Pria di Tangsel Jual Tramadol dan Hexymer Tanpa Izin, Pembelinya Banyak Pelajar
Penulis
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Polisi menangkap pria berinisial MNR (23) karena diduga mengedarkan obat-obatan golongan G tanpa izin di wilayah Cisauk, Tangerang Selatan.
Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengatakan, pembeli obat ilegal ini banyak berasal dari kalangan pelajar.
“Ya, pelajar orang umum aja. Modusnya rata-rata memang anak-anak remaja yang datang membeli. Mereka sudah kenal kalau di situ toko obat, sehingga tidak kesulitan untuk membeli,” kata Dhady saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Selasa (30/9/2025).
MNR ditangkap di sebuah toko di Jalan Kelapa Dua, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, pada Senin (29/9/2025).
Dari penggeledahan, polisi menemukan 211 butir tramadol, 260 butir hexymer, 120 butir trihexyphenidyl (three-x), serta uang tunai Rp 409.000 hasil penjualan.
“Dengan barang bukti sekitar 600 butir, kami bisa menyelamatkan kurang lebih 150 remaja dari penyalahgunaan obat keras tersebut,” ucap Dhady.
Menurut Dhady, tersangka hanya menjual obat-obatan terlarang itu di tokonya, tidak melakukan penyamaran dengan cara lain.
Informasi peredaran obat tersebut sebenarnya sudah lama beredar di masyarakat, namun tersangka mengaku baru beroperasi beberapa bulan.
“Barang bukti itu (obat-obatan yang dijual) dia dapat dari seseorang. Itu masih kami dalami,” kata Dhady.
Kini, MNR ditahan di Polsek Cisauk.
Ia dijerat Pasal 435 jo Pasal 138 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dengan ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun atau denda maksimal Rp 5 miliar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Setu
-
/data/photo/2025/09/30/68dbd55c2600c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria di Tangsel Jual Tramadol dan Hexymer Tanpa Izin, Pembelinya Banyak Pelajar Megapolitan 30 September 2025
-
/data/photo/2025/09/29/68da814b7767f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wawalkot Tangsel: Bakteri Penyebab Siswa SD di Setu Keracunan MBG Megapolitan 29 September 2025
Wawalkot Tangsel: Bakteri Penyebab Siswa SD di Setu Keracunan MBG
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menemukan bakteri dalam makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah adanya laporan keracunan massal di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Setu.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengatakan, hasil pemeriksaan Dinkes Tangsel, penyebab keracunan diduga berasal dari air yang digunakan dalam proses pengolahan makanan.
Air tersebut terdapat bakteri E.coli yang turut ikut mencemari makanan.
“Itu karena ada bakteri di situ, kalau tidak salah E. coli. Ada di makanannya, lalu juga di tangannya itu,” ujar Pilar saat ditemui di Gedung Wali Kota Tangsel, Serua, Ciputat, Tangsel, Senin (29/9/2025).
Adapun kasus tersebut terjadi di wilayah Babakan, Setu, pada September 2025.
Namun, ia tidak mengingat secara pasti jumlah murid yang keracunan MBG.
Tetapi saat itu, sejumlah siswa mengalami mual usai mengonsumsi makanan dari program MBG.
“Ada di Setu, daerah Babakan sempat ada. Itu sekarang SPPG-nya sedang ditutup,” kata dia.
Untuk mencegah hal itu, pemerintah kini mewajibkan penggunaan air galon untuk proses memasak maupun mencuci bahan makanan.
Aturan itu mengacu pada arahan Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Sekarang syaratnya dari Kementerian Kesehatan dan BGN, air untuk masak dan merebusnya wajib menggunakan air galon di seluruh Indonesia. Kalau sudah dicuci, dibilas terakhirnya pakai air galon juga,” jelas Pilar.
Pilar berharap kasus serupa tidak kembali terjadi di wilayah Tangsel.
Bahkan, ia ingin ada koordinasi antara Pemkot Tangsel dengan BGN untuk memastikan standar kesehatan makanan dalam program MBG benar-benar terjaga.
“Kami sangat membutuhkan koordinasi agar antara BGN sama Pemda itu, kita kan bukan masing-masing, ini program bersama mensukseskan programnya Presiden,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/29/68da814b7767f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Siswa SD Diduga Keracunan MBG, SPPG di Tangsel Ditutup Megapolitan 29 September 2025
Siswa SD Diduga Keracunan MBG, SPPG di Tangsel Ditutup
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menemukan siswa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Setu diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan mengatakan saat ini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan MBG tersebut ditutup.
“Ada di Setu, daerah Babakan sempat ada. Itu sekarang SPPG-nya sedang ditutup,” ujar Pilar Saga Ichsan saat ditemui di Gedung Wali Kota Tangsel, Serua, Ciputat, Tangsel, Senin (29/9/2025).
Namun, ia tidak mengingat secara pasti jumlah murid yang keracunan MBG. Begitu pula dengan tanggal pasti peristiwa itu terjadi.
Namun, ia memastikan kejadian tersebut masih pada bulan September 2025.
“Lumayan (yang keracunan). Jumlahnya saya lupa. Beberapa waktu lalu tapi masih bulan ini,” kata dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, saat keracunan MBG, sejumlah siswa mengalami gejala mual setelah mengonsumsi makanan dalam program tersebut.
Dari hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel menyebut penyebabnya berasal dari air yang digunakan.
Pilar menjelaskan, berdasarkan temuan Dinkes Tangsel, terdapat bakteri pada air yang digunakan dalam pengolahan makanan.
Bahkan, bakteri tersebut diduga ikut mencemari makanan hingga menimbulkan gejala keracunan.
“Itu karena ada bakteri di situ, kalau tidak salah E. coli. Ada di makanannya, lalu juga di tangannya itu,” kata dia.
Untuk mencegah hal itu terjadi lagi, pemerintah kini mewajibkan penggunaan air galon untuk proses memasak maupun mencuci bahan makanan.
Aturan itu mengacu pada arahan Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Sekarang syaratnya dari Kementerian Kesehatan dan BGN, air untuk masak dan merebusnya wajib menggunakan air galon di seluruh Indonesia. Kalau sudah dicuci, dibilas terakhirnya pakai air galon juga,” jelas Pilar.
Pilar berharap kasus serupa tidak kembali terjadi di wilayah Tangsel.
Bahkan, ia ingin ada koordinasi antara Pemkot Tangsel dengan BGN untuk memastikan standar kesehatan makanan dalam program MBG benar-benar terjaga.
“Kami sangat membutuhkan koordinasi agar antara BGN sama Pemda itu, kita kan bukan masing-masing, ini program bersama mensukseskan programnya Presiden,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

RSUD Pasar Minggu kenalkan MCU Wisata Medis kepada siswa SMA
Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengenalkan pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU) Wisata Medis kepada siswa-siswi tingkat SMA untuk menggerakkan perekonomian.
“Layanan MCU Wisata Medis ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam mendukung program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menuju Jakarta Kota Global,” kata Direktur RSUD Pasar Minggu Friana Asmely di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan MCU Wisata Medis menawarkan beberapa paket pemeriksaan kesehatan yang lengkap dan modern bagi pasien, baik dari dalam maupun luar negeri. Nantinya, layanan medis tersebut dapat diadakan di tempat-tempat wisata.
MCU Wisata Medis itu pun diyakini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan di Jakarta dan membawa dampak positif bagi perekonomian daerah.
“Mudah-mudahan sinergi antara RSUD Pasar Minggu dengan berbagai dinas terkait terus berjalan baik guna memaksimalkan potensi wisata medis ini sebagai kekuatan sektor ekonomi baru,” ujar Friana.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 20 peserta didik asal SMAN 38 Jakarta diajak berwisata medis dengan mengunjungi kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
“Kita ingin meningkatkan industri kesehatan dalam negeri, mengalihkan pasien dari berobat ke luar negeri, serta menciptakan keuntungan ekonomi melalui kerja sama sektor kesehatan dan pariwisata,” ucap Friana.
Sementara itu, pendamping peserta didik dari SMAN 38 Jakarta Margono Suprayogi menambahkan sebanyak 20 peserta didik yang mengikuti kegiatan itu berasal dari Kelas X, XI, dan XII.
Menurut dia, pemeriksaan kesehatan dan wisata medis itu sangat baik karena dapat memberikan dampak kesehatan fisik dan mental para peserta didik.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya sebatas sampai di sini saja, tapi terus berlanjut dan kuotanya bisa ditambah supaya anak-anak Indonesia bisa tumbuh dengan baik menjadi generasi emas di masa mendatang,” harap Margono.
Pada kesempatan yang sama, Staf Satuan Pelaksana Edukasi, Informasi dan Pelayanan Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Shafrina Fauzia mengucapkan terima atas kunjungan dari peserta didik sekolah tersebut dalam program MCU Wisata Medis RSUD Pasar Minggu.
Dalam kunjungan itu, peserta didik diajak untuk melihat berbagai koleksi di Museum Betawi serta pameran kontemporer di dalamnya. Kemudian, mereka juga diajak mengikuti kegiatan permainan tradisional Betawi.
“Semoga dengan kegiatan kolaborasi ini, selain memberikan pengetahuan baru, para peserta didik juga bisa membantu mempromosikan warisan budaya Betawi di Setu Babakan ini kepada teman atau keluarganya di rumah,” tutur Shafrina.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/02/19/67b540933dd80.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Video Prabowo Tayang Sebelum Film di Bioskop, Ternyata Jokowi Juga Pernah Nasional 14 September 2025
Video Prabowo Tayang Sebelum Film di Bioskop, Ternyata Jokowi Juga Pernah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Video penayangan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di bioskop viral di media sosial Instagram dan TikTok.
Namun, ini bukan pertama kalinya ada penayangan iklan pencapaian program-program pemerintah di bioskop.
Hal serupa ternyata pernah dilakukan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2018.
Sebagaimana dilihat dari tayangan media sosial yang viral, video progam Prabowo diputar di bioskop tepat sebelum film dimulai.
Dalam video itu, Prabowo menyampaikan perkembangan soal Koperasi Makan Bergizi Gratis (MBG), Merah Putih, dan Sekolah Rakyat.
Selain itu, terlihat momen ketika Prabowo blusukan untuk menjumpai warga dan anak-anak yang menjadi penerima manfaat program-program tersebut.
Merespons viralnya video tersebut, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menjelaskan hal ini lumrah sepanjang tidak melanggar aturan ataupun mengganggu kenyamanan.
“Tentunya sepanjang tidak melanggar aturan, tidak mengganggu kenyamanan keindahan, maka penggunaan media publik untuk menyampaikan sebuah pesan tentu sebuah hal yang lumrah,” ungkap Prasetyo kepada wartawan, Minggu (14/9/2025).
Berdasarkan catatan
Kompas.com
, menjelang akhir masa jabatan Jokowi pada periode pertama, hal serupa dilakukan oleh pemerintah.
Pada September 2018 itu, iklan yang ditayangkan adalah kontribusi pemerintahan Jokowi membangun 65 bendungan.
Di era Jokowi, penayangan ini menuai kontroversi dan protes netizen di Twitter karena iklan itu karena dianggap bagian dari kampanye Jokowi yang kembali maju dalam Pemilihan Presiden 2019.
Namun, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saat itu menyatakan, penayangan iklan ini tidak bisa dikategorikan sebagai kampanye karena belum ada penetapan calon presiden dan wakil presiden.
Sementara itu, Ferdinandus Setu yang saat itu menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan, tidak aa yang salah dari penayangan iklan tersebut.
Dia menjelaskan, penayangan iklan itu sesuai kewajiban Kemenkominfo yang diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015.
Oleh karenanya, Kemenkominfo tidak akan mencopot iklan di bioskop hingga kontraknya selesai.
“Kalau yang bendungan ini, kontraknya sampai 20 September,” kata Ferdinandus kepada
Kompas.com
pada 14 September 2018.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

DKI bakal bangun studio film di Setu Babakan
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal membangun studio film di Unit Pengelola Kawasan (UPK) Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan, Jakarta Selatan.
“Ada dua proyek besar yang dibangun di Jakarta Selatan ini, pertama revitalisasi Ragunan dan kedua kita akan merevitalisasi Setu Babakan yang akan dibangun studio film,” kata Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno saat menyambangi Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan di Jakarta, Jumat.
Rano mengatakan, Perkampungan Budaya Betawi itu direncanakan menjadi pusat wisata di Jakarta.
Setu Babakan adalah sebuah danau buatan dengan luas 32 hektare (ha) yang terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Selain sebagai penampungan air, Setu Babakan juga dikenal sebagai pusat pelestarian budaya Betawi dan tempat wisata edukasi dan rekreasi.
Dia juga meninjau sejumlah pelayanan di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan dan Shalat Jumat di Masjid Darul Jannah, Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Kedatangan Wagub Rano disambut oleh Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan M Anwar, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Ali Murthadho, Sekretaris Kota Jakarta Selatan Mukhlisin, para pejabat di lingkungan Kota Jakarta Selatan dan para camat.
Sejumlah pelayanan yang ditinjau di antaranya Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UP PTSP) Jakarta Selatan.
Dia mendukung penuh UP PTSP Jakarta Selatan dalam meraih “Predikat Zona Integritas Wilayah Bebas Dari Korupsi”.
Selanjutnya, dia menyambangi Tempat Penitipan Anak Negeri (TPAN) Bale Bermain Serasi dan Dekranasda Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Kemudian, Rano juga berdiskusi dengan para camat di wilayah Jakarta Selatan.
Dalam diskusi, Wagub menyampaikan agar para camat menyampaikan permasalahan atau potensi yang ada di wilayahnya secara tertulis agar bisa dirapatkan dan memanggil dinas terkait dan memasukannya dalam perencanaan.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Silat Betawi sebagai sarana pembinaan karakter anak
Jakarta (ANTARA) – Matahari baru beranjak naik di langit Setu Babakan, Jakarta Selatan, Kamis (11/9) pagi. Namun halaman Gedung Serba Guna Kampung MH Thamrin tampak sudah riuh oleh langkah kaki dan suara anak-anak.
Mereka mengenakan seragam perguruan pencak silat berbagai warna, yakni biru, hitam, merah, kuning. Pesilat anak-anak itu terlihat akrab bercengkerama dengan teman maupun pelatih.
Di satu sudut, seorang guru silat merapikan sabuk muridnya. Di sudut lain, orang tua sibuk mengabadikan momen bersama anak-anak mereka.
Suasana itu terjadi pada pembukaan Kejuaraan Pencak Silat Tradisional “Maen Pukul Betawi 2025”.
Panitia mengemas ajang ini bukan sekadar kompetisi seni bela diri, tetapi juga sarana memperkenalkan nilai budaya Betawi kepada generasi muda sejak dini.
“Kami ingin anak-anak mengenal dan mencintai silat Betawi sebagai warisan leluhur,” kata Ketua Panitia Farah Aini.
Kejuaraan yang diikuti lebih dari 300 anak dari sekitar 40 perguruan itu berfokus pada koreografi dan kekayaan gerak, bukan duel fisik, sehingga ramah terhadap anak.
Di luar arena, deretan gerai kuliner khas lokal berjajar seperti selendang mayang, kerak telor, toge goreng, bakso, mie ayam, hingga gado-gado dan nasi uduk. Semua ramai disambangi peserta dan tamu undangan.
Aroma makanan bercampur riuh suara anak-anak, menciptakan suasana festival budaya yang hidup. Ajang perdana ini mampu menjadi ruang silaturahmi dan promosi ekonomi lokal.
Guru silat melatih muridnya sebelum tampil di Kejuaran Pencak Silat Tradisional “Maen Pukul Betawi 2025” di Setu Babakan, Jakarta, Kamis (11/9/2025). ANTARA/Aria Ananda/am.
Filosofi silat
Pelatih Perguruan Pencak Silat Cingkrik Betawi Rusunawa, Iwan (41) membawa sepuluh muridnya untuk ikut berkompetisi pada ajang “Maen Pukul Betawi 2025”.
Iwan tampak bersalaman dengan guru-guru dari perguruan pencak silat lain diikuti para murid-muridnya. Suasana terasa hangat, penuh persaudaraan dan saling hormat antar-pesilat, baik tua maupun muda.
Pelestarian salah satu seni bela diri nasional ini bukan hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur pada generasi muda.
“Kita mesti mendidik anak-anak supaya bermental baja, badan kuat, sopan, dan bertata krama. Itu semua ada di silat,” kata Iwan saat mendampingi anak-anak asuhnya untuk naik arena.
Para pesilat biasa melakukan latihan rutin setiap pekan, dua hingga tiga kali. Anak-anak itu mengatur waktu antara sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.
Silat bukan hanya latihan fisik, tapi juga pembiasaan. Dari silat, anak bisa belajar mengelola emosi, tidak cepat marah, dan memahami arti kerja sama.
Rafi (12), salah satu peserta mengaku mulai belajar silat sejak kelas tiga SD karena terinspirasi penampilan silat aktor Iko Uwais di film laga yang suka ditontonnya.
Gerakan silat meliputi teknik dasar kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan, dan tangkisan yang mirip dengan tarian dipelajari dengan sungguh-sungguh sebelum tampil bersama teman seperguruannya.
Dia termotivasi untuk terus belajar silat agar dapat semakin lihai seperti idolanya. “Pertandinganya seru. Banyak yang jago (silat). Saya jadi ingin terus belajar supaya bisa seperti Iko Uwais,” katanya sambil menggenggam sabuk hijau di pinggangnya.
Sementara Aisyah (11) dari perguruan lain juga mengaku bangga bisa tampil di ajang ini. Menurutnya, setiap aliran silat memiliki keunikan sendiri.
Selama dua tahun terakhir ia tekun berlatih. Kali ini menjadi kesempatan pertamanya untuk menunjukkan kemampuan di depan juri profesional.
Setelah tampil, Aisyah terlihat sumringah bisa berkenalan dan bercanda dengan teman baru yang juga belajar silat seperti dirinya.
Menurutnya, silat penting dipelajari perempuan untuk dapat membela diri dan keluarga di masa depan. “Kalau ada orang jahat, atau penculik, kita bisa pakai silat (untuk melawan),” ungkapnya dengan nada polos.
Pesilat-pesilat cilik Bersiap memasuki gelanggang untuk tampil di Kejuaran Pencak Silat Tradisional “Maen Pukul Betawi 2025”, Setu Babakan, Jakarta, Kamis (11/9/2025). ANTARA/Aria Ananda/am.
Silat dan pembinaan karakter
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo menilai silat Betawi bukan hanya keterampilan fisik, tetapi juga pendidikan karakter.
Nilai-nilai tradisi silat mulai dari adab hormat kepada guru, keberanian tanpa arogansi, gotong royong, hingga kesederhanaan bisa dipraktikkan dan melekat langsung kepada anak-anak dari usia dini, bukan hanya sekedar teori yang dipelajari di sekolah.
“Melalui silat, anak belajar disiplin, kesabaran, menghargai orang lain, serta menjaga diri. Nilai-nilai ini penting untuk membentuk karakter anak sejak dini,” kata Vera.
Latihan silat juga membantu anak menyalurkan energi fisik berlebih, melatih rasa memiliki, serta memberi dukungan sosial dari teman sebaya dan guru. Semua ini berperan besar bagi kesehatan mental anak.
Vera juga menekankan pentingnya peran orang tua dan guru. Ia menyarankan kedua pihak menanamkan nilai yang sama di rumah dan sekolah.
Konsistensi penanaman nilai di rumah dan sekolah, dukungan emosional, serta keteladanan disiplin dan etika menjadi kunci agar pendidikan karakter berjalan efektif.
Terlebih, di era digital ini anak-anak Indonesia seperti ‘diserang’ oleh banyak inovasi teknologi dari permainan digital hingga banjir informasi dari gadget dan tontonan lewat dunia maya.
“Budaya lokal memberi anak akar identitas sehingga mereka lebih kokoh menghadapi pengaruh luar,” tegasnya.
Harapan masa depan
Panitia Kejuaraan Pencak Silat Tradisional “Maen Pukul Betawi 2025” berharap kejuaraan ini menjadi agenda rutin tahunan agar generasi muda makin dekat dengan budaya Betawi.
Bagi anak-anak, pengalaman ini sudah menjadi kemenangan tersendiri. Mereka bisa belajar, berteman, dan lebih mencintai budaya leluhur mereka.
Kejuaraan “Maen Pukul Betawi 2025” bisa menjadi contoh bahwa pencak silat bukan hanya seni bela diri, melainkan sarana pembinaan karakter generasi muda.
Rencana Pemprov DKI Jakarta menjadikan pencak silat sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah untuk memperkuat hal tersebut.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Mochamad Miftahulloh Tamary menyebut langkah tersebut penting agar generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai akar budayanya.
“Pemajuan kebudayaan itu sangat diperlukan bagi setiap bangsa sebagai akar, yang memberi makna siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita melangkah,” ujarnya.
Pemajuan budaya Betawi dimasukkan dalam muatan lokal sekolah melalui empat pilar strategis yaitu perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.
Dengan langkah ini, pencak silat Betawi tidak lagi hanya hidup di gelanggang perguruan, tetapi hadir di ruang kelas.
Anak-anak Jakarta berkesempatan mengenal seni bela diri warisan leluhur sebagai bagian dari pendidikan karakter, sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya mereka sendiri.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

/data/photo/2025/09/26/68d67d2f812ef.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
