kab/kota: Setiabudi

  • BTN Buka Lagi Kantor Cabang di Medan dan Aceh Usai Terdampak Banjir, Ini Daftarnya

    BTN Buka Lagi Kantor Cabang di Medan dan Aceh Usai Terdampak Banjir, Ini Daftarnya

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membuka kembali layanan operasional sejumlah jaringan kantor di Kota Medan dan Provinsi Aceh usai bencana banjir yang mulai mereda dan kondisi cuaca di kedua wilayah tersebut berangsur membaik.

    Beberapa kantor cabang yang dibuka kembali pada Senin meliputi KCP USU – KC Medan, KCP Helvetia – KC Medan, KCP Simalingkar – KC Medan, KCP M Yamin – KC Medan, KCP Setiabudi – KC Medan, KCP Simpang Limun – KC Medan, KCPS Setia Budi – KCS Medan, serta KCPS Langsa – KCS Lhokseumawe.

    “Setelah memastikan kondisi di Medan dan Aceh kembali kondusif serta seluruh aspek keselamatan terpenuhi, BTN kembali membuka layanan di sejumlah outlet yang sebelumnya terdampak banjir. Kami berterima kasih kepada nasabah atas kesabaran dan pengertian selama masa penutupan sementara,” kata Corporate Secretary BTN Ramon Armando dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025).

    Ia menjelaskan bahwa pembukaan kembali kantor-kantor tersebut dilakukan setelah proses asesmen keselamatan, pemeriksaan fasilitas gedung, serta koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat setempat hingga dinyatakan aman untuk operasional normal.

    Seluruh outlet tersebut juga telah melalui proses pengecekan kondisi bangunan, peralatan operasional, jaringan listrik, sistem komunikasi, kesiapan pegawai, serta keamanan lingkungan kantor sebelum kembali dibuka.

    Meski sudah banyak kantor cabang BTN telah dibuka kembali, namun ia mengatakan KCPS Takengon di bawah KCS Lhokseumawe masih belum dapat dibuka kembali.

     

  • Sudin Bina Marga Jaksel tangani kabel menjuntai di Karet Kuningan

    Sudin Bina Marga Jaksel tangani kabel menjuntai di Karet Kuningan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Bina Marga Jakarta Selatan (Jaksel) melakukan penanganan terkait kabel yang menjuntai di Jalan Anggrek II, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi.

    “Kabel menjuntai yang terjadi di Jalan Anggrek II tersebut menurut warga disebabkan tertarik kendaraan besar saat melintas,” kata Kepala Sudin Bina Marga Jakarta Selatan Rifki Rismal di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, kabel tersebut menjuntai ke bawah akibat kondisi cuaca hujan dan angin yang cukup kencang.

    Pihaknya menerima laporan tersebut dari warga. Kemudian, bersama dengan pemilik kabel, Sudin Bina Marga Jaksel meninggikan kabel tersebut dengan pemasangan satu tiang baru atau tambahan pada Rabu (12/11).

    Lalu pada Kamis (13/11), pihaknya juga sudah melakukan survei bersama dengan pemilik kabel terkait pemasangan tiang tambahan untuk menyangga kabel-kabel tersebut.

    “Jadi selama dua hari, tiang-tiang tambahan kita pasang di sana, sekaligus merapikan kabel-kabel yang menjuntai agar tidak membahayakan masyarakat, khususnya pengguna jalan,” ujar Rifki.

    Sementara itu, salah seorang warga bernama Kurnia mengapresiasi kesigapan petugas dalam melakukan perbaikan tiang yang miring dan kabel yang menjuntai itu.

    Kesigapan penanganan itu, kata dia, dapat membuat aktivitas warga yang melintasi jalan tersebut kembali normal.

    “Semoga perbaikan bisa dilakukan secara permanen, bahkan kalau bisa kabel udara itu dipindahkan ke Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) agar tidak terlihat semrawut,” ucap Kurnia.

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan hingga awal 2025, telah merapikan kabel utilitas sepanjang 5.212 meter atau 5,2 kilometer (km) untuk menjamin keamanan pengguna jalan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kabel Menjuntai Hampir Kena Tanah di Jaksel Diperbaiki, Warga Takut Kesetrum

    Kabel Menjuntai Hampir Kena Tanah di Jaksel Diperbaiki, Warga Takut Kesetrum

    Jakarta

    Jaringan utilitas yang menjuntai di Jalan Anggrek II, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan kini diperbaiki. Kabel-kabel semrawut itu kini sudah lebih tinggi.

    Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (14/11/2025) kabel yang menjuntai itu kini ditopang tiang besi di bagian tengah. Lalu kabel-kabelnya diikat agar tidak terurai.

    Meski begitu, jaringan utilitas yang berada di RT 10/RW 2 itu tetap semrawut. Kabel-kabel yang menumpuk membuat tiang sedikit miring.

    Foto: Kabel menjuntai di Setiabudi Jaksel diperbaiki. (Taufiq/detikcom)

    Ramdani (50) seorang warga yang rumahnya tepat berada di bawah jaringan utilitas itu mengatakan, perbaikan jaringan baru dilakukan semalam, Kamis (13/11). Sebelumnya kabel dari jaringan utilitas itu menjuntai hingga hampir menyentuh permukaan tanah.

    “Udah dua minggu kemarin juntai ke bawah itu. Kemarin sampai orang mau lewat harus nunduk. Iya ini semalam baru aja dibenerin. Jam 7 ada dari PLN sama Bina Marga. Benerinnya iya baru ditambah tiang, ini baru ada, biar ditopang kabelnya. Yang sebelah sana juga baru, yang miring diganti. Tapi itu kelihatannya agak miring juga ya,” kata Ramdani kepada wartawan.

    “Gara-gara nyangkut ke mobil material gitu, ketarik. Sampai melengkung doyong tiangnya,” jelasnya.

    Kabel menjuntai di Setiabudi, Jaksel sebelum diperbaiki. Foto: Gilang Faturahman

    Ramdani khawatir dengan kondisi jaringan utilitas yang menjuntai itu. Dia tak bisa membayangkan bila tiba-tiba kabel itu memicu kebakaran.

    Dia berharap, jaringan utilitas itu benar-benar diperbaiki. Sebab sampai saat ini tinggi kabel masih tampak rendah dan khawatir kembali tersangkut mobil.

    “Warga pengennya minimal dirapikan aja dulu, semisal belum bisa dimasukin ke tanah, jangan sampai semrawut aja,” katanya.

    Warga lain, Lif (47) mengatakan, dirinya khawatir gara-gara jaringan utilitas bisa memakan korban. Apalagi jalan di sekitarnya ramai dilintasi banyak orang.

    “Takut, kalau itu. Kadang kalau lewat jatuh, terus kesertrum kan gak tahu ya,” katanya.

    (idn/idn)

  • Keluarga Masih Lancar Terima Royalti Lagu-lagu Chrisye

    Keluarga Masih Lancar Terima Royalti Lagu-lagu Chrisye

    JAKARTA – Putra mendiang Chrisye, Pasha Chrisye, mengatakan bahwa pihak keluarga masih menikmati pundi-pundi royalti dari karya yang dihasilkan sang ayah.

    Tidak hanya memberi manfaat ekonomi kepada keluarga, Pasha bahkan menyebut banyak orang yang menikmati hasil dari karya-karya tersebut.

    “Alhamdulillah, aku bangga banget punya papa kayak dia (Chrisye),” kata Pasha kepada awak media di Setiabudi, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

    “Sampai sekarang, bukan anak-anaknya aja yang masih dia kasih (uang dari hasil royalti musik), orang lain pun masih dia kasih,” sambungnya.

    Meski tidak menyebut nama, Pasha mengatakan, cukup banyak orang menerima manfaat ekonomi dari karya sang ayah.

    Pria 35 tahun itu memastikan, kepemilikan hak cipta dari almarhum Chrisye masih dipegang oleh pihak keluarga. Namun perihal pengelolaan, ia memberikan kepercayaan kepada label Musica Studios untuk mengurusnya.

    “Pengelolaannya sih sejauh ini aman banget. Aku sangat nyaman banget menaruh (katalog) papaku di situ (Musica Studios),” ujarnya.

    Sebagai contoh, kata Pasha, ketika ada seseorang ingin meng-cover atau merekam ulang karya sang ayah, maka pihak label akan memberikan informasi tersebut kepada dirinya.

    Lebih lanjut mengenai kisruh hak cipta lagu dan musik yang ramai disorot industri musik nasional dalam beberapa tahun terakhir, Pasha memilih untuk mempercayakan seluruh proses agar diselesaikan oleh pihak-pihak yang memiliki kewenangan. Yang menjadi harapannya adalah, apa yang diputuskan bisa berdampak lebih baik kepada ekosistem musik nasional.

    “Aku percaya dengan proses ini. Kita lihat nanti,” kata Pasha. “Aku percaya, industri ini akan menuju yang lebih baik.”

  • Jatah Preman Gubernur Riau Abdul Wahid Dipakai Buat Pelesiran ke Inggris

    Jatah Preman Gubernur Riau Abdul Wahid Dipakai Buat Pelesiran ke Inggris

    GELORA.CO – Hasil pemerasan terhadap Kepala UPT Dinas PUPR PKPP Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau senilai Rp2,25 miliar digunakan Gubernur Abdul Wahid untuk pelesiran ke beberapa negara. 

    Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur Rahayu kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu, 5 November 2025.

    “Ada keperluan ke luar negeri, ke Inggris ya tadi, mengapa ada uang poundsterling, karena salah satu kegiatannya itu adalah pergi lawatan ke luar negeri, salah satunya ke Inggris, kemudian ada juga ke Brasil rencananya dan yang terancangnya itu yang terakhir ini mau ke Malaysia seperti itu,” kata Asep. 

    Namun demikian, ia mengaku akan mendalami kegiatan ke luar negeri apakah kegiatan dinas atau nondinas.

    “Sedang kita perdalam ke Inggrisnya apakah itu kegiatan kedinasan atau non kedinasan,” pungkas Asep.

    Dari hasil OTT yang berlangsung sejak Senin, 3 November 2025, KPK resmi menetapkan 3 orang sebagai tersangka, yakni Abdul Wahid (AW) selaku Gubernur Riau, M Arief Setiawan (MAS) selaku Kepala Dinas PUPR PKPP Pemprov Riau, dan Dani M Nursalam (DAN) selaku Tenaga Ahli Gubernur Riau. Ketiganya langsung ditahan sejak Selasa, 4 November 2025 di Rutan KPK.

    Dalam perkaranya, KPK mendapatkan informasi bahwa pada Mei 2025 terjadi pertemuan di salah satu kafe di Kota Pekanbaru antara Ferry dengan 6 Kepala UPT Wilayah I-VI Dinas PUPR PKPP untuk membahas kesanggupan pemberiaan fee yang akan diberikan kepada Abdul Wahid, yakni sebesar 2,5 persen.

    Fee tersebut atas penambahan anggaran 2025 yang dialokasikan pada UPT Jalan dan Jembatan Wilayah I-VI Dinas PUPR PKPP yang semula Rp71,6 miliar menjadi Rp177,4 miliar atau terjadi kenaikan Rp106 miliar.

    Selanjutnya, Ferry menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada Arief. Namun, Arief yang merepresentasikan Abdul Wahid meminta fee 5 persen atau sebesar Rp7 miliar.

    Bagi yang tidak menuruti perintah tersebut, diancam dengan pencopotan ataupun mutasi dari jabatannya. Di kalangan Dinas PUPR PKPP Riau, permintaan ini dikenal dengan istilah jatah preman.

    Kemudian, seluruh Kepala UPT beserta Sekretaris Dinas PUPR PKPP Riau melakukan pertemuan kembali dan menyepakati besaran fee untuk Abdul Wahid sebesar 5 persen atau sebesar Rp7 miliar. Hasil pertemuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Kepala Dinas PUPR PKPP Riau dengan menggunakan bahasa kode “7 batang”.

    Dari kesepakatan tersebut, setidaknya terjadi 3 kali setoran fee jatah Abdul Wahid. Pada Juni 2025 terjadi setoran pertama, Ferry sebagai pengepul uang dari Kepala UPT mengumpulkan total Rp1,6 miliar. Dari uang tersebut, atas perintah Arief sebagai representasi Abdul Wahid, Ferry mengalirkan dana sejumlah Rp1 miliar kepada Abdul Wahid melalui perantara, yakni Dani. Kemudian, Ferry juga memberikan uang Rp600 juta kepada kerabat Arief.

    Selanjutnya pada Agustus 2025, atas perintah Dani sebagai representasi Abdul Wahid melalui Arief, Ferry kembali mengepul uang dari para Kepala UPT dengan uang terkumpul Rp1,2 miliar. Atas perintah Arief, uang tersebut di antaranya didistribusikan untuk driver Arief sebesar Rp300 juta, proposal kegiatan perangkat daerah Rp375 juta, dan disimpan Ferry senilai Rp300 juta.

    Kemudian pada November 2025, tugas pengepul dilakukan Kepala UPT 3 dengan total mencapai Rp1,25 miliar, di antaranya dialirkan untuk Abdul Wahid melalui Arief senilai Rp450 juta, serta diduga mengalir Rp800 juta yang diberikan langsung kepada Abdul Wahid.

    Sehingga, total penyerahan pada Juni-November 2025 mencapai Rp4,05 miliar dari kesepakatan awal sebesar Rp7 miliar. Khusus untuk Abdul Wahid, menerima Rp2,25 miliar.

  • Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Segera Diumumkan KPK

    Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Segera Diumumkan KPK

    GELORA.CO -Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melaksanakan ekspose atau gelar perkara hasil operasi tangkap tangan (OTT). Nasib Gubernur Riau, Abdul Wahid dan lainnya akan segera diumumkan.

    “Masih berlangsung ekspose,” kata Jurubicara KPK, Budi Prasetyo kepada wartawan di Jakarta, Selasa malam, 4 November 2025.

    Budi meminta masyarakat untuk bersabar, termasuk terkait perkara yang menjadi dasar OTT di Provinsi Riau.

    Sebelumnya pada Senin, 3 November 2025, KPK mengamankan 10 orang saat OTT di Riau. Dari kesepuluh orang itu, 9 di antaranya dibawa ke Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada hari ini.

    Namun demikian, baru 8 orang yang sudah tiba di KPK pada pagi tadi. Sedangkan 1 orang lainnya masih dalam perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Gedung Merah Putih KPK.

    Dari 8 orang yang sudah di Gedung Merah Putih KPK, 5 di antaranya masuk lewat pintu belakang. Sedangkan 3 orang lainnya lewat depan, yakni Gubernur Riau Abdul Wahid, Kepala Dinas PUPR Pemprov Riau Muhammad Arif Setiawan, dan Sekretaris Dinas PUPR Pemprov Riau Ferry Yunanda.

    Dari OTT itu, KPK juga mengamankan uang lebih dari Rp1 miliar. Uang tersebut dalam mata uang Rupiah, dolar Amerika Serikat (AS), dan Poundsterling. 

  • Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Segera Diumumkan KPK

    Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Segera Diumumkan KPK

    GELORA.CO -Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang melaksanakan ekspose atau gelar perkara hasil operasi tangkap tangan (OTT). Nasib Gubernur Riau, Abdul Wahid dan lainnya akan segera diumumkan.

    “Masih berlangsung ekspose,” kata Jurubicara KPK, Budi Prasetyo kepada wartawan di Jakarta, Selasa malam, 4 November 2025.

    Budi meminta masyarakat untuk bersabar, termasuk terkait perkara yang menjadi dasar OTT di Provinsi Riau.

    Sebelumnya pada Senin, 3 November 2025, KPK mengamankan 10 orang saat OTT di Riau. Dari kesepuluh orang itu, 9 di antaranya dibawa ke Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada hari ini.

    Namun demikian, baru 8 orang yang sudah tiba di KPK pada pagi tadi. Sedangkan 1 orang lainnya masih dalam perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Gedung Merah Putih KPK.

    Dari 8 orang yang sudah di Gedung Merah Putih KPK, 5 di antaranya masuk lewat pintu belakang. Sedangkan 3 orang lainnya lewat depan, yakni Gubernur Riau Abdul Wahid, Kepala Dinas PUPR Pemprov Riau Muhammad Arif Setiawan, dan Sekretaris Dinas PUPR Pemprov Riau Ferry Yunanda.

    Dari OTT itu, KPK juga mengamankan uang lebih dari Rp1 miliar. Uang tersebut dalam mata uang Rupiah, dolar Amerika Serikat (AS), dan Poundsterling. 

  • Kader Terjaring OTT KPK, Elite DPP PKB Kompak Bungkam

    Kader Terjaring OTT KPK, Elite DPP PKB Kompak Bungkam

    GELORA.CO -Gubernur Riau Abdul Wahid terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin, 3 November 2025. 

    Abdul Wahid ditangkap bersama sembilan orang lainnya yang diduga masih berstatus penyelenggara negara.

    Menanggapi penangkapan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, para elite DPP PKB kompak bungkam. Mereka hingga kini tak menjawab pertanyaan yang dilayangkan Kantor Berita Politik RMOL melalui pesan singkat sejak pukul 21.00 WIB Senin malam, perihal OTT tersebut. 

    Sekjen DPP PKB Hasanuddin Wahid atau Cak Udin maupun Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid alias Gus Wahid tidak berkomentar. Mereka tak memberikan respons perihal sikap DPP PKB atas penangkapan kadernya tersebut.

    Dalam kegiatan tangkap tangan ini, KPK turut mengamankan sejumlah uang dari Abdul Wahid dan sembilan orang lainnya yang turut diamankan. 

    Lembaga antirasuah tersebut masih memiliki waktu 1×24 jam untuk melakukan gelar perkara dan menaikkan status para tersangka yang terjaring dalam operasi senyap.

    “Terkait dengan perkaranya, terkait dengan apa begitu ya, di bidang apa, kemudian konstruksinya seperti apa, itu nanti kami akan jelaskan karena ini memang sedang berjalan di lapangan sehingga memang tim masih terus bergerak,”  kata Jurubicara KPK, Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin malam, 3 November 2025. 

    “Jadi kami juga belum bisa menyampaikan secara detail terkait dengan konstruksi perkaranya,” tambahnya.

  • BPBD DKI Jakarta Imbau Warga Waspadai Hujan Lebat

    BPBD DKI Jakarta Imbau Warga Waspadai Hujan Lebat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang pada sore hingga malam hari ini, Jumat (31/10/2025).

    Berdasarkan peringatan dini cuaca dari BMKG pada pukul 17.25 WIB, kondisi cuaca berpotensi terjadi pada pukul 17.35 WIB di sejumlah wilayah Jabodetabek, termasuk sebagian besar kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor.

    Di wilayah DKI Jakarta, potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di:

    Jakarta Barat:

    Kebon Jeruk, Kembangan.

    Jakarta Selatan:

    Kebayoran Lama, Cilandak, Jagakarsa, Pesanggrahan.

    Jakarta Timur:

    Pasar Rebo.

    Foto: Hujan di Jakarta (Dok Pemprov DKI Jakarta)

    Cuaca ini juga berpotensi meluas ke wilayah:

    Jakarta Pusat:

    Gambir, Menteng, Tanah Abang.

    Jakarta Utara:

    Penjaringan.

    Jakarta Barat:

    Cengkareng, Grogol Petamburan, Taman Sari, Tambora, Kalideres, Palmerah.

    Jakarta Selatan:

    Tebet, Setiabudi, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Kebayoran Baru, Pancoran.

    Jakarta Timur:

    Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Ciracas, Cipayung.

    “Kami mengimbau warga agar berhati-hati terhadap potensi genangan, pohon tumbang, serta gangguan lalu lintas akibat hujan lebat dan angin kencang,” ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (31/10/2025).

    Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari berteduh di bawah pohon atau papan reklame ketika hujan disertai petir, serta memastikan saluran air di sekitar rumah tetap bersih agar air hujan dapat mengalir dengan baik.

    “BPBD DKI Jakarta bersama unsur terkait seperti Dinas Sumber Daya Air, Dinas Gulkarmat, PPSU, dan TNI/Polri telah siaga di lapangan untuk melakukan pemantauan dan penanganan cepat jika terjadi genangan atau bencana hidrometeorologi lainnya,” terang dia.

    Seperti diketahui, kondisi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 20.00 WIB. Warga dapat memantau perkembangan terkini melalui laman resmi Nowcasting BMKG di https://nowcasting.bmkg.go.id atau kanal media sosial BPBD DKI Jakarta.

    Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, menyampaikan laporan dan permintaan bantuan darurat, masyarakat dapat menghubungi Call Center Jakarta Siaga 112 yang aktif selama 24 jam atau fitur Kontak Darurat di aplikasi JAKI.

    Foto: Hujan di Jakarta (Dok Pemprov DKI Jakarta)

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pramono nilai proyek JSDP strategis untuk masa depan Jakarta

    Pramono nilai proyek JSDP strategis untuk masa depan Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menilai proyek pembangunan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) sangat strategis untuk masa depan ibu kota.

    Sebab, proyek itu diyakini berdampak lebih baik bagi masa depan Jakarta yang berkelanjutan serta dapat memudahkan warga Jakarta mendapatkan air bersih, sekaligus memastikan buangan air limbah tidak mencemari lingkungan.

    “Penanganan air limbah itu harus diatur dengan baik. Sekarang yang sudah selesai baru di Zona 0 yang ada di Setiabudi dan Zona 1 di sini, dan kemudian akan dimulai di Zona 6,” kata Pramono setelah meninjau proyek JSDP Zona 1 Pluit di dua lokasi, yaitu Jalan Waduk Pluit Selatan dan Jalan Pluit Selatan Raya, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis.

    Lebih lanjut, dia pun menginstruksikan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam pengaturan air bersih dan air limbah.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Dewi Chomistriana menambahkan pembangunan JSDP selain untuk mengurangi pencemaran air tanah, juga penting untuk kesehatan masyarakat karena JSDP dapat memisahkan antara saluran air limbah dengan saluran air bersih dan dapat dipisahkan dengan drainase.

    “Ini sangat penting untuk Jakarta, untuk warga Jakarta, dan proyek Zona 1 ini baru melayani 7,8 persen dari total penduduk DKI Jakarta. Jadi, tantangan kita masih banyak,” ujar Dewi.

    Untuk itu, dia meminta dukungan masyarakat Jakarta agar dapat bersama-sama mewujudkan proyek JSDP, terlebih nantinya segera dibangun untuk Zona 6.

    Area pelayanan JSDP Zona 1 Pluit mencakup wilayah seluas 4.901 hektare yang meliputi area Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) JSDP Zona 1 Pluit terletak di area sebelah Barat Laut Waduk Pluit.

    Untuk Jakarta Utara, cakupannya meliputi Kelurahan Pluit, Kelurahan Penjaringan, dan Kelurahan Pejagalan, di Kecamatan Penjaringan. Sedangkan untuk Jakarta Barat meliputi Kelurahan Pekojan, Kelurahan Angke, Kelurahan Jembatan Lima, dan Kelurahan Jembatan Besi, di Kecamatan Tambora.

    Pembangunan IPAL pada JSDP bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap layanan pengelolaan air limbah, memperbaiki kualitas lingkungan, terutama pada air permukaan dan air tanah, serta mencegah timbulnya penyakit bawaan air (waterborne diseases) akibat buruknya kualitas air.

    Dalam sistem pengolahan air limbah domestik, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum air buangan dialirkan kembali ke badan air.

    Tahap pertama adalah pengolahan awal yang berfungsi memisahkan partikel berukuran besar, seperti pasir, kayu, plastik, dan material lain yang dapat mengganggu proses berikutnya.

    Selanjutnya, air limbah masuk ke pengolahan primer yang umumnya menggunakan proses fisik untuk mengendapkan partikel halus dan bahan tersuspensi. Setelah itu, dilakukan pengolahan sekunder yang biasanya melibatkan proses biologis untuk mendekomposisi materi organik penyebab pencemaran.

    Beberapa teknologi yang umum digunakan pada tahap tersebut, antara lain sistem lumpur aktif (activated sludge), Membrane Bioreactor (MBR), biofilter, dan metode sejenis lainnya.

    Tahap terakhir adalah desinfeksi yang bertujuan untuk menghilangkan organisme patogen berbahaya bagi kesehatan. Hasil akhir dari seluruh proses tersebut diharapkan sudah memenuhi baku mutu air limbah domestik yang berlaku.

    Jika diperlukan, maka dapat dilakukan pengolahan lanjutan untuk menghasilkan kualitas air olahan yang lebih baik dan memungkinkan pemanfaatan kembali (recycle).

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.