kab/kota: Sidoarjo

  • Koper Mencurigakan di SPBU Sidoarjo Gegerkan Warga, CCTV Bongkar Sosok yang Meletakkan

    Koper Mencurigakan di SPBU Sidoarjo Gegerkan Warga, CCTV Bongkar Sosok yang Meletakkan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Taufik

    TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO – Tim Gegana Polda Jatim melakukan evakuasi terhadap sebuah koper mencurigakan yang ditemukan di SPBU yang berada di Jalan Arteri Baru, Porong, Sidoarjo, Kamis (2/1/2025). 

    Terlihat sejumlah personel bersenjata turun ke lokasi. Termasuk personel dari kepolisian setempat.

    Personel TNI juga terjun ke lokasi kejadian.

    Setelah evakuasi, mereka lantas meninggalkan lokasi. 

    Tidak ada keterangan resmi yang disampaikan ke media. Termasuk keterangan terkait isi koper yang disebut-sebut mencurigakan tersebut. 

    Dari rekaman CCTV yang ada, diketahui koper tersebut ditinggal oleh sejumlah pria yang mengendarai mobil warna hitam pada Rabu (1/1/2025) malam. 

    Mobil itu berhenti di depan toilet SPBU sekira pukul 23.00 WIB.

    Dari rekaman CCTV terlihat seorang pria keluar dari mobil, kemudian menaruh koper di dekat pintu masuk kafe di area SPBU tersebut. 

    Mobil itu kemudian pergi meninggalkan SPBU.

    Sekira pukul 00.00 WIB ada cleaning servis SPBU melihat koper itu, kemudian melapor ke pihak keamanan SPBU. 

    “Koper dalam keadaan terkunci. Kemudian kami pindahkan ke bagian belakang kafe,” ujar Dwiki Hari, petugas keamanan SPBU. 

    Pemindahan dimaksudkan untuk pengamanan. Sekaligus menunggu jika pemiliknya datang atau kembali untuk mengambil koper.

    Tapi sampai pagi, tidak ada yang datang ke sana untuk mengambilnya. 

    Temuan itu kemudian disampaikan ke manajemen SPBU, dan kemudian diputuskan untuk melapor ke pihak kepolisian. Karena mereka juga khawatir koper berisi bahan berbahaya. 

    Dari laporan itu kemudian petugas dari Gegana Polda Jatim dan satu regu dari Satbrimob datang ke lokasi kejadian. Termasuk petugas kepolisian setempat dan petugas TNI. 

    Mereka kemudian mengevakuasi koper berwarna abu-abu hitam yang mencurigakan tersebut.

    Aktivitas SPBU sempat dihentikan saat evakuasi berlangsung. 

    Sekira satu jam, proses evakuasi selesai dan petugas meninggalkan lokasi.

    Namun tidak ada keterangan resmi dari petugas terkait peristiwa ini.

  • UMK 2025 Resmi Berlaku, Simak 5 Upah Terendah dan Tertinggi Kota dan Kabupaten di Jawa Timur

    UMK 2025 Resmi Berlaku, Simak 5 Upah Terendah dan Tertinggi Kota dan Kabupaten di Jawa Timur

    TRIBUNJATIM.COM – Upah Minimum Kabupaten/Kota atau UMK 2025 sudah berlaku sejak tanggal 1 Januari 2025.

    Simak besaran UMK 2025 di masing-masing kabupaten dan kota yang mengalami kenaikan sebesar 6,5 persen.

    Cek juga urutan UMK 2025 dari 5 tertinggi dan 5 terendah.

    Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan, sebelum penetapan UMK, pihaknya telah menggelar rapat bersama unsur pengusaha maupun pekerja, serta menerima usulan dari seluruh kabupaten/kota.

    “Penetapan UMK tahun 2025 diberlakukan di seluruh daerah di Jatim dan berlaku mulai 1 Januari 2025 mendatang,” ujarnya, dilansir dari Kompas TV, Kamis (19/12/2024).

    Kota Surabaya masih menjadi daerah dengan UMK tertinggi di Jawa Timur dengan Rp 4.961.753,00.

    Kabupaten Gresik menempati posisi kedua sebagai UMK tertinggi di Jatim, yakni sebesar Rp 4.874.133,00. 

    Sementara, Kabupaten Bondowoso menjadi daerah dengan UMK terendah se-Jatim, yakni sebesar Rp 2.347.359,00, disusul Kabupaten Sampang sebesar Rp 2.335.661,00, dan Kabupaten Situbondo sebesar Rp 2.335.209,00.

    5 UMK Terendah di Jawa Timur:

    Kabupaten Situbondo: Rp 2.335.209,00

    Kabupaten Sampang: Rp 2.335.661,00

    Kabupaten Bondowoso: Rp 2.347.359,00

    Kabupaten Pacitan: Rp 2.364.287,00

    Kabupaten Pamekasan: Rp 2.376.614,00

    5 UMK Tertinggi di Jawa Timur:

    Kota Surabaya: Rp 4.961.753,00

    Kabupaten Gresik: Rp 4.874.133,00

    Kabupaten Sidoarjo: Rp 4.870.511,00

    Kabupaten Pasuruan: Rp 4.866.890,00

    Kabupaten Mojokerto: Rp 4.856.026,00

     

    Daftar lengkap UMK di seluruh Jawa Timur 2025

    Berikut besaran UMK 2025 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, dikutip dari Kompas.com.

    Kota Surabaya: Rp 4.961.753,00
    Kabupaten Gresik: Rp 4.874.133,00
    Kabupaten Sidoarjo: Rp 4.870.511,00
    Kabupaten Pasuruan: Rp 4.866.890,00
    Kabupaten Mojokerto: Rp 4.856.026,00
    Kabupaten Malang: Rp 3.553.530,00
    Kota Malang: Rp 3.507.693,00
    Kota Batu: Rp 3.360.466,00
    Kota Pasuruan: Rp 3.358.557,00
    Kabupaten Jombang: Rp 3.137.004,00
    Kabupaten Tuban: Rp 3.050.400,00
    Kota Mojokerto: Rp 3.031.000,00
    Kabupaten Lamongan: Rp 3.012.164,00
    Kabupaten Probolinggo: Rp 2.989.407,00
    Kota Probolinggo: Rp 2.876.657,00
    Kabupaten Jember: Rp 2.838.642,00
    Kabupaten Banyuwangi: Rp 2.810.139,00
    Kota Kediri: Rp 2.572.361,00
    Kabupaten Bojonegoro: Rp 2.525.132,00
    Kabupaten Kediri: Rp 2.492.811,00
    Kota Blitar: Rp 2.481.450,00
    Kabupaten Tulungagung: Rp 2.470.800,00
    Kabupaten Lumajang: Rp 2.429.764,00
    Kota Madiun: Rp 2.422.105,00
    Kabupaten Blitar: Rp 2.413.974,00
    Kabupaten Magetan: Rp 2.406.719,00
    Kabupaten Sumenep: Rp 2.406.551,00
    Kabupaten Nganjuk: Rp 2.405.255,00
    Kabupaten Ponorogo: Rp 2.402.959,00
    Kabupaten Madiun: Rp 2.400.321,00
    Kabupaten Ngawi: Rp 2.397.928,00
    Kabupaten Bangkalan: Rp 2.397.550,00
    Kabupaten Trenggalek: Rp 2.378.784,00
    Kabupaten Pamekasan: Rp 2.376.614,00
    Kabupaten Pacitan: Rp 2.364.287,00
    Kabupaten Bondowoso: Rp 2.347.359,00
    Kabupaten Sampang: Rp 2.335.661,00
    Kabupaten Situbondo: Rp 2.335.209,00.

    Itulah daftar lengkap UMK 2025 di Jawa Timur yang akan mulai diterapkan pada 1 Januari mendatang.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Komisi A DPRD Jember: Pelayanan Publik Terbaik Nasional Bukti Kinerja Hendy-Firjaun

    Komisi A DPRD Jember: Pelayanan Publik Terbaik Nasional Bukti Kinerja Hendy-Firjaun

    Jember (beritajatim.com) – Predikat pelayanan publik terbaik keempat nasional yang diraih Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, membuktikan kinerja Bupati Hendy Siswanto dab Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman.

    “Ini prestasi yang membanggakan buat Rakyat Jember. Suatu bukti bahwa pemerintahan Hendy-Gus Firjaun sudah melaksanakan mandat dari Rakyat dengan sebaik-baiknya. Itu mendapatkan atensi dan apresiasi dari pemerintah pusat,” kata Tabroni, anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Jember, Rabu (1/1/2025).

    Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengumumkan Indeks Pelayanan Publik (IPP) via daring Zoom, Selasa (31/12/2024). Penilaian ini termaktub dalam Surat Keputusan Menteri PAN-RB Nomor 659 Tahun 2024 tentang Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik pada Lingkup Pemerintah Daerah Tahun 2024.

    Kementerian PAN-RB menilai aspek kebijakan pelayanan publik di Dinas Sosial, rumah sakit daerah, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, antara lain standar pelayanan, maklumat pelayanan, dan survei kepuasan masyarakat. Masyarakat juga memberikan penilaian saat diwawancarai tim evaluator.

    Dari penilaian itu, Pemkab Jember memperoleh Indeks Pelayanan Publik 4,62 dari skala 5 atau nilai A, dan berada di bawah Kabupaten Cilacap, Kabnupaten Sidoarjo, dan Kabupa6en Sleman. “Semoga pemerintahan ke depan bisa melanjutkan prestasi ini,” kata Tabroni.

    Kepala Bagian Organisasi Pemkab Jember Agustin Eka Wahyuni juga berharap bisa mempertahankan prestasi tersebut pada 2025. “Tidak hanya tiga lokus yang mendapatkan pelayanan prima. Kami berharap seluruh penyelenggara pelayanan publik juga mendapatkan nilai yang sama. Tak hanya penilaian, tapi semangat terbaik kami untuk melayani masyarakat,” katanya.

    “Tujuan utama kami bukan sekadar mendapatkan nilai. Yang terpenting adalah masyarakat puas terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah daerah. Salah satunya yang mungkin akan kami gerakkan tak hanya masalah publikasi dan transparansi standar pelayanan, tapi juga kebutuhan terhadap sarana dan prasarana yang sesuai ketentuan,” kata Eka.

    Pemkab Jember akan memperkuat sarana dan prasarana pendukung. “Karena memang masyarakat saat ini tak hanya menuntut keramahan dan budaya pelayanan yang baik, tapi juga sarana-prasarana untuk mendukung pelayanan prima,” kata Eka. [wir]

  • Pelayanan Publik Sidoarjo, Jember, dan Kota Madiun Terbaik Nasional

    Pelayanan Publik Sidoarjo, Jember, dan Kota Madiun Terbaik Nasional

    Jember (beritajatim.com) – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyatakan pelayanan publik di Kota Madiun, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Jember, Jawa Timur, terbaik secara nasional untuk tahuin 2024.

    Kementerian PAN-RB mengumumkan Indeks Pelayanan Publik (IPP) via daring Zoom, Selasa (31/12/2024). Penilaian ini termaktub dalam Surat Keputusan Menteri PAN-RB Nomor 659 Tahun 2024 tentang Hasil Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik pada Lingkup Pemerintah Daerah Tahun 2024.

    Penilaian meliputi Indeks Pelayanan Publik untuk barang di Dinas Sosial, Indeks Pelayanan Publik untuik jasa di rumah sakit daerah, dan Indeks Pelayanan Publik untik administrasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

    Kota Madiun menduduki peringkat ketiga nasional untuk kategori Kota, dengan predikat A dan indeks 4,67 dari skala 5. Indeks Pelayanan Publik tertinggi diraih Dispendukcapil Kota Madiun yakni 4,73. Sementara Indeks Pelayanan Publik Dinas Sosial dan rumah sakit daerah Kota Madiun masing-masing mendapat nilai 4,63.

    Tahun 2024, Kota Madiun berhasil mengalahkan Kota Surabaya yang berada di peringkat 17 nasional yang memiliki indeks 4,57 dan Kota Malang yang mendapatkan indeks 4,54. Bahkan jika dikombinasi antara Indeks Pelayanan Publik kategori kabupaten dan kota untuk Provinsi Jawa Timur saja, Kota Madiun menduduki peringkat pertama.

    Capaian ini adalah capaian terbaik Kota Madiun sejak 2021 yang semula berada di peringkat 46. Setahun kemudian, Indeks Pelayanan Publik Dinas Penanaman Modal-Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Madiun berada di peringkat 120 dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di peringkat 70. Tahun 2023, Kota Madiun menduduki peringkat 21 nasional dengan indeks 4,43.

    Sementara itu Kabupaten Sidoarjo menduduki peringkat kedua nasional Indeks Pelayanan Publik untuk kategori kabupaten di bawah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dengan nilai 4,65. Indeks Pelayanan Publik tertinggi diraih rumah sakit umum daerah (4,75), diikuti Dispendukcapil (4,66), dan Dinsos (4,54).

    Indeks Pelayanan Publik Sidoarjo ini mengalami lonjakan kenaikan dibandingkan 2023. Saat itu Sidoarjo berada di peringkat 18 dengan nilai 4,43, dan predikat A minus.

    Lompatan capaian paling besar dilakukan Pemerintah Kabupaten Jember. Setelah menduduki peringkat 272 dengan indeks 3,19 pada 2021 dan peringkat 222 dengan indeks 3,88 pada 2022, Jember berhasil menembus peringkat 10 besar terbaik nasional dengan dan indeks 4,51 pada 2023.

    Tahun 2024, Kementerian PAN-RB memberikan nilai Indeks Pelayanan Publik 4,62 dari skala 5. Indeks Pelayanan Publik tertinggi diraih rumah sakit daerah, yakni 4.75. Diikuti oleh Dinas Sosial dengan indeks 4,59 dan Dispendikcapil dengan indeks 4,51.

    Sementara itu, Kabupaten Situbondo menduduki peringkat terburuk nasional di antara 38 kabupaten dan kota di Jatim. Kementerian PAN-RB memberikan indeks 3,31 dan menempatkan Situbondo di peringkat 262 dari 360 kabupaten di Indonesia yang dapat dievaluasi. Ada 37 kabupaten di Indonesia yang tidak dapat dievaluasi. [wir]

  • Kapolda Jatim Tinjau Pos Pelayanan Operasi Lilin Semeru 2024 di Terminal Purabaya Bungurasih

    Kapolda Jatim Tinjau Pos Pelayanan Operasi Lilin Semeru 2024 di Terminal Purabaya Bungurasih

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen. Pol. Imam Sugianto didampingi Wakapolda Jawa Timur Brigjen. Pol. Pasma Royce, pejabat utama Polda Jawa Timur, pengurus Bhayangkari Jawa Timur dan Kapolresta Sidoarjo Kombes. Pol. Christian Tobing meninjau Pos Pelayanan Terpadu Operasi Lilin Semeru 2024 di Terminal Purabaya, Bungurasih, Waru, Selasa (31/12/2024).

    Peninjauan dilakukan Kapolda Jatim untuk mengecek secara langsung situasi jalur darat di Terminal Purabaya saat libur Natal dan tahun baru (Nataru) tahun 2024. Pada kesempatan ini Polda Jatim bersama Polresta Sidoarjo membagikan tali asih kepada para petugas yang berada di Pos Pelayanan Operasi Lilin Semeru 2024 di Terminal Purabaya.

    Hasil pantauan di Terminal Purabaya pada 31 Desember 2024, situasi masyarakat yang bepergian menggunakan transportasi bus di libur Nataru relatif lancar. Lonjakan penumpang bus telah mencapai puncaknya pada 27 Desember 2024.

    Disampaikan Dirlantas Polda Jatim Kombes. Pol. Komarudin bahwa peninjauan Polda Jatim beserta Polresta Sidoarjo di Pos Pelayanan Terpadu Terminal Purabaya, dikarenakan merupakan salah satu akses terbesar yang digunakan masyarakat, pemudik maupun pelaku wisata di saat libur Nataru.

    “Bahwa pada 31 Desember 2024 merupakan hari kedua terbanyak dengan catatan sebanyak 45.000 penumpang bus baik untuk kedatangan dan keberangkatan. Sementara puncak tertinggi penumpang bus ada pada 27 Desember 2024. Alhamdulillah sampai saat ini pelayanan dan pengamanan berjalan lancar, tertib dan aman,” jelasnya.

    Sementara untuk menjamin kenyamanan dan kelancaran lalu lintas jelang malam pergantian tahun nanti, Polda Jatim beserta polres jajaran telah menyiapkan beberapa konsep rekayasa lalu lintas. Termasuk salah satunya ada di Sidoarjo. Nanti akan ada akses yang menuju Alun-alun Sidoarjo atau pusat kota yang akan dialihkan.

    “Namun kebijakan rencana rekayasa lalu lintas ini nanti setelah melihat pergerakan arus lalu lintas di saat pukul 16.00 WIB seluruh wilayah Jawa Timur. Jadi rencana rekayasa lalu lintas di batas-batas kota ini setelah melihat adanya peningkatan volume kendaraan yang masuk ke pusat kota,” urainya menerangkan. (isa/kun)

  • Inilah Terobosan Perumda Delta Tirta Sidoarjo

    Inilah Terobosan Perumda Delta Tirta Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Perumda Delta Tirta Sidoarjo terus berupaya menjaga dan meningkatkan kualitas air yang disalurkan kepada pelanggan. Demikian disampaikan oleh Direktur Utama Perumda Delta Tirta Dwi Hary Soeryadi.

    Kata Dwi Hary Soeryadi, saat ini, sebagian besar pelanggan merasa sangat puas dengan kualitas air yang disediakan, terutama dari sumber air Umbulan.

    Kualitas air yang dihasilkan dari Umbulan yang sumber mata airnya dari pegunungan di Kabupaten Pasuruan sangat bagus. Namun Perumda Delta Tirta tidak berhenti di situ.

    “Perumda Delta Tirta terus berupaya meningkatkan kualitas air olahan, terutama di wilayah Kecamatan Taman yang selama ini sering menjadi perhatian,” ucapnya Selasa (31/12/2024).

    Untuk mencapai tujuan tersebut, Perumda Delta Tirta melakukan berbagai koordinasi dengan berbagai instansi terkait, baik dari pemerintah daerah maupun lembaga teknis lainnya.

    Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Perum Jasa Tirta (PJT) 1. Kedua lembaga tersebut memiliki peran penting dalam menjaga kualitas dan kelancaran pasokan air ke seluruh Instalasi Pengolahan Air (IPA) di wilayah Sidoarjo.

    BBWS Brantas berencana melakukan pembenahan turap atau badan sungai yang ambrol, pintu air yangg jebol, dan pengangkatan sedimen yang sudah sangat tebal di sepanjang Sungai Pelayaran.

    “Normalisasi sungai sangat penting untuk menjaga kelancaran aliran air dan kualitas air yang sampai ke pelanggan. Kami berharap pembenahan badan Sungai Pelayaran ini bisa segera dilakukan, sehingga aliran air menjadi lebih stabil,” terang Dwi.

    Selain itu, Perumda Delta Tirta juga bekerja sama dengan PJT 1 dalam menjaga debit air yang dibutuhkan. Dwi menjelaskan bahwa PJT 1 berkomitmen untuk menjaga debit air yang disalurkan ke Perumda Delta Tirta, terutama di intake Tawangsari yang menjadi pengambilan air.

    Jumlah kebutuhan air di intake Tawangsari ini mencapai total 850 liter per detik (lps). Untuk itu, koordinasi antara Perumda Delta Tirta dan PJT 1 sangat penting agar pasokan air tetap terjaga dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Dwi juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo turut mendukung upaya tersebut dengan menjaga kebersihan sungai dari sampah dan eceng gondok yang sering kali menghambat aliran air.

    Untuk itu, Pemkab Sidoarjo akan melakukan pembersihan secara periodik guna memastikan kebersihan sungai tetap terjaga. Bahkan, sebagai bagian dari program pelestarian lingkungan, Pemkab Sidoarjo juga merencanakan lomba sungai bersih antar desa yang dilalui aliran sungai di seluruh wilayah Sidoarjo. Lomba ini diharapkan dapat mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar sungai.

    “Pembersihan sungai adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga kualitas air. Dengan bekerjasama dengan Pemkab Sidoarjo, kami berharap dapat menjaga sungai tetap bersih, bebas dari sampah, dan eceng gondok,” tambah Dwi Hary.

    Perumda Delta Tirta berharap dengan berbagai langkah yang telah diambil, kualitas air yang disalurkan kepada masyarakat Sidoarjo dapat terus meningkat. Dengan begitu, masyarakat akan mendapatkan pasokan air yang lebih bersih, aman, dan berkualitas, serta dapat menikmati layanan terbaik dari Perumda Delta Tirta Sidoarjo. (isa/but)

  • Dianggap Melawan Presiden dan Peraturan Menteri, Kahutindo Gugat Pembatalan Penetapan UMK 2025 Jatim

    Dianggap Melawan Presiden dan Peraturan Menteri, Kahutindo Gugat Pembatalan Penetapan UMK 2025 Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – DPD Kahutindo Jatim menggugat pembatalan penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2025 di Jawa Timur. Gugatan itu didaftarkan pada Senin (30/12/2024) di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya.

    Andika Hendrawanto tim kuasa hukum dari DPD Kahutindo Jatim mengatakan, gugatan itu dilakukan setelah pihaknya mengetahui dari Keputusan Gubernur Jawa Timur No: 100.3.3.1/775/KPTS/013/2024 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur 2025. Dalam keputusan gubernur itu, kenaikan UMK 2025 di kota Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, Kota Malang dan Kabupaten Malang hanya sebesar 5 persen. Padahal, sesuai dengan pidato presiden Prabowo Subianto pada 29 November 2025 dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2024 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2025 kenaikan sebesar 6,5 persen.

    “Permenaker nomor 16 langsung saklek bunyinya bahwa upah naik 6,5 persen. Se Indonesia, Hanya Jawa Timur yang aneh. Semua ditetapkan 6,5 persen hanya Jawa Timur yang ditetapkan ada yang dibawah 6,5 persen,” kata Andika saat diwawancarai Beritajatim.com, Senin (30/12/2023).

    Andika menceritakan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur No: 100.3.3.1/775/KPTS/013/2024 diketahui nominal UMK Kota Surabaya: Rp 4.961.753, Kabupaten Gresik: Rp 4.874.133, Kabupaten Sidoarjo: Rp 4.870.511, Kabupaten Pasuruan: Rp 4.866.890, Kabupaten Mojokerto: Rp 4.856.026   Kabupaten Malang: Rp 3.553.530, Kota Malang: Rp 3.507.693.

    Jika dibandingkan pada UMK sebelumnya, Kota Surabaya Rp 4.725.479, Kabupaten Gresik Rp 4.642.031, Kabupaten Sidoarjo Rp 4.638.582, Kabupaten Pasuruan Rp 4.635.133, Kabupaten Mojokerto Rp 4,624.787, Kabupaten Malang Rp 3.368.275 dan Kota Malang Rp 3.309.144.

    Jika dihitung, maka akan ditemukan kenaikan UMK 2025 untuk ring 1 hanya sebesar 5 persen. Hanya kota Malang yang yang naik hingga 6 persen. Menanggapi hal ini, Andika mengaku heran dengan keputusan Pj Gubernur Jawa Timur.

    “usulan serikat pekerja dan dewan pengupahan rekomendasi bupati dan walikota masing-masing 6,5 persen. Tiba-tiba PJ Gubernur menetapkan di ring 1 hanya 5 persen. 1,5 persennya kemana,” imbuhnya.

    Dari keterangan yang didapat Andika, alasan Pj Gubernur Jawa Timur hanya menaikan UMK 2025 sebanyak 5 persen adalah diskresi lantaran ada daerah di luar ring 1 yang kenaikannya hingga 7 persen. Namun, menurut Andika diskresi itu tidak masuk akal dan signifikan.

    “Alasannya hanya diskresi. Mencegah disparitas. Agar daerah lain bisa menyusul ring 1. di Madiun berapa perusahaan ? Trus kota lain ? Artinya kita melihat bahwa ini merupakan penghilangan secara nyata. Kenapa hari ini kawan-kawan melakukan perlawanan karena ada hal yang dirampok di depan mata. Perintah presiden jelas, perintah menteri jelas kok tiba-tiba hanya 5 persen,” terangnya.

    Atas kejanggalan ini, Andika bersama puluhan buruh yang tergabung dalam DPD Kahutindo Jatim melakukan pendaftaran gugatan ke PTUN Surabaya. Harapannya, Andika bisa mengetahui siapa dalang dibalik kenaikan UMK 2025 yang hanya 5 persen.

    “Kalau kita hari ini PJ berani mengeluarkan diskresi yang berbeda dengan pimpinannya, saya juga bertanya-tanya. Kok sangat berani ? Sedangkan presiden ngomong 6,5 persen. Kami menggugat dengan tujuan agar SK itu dibatalkan. Faktanya Diskresi ini tidak sesuai aturan. Pasal 5 ayat 2 jelas kenaikan upah 6,5 persen,” jelasnya. (ang/kun)

  • Anak 7 Tahun di Bangil Dianiaya Bapak Tiri, Ginjal Kanan Pecah dan Meninggal

    Anak 7 Tahun di Bangil Dianiaya Bapak Tiri, Ginjal Kanan Pecah dan Meninggal

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pasutri di Kecamatan Bangil tega aniaya anak laki-lakinya sendiri hingga meninggal dunia. Anak tersebut diketahui berinisial (DAF) yang masih berusia 7 tahun.

    Kedua orang tua korban bernama Syahrul Abidin (19) yang merupakan ayah tiri korban dan Martha Widya Ningsih (24), ibu kandung korban. Keduanya berprofesi sebagai pengamen dan tinggal di sebuah rumah kos di Kelurahan Kiduldalem, Kecamatan Bangil.

    “Saat dimintai keterangan, keduanya mengaku kekerasan yang dilakukannya sudah lama. Hal ini dikarenakan korban kerap meminta uang sehingga korban mendapat kekerasan terhadap orang tuanya,” jelas Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Achmad Doni Meidianto, Senin (30/12/2024).

    Doni juga mengatakan bahwa kejadian tersebut dialami korban pada Jumat (27/12/2024) pukul 17.00 WIB, korban mengeluh sakit di sekujur tubuhnya akibat penganiayaan. Bukannya mendapatkan pertolongan yang layak, korban hanya dikerok dan diberi minum air campuran minyak kayu putih dalam kondisi tidak sadar.

    Kondisi korban semakin memburuk hingga batuk dan mengeluarkan darah. Pada Sabtu (28/12/2024) pukul 03.30 WIB, korban dibawa ke Puskesmas Bangil dan kemudian dirujuk ke RSUD Bangil. Namun, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.00 WIB.

    “Dari hasil visum luar menunjukkan bahwa terdapat luka memar pada tubuh korban terutama di bagian dada perut, kepala, mata. Tak hanya itu korban juga mengalami luka bekas sundutan rokok di punggung, badan, mata, dan pipi,” jelasnya.

    Sementara itu dalam hasil otopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Porong Sidoarjo, mengungkap fakta yang lebih mengerikan. Hasil menunjukkan bahwa korban mengalami pendarahan pada ginjal kanan akibat kekerasan benda tumpul di punggung yang menyebabkan korban mati lemas.

    Pelaku juga mengakui bahwa sering menganiaya anaknya sejak berusia 6 tahun. Kekerasan yang dilakukan meliputi cubitan, pukulan, sundutan rokok, dan cakaran.

    Pelaku kini dijeratan Pasal 76 huruf c jo Pasal 80 ayat (3) UU No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan/atau denda maksimal 3 miliar rupiah. Kedua pelaku kini ditahan untuk proses hukum lebih lanjut. (ada/but)

  • FGD Golkar Sidoarjo Soal Sistem Pilkada, Hasilnya Begini

    FGD Golkar Sidoarjo Soal Sistem Pilkada, Hasilnya Begini

    Sidoarjo (beritajatim.com) – DPD Partai Golkar Sidoarjo menyerap aspirasi masyarakat terkait sistem pemilihan kepala daerah (Pilkada) dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD), di Kantor DPD Golkar Sidoarjo

    FGD bertema “Quo Vadis Pilkada Langsung (Efisiensi atau Kemunduran Demokrasi?)” ini dihadiri berbagai kalangan. Ada parpol, ormas, organisasi kepemudaan hingga organisasi mahasiswa.

    Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sidoarjo, Adam Rusydi, mengatakan FGD ini merupakan inisiatif dari Golkar untuk mendengarkan langsung berbagai masukan dari masyarakat. Apakah Pilkada langsung yang sudah berjalan sampai saat ini sudah sesuai dengan harapan bersama.

    Menurut Adam, ini belum menjadi sikap resmi Partai Golkar, apakah Partai Golkar nantinya mendukung mekanisme pemilihan melalui DPRD atau pemilahan langsung.

    “Partai Golkar mengajak masyarakat untuk berdiskusi, apakah Pilkada langsung yang sekarang dilaksanakan sudah sesuai dengan harapan bersama. Evaluasi ini tentunya tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat dan perlu adanya kajian mendalam,” kata Adam Senin (30/12/2024).

    Dari hasil diskusi bersama para tokoh di Sidoarjo tersebut, Adam menyebut masih ada pro kontra terkait wacana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung atau melalui DPRD.

    Meski demikian hasil dari diskusi tersebut nantinya akan menjadi bahan diskusi lebih lanjut terutama di internal partai. “Tentu kami senang menerima masukan dari elemen maupun tokoh masyarakat. Nantinya, hasil dari FGD ini akan kami lakukan kajian. Kami akan diskusikan dengan internal, apakah ada tahapan-tahapan selanjutnya untuk membahas pilkada langsung atau pIlkada melalui DPRD,” urai Anggota DPRD Jawa Timur ini.

    Sebagai informasi, wacana Pilkada bisa dipilih melalui DPRD kembali mencuat setelah Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan wacana tersebut dalam pidatonya pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 Partai Golkar di Sentul, Bogor, pada 12 Desember 2024.

    Dalam pidatonya, Prabowo menyebutkan bahwa beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan India telah berhasil menghemat anggaran Pilkada dengan menggunakan sistem pemilihan melalui DPRD.

    Sementara itu, Ketua PCNU Sidoarjo, KH. Zainal Abidin,  memberikan pandangannya terkait wacana Pilkada melalui DPRD. Menurutnya, Pilkada melalui legislatif tersebut cukup efektif jika yang dikhawatirkan terjadinya perpecahan, dan merusak silaturahmi saat Pilkada langsung.

    “Masyarakat yang sebenarnya sudah punya kebersamaan yang sama-sama ingin membangun kabupaten dan Indonesia, tapi ketika ada Pilkada yang melibatkan seluruh masyarakat menjadikan kita tercerai berai, saling bermusuhan. Dan situasi seperti itu biasanya sampai sekian tahun belum sembuh,” terangnya.

    Lanjut KH Zainal lantas jika nantinya pilkada dipilih melalui DPR, apakah dapat mengurangi nilai-nilai demokrasi? hal itu tergantung bagaimana kita melihat sudut pandang demokrasi.

    “Karena sekali lagi wacana demokrasi di Indonesia ini yang diwujudkan dengan pemilu seakan-akan trial and eror. Jadi ingin mencari formula demokrasi yang pas sesuai dengan peradaban murni di Indonesia. Tapi sampai hari ini masih belum menemukan. Tidak apa-apa karena ini masih dalam proses. Amerika saja yg sudah lama katanya demokrasi, masih menemukan persoalan-persoalan ditengah masyarakat,” jelasnya.

    “Dari Efisiensi itu juga menjadi perhitungan kita.  Baik dari calon maupun biaya dari pemerintah. Saya pikir pilkada melalui DPRD akan lebih efektif dan efisien dari sisi anggaran,” tandas KH Zainal Abidin.

    Perwakilan dari Universitas Ma’arif Hasyim Latif Sidoarjo, (UMAHA), menyarankan agar rakyat tetap harus dilibatkan dalam pesta demokrasi, meski Pilkada yang dilakukan dengan mekanisme DPR lebih menghemat anggaran.

    “Menurut saya sistemnya yang harus diubah dan diperbaiki agar Pilkada tetap melibatkan masyarakat. Anggaran tetap harus efisien, namun rakyat perlu tetap terlibat dalam menentukan masa depan daerahnya,” tambahnya.

    Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sidoarjo Putri Maulidina, menilai wacana Pilkada melalui DPRD bukanlah hal baru. Isu ini kembali muncul karena adanya kekhawatiran terkait tingginya biaya Pilkada langsung yang dianggap boros.

    Namun, ia menekankan pentingnya edukasi politik kepada masyarakat untuk menanggulangi praktik money politics. “Pekerjaan rumah besar kita adalah memberikan edukasi politik kepada masyarakat kita, bagaimana masyarakat bisa tegas menolak money politik,” tandas Putri.

    Wakil Ketua DPC PDIP  Sidoarjo, Nadia Bafaqih menyatakan partainya tetap menolak wacana pengalihan mekanisme Pilkada dari sistem langsung menjadi sistem perwakilan DPRD.

    Alasannya, Pilkada langsung adalah hak rakyat untuk terlibat langsung dalam proses demokrasi. Memberikan suara langsung adalah bentuk kebebasan memilih yang harus dikawal.

    “Kami sangat mengapresiasi kegiatan FGD ini karena banyak pembelajaran dan masukan yang kami dapatkan. Namun, PDI Perjuangan tetap akan pada posisi menolak,” tandas Nadia. (isa/but)

  • DPRD Apresiasi Langkah Cepat Pemkot Surabaya Bersihkan Sungai Perbatasan

    DPRD Apresiasi Langkah Cepat Pemkot Surabaya Bersihkan Sungai Perbatasan

    Surabaya (beritajatim.com) – Proses pembersihan sungai perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendapat sorotan positif dari DPRD Surabaya. Meski sungai tersebut berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, langkah cepat Pemkot Surabaya dinilai mendahulukan kepentingan warga.

    Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, mengapresiasi tindakan proaktif Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam membersihkan sungai guna mengurangi risiko banjir di wilayah seperti Rungkut Menanggal dan Gununganyar.

    “Alhamdulillah, Pemkot Surabaya bergerak cepat membersihkan sungai perbatasan, meski bukan dalam wewenangnya. Kebijakan Wali Kota Eri Cahyadi yang meminta dinas terkait untuk segera bertindak tanpa berdebat soal kewenangan patut diapresiasi, karena ini merupakan kepentingan warga Surabaya,” ujar Eri Irawan, Senin (30/12/2024).

    Eri Irawan menegaskan bahwa normalisasi sungai adalah solusi utama untuk mengatasi banjir akibat debit air tinggi dari hulu, seperti Jombang dan Mojokerto, ditambah pasangnya air laut. Kondisi ini semakin diperparah oleh sedimentasi dan eceng gondok yang menghambat aliran air.

    Eri meminta BBWS dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur segera melakukan normalisasi agar kapasitas sungai dapat dipulihkan. “Ke depan, Pemprov Jatim bersama BBWS, Pemkot Surabaya, dan Pemkab Sidoarjo harus duduk bersama dengan langkah konkret untuk memulihkan fungsi alami sungai,” tambahnya.

    Koordinasi lintas wilayah juga menjadi sorotan Eri untuk mengatasi banjir di kawasan yang saling terhubung, seperti Kecamatan Tenggilis Mejoyo. Ia mendesak Pemprov Jawa Timur untuk menjembatani kerja sama antara Surabaya dan Sidoarjo.

    “Ini perlu dijembatani oleh Pemprov Jatim agar ada kolaborasi untuk segera memulihkan fungsi sungai yang menghubungkan dua wilayah ini,” ujar Eri.

    Selain normalisasi rutin, Eri mendorong langkah-langkah terintegrasi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Ia menyebut pentingnya pengelolaan lingkungan di hulu, pembangunan waduk, serta penguatan sistem drainase.

    Menurutnya, pembangunan saluran air yang masif dalam beberapa tahun terakhir telah membantu mengurangi dampak banjir. “Dalam situasi banjir akibat cuaca ekstrem, kita cukup terbantu dengan adanya saluran air di kampung dan jalan utama,” jelas Eri.

    Eri juga menegaskan perlunya restorasi habitat sungai untuk memulihkan keanekaragaman hayati. “Normalisasi perlu diiringi dengan restorasi habitat sungai agar ekosistem dan keanekaragaman hayati dapat terjaga,” katanya. [asg/beq]