kab/kota: Sidoarjo

  • Pemkot Mojokerto Tanggung Biaya Perawatan Siswa SMPN 7 Korban Tragedi Pantai Drini

    Pemkot Mojokerto Tanggung Biaya Perawatan Siswa SMPN 7 Korban Tragedi Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto memastikan menanggung seluruh biaya perawatan bagi siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang menjadi korban musibah kecelakaan air di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tragedi yang terjadi pada Selasa (28/1/2025) ini mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia, sembilan siswa selamat, dan satu siswa masih dalam pencarian.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menegaskan bahwa pihaknya telah merespons cepat peristiwa ini dengan mengirimkan tim ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan dan memastikan kebutuhan korban terpenuhi.

    “Kami perintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk langsung menuju tempat kejadian perkara,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Pemkot Mojokerto juga berkoordinasi dengan Tim SAR di Gunungkidul agar mendapatkan informasi terkini terkait perkembangan pencarian satu siswa yang hilang, serta kondisi para korban yang selamat.

    Pendampingan dan Tanggung Jawab Pemkot
    Selain membiayai seluruh pengobatan siswa yang masih dirawat, Pemkot Mojokerto juga memberikan santunan dan pendampingan kepada keluarga korban meninggal dunia.

    “Kami pastikan setiap siswa yang mendapatkan musibah ini akan kami perhatikan. Kami akan menanggung seluruh pembiayaan yang ditimbulkan akibat kejadian ini. Karena bagi kami, ini musibah yang harus kita hadapi bersama,” tegas Moh Ali.

    Duka yang menyelimuti dunia pendidikan Mojokerto akibat tragedi ini juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Atas nama pribadi, Pemkot Mojokerto, dan seluruh satuan pendidikan, Moh Ali menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

    Dari sembilan siswa yang selamat, tujuh siswa sudah kembali ke Mojokerto setelah dinyatakan sehat. Sementara itu, dua siswa, yakni Ariona Reza dan Ahmad Muzaki, masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito, Sleman, DIY, akibat iritasi lambung yang diduga disebabkan menelan air laut.

    Musibah ini juga mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia, yaitu Alfian Aditya Pratama, Rayhaki Fatqiyasyah, dan Magen Yusuf Adliqo. Satu siswa, Rifky Yoeda Pratama, asal Kecamatan Krian, Sidoarjo, hingga kini masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk terus memantau dan mendukung proses pencarian serta pemulihan bagi para korban. [tin/beq]

  • 2 Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Selamat dari Tragedi Pantai Drini Dirawat di RSUP dr. Sardjito

    2 Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Selamat dari Tragedi Pantai Drini Dirawat di RSUP dr. Sardjito

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua siswa SMPN 7 Kota Mojokerto, Ariona Reza dan Ahmad Muzaki, kini masih menjalani perawatan intensif di RSUP dr. Sardjito, Sleman, DIY, setelah selamat dari tragedi ombak besar di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025). Keduanya mengalami iritasi lambung akibat menelan air laut saat terseret ombak.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat rombongan outing class yang terdiri dari 257 siswa kelas 7 dan 8 serta 16 guru mendampingi kegiatan wisata ke Pantai Drini.

    “Pukul 07.00 WIB, dilaporkan ada 13 siswa terseret ombak gelombang laut pantai selatan. Dari 13 siswa, 9 ditemukan selamat, tiga meninggal dunia, dan satu masih dalam pencarian,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Dari sembilan siswa yang selamat, tujuh di antaranya telah kembali ke Mojokerto setelah dinyatakan sehat. Namun, Ariona Reza dan Ahmad Muzaki membutuhkan penanganan lebih lanjut di RSUP dr. Sardjito akibat dampak fisik yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut.

    Rombongan SMPN 7 Kota Mojokerto tiba di Pantai Drini pada pagi hari. Saat siswa menikmati suasana pantai, ombak besar tiba-tiba datang dan menyeret 13 siswa ke laut. Tim SAR Gabungan langsung dikerahkan untuk menyelamatkan para korban.

    “Korban selamat yakni Firmanda Ramadani, Bintang Kenzie, Putra Agustino, Reband Bagas, M Zaky, Ariona Reza, Ahmad Muzaki, Ainoah, dan Raditya Rangga. Tujuh siswa sudah bisa kembali dengan rombongan, sementara dua masih dirawat,” jelas Moh Ali.

    Dalam tragedi ini, tiga siswa dinyatakan meninggal dunia, yaitu Alfian Aditya Pratama, Rayhaki Fatqiyasyah (keduanya dari Kota Mojokerto), dan Magen Yusuf Adliqo (dari Kabupaten Mojokerto). Sementara satu siswa, Rifky Yoeda Pratama asal Kecamatan Krian, Sidoarjo, masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Pemerintah Kota Mojokerto terus memantau perkembangan kesehatan Ariona dan Ahmad di RSUP dr. Sardjito. “Kami berkoordinasi untuk memastikan penanganan terbaik bagi korban yang masih dirawat,” tutur Moh Ali.

    Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Mojokerto, terutama dunia pendidikan, yang kehilangan tiga siswa dalam kejadian ini. [tin/beq]

  • Kanwil BPN Sebut Pesisir Pantai di Sumenep yang Ber-SHM Sesuai Prosedur

    Kanwil BPN Sebut Pesisir Pantai di Sumenep yang Ber-SHM Sesuai Prosedur

    Kanwil BPN Sebut Pesisir Pantai di Sumenep yang Ber-SHM Sesuai Prosedur
    Tim Redaksi
    SUMENEP, KOMPAS.com
    – Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten
    Sumenep
    , Jawa Timur, bersikukuh bahwa penerbitan Sertifikat Hak Milik (
    SHM
    ) untuk 20 hektar pesisir pantai di Dusun Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, sudah sesuai prosedur.
    Kepala Kanwil BPN Kabupaten Sumenep, Mateus Joko Slamito, mengklaim timnya telah selesai melakukan inventarisasi data digital dan warkat wilayah di area pesisir yang saat ini menjadi sumber konflik tersebut.
    Hasilnya, setelah dilakukan identifikasi dan analisis dalam sepekan terakhir, data yang terkumpul diklaim sama persis dengan data penerbitan SHM tahun 2009.
    Namun demikian, saat turun lapangan, tim inventarisasi
    Kanwil BPN Sumenep
    menemukan area yang memiliki SHM tersebut sudah menjadi laut.
    “Saya juga sudah meminta tim untuk turun lapangan. Dan memang sudah menjadi laut, Pak, kata mereka,” jelasnya.
    Kanwil BPN Sumenep berdalih bahwa saat proses pengukuran lahan, wilayah pesisir yang saat ini menjadi sumber konflik tersebut masih berupa daratan.
    Hal ini merujuk pada data hasil inventarisasi yang dilakukan Kanwil BPN Sumenep semuanya sama dengan data penerbitan SHM tahun 2009.
    “Hasil inventarisasi yang kami lakukan, semuanya sama dengan penerbitan SHM tahun 2009, keabsahannya terjamin,” terangnya.
    Mateus menduga, pesisir pantai yang kini jadi polemik tersebut sudah mengalami abrasi dan menjadi laut.
    “SHM-nya terbit 2009 silam, Pak. Sudah 16 tahun lalu kan,” katanya.
    Saat ini, hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Kanwil BPN Sumenep sudah rampung. Bahkan, data tersebut sudah diserahkan ke Kanwil BPN Jawa Timur.
    Mateus melanjutkan, jika ada masyarakat yang ragu, pihaknya mempersilakan melalui prosedur yang ada, seperti menguji di PTUN.
    Sementara itu, Ahmad Sidik, ketua RT Dusun Tapakerbau, sangat menyayangkan hasil inventarisasi yang dilakukan Kanwil BPN Sumenep.
    Dia meminta agar Kanwil BPN Sumenep mengkaji ulang atas hasil identifikasi dan analisis yang mereka lakukan.
    “Jika tidak, berarti mereka menyetujui perusakan laut,” kata Sidik.
    Sebelumnya, area pesisir pantai dan laut yang telah memiliki Sertifikat Hak Milik (SHM) juga ditemukan di Dusun Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
    Dari penelusuran
    Kompas.com
    , kasus ini sudah terjadi jauh sebelum ramainya temuan SHM Pagar Laut di Tangerang, Banten, dan juga temuan Hak Guna Bangunan (HGB) di perairan Sidoarjo.
    Sebab, SHM di wilayah pesisir tersebut sudah diterbitkan sejak tahun 2009 atau 16 tahun lalu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satlantas Polres Sidoarjo dan Relawan Pasang Imbauan di Jalur Rawan Kecelakaan

    Satlantas Polres Sidoarjo dan Relawan Pasang Imbauan di Jalur Rawan Kecelakaan

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Satlantas Polres Sidoarjo bekerja sama dengan relawan Info Lantas Sidoarjo (ILS) Korcam Taman mengambil langkah preventif untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah rawan kecelakaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memasang banner imbauan di Jalan Trosobo, Taman, yang dikenal sebagai jalur padat kendaraan.

    Kanit Lantas Polsek Taman, AKP Sulaiman, memimpin langsung pemasangan banner tersebut bersama anggota relawan ILS Korcam Taman. “Pemasangan banner ini bertujuan untuk mengingatkan pengendara agar selalu waspada saat berkendara di jalur yang sering mengalami kepadatan,” ujar AKP Sulaiman, Selasa (28/1/2025).

    Menurut AKP Sulaiman, Jalan Trosobo merupakan jalur dengan tingkat lalu lintas yang tinggi, baik di hari kerja maupun saat musim libur panjang. Kondisi ini meningkatkan risiko kecelakaan, sehingga diperlukan langkah antisipasi seperti pemasangan imbauan.

    Selain itu, AKP Sulaiman juga mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan selama berkendara. “Keselamatan diri sendiri dan orang lain di jalan raya harus menjadi prioritas setiap pengendara,” tegasnya.

    Langkah kolaboratif antara Satlantas Polres Sidoarjo dan relawan ILS ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pengguna jalan akan pentingnya kehati-hatian, terutama di daerah rawan kecelakaan seperti Jalan Trosobo. [isa/beq]

  • Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Cuaca Ekstrem Intai Bojonegoro: Waspadai Potensi Ancaman dalam Sepekan ke Depan

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Selama sepekan kedepan, Kabupaten Bojonegoro diprakirakan berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Dampaknya, bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Sehingga masyarakat diimbau agar lebih waspada.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Jawa Timur itu sesuai dengan surat imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo.

    Dalam surat imbauan bernomor e.B/ME.02.04/006/KSUB/I/2025 tentang Kewaspadaan Cuaca Ekstrem di Jatim itu disebut terjadi antara 27 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025.

    “Cuaca ekstrem ini dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi, antara lain hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es, pada periode 27 Januari 2025-5 Februari 2025,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Sedangkan saat ini wilayah Jawa Timur berada di musim hujan dan sebagian besar wilayah sudah memasuki puncak musim hujan. Ini terjadi sebab adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yakni fenomena atmosfer yang terjadi di lapisan troposfer.

    “Juga karena adanya gelombang atmosfer Rossby yang diprakirakan melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” terangnya.

    Dijelaskan, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia, serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

    Selain itu diprakirakan terbentuknya daerah siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur yang mendukung terbentuknya daerah konvergensi dan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Timur.

    “BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan,” tegasnya.

    Lantaran hal itu, wilayah dengan topografi curam, bergunung, tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya
    jarak pandang.

    “Masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stametjuanda.bmkg.go.id/radar/, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan,” pungkasnya. [lus/aje]

  • Prakiraan Cuaca Surabaya, Gresik dan Sidoarjo 28 Januari 2025 Hujan?

    Prakiraan Cuaca Surabaya, Gresik dan Sidoarjo 28 Januari 2025 Hujan?

    Surabaya (beritajatim.com) – Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Selasa (28/1/2025) diprakirakan hujan pada jam tertentu.

    “Cuaca hari ini, sejumlah daerah di Surabaya dan Sidoarjo diprakirakan hujan ringan pada pagi hari. Termasuk di daerah Gresik yang juga berpotensi diguyur hujan,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr.

    Berikut ini informasi lebih lengkap terkait prakiraan cuaca di Surabaya Raya hari ini.

    Cuaca di Surabaya

    Selasa pagi sekitar pukul 9.00 WIB diprediksi hujan ringan, termasuk Kecamatan Bubutan, Asemrowo, dan Genteng. Selebihnya cuaca cenderung berawan. Untuk suhunya, antara 24-30 derajat celcius, kelembapan sekitar 68-96 persen, dan kecepatan angin 10,7 km/jam dari Barat Daya.

    Cuaca di Sidoarjo

    Sepanjang hari ini cuaca di Sidoarjo diprediksi hujan dengan intensitas ringan, terlebih sekitar pukul 9.00-12.00 WIB. Termasuk yang terjadi di Kecamatan Tulangan, Sukodono, dan Tulangan. Selebihnya, cuaca cenderung berawan di wilayah ini.

    Suhu di sini, terendah di angka 24 dan tertinggi 30 derajat celcius. Sedangkan untuk kelembapannya sekitar 68-96 persen, dan kecepatan angin 12,3 km/jam dari Barat Daya.

    Cuaca di Gresik

    Sepanjang hati ini, cuaca di daerah Gresik cenderung berawan. Adapun potensi diguyur hujan pada jam tertentu, tetapi intensitas cukup rendah.

    Suhu di sini cenderung rendah, antara 25-27 derajat celcius, kelembapan sekitar 82-93 persen, dan kecepatan angin 21,9 km/jam dari Barat Daya.

    Itulah cuaca di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada hari ini menurut BMKG Juanda. Prakiraan cuaca tersebut mungkin bisa berubah-ubah, sehingga masyarakat dihimbau untuk selalu antisipasi payung atau jas hujan saat berkegiatan di luar ruangan. [fyi/aje]

  • Sekda Sidoarjo Tinjau Langsung Banjir Waru dan Tanggulangin

    Sekda Sidoarjo Tinjau Langsung Banjir Waru dan Tanggulangin

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terus berupaya menangani banjir yang melanda wilayah Kecamatan Waru dan Tanggulangin secara maksimal. Sekretaris Daerah Kab. Sidoarjo Fenny Apridawati yang ditugaskan oleh Plt. Bupati Sidoarjo untuk melakukan inspeksi langsung ke lokasi-lokasi terdampak untuk meninjau kondisi dan mencari solusi terbaik.

    Kunjungan pertama dilakukan di Desa Medaeng, Kecamatan Waru. Berbagai permasalahan  yang menjadi penyebab banjir ditemukan.  Salah satu kendala utama adalah keberadaan sudetan dan bangunan liar di sempadan sungai yang menyebabkan aliran air terganggu.

    “Masyarakat masih kurang menyadari pentingnya menjaga sempadan sungai. Bahkan, ada bangunan liar yang hampir memenuhi sepanjang aliran sungai. Hal ini sangat mengganggu aliran air dan menyebabkan sungai meluap, menggenangi wilayah lainnya, terutama saat hujan deras,” ujar Fenny.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah akan mendatangkan alat berat untuk melakukan pengerukan sungai. Namun, karena keterbatasan ruang akibat banyaknya bangunan liar, alat berat yang lebih kecil akan digunakan.

    Pemerintah berharap masyarakat yang memiliki bangunan di sempadan sungai segera membongkar bangunan tersebut secara sukarela sebelum tindakan tegas dilakukan.

    Sementara itu, di Kecamatan Tanggulangin, banjir telah merendam 11 desa dengan total 9.121 warga terdampak. Salah satu penyebab utama banjir adalah penurunan tanah (subsidence) yang terjadi hingga beberapa sentimeter setiap tahunnya.

    “Mohon masyarakat tetap sabar. Insya Allah, pemerintah akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini. Layanan kesehatan, bantuan sosial, dan dukungan dari BPBD akan terus dilakukan secara optimal. Puskesmas siaga 24 jam juga telah dikerahkan untuk melayani masyarakat terdampak,” paparnya.

    Salah satu fasilitas umum yang terkena dampak adalah SMPN 2 Tanggulangin, yang terendam banjir hingga 70 cm. Meskipun sekolah tersebut telah ditinggikan, banjir tetap terjadi karena penurunan tanah. Untuk sementara, kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara daring.

    “Kami akan melaporkan kondisi ini kepada Plt. Bupati Sidoarjo untuk mempertimbangkan solusi terbaik, apakah sarana sekolah perlu ditinggikan lagi atau perlu dilakukan merger dengan sekolah lain,” urai Fenny.

    Selain meninjau lokasi banjir, Fenny juga menyerahkan bantuan sembako dari Baznas kepada warga terdampak yang ditampung sementara di salah satu bangunan TPQ di Desa Kedungbanteng. Sebanyak 40 jiwa saat ini berada di pengungsian.

    Selain itu, PDAM Delta Tirta juga menyalurkan bantuan air bersih bagi warga di lokasi pengungsian. Pemkab Sidoarjo terus berupaya memberikan penanganan terbaik untuk masyarakat terdampak banjir dan berharap kondisi segera membaik. (isa/but)

  • Pembunuhan dan Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi Telah Direncanakan

    Pembunuhan dan Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi Telah Direncanakan

    Pembunuhan dan Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi Telah Direncanakan
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Tersangka
    Rohmad Tri Hartanto
    alias A (32) diyakini sudah merencanakan
    pembunuhan
    dan memutilasi Uswatun Khasanah atau UK (29).
    Jenazah UK tanpa kepala dan kaki terbungkus di dalam koper merah ditemukan pertama kali oleh seorang warga di
    Ngawi
    pada Kamis (23/1/2025).
    Dalam kurun waktu tiga hari, Polda Jatim akhirnya mengungkap identitas dan menangkap pelaku yang merupakan kekasih korban.
    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol M. Farman mengatakan, tersangka diyakini telah merencanakan aksi kejinya.
    “Kejadian sebenarnya ini sudah direncanakan oleh pelaku jauh hari,” kata dia di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (27/1/2025).
    Itulah mengapa, kata Farman, tersangka mengajak korban untuk bertemu di kamar 303 Hotel Adisurya, Kediri, pada Minggu (19/1/2025).
    Sebelum menuju ke Hotel Adisurya, RTH telah membawa uang sebesar Rp 1 juta sebagaimana yang dijanjikan kepada korban.
    Di tanggal tersebutlah, tersangka menjalankan rencana kejinya. “Berdasarkan pengakuan, ada percecokan dan terjadilah korban dicekik,” ucap Farman.
    Saat korban tak sadarkan diri, tersangka kembali ke rumah untuk mengambil koper dan peralatan lain seperti tali hingga plastik.
    Pelaku yang kembali menuju hotel diantar oleh kerabatnya berinisial MAM sempat mampir membeli pisau buah di minimarket, yang kemudian menurut pengakuannya untuk eksekusi
    mutilasi
    .
    Setelah semua bagian tubuh terangkut di dalam mobil milik korban, pelaku lantas membawanya ke sebuah rumah kosong milik neneknya di Tulungagung.
    Kemudian tersangka membawa kabur mobil korban dan menjualnya kepada seseorang asal Sidoarjo seharga Rp 57 juta. Uang tersebut lalu digunakan untuk membeli mobil Vios seharga Rp75 juta.
    Setelah itu, dia kembali ke rumah kosong menggunakan mobil sewaan Toyota Veloz putih untuk membuang jenazah di tiga wilayah yang berbeda.
    Bagian kepala korban ditemukan di Trenggalek, kaki di Ponorogo, sementara tubuh dibuang di wilayah Ngawi.
    Kini, pelaku tidak hanya dijerat pasal pembunuhan tetapi juga pencurian. Pasal 340 KUHP Subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan kurungan penjara maksimal seumur hidup.
    Dengan tindak pidana pembunuhan berencana subsider, pembunuhan lebih subsider penganiayaan berat yang mengakibatkan korban mati, serta pencurian dengan menggunakan kekerasan yang mengakibatkan korban mati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologis Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi, Korban dan Pelaku Sempat Cekcok

    Kronologis Mutilasi Wanita dalam Koper di Ngawi, Korban dan Pelaku Sempat Cekcok

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus penemuan mayat wanita yang termutilasi di Ngawi membuat heboh masyarakat Jawa Timur. Sebelum dibunuh, korban bernama Uswatun Hasanah ternyata sempat cekcok dengan sang kekasih, Rohmad Tri Hartanto, yang menjadi tersangka dalam kasus ini.

    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman menceritakan, antara pelaku dan korban tidak pernah terjadi pernikahan siri. Namun, keduanya memang mempunyai hubungan khusus yang sudah berjalan 3 tahun.

    “Jadi antara pelaku dan korban mempunyai hubungan selama 3 tahun. Namun, tersangka memiliki istri sah dan 2 anak,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    Aksi pembunuhan kepada Uswatun ternyata sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tersangka Rohmad Tri Hartanto atau kerap dipanggil Anto itu dendam karena anak pertamanya pernah didoakan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Selain itu, korban juga pernah menyuruh tersangka untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Jadi pembunuhan kepada korban sudah direncanakan. Motifnya cemburu dan sakit hati. Korban juga kerap memasukan laki-laki lain ke kamar kos,” tutur Farman.

    Tersangka Antok mulanya mengajak korban untuk bertemu di Terminal Bus Gayatri, Tulungagung pada 19 Januari 2025 sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah bertemu, keduanya lantas pergi ke Hotel Adisurya, Jalan Mayor Bismo No. 409. Keduanya lantas mengobrol perihal hubungan yang sudah dijalani.

    Di tengah pembicaraan, keduanya terlibat cekcok. Tersangka Antok pun mencekik korban. Karena korban terus memberontak Uswatun terjatuh dan kepalanya terbentur ke lantai hingga hidungnya keluar darah.

    Sekitar pukul 23.30 WIB, setelah memastikan korban tewas, tersangka menghubungi temannya berinisial MA, meminta dijemput dan diantarkan ke rumah neneknya di dusun Gombang, Tulungagung. Mereka berdua sampai di tujuan pada pukul 00.30 WIB. Mereka lantas mengambil koper warna merah, tali pramuka, kantong kresek hitam dan putih 10 buah untuk dibawa ke Hotel Adisurya.

    “Keduanya lantas kembali ke hotel di Kediri. Di tengah perjalanan, pelaku membeli pisau di Indomaret,” terang Farman.

    Sesampainya di hotel, jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB. Tersangka Antok meminta temannya MA untuk pulang dan dijemput kembali pada pukul 05.00 WIB.

    Tersangka lantas masuk ke kamar hotel nomor 301 di mana jenazah Uswatun sedang tergeletak. Setelah di kamar hotel, pelaku berusaha memasukan jenazah korban ke dalam koper. Namun karena tidak cukup, tersangka terlebih dahulu memotong kepala korban dan dimasukkan ke kresek.

    Setelah dimasukkan kembali ke koper tidak cukup, tersangka memotong kaki betis kanan dan kiri. Karena belum cukup, tersangka kembali memotong paha sebelah kiri korban.

    “Oleh tersangka, potongan tubuh korban ditaruh di koper dan kresek-kresek yang sudah dibawa,” jelas Farman.

    Sekitar pukul 05.00, tersangka dijemput kembali oleh rekannya, MA. Saat itu, tersangka mengangkat sendiri koper dan potongan tubuh korban yang sudah ada di dalam potongan kresek. Mereka berdua lantas pergi kembali ke dusun Gombang, Tulungagung untuk menaruh koper dan plastik kresek berisi potongan tubuh Uswatun.

    Tersangka Antok lantas berangkat ke Surabaya untuk menjual mobil Ertiga Putih milik korban. Mobil itu lantas dijual ke rekannya di Sidoarjo dengan harga Rp57 juta. Ia pun pulang ke Tulungagung dengan naik bus dari terminal Bungurasih.

    Pada tanggal 21 Januari 2025, tersangka membungkus koper berisi tubuh Uswatun menggunakan isolasi dan plastik bubble wrap. Dengan tujuan mengurangi bau busuk. Ia lantas menyewa sebuah mobil dan mengangkut koper serta potongan tubuh yang dimasukan ke kresek.

    Pada pukul 22.00 WIB tersangka membuang koper berisi tubuh Uswatun ke Dusun Dadapan, Kendal, Ngawi. Lalu, potongan tubuh kaki kanan dan kiri dibuang di Hutan Negara, Sampung, Ponorogo. 

    “Sebenarnya, kepala korban juga dibuang di Sampung. Namun saat dilempar potongan kepala korban kena jendela mobil dan kembali masuk. Di saat yang bersamaan, di belakang mobil ada pengendara motor sehingga pelaku masih menyimpan kepalanya untuk dibuang esok hari,” terang Farman.

    Kepala korban lantas dibuang pada Rabu, 22 Januari 2025 sekitar pukul 19.00 WIB di Jalan Raya Dusun Gemahharjo, Watulimo, Trenggalek. Tersangka pun lantas pulang setelah menyelesaikan tugasnya.

    Saat ini, polisi masih memeriksa rekan tersangka berinisial MA yang juga terekam CCTV sempat mengantar jemput tersangka. Namun, polisi masih mendalami peran MA dalam peristiwa ini. [ang/beq]

  • PPK Resmi Dibubarkan, KPU Sidoarjo Berikan Penghargaan untuk Mitra dan Penyenggara Terbaik

    PPK Resmi Dibubarkan, KPU Sidoarjo Berikan Penghargaan untuk Mitra dan Penyenggara Terbaik

    Sidoarjo (beritajatim.com) –  Penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Sidoarjo resmi berakhir dengan pembubaran Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pada Minggu (26/1) malam.

    Acara yang berlangsung di Hotel Aston Sidoarjo ini menandai selesainya seluruh tahapan Pilkada 2024. Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sidoarjo, Subandi, memimpin langsung prosesi pembubaran tersebut.

    Dalam kesempatan itu, apresiasi khusus diberikan kepada para mitra Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sidoarjo, termasuk Dispendukcapil, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Satpol PP, serta Polres Sidoarjo. Penghargaan juga disampaikan kepada PPK dengan kinerja terbaik di setiap kategori.

    Subandi: Pilkada Berjalan Sukses dan Lancar
    Dalam sambutannya, Subandi mengucapkan terima kasih atas dedikasi seluruh penyelenggara Pilkada, termasuk PPK. Menurutnya, kerja keras mereka telah memastikan proses demokrasi berjalan lancar dan bertanggung jawab.

    “Alhamdulillah, penyelenggaraan Pilkada berjalan lancar tanpa ada sengketa. Ini menunjukkan bahwa KPU telah sukses menjalankan tugasnya, dan demokrasi di Sidoarjo berhasil,” ujar Subandi.

    Ia juga menambahkan bahwa proses Pilkada kali ini berlangsung adil dan tanpa gesekan antar pasangan calon (paslon), sehingga mencerminkan pemilu yang transparan dan kondusif.

    Evaluasi KPU: Partisipasi Pemilih Capai 70,20 Persen
    Ketua KPU Kabupaten Sidoarjo, Fauzan Adim, mengungkapkan bahwa pelaksanaan Pilkada 2024 berjalan tanpa konflik di tingkat akar rumput. Mulai dari tahapan sosialisasi hingga penghitungan suara, tidak ditemukan gesekan antar pendukung paslon.

    “Angka partisipasi pemilih tahun ini mencapai 70,20 persen. Memang sedikit menurun 1 persen dibandingkan Pilkada 2021, namun ini tetap angka yang cukup tinggi,” jelas Fauzan.

    Penurunan partisipasi, menurutnya, disebabkan oleh jumlah paslon yang hanya dua pada tahun ini, dibandingkan dengan tiga paslon pada Pilkada sebelumnya. Meski demikian, Fauzan menilai antusiasme masyarakat tetap tinggi. “Jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang hanya memiliki dua paslon, partisipasi di Sidoarjo masih lebih baik, bahkan mencapai 60 persen lebih,” tambahnya.

    Penghargaan untuk PPK dan Mitra KPU
    Pada malam pembubaran tersebut, KPU Sidoarjo memberikan sejumlah penghargaan untuk PPK dengan kinerja terbaik. Berikut daftar penghargaan yang diberikan:

    Indeks Partisipasi Masyarakat Tertinggi: Krembung (81,48%), Tarik (79,85%), dan Wonoayu (78,80%).
    Pengelolaan Data Pemilih Terbaik: Krian, Balongbendo, dan Tanggulangin.
    Pengelolaan Logistik Terbaik: Gedangan, Tulangan, dan Candi.
    Pelaporan Keuangan/SITAB Terbaik: Sukodono, Sedati, dan Porong.
    Pelaksanaan Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Terbaik: Prambon, Wonoayu, dan Waru.
    Manajemen Penanganan Hukum Terbaik: Sidoarjo, Buduran, dan Jabon.

    Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada mitra KPU, seperti Polresta Sidoarjo, Kodim 0816, Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Bawaslu, Satpol PP, serta beberapa dinas terkait, termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.

    Evaluasi Menyeluruh
    Setelah pembubaran PPK, KPU Sidoarjo berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan Pilkada, termasuk partisipasi dari kelompok muda, penyandang disabilitas, hingga pemilih lansia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemilu pada masa mendatang.

    Dengan berbagai apresiasi yang diberikan, KPU Kabupaten Sidoarjo berharap para mitra dan penyelenggara tetap berkomitmen mendukung proses demokrasi yang lebih baik di tahun-tahun mendatang. (ted)