kab/kota: Sidoarjo

  • Pencarian Tengah Malam, Korban Meninggal ke-14 di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan

    Pencarian Tengah Malam, Korban Meninggal ke-14 di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditemukan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim SAR Gabungan kembali menemukan korban meninggal dunia ke-14, di balik runtuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo pada Jumat tengah malam, (3/10/2025).

    Korban ke-14 tersebut merupakan seorang laki-laki. Ia ditemukan Tim SAR pada pukul 23.00 WIB waktu pencarian, di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang runtuh.

    Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas RI, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menyampaikan, korban ditemukan oleh petugas saat membongkar lokasi runtuhan sektor A4.

    “Satu korban tambahan berhasil diekstrikasi (dievakuasi) di bagian sektor A4,” kata Bramantyo tertulis, Sabtu (4/10/2025).

    Bramantyo menjelaskan, penemuan korban ke-14 pada Jumat (3/10) merupakan hasil proses pencarian hari kelima, sehingga menambah total korban meninggal dunia yang ditemukan hari itu menjadi 9 orang.

    “Dengan demikian, total terdapat sembilan korban (meninggal dunia) berhasil yang diekstrikasi (dievakuasi) pada hari kelima,” jelasnya.

    Ia juga menegaskan bahwa pencarian korban di balik reruntuhan bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny yang runtuh itu masih tetap berlangsung, dengan dilanjutkan pada pencarian hari keenam, mulai Sabtu dini hari.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ucap Kepala BNPB itu.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data terupdate sementara Tim SAR Gabungan hingga Sabtu (4/10/2025) dini hari, tercatat total 117 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 27 korban dievakuasi petugas dengan 14 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 49 orang. (rma/ian)

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 4 Oktober 2025, Akankah Turun Hujan?

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 4 Oktober 2025, Akankah Turun Hujan?

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Sabtu 4 Oktober 2025.

    “Cuaca di Surabaya, Gresik, maupun Sidoarjo tidak ada tanda akan turun hujan, meski siang hingga malamnya cenderung berawan. Untuk suhu anatara 24°C hingga 35°C,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Jumat (3/10/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut cuaca di Surabaya cenderung cerah pada pagi hari ini. Adapun siang hingga malamnya cenderung berawan, termasuk di Kecamatan Semampir, Simokerto, Sukolilo, Sukomanunggal, dan Tambaksari.

    Suhu udara: 26°C – 35°C
    Kelembapan: 32% – 85%
    Kecepatan angin: 13,5 Km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Sidoarjo juga tidak ada tanda akan turun hujan hari ini, meskipun hampir sepanjang hari ini cenderung berawan, termasuk di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Sedati, Jabon, Gedangan, hingga Sedati.

    Suhu udara: 24°C – 35°C
    Kelembapan: 32%-84%
    Kecepatan angin: 13,8 km/jam dari arah Barat Daya.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, daerah di Gresik sama seperti Surabaya, tampak cerah pada pagi harinya. Kemudian siang hingga malam cenderung berawan, termasuk di Kecamatan Menganti, Wringinanom, Kedamean, Kebomas, Gresik, Dukun, dan Driyorejo.

    Suhu udara: 26°C – 31°C
    Kelembapan: 60%-90%
    Kecepatan angin: 16,1 km/jam dari arah Timur.

    Meski beberapa daerah diprakirakan tidak turun hujan, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi/ian)

  • Menteri PPPA Arifah Fauzi Minta Pembangunan Sarpras Pendidikan Kedepankan Perlindungan Anak – Page 3

    Menteri PPPA Arifah Fauzi Minta Pembangunan Sarpras Pendidikan Kedepankan Perlindungan Anak – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifah Fauzi meminta kedepannya pembangunan sarana prasarana (sarpras) pendidikan harus menempatkan kerangka perlindungan anak sebagai pedoman.

    “Kedepannya kita berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi, maka dari itu kita harus lebih berhati-hati lagi, karena sebetulnya anak berhak mendapat tempat pendidikan yang aman dan nyaman. Peristiwa ini menjadi catatan penting untuk kita semua,” ujar Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam keterangan di Jakarta, melansir Antara, Sabtu (4/10/2025).

    Hal itu dikatakan Menteri PPPA Arifah Fauzi saat meninjau lokasi ambruknya bangunan Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).

    Menurut dia, Kementerian PPPA akan terus memantau dan berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK), Dinas Sosial, serta lembaga terkait di Provinsi Jawa Timur untuk memastikan pemenuhan hak-hak para santri, baik dari sisi kesehatan fisik maupun psikologis, pemenuhan kebutuhan spesifik, serta keberlanjutan hak anak atas pendidikan pasca kejadian.

    Menteri Arifah Fauzi turut mengapresiasi kerja keras tim gabungan dari Polres Sidoarjo, BNPB, Basarnas, TNI, relawan, serta seluruh pemangku kepentingan yang terus berupaya maksimal dalam proses evakuasi, penanganan korban, dan pemulihan pasca peristiwa.

    “Saya melihat semua petugas dari berbagai kalangan saling bahu-membahu, ini membuktikan bahwa kita merupakan satu keluarga yang saling menguatkan dan saling mendukung,” ucap dia.

    Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat siang 3 Oktober 2025, jumlah korban yang berhasil ditemukan mencapai 111 orang dengan rincian 13 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 89 orang telah diperbolehkan pulang, 9 orang meninggal dunia, dan 54 orang masih dalam pencarian.

     

    Ketegangan pecah di depan Stasiun Sentral Bologna pada Kamis pagi (2/10/2025) ketika demonstran pro-Palestina bentrok dengan aparat kepolisian.

  • Menteri PPPA Arifah Fauzi Temui Korban Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo Jatim – Page 3

    Menteri PPPA Arifah Fauzi Temui Korban Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo Jatim – Page 3

    Pos Mortem Polda Jawa Timur kembali menerima tiga jenazah korban tragedi ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat malam, 3 Oktober 2025.

    Dengan tambahan ini, total sementara sebanyak 13 jenazah santri telah berhasil ditemukan, dan dievakuasi hingga hari kelima operasi pencarian.

    Berdasarkan pantauan di RS Bhayangkara Surabaya, jenazah dalam kantong keenam tiba sekitar pukul 17.55 WIB di Gedung Kompartemen Dokpol. Disusul kedatangan jenazah dalam kantong ketujuh pada pukul 18.00 WIB, dan jenazah dalam kantong kedelapan sekitar pukul 18.06 WIB.

    Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes M. Khusnan Marzuki, menjelaskan setiap jenazah korban ponpes ambruk di Sidoarjo yang masuk ke RS Bhayangkara langsung menjalani prosedur pemeriksaan post mortem.

    Proses tersebut meliputi pembersihan, pencatatan kondisi medis maupun ciri-ciri fisik, serta pendataan detail yang nantinya dicocokkan dengan data ante mortem dari keluarga korban.

    “Setelah dibersihkan, jenazah kembali dimasukkan ke kantong dan ditempatkan dalam freezer yang telah disiapkan. Selanjutnya, data post mortem dicocokkan dengan data ante mortem milik keluarga,” kata Khusnan.

    Khusnan mengatakan partisipasi keluarga sangat penting dalam proses identifikasi. Data ante mortem yang diperlukan antara lain sidik jari yang bisa ditemukan di dokumen resmi seperti ijazah atau paspor.

    Serta rekam medis berupa pemeriksaan gigi, terutama rekaman panoramic gigi yang bisa digunakan sebagai diagnosis primer.

    “Sidik jari merupakan data identifikasi pasti. Jika tidak tersedia, bisa digunakan identifikasi sekunder seperti tanda lahir, pakaian terakhir yang dikenakan, foto terbaru, atau barang pribadi korban. Jika semua opsi itu tidak memungkinkan, maka identifikasi terakhir dilakukan melalui uji DNA,” ujar Khusnan.

    RS Bhayangkara Polda Jatim saat ini menjadi pusat utama posko ante mortem dan post mortem tragedi Ponpes Al Khoziny. Di tempat inilah seluruh jenazah korban dievakuasi, diperiksa, dan menunggu proses identifikasi sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.

  • Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Oktober 2025

    Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk Surabaya 3 Oktober 2025

    Saidi Menatap Layar Monitor Berjam-jam Tunggu Kabar Cucunya yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Saidi (67), warga Sidoarjo, menatap layar monitor berjam-jam. Tapi matanya tak benar-benar melihat, cahaya biru itu hanya memantul di korneanya.
    Pikirannya kosong, perasaannya cemas, perutnya lapar. Layar monitor itu memutar rekaman proses evakuasi runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo yang ambruk lima hari lalu.
    Layar itu ia tatap seksama dengan duduk mendekap lutut. Sudah berjam-jam Kompas.com memantaunya, raut wajah sedih tak mampu dia sembunyikan.
    Bahkan ia tak beranjak sedikit pun saat para awak media melakukan wawancara bersama pimpinan Basarnas. Begitupun matanya, tak teralihkan melihat kondisi sekitar.
    “Setiap saat saya natap layar ini. Tadi di situ (layar monitor luar) karena panas jadi saya pindah ke dalam posko ini,” ujarnya.
    Perasaan cemasnya ini akan terobati jika nama cucu pertama kesayangannya, Muhammad Adam Fidiansyah masuk dalam daftar jenazah yang semula pencarian menjadi penemuan.
    “Sudah dari Senin di sini, nggak enak makan nasi. Cuma rokok sama roti. Cucu saya belum ketemu,” kata Saidi saat dihampiri Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
    Cucunya merupakan salah satu santri Ponpes Al Khoziny yang saat ini belum ditemukan petugas SAR selama proses evakuasi runtuhnya bangunan mushala tiga lantai itu.
    Lalu, ia pun antusias menunjukkan video cucunya saat sedang mengaji melalui telepon genggamnya. Tanpa ia sadari, air matanya menetes.
    “Seminggu lalu pulang ke rumah sakit terus berobat dan maunya kembali ke pondok. Setelah itu ada insiden ini,” ungkap Saidi dengan terbata-bata sembari mengusap air mata.
    Di mata Saidi, cucu pertamanya itu cukup pendiam, penurut, dan tak pernah merengek meminta sesuatu untuk dituruti.
    Ia juga mengingat pesan terakhir yang disampaikan untuk Adam. Ia ingin Adam berhati-hati saat kembali ke pondok, ia juga berharap Adam menjadi anak sholeh.
    Tidurnya pun tak tenang. Setiap waktu dia terbayang-bayang wajah cucunya seperti masih hidup, bisa ia tatap dan ia peluk. Tapi itu hanya hadir dalam mimpinya.
    “Mata saya terbayang-bayang dia masih hidup. Jadi seperti berhalusinasi, di rumah pulang sebentar gak kuat akhirnya ke sini lagi,” tuturnya.
    Ia hanya berharap cucunya dapat segera ditemukan. Apapun kondisinya, ia hanya pasrah kepada Tuhan meski di sudut hati kecilnya mengharap Adam pulang dengan selamat.
    “Saya pasrah, yang penting cucu saya ketemu apapun kondisinya. Kalau sudah membusuk semoga bisa dikenali,” pungkasnya.
    Hari ini, tim SAR gabungan menemukan delapan jenazah dari reruntuhan puing-puing mushala Al-Khoziny. Seluruh jenazah belum diketahui identitasnya karena masih dalam proses identifikasi tim DIV Polda Jatim.
    Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
    Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
    Korban runtuhan mushala Al Khoziny hingga kini berjumlah 116 orang. 26 diantaranya berhasil dievakuasi petugas, sementara sisanya evakuasi mandiri. 13 orang dinyatakan meninggal dunia, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jenazah Mulai Rusak, Tim DVI Pusdokkes Polri Bantu Identifikasi Korban Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo

    Jenazah Mulai Rusak, Tim DVI Pusdokkes Polri Bantu Identifikasi Korban Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.con) – Kondisi korban jenasah yang mulai rusak menyulitkan tim untuk melakukan identifikasi. Untuk itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Pusdokkes Polri diterjunkan ke Jawa Timur untuk membantu proses identifikasi jenazah korban yang saat ini berada di RS Bhayangkara Polda Jatim.

    Kedatangan tim ini bertujuan untuk mempercepat identifikasi korban, terutama karena kondisi jenazah yang semakin memburuk.

    Kombes Pol Wahyu Hidajati, Kabid DVI Pusdokkes Polri, menyatakan bahwa timnya hadir untuk memberikan asistensi dan dukungan kepada Polda Jatim. “Kami yakin Polda Jatim mampu melaksanakan tugas ini dengan baik, mengingat fasilitas dan sumber daya manusia yang dikerahkan sangat memadai. Namun, kami dari Mabes tetap memberikan dukungan moral, peralatan, serta berbagi ilmu,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).

    Saat ini, terdapat delapan jenazah di RS Bhayangkara Polda Jatim yang belum berhasil diidentifikasi. Hidajati menjelaskan bahwa proses pengumpulan DNA dan data pembanding masih terus dilakukan. “Kami sedang mengumpulkan DNA dan data-data pembanding. Kami juga berharap ada foto-foto khas dari anak-anak yang dilaporkan hilang. Kami mohon keluarga untuk bersabar,” tambahnya.

    Langkah terakhir yang akan diambil adalah pengambilan sampel DNA dari keluarga dan jenazah untuk diperiksa. “Jika hasil DNA cocok, maka identifikasi tidak terbantahkan lagi. Kami terus berkejaran dengan waktu karena kondisi jenazah yang semakin membusuk,” tegasnya.

    Menurut data dari posko, terdapat 62 laporan orang hilang yang telah dikumpulkan oleh tim, sementara informasi dari pondok pesantren menyebutkan ada 66 santri yang dilaporkan hilang. Namun, pihak kepolisian masih menunggu kepastian laporan tersebut.

    Kedelapan jenazah yang berada di RS Bhayangkara Polda Jatim diperkirakan berusia antara 12 hingga 15 tahun. Hidajati menjelaskan bahwa identifikasi melalui sidik jari sulit dilakukan karena kondisi jari yang sudah rusak akibat pembusukan. Selain itu, pertumbuhan gigi yang relatif sama pada usia tersebut juga menyulitkan identifikasi melalui gigi.

    “Dari segi pakaian, karena ini anak pondok, seragamnya putih semua saat salat asar. Mereka juga memakai sarung. Tidak ada identitas khusus seperti nama di baju,” jelas Hidajati.

    Ciri-ciri khusus seperti tahi lalat, tato, tanda lahir, atau cacat juga belum dilaporkan oleh pihak keluarga, atau belum ditemukan pada jenazah. Tim DVI terus berupaya mengumpulkan informasi dan data pembanding untuk mempercepat proses identifikasi. Seperti diketahui, hingga Jumat (3/10/2025) petang ini, sudah delapan jenazah yang tiba di RS Bhayangkara Surabaya.

    Meski begitu, pihak kepolisian mengimbau keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor dan memberikan informasi detail mengenai ciri-ciri khusus yang mungkin dapat membantu proses identifikasi. [uci/ian]

  • Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Oktober 2025

    Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah Surabaya 3 Oktober 2025

    Wali Santri Desak Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Dipercepat, Begini Tanggapan Khofifah
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menanggapi keinginan wali santri Ponpes Al Khonizy yang tidak sabar atas proses evakuasi yang dinilai mereka sangat lambat.
    Para wali santri bahkan ingin membantu proses evakuasi agar berlangsung lebih cepat.
    “Saya paham, tapi semua proses harus dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tim profesional. Di lokasi ada jenazah santri yang juga harus mendapatkan perlakuan yang baik,” kata Khofifah kepada wartawan saat meninjau Posko DVI Polda Jatim, Jumat (3/10/2025) sore.
    Pihaknya juga sudah melakukan percepatan dengan menambah alat berat berupa crane dan breaker.
    “Penambahan alat berat sudah kami datangkan di lokasi,” terangnga.
    Tim Dinas Sosial Provinsi Jatim sudah melakukan pendampingan psikososial kepada keluarga wali santri.
    “Siang tadi wali santri ingin ikut melakukan evakuasi. Beberapa hari lalu kami sudah sampaikan hal tersebut,” ujar Khofifah.
    Seperti diketahui, puluhan keluarga santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur mendesak petugas mempercepat proses evakuasi korban Jumat siang.
    Proses evakuasi pengangkatan reruntuhan bangunan mushala Al Khoziny masih terus berlangsung.
    Namun, keluarga korban resah karena proses evakuasi dinilai lamban.
    Beberapa keluarga santri mendatangi posko media center untuk menanyakan kondisi evakuasi terkini.
    Mereka bahkan berjalan bersama-sama menuju area TKP reruntuhan.
    Sampai di batas aman yang ditandai garis polisi, sejumlah petugas menahan mereka agar tidak masuk.
    Suasana menegang sempat terjadi saat salah satu keluarga korban mendesak agar dapat masuk untuk membantu proses evakuasi.
    Salah satu dari keluarga santri juga menuntut agar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut bertanggung jawab atas insiden ini.
    Sementara itu, memasuki hari kelima operasi SAR runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, kabupaten Sidoarjo, tim SAR gabungan kembali menemukan lima korban dalam kondisi meninggal dunia.
    Empat jenazah dievakuasi secara bertahap dari reruntuhan material bangunan pada sektor A2.
    Jenazah pertama atau korban ke-19 berhasil dievakuasi pada pukul 07.30 WIB.
    Disusul korban ke-20 pada pukul 07.36 WIB, korban ke-21 pada pukul 10.19 WIB, dan korban ke 22 pada pukul 11.34 WIB.
    Pada sektor yang berbeda, korban ke 23 dievakuasi dari sektor A3 pukul 14.00 WIB.
    SAR Mission Coordinator (SMC), Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa proses evakuasi para korban membutuhkan waktu lama karena tim SAR gabungan harus lebih dulu mengangkat dan menghancurkan material bangunan.
    “Tim SAR gabungan terlebih dahulu menghancurkan reruntuhan dinding beton, kemudian memotong besi tulangan di dalamnya agar bisa mengeluarkan empat jenazah korban yang terhimpit,” kata Yudhi.
    Setelah berhasil dievakuasi, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polda Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Freeport Turunkan Tim Penyelamat Lengkap Peralatan Canggih ke Ponpes Al-Khoziny

    Freeport Turunkan Tim Penyelamat Lengkap Peralatan Canggih ke Ponpes Al-Khoziny

    Gresik (beritajatim.com)- Perusahaan smelter single line terbesar PT Freeport Indonesia (PTFI) mengirim 10 personel terlatih dalam penanganan penyelamatan korban akibat runtuhnya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo.

    Tim yang diterjunkan dilengkapi dengan berbagai peralatan teknis seperti combi tools, lifting bag, circular saw, respirator, alat bantu pernapasan mandiri SCBA, dan alat ekstrikasi untuk mendukung operasi di medan yang berisiko.

    Semua personel itu telah bergabung dengan 1.300 personel dari 65 instansi, termasuk Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan berbagai organisasi.

    Wakil Kepala Teknik Tambang PTFI Sony Suryanto mengatakan pihaknya mengerahkan tim tanggap darurat untuk mendukung operasi penyelamatan korban.

    “Kehadiran kami untuk mendukung pemerintah dan masyarakat dalam keadaan darurat, serta kepedulian dan kebersamaan dalam misi kemanusiaan,” katanya, Jumat (4/10/2025).

    Lebih lanjut Sony menuturkan, dalam operasi penyelamatan korban ini, tim yang dikerahkan bekerja secara bergantian setiap empat jam untuk menjaga stamina para personel.

    “Kami akan terus memantau perkembangan situasi, berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait, serta siap memberikan dukungan lanjutan sesuai kebutuhan,” tuturnya.

    Sebagai informasi, sampai hari kelima tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 23 santri yang terjebak di dalam reruntuhan dari 113 orang. Dari jumlah ini 10 di antaranya meninggal dunia, sementara 103 orang lainnya selamat. [dny/ian]

  • Cerita Ahmad Sebelum Tangannya Diamputasi Usai Tertimpa Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        3 Oktober 2025

    Cerita Ahmad Sebelum Tangannya Diamputasi Usai Tertimpa Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Surabaya 3 Oktober 2025

    Cerita Ahmad Sebelum Tangannya Diamputasi Usai Tertimpa Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Nur Ahmad (16) menceritakan terjadinya tragedi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang membuat tangannya harus diamputasi di lokasi kejadian.
    Ahmad mengatakan, tidak merasa ada kejanggalan sebelum peristiwa itu terjadi pada Senin (29/9/2025). Namun, bangunan mushala tersebut secara tiba-tiba ambruk hingga menimpa santri.
    “Rakaat kedua (kejadiannya bangunan Ponpes Al Khoziny). Langsung jatuh (betonnya),” kata Ahmad, saat menjalani perawatan di RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).
    Pemuda tersebut mengaku tidak bisa melarikan diri ketika sejumlah batu berjatuhan dari atap. Karena, tangannya sudah tidak bisa digerakkan setelah tertimpa beton bangunan Ponpes Al Khoziny.
    “Enggak bisa (menyelamatkan diri), langsung kena tangan. Enggak (tahu sebelah ada siapa) enggak melihat mukanya, jadi waktu ruku, langsung tiarap (setelah ada reruntuhan),” ujarnya.
    Kemudian, Ahmad yang mendengar suara petugas evakuasi langsung menyambutnya dengan teriakan. Akhirnya, santri tersebut ditemukan oleh tim medis di reruntuhan bangunan.
    “Iya saya teriak minta tolong, ada (petugas) yang mendengar bertahannya (di reruntuhan itu) dari sore sampai malam. Ya sakit (ketika disuntik bius), katanya harus tenang,” ucapnya.
    Sementara itu, Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RSUD RT Notopuro Sidoarjo, dr Larona Hydravianto menyebut, memiliki alasan sendiri ketika mengamputasi lengan kiri santri tersebut.
    “Jadi memang kita dari tim medis memang ini sesuatu yang sangat berat ya secara pertimbangan. Artinya kita harus melakukan amputasi atau menghilangkan bagian tubuh,” ujar Larona.
    “Tapi ada prinsip life saving is number one begitu ya. Jadi kita harus nyawa itu menjadi prioritas pertama, dibanding kita harus menyelamatkan anggota tubuhnya,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Meninggal Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 13 Orang, Pencarian Terus Berlanjut

    Korban Meninggal Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 13 Orang, Pencarian Terus Berlanjut

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Korban ditemukan meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo bertambah menjadi tiga belas orang sampai Jumat malam, (3/10/2025).

    Korban ke-13 ini ditemukan Tim SAR pada pencarian hari kelima secara berurutan hingga. Sehingga total pencarian hari ini petugas berhasil mengevakuasi delapan korban meninggal, dengan rincian lima ditemukan waktu siang dan tiga saat petang.

    Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, sekaligus On Scene Commander (OSC) atau Komandan Lapangan mengatakan bahwa, tambahan korban siang tadi ditemukan pada pukul 17.15 WIB hingga 17.30 WIB sebanyak tiga korban.

    “Sore hari ini tadi secara beruntun pada pukul 17.15 WIB ditemukan satu korban lagi. Kemudian pada 17.20 WIB ditemukan satu korban lagi dan pada pukul 17.30 WIB tadi ditemukan satu korban lagi. Jadi update untuk sore hari ini ditemukan tambahan tiga lagi. Jadi total pada hari ini ditemukan delapan korban,” kata Nanang di Posko Pencarian, Jumat (3/10/2025).

    Nanang menjelaskan bertambahnya tiga korban meninggal hari ini menambah catatan penemuan korban akibat reruntuhan. Dari semula 113 menjadi 116, dengan ketegori 13 korban meninggal dunia.

    “Sehingga total yang yang sudah terevakuasi adalah 116 ya. 13 yang kondisi meninggal dunia,” urainya.

    Dia menambahkan, para korban meninggal dunia kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi. Sedangkan untuk proses pencarian korban lain masih terus dilakukan.

    “Korban tadi langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara,” ucapnya.

    Seperti diketahui, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang menimbulkan korban jiwa, itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

    Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri yang sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

    Berdasarkan data sementara Tim SAR Gabungan hingga Jumat (3/10/2025), tercatat total 116 orang menjadi korban dalam insiden memilukan tersebut. Rinciannya, 26 korban dievakuasi petugas dengan 13 di antaranya meninggal dunia, sedangkan sisanya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri.

    Meskipun demikian, diperkirakan hingga hari ini, masih ada puluhan korban yang dilaporkan hilang yang kemungkinan berada di bawah reruntuhan sebanyak 50 orang. (rma/ian)