kab/kota: Setu

  • Dua Preman yang Palak Guru TK di Pamulang Tangsel Disebut Arogan, Semakin Berulah saat Bulan Puasa – Halaman all

    Dua Preman yang Palak Guru TK di Pamulang Tangsel Disebut Arogan, Semakin Berulah saat Bulan Puasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua preman berinisial S (24) dan N (58) yang mengancam guru Taman Kanak-Kanak (TK) Little Bee House di Perumahan Permata Pamulang, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggunakan senjata tajam telah ditangkap pihak kepolisian. 

    Berdasarkan kesaksian para pedagang di kawasan Permata Pamulang, para pelaku memang kerap memalak.

    Salah seorang pedagang yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan kedua pelaku  memalak pedagang sejak 2022. 

    Pedagang yang sudah berjualan di kawasan Permata Pamulang sejak 2019 ini menuturkan dua pelaku meminta uang ke pedagang seminggu empat kali.

    “Mereka minta seminggu empat kali, sekali minta Rp 10 ribu,” kata pedagang tersebut kepada Tribunnews.com, Minggu (16/2/2025).

    Lanjutnya, jika tak diberi uang, dua pelaku juga kerap bertingkah arogan. Dari penuturannya, pelaku pernah banting bangku tempat ia berdagang karena tak diberi uang.

    “Pelaku arogan kalau nggak dikasih maksa banting-banting bangku. Nyari duit lagi susah ditambah kaya gitu dipalak. Bersyukur mereka berdua ditangkap,” ucapnya.

    Bahkan dikatakannya, jika bulan puasa kedua pelaku bukan hanya meminta uang tetapi juga meminta makanan para pedagang.

    “Kami sudah resah banget, apalagi kalau bulan puasa duit sama makanan diminta,” jelasnya.

    Sementara itu pedagang yang lain yang baru berdagang awal tahun ini juga mengaku pernah dipalak oleh pelaku.

    Namun karena ia telah membayar uang keamanan kepada RT setempat ia menolak memberikan pungutan liar tersebut.

    “Pernah dipalak waktu pertama kali jualan awal 2025 hingga tiga kali. Selanjutnya saya menolak karena sudah bayar keamanan sama lingkungan sini,” terangnya.

    Sebelumnya beredar di media sosial video berupa pengancaman menggunakan senjata tajam dan pengrusakan oleh dua orang terhadap guru yang sedang melaksanakan kegiatan latihan marching band dengan para siswa dan siswi disalah satu sekolah di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. 

    Pengancaman dilakukan diduga karena kedua pelaku tidak terima ketika tidak diberi sejumlah uang oleh korban (guru). 

    Peristiwa itu terjadi di depan Yayasan An-Nahl Islamic School Perumahan Permata Pamulang Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan  Setu Kota Tangerang Selatan pada Jumat, tanggal 14 Februari 2025 sekitar Pukul 16.30 WIB.

    Mendapatkan informasi tersebut Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang merespon cepat dengan mengarahkan personel Sat Reskrim Polres Tangsel dan Polsek Cisauk.

    Polisi segera ke tempat kejadian perkara agar peristiwa tersebut dapat  diungkap dan menangkap para pelaku, serta menjaga keamanan di sekitar tempat kejadian.

    “Setelah mendapatkan informasi kejadian tersebut, saya langsung mengarahkan Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan  dan Polsek Cisauk untuk segera mengungkap kejadian tersebut dan menjaga keamanan masyarakat yang berada di sekitar tempat kejadian,” ujar AKBP Victor, saat dikonfirmasi pada Sabtu (15/2/2025).

    Kemudian tidak lama berselang polisi berhasil mengamankan dua orang pelaku yang viral menodongkan pisau di depan anak TK di kawasan Setu, Tangerang Selatan. 

    Kedua pelaku S (24) dan N (58) diamankan di dua tempat yang berbeda.

    Dari keduanya, polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya pisau yang digunakan untuk mengancam korban.

    Keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. 

    “Kedua pelaku S dan N  kita amankan di tempat yang berbeda, berikut barang buktinya berupa pakaian, jaket, topi, baju, celana yang saat itu dipakai oleh kedua pelaku,” ujar AKBP Victor.

    “Kemudian, senjata tajam jenis pisau dan alat musik drum yang dirusak oleh pelaku, Terhadap kedua pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan,”  kata AKBP Victor.

     

     

  • Pemkab Bekasi kenalkan durian lokal via Festival Buah Nusantara 2025

    Pemkab Bekasi kenalkan durian lokal via Festival Buah Nusantara 2025

    Festival ini menghadirkan berbagai jenis durian dari berbagai daerah, termasuk durian asal wilayah kita, Kecamatan Setu

    Kabupaten Bekasi (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, bersama pemerhati pertanian daerah setempat memperkenalkan durian lokal melalui ajang Festival Durian dan Aneka Buah Nusantara 2025 bertempat di halaman Museum Gedung Juang Kecamatan Tambun Selatan.

    Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi mengapresiasi inisiasi Jajaka Nusantara atas terselenggara festival yang dapat mempromosikan potensi buah durian lokal sekaligus mendorong ketahanan pangan daerah.

    “Festival ini menghadirkan berbagai jenis durian dari berbagai daerah, termasuk durian asal wilayah kita, Kecamatan Setu,” kata Dedy Supriyadi di Kabupaten Bekasi, Minggu.

    Dia mengatakan melalui festival yang berlangsung 15-16 Februari 2025, pengunjung juga dapat menikmati aneka buah nusantara lain termasuk produk olahan dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kabupaten Bekasi.

    Ia menekankan pentingnya mempromosikan potensi daerah guna mendorong kemandirian ekonomi serta mendukung program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan melalui Astacita Presiden RI Prabowo Subianto.

    “Acara ini memiliki daya tarik yang kuat dalam mempromosikan potensi daerah serta menjadi wadah bagi para petani durian untuk memperkenalkan hasil panen berkualitas,” katanya.

    Dedy juga menyatakan Kabupaten Bekasi memiliki potensi besar dalam produksi durian sehingga perlu upaya bersama untuk meningkatkan kualitas durian lokal sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi para petani serta masyarakat luas.

    “Saya berkomitmen terus mendukung event yang mempromosikan produk unggulan daerah seperti festival durian ini dan berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda tahunan,” ucapnya.

    “Melalui festival ini diharapkan dapat memperkenalkan dan mengembangkan potensi produk lokal kepada masyarakat luas sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap produk dalam negeri khususnya Kabupaten Bekasi,” imbuh dia.

    Ketua Pelaksana Festival Durian dan Aneka Buah Nusantara Damin Sada mengatakan kegiatan ini selaras dengan program pemerintah pusat dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.

    Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat menggelar festival durian secara berkelanjutan, terlebih buah durian pernah menjadi ikon daerah pada era tahun 1970-1980.

    “Bekasi pernah dikenal sebagai penghasil durian berkualitas. Keberadaan Tugu Durian di Bekasi menjadi bukti. Acara seperti ini mungkin yang pertama di Indonesia dan kita berharap bisa menjadi agenda tahunan pemerintah daerah,” kata dia.

    Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 8 Fakta 2 ‘Bang Jago’ Todong Pisau Depan Murid TK Pamulang Berujung Ditahan

    8 Fakta 2 ‘Bang Jago’ Todong Pisau Depan Murid TK Pamulang Berujung Ditahan

    Tangsel

    Dua preman atau secara sarkastik disebut sebagai ‘bang jago’ tiba-tiba mengamuk di taman kanak-kanak alias TK. Videonya viral seharian ini di media sosial. Berikut adalah sejumlah faktanya.

    Fakta-fakta ini dihimpun detikcom dari sumber informasi terpercaya hingga Sabtu (15/2/2025) malam.

    1. Lokasi dan waktu peristiwa

    Lokasi peristiwa ada di kawasan Jl Permata Pamulang, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, atau sekitar sebelah barat daya dari Jakarta. Peristiwa kekerasan premanisme dan penodongan bersenjata tajam ini terjadi pada Jumat (14/2) pukul 16.20 WIB, sore lalu.

    Jalanan itu adalah lingkungan dari Yayasan An Nahl Islamic School yang menaungi pendidikan TK dan SD. Lokasi penodongan itu terjadi di seberang SD An Nahl Pamulang, namun saat itu anak-anak kecil yang berkumpul di lokasi itu adalah murid-murid TK Little Bee House.

    2. Video viral

    Video itu viral di media sosial sejak Jumat (14/2) petang. Terlihat, dua preman itu ngamuk di hadapan anak-anak TK Little Bee House. Padahal, anak-anak kecil itu sedang ceria berlatih marching band atau drum band alias drumben.

    Terlihat ada satu pria paruh baya yang mendekat dan menjatuhkan salah satu alat musik drum band. Kemudian, satu pria lagi bercelana loreng oranye memegang senjata tajam pendek di tangan kanannya. Dia menodongkan senjata tajam ke pria dewasa yang merupakan guru dari anak TK itu. Murid-murid TK menyaksikan peristiwa kekerasan ini.

    3. Kesaksian Pihak Guru TK: Dipalak, Ditampar, Ditodong

    Nisa (26), guru yang berada di lokasi, mengatakan awal mulanya terdapat satu orang preman datang berinisial N (tua, gempal) menghampiri. Preman itu hendak meminta ‘uang rokok’.

    Tidak kunjung dikasih, preman tersebut bolak-balik setiap 5 menit sekali untuk menagih hal yang sama. Guru-guru yang tengah melatih drum band tidak memberikan karena menunggu arahan dari kepala sekolah.

    Premanisme di TK kawasan Setu, Tangerang Selatan, 14 Februari 2025. (Dok Istimewa)

    Setelah itu, Nisa melihat preman tersebut geram dan memanggil teman lainnya berinisial S (muda, ramping, bersenjata tajam) sambil preman N (tua gempal) menampar guru lainnya bernama Dirga. Guru itu tertampar mengenai bagian rahangnya.

    Preman berinisial S tiba menarik kerah baju Dirga, kemudian menodongkan pisau ke arah muka dan dada.

    Halaman selanjutnya, alat drum band dirusak, preman cari perekam video:

    Rusak Alat Drumben Anak TK

    Premanisme di TK kawasan Setu, Tangerang Selatan, 14 Februari 2025. (Dok Istimewa)

    4. Alat drum band dirusak

    Masih kata Nisa, preman itu merusak alat musik drumben yang dipakai murid-murid TK. Preman itu marah karena tidak mendapat apa yang mereka inginkan, mereka memalak minta ‘uang rokok’.

    “Yang paruh baya itu merusak alat-alat drumben kita. Didorong, ditendang. Posisinya di bawah pun juga ditendangin,” tutur Nisa.

    Premanisme di TK kawasan Setu, Tangerang Selatan, 14 Februari 2025. (Dok Istimewa)

    5. Preman sempat cari perekam video

    Nisa, guru yang berada di lokasi peristiwa itu, bercerita preman berinisial S itu sempat balik ke lokasi untuk mencari orang yang merekam dirinya.

    “Udah, singkat cerita kayak gitu, akhirnya kita pinggirin anak-anak. Lalu alat drum band kita masukin lagi gitu kan. Setelah itu, yang kurusnya (preman inisial S) nyamperin. Dia nyamperin, dia tetap ada di motor,” kata Nisa saat ditemui di rumahnya di kawasan Pamulang Permata, Sabtu (15/2/2025).

    “‘Woy, siapa yang videoin gue tadi? Mau dilaporin, laporin aja, gue tungguin di sini’. Setelah itu, dia jalan,” tutur Nisa menirukan ucapan preman berinisial S. Akhirnya, inisial S itu tidak ditangkap di lokasi itu melainkan di rumah orang tuanya.

    Halaman selanjutnya, anak TK trauma, preman ditangkap:

    Celana Loreng Oranye Si Preman Disita

    Foto: Dua ‘bang jago’ S dan N berbaju tahanan usai menodong pisau ke anak TK yang sedang latihan drum band di Permata Pamulang, Kecamatan Setu, Tangsel. (dok.ist)

    6. Dua preman itu ditangkap polisi

    Dua preman itu ditangkap polisi selang beberapa jam setelah peristiwa kekerasan itu mereka lakukan. Kedua pelaku dicokok pada Jumat (14/2) malam. Kedua preman itu adalah pria berinisial S berusia 24 tahun dan inisial N usia 58 tahun.

    Si preman penodong pisau ditangkap polisi di rumah orang tuanya. Satu preman lain yang lebih tua dan berbadan gempal diamankan di warung yang berjarak sekitar beberapa ratus meter dari lokasi peristiwa kekerasan sore hari sebelumnya.

    “Iya, satu kami amankan di rumah orang tuanya,” kata Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya, saat dihubungi, Sabtu (15/2/2025).

    “Satu lainnya di warung (pelaku ditangkap), jarak dari TKP (tempat kejadian perkara) 300 meter,” ungkapnya. Kemudian, mereka ditahan oleh polisi.

    “Dua orang pelaku sudah kami amankan,” kata Dhady.

    7. Polisi sita senjata dan celana loreng oranye si preman

    Polisi menyita senjata tajam yang digunakan S (24) untuk menodong guru TK. Polisi menyebut benda tajam itu sebagai pisau sangkur. Celana loreng oranye si preman juga disita.

    “Kita amankan barang buktinya pakaian, jaket, topi, baju, celana yang saat itu dipakai oleh kedua pelaku. Kemudian, senjata tajam jenis sangkur dan alat musik drum yang dirusak oleh mereka,” jelas Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang kepada detikcom, Sabtu (15/2/2025).

    Premanisme di TK kawasan Setu, Tangerang Selatan, 14 Februari 2025. (Dok Istimewa)

    8. Anak-anak TK trauma psikis

    Ibu guru bernama Nisa mendapat laporan dari orang tua murid bahwa anaknya mengalami trauma psikis. Anak TK trauma setelah melihat penodongan menggunakan pisau dilakukan oleh preman ‘Bang Jago’ terhadap gurunya, Jumat (14/2) lalu.

    “Dapat laporan dia sudah cerita ke orang tuanya, ‘Ayah, Bunda, kenapa tadi kok ada guru aku dipukul,’ bahasa anak kan gitu ya,” ujar Nisa saat ditemui di rumahnya.

    Lokasi dua ‘bang jago’ memaksa minta uang di salah satu TK di Setu, Tangsel (Maulani M/detikcom)

    Nisa bercerita, saat terjadi penodongan, anak-anak TK yang menyaksikan sontak berteriak. Beberapa anak juga mengalami syok di lokasi kejadian. Dia berharap anak didiknya mendapatkan layanan ‘trauma healing’.

    “Anak-anaknya sih teriak. Teriak ya termasuk tadi yang teriak, terus tadi juga ya anak yang pendiam itu pastikan dia syok banget ya,” tutur Nisa.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bang Jago Todongkan Pisau di TK Tangsel Ditangkap di Rumah Ortunya

    Bang Jago Todongkan Pisau di TK Tangsel Ditangkap di Rumah Ortunya

    Jakarta

    Polisi menangkap dua orang preman alias ‘Bang Jago’ yang viral menodongkan pisau di depan anak TK di kawasan Setu, Tangerang Selatan. Salah satu pelaku ditangkap di rumah orang tuanya (ortu).

    “Iya, satu kami amankan di rumah orang tuanya,” kata Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya, saat dihubungi, Sabtu (15/2/2025).

    Sementara itu, lanjut Dhady, satu pelaku lainnya ditangkap di sebuah warung. Dia menyebut warung tersebut sekitar beberapa ratus meter dari lokasi kejadian.

    “Satu lainnya di warung (pelaku ditangkap), jarak dari TKP (tempat kejadian perkara) 300 meter,” ungkapnya.

    Anak-anak TK Trauma

    Sebelumnya, Nisa (26), salah satu guru TK yang berada di lokasi kejadian penodongan, mendapat laporan dari orang tua murid bahwa anaknya mengalami trauma psikis. Anak TK trauma setelah melihat penodongan menggunakan pisau dilakukan oleh preman ‘Bang Jago’ terhadap gurunya, Jumat (14/2) lalu.

    “Dapat laporan dia sudah cerita ke orang tuanya, ‘Ayah, Bunda, kenapa tadi kok ada guru aku dipukul,’ bahasa anak kan gitu ya,” ujar Nisa saat ditemui di rumahnya di Kawasan Pamulang Permata.

    Nisa bercerita, saat terjadi penodongan, anak-anak TK yang menyaksikan sontak berteriak. Beberapa anak juga mengalami syok di lokasi kejadian.

    “Anak-anaknya sih teriak. Teriak ya termasuk tadi yang teriak, terus tadi juga ya anak yang pendiam itu pastikan dia syok banget ya,” tutur Nisa.

    Nisa mengatakan, setelah kejadian tersebut, pihak sekolah meminta Polsek Cisauk dan Polres Tangsel datang untuk memberikan trauma healing. Pihak sekolah meminta agar anak-anak diberi terapi mengatasi kondisi syok mental ini.

    “Kita minta juga dari pihak polsek atau polres untuk mendatangi sekolah kami buat trauma healing. Supaya anak-anak pun diberi tahu bagaimana caranya mengatasi ancaman atau kekerasan ketika dia di luar,” tutur Nisa.

    (rdh/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tampang Preman Ganggu Anak TK Main Marching Band, Ngamuk Minta Rp50 Ribu Tapi Tak Diberi: Jagoan Lo!

    Tampang Preman Ganggu Anak TK Main Marching Band, Ngamuk Minta Rp50 Ribu Tapi Tak Diberi: Jagoan Lo!

    TRIBUNJATIM.COM – Aksi preman bikin ricuh acara anak TK, viral di media sosial. 

    Mereka mengganggu anak-anak TK yang sedang bermain marching band.

    Peristiwa ini terjadi di kawasan Permata Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).

    Dua orang preman ngamuk karena tak diberi uang Rp50 ribu. 

    Anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) yang melihat kebrutalan dua preman itu, teriak histeris. 

    Tampang dua preman ini pun banjir hujatan dari warganet alias netizen. 

    Video itu merekam preman berbuat onar saat siswa-siswi Taman Kanak-kanan (TK) sedang latihan marching band di kawasan Permata Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).

    Dalam video yang diunggah oleh akun @infojaksel.id, Jumat (14/02/25) , nampak 2 orang preman mengamuk. 

    Satu pelaku mengenakan celana pendek dan seorang lainnya mengenakan celana bercorak Ormas Pemuda Pancasila (PP).

    Keduanya mendatangi penyelenggara marching band. 

    Tiba-tiba preman bercelana pendek langsung memukul wajah seorang pria yang diduga sebagai penyelenggara. 

    Mereka mengeluarkan kalimat ancaman dan makian.

    “Jagoan pada lo, hah !,” hardik seorang pria bercelana Ormas PP dalam rekaman video yang diunggah.

    Tak hanya itu, seorang preman bercelana ormas pun sempat mengeluarkan senjata tajam dari balik pinggangnya. 

    Aksi brutal tersebut disaksikan para guru dan siswa-siswi yang berada di lokasi.

    Terdengar dalam video, suara siswa-siswi yang histeris melihat aksi beringas kedua preman. 

    Kegiatan marching band itu pun terhenti usai dibubarkan para begundal tersebut.

    “Telah terjadi pemalakan di Pamulang, Setu, Tangerang Selatan pada hari ini Jumat 14/2/25,” bunyi keterangan yang tertera dalam video.

    PREMAN NGAMUK: Video yang merekam preman berbuat onar di Pamulang viral di media sosial, Sabtu (15/2/2025). Preman itu membubarkan acara anak TK di Pamulang dan ngamuk tak diberi Rp50 ribu

    Pengakuan Korban 

    Belakangan diketahui, pria yang diancam oleh preman itu adalah Braja Dirgantara (20). 

    Ia merupakan salah satu guru pendaming anak TK Litte Be House. 

    Penyerangan terjadi setelah dua orang preman tersebut memaksa meminta uang sebesar Rp50 ribu.

    Braja dan teman-teman guru lainnya pun tak memberikannya. 

    Kemudian kedua pria itu terus memaksa dan meminta kegiatan latihan marching band dibubarkan. 

    “Lalu saya jawab, sebentar lagi. Salah satu teman saya sudah kesal, berdiri dan ya bisa dibilang ingin melakukan serangan balik. Tapi saya melihat teman saya, langsung saya tarik, tapi jadi saya yang dikira ingin melawan,” kata Braja lepada Kompas.com, Jumat.

     “Lalu saya disebut ingin menantang dan sok jagoan. Saya juga sudah emosi tapi saya masih memikirkan yayasan saya juga. Pada saat itu saya mau kasih, tapi saya dibilang lagi sok jagoan,” sambungnya. 

    Saat itu, kedua preman mengamuk, mengancam dan merusak drum band anak TK yang sebelumnya untuk latihan. 

    Sementara itu, Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengomfirmasi peritiwa yang terjadi di wilayah hukumnya itu. 

    “Iya memang terjadi aksi premanisme yang dilakukan terhadap anak-anak TK yang sedang bermain marching band. Para anak TK itu merasa terancam dari aksi premanisme itu,” kata Dhady. 

    Pelaku meminta uang tetapi tidak dapat karena pimpinan TK itu belum hadir di tengah latihan. 

    Mereka juga merusak beberapa drum band. 

    “Kami sedang melakukan penyelidikan. Kami juga belum tahu apakah dalam kedaaan mabuk atau tidak. Anggota masih di lapangan,” ucap Dhady.

    Berita Viral lainnya

  • Sat Reskrim Polres Tangsel dan Polsek Cisauk Tangkap 2 Preman yang Palak Guru TK – Halaman all

    Sat Reskrim Polres Tangsel dan Polsek Cisauk Tangkap 2 Preman yang Palak Guru TK – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL –  Beredar di media sosial video berupa pengancaman menggunakan senjata tajam dan pengrusakan oleh dua orang terhadap guru yang sedang melaksanakan kegiatan latihan marching band dengan para siswa dan siswi disalah satu sekolah di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. 

    Pengancaman dilakukan diduga karena kedua pelaku tidak terima ketika tidak diberi sejumlah uang oleh korban (guru). 

    Peristiwa itu terjadi di depan Yayasan An-Nahl Islamic School Perumahan Permata Pamulang Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan  Setu Kota Tangerang Selatan pada Jumat, tanggal 14 Februari 2025 sekitar Pukul 16.30 WIB.

    Mendapatkan informasi tersebut Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang merespon cepat dengan mengarahkan personel Sat Reskrim Polres Tangsel dan Polsek Cisauk.

    Polisi  segera ke tempat kejadian perkara agar peristiwa tersebut dapat  diungkap dan menangkap para pelaku, serta menjaga keamanan di sekitar tempat kejadian.

    “Setelah mendapatkan informasi kejadian tersebut, saya langsung mengarahkan Sat Reskrim Polres Tangerang Selatan  dan Polsek Cisauk untuk segera mengungkap kejadian tersebut dan menjaga keamanan masyarakat yang berada di sekitar tempat kejadian,” ujar AKBP Victor, saat dikonfirmasi pada Sabtu (15/2/2025).

    Kemudian tidak lama berselang polisi berhasil mengamankan dua orang pelaku yang viral menodongkan pisau di depan anak TK di kawasan Setu, Tangerang Selatan. 

    Kedua pelaku S (24) dan N (58) diamankan di dua tempat yang berbeda.

    Dari keduanya, polisi menyita sejumlah barang bukti diantaranya pisau yang digunakan untuk mengancam korban.

    Keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. 

    “Kedua pelaku S dan N  kita amankan di tempat yang berbeda, berikut barang buktinya berupa pakaian, jaket, topi, baju, celana yang saat itu dipakai oleh kedua pelaku,” ujar AKBP Victor.

    “Kemudian, senjata tajam jenis pisau dan alat musik drum yang dirusak oleh pelaku, Terhadap kedua pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan,”  AKBP Victor menjelaskan.

     

  • Dua Preman yang Bubarkan Latihan Marching Band Anak-anak TK di Tangsel Ditetapkan Jadi Tersangka – Halaman all

    Dua Preman yang Bubarkan Latihan Marching Band Anak-anak TK di Tangsel Ditetapkan Jadi Tersangka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL- Dua preman yang membubarkan latihan marching band anak-anak TK di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, ditetapkan sebagai tersangka.

    Dua pelaku diketahui menodongkan pisau saat membubarkan latihan anak-anak TK tersebut.

    “Sudah tersangka (S dan N),” kata Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alvino Cahyadi saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025).

    Kedua tersangka dijerat sejumlah pasal yakni Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang darurat nomor 12 tahun 1951 dan atau Pasal 170 KUHP dan atau 351 KUHP dan atau 352 KUHP dan atau 335 ayat (1) KUHP dan atau 406 KUHP.

    Aksi premanisme kedua pria dewasa itu viral di media sosial.

    Satu di antara pelaku tampak menodongkan pisau dan membubarkan paksa kegiatan marching band Taman Kanak-kanak.

    Peristiwa itu diketahui terjadi di Puri Permata Pamulang, Babakan, Setu, Tangerang Selatan.

    Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arsya mengatakan dua pelaku merupakan bagian dari kelompok ormas tertentu.

    “Katanya sih Ormas, tapi sudah kita amankan orang itu, terlepas dia ormas atau bukan pelaku itu yang aksi premanisme berinisial S dan N tadi sudah kita amankan,” ucapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025).

    Kedua pelaku tersebut meminta jatah uang yang disebut sebagai uang koordinasi.

    “Iya gak dikasih, jadinya dia marah-marah saat anak-anak TK latihan marching band,” ungkap Kapolsek.

    Korban inisial BD yang diancam menggunakan pisau sudah membuat laporan polisi.

    Polisi masih mendalami perihal berapa kali aksi premanisme tersebut dilakukan.

    Kedua pelaku diketahui tinggal di sekitaran tempatnya memalak.

    Sebelumnya video viral memperlihatkan kedua orang dewasa yang satu di antaranya memakai celana loreng.

    Keduanya membubarkan kegiatan marching band tersebut.

    Saat tidak diberi uang, pelaku mengeluarkan sebilah pisau sambil berkata ‘Jagoan lu pada lu hah’.

    Suara perempuan dalam video itu bertutur kepada kedua preman ‘Ada anak kecil’.

    Kedua pelaku kemudian langsung meninggalkan lokasi.

     

     

  • Pria Berseragam Ormas di Tangerang Ngamuk di Depan Murid TK, Polisi Tangkap 2 Pelaku – Page 3

    Pria Berseragam Ormas di Tangerang Ngamuk di Depan Murid TK, Polisi Tangkap 2 Pelaku – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video yang memperlihatkan dua pria berseragam organisasi kemasyarakatan (ormas), mengamuk ke sejumlah guru TK di hadapan para muridnya, viral di media sosial.

    Aksi tersebut diketahui berada di lapangan perumahan Permata Pamulang, Kecamatan Setu, Tangsel. Kejadian itu bermula saat sejumlah guru yang tengah melakukan aktivitas pelatihan drum band berkumpul dengan para murid TK di halaman perumahan tersebut.

    Sejumlah murid TK yang mengikuti pelatihan itu pun terlihat asik bermain sembari mengikuti instruksi yang disampaikan para gurunya. Pelatihan aktivitas drum band itu pun turut serta ditemani para orang tua murid TK tersebut.

    Di tengah aktivitas tersebut, tiba-tiba datang dua orang preman menghampiri pengajar. Tak lama, dua pria tersebut cekcok dengan para pengajar murid TK itu hingga sejumlah alat drum band dijatuhkan.

    Tak lama, seorang preman berseragam ormas mengeluarkan sebilah badik dan berniat menusuk pengajar tersebut tepat di hadapan murid TK.

    Lantas, para orang tua pun berteriak hingga suasana tak kondusif terjadi akibat ulah dua orang preman tersebut.

    “Tolong pak ini di depan anak-anak, pak tolong pak,” teriak sejumlah orang tua murid TK itu dalam rekaman video tersebut dilihat pada Jumat (14/2/2025).

    “Jagoan pada lu agh,” teriak pria berseragam ormas sembari menenteng badik di tangannya.

    Menanggapi kasus tersebut, Polisi memastikan, pihaknya sudah menangkap dua orang pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap seorang guru TK berinisial B di kawasan Cisauk, Pagedangan, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat, 14 Februari, sore hari.

    Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengatakan kedua pelaku ditangkap pada Jumat, 14 Februari, malam hari. Kedua pelaku itu berinisial S dan N.

    “Iya udah kita tangani, malem sudah kita amankan di sekitaran lokasi. Dua orang, S dan N,” kata Dhady saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025).

     

  • Pria Berseragam Ormas di Tangerang Ngamuk di Depan Murid TK, Polisi Tangkap 2 Pelaku – Page 3

    Pria Berseragam Ormas di Tangerang Ngamuk di Depan Murid TK, Polisi Tangkap 2 Pelaku – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video yang memperlihatkan dua pria berseragam organisasi kemasyarakatan (ormas), mengamuk ke sejumlah guru TK di hadapan para muridnya, viral di media sosial.

    Aksi tersebut diketahui berada di lapangan perumahan Permata Pamulang, Kecamatan Setu, Tangsel. Kejadian itu bermula saat sejumlah guru yang tengah melakukan aktivitas pelatihan drum band berkumpul dengan para murid TK di halaman perumahan tersebut.

    Sejumlah murid TK yang mengikuti pelatihan itu pun terlihat asik bermain sembari mengikuti instruksi yang disampaikan para gurunya. Pelatihan aktivitas drum band itu pun turut serta ditemani para orang tua murid TK tersebut.

    Di tengah aktivitas tersebut, tiba-tiba datang dua orang preman menghampiri pengajar. Tak lama, dua pria tersebut cekcok dengan para pengajar murid TK itu hingga sejumlah alat drum band dijatuhkan.

    Tak lama, seorang preman berseragam ormas mengeluarkan sebilah badik dan berniat menusuk pengajar tersebut tepat di hadapan murid TK.

    Lantas, para orang tua pun berteriak hingga suasana tak kondusif terjadi akibat ulah dua orang preman tersebut.

    “Tolong pak ini di depan anak-anak, pak tolong pak,” teriak sejumlah orang tua murid TK itu dalam rekaman video tersebut dilihat pada Jumat (14/2/2025).

    “Jagoan pada lu agh,” teriak pria berseragam ormas sembari menenteng badik di tangannya.

    Menanggapi kasus tersebut, Polisi memastikan, pihaknya sudah menangkap dua orang pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap seorang guru TK berinisial B di kawasan Cisauk, Pagedangan, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat, 14 Februari, sore hari.

    Kapolsek Cisauk AKP Dhady Arsya mengatakan kedua pelaku ditangkap pada Jumat, 14 Februari, malam hari. Kedua pelaku itu berinisial S dan N.

    “Iya udah kita tangani, malem sudah kita amankan di sekitaran lokasi. Dua orang, S dan N,” kata Dhady saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025).

     

  • Jaktim vaksinasi 48 hewan penular rabies di kawasan Setu

    Jaktim vaksinasi 48 hewan penular rabies di kawasan Setu

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur melakukan vaksinasi terhadap 48 hewan penular rabies (HPR) di kawasan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

    “Sebanyak 48 hewan penular rabies (HPR) peliharaan warga hari ini divaksin rabies di sekretariat RW 02 Setu, Cipayung, Jakarta Timur,” kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) KPKP Kecamatan Cipayung, Nur Hikmah di Jakarta, Selasa.

    Vaksinasi dilakukan dengan sistem jemput bola agar masyarakat lebih mudah memvaksinasi hewan peliharaannya, seperti anjing, kucing, kera dan musang.

    “Hewan yang divaksin terdiri dari 43 ekor kucing, empat anjing dan satu kera,” ujar Nur Hikmah.

    Selain vaksinasi rabies, kata Nur Hikmah, pihaknya juga memberikan pengobatan kepada empat kucing yang sakit.

    Layanan ini melibatkan satu dokter hewan dari Sudin KPKP Jakarta Timur dibantu dari unsur Satuan Pelaksana (Satpel) KPKP Kecamatan Cipayung.

    Sementara itu, Lurah Setu Dwi Widiastuti berharap layanan ini dapat mencegah penyebaran penyakit rabies di wilayahnya.

    “Kami sangat apresiasi dan terima kasih kepada Sudin KPKP Jakarta Timur yang telah menggelar layanan vaksinasi rabies ini,” ucap Dwi.

    Sudin KPKP Jakarta Timur menargetkan vaksinasi rabies terhadap 13.112 ekor HPR sepanjang 2025.

    “Pelaksanaan vaksinasi rabies sudah dimulai pada Senin (13/1) di beberapa kecamatan. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan bertahap hingga Desember 2025, dengan target 13.112 ekor HPR, yang meliputi anjing, kucing, kera dan musang,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (14/1).

    Sepanjang 2024, Sudin KPKP Jakarta Timur (Jaktim) telah memberikan layanan vaksinasi rabies terhadap 14.645 ekor HPR yang merupakan hewan peliharaan warga.

    Sebanyak 14.645 ekor hewan yang divaksin itu terdiri atas anjing 2.363 ekor, kucing 12.126 ekor, kera 104 ekor dan musang 52 ekor.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025