kab/kota: Setu

  • Di Tengah Krisis Sampah Tangsel, RW 09 Bakti Jaya Pilih Olah Sampah dari Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Desember 2025

    Di Tengah Krisis Sampah Tangsel, RW 09 Bakti Jaya Pilih Olah Sampah dari Rumah Megapolitan 17 Desember 2025

    Di Tengah Krisis Sampah Tangsel, RW 09 Bakti Jaya Pilih Olah Sampah dari Rumah
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – 
    Di tengah persoalan tumpukan sampah yang masih ditemui di sejumlah wilayah Kota Tangerang Selatan, RW 09 Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, justru menunjukkan pola pengelolaan sampah yang berbeda.
    Warga di wilayah ini telah menjalankan sistem pengelolaan
    sampah
    mandiri sejak awal 2025 dan kini tidak lagi menyumbang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang.
    Ketua RW 09 Bakti Jaya, Maulana Putra (39), mengatakan pengelolaan sampah mandiri tersebut bukanlah respons spontan atas
    krisis sampah
    yang belakangan terjadi, melainkan program yang telah dirancang sejak dirinya dilantik sebagai ketua RW.
    “Sejak Januari 2025, memang ada beberapa program yang kami jalankan. Salah satunya adalah program bank sampah dan juga kelompok wanita tani. Nah, kebetulan kedua program ini saling berkaitan,” ujar Maulana saat ditemui
    Kompas.com
    di Taman KWT Griya Tanam 09 Bakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan, Rabu (17/12/2025).
    Melalui program bank sampah, warga diminta melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah masing-masing.
    Sampah anorganik seperti plastik dan minyak jelantah dikumpulkan secara berkala, sementara sampah organik dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian warga.
    Maulana menjelaskan, sisa makanan rumah tangga diolah menjadi pupuk yang kemudian digunakan sebagai media tanam. Proses pengolahan tersebut membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
    “Karenakan warga juga dilakukan edukasi ya untuk memilah sampah. Jadi untuk sisa makanan hingga menjadi pupuk itu butuh waktu sekitar satu bulan,” kata dia.
    Selain sisa makanan, daun-daun kering dari rumah warga juga dimanfaatkan sebagai bahan kompos.
    Daun tersebut dikumpulkan dan diletakkan langsung pada pot daur ulang yang dibuat dari galon bekas.
    “Jadi warga yang punya pohon di rumahnya itu bisa kirim daun keringnya ke kita buat dijadikan kompos,” jelas dia.
    Untuk sampah plastik, selain ditabung melalui bank sampah, sebagian material juga dimanfaatkan kembali sebagai perlengkapan kebun, seperti pot tanaman dari galon bekas.
    “Dari dua program ini, kita itu bisa mengurangi residu sampah yang dulunya mungkin 100 persen menjadi sekitar 70-80 persen,” jelas Maulana.
    “Artinya 20-30 persen ini sebagian organik kita jadikan kompos, kemudian yang anorganik seperti plastik kita manfaatkan untuk kelompok tanah,” tambah dia.
    Dalam praktiknya, pengolahan sampah organik seperti sisa dapur dan daun-daunan dipusatkan di RT 04 yang memiliki lahan pengomposan.
    Sementara hasil pertanian dikelola di Taman Griya Tanam 09 yang berlokasi tak jauh dari RT tersebut.
    Di lahan seluas sekitar 250 meter persegi itu, warga mengelola kurang lebih 250 jenis tanaman pangan.
    Maulana menyebut, area tersebut sebelumnya dikenal warga sebagai “mininya Cipeucang” karena kerap dijadikan lokasi pembuangan sampah liar.
    Kini, dengan modal sekitar Rp 20 juta yang berasal dari swadaya warga, lahan tersebut berubah menjadi taman produktif.
    “Dulu itu titik-titik yang penuh sampah. Sekarang jadi lahan pertanian, dan warga bisa panen kangkung, terong, bayam, dan sayuran lain secara rutin,” jelas Maulana.
    Seiring berjalanannya program, RW 09 Bakti Jaya juga telah berhenti mengirim sampah ke TPA Cipeucang.
    Ketika krisis pengelolaan sampah melanda Kota Tangerang Selatan akibat terganggunya operasional TPA, wilayah ini mengaku tidak terlalu terdampak.
    Sejak akhir Oktober 2025, pengurus RW menggandeng pihak swasta untuk menangani sampah residu yang tidak bisa dikelola secara mandiri.
    “Efektifnya satu bulan, artinya wilayah sini sudah nggak menyumbang sampah ke TPA Cipeucang,” kata Maulana.
    Kerja sama tersebut, menurut Maulana, tidak menambah beban iuran warga. Biaya pengelolaan diambil dari kas RW atau iuran warga (KSRW) yang telah berjalan sebelumnya.
    “Total iuran sekitar Rp 55.000 per bulan, tapi untuk sampah itu sekitar Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Tidak ada penambahan iuran,” jelas dia.
    Selain mengurangi volume sampah, keberadaan bank sampah juga memberikan dampak ekonomi bagi warga.
    Dari hasil pemilahan sampah plastik, warga memiliki tabungan yang dapat dicairkan sesuai kebutuhan.
    “Hampir 70 sampai 80 persen warga sudah punya tabungan bank sampah. Mungkin ada yang nominalnya Rp 10.000 sampai kalau engga salah ada yang lebih dari Rp 1 juta,” kata Maulana.
    Meski demikian, Maulana mengakui pengelolaan sampah yang dilakukan masih memiliki keterbatasan karena seluruh proses pemilahan dilakukan secara manual tanpa dukungan teknologi pengolahan.
    Namun, ia berharap langkah yang telah dilakukan warganya dapat menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Kota Tangerang Selatan, terutama dalam pengelolaan sampah dari hulu.
    “Harapan kami ada mekanisme yang lebih terintegrasi. Warga seperti kami punya keterbatasan, tapi kalau sistemnya mendukung, pengelolaan sampah bisa dilakukan lebih optimal,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10 Tempat Wisata Jakarta Akhir Tahun yang Seru dan Ramah Budget

    10 Tempat Wisata Jakarta Akhir Tahun yang Seru dan Ramah Budget

    Jakarta

    Liburan akhir tahun sering identik dengan budget besar dan kemacetan selama perjalanan jauh ke luar kota. Padahal, kalau sedikit lebih kreatif, ada banyak tempat wisata Jakarta yang tak kalah seru untuk dikunjungi.

    Berapa di antaranya pantai, taman kota, hingga kawasan bersejarah bisa menjadi pilihan menyenangkan untuk menghabiskan liburan. Berikut 10 rekomendasi tempat wisata Jakarta yang cocok untuk liburan akhir tahun.

    10 Rekomendasi Tempat Wisata Jakarta di Akhir Tahun

    1. PIK 2

    Nggak perlu jauh-jauh ke Bali untuk menikmati suasana sunset di pinggir laut. Di PIK 2, kamu bisa duduk santai sambil menikmati sunset ditemani angin sepoi-sepoi. Jalanan di PIK 2 sangat lebar sehingga nyaman untuk motoran santai dengan Yamaha Gear Ultima 125. Selain itu, kapasitas bagasi luas dan gantungan ganda di Yamaha Gear Ultima 125 juga cocok banget buat kamu yang bawa banyak barang.

    2. Kebun Binatang Ragunan

    Berlokasi di Jakarta Selatan, Kebun Binatang Ragunan cocok banget buat liburan bareng keluarga. Tempatnya luas, banyak pohon rimbun dan selalu bisa bikin anak-anak excited. Buat kamu yang tinggal di luar Jakarta Selatan, perjalanan ke Ragunan memang cukup panjang. Yamaha Gear Ultima 125 cocok banget dibawa ke sana karena nggak bikin badan pegal dan kamu bisa fokus berlibur bersama keluarga.

    3. Ancol

    Dari masa ke masa, Ancol memang selalu ramai pengunjung, tak terkecuali di momen liburan akhir tahun. Mau main di pantai, masuk Dufan, atau sekadar keliling area Ancol sore-sore sambil menikmati angin laut, semuanya bisa. Pilihan wisatanya variatif, jadi kamu bisa menyesuaikan dengan budget yang kamu punya.

    4. Kota Tua Jakarta

    Mau liburan sambil belajar sejarah? Kota Tua Jakarta tempatnya! Ada banyak banget museum di wilayah Kota Tua, mulai dari Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang dan Museum Bank Mandiri. Selain itu, di sini kamu dan keluarga juga bisa menikmati rasanya naik sepeda ontel dan berfoto bersama noni Belanda. Ruang penyimpanan Yamaha Gear Ultima 125 memudahkan kamu menyimpan jaket, jas hujan, dan botol minum.

    5. Setu Babakan

    Ini dia salah satu tempat liburan paling underrated di Jakarta. Berlokasi di Jagakarsa, Setu Babakan menyajikan pemandangan danau tenang dan nyaman. Di sini, kamu bisa menikmati sensasi makan kerak telor sembari naik perahu bebek di tengah danau, jalan menuju Setu Babakan cukup kecil dan padat. Naik Yamaha Gear Ultima 125 ke sini enak banget karena handling-nya ringan, terutama pas harus melewati area Jagakarsa yang kadang macet dan cukup padat.

    6. Hutan Kota GBK Senayan

    Ingin piknik murah meriah? Cukup bawa tikar, bekal, dan nikmati suasana ruang terbuka hijau di tengah hiruk-pikuk Jakarta. Areanya luas, aman, dan ramah anak. Kamu juga bisa melanjutkan dengan olahraga ringan atau sekadar duduk santai hingga sore.

    7. Kawasan Pecinan Glodok

    Yamaha Gear Ultima 125 Foto: Yamaha

    Buat kamu pecinta kuliner, pastinya nggak bisa melewatkan kawasan pecinan Glodok. Di sini, ada banyak sekali pilihan kuliner nusantara. Mulai dari makanan tradisional, hybrid Tionghoa-Peranakan, hingga makanan western. Selain itu, kamu juga bisa belanja aksesoris untuk dipajang di rumah, tentunya dengan harga yang ramah di kantong.

    8. Tebet Eco Park

    Ini dia taman yang lagi naik daun untuk piknik keluarga. Area bermain anak luas, banyak spot foto, dan jalur pedestrian rapi. Di sini juga banyak pohon sehingga membuat suasana menjadi adem dan menyenangkan.

    9. Taman Lapangan Banteng

    Salah satu taman tercantik dan paling tertata rapi di Jakarta, terutama saat sore menjelang malam. Air mancurnya sering jadi daya tarik utama. Tempat ini pas banget untuk jalan santai bersama keluarga setelah seharian sibuk. Motor irit dan hybrid seperti Yamaha Gear Ultima 125 bikin perjalanan dari pinggiran kota Jakarta nggak kerasa mahal. Cocok banget buat keluarga yang ingin liburan hemat.

    10. Hutan Kota Srengseng

    Yamaha Gear Ultima 125 Foto: Yamaha

    Hutan kota yang adem, rimbun, dan kids-friendly ini berada cukup dekat dari pusat kota. Cocok untuk keluarga yang ingin menghirup udara segar tanpa harus bepergian jauh ke luar Jakarta. Dek kaki Yamaha Gear Ultima 125 yang luas juga sangat membantu saat kamu membawa tripod kecil, kamera, atau bekal makan siang.

    Dengan banyaknya tempat wisata Jakarta yang ramah budget, liburan akhir tahun bisa tetap fleksibel dan menyenangkan. Rencanakan perjalanan dengan matang dan pastikan kendaraanmu dalam kondisi prima.

    Buat kamu yang ingin berkendara lebih nyaman selama musim liburan, beberapa keluarga kini mulai melirik Yamaha Gear Ultima 125 sebagai pilihan motor yang praktis, lincah, dan irit mesin hybrid untuk mobilitas harian maupun rekreasi bareng keluarga.

    (ega/ega)

  • Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa? Megapolitan 1 Desember 2025

    Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa?
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Satpol PP Tangerang Selatan membongkar pagar pembatas milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berdiri di Jalan Puspitek, Setu, pada Senin (1/12/2025).
    Pagar yang telah terpasang sekitar dua tahun tersebut dibongkar setelah warga menolak rencana penutupan akses jalan pada awal 2026.
    Warga Muncul, Ahmad (bukan nama sebenarnya), mengatakan pembongkaran berlangsung sekitar pukul 11.00–12.00 WIB. Menurut dia, puluhan anggota Satpol PP terlihat melepas pagar dari dua sisi jalan.
    “Ada 20-an mah Satpol PP yang bongkar. Warga sih cuma liatin aja,” ujar Ahmad saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin.
    Ia menyebutkan, sejak awal pemasangan, pagar itu tidak pernah sepenuhnya digunakan untuk menutup jalan. Pagar hanya berdiri tanpa fungsi jelas, sementara wacana penutupan akses justru memicu kekhawatiran warga.
    Rencana penutupan disebut batal karena banyak warga yang menolak.
    “Soalnya rencananya kan abis tahun ini mau ditutup tapi enggak jadi karena banyak yang enggak setuju. Kalau ditutup mah mungkin ada kerusuhan,” ucap Ahmad.
    Ahmad menegaskan, Jalan Puspitek merupakan akses vital bagi warga untuk bekerja dan mencari nafkah. Karena itu, rencana penutupan dianggap merugikan.
    “Soalnya kalau ditutup, warga di sini mau makan apa? Enak di sana mah makannya pizza, di sini susah cari makanan,” katanya.
    Menurut Ahmad, warga sudah beberapa kali mengadu ke DPRD dan Pemkot Tangerang Selatan untuk menggagalkan rencana penutupan. Namun hingga sebelum pagar dibongkar, belum ada tindakan konkret yang terlihat oleh warga.
    Hal itu membuat warga sempat menggelar aksi damai untuk menuntut kejelasan status jalan.
    “Makanya kemarin ke DPRD, sekarang ke Pemkot. Akhirnya ini dibongkarkan sama Satpol PP,” ujarnya.
    Setelah pembongkaran, Ahmad mengaku tidak mengetahui ke mana pagar tersebut dibawa. Ia memastikan proses pembongkaran hanya dilakukan oleh Satpol PP tanpa kehadiran polisi.
    “Enggak ada polisi, Satpol PP aja,” ucapnya.
    Kuasa hukum warga sekaligus Ketua LBH Ansor Tangsel, Suhendar, menyambut baik pembongkaran pagar tersebut. Ia mengatakan warga sudah lama meminta agar Jalan Puspitek kembali dapat dilalui masyarakat.
    “Hari ini pagarnya sudah dibuka, kami berterima kasih,” ujar Suhendar saat ditemui di Gedung Pemkot Tangsel, Ciputat, Senin.
    Namun ia menduga pembongkaran dilakukan karena adanya aksi warga yang berlangsung pada hari yang sama.
    “Saya kira bisa jadi karena aksi ini pagarnya dibongkar. Di satu sisi kami berterima kasih. Tetapi di sisi lain, apakah harus didemo dulu baru dibongkar?” katanya.
    Hingga berita ini ditulis, Satpol PP Tangerang Selatan belum memberikan tanggapan terkait alasan pembongkaran pagar. Kompas.com telah menghubungi pihak Satpol PP, namun belum mendapat respons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Penampakan Jalan Puspitek Terkini Usai Pagar BRIN Dibongkar Satpol PP Megapolitan 1 Desember 2025

    Penampakan Jalan Puspitek Terkini Usai Pagar BRIN Dibongkar Satpol PP
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Pagar pembatas jalan yang sebelumnya dipasang Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di Jalan Puspitek, Setu, Tangerang Selatan, dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada Senin (1/12/2025) siang.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, pagar berwarna kuning-hitam yang sebelumnya terpasang di sisi kiri dan kanan jalan kini sudah tidak terlihat.
    Area tempat pagar berdiri hanya menyisakan bekas baut pada plang pembatas tinggi kendaraan.
    Arus lalu lintas, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, tampak kembali normal tanpa hambatan.
    Warga Muncul, Ahmad (bukan nama sebenarnya), yang tinggal tidak jauh dari lokasi, mengatakan, pembongkaran pagar dilakukan sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 WIB oleh sekitar 20 anggota Satpol PP.
    “Iya betul tadi ada pencopotan pagar. Dari jam 11 atau 12-an gitu mulai dicopotin,” kata Ahmad saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi, Senin.
    Saat pembongkaran pagar tersebut, kata Ahmad, warga hanya menyaksikan dari kejauhan.
    Namun, selama proses pembongkaran, dia mengakui tidak ada keterlibatan polisi.
    “Kan cuma nyopotin pagar doang, bukan nyopotin plangnya. Satpol PP aja yang turun, enggak ada polisi,” kata dia.
    Lebih lanjut, ia menjelaskan,
    pagar BRIN
    yang berada di sisi kanan dan kiri plang pembatas kendaraan itu telah terpasang selama sekitar dua tahun.
    Namun, selama itu pagar tidak pernah difungsikan untuk menutup jalan secara penuh.
    Pagar milik BRIN tersebut hanya terpasang biasa dan kabarnya akan difungsikan pada awal tahun 2026.
    “Soalnya rencananya kan abis tahun ini mau ditutup tapi enggak jadi karena banyak yang enggak setuju,” kata dia.
    Ia pun berharap pembongkaran pagar tersebut dapat mengakhiri polemik terkait akses
    Jalan Puspitek
    .
    “Soalnya kalau ditutup, warga di sini mau makan apa? Enak di sana mah makannya pizza, di sini susah cari makanan,” ucap Ahmad.
    Sementara itu, Kuasa hukum warga sekaligus Ketua LBH Ansor Tangsel, Suhendar, menyambut baik pembongkaran tersebut. la mengatakan, warga Muncul sudah sejak lama meminta jalan dapat kembali dilalui masyarakat.
    “Hari ini pagarnya sudah dibuka, kami berterima kasih,” ujar Suhendar saat ditemui di Gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel, Ciputat, Senin.
    Namun, ia menduga pembongkaran baru dilakukan setelah adanya aksi warga yang menuntut kejelasan status Jalan Puspitek.
    Menurut dia, waktu pelaksanaan pembongkaran yang berdekatan dengan aksi tersebut menimbulkan tanda tanya.
    “Saya kira bisa jadi karena aksi ini pagarnya dibongkar. Di satu sisi kami berterima kasih. Tetapi di sisi lain, apakah harus didemo dulu baru dibongkar?” kata Suhendar.
    Hingga berita ini ditulis, Satpol PP Kota Tangsel belum memberikan tanggapan terkait alasan pembongkaran pagar tersebut.
    Kompas.com
    telah mencoba menghubungi pihak Satpol PP, tetapi belum mendapat respons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Satpol PP Bongkar Pagar BRIN di Jalan Puspitek Usai Warga Geruduk Gedung Pemkot Tangsel
                        Megapolitan

    9 Satpol PP Bongkar Pagar BRIN di Jalan Puspitek Usai Warga Geruduk Gedung Pemkot Tangsel Megapolitan

    Satpol PP Bongkar Pagar BRIN di Jalan Puspitek Usai Warga Geruduk Gedung Pemkot Tangsel
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com —
    Pagar pembatas yang sebelumnya dipasang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di
    Jalan Puspitek
    , Setu, Tangerang Selatan, akhirnya dibongkar oleh
    Satpol PP Tangsel
    pada Senin (1/12/2025).
    Pembongkaran dilakukan di tengah desakan warga yang mempertanyakan status jalan tersebut dan meminta akses kembali dibuka.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @kabarserpong, sejumlah anggota Satpol PP berupaya melepas pagar berwarna kuning-hitam itu.
    Setelah beberapa menit, pagar berhasil dibuka dan digotong menjauh dari lokasi. Pembongkaran berlangsung sekitar pukul 11.00 WIB.
    Kuasa hukum warga sekaligus Ketua LBH Ansor Tangsel, Suhendar, menyambut baik tindakan tersebut. Ia mengatakan warga Muncul sudah sejak lama meminta jalan kembali dapat dilalui masyarakat.
    “Hari ini pagarnya sudah dibuka, kami berterima kasih,” ujar Suhendar saat ditemui di Gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel, Ciputat, Senin.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh TangerangOnline.id (TOID) (@tangerangonline)
    Namun, ia menduga pembongkaran baru dilakukan setelah adanya aksi warga yang menuntut kejelasan status Jalan Puspitek. Menurutnya, proses yang dilakukan bersamaan dengan demonstrasi menimbulkan pertanyaan.
    “Saya kira bisa jadi karena aksi ini pagarnya dibongkar. Di satu sisi kami berterima kasih. Tetapi di sisi lain, apakah harus didemo dulu baru dibongkar?” kata Suhendar.
    Hingga berita ini ditulis, Satpol PP Kota Tangsel belum memberikan tanggapan terkait alasan pembongkaran pagar tersebut.
    Kompas.com
    telah mencoba menghubungi pihak Satpol PP, namun belum mendapat respons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Pemulung karena Tekanan Hidup, Lilis Kini Memimpin Koperasi yang Topang Ribuan Orang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Dari Pemulung karena Tekanan Hidup, Lilis Kini Memimpin Koperasi yang Topang Ribuan Orang Megapolitan 24 November 2025

    Dari Pemulung karena Tekanan Hidup, Lilis Kini Memimpin Koperasi yang Topang Ribuan Orang
    Tim Redaksi

    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Perjalanan hidup
    Listiarsih
    (55), atau yang akrab disapa Lilis, menunjukkan pekerjaan pemulung yang kerap dipandang sebelah mata justru dapat menjadi penopang ekonomi bagi ribuan orang.
    Dari keterdesakan hidup, ia kini memimpin
    Koperasi Pemulung Berdaya
    Tangerang Selatan (Tangsel) di Jalan Cipeucang Raya, Kademangan, Setu, yang menjadi tumpuan bagi pemulung dan bandar kecil di wilayah Jabodetabek.
    Lilis menuturkan, perjalanan dimulai pada 2010. Saat itu, suaminya meninggal dan ia harus menghidupi tiga anaknya yang masih kecil.
    “Kalau kerja pabrik sudah enggak bisa, jadi pembantu juga enggak cukup. Mulung itu yang paling fleksibel, pagi bisa urus anak dulu,” kata Lilis kepada
    Kompas.com.
    Berbekal kebutuhan dan keberanian, ia mulai mengumpulkan plastik dan barang bekas dari pasar hingga kawasan wisata.
    Pendapatan awalnya sangat kecil, hanya Rp 3.500 per kilogram botol PET. Ia mengaku sempat merasa rendah diri karena profesi pemulung dianggap sebagai pekerjaan rendahan, termasuk oleh keluarga almarhum suaminya.
    “Dibanding-bandingin sama keluarga suami tapi saya mikirnya yang penting kerja halal dan anak-anak cukup,” ucapnya.
    Lilis menjalani pekerjaan itu perlahan hingga akhirnya beberapa pemulung ingin ikut bekerja bersamanya. Selama setengah tahun memulung sendiri, ia kemudian membuka lapak kecil dan mulai mengelola enam anak buah.
    “Ada teman bilang ‘aku mau ikut’, terus ada anak buah adik saya juga diserahin. Ya sudah, mulailah bandar kecil,” jelas dia.
    Titik baliknya terjadi pada 2013 ketika ia dan para bandar lain diajak membentuk koperasi oleh pengelola penampungan plastik PET di Maruga. Meski mengaku tak memahami dunia koperasi, Lilis akhirnya bersedia menjadi ketua.
    “Semua enggak mau jadi ketua. Ya sudah lah, enggak apa-apa saya. Padahal saya enggak tahu apa-apa juga,” katanya.
    Di bawah kepemimpinannya, Koperasi Pemulung Berdaya berkembang menjadi wadah yang menaungi ribuan pemulung di Jabodetabek.
    Koperasi ini memiliki lahan operasional seluas 1.800 meter persegi, mempekerjakan pekerja produktif, serta memberdayakan pemulung lansia sebagai pekerja lepas untuk tugas-tugas ringan.
    “Kami juga memberdayakan yang sudah usia lanjut, tapi freelance. Kalau enggak kita kasih kerjaan, pendapatannya enggak ada. Tapi enggak bisa diporsir juga, kasihan. Jadi dikasih kerjaan yang ringan saja,” ujar Lilis.
    Kini, kondisi berbalik. Selain menghidupi keluarganya, koperasi yang dipimpinnya menjadi penopang ekonomi bagi banyak pemulung dan bandar kecil di wilayah tersebut.
    “Sekarang semua sampah itu ada nilainya. Kalau pemulung rajin, pasti cukup. Bahkan keresek pun laku sekarang,” kata dia.
    Dengan perjalanan yang dimulai dari memulung seorang diri hingga memimpin koperasi besar, Lilis menegaskan pemulung bukan pekerjaan rendahan, melainkan bagian penting dari rantai
    ekonomi sirkular
    yang menghidupi banyak orang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rekomendasi acara seru di Jakarta jelang akhir November

    Rekomendasi acara seru di Jakarta jelang akhir November

    Jakarta (ANTARA) – Bagi Anda yang bingung untuk mengisi hari libur di Jakarta bersama keluarga, teman ataupun kekasih tercinta, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta menyuguhkan sederet acara seru menjelang akhir November 2025.

    Berikut ragam acara yang bisa Anda nikmati di Jakarta, mulai dari pertunjukan seni budaya, festival hingga pameran seni.

    Kota Tua Kreatif Fest 2025

    Jika Anda ingin mengisi waktu liburan dengan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan sejarah, Kota Tua Kreatif Fest 2025 bisa menjadi alternatif pilihan.

    Dalam acara itu, Anda dapat menjelajah lima destinasi di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta dengan memecahkan sejumlah tantangan dan petunjuk, di antaranya lewat pembuatan vlog kreatif atau lomba mewarnai tote bag bagi anak-anak. Acara ini turut dimeriahkan oleh sederet artis ibu kota.

    Hari/Tanggal: Sabtu, 22 November 2025

    Pukul: 08.00 dan 20.00 WIB

    Tempat: Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, Jakarta Barat

    Biaya: Gratis

    Money Fest 2025

    Acara ini bisa menjadi pilihan yang pas bagi Anda yang ingin mengisi weekend dengan kegiatan seru dan bermanfaat.

    Ada diskusi dan ngobrol bareng konten kreator dalam acara ini. Selain itu, ada pula komunitas kreatif yang bisa menginspirasi Anda untuk membuat produk yang menguntungkan, kegiatan untuk anak-anak, seperti seni melipat kertas (origami) dan mewarnai, serta pertunjukan live music yang menemani selama acara berlangsung

    Hari/Tanggal: Sabtu-Minggu, 22-23 November 2025

    Pukul: 09.00-20.00 WIB

    Tempat: Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat

    Biaya: Gratis

    Rekonstruksi Sejarah Runut Sepanjang

    Acara ini cocok bagi Anda yang ingin mempelajari sejarah Indonesia dengan cara yang berbeda.

    Unit Pengelola Museum Kesejarahan bersama dengan Sanggar Margasari menampilkan Rekonstruksi Sejarah yang dikemas lewat cerita dan musik dengan konsep yang menarik sehingga tidak terasa membosankan.

    Hari/Tanggal: Sabtu, 22 November 2025

    Pukul: 18.00 WIB-selesai

    Tempat: Taman Fatahillah, Jakarta Barat

    Biaya: Gratis

    Pergelaran Kesenian Budaya Tradisional Betawi Reguler 2025

    Anda penyuka seni dan budaya Betawi? Jika iya, maka Anda dapat mengunjungi acara ini untuk mengisi waktu di sore hari.

    Beragam kesenian Betawi siap menghibur Anda lewat pertunjukan berjadwal, di antaranya Ondel-ondel keliling dari Sanggar Sinar Betawi, Tari Betawi dari Sanggar Ksetra Kirana dan Lenong dari Sanggar H Saiman. Acara ini tentunya melibatkan sejumlah sanggar yang aktif dalam bidang seni tradisi.

    Hari/Tanggal: Minggu, 23 November 2025

    Pukul: 14.00 WIB-selesai

    Tempat: Amphiteater atau gedung serba guna Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan

    Biaya: Gratis

    Pergelaran Wayang Kulit Betawi, Dalang Ki Karto Wijaya

    Bagi Anda penikmat seni pertunjukan wayang, acara ini tidak boleh dilewatkan.

    Pada akhir pekan ini, pertunjukan dengan lakon “Bambang Awan Sakti” siap menghibur Anda lewat kisah seru tentang Bambang Awan Sakti yang nekat berkeliling kahyangan untuk mencari kebenaran terkait identitas orang tuanya. Dalam petualangan itu, ia juga menemukan jati dirinya sendiri.

    Hari/Tanggal: Minggu, 23 November 2025

    Pukul: 10.00 WIB-selesai

    Tempat: Ruang Pergelaran Museum Wayang, Jakarta Barat

    Biaya: Rp5.000 (pelajar, mahasiswa, anak-anak), Rp15.000 (dewasa), Rp50.000 (wisatawan asing)

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Jaktim evakuasi tiga pohon tumbang akibat hujan deras

    Pemkot Jaktim evakuasi tiga pohon tumbang akibat hujan deras

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur mengevakuasi tiga pohon tumbang dan sempal yang terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (19/11).

    “Pasukan Hijau Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Kota Jakarta Timur berhasil mengevakuasi tiga pohon tumbang dan sempal yang terjadi Rabu kemarin saat hujan deras disertai angin kencang,” kata Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Timur, Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Dwi menyebut, pohon yang tumbang dan sempal tersebut berada di pinggir jalan hingga ada yang menimpa kabel listrik dan pembatas jalan.

    “Selain tiga pohon yang sudah dievakuasi, masih ada dua pohon tumbang berjenis Kapuk di area Hutan Kota Setu. Kita akan evakuasi hari ini,” ujar Dwi.

    Sementara itu, Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Sudin Tamhut Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita merinci, pohon tumbang berjenis Tabebuya berdiameter 20 sentimeter (cm) terjadi di Jalan Radin Inten II, Kelurahan Duren Sawit.

    Lalu, pohon sempal berjenis Tanjung berdiameter 30 cm terjadi di Jalan Laut Arafuru, Kelurahan Duren Sawit, dan pohon Jenjeng dengan diameter 15 cm di Taman Barkah, Kelurahan Rawa Bunga.

    “Kami mengutamakan penanganan pohon tumbang dan sempal di pinggir jalan. Sebab, jika lambat ditangani dikhawatirkan mengganggu aktivitas warga,” ucap Dwi.

    Dwi menyebut, pihaknya mengerahkan 30 personel dan tiga unit truk untuk proses evakuasi pohon tumbang.

    Usai proses evakuasi, pohon tersebut dibawa ke lahan kosong milik Dinas Tamhut di Jalan Rawa Binong, Lubang Buaya.

    Sebelumnya, Suku Dinas (Sudin) Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Jakarta Timur (Jaktim) memangkas 530 pohon yang rawan tumbang selama Januari hingga September 2025.

    Ratusan pohon yang dipangkas itu tersebar di sepuluh kecamatan. Penanganan dilakukan terhadap 306 pohon tumbang dan 224 pohon sempal.

    Mayoritas pohon tumbang dan sempal terjadi saat hujan deras disertai angin kencang.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KPK Ajak 6 Bocah SD Jujur Penemu HP di Jaktim Bikin Podcast

    KPK Ajak 6 Bocah SD Jujur Penemu HP di Jaktim Bikin Podcast

    Jakarta

    Belakangan viral enam anak SD di Cipayung, Jakarta Timur, atas aksi kejujurannya karena mengembalikan HP yang ditemukannya ke polisi. KPK kini mengundang enam anak tersebut dan membuat podcast.

    Kedatangan mereka disambut langsung Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2025).Enam anak SD itu terlihat mengenakan batik berwarna hijau dan didampingi gurunya.

    “Agenda hari ini kita memang mengundang anak-anak yang sudah kita tahu semua, sudah viral bahwa anak-anak ini adalah anak-anak yang jujur. Jadi hari ini sesuai dengan trisula pemberantasan korupsi, yaitu adanya pendidikan, pencegahan, pemberantasan. Di dalam pendidikan yang diutamakan adalah kejujuran, membentuk sikap mentalitas moralitas yang tinggi supaya mereka anti korupsi,” kata Ibnu kepada wartawan.

    “Ternyata ini adik-adik kita yang berasal dari SDN Setu 02 Cipayung, sudah kita kenal mereka adalah anak-anak yang jujur. Jadi kita harus apresiasi, jadi kita harus jujur sejak dini,” tambahnya.

    Ibnu menyebut KPK memang akan berencana membuat podcast bersama anak-anak sekolah dalam tujuan menyebar pendidikan antikorupsi.

    “Jadi kita adakan podcast, wawancara. Nanti suatu saat kita bisa siarkan di kesempatan yang lain yang lebih tepat lagi. Kira-kira begitu. Jadi akan tersiar insya Allah bahwa KPK itu menghargai kejujuran. Dan memang kita program bersama,” tambahnya.

    Viral di Medsos

    Sebelumnya, bocah-bocah SD itu viral di media sosial setelah menemukan ponsel yang tertinggal. Mereka lantas menyerahkan ponsel temuan tersebut ke kantor polisi terdekat.

    “Kita nemu HP dan kita ke Polsek. Nih gaes, kita ke Polsek,” ujar seorang anak.

    “Permisi, assalamualaikum. Jadi kita nemu HP nih Pak, ada orang naik motor jalan HP-nya jatoh, kita panggil nggak nengok-nengok, kata anak-anak itu kepada polisi di polsek.

    Kejujuran bocah-bocah SD itu mendapatkan apresiasi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri. Irjen Asep mengapresiasi anak-anak tersebut karena kejujuran dan tanggung jawabnya setelah menemukan ponsel dan SIM itu dengan membawanya ke Polsek Cipayung.

    (azh/whn)

  • Kriminal kemarin, mobil lindas anak kecil hingga bayi dibuang

    Kriminal kemarin, mobil lindas anak kecil hingga bayi dibuang

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa kriminal terjadi di Jakarta pada Minggu (16/11), mulai dari mobil yang melindas anak kecil hingga bayi yang dibuang.

    Berikut beberapa berita yang menarik untuk disimak kembali:

    1. Polisi ungkap kronologi mobil yang lindas dua anak kecil di Jaktim

    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengungkap kronologi kendaraan roda empat yang melindas dua anak kecil di kawasan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur pada Kamis (13/11).

    “Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, pada Kamis (13/11), saat sopir mobil berinisial PA (22) hendak masuk ke area parkir penitipan mobil di jalan Cipinang Jaya,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Ojo Ruslani dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Selengkapnya di sini

    2. Polda Metro Jaya tangkap polisi gadungan yang curi mobil di Jaktim

    Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pelaku pencurian mobil dengan modus menjadi polisi gadungan di Rest Area Cibubur, Jakarta Timur pada Oktober lalu.

    “Pelaku berinisial AS dan YW yang merupakan pasangan suami istri, ditangkap di sebuah rumah, di wilayah Cilodong, Depok pada Kamis (13/11),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

    Selengkapnya di sini

    3. Warga Cipayung digegerkan penemuan bayi di pembuangan sampah

    Warga Jalan Kramat Oyar RT 06/04, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur digegerkan dengan penemuan bayi yang masih hidup di sekitar area pembuangan sampah di wilayah itu, pada Minggu pagi.

    “Saya kurang paham (baru lahir atau sudah beberapa hari), tapi masih hidup bayinya ketika kami temukan di dalam goodie bag (tas bingkisan) ,” kata Ketua RT 06 Kelurahan Setu, Salam saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

    Selengkapnya di sini

    4. Tiga anggota komplotan pencuri motor ditangkap di Cengkareng

    Tiga orang yang diduga sebagai anggota komplotan pencuri sepeda motor ditangkap oleh warga di daerah Pesing Poglar, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Minggu malam.

    Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor (Polsek) Cengkareng Iptu Aang Kaharudin menyampaikan bahwa ketiga orang itu sudah diserahkan ke polisi dan polisi masih memeriksa mereka.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.