kab/kota: Singkawang

  • Cap Go Meh 2025, XL Axiata (EXCL) Prediksi Trafik Data Melonjak 40%

    Cap Go Meh 2025, XL Axiata (EXCL) Prediksi Trafik Data Melonjak 40%

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. (EXCL) memprediksi lonjakan trafik data hingga lebih dari 40% pada saat perayaan Cap Go Meh 2025 dibandingkan hari normal.

    Tahun ini, perayaan Cap Go Meh jatuh pada tanggal 12 Februari 2025.

    Group Head Service Operation Management XL Axiata Waqas Malik mengatakan bahwa lonjakan trafik data ini diprediksi terutama terjadi di kota-kota yang menjadi pusat perayaan Cap Go Meh seperti Singkawang, Pontianak, Medan, Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

    “Kenaikan trafik ini didorong oleh penggunaan layanan streaming, sosial media, video call, serta aplikasi pesan instan yang digunakan untuk berbagi momen perayaan,” kata Waqas dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2/2025).

    Menurutnya, perayaan Cap Go Meh selalu menjadi momen penting bagi masyarakat Tionghoa di sejumlah kota di Indonesia. Terlebih, perayaan ini juga telah menjadi obyek wisata, seperti di Singkawang.

    Emiten telekomunikasi bersandi saham EXCL itu pun memastikan kesiapan jaringan telekomunikasi dalam mendukung kelancaran komunikasi pelanggan selama perayaan Cap Go Meh.

    Waqas menyampaikan bahwa XL Axiata telah meningkatkan kapasitas jaringan guna mengantisipasi lonjakan trafik data dan layanan komunikasi lainnya.

    “Kami telah melakukan berbagai langkah optimasi jaringan agar pelanggan tetap bisa menikmati layanan yang optimal,” ungkapnya.

    Adapun, sejumlah upaya perusahaan mengantisipasi lonjakan trafik data salah satunya adalah optimasi dan peningkatan kapasitas jaringan di titik-titik strategis seperti tempat ibadah, pusat perayaan, hingga area wisata yang menjadi destinasi utama.

    Selain itu, Waqas juga mengungkap XL Axiata juga melakukan peningkatan jumlah BTS 4G LTE, termasuk penyediaan Mobile BTS (MBTS) di lokasi dengan potensi kepadatan pengguna yang tinggi.

    “Monitoring jaringan secara real-time selama perayaan untuk memastikan kualitas layanan tetap optimal, dan tim teknis yang siap siaga 24/7 untuk menangani potensi gangguan dan melakukan penyesuaian kapasitas sesuai kebutuhan di lapangan,” terangnya.

    Hingga saat ini, XL Axiata telah melayani lebih dari 475 kota/kabupaten di Indonesia dengan total lebih dari 165.000 BTS, termasuk lebih dari 110.000 BTS 4G LTE.

    Waqas menyebut bahwa infrastruktur ini juga diperkuat oleh jaringan fiber optik yang memastikan konektivitas antarwilayah tetap stabil.

    Selain itu, tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 63%. Fiberisasi BTS tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan sebagai persiapan implementasi 5G di masa mendatang.

    Di samping itu, lanjut dia, XL Axiata juga menyediakan layanan pelanggan yang siap membantu selama perayaan Cap Go Meh.

    “Dengan berbagai upaya ini, XL Axiata berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, memastikan pengalaman komunikasi yang lancar dan berkualitas selama perayaan Cap Go Meh 2025,” pungkasnya.

  • Sejarah Kopitiam, Budaya Ngopi yang Makin Eksis di Indonesia

    Sejarah Kopitiam, Budaya Ngopi yang Makin Eksis di Indonesia

    Mengutip dari situs National Geographic, kopitiam berkembang pesat di negara seperti Singapura dan Malaysia. Saat ini, kopitiam juga mulai tersebar di beberapa tempat di Indonesia.

    Diketahui kopitiam sendiri peraduan kata dari bahasa Melayu dan bahasa Cina dialek Amoy atau dialek Hokkian yaitu “Kopi” dan “Tiam”. Adapun kata “Tiam” merupakan dialek Hokkien yang berarti “Toko”.

    Meskipun kopitiam baru berkembang dan populer beberapa tahun belakangan ini di Indonesia, tetapi, kehadirannya ternyata bukan hal yang baru karena sejak awal abad ke-20 banyak kopitiam di Hindia Belanda termasuk di daerah Pontianak dan Singkawang.

    Menurut pemerhati masyarakat Tionghoa, Johanes Herlijanto terdapat variasi penyebutan kopitiam, warung kopi, dan kedai kopi. Salah satunya jika kedai tersebut dimiliki orang Tionghoa disebut kopitiam dan sebaliknya dikelola non-tionghoa berganti jadi kedai kopi.

    “Jika kedai itu dimiliki orang Tionghoa, warga Tionghoa sekitar langsung menyebutnya sebagai kopitiam. Sebaliknya, jika dikelola orang non-Tionghoa, penyebutan berganti menjadi kedai kopi,” ucapnya.

    Tetapi kecenderungan penamaannya lebih sering terjadi di daerah Sumatra seperti di Medan, Pangkal Pinang, dan Belitung. Sementara itu, di Kalimantan Barat seperti Singkawang tidak jarang kopitiam yang dikelola orang Tionghoa dinamai warung kopi atau kedai kopi.

  • Pemkot Singkawang larang ASN-TNI-Polri gunakan LPG 3 kg

    Pemkot Singkawang larang ASN-TNI-Polri gunakan LPG 3 kg

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Pemkot Singkawang larang ASN-TNI-Polri gunakan LPG 3 kg
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 04 Februari 2025 – 22:35 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, segera mengeluarkan Surat Edaran (SE) larangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri menggunakan LPG 3 kilogram dan diminta beralih ke gas non subsidi 5 kilogram atau 12 kilogram.

    “Khusus untuk ASN, termasuk juga TNI/Polri, saya akan segera terbitkan surat edaran larangan menggunakan LPG 3 kilogram,” kata Penjabat Wali Kota Singkawang, Sumastro di Singkawang, Selasa.

    Menurut dia, pemilik SPBE bahkan sudah siap membantu mempermudah ASN dan anggota TNI/Polri menukar tabung LPG 3 kilogram ke tabung LPG 5 kilogram atau 12 kilogram.

    Tidak hanya itu, mereka juga siap melayani pengantaran LPG non subsidi ke rumah dengan mekanisme yang sesuai kesepakatan.

    “Pihak SPBE juga sudah menyampaikan inisiatifnya untuk siap melayani layanan antar ke rumah dan nantinya diorganisir lagi proses distribusi untuk gas non subsidi,” ucapnya.

    Menurut dia, Surat Edaran tersebut akan jadi acuan, yang akan meningkatkan kepatuhan ASN, TNI dan Polri dalam mendukung distribusi LPG 3 kilogram yang tepat sasaran.

    “Adanya SE tersebut akan memperkuat lagi kepatuhan ASN, TNI/Polri,” ujarnya.

    Tidak hanya kepada ASN, TNI dan Polri, Surat Edaran itu juga akan memuat ketegasan kepada pihak pangkalan, untuk menjual gas bersubsidi hanya kepada masyarakat kurang mampu.

    “Karena ini adalah barang bersubsidi dan harus tepat sasaran,” ujarnya.

    Sementara itu, kata dia, masyarakat yang memiliki usaha mikro akan Pemkot Singkawang mendorong untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).

    “Dalam artian, untuk mengurus NIB kita bantu secepatnya,” ujarnya.

    Kemudian untuk pelaku UMKM menengah atas tidak boleh lagi memakai LPG 3 kilogram.

    “Kelompok UMKM menengah ke atas itu sudah tidak boleh lagi. Nanti kita jelaskan, tapi bagaimanapun harus kita data dengan benar di lapangan,” ujarnya.

    Sementara itu, Salesmen Manager Gas IV Kalbar, Imam Rizky Aryanto mengakui sempat terjadi kelangkaan LPG 3 kilogram karena banyaknya permintaan.

    “Sebelumnya kan ada perayaan Natal, kemudian dilanjutkan Imlek dan tidak lama lagi bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri,” katanya.

    Untuk di bulan Februari ini, Pertamina sudah menyiapkan tambahan ekstra untuk LPG 3 kilogram sebanyak 26.880 tabung di Singkawang.

    “Tapi LPG 3 kilogram adalah gas untuk masyarakat kurang mampu. Bagi masyarakat yang sudah mampu, gunakanlah gas non subsidi,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Bubur Gunting Singkawang, Kuliner Unik Khas Pontianak nan Menggoda Selera

    Bubur Gunting Singkawang, Kuliner Unik Khas Pontianak nan Menggoda Selera

    Kelezatan serta kesederhanaannya membuat makanan ini memiliki daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang mencicipinya. Selain itu, Bubur Gunting juga menjadi bagian dari perayaan tertentu dalam budaya Tionghoa di Singkawang.

    Misalnya, saat perayaan Imlek atau festival-festival tradisional lainnya, makanan ini sering kali dihidangkan sebagai simbol keberkahan dan kebersamaan.

    Karena proses pembuatannya cukup sederhana dan bahan-bahannya mudah ditemukan, banyak keluarga di Singkawang yang masih membuat Bubur Gunting sendiri di rumah, terutama saat momen spesial.

    Hal ini menunjukkan bagaimana makanan tradisional tidak hanya berfungsi sebagai pengisi perut, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang tetap hidup dan berkembang. Meskipun popularitas Bubur Gunting masih belum sebesar makanan khas Pontianak lainnya, seperti Chai Kue atau Lek Tau Suan, keunikan dan cita rasanya yang khas menjadikannya layak untuk dicoba.

    Saat berkunjung ke Singkawang atau Pontianak, wisatawan disarankan untuk mencari warung atau penjual kaki lima yang menyajikan Bubur Gunting autentik. Biasanya, makanan ini dijual dengan harga yang terjangkau, sehingga siapa pun dapat menikmatinya tanpa harus mengeluarkan banyak biaya.

    Selain itu, bagi yang ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah, banyak resep yang tersedia dan dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Dengan perpaduan rasa yang unik, tekstur yang khas, serta nilai budaya yang melekat, hidangan ini tidak hanya menggugah selera tetapi juga membawa cerita tentang keberagaman budaya di Kalimantan Barat.

    Oleh karena itu, jika Anda mencari pengalaman kuliner yang berbeda saat berkunjung ke Pontianak atau Singkawang, jangan lupa mencicipi kelezatan Bubur Gunting yang lembut, manis, dan penuh kenangan.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Rayakan Tahun Baru Imlek, BRI Salurkan Bantuan Sembako

    Rayakan Tahun Baru Imlek, BRI Salurkan Bantuan Sembako

    Jakarta, CNBC Indonesia – BRI Peduli yang menjadi payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menyalurkan bantuan 2.000 paket sembako bagi masyarakat Tionghoa di Tangerang, Banten, dan Singkawang, Kalimantan Barat. Secara khusus, penyaluran sembako bagi warga di Tangerang dilakukan di Kelenteng Tjo Su Bio, di Kampung Kahuripan Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

    Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengungkapkan, bahwa penyaluran bantuan sembako bagi masyarakat yang merayakan Tahun Baru Imlek merupakan bentuk kepedulian BRI dalam membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta menciptakam rasa kebersamaam dan kepedulian sosial di antara masyarakat. Dia menegaskan, BRI terus mewujudkan kepeduliannya kepada masyarakat melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial BRI Peduli dalam bentuk penyaluran bantuan sosial serta pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat.

    Catur pun berharap bantuan dapat meringankan beban masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya.

    “Sehingga perayaan Tahun Baru Imlek 2025 kali ini dapat membawa kesehatan, kebahagiaan, dan kedamaian untuk masyarakat,” ungkap dia dikutip Rabu (29/1/2025).

    Ketua Kelenteng Tjo Su Bio Tangerang, Alam Setiawan mengungkapkan, Kelenteng Tjo Su Bio merupakan salah satu Kelenteng tua di wilayah Tangerang yang berdiri sejak 1948. Selain merupakan tempat ibadah atau kebaktian Umat Khonghucu, Kelenteng ini juga menjadi pusat kegiatan lainnya seperti Tarian Naga, Tarian Barongsai dan Kungfu.

    Saat ini Kelenteng Tjo Su Bio mampu menampung umat yang beribadat hingga 500 orang.

    “Kami berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh BRI Peduli dalam perayaan Imlek kali ini. Harapannya agar program ini bisa terus berjalan, sehingga banyak masyarakat khususnya yang membutuhkan, dapat merayakan tahun baru Imlek dengan penuh kebahagiaan dan berkat,” ungkapnya. 

    (bul/bul)

  • BRI Peduli Berbagi Semangat Tahun Baru Imlek 2025, Salurkan Sembako ke Tangerang & Singkawang – Page 3

    BRI Peduli Berbagi Semangat Tahun Baru Imlek 2025, Salurkan Sembako ke Tangerang & Singkawang – Page 3

    Liputan6.com, Tangerang Tahun Baru Imlek atau yang sering disebut Tahun Baru China atau Festival Musim Semi, merupakan perayaan tradisional masyarakat Tionghoa yang menandai awal tahun baru berdasarkan kalender lunar Tionghoa. Perayaan ini diyakini membawa berkah, kebahagiaan, serta kemakmuran di tahun yang baru

    Banyak cara dilakukan dalam memaknai Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 29 Januari 2025. BRI Peduli yang menjadi payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mengambil peran dalam merayakan Tahun Baru Imlek 2025 dengan semangat berbagi dan peduli kepada sesama, khususnya bagi masyarakat yang merayakan Tahun Baru Imlek 2025.

    Ada berbagai cara untuk memaknai Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 29 Januari 2025. BRI Peduli sebagai payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mengambil peran dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2025 ini dengan menebarkan semangat kepedulian dan berbagi kepada masyarakat yang merayakan.

    Kepedulian ini ditunjukan dengan menyalurkan bantuan sembako sebanyak 2.000 paket sembako bagi masyarakat Tionghoa di Tangerang, Banten dan Singkawang, Kalimantan Barat. Secara khusus, BRI Peduli menyalurkan sembako bagi warga di Tangerang dilakukan di Kelenteng Tjo Su Bio, yang berlokasi di Kampung Kahuripan Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

    Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapan bahwa penyaluran bantuan sembako bagi masyarakat yang merayakan Tahun Baru Imlek merupakan bentuk kepedulian BRI dalam membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta menciptakan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial di antara masyarakat.  

    Catur menegaskan bahwa BRI terus mewujudkan kepeduliannya kepada masyarakat melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial BRI Peduli dalam bentuk penyaluran bantuan sosial serta pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat.

    Catur berharap bantuan dapat meringankan beban masyarakat dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga perayaan Tahun Baru Imlek 2025 kali ini dapat membawa kesehatan, kebahagiaan, dan kedamaian untuk Masyarakat.

    Alam Setiawan selaku Ketua Kelenteng Tjo Su Bio Tangerang mengungkapkan, Kelenteng Tjo Su Bio merupakan salah satu Kelenteng tua di wilayah Tangerang dan berdiri sejak 1948. Selain merupakan tempat ibadah atau kebaktian Umat Khonghucu, Kelenteng ini juga menjadi pusat kegiatan lainnya seperti Tarian Naga, Tarian Barongsai dan Kungfu. Saat ini Kelenteng Tjo Su Bio mampu menampung umat yang beribadat hingga 500 orang.

    “Kami Sangat senang dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh BRI Peduli dalam perayaan Imlek kali ini. Harapannya agar program ini bisa terus berjalan, sehingga banyak masyarakat khususnya yang membutuhkan, dapat merayakan tahun baru Imlek dengan penuh kebahagiaan dan berkat,” ungkapnya.

     

    (*)

  • 5 Agenda Imlek Seru di Indonesia, Pasar Imlek Semawis hingga Pawai Tatung

    5 Agenda Imlek Seru di Indonesia, Pasar Imlek Semawis hingga Pawai Tatung

    4. Pawai Tatung di Singkawang

    Pawai tatung adalah parade atraksi kesaktian warga Dayak-Tiongkok. Tradisi ini biasanya dilaksanakan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek atau menjadi rangkaian perayaan Cap Go Meh.

    Pawai tatung lahir dari peleburan tradisi Tionghoa dan budaya Dayak. Dalam bahasa Hakka, tatung adalah orang yang dirasuki roh, dewa, leluhur, ataupun kekuatan supranatural lain.

    Dalam pelaksanaannya, para tatung akan beratraksi dan menunjukkan kekebalan mereka dengan cara menusuk diri dengan kawat atau berjalan di atas pecahan kaca. Namun sebelum melakukan atraksi, para tatung harus berpuasa selama tiga hari sebagai bentuk pembersihan dan penyucian diri.

    Sebelum digelar pawai tatung, akan digelar pawai lampion, pawai naga, dan arak-arakan barongsai terlebih dahulu.

    5. Perayaan Imlek di Pulau Kemaro di Palembang

    Masyarakat Palembang merayakan Imlek di Pulau Kemaro, yakni sebuah pulau yang terletak di tengah Sungai Musi. Acara di sini diisi dengan berbagai kesenian khas Imlek, seperti barongsai, wayang orang khas China, dan kesenian tradisional lainnya. Tak ketinggalan, ribuan lampion khas Imlek juga menghiasi pulau tersebut.

    Penulis: Resla

  • Korem 121/ABW siap bantu pengamanan Imlek dan Cap Go Meh Kalbar 

    Korem 121/ABW siap bantu pengamanan Imlek dan Cap Go Meh Kalbar 

    Singkawang (ANTARA) – Korem 121/Alambhana Wannawai menyatakan, siap membantu pengamanan perayaan Tahun Baru Imlek di wilayah Kalimantan Barat, hingga pada festival Cap Go Meh.

    “Marilah kita jadikan perayaan ini sebagai momentum untuk meneguhkan komitmen kita dalam menjaga keberagaman dan toleransi yang ada di Kalimantan Barat, yang selama ini telah menjadi contoh yang baik bagi daerah-daerah lain,” ujar Komandan Korem 121/ABW, Brigadir Jenderal TNI Purnomosidi, dalam pembukaan Imlek di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa.

    Dalam kesempatan itu pula, dia juga mengajak masyarakat Kalimantan Barat untuk senantiasa menjaga dan memperkuat semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Keberagaman kita adalah kekuatan yang harus kita pelihara dengan penuh rasa saling menghormati,” ujarnya.

    Ia juga mengingatkan masyarakat Kalimantan Barat, terkhusus di Singkawang untuk yang terlibat dalam festival Imlek dan Cap Go Meh untuk senantiasa menjaga sportivitas dan kebersamaan.

    Dia juga berharap, serangkaian perayaan Imlek dan Cap Go Meh dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sebagai bagian dari upaya dalam melestarikan kebudayaan dan memperkuat kebersamaan di tengah keberagaman.

    “Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili kepada segenap warga Kalimantan Barat yang merayakan, Semoga Tahun Ular Kayu 2025 ini membawa keberkahan, kesehatan, dan kesuksesan bagi kita semua. Gong Xi Fa Cai,” ujarnya.

    Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, mengatakan, Singkawang sebagai kota dengan toleransi paling tinggi di Indonesia dengan keragaman etnis serta budayanya telah berkontribusi besar memajukan pembangunan di Kalbar.

    “Kita tahu Singkawang adalah kota paling toleran di Indonesia, keragaman etnis serta budayanya ini memperkaya kita, membuat pembangunan di Kalbar semakin maju,” ujarnya.

    Banyaknya UMKM yang tampil di setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh disebutnya mampu mempercepat roda perekonomian.

    “Festival perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang atau pun kota lainnya di Kalbar ini membuat roda perputaran ekonomi kita jadi jauh lebih cepat,” ujarnya.

    Kemudian Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Barat, Komisaris Besar Polisi Bayu Suseno, menyampaikan, mereka telah mendata 239 klenteng dan 170 vihara yang menjadi prioritas pengamanan, termasuk lokasi keramaian yang menjadi konsentrasi massa yaitu tempat hiburan, daerah pantai dan pulau.

    “Selain itu juga lonjakan mobilitas masyarakat juga diprediksi akan jauh meningkat seiring dengan libur panjang nasional, selama periode ini akan meningkatkan risiko kemacetan dan kecelakaan, terutama di jalur strategis seperti Pontianak – Singkawang,” ujar dia.

    Analisis situasi dan potensi kerawanan, katanya, sudah dilakukan Polda Kalbar yaitu pengamanan tempat ibadah dan lokasi keramaian, manajemen lalu lintas, pencegahan konflik, isu SARA, dan gangguan kamtibmas, serta kesiapsiagaan terhadap cuaca ekstrem.

    “Media sosial kerap menjadi sarana penyebaran isu provokatif yang dapat memicu konflik berbasis SARA, satgas preemtif dan satgas siber harus aktif mendeteksi potensi isu provokatif sejak dini, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta menangkal penyebaran informasi yang tidak benar, sehingga situasi kamtibmas dapat terjaga,” ujar dia.

    Pewarta: Narwati
    Editor: Ade P Marboen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Semangat Berbagi di Tahun Baru Imlek 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Warga di Tangerang dan Singkawang

    Semangat Berbagi di Tahun Baru Imlek 2025, BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Bagi Warga di Tangerang dan Singkawang

    FAJAR.CO.ID, TANGERANG — Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Tahun Baru China atau Festival Musim Semi adalah perayaan tradisional masyarakat Tionghoa yang menandai dimulainya tahun baru dalam kalender lunar Tionghoa. Perayaan ini dipercaya membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan di tahun yang baru.

    Banyak cara dilakukan dalam memaknai Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 29 Januari 2025. BRI Peduli yang menjadi payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mengambil peran dalam merayakan Tahun Baru Imlek 2025 dengan semangat berbagi dan peduli kepada sesama, khususnya bagi masyarakat yang merayakan Tahun Baru Imlek 2025.

    Kepedulian ini ditunjukan dengan menyalurkan bantuan sembako sebanyak 2.000 paket sembako bagi masyarakat Tionghoa di Tangerang, Banten dan Singkawang, Kalimantan Barat. Secara khusus, penyaluran sembako bagi warga di Tangerang dilakukan di Kelenteng Tjo Su Bio, yang berlokasi di Kampung Kahuripan Kec. Neglasari, Kota Tangerang, Banten.

    Pada kesempatan terpisah, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapan bahwa penyaluran bantuan sembako bagi masyarakat yang merayakan Tahun Baru Imlek merupakan bentuk kepedulian BRI dalam membantu pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat serta menciptakam rasa kebersamaam dan kepedulian sosial di antara masyarakat.

    Ia menegaskan bahwa BRI terus mewujudkan kepeduliannya kepada masyarakat melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial BRI Peduli dalam bentuk penyaluran bantuan sosial serta pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat.

  • Perayaan Imlek dan Cap Go Meh jadi daya tarik pariwisata Pontianak

    Perayaan Imlek dan Cap Go Meh jadi daya tarik pariwisata Pontianak

    Cap Go Meh daya tarik orang ke Kalimantan Barat termasuk ke Kota Pontianak. Perhelatan itu memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan terutama di sektor jasa pariwisata, transportasi dan akomodasi,

    Pontianak (ANTARA) – Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat Edi Suryanto mengatakan bahwa perayaan Imlek dan Cap Go Meh menjadi daya tarik pariwisata Pontianak.

    “Cap Go Meh daya tarik orang ke Kalimantan Barat termasuk ke Kota Pontianak. Perhelatan itu memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan terutama di sektor jasa pariwisata, transportasi dan akomodasi,” ujarnya di Pontianak, Sabtu.

    Ia menyatakan bahwa Pemerintah Kota Pontianak siap mendukung pelaksanaan Cap Go Meh. Pihaknya akan menggelar rapat akhir untuk persiapan pelaksanaan acara dalam waktu dekat.

    Menurut dia, tradisi Cap Go Meh telah menjadi bagian penting dari budaya dan pariwisata di Kota Pontianak. Terlebih Pontianak yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam, hanya mengandalkan sektor perdagangan dan jasa.

    Ia menilai Cap Go Meh bukan hanya sebuah ritual agama, tetapi juga sebuah budaya yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang agama atau etnis.

    “Ini adalah simbol kerukunan umat beragama di Pontianak,” kata dia.

    Untuk memastikan kelancaran acara, pihaknya akan mengerahkan perangkat daerah terkait, mulai dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan instansi terkait lainnya.

    “Dengan persiapan yang matang dan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, Cap Go Meh diharapkan dapat berjalan sukses dan memberikan dampak positif bagi perekonomian serta kerukunan di Kota Pontianak,” kata dia.

    Sementara itu, Ketua Panitia Cap Go Meh 2576 Hendry Pangestu Lim mengungkapkan, persiapan telah dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk pemasangan lampion yang telah menghiasi sepanjang Jalan Gajah Mada.

    Hendry mengimbau masyarakat Tionghoa di Pontianak untuk merayakan Imlek dengan sederhana namun bermakna, dengan menekankan pentingnya kebersamaan keluarga dan teman.

    “Ketika lampion sudah terpasang, hati masyarakat mulai senang menyambut Imlek,” kata dia.

    Terkait dengan perayaan Cap Go Meh, Hendry menjelaskan bahwa pihak panitia tidak merekomendasikan pawai tatung di Pontianak. Bagi yang ingin mengikuti pawai tatung, diarahkan untuk bergabung di Kota Singkawang. Kendati demikian, Panitia CGM di Pontianak telah mempersiapkan atraksi 39 ekor naga bersinar dengan hiasan lampu yang akan berparade pada 12 Februari 2025.

    “Termasuk naga terbesar yang dilengkapi lampu dan efek asap,” ungkapnya.

    Selain itu, perayaan Cap Go Meh juga akan semarak dengan digelarnya festival kuliner di sepanjang Jalan Diponegoro mulai tanggal 6 hingga 12 Februari 2025, diikuti dengan acara ‘Naga Buka Mata’ pada 10 Februari 2025.

    Hendry juga menjelaskan, setelah perayaan Imlek dan Cap Go Meh, lampion-lampion yang terpasang di sepanjang Jalan Gajah Mada akan diganti dengan dekorasi ketupat menjelang Idul Fitri, sebagai simbol toleransi dan keragaman budaya di Kota Pontianak.

    “Kami ingin menunjukkan semangat toleransi di Kota Pontianak, di mana kemeriahan Cap Go Meh diikuti dengan persiapan Ramadhan dan Idul Fitri,” kata dia.

    Pewarta: Dedi
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025