kab/kota: Sidoarjo

  • Selain DNA, Foto Gigi juga Jadi Kunci Identifikasi Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny

    Selain DNA, Foto Gigi juga Jadi Kunci Identifikasi Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny

    Liputan6.com, Jakarta Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) sedang mengidentifikasi korban runtuhnya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny. Polisi membutuhkan serangkaian data untuk pencocokan identifikasi korban, termasuk foto yang menunjukkan struktur gigi.

    Kabid Dokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol M Kusnan Marzuki menyatakan, data sementara, saat ini sudah mengidentifikasi sebanyak 10 jenazah.

    “Yang lima teridentifikasi waktu di Sidoarjo. Yang lain di sini yang pertama kemarin 3, terus ditambah 2 berarti total yang sudah teridentifikasi 10. Ini masih berjalan identifikasi terus,” kata Kusnan, Senin (6/10/2025).

    Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pengambilan sampel DNA. Sebab, hingga kini jenazah masih berdatangan dari Sidoarjo.

    “ini masih berjalan identifikasi terus dan sampel DNA saya kirim hari Kamis kami mengambil sampel DNA keluarga. kemudian hari Jumat itu kan jenazah yang pada berdatangan ke sini,” ucapnya.

    Dikonfirmasi soal kendala dalam proses identifikasi, Kusnan mengaku tidak ada masalah. Meski demikian, ia berharap ada tambahan informasi seperti foto korban yang kelihatan giginya.

    “Sampai saat ini kita tidak ada kendala. Saya cuman mengharapkan dari keluarga kalau ada tambahan-tambahan informasi sebelum meninggal, seperti mungkin foto yang kelihatan giginya itu sangat bermakna untuk kami,” ujarnya.

    Sementara data Basarnas, per Senin (6/10), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 158 orang. Terdiri 104 dalam kondisi selamat, 54 meninggal dunia, 5 di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    Sedangkan yang belum ditemukan sebanyak 17 orang. Jumlah itu masih akan bisa bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum bisa teridentifikasi saling berhubungan satu sama lain atau tidak.

  • Korban Meninggal Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 59 Orang, Enam di Antaranya Body Part

    Korban Meninggal Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jadi 59 Orang, Enam di Antaranya Body Part

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Jumlah korban meninggal dunia akibat runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, kembali bertambah menjadi 59 orang. Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan tiga lantai tersebut.

    Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, menyampaikan bahwa dari total korban yang berhasil dievakuasi, enam di antaranya ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

    “Jumlah korban yang dievakuasi Tim SAR Gabungan 72 orang, dengan rincian 59 meninggal dunia, termasuk 6 body part,” kata Emi Freezer, Senin (6/10/2025).

    Ia menjelaskan, hingga kini proses pencarian masih terus dilakukan dengan memfokuskan pembersihan puing dan pembongkaran pada bagian struktur utama bangunan yang runtuh.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” ujarnya.

    Berdasarkan data Basarnas per Senin (6/10) pukul 15.30 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 163 orang, terdiri dari 104 orang selamat dan 59 meninggal dunia, termasuk enam di antaranya berupa potongan tubuh yang belum dapat diidentifikasi keterkaitannya.

    Pihak Basarnas juga mencatat masih ada enam orang yang belum ditemukan. Jumlah tersebut berpotensi bertambah karena proses identifikasi terhadap body part korban masih berlangsung.

    Sebagai informasi, insiden tragis tersebut terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjemaah di musala gedung asrama putra. Gedung tiga lantai yang diketahui masih dalam tahap pembangunan itu tiba-tiba runtuh, menimbun para santri di bawah reruntuhan. [rma/beq]

  • Tragedi Ponpes Al Khoziny, AHY serukan penegakan standar konstruksi

    Tragedi Ponpes Al Khoziny, AHY serukan penegakan standar konstruksi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pentingnya penegakan standar konstruksi bangunan publik, menyusul tragedi ambruknya mushalla Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

    “Ini adalah peristiwa yang sangat serius … Kita harus kembali pada pentingnya mematuhi standar konstruksi,” ujar AHY usai menghadiri The 54th Earoph Regional Conference di Jakarta, Senin.

    AHY mengaku telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Pekerjaan Umum terkait insiden tersebut. Ia menyampaikan duka mendalam atas banyaknya santri yang menjadi korban akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

    Sejak awal kejadian, menurut AHY, fokus utama pemerintah adalah menyelamatkan para korban. Namun, proses evakuasi tidak berjalan mudah karena kondisi bangunan yang sangat buruk dan puing-puing besar yang membahayakan korban yang masih terjebak.

    AHY juga menginstruksikan pemerintah daerah untuk melakukan pengecekan menyeluruh terhadap bangunan-bangunan publik, seperti sekolah, rumah sakit, dan pondok pesantren agar insiden serupa tak terulang.

    “Jangan sampai kita abai. SOP itu ada karena sudah melalui riset dan terbukti. Mari kita kawal bersama agar tidak ada lagi kejadian yang memakan korban seperti ini,” ucap dia.

    Bangunan mushalla di lantai tiga Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9) saat tengah menjalani renovasi. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan shalat berjamaah dan terjebak di bawah puing-puing.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk-Makan Banyak Korban, AHY Buka Suara

    Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk-Makan Banyak Korban, AHY Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), angkat suara terkait insiden tragis rubuhnya sebuah pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur. Peristiwa ini mengakibatkan banyak korban jiwa, termasuk para santri yang masih berusia sangat muda.

    AHY menyampaikan rasa duka mendalam atas kejadian tersebut dan menekankan perlunya tindakan serius agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

    “Kita sangat berduka atas insiden rubuhnya Pondok Pesantren di Sidoarjo yang kemudian mengakibatkan korban jiwa banyak sekali yang meninggal, anak-anak kita yang benar-benar harus kita sikapi ke depan agar tidak terjadi lagi,” kata AHY di Jakarta, Senin (6/10/2025).

    Dalam keterangannya, AHY menegaskan bahwa penyelamatan korban menjadi prioritas utama sejak awal kejadian. Namun, kondisi bangunan yang sangat buruk membuat proses evakuasi berjalan sulit, dan banyak korban yang tidak bisa diselamatkan.

    “Saya rasa ini sesuatu yang sangat serius, oleh karena itu sejak awal kejadian ini kita ketahui bersama, maka pertama dan utama harus kita selamatkan korban, dan memang banyak yang tidak bisa selamat karena kondisi yang buruk sekali, tertimpa dan terjepit sehingga tidak mudah bagi para petugas untuk bisa mengevakuasi, ada yang sudah dievakuasi tapi akhirnya tidak selamat juga,” jelasnya.

    Foto: lokasi insiden robohnya pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025). (Dok. BNPB)
    lokasi insiden robohnya pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/10/2025). (Dok. BNPB)

    Lebih lanjut, AHY menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar konstruksi, terutama pada bangunan fasilitas publik seperti sekolah, pondok pesantren, dan rumah sakit.

    “Artinya memang kita harus kembali pada, mengapa kita harus benar-benar mematuhi standar konstruksi pembangunan fisik, janganlah kemudian sampai ini memakan korban, dimanapun,” tegasnya.

    Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk memastikan keamanan infrastruktur di seluruh Indonesia.

    “Jadi saya tentunya ingin ke depan bersama-sama dengan semua kalangan, Kementerian PU, tentu juga dengan semua pemerintah di daerah, berusaha agar menyakinkan bahwa bangunan-bangunan infrastruktur, baik itu sekolah, kemudian juga pondok pesantren, termasuk rumah-rumah sakit, dan semua yang menjadi fasilitas publik ini memiliki kekuatan dan aman, jangan sampai kita abai, tidak mematuhi,” tambah AHY.

    Menutup pernyataannya, AHY mengajak seluruh pihak untuk menjaga dan mengawal pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) konstruksi yang sudah terbukti secara ilmiah demi keselamatan masyarakat.

    “SOP itu ada karena memang sudah menjadi hasil riset dan terbukti, mari sama-sama kita kawal ini sehingga tidak ada lagi kejadian yang memakan korban seperti itu,” pungkasnya.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

    BNPB Sebut Insiden Ponpes Al Khoziny Bencana Terbesar 2025, Korban Terbanyak

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut runtuhnya mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo sebagai bencana terbesar di Indonesia sepanjang 2025. Jumlah korban jiwa cukup besar, lebih dari 50 orang.

    ​Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan mengungkapkan bahwa jumlah korban dalam peristiwa ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang melanda daerah-daerah di Indonesia sepanjang 2025.

    ​”Bahwa korban kali ini, di sepanjang tahun 2025 ini, adalah korban yang cukup besar menurut BNPB,” kata Budi Irawan saat memberikan keterangan pers di Posko Pencarian Korban Insiden Ponpes Al Khoziny, Senin (6/10/2025).

    ​Budi Irawan kemudian membandingkan dengan rentetan kejadian bencana alam lain yang terjadi di tahun yang sama. Ia menyebutkan sejumlah peristiwa besar seperti gempa bumi di Poso, kemudian banjir bandang yang melanda Bali dan Nagi Keo.

    ​”Karena dari bencana-bencana alam yang terjadi baik gempa bumi di Poso, termasuk banjir bandang di Bali, kemudian Nagi Keo, semuanya korbannya hanya sedikit,” urainya.

    ​Berbeda dengan kejadian di Ponpes Sidoarjo, Budi Irawan menegaskan, “Ini adalah korbannya cukup banyak jadi 50 orang meninggal,”.

    ​Oleh karena itu, Budi menegaskan, kejadian ini mendapat perhatian besar yang diberikan langsung oleh Kepala BNPB. Perhatian khusus tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan korban bencana.

    ​”Jadi Bapak Kepala BNPB sangat memberikan atensi atas perintah dari Bapak Presiden Prabowo Subianto. Pada kesempatan ini pula kami menargetkan dari BNPB hari ini kita akan selesai selesaikan pencarian korban,” ucap Budi.

    ​Berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 03.35 WIB, total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 157 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 54 orang meninggal dunia, di mana lima di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    ​Sementara itu, pihak Basarnas mencatat bahwa terdapat 9 orang yang belum ditemukan. Jumlah korban hilang tersebut masih berpotensi bertambah karena potongan tubuh yang dievakuasi masih belum bisa teridentifikasi secara pasti keterkaitannya satu sama lain.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan. [rma/beq]

  • Daftar Nama 10 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Total 54 Meninggal Dunia

    Daftar Nama 10 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Total 54 Meninggal Dunia

    Bisnis.com, SURABAYA – Sekitar 10 jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur telah berhasil diidentifikasi. Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat insiden tersebut mencapai 54 orang hingga Senin (6/10/2025). 

    Lima jenazah telah teridentifikasi oleh petugas medis di rumah sakit Sidoarjo dan lima lainnya teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.

    Seluruh jenazah yang teridentifikasi oleh tim DVI tersebut telah melalui pemeriksaan menyeluruh dari tim forensik, dengan mencocokan data post mortem (PM) dengan ante mortem (AM). Proses identifikasi dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jwa Timur. 

    Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim, Kombes Pol Khusnan menjelaskan, dua jenazah yang berhasil diidentifikasi pada Minggu (5/10/2025) malam, melalui metode ilmiah seperti pemeriksaan gigi, medis, dan pencocokan properti pribadi yang ditemukan di lokasi kejadian.

    “Tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap dua jenazah,” ucap Kombes Khusnan di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (6/10/2025).

    Jenazah yang berhasil teridentifikasi tersebut, dengan nomor post mortem PM RSB B011 dan ante mortem AM 041 atas nama Nurudin (13), warga Karang Gayam, Blega, Bangkalan. Proses pencocokan dilakukan melalui pemeriksaan gigi, data medis, dan barang milik korban yang ditemukan di lokasi reruntuhan.

    “Yang pertama teridentifikasi melalui gigi, medis dan properti barang kepemilikan cocok dengan jenazah PM RSB B011 dengan data AM 041 sebagai Nurudin, laki-laki, 13 tahun dengan alamat Karang Gayam, Blega, Bangkalan,” ucapnya.

    Sementara itu, jenazah kedua dengan nomor post mortem PM RSB B021 dan ante mortem AM 035 teridentifikasi sebagai Ahmad Rijalul Haq (16), warga Jalan Dakuan Baru, Surabaya. 

    Identifikasi tersebut dilakukan melalui pencocokan gigi, medis, properti, serta sidik jari yang sesuai dengan data keluarga korban.

    “Kemudian nomor dua teridentifikasi melalui gigi medis, properti, sidik jari, cocok dengan jenazah nomor PM RSB B021 dengan data ante mortem AM 035 sebagai Ahmad Rijalul Haq. Laki-laki 16 tahun dengan alamat Jalan Dakuan Baru 1 Nomor 57, Surabaya,” paparnya.

    Sebelumnya, pada Sabtu (4/10/2025), tim DVI Polda Jawa Timur juga telah berhasil mengidentifikasi tiga jenazah korban peristiwa ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo tersebut.

    Jenazah dengan nomor PM RSBB 002 teridentifikasi sebagai Firman Nur (16) warga Tembok Lor 38A, Surabaya. Lalu, jenazah PM RSBB 003 teridentifikasi sebagai Muhammad Azka Ibadur Rahman (13) warga Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya. 

    Sementara jenazah selanjutnya, PM RSBB 006, teridentifikasi dengan nama Daul Milal (15) warga Sitok Kapasan, Surabaya.

    45 Kantong Jenazah Dikirim ke RS Bhayangkara Surabaya 

    Khusnan menambahkan, total terdapat 45 kantong jenazah yang telah dikirim ke RS Bhayangkara, Surabaya. Dari jumlah tersebut, delapan korban telah berhasil diidentifikasi, lalu ditambah dua jenazah yang baru diumumkan berhasil teridentifikasi oleh petugas.

    “Sebanyak 45 kantong jenazah yang dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Dari 45 ini, yang lima diidentifikasi ketika di Sidoarjo, yang tiga kemarin sudah dikirim, berarti total delapan, ditambah sekarang ada dua yang sudah teridentifikasi,” paparnya.

    Selain itu, saat ini tim DVI juga masih berproses untuk mengindentifikasi empat kantong berisi bagian tubuh (body part) yang akan senantiasa diperiksa untuk memastikan identitas para korban lainnya.

    Tim identifikasi ini merupakan gabungan dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polda Jatim, serta Persatuan Dokter Forensik Indonesia.

    “Kemudian dari 45 itu, teman-teman, itu ada empat yang terdiri atas body part,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, hingga Senin (6/10/2025) dini hari, total korban peristiwa tersebut yang berhasil ditemukan berjumlah 158 orang. Terdiri dari 104 yang dinyatakan dalam kondisi selamat, 54 meninggal dunia, dan lima kantong yang berisi potongan tubuh.

    Sedangkan korban yang masih belum ditemukan berjumlah 9 orang. Data tersebut masih dapat bertambah karena potongan tubuh yang telah dievakuasi petugas masih belum bisa teridentifikasi, apakah saling berhubungan satu sama lain atau tidak.

    Daftar korban meninggal dunia tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo 

    1. Maulana Alfan, 15 tahun, warga Surabaya

    2. Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun, warga Surabaya

    3. Muhammad Soleh, 22 tahun, warga Tanjung Pandan, Bangka Belitung

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, warga Surabaya

    5. Moch Agus Ubaidillah, 14 tahun, warga Krembangan, Surabaya

    6. Firman Nur, 16 tahun, warga Tembok Lor Surabaya 

    7. Muhammad Azka Ibadurrahman, 13 tahun, warga Kenjeran, Surabaya

    8. Daul Milal, 15 tahun, warga Sidokapasan Surabaya

    9. Nurudin, 13 tahun, warga Bangkalan

    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, warga Surabaya

  • Korban Tewas Ponpes Sidoarjo Terus Bertambah, Ini Update Terbarunya

    Korban Tewas Ponpes Sidoarjo Terus Bertambah, Ini Update Terbarunya

    Jakarta

    Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Tim gabungan masih mengupayakan mengevakuasi korban yang masih tertimbun.

    Sepekan pascakejadian, proses pencarian korban masih berlangsung di tengah kondisi bangunan yang tidak stabil. Petugas 24 jam penuh menyisir sejumlah sektor yang menjadi titik korban tertimbun reruntuhan bangunan.

    Jumlah Korban Tewas 52 Orang

    Jumlah korban meninggal telah mencapai 52 orang per pukul 21.00 WIB. Rinciannya, jumlah korban sampai dengan pencarian hari ketujuh, sebanyak 156 orang, korban selamat sebanyak 104 orang, lalu korban meninggal 52 orang termasuk 5 bagian tubuh.

    Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut para korban dievakuasi di beberapa titik mulai dari pintu masuk bangunan hingga area belakang.

    Data terakhir menyebut korban berupa body part atau bagian tubuh tanpa kaki kanan berhasil diekstrikasi (dikeluarkan) dari reruntuhan pada pukul 21.01 WIB dan dilanjutkan dengan proses evakuasi.

    “Hingga laporan terakhir, total terdapat 26, dengan 4 body part korban berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ketujuh,” ujar Bramantyo, Minggu (5/10/2025).

    Korban maupun potongan tubuh yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk diidentifikasi oleh Tim DVI. Sementara itu proses pembersihan puing dan evakuasi di lokasi kejadian masih terus dilakukan oleh Tim Basarnas hingga malam ini.

    “Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” pungkasnya.

    BNPB Ungkap Kendala dan Titik Temuan Korban

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menjelaskan sebagian besar korban ditemukan di lantai satu bangunan musala.

    “Setahu saya, tadi baru saja saya diskusi, ternyata kebanyakan korban itu ditemukan di lantai 1,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (5/10/2025).

    Budi mengungkap proses evakuasi masih menghadapi satu kendala yakni beton yang menempel pada bangunan di sisi kiri.

    “Cuma ada satu kendala, beton ada yang menempel di sebelah kiri, Pak Muji dari ITS akan datang sehingga pemotongan beton tak menyebabkan gedung itu akan rusak atau runtuh,” jelasnya.

    BNPB menargetkan evakuasi diharapkan rampung secepatnya dengan koordinasi lintas instansi, termasuk Basarnas dan tenaga ahli.

    Mobil Mercy Ditemukan dari Reruntuhan

    Petugas juga menemukan satu unit mobil Mercedes-Benz yang ringsek tertimpa reruntuhan bangunan di sekitar rumah pengasuh ponpes. Proses evakuasi dilakukan oleh petugas gabungan menggunakan alat berat.

    “Betul, selain korban jiwa, satu unit mobil Mercy juga ikut hancur tertimpa reruntuhan. Mobil itu sebelumnya diparkir di samping rumah pengasuh ponpes,” kata Munir, Ketua RT 7 RW 3 Desa/Kecamatan Buduran.

    Menurut Munir, kendaraan itu baru terlihat setelah pembersihan puing-puing dilakukan. Saat kejadian, perhatian warga terfokus pada penyelamatan para santri yang diduga tertimbun di dalam bangunan.

    Instruksi Presiden Prabowo untuk Evaluasi Bangunan

    Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pendataan dan pengecekan konstruksi seluruh pondok pesantren di Indonesia. Prabowo juga mengingatkan agar Ponpes memastikan keamanan bangunan.

    “Evaluasi ke depan, ke semua pondok pesantren, kita harapkan segera didata dan dipastikan keamanan dari sisi bangunan, infrastruktur pondok masing-masing,” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025)..

    Ia menambahkan, Prabowo terus memantau perkembangan evakuasi dan memerintahkan para menteri serta gubernur untuk memberi perhatian penuh terhadap penanganan di Sidoarjo.

    Halaman 2 dari 2

    (wia/idn)

  • Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Masih Ada Korban, Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Rentan Merambat ke Bangunan Lain

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa sebagian area reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, sengaja belum dipindahkan atau dibersihkan karena rentan memicu bangunan lain runtuh, Minggu (5/10/2025).

    Bagian runtuhan bangunan tiga lantai ponpes yang akan dibersihkan tersebut ternyata didesain masih terhubung dengan bangunan lama di sisi selatannya. Sedangkan bangunan yang masih berdiri itu telah mengalami kemiringan dan sangat rentan untuk roboh jika penanganannya tidak tepat.

    Plt Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops) BNPB, Kolonel Inf Hery Setiono, mengatakan bahwa, pembersihan puing tersisa tersebut akan dilakukan dengan penanganan khusus dan melibatkan seorang ahli profesional.

    “Kalau ini asal kita lepas atau kita potong, tentu kekuatan gedung (bangunan) yang lama tadi, seperti saya sampaikan, di sebelah selatan itu pasti akan tidak ada keseimbangan lagi. Pasti akan menimbulkan kerobohan,” kata Hery, Minggu (5/10/2025).

    Oleh karena itu, Tim SAR Gabungan telah memutuskan untuk melibatkan Ahli Struktur Bangunan dari Departemen Teknik Sipil ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya), Muji Hermawan, sebelum proses pembersihan dan pencarian korban di area tersebut dilanjutkan.

    ​Secara teknis, Hery menjelaskan, akan dibuat topangan atau sanggahan terlebih dahulu terhadap bangunan lama yang masih berdiri dan miring. Hal ini penting untuk memastikan struktur tersebut tidak ikut runtuh saat puing di sampingnya dipotong dan dipindahkan.

    “Sudah diputuskan oleh tim teknis bahwa itu akan diberikan semacam penopang dulu sanggahan-sanggahan terhadap bangunan yang lama dan terhadap puing yang akan kita potong,” jelasnya.

    Setelah penopangan terpasang, pemindahan dan pembersihan baru akan dilakukan menggunakan sistem cutting atau pemotongan. Tujuannya adalah untuk mengurangi getaran secara signifikan, yang berpotensi memicu keruntuhan, sebelum puing diangkat ke dalam dump truck.

    ​”Kita akan menggunakan mekanisme teknis yang khusus dengan didampingi oleh Pak Muji dari ITS ya, beliau selaku konsultan dalam penanganan ini untuk khususnya konsultan di bidang teknis konstruksi,” imbuhnya

    ​Sementara itu, Kolonel Hery juga menginformasikan bahwa di sekitar lokasi selatan reruntuhan yang belum dibersihkan tersebut, diduga masih terdapat korban jiwa yang belum ditemukan.

    ​Dugaan ini didasarkan pada keterangan para korban selamat. Mereka menceritakan bahwa saat kejadian, banyak santri yang berlarian menuju arah pintu keluar di sisi selatan dan utara bangunan.

    ​”Pada saat terjadi keretakan ataupun sudah mulai roboh, mereka korban memang berupaya untuk mengevakuasi diri atau menyelamatkan diri itu melalui ke arah utara dan selatan,” paparnya.

    Atas dasar itu, Tim SAR Gabungan hingga saat ini masih terus berupaya melakukan pemindahan dan pembersihan area reruntuhan selama 24 jam non-stop demi mencari dan menemukan keberadaan korban yang hilang.

    ​”Sekali lagi mohon dukungan, mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran dan kita bisa menangani ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih, selamat malam,” pungkasnya. (rma/aje)

  • Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Jadi 52 Orang

    Korban Meninggal di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk Jadi 52 Orang

    Jakarta

    Petugas kembali melakukan evakuasi 7 kantong jenazah dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan demikian, total korban meninggal sebanyak 52 orang per Minggu (5/10) pukul 21.00 WIB.

    Rinciannya, jumlah korban sampai dengan pencarian hari ketujuh, sebanyak 156 orang, korban selamat sebanyak 104 orang, lalu korban meninggal 52 orang termasuk 5 bagian tubuh.

    Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut bahwa para korban dievakuasi di beberapa titik mulai dari pintu masuk bangunan hingga area belakang.

    Data terakhir menyebut korban berupa body part atau bagian tubuh tanpa kaki kanan berhasil diekstrikasi (dikeluarkan) dari reruntuhan pada pukul 21.01 WIB dan dilanjutkan dengan proses evakuasi.

    “Hingga laporan terakhir, total terdapat 26, dengan 4 body part korban berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ketujuh,” ujar Bramantyo dilansir detikJatim, Minggu (5/10/2025).

    (fca/fca)

  • Tragedi Pondok Al Khoziny: 53 Korban Meninggal, 43 Belum Diketahui Identitasnya

    Tragedi Pondok Al Khoziny: 53 Korban Meninggal, 43 Belum Diketahui Identitasnya

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban dan penyisiran korban robohnya bangunan tiga lantai di Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

    Hingga dini hari ini, Senin (6/9/2025), ada 53 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi oleh petugas dari balik tumpukan beton dan besi. Jumlah korban 157 dan yang selamat 104 orang.

    Dari jumlah korban 53 orang, teridentifikasi sebanyak 10 orang, sedangkan 43 korban meninggal dunia belum teridentifikasi. Sepanjang hari Minggu (5/10/2025), petugas di RS Bhayangkara Polda Jatim berhasil mengidentifikasi 2 orang.

    Kedua korban tersebut terdiri dari jenazah pertama dengan nomor PM RSB B-811 teridentifikasi bernama Nuruddin (13) asal Karanggayam Blega Bangkalan. Korban teridentifikasi melalui gigi, medis, dan barang kepemilikan.

    Lokasi Runtuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo (dok. Basarnas Surabaya)

    Jenazah kedua nomor YM RSB B-21 yang teridentifikasi melalui gigi, medis, dan barang kepemilikan cocok data AM 633 sebagai Ahmad Rijalul Haq (16) wsrga Jalan Dakuan Baru 2 No 58 Surabaya.

    Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emi Freezer bahwa proses pencarian dan evakuasi terhadap korban dari balik puing-puing dilakukan secara waspada dan ekstra hati-hati. Pertimbangannya karena banyak korban tertimbun material berat di bawah reruntuhan bangunan.

    “Setiap puing kami angkat satu per satu, memotong rangka-rangka beton, besi dengan sangat hati-hati, baru kemudian bisa mengevakuasi korban,” terangnya. (isa/but)