Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 5 Meninggal Dunia
Tim Redaksi
SIDOARJO, KOMPAS.com
– Tim SAR gabungan terus melanjutkan proses evakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur pada Rabu (1/10/2025).
Informasi yang dihimpun
Kompas.com
per Rabu (1/10/2025) pukul 21.00 WIB menunjukkan, korban reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny tercatat sedikitnya 108 orang, 18 di antaranya selamat usai dievakuasi petugas, sedangkan lima orang dinyatakan meninggal dunia.
Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Proses evakuasi masih berlangsung hingga hari ini. Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh korban. Dua dinyatakan meninggal dunia dan lima selamat.
“Hari ini kami mengevakuasi tujuh korban dengan rincian lima selamat dan dua dalam kondisi meninggal dunia,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Rabu (1/10/2025).
Sebelumnya, tim SAR gabungan mengevakuasi 11 korban. Tiga diantaranya dalam kondisi meninggal dunia.
Mereka adalah Maulana Affan Ibrahimafic (15) warga Surabaya, Mochammad Mashudul Haq (14) warga Surabaya dan Muhammad Soleh (22) warga Bangka Belitung.
Kemudian korban ke-12 hari ini ditemukan pukul 14.42 WIB tanpa identitas ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan status hitam di sektor A1.
Korban yang saat ini berstatus Mr X tersebut ditemukan dalam kondisi sujud atau telungkup dan terdaftar dalam korban status hitam.
“Dibawa ke Rumah Sakit Siti Hajar dalam proses identifikasi tim DVI karena dalam kondisi hitam,” ujarnya.
Kemudian, pukul 15.22 WIB korban ke-13 ditemukan selamat atas nama Syehlendra Haical Raka Aditya. Ia kini menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Notopuro Sidoarjo.
Lanjut, korban ke-14 pukul 16.05 WIB diangkat dalam kondisi selamat atas nama Muhammad Wahyudi dan menjalani perawatan di RS Notopuro Sidoarjo.
“Pukul 18.02 WIB korban ke-15 atas nama Al Fatih dalam kondisi selamat dan dirujuk ke RS Notopuro Sidoarjo,” terangnya.
Lalu, korban ke-16 ditemukan pukul 18.17 dalam kondisi meninggal dunia dan belum diketahui identitasnya karena masih dalam penyelidikan tim DVI. Korban dibawa ke RS Siti Hajar.
“Korban ke-17 pukul 18.40 WIB berhasil kita evakuasi atas nama Taufan Saputra Dewa dalam kondisi selamat,” ucap Bramantyo.
Korban ke-18 ditemukan pukul 20.20 WIB atas nama Saiful Rozi dalam kondisi selamat namun mengalami pedis pada bagian kaki kanan. Lalu dievakuasi ke RS Notopuro Sidoarjo.
Seluruh korban dievakuasi dari sektor A1 dan A4. Disebutkan, A4 berada di sisi kanan A1 di bawah reruntuhan beton.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Sidoarjo
-
/data/photo/2025/10/01/68dd4918ec13d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Update Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk: 5 Meninggal Dunia Surabaya 1 Oktober 2025
-

Kisah Haru Haical, Santri Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diselamatkan Tim SAR dari Reruntuhan
Bisnis.com, SURABAYA – Seorang santri yang menjadi korban peristiwa ambruknya bangunan empat lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, ditemukan dalam kondisi selamat dan telah berhasil dievakuasi petugas SAR gabungan, Rabu (1/10/2025) pada sekitar pukul 15.10 WIB.
Santri yang berhasil dievakuasi tersebut dikabarkan bernama Syehlendra Haical R. A. (13). Sebelumnya, Haical beserta seorang korban lainnya, Yusuf (16) sempat terekam kamera Tim Rescue dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, yang sedang melakukan proses evakuasi.
Berdasarkan rekaman video yang kemudian diunggah di media sosial hingga menjadi perbincangan warganet, terlihat tangan dan tubuh salah seorang korban tersebut tertimpa di antara reruntuhan bangunan.
Terdengar pula seorang petugas Rescue DPKP Kota Surabaya yang tengah berkomunikasi dengan dua orang korban tersebut. Petugas itu pun tak lupa memberi semangat agar anak-anak itu dapat bersabar untuk menunggu proses evakuasi hingga selesai.
Berdasarkan data yang diterima hingga Selasa (30/9/2025) kemarin, Yusuf telah berhasil dievakuasi terlebih dahulu oleh petugas pada Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 01.58 WIB.
Kepala Sub Bagian Humas RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Perdigsa Cahya pun membenarkan bahwa Haical langsung menjalani perawatan medis oleh tim dokter di ruang IGD rumah sakit tersebut.
“Betul, [Haical] masih dalam penanganan,” ucap Cahya kepada awak medua, Rabu (1/10/2025).
Saat ini, Cahya pun membeberkan bahwa Haical sedang menjalani pemeriksaan rontgen untuk melihat kondisi terkini dari organ-organ tubuhnya.
“Sedang di-rontgen sekarang untuk dicek,” sebut Cahya.
Salah seorang santri Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Syehlendra Haical (13 tahun) yang berhasil selamat dan telah dievakuasi petugas dari reruntuhan bangunan yang ambruk. (Dok. Command Center 112 Surabaya)
Diberitakan sebelumnya, Petugas SAR gabungan dikabarkan berhasil mengevakuasi dua korban dari reruntuhan bangunan empat lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025) siang.
Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsda TNI Mohammad Syafii.
“Saya sampaikan berkat doa dari seluruh masyarakat Indonesia hari ini, sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan alhamdulillah dua korban telah terevakuasi. Mohon dukungan dari semuanya tadi secara teknis kita sudah sampaikan bagaimana proses evakuasi dan mudah-mudahan cuaca bagus kita tetap bisa melanjutkan dari titik-titik yang sudah kita berikan tanda,” ungkap Syafii kepada awak media di lokasi, Rabu (1/9/2025).
Syafii menjelaskan, dari dua korban yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan hari ini, sebanyak satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara, satu orang lainnya dikabarkan dalam kondisi selamat. Keduanya dievakuasi petugas dari sektor satu atau A1, yang terletak di sisi depan bangunan yang ambruk.
“Satu kondisi sudah meninggal dunia dan satu alhamdulillah [selamat], mudah-mudahan pada saat tadi kita serah terimakan dengan tim medis. Mudah-mudahan yang bersangkutan cepat pulih dan sembuh sehat kembali karena, seperti yang kita sampaikan bahwa satu nyawa sebenarnya merupakan aset bangsa yang tidak bisa dinilai,” paparnya.
Syafii juga menyebutkan seorang korban yang selamat dan berhasil dievakuasi dari zona A1 bangunan ambruk tersebut terdeteksi sebelumnya dalam kondisi kesadaran berwarna merah dan masih bisa berinteraksi.
“Iya, jadi yang kita temukan dari kondisi zona merah, tapi kita masih bisa berinteraksi,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Rabu (1/10/2025) pukul 16.20 WIB, total sebanyak 104 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk. Sebanyak 91 orang menjalani evakuasi mandiri, sedangkan 13 korban dievakuasi oleh petugas SAR gabungan. Dari 13 korban yang dievakuasi itu, sebanyak empat orang dinyatakan meninggal dunia.
-

Basarnas Berhasil Evakuasi 2 Korban dalam Timbunan di Pondok Al Khoziny
Sidoarjo (beritajatim.com) – Dua korban reruntuhan bangunan tiga lantai milik Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran, yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan beton, diketemukan. Satu korban kondisi merah (masih hidup), dan satu korban berstatus hitam atau meninggal dunia, Rabu (1/10/2025).
Keduanya berhasil dievakuasi dengan menggunakan langkah melalui gorong-gorong yang dibuat oleh tim untuk model evakuasi yang dilakukan saat ini.
“Hari ini ada 2 korban, satu berstatus hitam, satu korban lagi saat kita serahkan ke tim medis, masih kondisi hidup,” ucap Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.
Mohammad Syafii menjelaskan, upaya pencarian dan pertolongan akan dilakukan oleh tim dalam waktu 24 jam. Tim yang turun dibekali peralatan lengkap dan mereka semuanya sudah bersertifikasi.
“Kerja tim akan terus maksimal dan tetap mengedepankan sifat kehati-hatian karena medannya demikian,” tegasnya.
Ia menjelaskan, untuk saat ini data korban meninggal dunia ada 4 santri. Sedangkan luka berat ada 23 santri kini dalan penanganan medis atau dirawat secara intensif dan santri yang mengalami luka ringan ada sekitar 75 santri.
“Kami minta doa semuanya akan kerja kami upaya menyelamatkan korban bisa berjalan dengan baik,” tutupnya. (isa/but)
-

Keajaiban di Tengah Tragedi Mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Haikal Selamat Tanpa Luka
Surabaya (beritajatim.com) – Haikal (13) salah satu santri yang menjadi korban tragedi ambruknya musholla Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo tidak mendapatkan luka yang berarti usai terjebak di reruntuhan selama 3 hari. Peristiwa ini menjadi simbol harapan bagi para wali santri dan petugas evakuasi untuk tetap percaya pada keajaiban kecil di tengah tragedi besar.
Direktur Rumah Sakit (RS) RSUD R.T. Notopuro, dr. Atok Irawan mengatakan, setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, Haikal hanya mengalami ruam pada kulit akibat tergencet reruntuhan bangunan mushola ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
“Mungkin kulitnya agak tergencet ya, agak biru. Tapi aman. Insya Allah aman semua,” kata Atok, Rabu (1/10/2025).
Dari hasil rontgen, Haikal tidak mengalami keretakan tulang pada kerangka tubuh. Namun, Haikal mengalami dehidrasi yang menyebabkan tubuhnya lemas.
“Mulai tengkorak, panggul, kaki, jari juga semuanya normal, enggak ada masalah. Tidak ada fraktur. Tidak ada yang retak juga tulangnya,” imbuhnya.
Walaupun kondisinya terpantau baik, tim kedokteran akan terus mengobservasi kondisi Haikal. Terutama terkait dengan pemenuhan nutrisi agar kondisi Haikal terus membaik.
“Ya, observasi kita terapi dengan baik. Nanti juga mungkin perlu asupan nutrisi yang bagus. Mukanya juga enggak ada luka terbuka jadi dirawat dengan baik,” jelasnya.
Diketahui, Haikal sempat viral di media sosial setelah videonya berkomunikasi dengan petugas evakuasi diunggah ke media sosial. Haikal terjebak di reruntuhan selama 3 hari atau 48 jam setelah akhirnya berhasil diselamatkan pada Rabu (1/10/2025) sore.
Keberhasilan petugas mengevakuasi Haikal juga menjadi motor dukungan netizen kepada para petugas yang sedang bekerja. Harapan dan doa terus mengalir dari netizen maupun wali santri yang hadir di lokasi. [ang/aje]
-

SAR Berhasil Evakuasi 2 Korban Reruntuhan Bangunan Ponpes Al-Khoziny
Bisnis.com, SURABAYA – Petugas SAR gabungan dikabarkan berhasil mengevakuasi dua korban dari reruntuhan bangunan empat lantai di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025) siang.
Kabar tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsda TNI Mohammad Syafii.
“Saya sampaikan berkat doa dari seluruh masyarakat Indonesia hari ini, sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan alhamdulillah dua korban telah terevakuasi. Mohon dukungan dari semuanya, tadi secara teknis kita sudah sampaikan bagaimana proses evakuasi dan mudah-mudahan cuaca bagus, kita tetap bisa melanjutkan [evakuasi] dari titik-titik yang sudah kita berikan tanda,” ungkap Syafii kepada awak media di lokasi, Rabu (1/9/2025).
Syafii menjelaskan, dari dua korban yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan hari ini, sebanyak satu orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara, satu orang lainnya dikabarkan dalam kondisi selamat. Keduanya dievakuasi petugas dari sektor satu atau A1, yang terletak di sisi depan bangunan yang ambruk.
“Satu kondisi sudah meninggal dunia dan satu alhamdulillah [selamat], mudah-mudahan pada saat tadi kita serah terimakan dengan tim medis. Mudah-mudahan yang bersangkutan cepat pulih dan sembuh sehat kembali karena, seperti yang kita sampaikan bahwa satu nyawa sebenarnya merupakan aset bangsa yang tidak bisa dinilai,” paparnya.
Syafii juga menyebut seorang korban yang selamat dan berhasil dievakuasi dari zona A1 bangunan ambruk tersebut terdeteksi sebelumnya dalam kondisi kesadaran berwarna merah dan masih bisa berinteraksi.
“Iya, jadi yang kita temukan dari kondisi zona merah, tapi kita masih bisa berinteraksi,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga Rabu (1/10/2025) pukul 16.20 WIB, total sebanyak 104 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk. Sebanyak 91 orang evakuasi mandiri, sedangkan 13 korban berhasil dievakuasi oleh petugas SAR gabungan. Dari 13 korban yang berhasil dievakuasi itu, sebanyak empat orang dinyatakan meninggal dunia.
-

Korban Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Dapat Bantuan Hingga Rp15 Juta dari Pemerintah
Bisnis.com, SURABAYA – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyatakan bahwa korban Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur akan mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Gus Ipul mengatakan bahwa para pemerintah akan memberikan bantuan kepada korban yang mengalami luka-luka ringan hingga berat. Pemerintah akan memberikan bantuan pengobatan secara penuh dan santunan sebesar Rp5 juta kepada para korban luka-luka dan Rp15 juta bagi korban meninggal dunia.
“Dijamin lah, kita akan berkolaborasi dengan provinsi dan kabupaten/kota, kita akan dukung sampai tuntas pengobatannya. Ada yang luka ringan, ada yang luka sedang, ada yang luka berat, semuanya akan diberikan dukungan,” tegasnya, Rabu (1/10/2025).
Dia juga menegaskan, pemerintah juga akan hadir untuk memberikan santunan kepada para keluarga ataupun ahli waris korban yang meninggal dunia akibat peristiwa naas itu, sebesar Rp15 juta.
Adapun peristiwa naas ambruknya bangunan empat lantai, termasuk musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur mendapatkan atensi dari Presiden RI, Prabowo Subianto.
Gus Ipul, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa sebelum berangkat ke Sidoarjo untuk memantau proses evakuasi korban kejadian tersebut, dirinya mengaku sowan terlebih dahulu kepada Presiden Prabowo.
“Sekali lagi ini juga tentu mendapatkan atensi dari presiden. Sebelum tadi berangkat ke sini, saya izin. Tentu presiden berharap semuanya bisa bekerja dengan baik. Kami menyaksikan sendiri bagaimana kepala Basarnas dengan tim telah bekerja dengan sungguh-sungguh di tengah-tengah kesibukan yang ada. Itu suatu hal yang harus diapresiasi,” ungkap Gus Ipul usai meninjau lokasi kejadian, Rabu (1/10/2025).
Walaupun tidak ada instruksi khusus dari presiden, Gus Ipul mengharapkan kepada seluruh masyarakat, termasuk keluarga korban untuk dapat senantiasa berdoa kepada Sang Khalik, supaya proses evakuasi dapat berjalan lancar.
“Secara khusus tidak ada, tetapi kita harapkan, semua ini kan musibah gitu ya. Ini musibah. Untuk itu, kita harus bersabar dan kita harus bisa mendukung dengan doa kemudian juga menciptakan kondisi biar evakuasi ini bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Mantan Wali Kota Pasuruan tersebut juga menegaskan komitmen serta kepedulian dari pemerintah pusat maupun daerah terhadap para keluarga yang masih menanti kabar dari para santri yang belum diketahui nasibnya. Pemerintah membuka dapur umum, mensuplai logistik, dan memberikan layanan psikososial kepada para keluarga korban.
“Kita bersama dengan Pemprov Jatim dengan Kabupaten Sidoarjo mendatangkan beberapa psikolog di sini dan mereka yang ahli untuk mendampingi keluarga-keluarga yang sedang dalam kecemasan. Itu kita ada ahlinya dan mudah-mudahan itu membantu ya. Mudah-mudahan ini membantu,” jelasnya.
Sementara itu, terhadap para korban yang mengalami luka-luka ringan hingga berat, Gus Ipul menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan pengobatan secara penuh dan santunan sebesar Rp5 juta kepada para korban luka-luka.
“Dijamin lah, kita akan berkolaborasi dengan provinsi dan kabupaten/kota, kita akan dukung sampai tuntas pengobatannya. Ada yang luka ringan, ada yang luka sedang, ada yang luka berat, semuanya akan diberikan dukungan,” tegasnya.
Dirinya juga menegaskan, pemerintah juga akan hadir untuk memberikan santunan kepada para keluarga ataupun ahli waris korban yang meninggal dunia akibat peristiwa naas itu, sebesar Rp15 juta.
“Yang meninggal dunia pun juga diberikan santunan. Jadi sudah ada indeks-indeksnya yang nanti akan kita serahkan pada waktunya. Tentu ini melalui proses asesmen dan [santunan] itu pun akan sangat mungkin ditambah jika memang diperlukan,” pungkasnya.
-

Fokus Selamatkan Korban, Polisi Belum Dalami Pelanggaran Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Surabaya (beritajatim.com)- Pihak kepolisian masih belum mendalami adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan pihak pengurus pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo atas tragedi ambruknya bangunan Mushola, Senin (28/9/2025) sore kemarin.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto mengatakan pihaknya masih fokus menyelamatkan korban yang masih terjebak reruntuhan. Pihak kepolisian bersama instansi terkait yang terlibat dalam evakuasi masih memprioritaskan keamanan para korban dan petugas.
“Jadi, saya harus jawab dulu bahwa sekarang fokusnya adalah penyelamatan korban dulu. Korban selamat. Itu yang paling penting. Apakah itu sudah meninggal ataupun masih hidup, itu harus kita upayakan untuk bisa dievakuasi dulu,” kata Nanang.
Nanang menyampaikan, kondisi mushola Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang ambruk menyulitkan para petugas untuk melakukan proses evakuasi.
“Alat berat belum bisa dioperasikan sepenuhnya untuk membantu proses evakuasi karena dikhawatirkan malah memperburuk situasi di lokasi reruntuhan yang belum stabil,” jelasnya.
Ia memastikan, langkah penyelamatan juga melibatkan Tim ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Masukan mereka akan dibutuhkan mengingat konstruksi bangunan yang runtuh masih tak stabil.
“Kita pastikan evakuasi didampingi oleh para ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Jadi sama-sama kita semoga berdoa supaya korban bisa dievakuasi dulu ya,” tuturnya.
Dalam evakuasi di Mushola Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo petugas sudah mengerahkan semua elemen yang bisa diperbantukan untuk korban.
Termasuk oksigen, minuman dan logistik lain. Terutama untuk para korban yang diduga masih tertimbun di puing-puing bangunan.
“Ini semua peralatan-peralatan sudah kita kerahkan untuk bisa membantu, memberikan oksigen, memberikan logistik, minuman ke korban sementara saat ini,” pungkasnya. [ang/aje]
-

Kepedulian Polwan Sidoarjo untuk Keluarga Korban Runtuhnya Bangunan Pesantren Al Khoziny
Sidoarjo (beritajatim.com) – Musibah runtuhnya bangunan tiga lantai milik Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, yang mengakibatkan sejumlah korban, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Dalam situasi tersebut, Polwan Polresta Sidoarjo hadir untuk memberikan dukungan dengan melakukan trauma healing dan penyaluran bantuan makanan bagi keluarga korban.
Iptu Murjiani, anggota Sat Samapta Polresta Sidoarjo, menjelaskan bahwa kehadiran Polwan bukan hanya untuk memberikan bantuan logistik, tetapi juga untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada keluarga korban.
“Karenanya kami Polwan Polresta Sidoarjo turut langsung hadir ke lokasi, guna memberikan pendampingan dan pelayanan kepada masyarakat terutama bagi keluarga korban,” ujarnya pada Rabu (1/10/2025).
Pelayanan yang dilakukan oleh Polwan ini bertujuan untuk membantu meredakan kecemasan dan rasa trauma yang dialami oleh para korban dan keluarga mereka. Dengan pendekatan yang humanis, para Polwan tidak hanya memberi bantuan materi, tetapi juga memberikan dukungan moral yang sangat diperlukan dalam situasi seperti ini.
Mereka hadir di lokasi posko bantuan dan berkeliling di kawasan pesantren untuk memastikan bantuan sampai kepada yang membutuhkan.
Runtuhnya musala di Pesantren Al Khoziny ini menjadi sebuah tragedi yang menyedot perhatian banyak pihak. Namun, dengan adanya aksi solidaritas dari Polwan Polresta Sidoarjo, keluarga korban merasa sedikit terbantu, baik secara emosional maupun material. Kehadiran mereka di tengah kesulitan adalah sebuah bentuk empati dan kepedulian yang luar biasa.
Dalam situasi musibah seperti ini, peran aparat kepolisian, terutama Polwan, sangatlah penting. Tidak hanya dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan penegakan hukum, tetapi juga dalam memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat. [isa/suf]
-

Ponpes di Sidoarjo 4 Lantai, Ambruk karena Kegagalan Konstruksi
Jakarta –
Basarnas menganalisis penyebab ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Hasilnya, ambruknya bangunan itu dipicu kegagalan struktur bangunan.
Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer menyebut berdasarkan asesmen dari ahli, gedung yang roboh itu terdiri atas tiga lantai plus satu lantai atap cor. Bangunan yang ambruk tersebut membentuk tumpukan yang dikenal dengan sebutan ‘pancake model’.
“Konstruksi bangunan yang utamanya dari empat lantai lalu kemudian akibat kegagalan konstruksi, ini jatuhnya adalah kegagalan konstruksi, kemudian berubah menjadi tumpukan atau istilah internasional itu pancake model,” ujar Freezer, dilansir detikJatim, Rabu (1/10/2025).
Ia menjelaskan arah atau pusat runtuhnya bangunan itu condong ke sisi kiri. Hal tersebut sebagaimana asesmen yang telah dilakukan.
“Nah, dari pancake model ini kalau kita lihat gravity of center-nya itu ada di posisi seperti dia posisi ke arah kiri. Kalau kita lihat dari sisi sebelah kanan ya,” ucapnya.
“Konstruksi yang ada di kolom utama tengah itu posisinya hampir berbentuk U-shape. Artinya kalau kita melihat konstruksi dari sebuah bangunan secara standarnya adalah apabila dia mengalami kegagalan konstruksi harusnya dia patah, bukan melengkung atau artinya kalau kita melihat ini adalah elastisitasnya sangat tinggi,” jelasnya.
(azh/jbr)
-

Evakuasi Korban Runtuhan Ponpes di Sidoarjo Berkejaran dengan Golden Time
Sidoarjo –
Basarnas mengungkap 7 korban dari 15 titik korban reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih merespons. Tim Basarnas kini berkejaran dengan waktu.
“Sesuai teori memang 72 jam (3 hari), namun pada saat kami sudah bisa menyentuh korban: kami sudah bisa mensuplai minuman, vitamin, infonya sudah bisa kami berikan, ini memungkinkan yang bersangkutan bisa bertahan lebih lama,” ujar Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dilansir detikJatim, Rabu (1/10/2025).
Berdasarkan sejumlah sumber yang dihimpun detikJatim, golden time adalah istilah yang menjadi prosedur wajib untuk penyelamatan korban bencana alam apakah gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, dan tsunami.
Istilah ini mewakili kondisi orang atau korban bencana yang hanya memiliki waktu bertahan selama 3 hari tanpa makan dan minum di tengah situasi seperti terjepit reruntuhan.
Tim SAR terus mengoptimalkan evakuasi demi mengejar golden time 72 jam atau 3 hari sejak kejadian agar korban yang masih hidup bisa diselamatkan. Peristiwa ini terjadi Senin (29/9) sore sekitar pukul 15.00 WIB, maka golden time yang tersisa tinggal sehari hingga Kamis (2/10) sore pukul 15.00 WIB.
Baca selengkapnya di sini
(idh/imk)