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Situbondo Barat. Selain itu jalan tol ini juga akan memiliki tiga simpang susun yaitu SS Kraksaan, SS Paiton dan SS Besuki.

    Secara keseluruhan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi atas tujuh seksi, yaitu Seksi 1 Gending-Kraksaan (12,88 Km), Seksi 2 Kraksaan-Paiton (11,20 Km), Seksi 3 Paiton-Besuki (25,60 Km), Seksi 4 Besuki-Situbondo (42,30 Km), Seksi 5 Situbondo-Asembagus (16,76 Km), Seksi 6 Asembagus-Bajulmati (37,45 Km), dan Seksi 7 Bajulmati-Ketapang (29,21 Km).

    Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikelola oleh PT JPB yang nantinya dapat memangkas waktu tempuh Probolinggo sampai dengan Banyuwangi yang semula 5 jam melalui jalan arteri menjadi hanya 2 jam. Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan ruas pamungkas dari jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan ujung barat hingga ujung timur pulau Jawa untuk meningkatkan konektivitas serta mempermudah mobilitas orang, barang dan jasa.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tol Probowangi Tahap I Hampir Rampung, Probolinggo-Besuki Hanya 30 Menit

    Tol Probowangi Tahap I Hampir Rampung, Probolinggo-Besuki Hanya 30 Menit

    Bisnis.com, JAKARTA — Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) Tahap I yang menghubungkan Probolinggo-Besuki progres pembangunannya telah mencapai 86,43% dan ditarget rampung pada 2026.

    Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) Rivan Achmad Purwantono menjelaskan bahwa konstruksi Tahap I yang terbentang dari Probolinggo hingga Besuki terbagi ke dalam tiga paket pekerjaan konstruksi yaitu Paket 1 (Gending-Kraksaan), Paket 2 (Kraksaan-Paiton) hingga Paket 3 (Paiton-Besuki).

    “Secara keseluruhan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 175,4 km terbagi menjadi dua tahap pembangunan. Tahap I yang menghubungkan Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 km, dan Tahap II menghubungkan Besuki-Banyuwangi sepanjang 125,72 km,” jelasnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (19/8/2025).

    Lebih lanjut, dia juga mengatakan, konstruksi Tol Probowangi sejalan dengan komitmen pemerintah dalam merealisasikan Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya pada percepatan pembangunan infrastruktur strategis untuk meningkatkan konektivitas wilayah dan swasembada pangan.

    Kemudian, Rivan mengatakan, progres pembebasan lahan tahap I hingga 3 Agustus 2025 telah mencapai 100%. Hal itu sesuai dengan Permenko Perekonomian No. 9 Tahun 2022 yang menegaskan pembebasan lahan dan pembangunan Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi difokuskan pada ruas Probolinggo – Besuki.

    Untuk diketahui, Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi ruas Probolinggo – Besuki nantinya akan memangkas waktu perjalanan yang semula sekitar 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam.

    “Jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka pengerjaan konstruksi untuk Segmen Gending-Paiton ditargetkan dapat selesai pada tahun 2025, sedangkan untuk Segmen Paiton-Besuki ditargetkan selesai di tahun 2026,” tegasnya.

    Adapun, Tol Probolinggo-Besuki tahap I nantinya akan memiliki tiga gerbang tol (GT), yaitu GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Situbondo Barat. Selain itu, jalan tol ini juga akan memiliki tiga simpang susun yaitu SS Kraksaan, SS Paiton dan SS Besuki.

    Secara keseluruhan, Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi terbagi atas tujuh seksi, yaitu Seksi 1 Gending – Kraksaan (12,88 Km), Seksi 2 Kraksaan – Paiton (11,20 Km), Seksi 3 Paiton – Besuki (25,60 Km), Seksi 4 Besuki – Situbondo (42,30 Km), Seksi 5 Situbondo – Asembagus (16,76 Km), Seksi 6 Asembagus – Bajulmati (37,45 Km), dan Seksi 7 Bajulmati – Ketapang (29,21 Km).

    Tol ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dikelola oleh PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (PT JPB) yang nantinya dapat memangkas waktu tempuh Probolinggo hingga Banyuwangi yang semula 5 jam melalui jalan arteri menjadi hanya 2 jam.

  • Pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi Hampir Selesai!

    Pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi Hampir Selesai!

    Jakarta

    Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terus dikebut. Sampai 3 Agustus 2025, progres konstruksi tahap I sudah mencapai 86,43% dengan pembebasan lahan tuntas 100%.

    Tahap I membentang dari Probolinggo hingga Besuki sepanjang 49,68 km dan terbagi dalam tiga paket pekerjaan yakni Gending-Kraksaan, Kraksaan-Paiton, serta Paiton-Besuki. PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) selaku pengelola menargetkan tahap ini bisa segera rampung.

    “Dengan selesainya Tahap I, kami optimis dapat mendukung penguatan ekonomi wilayah Jawa Timur sekaligus menekan kesenjangan infrastruktur antar wilayah,” ujar Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono dalam keterangan tertulis, Minggu (17/8/2025).

    Tol Probolinggo-Besuki diyakini dapat memangkas waktu tempuh dari sekitar 1 jam 15 menit menjadi hanya 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam. Sementara secara keseluruhan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi memiliki panjang 175,4 km dan dibagi menjadi dua tahap, yakni Probolinggo-Besuki (Tahap I) serta Besuki-Banyuwangi (Tahap II).

    “Jika pembebasan lahan sesuai target, pengerjaan Segmen Gending-Paiton ditargetkan selesai 2025, sedangkan Segmen Paiton-Besuki pada 2026,” jelas Rivan.

    Tol ini tidak hanya memperlancar arus logistik dan mobilitas masyarakat, tetapi juga diproyeksikan menjadi katalisator pengembangan sektor pariwisata, pertanian, dan industri di kawasan Tapal Kuda. Proyek ini juga sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat transformasi ekonomi berbasis infrastruktur berkelanjutan.

    Nantinya, Tahap I Probolinggo-Besuki akan memiliki tiga gerbang tol (Kraksaan, Paiton, Situbondo Barat) serta tiga simpang susun (SS Kraksaan, SS Paiton, SS Besuki). Secara keseluruhan, Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi atas tujuh seksi hingga Ketapang.

    Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), tol ini akan memangkas waktu perjalanan Probolinggo-Banyuwangi dari 5 jam lewat jalan arteri menjadi hanya sekitar 2 jam. Tol ini juga akan menjadi ruas pamungkas jaringan Tol Trans Jawa yang menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa.

    Tonton juga Video: Kesiapan Tol Probowangi Menghadapi Pemudik Besok

    (kil/kil)