kab/kota: Serdang

  • Kampung Internet, Jurus Komdigi Kejar 50% Cakupan Fixed Broadband RI

    Kampung Internet, Jurus Komdigi Kejar 50% Cakupan Fixed Broadband RI

    Deli Serdang

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluncurkan Program Kampung Internet sebagai langkah strategis untuk mempercepat penetrasi jaringan pita lebar tetap (fixed broadband) di Indonesia. Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mengatasi pekerjaan rumah penetrasi fixed broadband yang masih di angkat 21%.

    Komdigi menargetkan penetrasi cakupan internet tetap Indonesia pada tahun 2029 dapat mencapai 50% atau lebih dari dua kali lipat dari saat ini.

    Peluncuran perdana program Kampung Internet dilakukan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid di Desa Kramat Gajah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (29/9). Sumatera Utara menjadi provinsi pertama yang menerima alokasi 307 titik bantuan akses internet, tersebar di sejumlah desa, termasuk Desa Pulo Tagor Baru, Desa Baru Titi Besi, Desa Tanah Abang, Desa Tambak Cekur, dan Desa Manggis.

    Disampaikan Meutya bahwa program teranyar Komdigi ini tidak hanya membangun infrastruktur jaringan pita lebar tetap hingga ke desa, tetapi juga melibatkan pelatihan bagi sumber daya lokal agar mampu berperan dalam pemeliharaan jaringan serat optik. Dengan demikian, program ini diharapkan menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan.

    “Membangun jaringan internet hingga ke desa merupakan langkah strategis untuk membuka akses dan memperluas peluang ekonomi. Kami berharap akses internet, yang saat ini merupakan bentuk bantuan pemerintah, dapat berkembang secara alami dan menjadi penggerak pembangunan desa di era digital,” ujar Meutya.

    Komdigi juga menggandeng SMKN 1 Lubuk Pakam sebagai pusat pelatihan bidang teknologi komputer jaringan. Pelatihan ini berlangsung selama 12 bulan, dengan tujuan melahirkan teknisi lokal yang siap mendukung pemeliharaan jaringan serat optik di wilayahnya.

    Selain memberikan akses internet, Meutya menekankan pentingnya pemanfaatan positif layanan digital. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak menyalahgunakan koneksi untuk aktivitas ilegal seperti judi daring, pornografi, dan penipuan digital. Sebaliknya, pemerintah mendorong agar bantuan ini dimanfaatkan untuk pengembangan UMKM digital dan ekonomi desa.

    “Bantuan pemerintah harus bermanfaat bagi masyarakat. Karena itu, manfaatkan internet ini untuk hal-hal produktif, terutama mendukung UMKM dan kegiatan ekonomi di desa,” tegasnya.

    Infrastruktur telekomunikasi fiber optik di program Kampung Internet di Desa Kramat Gajah, Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Meutya menambahkan, setelah masa bantuan berakhir, Komdigi berharap desa-desa penerima mampu melanjutkan layanan internet secara mandiri, sehingga dapat mendorong keberlanjutan digitalisasi desa dan memperkecil kesenjangan akses antarwilayah.

    “Program Kampung Internet ini adalah momentum untuk memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal. Kita ingin memastikan konektivitas tidak hanya dinikmati di kota besar, tetapi juga menjangkau desa-desa,” tutupnya.

    (agt/afr)

  • Komdigi Perluas Akses Internet ke 1.194 Titik, Tambah Serat Optik 196 Kilometer

    Komdigi Perluas Akses Internet ke 1.194 Titik, Tambah Serat Optik 196 Kilometer

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluncurkan Program Kampung Internet 2025 untuk memperluas akses internet hingga ke pelosok desa. Sebanyak 1.194 titik penerima manfaat akan dibangun di lima provinsi, dimulai dengan 307 titik di Sumatera Utara.

    Peresmian perdana berlangsung di Desa Kramat Gajah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Program ini akan menambah jaringan kabel fiber optik sepanjang 196 kilometer dan menjadi langkah awal pemerataan layanan broadband nasional.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan akses internet menjadi hal yang penting bagi masyarakat desa. Dengan Kampung Internet, anak-anak sekolah bisa belajar lebih mudah, UMKM bisa memperluas pasar, dan layanan publik desa makin cepat.

    “Inilah motor penggerak kemajuan desa di era digital,” ujar Meutya, dikutip Selasa (30/9/2025).

    Selain Sumatera Utara, provinsi lain yang akan mendapatkan titik Kampung Internet pada 2025 adalah NTB, Lampung, Jawa Barat, dan Banten.

    Program ini sekaligus mendukung target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 yang menargetkan penetrasi broadband rumah tangga mencapai 50 persen, jaringan fiber optik hingga 90 persen kecamatan, dan kecepatan layanan 100 Mbps pada 2029.

    “Saat ini baru 21 persen rumah tangga yang memiliki akses broadband tetap. Artinya, pekerjaan rumah kita masih besar. Kampung Internet adalah salah satu cara untuk mengejar target itu,” tambah Meutya.

    Dalam acara peresmian, Kemkomdigi juga menyerahkan bantuan alat laboratorium fiber optik untuk SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. Fasilitas ini akan dipakai untuk pelatihan guru dan siswa agar siap menjadi tenaga terampil di bidang jaringan.

    Program Kampung Internet terlaksana berkat kolaborasi Kemkomdigi dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan.

    “Untuk membangun konektivitas kita tidak bisa sendiri. Pemerintah pusat, daerah, industri, dan masyarakat harus saling bergandengan,” tandas Meutya.

    Turut hadir dalam peresmian ini Wakil Gubernur Sumatera Utara Surya, Wakil Bupati Deli Serdang Lom Lom Suwondo, perwakilan industri telekomunikasi, serta masyarakat Desa Kramat Gajah.

  • Meutya Hafid Hadirkan Internet Gratis 12 Bulan, Genjot Ekonomi Digital Desa

    Meutya Hafid Hadirkan Internet Gratis 12 Bulan, Genjot Ekonomi Digital Desa

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperluas akses internet di wilayah pedesaan melalui program Kampung Internet, sebuah inisiatif kolaboratif yang menghubungkan masyarakat desa dengan layanan broadband tetap (fixed broadband) dan pendampingan literasi digital.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan, Kampung Internet sebagai upaya pemerintah dalam memastikan masyarakat di seluruh daerah dapat mengakses internet berkualitas.

    “Hari ini kita berkumpul di Desa Kramat Gajah untuk meresmikan program Kampung Internet, yaitu program bantuan akses internet pita lebar tetap atau fixed broadband. Ini adalah wujud kehadiran negara bahwa informasi dan konektivitas adalah milik semua, termasuk hingga pelosok desa ataupun kampung-kampung di berbagai wilayah di Indonesia,” ujar Meutya dalam sambutannya, Senin (29/9/2025).

    Untuk tahap awal, program Kampung Internet Komdigi ini menargetkan 20 desa dengan jumlah 1.194 titik yang tersebar di Sumatera Utara, Lampung, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Barat.

    Khusus untuk wilayah Sumatera Utara yang diresmikan langsung oleh Menkomdigi Meutya, antara lain: Desa Keramat Gajah, Desa Pulo Tagor Baru, Desa Baru Titi Besi, Desa Tanah Abang yang berlokasi di Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, Desa Tambak Cekur, dan Desa Manggis yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

    “Sumatera Utara istimewa karena menjadi daerah peluncuran pertama. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mempercepat transformasi digital,” tutur Meutya.

    Menkomdigi Meutya Hafid meresmikan program Kampung Internet. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Melalui program ini, Komdigi menggandeng berbagai mitra operator untuk menyediakan layanan internet rumah gratis selama 12 bulan bagi warga desa terpilih, disertai pelatihan teknisi fiber optik bagi pelajar SMK. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru serta memperkuat literasi digital masyarakat.

    “Kami ingin manfaatnya berlapis, tidak hanya koneksi yang hadir, tapi juga ada transfer pengetahuan. Anak-anak SMK bisa ikut belajar jadi teknisi, dan masyarakat bisa pakai internetnya untuk usaha, belajar, atau pelayanan publik,” tambah Meutya.

    Lebih lanjut Meutya menjelaskan bahwa keberadaan akses internet pita lebar tetap yang memiliki keunggulan dari sisi keandalan, kecepatan, dan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan jaringan seluler dapat mendorong perekonomian masyarakat desa.

    “Kami berharap layanan ini dapat menjadi bagian dari modal usaha yang membantu UMKM selama 12 bulan ke depan. Program ini harus benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

    Meutya mengungkapkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan transformasi digital di tingkat akar rumput. Karena itu, ia mengajak pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan pelaku industri untuk bersama-sama memperluas cakupan dan manfaat Kampung Internet.

    “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh dukungan semua pihak agar percepatan digitalisasi ini benar-benar menyentuh masyarakat desa,” pungkasnya

    (agt/fyk)

  • Menkomdigi Luncurkan Program Kampung Internet, Dimulai dari Deli Serdang

    Menkomdigi Luncurkan Program Kampung Internet, Dimulai dari Deli Serdang

    Deli Serdang

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meluncurkan Program Kampung Internet sebagai upaya mempercepat pemerataan akses digital di Indonesia. Peluncuran perdana dilakukan di Desa Keramat Gajah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (29/9).

    Program ini merupakan bagian dari Bantuan Akses Internet Pita Lebar Tetap (Fixed Broadband) yang digagas pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Melalui program ini, desa-desa di seluruh Indonesia akan mendapatkan dukungan infrastruktur jaringan internet berkecepatan tinggi sekaligus pendampingan ekosistem digital.

    “Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, hari ini kita berkumpul di Desa Keramat Gajah untuk meresmikan Program Desa Internet, yaitu Program Bantuan Akses Internet Pita Lebar Tetap. Inilah wujud nyata negara, bahwa informasi dan konektivitas adalah milik semua orang, termasuk warga desa,” ujar Meutya dalam sambutannya.

    Menkomdigi menegaskan, pembangunan jaringan internet hingga ke desa merupakan langkah strategis untuk membuka akses informasi dan memperluas peluang ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, program ini tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pelatihan dan pemberdayaan SDM lokal.

    “Asosiasi dan operator telekomunikasi kami dorong untuk memanfaatkan sumber daya lokal. Anak-anak muda di desa akan dilatih menjadi tenaga terampil yang memahami cara membangun dan memelihara jaringan serat optik,” jelas Meutya.

    Menkomdigi Meutya Hafid meluncurkan program Kampung Internet di Deli Serdang, Sumatera Utara. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Manfaat untuk UMKM dan Ekonomi Desa

    Meutya menekankan, akses internet pita lebar tetap memiliki keunggulan dari sisi keandalan, kecepatan, dan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan jaringan seluler. Karena itu, penerima manfaat utama program ini adalah pelaku UMKM dan masyarakat desa.

    “Kami berharap layanan ini dapat menjadi bagian dari modal usaha yang membantu UMKM selama 12 bulan ke depan. Program ini harus benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

    Menkomdigi juga mengingatkan agar pemanfaatan jaringan internet di desa digunakan untuk hal-hal positif dan produktif.

    “Gunakan untuk memperkuat ekonomi desa, bukan untuk hal-hal yang merugikan seperti judi online, pornografi, atau penipuan digital,” imbaunya.

    Program Kampung Internet ini untuk mendorong percepatan digitalisasi di daerah. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Seperti disampaikan Meutya bahwa program Kampung Internet di Sumatera Utara akan menjangkau sejumlah desa, antara lain: Desa Keramat Gajah, Desa Pulo Tagor Baru, Desa Baru Titi Besi, Desa Tanah Abang yang berlokasi di Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, Desa Tambak Cekur, dan Desa Manggis yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai.

    “Sumatera Utara istimewa karena menjadi daerah peluncuran pertama. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mempercepat transformasi digital,” tutur Meutya.

    Meutya menjelaskan, hingga akhir tahun 2025 pemerintah menargetkan 1.194 titik akses internet tetap di 20 desa di seluruh Indonesia. Tahun depan, Komdigi akan memperluas cakupan program ke lebih banyak daerah, termasuk tambahan alokasi di Sumatera Utara.

    “Insya Allah, tahun depan Program Desa Internet juga akan berlanjut. Jadi, Sumatera Utara masih berpeluang mendapat tambahan desa penerima manfaat,” pungkasnya.

    (agt/rns)

  • Heboh Kartu Liputan Wartawan Sempat Dicabut Istana, Ini Respon Menkomdigi

    Heboh Kartu Liputan Wartawan Sempat Dicabut Istana, Ini Respon Menkomdigi

    Deli Serdang

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menanggapi isu terkait pencabutan kartu liputan wartawan oleh Istana. Ia menegaskan bahwa persoalan tersebut telah diselesaikan secara baik melalui dialog dan silaturahmi.

    Sebagai informasi, Dewan Pers merupakan lembaga independen mitra dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), namun tidak ada garis koordinasi. Selain itu, ada juga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat dan Komisi Informasi Pusat.

    “Sebelumnya, setelah berdiskusi dan juga bersilaturahmi, saya rasa sudah selesai dan dikembalikan. Dan saya rasa itu adalah keputusan dan langkah terbaik yang bisa kita ambil dari hal tersebut. Terima kasih,” ujar Meutya di sela-sela meninjau penerima manfaat fixed broadband di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Sumatera Utara, Senin (29/9/2025).

    Meutya menambahkan, penyelesaian melalui komunikasi yang terbuka merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga hubungan baik dengan insan pers serta menjamin kebebasan pers di Indonesia.

    Istana Kepresidenan mengembalikan kartu identitas (ID) peliputan khusus Istana wartawan CNN Indonesia TV, Diana Valencia. Istana menjamin kejadian serupa tidak akan terulang di kemudian hari.

    “Pagi ini kami telah bertemu dengan Pemred CNN, juga dengan Pak Totok (Wakil Ketua Dewan Pers), dengan bu Diana. Kita berdiskusi Istana ini sangat terbuka. Bu Diana ingin berkomunikasi, ingin mengajak bertemu. Kami pun meluangkan waktu, tentu saja karena ini menjadi prioritas kami untuk ditindaklanjuti,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Istana, Muhammad Yusuf Permana, di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (29/9/2025).

    Sebagaimana dikutip dari detiknews, Yusuf menegaskan bahwa ID pers yang diambil di Biro Pers lalu dikembalikan adalah ID khusus bertugas di Istana, bukan ID pers tempat Diana Valencia kerja berasal.

    Yusuf mengatakan Biro Pers menjunjung tinggi asas keterbukaan dan kebebasan pers sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999. Istana menghormati peran jurnalis selaku pilar keempat demokrasi dalam menyampaikan berita akurat, kritis, dan akuntabel.

    “Kemudian kami juga memastikan bahwa kejadian ini tidak akan terulang kembali. Jadi teman-teman yang bertugas di Istana, kita memahami bahwa tidak akan lagi terulang kembali kejadian ini. Dan Kepala Biro Pers dan media juga telah telah menyesal begitu untuk menarik ID teman-teman,” ujar Yusuf.

    Dalam kesempatan yang sama, Pemred CNN Indonesia, Titin Rosmasari, mengucapkan terima kasih kepada Biro Pers yang menggelar pertemuan dan dialog. Titin juga mengucapkan terima kasih karena ID pers Istana Diana telah dikembalikan.

    “Jadi inilah jawaban yang tentu harus kami sampaikan ke rekan-rekan yang men-support kami, termasuk mas Toto, Wakil Ketua Dewan Pers yang sejak awal mengikuti isu ini. Concern teman-teman pers, concern kami semua hari ini terjawab. ID ini artinya dapat jaminan bahwa mbak Diana dapat kembali menjalankan tugas seperti sebelumnya, sebaik-baiknya dan mendapat perlakuan yang tetap sebaik-baiknya, seperti sebelumnya,” ujarnya.

    (agt/rns)

  • Kakak Beradik di Deli Serdang Dicabuli Ayah dan Pamannya hingga Hamil
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        26 September 2025

    Kakak Beradik di Deli Serdang Dicabuli Ayah dan Pamannya hingga Hamil Medan 26 September 2025

    Kakak Beradik di Deli Serdang Dicabuli Ayah dan Pamannya hingga Hamil
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Kakak beradik berinisial AS (16) dan CA (14), di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menjadi korban pencabulan yang dilakukan ayah dan pamannya sendiri.
    Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto mengatakan, pelaku berinisial T (56) dan N (49). N adalah ayah dari kedua korban. Sementara T merupakan abang kandung N.
    Kejahatan pelaku terbongkar pada 19 September 2025. Kala itu, tetangga rumah korban curiga melihat kondisi perut AS yang membesar. Alhasil, AS dibawa ke klinik. Warga pun terkejut, AS sedang mengandung bayi berusia tujuh minggu.
    “Dari situ lah, warga melapor ke kepala lingkungan dan korban menceritakan apa yang dialaminya,” ucap Bayu saat menggelar konferensi pers di Polrestabes Medan pada Jumat (26/9/2025).
    Setelah itu, korban dibawa ke Polrestabes Medan untuk diperiksa lebih lanjut. Perlahan, AS mengungkapkan bahwa adiknya turut menjadi korban pencabulan kedua pelaku.
    Penyidik mendapati keterangan, T telah mencabuli AS beberapa kali dari tahun 2018 sampai 2020. Adapun, AS dicabuli ayahnya sejak tahun 2024 dan terakhir kali 18 September 2025.
    “Sedangkan adiknya, si CA dicabuli ayahnya sejak tahun 2022 dan terakhir 18 September,” ujar Bayu.
    N mengaku khilaf telah mencabuli anaknya sendiri. Hal yang mengejutkan, residivis narkoba ini baru tahu anaknya turut dicabuli abangnya ketika perkara tersebut terungkap.
    “Korban dicabuli sewaktu di rumah. Kebetulan, si N ini sudah bercerai dengan istrinya tahun 2017 dan sejak itu korban diasuh oleh pelak,” ucap Bayu.
    Adapun, sewaktu dicabuli, kedua korban selalu diintimidasi agar tidak memberitahu perbuatan bejat pelaku kepada orang lain. Kini, kedua pelaku telah ditahan di Reskrim Polrestabes Medan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bantah Lambat, ID Food Klaim Sudah Beli Gula Petani 92.830 Ton

    Bantah Lambat, ID Food Klaim Sudah Beli Gula Petani 92.830 Ton

    Jakarta

    Holding BUMN Pangan ID Food memastikan terus melakukan penyerapan gula petani secara cepat sesuai ketersediaan stok di pabrik gula pada musim giling tebu 2025. SVP Sekretaris Perusahaan ID Food Yosdian Adi Pramono membantah jika penyerapan disebut lambat.

    Dia menyampaikan hingga 23 September ini, ID Food sudah merealisasikan penyerapan sebesar 92.830 ton dari target. Adapun penyerapan tahap pertama 29.000 ton melalui pendanaan bank komersial, dengan nilai pembiayaan mencapai Rp 420,5 miliar.

    Tahap kedua sebesar 30.000 ton dan tahap ketiga sebesar 33.830 ton, di mana untuk penyerapan tahap dua dan tiga menggunakan fasilitas pendanaan dari Danantara Rp 1,5 triliun.

    “Kami ingin menegaskan bahwa ID Food sama sekali tidak menunda proses penyerapan. Justru sejak awal musim giling, penyerapan dilakukan lebih cepat sesuai dengan ketersediaan stok atau permintaan dan pemesanan di masing-masing pabrik gula. Hal ini dilakukan guna membantu petani agar dapat segera memperoleh kepastian pasar,” ujar Yosdian, dalam keterangannya, Rabu (24/9/2025).

    Dengan total realisasi penyerapan itu, hingga minggu ketiga September 2025, realisasi penyerapan ID Food telah mencapai 90% dari target serapan 103.000 ton, dengan sebaran offtake ke 24 pabrik gula, baik pabrik gula ID Food maupun SGN.

    Yosdian menegaskan, penyerapan sudah dilakukan lebih awal sejak Agustus 2025, diawali dengan penyerapan di pabrik gula milik ID Food lalu dilanjutkan dengan penyerapan di pabrik gula yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) PTPN Group.

    “Maka sangat disayangkan apabila ada anggapan kami lambat dalam menyerap gula, mengingat capaian serapan ID FOOD sendiri telah 90% dari target. Pastinya semua dilakukan terukur dan terencana sesuai skema yang telah dipersiapkan,” ungkapnya.

    Ia juga menuturkan, penyerapan gula oleh ID Food dilakukan secara bertahap. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas harga gula dalam jangka panjang.

    “Skema bertahap juga menyesuaikan dengan kesiapan stok di masing-masing pabrik gula. Kita ketahui kondisi dan kesiapan stok gula di pabrik gula juga beragam. Ada gula yang sudah siap dilepas, dan ada pula yang masih proses produksi. Selain itu ada proses administrasi yang harus dijalankan untuk menjaga tata kelola,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Yosdian menegaskan komitmen ID Food untuk terus melakukan offtake di tengah kondisi harga gula di tingkat produsen yang masih rendah, atau berada di bawah harga acuan pembelian yang ditetapkan Bapanas, yaitu sebesar Rp. 14.500/kg.

    “ID Food konsisten untuk terus membeli gula petani sesuai harga acuan pembelian. Saat buyer masih belum tertarik melakukan offtake gula, dalam situasi tersebut, kami hadir memastikan gula tetap terserap meski pasar masih wait and see,” terangnya.

    Pihaknya meyakini dengan dukungan pemerintah, kolaborasi BUMN dan pelaku usaha, serta pemangku kepentingan lainnya, ID FOOD optimistis target penyerapan gula petani sebesar 103.000 ton dapat tercapai sepenuhnya pada tahun ini.

    “ID Food dalam ekosistem ini juga berperan sebagai penyangga pasar, agar petani tetap mendapat kepastian harga dan gula terserap dengan baik,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Bupati Deli Serdang Berdayakan Anak Muda Jadi Petani Milenial” di sini:

    (ada/rrd)

  • Jual Beli Jabatan di Deli Serdang Terkuak, Plt Kepala Sekolah SD Dibanderol Rp 20 Juta

    Jual Beli Jabatan di Deli Serdang Terkuak, Plt Kepala Sekolah SD Dibanderol Rp 20 Juta

    Liputan6.com, Jakarta Bupati Deli Serdang Asri Ludin Tambunan menyoroti dugaan jual beli jabatan Kepala Sekolah Dasar atau Kepsek SD di Dinas Pendidikan (Disdik).

    Hal tersebut diungkapkan pria yang akrab dengan Aci itu saat apel gabungan ASN di halaman Kantor Bupati Deli Serdang. Aci geram indikasi jual beli jabatan tersebut.

    “Dalam pengangkatan jabatan ASN, tidak ada lagi urusan bayar membayar,” kata Bupati Asri Ludin, Kamis (18/09/2025).

    Aci mengatakan, untuk jadi Pelaksana tugas (Plt) Kepsek dibanderol Rp 20 juta. Dia memberikan contoh kasus jual beli jabatan dialami seorang calon Plt Kepala SD yang pengangkatannya dibatalkan, karena terindikasi membayar hingga Rp 20 juta untuk jabatan.

    “Calonnya itu sendiri kepala sekolah tetangganya. Kalau jadi Plt bayar Rp 20 juta, si penitip bayar Rp 20 (juta) lagi. Saya batalkan SK Plt-nya,” sebutnya.

    Atas kejadian itu, Aci menginstruksikan Inspektorat Deli Serdang melakukan pengusutan dan memeriksa seluruh pejabat di Disdik Deli Serdang, yang diduga terlibat dalam jual beli jabatan itu.

    “Sekarang kepala sekolah yang bersangkutan, yang sebelahnya itu sudah saya minta diperiksa Inspektorat. Kita tidak main-main,” sebutnya.

    Bupati Deli Serdang mengingatkan kepada seluruh jajaran di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang untuk tidak main-main dalam pengangkatan ASN dalam sebuah jabatan, dengan melakukan pungutan.

    “Kalau saya bilang tidak ada pungutan apa pun di dalam pengurusan jabatan itu, ya harus berjalan penuh,” ucapnya.

    Di sisi lain, Bupati Deli Serdang menjelaskan di lingkungan Pemkab Deli Serdang tidak perlu repot-repot lagi mengurus pangkat ke BKPSDM. Pengurusan pangkat bisa dilakukan melalui aplikasi.

    “Ini sedang kita bangun atau nanti sementara melewati Kasubbag Umumnya saja. Tidak ada lagi pegawai berbondong-bondong datang mengurus pangkatnya ke kantor BKPSDM. Tidak ada lagi pungutan di kantor BKPSDM terkait kenaikan pangkat. Baik itu guru, baik itu pun tenaga ASN yang lain,” bebernya.

    Namun juga perlu digarisbawahi, proses kenaikan pangkat harus memenuhi persyaratan yang ada, seperti penilaian kinerja. Jadi, jangan lagi ada istilah pembuatan penilaian kinerja ditempahkan atau dibuatkan oleh orang.

    “Kita akan pulangkan itu. Mengisi e-Kinerjanya masing-masing. Kalau tidak mengerti mengisi e-Kinerja, silakan tanya ke BKPSDM, bagaimana mengisinya. Berdasar dari e-Kinerja itulah nanti kita akan mencari ASN-ASN yang potensial, ASN-ASN yang memang layak untuk dipromosikan. ASN yang memang menjadi masa depannya Kabupaten Deli Serdang,” tandasnya.

  • DKI lakukan pemerataan digitalisasi dan renovasi pasar tradisional

    DKI lakukan pemerataan digitalisasi dan renovasi pasar tradisional

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan pemerataan digitalisasi dan merevitalisasi pasar agar tak lagi tampak kumuh dan kotor.

    “Beberapa hari yang lalu kebetulan kami rapat khusus tentang pasar. Salah satu hal yang perlu dilakukan perbaikan, memang harus diakui dari 153 pasar yang dimiliki oleh Jakarta, belum semuanya direvitalisasi,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di kawasan Jakarta Timur, Selasa.

    Selain revitalisasi pasar, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan pemerataan digitalisasi pasar karena digitalisasi di Pasar Santa dan Pasar Mayestik berhasil meningkatkan transaksi secara signifikan.

    “Pasar-pasar ini ternyata meningkatkan secara signifikan transaksi yang menggunakan digital. Seperti Pasar Santa, Mayestik dan sebagainya, kemarin kita lombakan dari 12 pasar itu meningkat 47 persen,” kata Pramono.

    Menurut dia, para pedagang juga telah meminta untuk dilakukan revitalisasi pasar setelah bertemu dengan koperasi pedagang.

    “Tetapi mereka juga meminta agar fasos fasum yang ada di pasar tidak digunakan oleh Pasar Jaya untuk berjualan. Dan itu sudah saya setujui, maka renovasi akan segera kami lakukan,” katanya.

    Sebelumnya, sebanyak 60 dari 153 pasar tradisional yang dikelola Perumda Pasar Jaya di Jakarta dalam kondisi kumuh dan rawan banjir.

    “Dari 153 pasar tradisional yang dikelola Perumda Pasar Jaya tersebut, 40 persen diantaranya dalam keadaan sangat memprihatinkan, kumuh, becek, bocor, rawan kebanjiran dan kebakaran,” kata Ketua Umum Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jakarta, Gusnal.

    Pasar-pasar tersebut menjadi tak terawat dan kosong lantaran pedagang tidak sanggup membayar biaya pengelolaan pasar secara non-tunai dan efisien atau Sistem Manajemen Kas (Cash Management System/CMS).

    Sejumlah pasar kumuh tersebut di antaranya Pasar Sukapura, Pasar Lontar, Pasar Sindang, dan Pasar Rawabadak (Jakarta Utara). Pasar Pulogadung, Pasar Rawamangun, Pasar Ampera, Pasar Ciplak dan Pasar Kampung Ambon (Jakarta Timur).

    Lalu, Pasar Cempaka Putih, Pasar Paseban, Pasar Serdang, dan Pasar Jelambar Polri (Jakarta Pusat). Pasar Blok A, Pasar Radio Dalam, Pasar Mampang Prapatan dan Pasar Warung Buncit (Jakarta Selatan).

    “Lebih parah lagi Pasar Blok G dan Pasar Lontar Kebon Melati Tanah Abang,” katanya.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kejanggalan Penemuan Kerangka Manusia Dalam Pohon Aren, Posisi Kepala di Bawah, Celana Terbalik

    Kejanggalan Penemuan Kerangka Manusia Dalam Pohon Aren, Posisi Kepala di Bawah, Celana Terbalik

    GELORA.CO –  Kejanggalan penemuan kerangka manusia yang ditemukan di dalam batang pohon aren di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut) disorot warga.

    Sebab saat ditemukan, pohon aren tersebut masih dalam posisi berdiri.

    Sementara baju dan bagian tengkorak ada di posisi paling bawah.

    Tak hanya itu saja, bahkan celana yang dipakai korban dalam kondisi terbalik.

    Informasi terkini, seorang warga mengaku anaknya hilang sejak dua tahun lalu. Pihak keluarga pun menduga kerangka tersebut mungkin anak mereka. 

    Kerangka itu pertama kali ditemukan oleh warga bernama Rian Barus dan rekannya, Aldi pada Selasa (9/9/2025).

    Keduanya awalnya hendak memanen sawit, namun curiga saat melihat ke dalam batang pohon aren tersebut.

    Mereka melihat ada tulang dan gigi di dalam pohon yang sudah mati sekitar empat sampai lima tahun itu.

    Mereka lalu membongkar pohon itu dan menemukan banyak tulang beluluang di dalamnya.

    “Manen sawit itu, baru jumpa itu terbelah, kami buka nampak lah itu. Di dalam pohon aren. Kondisinya tinggal rangka aja,” kaat Rian dikutip dari Youtube Nusantara TV, Sabtu (13/9/2025).

    Bahkan saat ditemukan tulang belulang, pohon aren itu masih dalam posisi berdiri.

    Poisisi kepala dan baju korban berada di bagian paling bawah.

    Kerangka tersebut diduga merupakan M Yudha (23), seorang warga yang sempat hilang sejak dua tahun lalu.

    “Saya yakin tengkorak itu adalah anak saya,” kata seorang warga, Amelia (53).

    Kanitreskrim Polsek Firdaus, Iptu Anggiat Sidabutar, menyampaikan bahwa pihak keluarga meyakini kerangka tersebut adalah Yudha berdasarkan beberapa barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.

    “Adik korban sempat melihat terduga korban menggunakan celana yang ditemukan di lokasi sebelum menghilang,” ujar Anggiat.

    Meskipun demikian, pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah jenazah tersebut adalah Yudha, termasuk penyebab kematiannya.

    “Kami masih menunggu hasil otopsi dan analisis DNA untuk memastikan identitas jenazah tersebut,” jelas Anggiat.

    Sebelumnya, Kasi Humas Polres Sergai, Iptu LB Manulang mengatakan, jasad tengkorak itu ditemukan oleh dua warga, Rian dan Aldi, pada pukul 16.15.

    Mereka awalnya datang untuk mengambil buah sawit dan melihat pohon aren yang tumbang.

    “Pohon tersebut sudah mati sekitar empat tahun lalu, namun baru tumbang akibat angin kencang kurang lebih seminggu yang lalu. Dari retakan itu, mereka terkejut melihat ada tulang,” ungkap Manulang.

    Setelah menemukan tulang, Rian dan Aldi kemudian melaporkan penemuan tersebut ke polisi.

    Tim Inafis Polres Sergai tiba di lokasi sekitar pukul 16.30 untuk mengevakuasi kerangka tersebut.

    Dari lokasi kejadian, polisi mengamankan sejumlah barang, termasuk satu helai celana panjang warna hitam, satu helai baju warna biru bertuliskan “Just Run”, satu unit handphone merek Nokia warna hitam, serta satu buah gelang terbuat dari aluminium warna silver.

    Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri di balik penemuan kerangka tersebut.

    Rupanya saat penemuan itu, ada seorang bocah yang mengenali barang-barang milik korban.

    Saat pertama kali ditemukan, posisi celana korban dalam kedaan terbalik dengan kantong berada di luar.

    Setelah celananya dibalik oleh polisi, ada seorang anak kecil datang dan mengatakan kalau ia pernah memakai celana itu namun dimarahi oleh kakaknya.

    Kemudian ia juga mengenali gelang yang terakhir kali dipakai oleh kakaknya.

    Bocah itu pun langsung menangis karena sang kakak sudah dua tahun menghilang.