kab/kota: Serdang

  • Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan… 
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        27 Juli 2025

    Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan… Medan 27 Juli 2025

    Air Danau Toba Keruh, Bobby: Dari Diskusi Beberapa Ahli Ada Satu Kemungkinan…
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara,
    Bobby Nasution
    , memberikan tanggapan mengenai fenomena air
    Danau Toba
    yang keruh berwarna kecoklatan dan viral di media sosial.
    Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil sampel air untuk memastikan penyebab dari fenomena tersebut.
    “Air Danau Toba untuk hari ini, sampai dengan hari ini kita lagi nunggu penelitian, airnya sampel airnya sudah diambil,” ujar Bobby saat ditanya oleh wartawan, usai meninjau Stadion Utama Sumut di Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025).
    Bobby menambahkan bahwa hingga saat ini, ia belum dapat memastikan penyebab utamanya, mengingat ada berbagai kemungkinan yang dapat terjadi.
    “Apakah memang karena ada zat kimia yang tersebar di situ? Apapun kegiatan di atas Danau Toba, ini kita nunggu hasil lab-nya,” jelasnya.
    Selain itu, Bobby juga menyebutkan kemungkinan lain yang muncul dari diskusinya dengan para ahli.
    “Dari diskusi dengan beberapa ahli, ada salah satu kemungkinan, tapi sambil menunggu hasil lab, kemungkinannya karena menurunnya muka air Danau Toba. Makanya kita sampaikan, kalau karena pengaruh alam atau cuaca, ini ga ada yang bisa disalahkan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, video yang menunjukkan air
    Danau Toba keruh
    diunggah oleh akun Jelajah Sumut di Facebook, dengan narasi yang menunjukkan pengambilan video pada 16 Juli 2025.
    Lokasi pengambilan video tersebut tepat membelakangi patung Yesus Kristus di Bukit Sibea-bea, Desa Harian Boho, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.
    Unggahan tersebut langsung menarik perhatian publik.
    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Edison Pasaribu, juga memberikan penjelasan mengenai fenomena ini.
    Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah faktor alam.
    “Itu faktor alam ya karena beberapa minggu terakhir ini angin sangat kencang dan menyebabkan ombak di perairan Danau Toba itu meningkat,” kata Edison dalam video yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
    Dengan adanya pengambilan sampel dan penelitian yang sedang dilakukan, diharapkan penyebab dari fenomena ini dapat segera teridentifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Rumah Dipreteli Penyewa, Tersisa Tembok: Nestapa Tumpal Simbolon di Tengah Duka Anak Meninggal
                        Medan

    9 Rumah Dipreteli Penyewa, Tersisa Tembok: Nestapa Tumpal Simbolon di Tengah Duka Anak Meninggal Medan

    Rumah Dipreteli Penyewa, Tersisa Tembok: Nestapa Tumpal Simbolon di Tengah Duka Anak Meninggal
    Editor
    MEDAN, KOMPAS.com –
    Duka belum sepenuhnya reda bagi
    Tumpal Simbolon
    (60), warga Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
    Deli Serdang
    ,
    Sumatera Utara
    .
    Setelah kehilangan anaknya karena sakit, ia harus menghadapi kenyataan pahit lain: rumahnya tinggal rangka setelah diduga dipreteli oleh penyewa berinisial MT.
    Rumah warisan itu kini hanya menyisakan dinding bata. Atap seng, pintu, jendela, kusen, bahkan broti (balok penopang atap) raib.
    Semuanya diduga dibongkar dan diangkut oleh penyewa yang semula menyewa rumah tersebut selama satu tahun.
    “Diangkati atap, broti, kusen, daun pintu, daun jendela. Habis semua,” ujar Tumpal kepada wartawan, Sabtu (26/7/2025).
    Tumpal mengaku belum sempat kembali ke rumah karena harus membawa anaknya berobat ke Jakarta untuk menjalani prosedur cangkok ginjal. Namun takdir berkata lain, sang anak meninggal dunia pada 2 Juli 2025.
    Usai prosesi adat pemakaman pada 5 Juli, Tumpal baru mengetahui bahwa rumahnya telah dirusak.
    Ia menduga bahwa pelaku mengetahui adanya acara tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan pembongkaran.
    Tetangga di sekitar rumah sewa tidak mengetahui tempat tinggal dan nomor telepon Tumpal sehingga tidak dapat memberikan informasi padanya.
    Tumpal menduga kuat bahwa pembongkaran dilakukan oleh MT, penyewa rumahnya, dibantu tiga orang lainnya.
    Ia menyebut, pembongkaran kemungkinan besar terjadi pada 5 Juli, bersamaan dengan hari pemakaman anaknya.
    Tumpal mengatakan, rumah itu awalnya memang milik MT yang dibeli tahun 2014. Namun, sudah beralih kepemilikan kepada dirinya saat terjadi jual beli pada 30 Juli 2024.
    Menurut Tumpal, pembelian rumah tersebut disertai dengan surat-surat resmi dan sudah lengkap.
     
    Dalam kesepakatan mereka, MT meminta supaya boleh mengontrak rumah tersebut selama satu tahun.
    Tumpal pun mengizinkan.
    Pada 29 Juni 2025, Tumpal mendatangi rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa. Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.
    “Ya udah Pak kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya Pak,” ujar Tumpal menirukan ucapan MT.
    Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya yang ketiga berobat.
    Siapa sangka, anak itu meninggal dunia pada 2 Juli 2025 dan Tumpal menyelenggarakan acara adat pada 5 Juli 2025, bersamaan dengan MT diduga mempreteli rumah tersebut.
    Meski masih dalam masa berkabung, Tumpal mengatakan dirinya akan segera membuat laporan resmi ke Polsek Medan Tembung. Ia mengaku telah bertemu dengan petugas Polsek dan disarankan untuk lebih dulu melaporkan kerugian ke kantor desa.
    “Rencana mau melapor. Saya masih sibuk dan baru berduka, kan. Sudah jumpa orang Polsek. Disarankan melapor dan buat laporan kerugian dulu ke desa,” katanya.
    Ia juga sudah bertemu dengan kepala lingkungan setempat, dan berharap pelaku dihukum sesuai perbuatannya.
    Kondisi rumah Tumpal yang telah rusak parah ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah video yang memperlihatkan kondisi rumah tersebut diunggah akun Instagram @tkpmedan pada Jumat (25/7/2025).
    Dalam video itu terlihat rumah hanya menyisakan kerangka bangunan, tanpa atap dan jendela. Warga sekitar pun mengaku tidak mengetahui keberadaan MT setelah peristiwa tersebut, dan tidak memiliki kontak Tumpal untuk segera memberi tahu.
     
    (Penulis: Cristison Sondang PaneI Editor: Eris Eka Jaya)
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG: Waspadai Suhu Panas Maksimum hingga 34 Derajat

    BMKG: Waspadai Suhu Panas Maksimum hingga 34 Derajat

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di sejumlah daerah agar mewaspadai dan mengantisipasi dampak suhu panas maksimum harian yang mencapai lebih dari 34 derajat Celsius pada Minggu.

    Prakirawati BMKG, Zen Putri, pada Minggu (27/7/2025), mengatakan bahwa kondisi suhu panas maksimum lebih dari 34 derajat Celsius diprediksi terjadi di wilayah Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Suhu panas maksimum ini setidaknya berlangsung dalam beberapa jam dan mencapai puncaknya pada tengah hari pukul 12.00 WIB.

    Pada saat yang sama tim meteorologi BMKG juga mendeteksi suhu panas maksimum mencapai lebih dari 33 derajat Celsius di Kota Semarang, Pangkal Pinang, Yogyakarta, Serang, Palembang, dan Jakarta.

    Sementara itu, dalam 24 jam terakhir juga terpantau suhu panas maksimum lebih dari 36 derajat Celsius melanda di sebagian besar wilayah Tanjung Selor di Kalimantan Utara, Kota Palu di Sulawesi Tengah, Berau di Kalimantan Timur dan Deli Serdang di Sumatera Utara.

    Kondisi ini masih berkaitan dengan tutupan awan yang minim, peralihan musim kemarau dan pergerakan semu matahari yang berada di atas khatulistiwa. Namun, pengamatan BMKG memperlihatkan bahwa kondisi ini masih dalam kategori biasa yang tidak berdampak pada perubahan musim di Indonesia.

    Demi mengurangi dampak suhu panas tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi air secara cukup dan teratur supaya terhindar dari dehidrasi, terutama saat melaksanakan kegiatan di luar ruangan.

    Kemudian, menggunakan pelindung seperti topi atau payung untuk melindungi kepala dan tubuh bagian atas, kacamata hitam untuk melindungi mata, bila perlu menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar Ultra Violet (UV).

    BMKG mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarang melakukan pembakaran apapun di lahan kosong dalam kawasan hutan dan kawasan penampungan sampah.

    Sementara itu, pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan penyiraman darat demi mengurangi potensi kebakaran akibat terik matahari di kawasan hutan dan lahan maupun tempat pembuangan akhir sampah.

    BMKG memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang aktual setiap harinya terkait hasil analisa suhu panas dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

  • 2
                    
                        Viral Rumahnya Digunduli Penyewa, Masih Berduka, Tumpal Simbolon Segera Lapor Polisi
                        Medan

    2 Viral Rumahnya Digunduli Penyewa, Masih Berduka, Tumpal Simbolon Segera Lapor Polisi Medan

    Viral Rumahnya Digunduli Penyewa, Masih Berduka, Tumpal Simbolon Segera Lapor Polisi
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Tumpal Simbolon
    segera membuat laporan ke Polsek
    Medan Tembung
    setelah rumahnya digunduli penyewa berinisial MT.
    Rumah Tumpal yang ada di Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang,
    Sumatera Utara
    , hanya tersisa tembok batu bata setelah seng, pintu, hingga jendela hilang.
    “Rencana mau melapor. Saya masih sibuk dan baru berduka, kan. Sudah jumpa orang Polsek. Disarankan melapor dan buat laporan kerugian dulu ke desa,” ucap pria berusia 60 tahun itu saat diwawancarai wartawan, Sabtu (26/7/2025).
    Tumpal juga mengatakan sudah bertemu dengan kepala lingkungan setempat. Dia berharap pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.
    Dia mengatakan, ini bukan soal status rumah, melainkan mengenai persoalan dirugikan.
    Jika hal tersebut dipersoalkan, ia akan memberikan surat-surat yang dari notaris.
    Berdasarkan surat-surat, mulanya rumah ini dibeli MT pada tahun 2014. Sudah 11 tahun dia menempati rumah tersebut.
    Lalu pada tanggal 30 Juli 2024, Tumpal membeli rumah itu dari MT dan lengkap dengan surat-suratnya resmi.
    Sebelumnya diberitakan, rumah milik Tumpal Simbolon terlihat berantakan setelah mengalami pembongkaran.
    Kejadian tersebut pada Sabtu (26/7/2025) ketika Tumpal mendapati seng, pintu, dan jendela rumahnya hilang.
    Pria berusia 60 tahun tersebut menduga penyewa rumahnya, yang berinisial MT, adalah pelaku utama dalam pembongkaran ini.
    Tumpal meyakini bahwa MT tidak melakukannya sendiri, melainkan dibantu oleh tiga orang lainnya.
    “Dibongkar pada tanggal 5 Juli,” kata Tumpal saat diwawancarai.
    Dalam kesepakatan, MT meminta untuk mengontrak rumah itu selama satu tahun.
    “Boleh, saya bilang,” ungkap Tumpal.
    Namun, pada 29 Juni 2025, Tumpal mendatangi rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa.
    Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.
    “Ya udah Pak kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya pak,” ujar Tumpal menirukan ucapan MT.
    Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya yang ketiga berobat.
    “Saya ke Jakarta bawa anak berobat cangkok ginjal. Rupanya kami belum beruntung, tanggal 2 Juli dia (sang anak) meninggal,” ujar Tumpal.
    Setelah membawa anaknya kembali ke Medan, Tumpal melaksanakan acara adat sebelum pemakaman pada hari Sabtu, 5 Juli 2025.
    Ia menduga bahwa pelaku mengetahui adanya acara tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan pembongkaran.
    “Diangkati atap, broti, kusen, daun pintu, daun jendela, habis semua,” tuturnya.
    Tetangga di sekitar rumah sewa tidak mengetahui tempat tinggal dan nomor telepon Tumpal sehingga tidak dapat memberikan informasi padanya.
    “Kemudian Rabu, 23 Juli 2025, saya ke sana, ya maksud saya mau menagih, kan. Rupanya seperti itulah keadaannya. Sudah gundul rumah saya,” ungkap Tumpal.
    Sebelumnya, video mengenai kondisi rumah tersebut telah dibagikan di media sosial Instagram @tkpmedan pada Jumat (25/7/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keji! Pria di Sumut Perkosa Nenek 81 Tahun yang Sedang Sakit

    Keji! Pria di Sumut Perkosa Nenek 81 Tahun yang Sedang Sakit

    Jakarta

    Polisi mengamankan pria berinisial J (45) karena hendak memperkosa seorang nenek-nenek berusia 81 tahun yang tengah sakit di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut). Ternyata pelaku melakukan aksi itu dalam pengaruh narkoba.

    “Pelaku bisa melakukan hal keji tersebut lantaran dirinya sedang dalam pengaruh narkoba,” kata Kasat Reskrim Polres Sergai AKP Donny Simatupang, dilansir detikSumut, Sabtu (26/7/2025).

    Donny mengatakan saat dites urine, pelaku juga positif menggunakan narkoba.

    “Setelah dilakukan tes urine, benar positif memakai narkotika,” jelasnya.

    Donny mengatakan peristiwa itu terjadi di rumah korban pada Sabtu (19/7). Saat kejadian, korban tengah berbaring dalam kondisi miring di dalam kamar karena sedang demam.

    Karena dalam kondisi sakit, korban tidak mengenakan pakaian dalam dan hanya menggunakan daster.

    “Tiba-tiba dari arah belakang korban dipeluk oleh terlapor,” kata Donny.

    (azh/azh)

  • Viral Pekerja Kafe Jadi Korban Begal, Ditabrak hingga Pingsan lalu Motor-Dompet Raib
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        26 Juli 2025

    Viral Pekerja Kafe Jadi Korban Begal, Ditabrak hingga Pingsan lalu Motor-Dompet Raib Medan 26 Juli 2025

    Viral Pekerja Kafe Jadi Korban Begal, Ditabrak hingga Pingsan lalu Motor-Dompet Raib
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Seorang pekerja kafe berinisial
    MFA
    menjadi
    korban begal
    di Jalan
    Medan
    -Binjai Km 16, Desa Serba Jadi, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (10/7/2025) sekitar pukul 02.00 WIB.
    Kepala Unit Reskrim Polsek Sunggal, AKP Budiman Simanjuntak, menjelaskan bahwa MFA, yang biasanya bekerja di kafe di Binjai, sedang dalam perjalanan pulang ke Medan ketika kejadian.
    “Waktu itu korban yang biasanya kerja di kafe Binjai hendak pulang ke arah Medan,” ungkap Budiman kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Sabtu (26/7/2025).
    Saat melintas, korban yang mengendarai sepeda motor seorang diri tiba-tiba dipepet empat orang pelaku yang mengendarai dua sepeda motor.
    MFA kemudian diancam dengan senjata tajam saat pelaku berusaha merebut kunci sepeda motornya.
    Meskipun sempat melawan, korban akhirnya ditabrak hingga terjatuh.
    “Korban sempat tak sadarkan diri sebentar. Di situ lah, pelaku membawa lari motor dan dompet korban,” ujar Budiman.
    Setelah kejadian, warga setempat dan pengendara lain yang melintas segera memberikan pertolongan kepada MFA, yang menderita luka cukup parah di bagian wajah, tangan, dan kaki.
    “Korban sudah buat laporan. Saat ini kami sedang menyelidiki dan memburu pelaku,” ucap Budiman.
    Peristiwa yang dialami MFA juga terekam dalam video CCTV, yang kemudian viral di media sosial.
    Dalam video tersebut, terlihat jelas momen ketika seorang pengendara motor ditabrak dan sepeda motornya diambil pelaku.
    “Dompet, motor dan nyawa terancam. Begal brutal menghantui,” demikian narasi akun yang mengunggah video tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usaha kuliner cakar ayam khas Serdang Bedagai raup omzet  hingga Rp3 juta per pekan

    Usaha kuliner cakar ayam khas Serdang Bedagai raup omzet hingga Rp3 juta per pekan

    Sabtu, 19 Juli 2025 08:34 WIB

    Perajin menata kuliner cakar ayam di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Jumat (18/7/2025). Kuliner cakar ayam khas Serdang Bedagai tersebut telah dijual ke berbagai daerah seperti Dumai, Jakarta, Medan, dan Aceh dengan harga jual Rp5 ribu per bungkus dengan omzet penjualan mencapai Rp2 juta-Rp3 juta per pekan. ANTARA FOTO/Yudi Manar/YU

    Perajin menata kuliner cakar ayam di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Jumat (18/7/2025). Kuliner cakar ayam khas Serdang Bedagai tersebut telah dijual ke berbagai daerah seperti Dumai, Jakarta, Medan, dan Aceh dengan harga jual Rp5 ribu per bungkus dengan omzet penjualan mencapai Rp2 juta-Rp3 juta per pekan. ANTARA FOTO/Yudi Manar/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Saat Perkosa Neneknya yang Berusia 81 Tahun, Jaelani Dalam Pengaruh Narkoba
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        26 Juli 2025

    Saat Perkosa Neneknya yang Berusia 81 Tahun, Jaelani Dalam Pengaruh Narkoba Medan 26 Juli 2025

    Saat Perkosa Neneknya yang Berusia 81 Tahun, Jaelani Dalam Pengaruh Narkoba
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Seorang pria bernama Jailani (45) di Kabupaten
    Serdang Bedagai
    , Sumatera Utara, menjadi sasaran amukan
    massa
    . Ia diduga memperkosa neneknya berusia 81 tahun berinisial SS.
    Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu (19/7/2025), saat SS sedang terbaring sakit di rumahnya.
    Kasat Reskrim Polres Sergai, AKP DP Simatupang, mengungkapkan bahwa Jailani telah mengakui perbuatannya.
    Dalam pemeriksaan, polisi melakukan tes urine terhadap Jailani dan hasilnya menunjukkan positif penggunaan
    narkoba
    .
    Namun, D Simatupang belum merinci jenis narkoba yang dikonsumsi oleh pelaku.
    “Pelaku bisa melakukan hal keji tersebut lantaran dirinya sedang dalam pengaruh narkoba,” ujar D Simatupang dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/7/2025).
    Ia menjelaskan kronologi kejadian. Saat itu, korban tengah berbaring di rumahnya di Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu.
    “Sekira pukul 10.45 WIB, korban sedang rebahan dengan posisi miring di dalam kamar tidur dikarenakan lagi tidak enak badan,” katanya.
    Tiba-tiba, pelaku datang dan memeluk korban dari belakang. Korban sempat meminta pelaku untuk pergi dengan mengatakan, “Awas kau, aku lagi demam.”
    Namun, pelaku tidak menghiraukannya dan justru melanjutkan aksi bejatnya.
    Korban pun berteriak meminta tolong, yang kemudian didengar oleh warga sekitar.
    Warga segera berdatangan dan melakukan pemukulan terhadap Jailani.
    “Masyarakat berdatangan dan melakukan pemukulan terhadap terlapor,” ujar D Simatupang.
    Polisi segera tiba di lokasi untuk mengamankan situasi. Lalu, mereka membawa Jailani ke Rumah Sakit Umum Sultan Sulaiman, Sergai, untuk perawatan medis.
    Dua hari kemudian, pelaku dinyatakan sembuh dan langsung ditahan di Mapolres Sergai.
    D Simatupang menambahkan, Jailani telah melanggar Pasal 289 KUHP yang mengatur tentang tindak pidana cabul dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
    Selain itu, pelaku juga dikenakan Pasal 6 huruf a UU No. 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) yang mengatur tentang pelecehan seksual fisik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ngaku Anak Kasat Narkoba, Pemuda di Deli Serdang Dibekuk Polisi

    Ngaku Anak Kasat Narkoba, Pemuda di Deli Serdang Dibekuk Polisi

    GELORA.CO -Aksi nekat seorang pemuda yang mengaku-ngaku anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan demi memalak rokok di sebuah warung viral di media sosial. Aksinya yang terekam kamera itu kini berujung penangkapan.

    Dalam video yang beredar luas, tampak seorang pria mengenakan baju abu-abu mendatangi kasir di sebuah warung sembako. Di hadapan penjaga warung, ia meminta rokok dengan nada memaksa, bahkan menyuruh temannya agar ikut mendesak kasir.

    Tak hanya itu, pemuda tersebut mengaku sebagai anak dari Kasat Narkoba Polrestabes Medan. Ia bahkan menantang penjaga warung agar mengecek identitasnya.

    “Aku anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, kau cek lah,” ucapnya sambil meletakkan tangan di pinggang, seolah hendak mengeluarkan sesuatu yang mencurigakan.

    Setelah menerima rokok dari penjaga warung, pelaku pergi sambil mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kasar. Dalam unggahan video disebutkan pula bahwa pelaku membawa senjata tajam.

    Peristiwa itu terjadi di kawasan Jalan Besar Tembung–Batang Kuis, Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

    Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan, membenarkan penangkapan pelaku. Ia mengatakan bahwa aksi pelaku diketahui dari video viral di media sosial Instagram. Petugas dari Polsek Medan Tembung langsung turun ke lokasi dan berhasil mengamankan pelaku.

    “Unit Reskrim Polsek Tembung telah mengamankan seorang pria berinisial RFG (23), warga Perumahan Citra Graha, Bandar Klippa, Percut Sei Tuan,” kata Gidion, Jumat 25 Juli 2025.

    Gidion mengatakan, pelaku diamankan karena diduga melakukan pengancaman dan pemerasan terhadap penjaga toko kelontong di Jalan Besar Tembung pada Kamis sore, 24 Juli 2025. 

    Lanjut Gidion, aksi pelaku sempat viral di media sosial karena mengaku sebagai anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan. 

    “Namun, pengakuan itu tidak benar dan hanya untuk menakut-nakuti korban,” kata Gidion dikutip dari RMOLSumut.

    “Kini pelaku sudah kami amankan di ruang tahanan Polsek Tembung untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” sambungnya.

    Dalam pemeriksaan, RFG mengaku bukan anak Kasat Narkoba dan menyebut alasannya hanya untuk menakut-nakuti penjaga warung agar mendapat rokok secara cuma-cuma

  • 1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        19 Juli 2025

    1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca Medan 19 Juli 2025

    1.804 Hektar Hutan di Sumut Terbakar, Bobby: Kami Upayakan Rekayasa Cuaca
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Sumatera Utara

    Bobby Nasution
    akan berbicara terkait sebanyak 1.804,95 hektar lahan hutan di Sumut yang terbakar dalam tujuh bulan belakangan ini.
    Lokasi paling banyak terbakar berada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
    Danau Toba
    .
    Bobby mengatakan salah satu faktor penyebab kebakaran adalah musim kemarau.
    Pemprov Sumut kini tengah merekayasa cuaca di kawasan Danau Toba agar bisa turun hujan.
    “Kami lagi akan upayakan dengan modifikasi cuaca karena di daerah kawasan Danau Toba sudah masuk kemarau dan curah hujan di bawah 30 milimeter,” ujar Bobby saat ditanya wartawan di kantor Gubernur Sumut, Jumat (18/7/2025).
    Untuk proses lebih lanjut, pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten yang wilayahnya terbakar hutan untuk mengajukan
    rekayasa cuaca
    ke Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi.
    “Kami lagi mengajukan rekayasa cuaca, cuma kami yang mengajukan, lagi menunggu surat beberapa kabupaten untuk mengusulkan hal serupa,” katanya.
    Sebelumnya, Sekretaris Daerah Sumut Togap Simangunsong mengatakan 1.804,94 hektar lahan hutan yang terbakar terjadi dalam kurun waktu 1 Januari hingga 13 Juli 2025.
    Kondisi ini mengganggu berbagai sektor, mulai dari keanekaragaman hayati hingga pariwisata.
    “Dalam beberapa bulan ini, laporan karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ujar Togap di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (17/7/2025).
    Togap menyampaikan itu saat Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kawasan Geopark Danau Toba.
    Togap lalu menjelaskan kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi.
    Namun, kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
    Karena itu, Togap mengimbau kepada pihak yang menangani hal tersebut untuk sering melakukan patroli terpadu.
    “Lalu pemetaan daerah rawan, penyuluhan kepada masyarakat, dan melibatkan tokoh adat dan agama dalam kampanye pembakaran lahan,” katanya.
    Sementara itu, Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih mengatakan selama periode 7 bulan tersebut terjadi 80 kebakaran, di mana 40 kejadian di antaranya berada di wilayah KSPN.
    Tuahta lalu mendetailkan wilayah terbakar.
    Rinciannya, di Kabupaten Tapanuli Tengah terjadi 10 kali kebakaran, Padang Lawas Utara 7 kali kebakaran, Sibolga 5 kali kebakaran, Langkat 4 kali kebakaran, Labuhanbatu Utara 2 kali kebakaran, Nias Utara 2 kali kebakaran, Padang Lawas 2 kali kebakaran, Tapanuli Selatan 2 kali kebakaran, Batubara, Deli Serdang, Mandailing Natal, Nias Barat, Sergai, dan Kota Padangsidimpuan masing-masing satu kali kebakaran.
    “Sedangkan Karhutla yang terjadi di wilayah KSPN meliputi Kabupaten Samosir 12 kali kebakaran, Toba 9 kali kebakaran, Karo 1 kali kebakaran, Simalungun 4 kali kebakaran, Humbang Hasundutan dan Dairi 3 kali kebakaran, serta Tapanuli Utara 2 kali kebakaran,” tutur Tuahta.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.