kab/kota: Sidoarjo

  • JKSN Ajak Pesantren se-Indonesia Salat Gaib: Doakan Korban Runtuhan Gedung Ponpes Al Khoziny

    JKSN Ajak Pesantren se-Indonesia Salat Gaib: Doakan Korban Runtuhan Gedung Ponpes Al Khoziny

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebagai wujud duka cita mendalam atas musibah robohnya musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) mengimbau seluruh pesantren se-Indonesia, khususnya di Jawa Timur, untuk melaksanakan salat gaib dan tahlil.

    ​Ketua Umum JKSN, KH Asep Saifuddin, menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi tersebut. “JKSN mengimbau kepada seluruh pesantren se-Indonesia mengadakan salat gaib dan tahlil secara serentak dari ponpes masing-masing untuk korban yang meninggal dunia, setelah Salat Jumat, 3 Oktober 2025 besok,” kata Kiai Asep di kediamannya Surabaya, Kamis (2/10/2025) malam.

    ​Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah ini mengajak seluruh warga Indonesia untuk berdoa agar para santri yang masih dalam pencarian segera diselamatkan, dan yang dirawat diberikan kesembuhan.

    Ia juga mendoakan keluarga korban diberikan keikhlasan dan ketabahan.
    ​Kiai Asep memberikan penegasan spiritual terkait status para korban meninggal. Menurutnya, mereka yang meninggal dalam peristiwa ini memiliki derajat syahid.

    ​”Berdasarkan hadis Nabi, Man maata fii tholabil ilmi maata syahiidan. Artinya barang siapa yang meninggal dalam keadaan mencari ilmu, maka meninggal dalam keadaan syahid,” jelasnya.

    ​Selain itu, ia meyakini para korban akan dibangkitkan dalam keadaan sedang salat fardu, mengingat musibah terjadi saat salat berjemaah. “Insya Allah kelak mereka akan dibangkitkan dalam keadaan salat berdasarkan hadis, Man maata ala syaiin buitsa alaihi yang artinya barang siapa yang meninggal dalam keadaan sedang melaksanakan salat, maka akan dibangkitkan dalam keadaan melaksanakan salat,” tambahnya.

    ​Menyikapi musibah ini, Kiai Asep juga menyampaikan imbauan khusus kepada seluruh pengelola pesantren. Ia berharap pesantren senantiasa memperbaiki tata kelola bangunan dan secara berkala memeriksa kelayakan sarana dan prasarana.

    ​Tujuan utamanya adalah memastikan keselamatan para santri dan asatidz (guru atau ustadz). “Melakukan layanan dan perlindungan intensif terhadap santri, dan terus menerus memberikan rasa nyaman terhadap para santri, berupa layanan keilmuan, dan kenyamanan sarana lainnya,” pungkasnya. (tok/ian)

  • Kerahkan Crane Angkat Runtuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny, Petugas Belum Temukan Korban
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Oktober 2025

    Kerahkan Crane Angkat Runtuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny, Petugas Belum Temukan Korban Surabaya 2 Oktober 2025

    Kerahkan Crane Angkat Runtuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny, Petugas Belum Temukan Korban
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Petugas belum menemukan korban usai mengerahkan crane untuk mengangkat runtuhan bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
    Proses evakuasi runtuhan mushala Al Khoziny memasuki hari keempat. Per hari ini, Kamis (2/10/2025) pukul 21.00 WIB, petugas belum menemukan adanya korban tambahan.
    “Sementara belum dapat,” kata Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer, Kamis (2/10/2025).
    Data terakhir yang dihimpun petugas adalah korban terdeteksi di 7 titik berada di sektor A2 atau persisnya di sisi belakang berhadapan dengan santri putri.
    “Jadi masih kita konfirmasi dengan tujuh yang ada di sektor A2,” imbuhnya.
    Pihaknya berjanji akan mengoptimalkan proses evakuasi tidak hanya mengutamakan efisiensi tetapi juga keamanan seluruh pihak.
    “Kita ingin mengejar hasil yang lebih cepat tetapi dampaknya tidak hanya pada keselamatan personal tapi aktivitas kita,” ujarnya.
    Freezer mengatakan proses evakuasi di malam hari cukup riskan sehingga perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena cahaya mempengaruhi pandangan yang terbatas.
    “Kita tidak ingin terjadi apa yang namanya secondary collapse atau istilah itu runtuhan susulan. Karena kita melihat dari struktur runtuhannya tidak beraturan,” terangnya.
    Freezer mengatakan proses evakuasi menggunakan crane mengacu pada prinsip top to down alias dari sisi atas yang diangkat kemudian ke bawah sampai pada base plate.
    Lebih lanjut, Freezer mengatakan bahwa besi penguat bangunan utama yang runtuh terhubung atau terkoneksi dengan bangunan sisi selatan sehingga perlu kehati-hatian agar tidak terjadi pergeseran.
    “Kita berhati-hati jangan sampai pada saat proses kita melakukan pemindahan memberikan dampak pergeseran dari pola runtuhan. Artinya kuncian dari runtuhan ini bergeser, itu yang ingin kita hindari,” pungkasnya.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Dari 108 korban yang tercatat, 18 di antaranya berhasil dievakuasi petugas SAR gabungan. Kemudian 5 dinyatakan meninggal dunia dan 103 orang selamat.
    Diduga, 59 orang masih dalam daftar pencarian.
    Sejumlah korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo, Rumah Sakit Siti Hajar, Rumah Sakit Delta Surya, serta rumah sakit lain terdekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RSI Siti Hajar Sidoarjo Ungkap 5 Identitas Korban Meninggal dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Oktober 2025

    RSI Siti Hajar Sidoarjo Ungkap 5 Identitas Korban Meninggal dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny Surabaya 2 Oktober 2025

    RSI Siti Hajar Sidoarjo Ungkap 5 Identitas Korban Meninggal dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Post mortem atau pos identifikasi jenazah Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, mengungkap identitas 5 korban meninggal ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran.
    Diketahui, identitas empat jenazah yang lebih dulu teridentifikasi diumumkan pada Rabu (1/10/2025) malam. Sedangkan seorang korban lainnya berhasil diketahui, Kamis (2/10/2025).
    Plt Kabid Pelayanan Penunjang Non Medis RSI Siti Hajar, dr Erly Mawar Nur Aini mengatakan, seluruh korban meninggal dalam tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
    “Jenazah (korban tragedi Ponpes Al Khoziny) yang sudah berhasil diidentifikasi sudah diambil semua oleh keluarga. Saat ini sudah tidak ada jenazah,” kata Erly, saat dikonfirmasi pada Kamis (2/10/2025).
    Identitas kelima korban itu adalah Maulana Alfan Ibrahimavic (13) asal Pabean Cantian, Muhammad Masudulat (14) warga Dukuh Pakis, Surabaya dan Muhammad Soleh (22) asal Jalan Madura, Bangka Belitung.
    Kemudian Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) asal Putat Jaya dan Moch Agus Ubaidillah (14) asal Gresik Gadukan, Surabaya.
    Sementara itu, Kasubbidokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr Adam Bimantoro mengungkapkan, telah meminta petugas mengidentifikasi dengan tepat para korban meninggal.
    “Yang utama (identifikasi korban) adalah ketepatan, bukan kecepatan. Daripada terburu-buru tetapi salah memberikan kepada keluarga lain, tentu akan menimbulkan masalah,” ujar Adam.
    Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memantau kesiapan tempat identifikasi korban meninggal ambruknya Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.
    “Post mortem ini yang disiapkan di Siti Hajar. Jadi saya sebetulnya ingin melakukan monitoring, kesiapsiagaan semua layanan kita,” kata Khofifah di RSI Siti Hajar, Kamis (2/10/2025).
    Khofifah mengatakan, ada sejumlah petugas yang disiagakan di post mortem RSI Siti Hajar tersebut, mulai dari tim disaster victim identification (DVI) hingga anggota Inafis Polda Jatim.
    “Ada DVI, ada Tim Inafis, jadi ada ya ini perangkat-perangkat yang dari tim dokter, ini ada tim forensik yang di depan. Mereka masih membutuhkan mobil cold storage (kotak  penyimpanan),” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPK Sita Aset Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Ada Lima Bidang Tanah dan Mobil Pajero

    KPK Sita Aset Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Ada Lima Bidang Tanah dan Mobil Pajero

    KPK Sita Aset Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi: Ada Lima Bidang Tanah dan Mobil Pajero
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita sejumlah aset eks Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, yang diduga berasal dari hasil korupsi.
    Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, saat mengumumkan 21 tersangka kasus suap dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) Provinsi Jawa Timur di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
    “Dalam perkara ini, KPK juga telah melakukan penyitaan terhadap aset-aset milik KUS (Kusnadi),” kata Asep.
    Sejumlah aset yang disita KPK adalah 3 bidang tanah dengan total luas mencapai 10.566 m² di Kabupaten Tuban; 2 bidang tanah beserta bangunan dengan total luas 2.166 m² di Kabupaten Sidoarjo; dan 1 unit mobil merek Mitsubishi Pajero.
    Dalam perkara ini, KPK menetapkan 21 tersangka terkait kasus dugaan suap pengurusan dana hibah untuk kelompok masyarakat (pokmas) Provinsi Jawa Timur tahun 2019-2022.
    “Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan, maka berdasarkan kecukupan alat bukti, KPK kemudian menetapkan 21 tersangka,” kata Asep.
    Asep mengatakan, dari puluhan tersangka itu terdapat beberapa nama, yaitu eks Ketua DPRD Jawa Timur Kusnadi dan Anwar Sadad selaku Anggota DPR RI yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jatim.
    Dia juga menjelaskan bahwa kasus suap ini merupakan pengembangan dari operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Sahat Tua P.
    Simanjuntak selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2019-2024.
    Selanjutnya, KPK menahan empat tersangka pemberi suap terhadap Kusnadi.
    Mereka adalah Hasanuddin, yang merupakan Anggota DPRD Jatim periode 2024-2029 dan sebelumnya berstatus pihak swasta dari Kabupaten Gresik, Jatim; Jodi Pradana Putra selaku pihak swasta dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur; Sukar, yang merupakan eks Kepala Desa dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur; dan Wawan Kristiawan selaku pihak swasta dari Tulungagung.
    “Terhadap keempat tersangka tersebut, dilakukan penahanan untuk 20 hari pertama terhitung mulai tanggal 2 sampai dengan 21 Oktober 2025 di Rutan Cabang KPK, Merah Putih,” ujarnya.
    Atas perbuatannya, empat tersangka disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.
    Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Resah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Tak Kunjung Ditemukan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Oktober 2025

    Keluarga Resah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Tak Kunjung Ditemukan Surabaya 2 Oktober 2025

    Keluarga Resah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Tak Kunjung Ditemukan
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Suasana sedih bercampur tegang meliputi posko media center penanganan bencana reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
    Proses evakuasi pengangkatan material bangunan mushala Al Khoziny menggunakan alat berat dapat dipantau melalui rekaman langsung ditampilkan di layar media center.
    Sejak layar itu dipasang pada Kamis (2/10/2025), keluarga tak henti-hentinya menonton, mengharap dengan cemas menanti kepastian kabar anak-anak mereka yang belum ditemukan.
    Pukul 18.00 WIB, situasi sempat menegang. Sebagian keluarga mengerumuni media center menanyakan nasib anak-anak mereka kepada petugas Basarnas.
    Keluarga khawatir karena sejak diturunkannya alat berat untuk mengangkat puing-puing bangunan pukul 11.30 WIB, belum ada satu pun korban ditemukan.
    “Saya cuma kurang suka sama pekerjaannya. Menurut saya lambat banget, kami ingin cepat. Kalau gak gitu kami saja semua yang turun untuk bantu,” kata seorang perempuan yang menanti kabar adiknya.
    Keluarga lainnya, seorang pria yang sejak hari Senin sudah menunggu kabar adiknya cukup emosional. Ia menuntut agar petugas bergerak cepat melakukan evakuasi.
    “Adik saya di dalam sana, saya emosional pak. Kurang empat hari lagi akan selesai tapi saya kurang menerima.”
    “Kalau bisa tolong bantuannya sekiranya malam ini bisa keluar, memohon dengan sangat. Saya gak bisa membayangkan di sana seperti apa,” kata pria tersebut.
    Keluarga pun sempat hendak menuju titik lokasi reruntuhan untuk membantu langsung proses evakuasi tapi Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit bersama jajaran Polri/TNI mencoba menenangkan keluarga.
    Keluarga korban yang belum ditemukan tersebut pun meminta maaf kepada petugas karena terbawa emosi. Maklum, perasaan mereka cemas dan khawatir.
    Terpisah, Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer belum dapat memastikan estimasi waktu proses evakuasi.
    “(Apakah berlangsung selama 24 jam), kami optimalkan. Tapi yang jelas proses evakuasi berlanjut,” kata Freezer kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2025).
    Tim SAR gabungan akan berusaha semaksimal mungkin dalam proses evakuasi.
    “Kita ingin mengejar hasil yang lebih cepat tetapi dampaknya tidak hanya pada keselamatan personal tapi aktivitas kita,” ujarnya.
    Freezer mengatakan proses evakuasi pada malam hari cukup riskan sehingga perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena cahaya mempengaruhi pandangan menjadi terbatas.
    “Kita tidak ingin terjadi apa yang namanya secondary collapse atau istilah itu runtuhan susulan. Karena kita melihat dari struktur runtuhannya tidak beraturan,” pungkasnya.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Dari 108 korban yang tercatat, 18 di antaranya berhasil dievakuasi petugas SAR gabungan. Kemudian 5 dinyatakan meninggal dunia dan 103 orang selamat.
    Diduga, 59 orang masih dalam daftar pencarian.
    Sejumlah korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Notopuro Sidoarjo, Rumah Sakit Siti Hajar, Rumah Sakit Delta Surya, serta rumah sakit lain terdekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cak Imin ke Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Yang Diamputasi Saya Jadikan Anak Angkat!
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Oktober 2025

    Cak Imin ke Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Yang Diamputasi Saya Jadikan Anak Angkat! Nasional 2 Oktober 2025

    Cak Imin ke Santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Yang Diamputasi Saya Jadikan Anak Angkat!
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan akan menjadikan santri Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang tangannya diamputasi sebagai anak angkat.
    Adapun sejumlah santri tersebut bernama Haikal, Syaiful Rozi, Nur Ahmad, dan Maulana, yang diamputasi setelah tertimpa reruntuhan mushala yang ambruk.

    Pokoke sing diamputasi tak dadekno anak angkatku ya
    (Intinya yang diamputasi saya jadikan anak angkat ya),” kata Cak Imin saat menemui korban di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025), sebagaimana dikutip dari keterangannya pada Kompas.com.
    Cak Imin menyatakan, dirinya akan menjamin pendidikan santri-santri tersebut hingga tingkat pendidikan tinggi.

    Tak urus, sampe kuliah ngopo tak bantu kabeh
    (saya urus sampai kuliah, mau apa saya bantu semua),” ujar Cak Imin.
    Suara Cak Imin terdengar berat dan sedih lantaran melihat kondisi yang menimpa keempat santri tersebut.
    Menurut Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat itu, tindakan ini ia lakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral agar santri-santri itu tetap memiliki masa depan.
    Cak Imin juga meminta keluarga korban insiden di Al Khoziny itu untuk bersabar menghadapi cobaan berat tersebut.
    “Ini bentuk tanggung jawab moral agar mereka tetap punya masa depan yang cerah,” ucap Cak Imin.
    Sebelumnya, bangunan tiga lantai pada asrama putra di pesantren Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
    Peristiwa itu membuat sejumlah santri yang tengah melakukan shalat asar berjemaah terjebak di reruntuhan.
    Sebanyak 140 santri diperkirakan terjebak di bawah reruntuhan.
    Dari jumlah tersebut, sebanyak 91 di antaranya menyelamatkan diri secara mandiri, dan 11 lainnya dievakuasi tim SAR gabungan.
    Berdasarkan laporan terakhir, sebanyak 5 santri dilaporkan meninggal dunia.
    Sementara itu, di antara santri yang selamat, sebagian anggota tubuhnya harus diamputasi karena tertimpa reruntuhan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNPB Bicara Potensi Pelanggaran Hukum dalam Insiden Gedung Ponpes Al Khoziny Runtuh

    BNPB Bicara Potensi Pelanggaran Hukum dalam Insiden Gedung Ponpes Al Khoziny Runtuh

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto bicara soal potensi dugaan pelanggaran hukum dalam insiden runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa.

    Suharyanto mengatakan bahwa pihak yang lebih berwenang untuk menyampaikan pengusutan peristiwa ini adalah dari instansi kepolisian (POLRI). Namun, saat ini segenap petugas gabungan masih fokus terhadap pencarian korban, meskipun potensi pengusutan hukum akan dilakukan.

    “Ini memang domainnya dari kepolisian ya. Tapi saya dapat informasi, tentu saja setiap kejadian, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa itu sudah otomatis,” kata Suharyanto di Posko Pencarian, Kamis (2/10/2025).

    Suharyanto juga menyebutkan, bahwa informasi yang ia terima sebagian orang tua/wali santri dan pihak pesantren sudah ada upaya pemanggilan oleh kepolisian.

    Dari situ, dirinya bilang kejadian seperti ini sudah menjadi prosedur konsekuensi logis dalam hidup bernegara di negara hukum.

    “Memang ada beberapa kemarin upaya sudah memanggil orang tua, santri, kemudian mungkin pihak pesantren di Polda, di Polres, itu yang informasi. Walaupun secara koordinasi karena itu memang wewenang pemenang aparat penegak hukum, ya kita sampaikan mungkin agak ditahan dulu sampai dengan kegiatan evakuasi ini selesai. Tapi artinya tetap semuanya ada konsekuensi hukum karena kita tinggal di negara hukum,” jelasnya.

    Lebih lanjut, terkait dengan kelalaian maupun kesalahan dalam proses pembangunan, kata dia, ia belum bisa menerangkan secara terperinci penyebabnya.

    “Dari kami, kami karena sudah menangani tanggap darurat ya, bencana, kami tidak mendalami penyebabnya dulu. Dan tadi dari orang tua, semua santri juga belum ada yang menanyakan kenapa ini terjadi. Semuanya masih fokus bagaimana anak saya, ponakan saya untuk bisa selamat, gimana dicarinya, itu masih situ. Jadi, kami belum bisa menjawab itu,” ucapnya.

    Meskipun demikian, nantinya penyebab runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala akan didalami oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

    “Tentu saja tadi kan Pak Menko juga sudah menyampaikan dengan ke Menko Infrastruktur ini pasti akan terus didalami gimana penyebabnya. Kita tidak bisa terus memvonis dengan mata telanjang. Nanti salah kan, ilmu kita enggak di situ gitu. Nanti silakan tanya kepada ahlinya,” tutupnya.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Kamis (2/10/2025), tercatat total 108 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 18 korban dievakuasi petugas dengan 5 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 59 orang. (rma/ian)

  • Tangis Haru Wali Santri, Emil Dardak dan Wabup Sidoarjo Kompak Dampingi Orang Tua Korban Pesantren Al-Khoziny

    Tangis Haru Wali Santri, Emil Dardak dan Wabup Sidoarjo Kompak Dampingi Orang Tua Korban Pesantren Al-Khoziny

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak bersama Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana terus memberikan dukungan moral kepada para wali santri yang anaknya menjadi korban robohnya bangunan tiga lantai milik Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran.

    Keduanya mendatangi lokasi di mana para wali santri menunggu anak-anak mereka yang belum ditemukan dari balik reruntuhan. Satu per satu orang tua santri ditemui langsung untuk diberi penguatan dan ditenangkan.

    “Tadi kita tenangkan kedua orang tua korban ini, karena mereka pasti syok atas musibah ini, dan mereka sudah ikhlas, intinya mereka meminta anaknya segera dievakuasi,” ucap Wabup H. Mimik Idayana.

    Mimik juga berpesan kepada orang tua santri agar tetap tawakal. Menurutnya, musibah yang terjadi merupakan takdir dari Allah SWT sehingga harus diterima dengan penuh keikhlasan, meski berat dijalani. Namun ia berharap para santri segera ditemukan dalam kondisi selamat.

    “Untuk orang tua yang mengalami musibah ini untuk lebih ikhlas, tawakal kepada Allah karena semua ini takdir Allah dan kita sama-sama berdoa agar semua ini tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

    Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menegaskan bahwa Pemprov Jatim bersama Pemkab Sidoarjo akan memberikan pendampingan psikologis bagi korban selamat maupun orang tua korban yang meninggal dunia.

    “Kita sudah menyiapkan pendampingan psikologis bagi korban yang ada di rumah sakit maupun orang tua korban yang masih menunggu anaknya ditemukan,” tegas Emil. Ia juga berharap proses evakuasi yang dilakukan tim SAR berjalan lancar. [isa/ian]

  • Evakuasi Ponpes Al Khoziny Gunakan Crane, Ratusan Personel Diterjunkan

    Evakuasi Ponpes Al Khoziny Gunakan Crane, Ratusan Personel Diterjunkan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Proses evakuasi bangunan tiga lantai yang runtuh dan menelan banyak korban di Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran mulai dilakukan dengan bantuan alat berat.

    Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menjelaskan, pengerahan alat berat berupa truk crane serta ratusan personel tim evakuasi sudah dilakukan di lokasi kejadian. Crane tersebut difungsikan untuk mengangkat balok-balok besar yang menumpuk di atas reruntuhan.

    “Crane sudah masuk, ratusan personel sudah siap. Jadi crane-nya itu mengambil balok-baloknya diawasi oleh petugas yang disiagakan,” ujar Suharyanto, Kamis (2/10/2025).

    Ia menambahkan, sterilisasi dan pengendalian aroma di sekitar lokasi kejadian telah dipastikan dalam kondisi bersih. Untuk meminimalisir dampak lingkungan, tim SAR juga melakukan penyemprotan sebelum masuk ke area reruntuhan.

    “Lokasi disterilkan atau sudah bersih. Untuk memperkecil aroma, misalnya, sebelum masuk timnya juga sudah kita semprot,” tukasnya.

    Selain itu, gedung-gedung di sekitar lokasi yang dinilai berpotensi membahayakan telah dikosongkan untuk menjamin keamanan. “Gedung-gedung yang ada di sekitar lokasi itu sudah kosong,” tutup Suharyanto. [isa/ian]

  • Hari Keempat Pencarian Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Polisi Kumpulkan Sampel DNA Keluarga

    Hari Keempat Pencarian Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Polisi Kumpulkan Sampel DNA Keluarga

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Biddokkes Polda Jatim mulai melakukan pengumpulan sampel DNA dari para keluarga korban tragedi Mushola pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada hari keempat pencarian atau Kamis (2/10/2025).

    Pengumpulan sampel DNA itu dilakukan oleh tim ahli dari Biddokes Polda Jatim. Para keluarga korban tragedi diminta untuk datang dan melapor ke posko Ante Mortem yang berada di sekitar asrama santri putri ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

    “Hari ini tanggal 2 Oktober 2025, kami mulai kumpulkan DNA dari keluarga dekat yang melaporkan ke posko Ante Mortem Polda Jatim,” ujar Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes. Pol. M. Khusnan.

    Untuk mempermudah komunikasi dengan puluhan keluarga korban yang melapor, Biddokkes Polda Jatim membuat Whatsapp grup. Di WAG itu lah nantinya pihak Biddokkes Polda Jatim menyampaikan berbagai perkembangan terkait perkembangan data identifikasi korban reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny.

    “Kami berharap dengan adanya WAG itu pihak keluarga bisa terus mendapatkan perkembangan informasi data identifikasi secara tepat dan efektif,” imbuh Khusna.

    Khusnan menjelaskan, pengambilan sampel DNA dari keluarga terdekat korban dilakukan dengan metode swab lapisan selaput lendir (mukosa) bagian dalam mulut. Nantinya, sampel akan disimpan untuk dicocokan dengan data identifikasi korban yang masih tertimbun sampai hari keempat.

    “Pengambilan sampel DNA korban kita ambil dari keluarga terdekat. Orang tua atau saudara kandung. Dengan menggunakan DNA dari keluarga kandung, tim DVI dapat membuat profil DNA pembanding untuk dicocokkan dengan sampel dari jenazah yang susah teridentifikasi,” pungkasnya.

    Pantauan Beritajatim.com di lokasi, berbagai instansi dari perusahaan hingga partai politik membangun posko masing-masing. Ada yang difungsikan sebagai tempat istirahat bagi para petugas evakuasi. Ada juga posko dapur umum yang bertugas memberikan makan bagi semua pihak yang terlibat dalam evakuasi.

    Bahkan, warga sekitar juga aktif membagikan makan dan minum ke petugas evakuasi, wali santri, hingga awak media. Tidak hanya itu mayoritas warga di sekitar pondok merelakan teras rumah digunakan untuk pendirian posko dan tempat istirahat. (ang/ian)