kab/kota: Serdang

  • Menko Polkam Budi Gunawan Pastikan Proses Hukum 33 Prajurit TNI di Deli Serdang Transparan

    Menko Polkam Budi Gunawan Pastikan Proses Hukum 33 Prajurit TNI di Deli Serdang Transparan

    GELORA.CO – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan turut buka suara atas keributan dan perkelahian massal di Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Dia memastikan bahwa proses hukum terhadap 33 prajurit Batalyon Artileri Medan 2/Kilap Sumagan dilakukan secara transparan. 

    Keterangan tersebut disampaikan oleh Budi Gunawan kepada awak media di Jakarta pada Senin (11/11). Menurut pejabat yang akrab dipanggil BG tersebut, proses hukum sudah berjalan. Kodam I/Bukit Barisan mengerahkan Polisi Militer Kodam (Pomdam) I/Bukit Barisan untuk memeriksa para prajurit yang diduga terlibat dalam keributan dan perkelahian massal itu. 

    ”Proses hukum saat ini sedang berjalan. Ada beberapa oknum anggota Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan) yang diproses. Dan keterangan dari pangdam I /Bukit Barisan bahwa prosesnya akan digelar secara transparan sehingga publik bisa mengawal dan mengikuti perkembangan kasusnya,” kata dia. 

    Mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu menyatakan bahwa semua pihak yang terbukti bersalah bakal diberi sanksi tegas. ”Dan akan dijamin dan dipastikan bahwa para pelakunya yang terbukti bersalah akan ditindak dan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ucap pejabat yang juga purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir jenderal tersebut. 

    Lebih lanjut, BG menyampaikan, kondisi dan situasi di Kecamatan Sibiru-Biru saat ini sudah kondusif. ”Situasi saat ini sudah kondusif, ada pun latar belakang yang menjadi penyebab (keributan dan perkelahian) ini masih dalam penyelidikan dari pihak Pomdam I/Bukit Barisan dan kepolisian setempat,” terang dia. Dalam keributan itu seorang warga meninggal dunia dan korban lainnya luka-luka.

  • Panglima TNI Blak-blakan Pemicu Prajurit di Deli Serdang Serang Warga hingga Tewaskan 1 orang – Page 3

    Panglima TNI Blak-blakan Pemicu Prajurit di Deli Serdang Serang Warga hingga Tewaskan 1 orang – Page 3

    Jenderal bintang empat ini menegaskan, bakal menindaktegas prajuritnya yang memang terbukti bersalah dan terlibat dalam insiden tersebut.

    “Ya Pangdam sudah ambil-ambil langkah, ke rumahnya yang meninggal, yang di RS diobati. Anggota pun sekarang sedang kita proses ya menurut BAP. Ya kita selalu menyampaikan reward and punishment,” tegasnya.

    “Kayak tadi kan, berhasil membantu penanggulangan bencana alam di luar negeri, ya kita kasih reward. Tapi kalau yang melanggar, ya punishment. (Dipecat) Ya kita lihat nanti BAPnya, hasil BAPnya,” pungkasnya.

    Sumber: Nur Habibie/Merdeka.com

  • 3
                    
                        Panglima Ungkap Kronologi 33 Prajurit TNI Serang Warga di Deli Serdang
                        Nasional

    3 Panglima Ungkap Kronologi 33 Prajurit TNI Serang Warga di Deli Serdang Nasional

    Panglima Ungkap Kronologi 33 Prajurit TNI Serang Warga di Deli Serdang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Panglima TNI
    Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa peristiwa dugaan penyerangan yang melibatkan 33 prajurit TNI terhadap warga di
    Deli Serdang
    berawal dari keberadaan kelompok atau
    geng motor
    di wilayah tersebut.
    Geng motor
    ini dinilai meresahkan masyarakat, sehingga prajurit TNI berinisiatif untuk menegur mereka.
    “Jadi memang diawali oleh ya anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota. Karena kan mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan,” kata Panglima TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin (11/11/2024).
    Menurutnya, teguran yang diberikan anggota TNI tidak diterima oleh para anggota geng motor, yang kemudian berujung pada adu mulut dan perkelahian massal.
    “Anggota Pangdam 1 (Bukit Barisan) menegur, tidak terima. Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal,” sambungnya.
    Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menegaskan bahwa penertiban geng motor sangat penting, mengingat mereka sering kali menggunakan motor yang tidak memenuhi standar.
    “Kan kebanyakan juga motornya bodong. Makanya waktu Pangdam itu kalau hari libur, kita potong-potong itu motornya karena kebanyakan bodong,” ujar dia.
    Seiring dengan penertiban geng motor, Panglima TNI menyatakan bahwa langkah tersebut sejalan dengan fokus TNI untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan generasi muda yang unggul.
    Terkait insiden di Deli Serdang, Panglima TNI menambahkan bahwa kasus ini sudah ditangani oleh Pangdam I/BB, yang telah berkunjung menemui korban.
    “Ya Pangdam sudah ambil langkah. Ke rumahnya yang meninggal, yang di RS diobati. Anggota pun sekarang sedang kita proses ya menurut BAP (Berita Acara Pemeriksaan),” ujarnya.
    Panglima TNI juga menegaskan bahwa pihaknya akan bertindak tegas terhadap prajurit yang terbukti melanggar hukum dalam kasus ini.
    “Ya kita selalu menyampaikan reward and punishment. Kayak tadi kan, berhasil membantu penanggulangan bencana alam di luar negeri, ya kita kasih
    reward
    . Tapi kalau yang melanggar, ya
    punishment
    ,” ungkapnya.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa sejumlah prajurit dari Artileri Medan (Armed) 2/105 KS diduga menyerang warga Desa Selamat pada Jumat (8/11/2024) malam.
    Akibat penyerangan tersebut, puluhan warga terluka dan satu orang meninggal dunia, yaitu Raden Barus.
    Kepala Desa Selamat, Bahrun, menjelaskan bahwa Raden keluar rumah setelah mendengar keributan.
    “Sewaktu keluar itu lah, diduga dia dipukuli puluhan oknum TNI. Ada beberapa luka lebam di bagian tubuhnya,” kata Bahrun saat diwawancarai di lokasi, Minggu (10/11/2024).
    “Korban ini meninggal dunia pas di jalan mau dibawa ke rumah sakit,” sambungnya.
    Kepala Unit Reskrim Polsek Sibiru-biru Ipda Natan Simatupang juga membenarkan adanya penyerangan yang terjadi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cekcok di Jalan Diduga Jadi Pemicu Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI di Deli Serdang
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        11 November 2024

    Cekcok di Jalan Diduga Jadi Pemicu Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI di Deli Serdang Medan 11 November 2024

    Cekcok di Jalan Diduga Jadi Pemicu Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI di Deli Serdang
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Suasana Desa Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mencekam setelah penyerangan oleh puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan pada Jumat (8/11/2024) malam.
    Mereka datang tanpa seragam dan menggunakan sepeda motor. Tanpa pandang bulu, mereka memukuli warga dengan senjata tajam dan benda tumpul. Akibatnya, banyak warga terluka, dan Raden Barus (61) tewas.
    “Orang-orang yang datang itu memang membabi buta. Siapa yang ada di jalan, semua dihantamnya. Itu dari Armed. Ada sebagian rumah didobrak,” ujar Kepala Desa Selamat, Bahrun, saat diwawancarai di lokasi, Minggu (10/11/2024).
    Bahrun menjelaskan, sore sebelum penyerangan, pemuda desa sempat berseteru dengan prajurit Armed 2/105. Namun, ia tak tahu pasti masalah yang memicu pertikaian tersebut.
    “Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” ucap Bahrun.
    Berdasarkan informasi yang didapat, ada 13 orang terluka.
    “Salah satunya ada yang tangannya putus, namanya Dedi Susanto. Untuk kejadian Raden, dia dianiaya saat keluar dari rumah untuk memastikan apa yang terjadi,” tambah Bahrun.
    Ia merasa kecewa atas peristiwa ini. Raden, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat, tewas dengan luka memar di sekujur tubuh.
    ”Seharusnya rakyat merasa aman kalau ada markas tentara di desanya. Namun, warga malah ketakutan dengan keberadaan mereka,” ujarnya.
    Di lain sisi, Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, menyatakan bahwa 33 prajurit Armed 2/105 KS diduga terlibat dalam penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
    “Diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang,” kata Dody di Media Center Kodam I/BB, Jalan Rotan, Kota Medan, Minggu.
    Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan menyampaikan permohonan maaf atas penyerangan yang dilakukan oleh anak buahnya.
    “Dan sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” ucap Hasan saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Penyerangan Oknum TNI Dibawa Warga ke Kodam Bukit Barisan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        11 November 2024

    Korban Penyerangan Oknum TNI Dibawa Warga ke Kodam Bukit Barisan Medan 11 November 2024

    Korban Penyerangan Oknum TNI Dibawa Warga ke Kodam Bukit Barisan
    Editor
    DELI SERDANG, KOMPAS.com
    – Puluhan anggota TNI dari Batalyon Artileri
    Medan
    -2/Kilap Sumagan menyerang perkampungan warga di dekat markasnya, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten
    Deli Serdang
    ,
    Sumatera Utara
    .
    Dalam peristiwa tersebut, seorang warga bernama Raden Barus (60) tewas dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Selain itu, delapan warga lainnya mengalami luka berat, sementara belasan orang lainnya mengalami luka ringan.
    Kepala Desa Selamat, Bahrun, menjelaskan bahwa serangan itu terjadi pada Jumat malam (8/11/2024) hingga Sabtu dini hari.
    “Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dengan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta,” ujar Bahrun dalam acara adat pemakaman Raden, Minggu (10/11/2024).
    Pada saat itu, puluhan anggota TNI yang tidak mengenakan seragam datang ke perkampungan warga sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka mencari orang yang terlibat dalam cekcok tersebut.
    Anggota TNI yang bersenjata tajam menyerang warga secara brutal, baik di jalan maupun di rumah-rumah. Mereka menanyai warga mengenai keberadaan pemuda yang terlibat cekcok, dan menyisir perkampungan sambil mendobrak rumah-rumah. Beberapa warga diseret keluar, dipukul, bahkan ada yang dihantam dengan pisau. Seorang warga mengalami luka sobek besar di kepala dan saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit.
    Bahrun menjelaskan bahwa Raden kebetulan sedang berada di luar saat serangan terjadi.
    “Kami belum tahu pasti bagaimana Raden bisa menjadi korban kebrutalan itu. Dia ditemukan tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan dengan luka di kepala dan tubuhnya,” katanya.
    Meskipun sempat dibawa ke rumah sakit, Raden meninggal dunia dalam perjalanan.
    Setelah mengetahui Raden tewas, warga marah dan melakukan protes. Pada Sabtu pagi, jenazah Raden dibawa ke depan markas Armed-2 sebagai bentuk protes terhadap tindakan keji yang dilakukan oleh oknum anggota TNI tersebut.
    “Raden adalah tokoh masyarakat yang dituakan di desa kami. Dia tidak salah apa-apa, tetapi malah menjadi korban serangan TNI,” kata Bahrun.
    Situasi di Desa Selamat mulai kondusif pada Minggu, meskipun warga masih merasa khawatir dan trauma.
    “Seharusnya rakyat merasa aman dengan adanya markas tentara di desanya, tapi kami justru merasa ketakutan,” tambahnya.
    Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letnan Jenderal Mohamad Hasan, yang hadir dalam acara pemakaman, menyampaikan permintaan maaf atas tindakan anggota TNI yang terlibat.
    “Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga Bapak Raden Barus, termasuk beberapa yang keluarganya masih dirawat. Kami menyampaikan permohonan maaf dan memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan saat menyampaikan belasungkawa.
    Ia juga berjanji akan memproses hukum semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
    Hasan menambahkan bahwa delapan korban luka berat kini sedang dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau milik Kodam I Bukit Barisan.
    “Kami memastikan anak-anak kita yang masih dalam perawatan kami tangani sebaik-baiknya,” ujar Hasan.
    Namun, Hasan enggan memberikan keterangan lebih lanjut ketika wartawan mencoba mewawancarainya mengenai peristiwa penyerangan tersebut.
    Secara terpisah, Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, mengungkapkan bahwa proses hukum terhadap anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan tersebut sudah berjalan.
    “Oknum yang terkonfirmasi ikut dalam penyerangan ada 33 orang. Mereka sedang diperiksa oleh Polisi Militer Kodam I BB,” kata Dody.
    Dody juga menyebutkan bahwa Pangdam I Bukit Barisan telah melaksanakan jam komandan di Armed-2 untuk memberikan arahan kepada seluruh prajurit. Selain itu, Pangdam I Bukit Barisan memimpin mediasi langsung dengan warga Desa Selamat.
    “Intinya, kami memastikan kejadian serupa tidak akan terulang, dan diharapkan suasana di sana segera kondusif,” tambahnya.
    Saat ditanya mengenai penyebab penyerangan, Dody menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.
    Dugaan sementara, penyerangan terjadi setelah terjadi perkelahian antara anggota TNI dan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore. Perkelahian tersebut bermula dari cekcok antara anggota TNI dan warga yang melintas di jalan.
    Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Anggota TNI Armed-2/KS Serang Kampung di Deli Serdang, Satu Tewas dan Puluhan Luka-luka
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Alasan Penyerangan Brutal Prajurit TNI di Deli Serdang Diduga karena Cekcok di Jalan
                        Medan

    5 Alasan Penyerangan Brutal Prajurit TNI di Deli Serdang Diduga karena Cekcok di Jalan Medan

    Alasan Penyerangan Brutal Prajurit TNI di Deli Serdang Diduga karena Cekcok di Jalan
    Editor
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, menyerang warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/11/2024) malam.
    Kepala Desa Selamat, Bahrun, mengatakan, puluhan prajurit yang datang tanpa seragam, menyisir desa lalu menyerang warga dengan senjata tajam secara brutal, baik yang ada di jalan maupun di rumah.
     
    Mereka menanyai warga keberadaan pemuda yang cekcok dengan mereka saat melintas di jalan.
    ”Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dengan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta,” kata Bahrun saat acara adat pemakaman Raden, Minggu (10/11/2024).
     
    Para prajurit TNI itu mendobrak rumah warga. Ada warga yang diseret keluar, dipukuli, dan beberapa dihantam dengan pisau.
     
    Seorang warga mengalami luka sobek cukup besar di kepala dan masih dirawat intensif di rumah sakit.
    Sementara, salah satu warga, Raden Barus (61), tewas dalam penyerangan itu.
    Bahrun mengatakan, Raden saat itu sedang berada di luar. Namun, mereka belum tahu bagaimana Raden bisa menjadi korban kebrutalan anggota TNI itu.
    Raden ditemukan tergeletak mengeluarkan banyak darah di pinggir jalan. Terdapat luka di kepala dan badannya.
    ”Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi sudah kritis. Kami sempat berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan,” kata Bahrun.
    Salah satu warga yang jadi korban penyerangan, Rofika Sanjaya Tarigan (18), mengatakan, pukul 22.30 WIB, dia keluar rumah untuk membeli rokok.
    Kemudian, Rofika melihat ada puluhan orang datang ke kampungnya. Merasa takut, Rofika lari ke rumah neneknya. Ternyata, dia dikejar.
    “Terus didobrak rumah nenek. Mereka mencari orang bernama Andre Ginting. Setelah itu, saya buka pintu dan diseret ke luar rumah. Saya dipukuli,” kata Rofika saat diwawancarai di Desa Selamat.
    Puluhan prajurit TNI itu kemudian memukuli Rofika dan membawanya ke markas Armed 2/105. Rofika didudukkan di markas itu lalu disuruh pergi.
    “Luka yang saya dapati, kepala bocor, memar di bagian tangan dan punggung,” kata dia.
    Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha mengatakan, 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
    Sementara, Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan menyampaikan permohonan maaf atas penyerangan yang dilakukan anak buahnya.
    Dia memastikan para pelaku akan mendapat sanksi sesuai aturan yang berlaku.
    “Kami sudah memproses hukum permasalahan ini. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024).
    “Dan sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” kata Hasan.
    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Anggota TNI Armed-2/KS Serang Kampung di Deli Serdang, Satu Tewas dan Puluhan Luka-luka
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Kronologi Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI terhadap Warga Desa Deli Serdang
                        Medan

    5 Kronologi Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI terhadap Warga Desa Deli Serdang Medan

    Kronologi Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI terhadap Warga Desa Deli Serdang
    Editor
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, menyerang warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/11/2024) malam.
    Kejadian ini mengakibatkan puluhan warga terluka dan satu orang bernama Raden Barus (61) tewas.
    Kepala Desa Selamat, Bahrun, mengatakan, warga kaget dengan kedatangan puluhan anggota TNI tanpa seragam sekitar pukul 22.00 WIB.
    warga tidak tahu pasti alasan puluhan anggota TNI menyerang warga Desa Selamat.
    Namun, prajurit yang datang mencari orang yang cekcok dengan mereka di jalan.
    Berdar kabar bahwa ada anggota TNI yang berselisih dengan warga di jalan.
    ”Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dengan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta,” kata Bahrun saat acara adat pemakaman Raden, Minggu (10/11/2024), dikutip dari
    Kompas.id
    .
    Anggota TNI dengan senjata tajam menyerang warga secara brutal, baik yang ada di jalan maupun di rumah.
    Mereka menanyai warga keberadaan pemuda yang cekcok dengan mereka saat melintas di jalan.
    Puluhan anggota TNI menyisir perkampungan dan mendobrak rumah warga.
    Warga yang berada di rumah diseret keluar, dipukul, dan beberapa dihantam dengan pisau.
    Seorang warga mengalami luka sobek cukup besar di kepala dan masih dirawat intensif di rumah sakit.
    Bahrun mengatakan, Raden Barus kebetulan sedang berada di luar. Mereka belum tahu bagaimana Raden bisa menjadi korban kebrutalan anggota TNI.
    Raden ditemukan tergeletak mengeluarkan banyak darah di pinggir jalan. Terdapat luka di kepala dan badannya.
    ”Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi sudah kritis. Kami sempat berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan,” kata Bahrun.
    Keesokan harinya, warga membawa jenazah Raden yang sudah diotopsi ke depan markas Armed-2 sebagai bentuk protes terhadap tindakan keji puluhan anggota Armed-2/KS.
    ”Raden adalah tokoh masyarakat yang dituakan di desa kami. Dia tidak salah apa-apa, tetapi menjadi korban serangan TNI,” kata Bahrun.
    ”Seharusnya rakyat merasa aman kalau ada markas tentara di desanya. Namun, warga malah ketakutan dengan keberadaan mereka,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, puluhan prajurit dari Armed 2/105 KS menyerang warga Desa Selamat pada Jumat (8/11/2024) malam.
    Akibatnya, puluhan warga terluka dan satu orang meninggal dunia bernama Raden Barus.
    Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha mengatakan, 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
    Puluhan prajurit tersebut sedang dalam pemeriksaan.
    Sementara, Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan menyampaikan permohonan maaf atas penyerangan yang dilakukan anak buahnya.
    “Dan sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” kata Hasan dengan pengeras suara saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024).
    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Anggota TNI Armed-2/KS Serang Kampung di Deli Serdang, Satu Tewas dan Puluhan Luka-luka
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggota TNI Armed-2/KS Serang Kampung di Deli Serdang, Satu Tewas dan Puluhan Luka-luka

    Anggota TNI Armed-2/KS Serang Kampung di Deli Serdang, Satu Tewas dan Puluhan Luka-luka

    GELORA.CO – Puluhan anggota TNI Batalyon Artileri Medan-2/Kilap Sumagan menyerang perkampungan warga di dekat markasnya di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Seorang warga, Raden Barus (60), tewas di pinggir jalan dengan luka di sekujur tubuhnya. Delapan warga luka berat dan belasan orang lainnya luka ringan akibat serangan itu.

    ”Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dengan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta,” kata Kepala Desa Selamat Bahrun dalam acara adat pemakaman Raden, Minggu (10/11/2024).

    Panglima Kodam I Bukit Barisan Letnan Jenderal Mohamad Hasan hadir dalam acara pemakaman Raden. Di hadapan Hasan, anggota keluarga menangis histeris meminta agar mereka diberikan keadilan. Keluarga meminta proses hukum terhadap anggota TNI yang telah menganiaya Raden hingga meninggal.

    Bahrun mengatakan, perkampungan mereka diserang oleh puluhan anggota Artileri Medan-2/Kilap Sumagan (Armed-2/KS) pada Jumat (8/11/2024) malam hingga Sabtu dini hari. Warga terkejut dengan kedatangan puluhan anggota TNI tanpa seragam sekitar pukul 22.00 WIB. Mereka mencari orang yang cekcok dengan mereka di jalan.

    Anggota TNI dengan senjata tajam menyerang warga secara brutal, baik yang ada di jalan maupun di rumah. Mereka menanyai warga keberadaan pemuda yang cekcok dengan mereka saat melintas di jalan. Puluhan anggota TNI menyisir perkampungan dan mendobrak rumah warga. Warga yang berada di rumah diseret keluar, dipukul, dan beberapa dihantam dengan pisau. Seorang warga mengalami luka sobek cukup besar di kepala dan masih dirawat intensif di rumah sakit.

    Bahrun mengatakan, Raden kebetulan sedang berada di luar. Mereka belum tahu bagaimana Raden bisa menjadi korban kebrutalan anggota TNI itu. Raden ditemukan tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan. Terdapat luka di kepala dan badannya.

    ”Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi sudah kritis. Kami sempat berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan,” kata Bahrun.

    Pada Sabtu pagi, warga mengamuk setelah mengetahui Raden tewas. Setelah dilakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, warga membawa jenazah Raden ke depan markas Armed-2 sebagai bentuk protes terhadap tindakan keji puluhan anggota Armed-2/KS. ”Raden adalah tokoh masyarakat yang dituakan di desa kami. Dia tidak salah apa-apa, tetapi menjadi korban serangan TNI,” kata Bahrun.

    Situasi Desa Selamat pada Minggu sudah lebih kondusif. Namun, warga masih khawatir dan trauma atas kejadian itu. ”Seharusnya rakyat merasa aman kalau ada markas tentara di desanya. Namun, warga malah ketakutan dengan keberadaan mereka,” katanya.

    Jalankan proses hukum

    Hasan mengatakan, dia meminta maaf atas apa yang telah dilakukan oleh anggotanya. ”Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga Bapak Raden Barus, termasuk beberapa yang keluarganya masih dirawat. Kami menyampaikan permohonan maaf. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan saat menyampaikan ucapan belasungkawa.

    Hasan berjanji akan memproses hukum semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam peristiwa penyerangan itu. Delapan korban luka berat juga sedang dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau milik Kodam I Bukit Barisan.

    ”Sekali lagi kami mohon maaf. Kami memastikan anak-anak kita yang masih perawatan kami tangani sebaik-baiknya,” kata Hasan.

    Dugaan awal, anggota Armed-2 terlibat perkelahian dengan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore.

    Hasan tidak mau memberikan keterangan saat wartawan mencoba melakukan wawancara terkait peristiwa penyerangan itu.

    Secara terpisah, Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha menjelaskan, proses hukum telah berjalan terhadap semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam penyerangan warga itu.

    ”Oknum yang terkonfirmasi (ikut dalam penyerangan) ada 33 orang. Mereka diperiksa di Polisi Militer Kodam I BB,” kata Dody.

    Dody mengatakan, Pangdam I Bukit Barisan sudah melaksanakan jam komandan di Armed-2 untuk memberikan arahan kepada seluruh prajurit. Pangdam I Bukit Barisan juga memimpin langsung mediasi dengan warga.

    ”Pada intinya tidak akan terjadi lagi kejadian penyerangan tersebut sehingga diharapkan suasana kondusif di sana,” kata Doddy.

    Saat ditanya penyebab penyerangan, Dody menyebut mereka masih menyelidiki hal itu. Dugaan awal, anggota Armed-2 terlibat perkelahian dengan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore. Perkelahian diawali dengan cekcok antara anggota TNI dan warga yang melintas di jalan.

  • 5
                    
                        Kronologi Penyerangan Brutal Puluhan Prajurit TNI terhadap Warga Desa Deli Serdang
                        Medan

    3 Pangdam Bukit Barisan Siap Tukar Nyawa dengan Korban Penyerangan TNI di Deli Serdang Medan

    Pangdam Bukit Barisan Siap Tukar Nyawa dengan Korban Penyerangan TNI di Deli Serdang
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com-
    Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan menyampaikan permohonan maaf atas penyerangan yang dilakukan puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan terhadap warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (8/11/2024).
    Seperti diketahui, kejadian itu menyebabkan puluhan warga terluka dan satu orang bernama Raden Barus (61) tewas.
    “Atas nama keluarga Kodam I/BB, kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya,” kata Hasan dengan pengeras suara saat mengikuti acara adat pemakaman Raden Barus di jambur Desa Selamat, Minggu (10/11/2024). 
    Hasan bertemu langsung dengan keluarga Raden. Dia juga telah berjumpa dengan keluarga dari warga yang terluka akibat penyerangan.
    Hasan memastikan warga yang terluka akan ditangani pengobatannya sebaik mungkin.
    Dia juga memastikan para pelaku akan mendapat sanksi sesuai aturan yang berlaku.
    “Kami sudah memproses hukum permasalahan ini. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi,” kata Hasan.
    “Dan sekali lagi, bersama keluarga besar Bukit Barisan, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kalaupun saya harus menggantikan almarhum, saya siap melakukan itu sekarang. Saya ikhlas,” tambahnya.
    Sebelumnya diberitakan, puluhan prajurit dari Armed 2/105 KS menyerang warga Desa Selamat pada Jumat (8/11/2024) malam.
    Akibatnya, puluhan warga terluka dan satu orang meninggal dunia bernama Raden Barus.
    Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha mengatakan, 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
    “Diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang,” kata Dody saat diwawancarai di Media Center Kodam I/BB, di Jalan Rotan, Kota Medan, Minggu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Minta Maaf, Pangdam Bukit Barisan Beri Hormat ke Jenazah Korban Penyerangan 33 Prajurit TNI
                        Medan

    4 Minta Maaf, Pangdam Bukit Barisan Beri Hormat ke Jenazah Korban Penyerangan 33 Prajurit TNI Medan

    Minta Maaf, Pangdam Bukit Barisan Beri Hormat ke Jenazah Korban Penyerangan 33 Prajurit TNI
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com-  
    Panglima Kodam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan memberi hormat ke jenazah Raden Barus (61), warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, yang jadi korban penyerangan puluhan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Jumat (8/11/2024) malam.
    Hasan yang mengenakan kemeja putih, juga memeluk beberapa anggota keluarga Raden.
     
    Dia menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa yang terjadi.
    Hasan juga terlihat melepaskan kaca mata untuk mengusap air matanya.
    “Atas nama keluarga besar Kodam I/BB, kami menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas musibah yang telah terjadi,” ucap Hasan saat mendatangi jambur Desa Selamat, lokasi prosesi adat pemakaman jenazah Raden, Minggu (10/11/2024).
    Keluarga Raden berterima kasih atas kedatangan Hasan. Keluarga berharap agar kejadian itu dapat diusut.
    “Kami dari pihak keluarga Barus sangat berharap masalah proses hukum yang Bapak janjikan. Kami serahkan ke tangan bapak. Semoga arwah saudara kami diterima Tuhan,” kata seorang pria yang mewakili keluarga Raden.
    Sebelumnya diberitakan, puluhan prajurit dari Armed 2/105 KS menyerang warga Desa Selamat pada Jumat (8/11/2024) malam.
    Akibatnya, puluhan warga terluka dan satu orang meninggal dunia bernama Raden Barus.
    Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha mengatakan, 33 prajurit TNI Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan diduga terlibat penyerangan terhadap warga Desa Selamat.
    “Diduga oknum terkonfirmasi ada 33 orang,” kata Dody saat diwawancarai di Media Center Kodam I/BB, di Jalan Rotan, Kota Medan, Minggu.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.