kab/kota: Serang

  • Wanti-wanti Ngeri Hizbullah Jika Israel Serang Lebanon Jadi Nyata

    Wanti-wanti Ngeri Hizbullah Jika Israel Serang Lebanon Jadi Nyata

    Jakarta

    Israel berencana untuk menyerang Lebanon dan dikhawatirkan konflik Gaza akan meluas. Hizbullah pun mewanti-wanti akan menyerang Israel jika rencana itu terjadi.

    Dilansir AFP, Militer Israel pada hari Selasa (18/6/2024) lalu mengumumkan bahwa “rencana operasional untuk serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi”.

    Pada hari Rabu (19/6), Israel mengatakan pesawat-pesawat tempurnya telah menyerang tempat-tempat Hizbullah di Lebanon selatan. Israel juga melaporkan sebuah drone atau pesawat tak berawak telah menyusup di dekat kota perbatasan Metula dan menargetkan pasukan Israel, dalam serangan yang diklaim oleh Hizbullah.

    Atas serangan itu, Hizbullah, sementara itu, mengumumkan kematian empat petempurnya.

    Media resmi Lebanon, National News Agency, melaporkan serangan Israel di beberapa daerah di Lebanon selatan pada Rabu pagi waktu setempat, termasuk di desa perbatasan Khiam, di mana seorang fotografer AFP melihat kepulan asap besar.

    Hizbullah kemudian mengatakan bahwa mereka telah menembakkan “puluhan roket Katyusha dan peluru artileri” ke arah barak di Kiryat Shmona di Israel utara sebagai pembalasan atas serangan tersebut.

    Wanti-wanti Hizbullah

    Dalam pidato yang disiarkan televisi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel dan Lebanon, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan “tidak ada tempat” di Israel yang “akan terhindar dari serangan roket kami”.

    Nasrallah juga mengancam negara pulau terdekat, Siprus, jika negara itu membuka bandara atau pangkalannya untuk Israel “untuk menargetkan Lebanon”.

    Di Siprus terdapat dua pangkalan militer Inggris termasuk sebuah pangkalan udara, tetapi kedua pangkalan militer tersebut berada di wilayah kedaulatan Inggris dan tidak dikendalikan oleh pemerintah Siprus.

    Presiden Siprus Nikos Christodoulides membantah keterlibatan negaranya dalam perang tersebut. Dia mengatakan bahwa negara tersebut adalah “bagian dari solusi”, seraya menunjuk pada perannya dalam koridor kemanusiaan maritim ke Gaza yang “diakui oleh seluruh komunitas internasional”.

    Kemlu Siapkan Evakuasi WNI

    Eskalasi konflik di Timur Tengah semakin panas setelah Israel menyetujui rencana serangan ke Lebanon. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan tengah mempersiapkan langkah mengevakuasi WNI yang berada di Lebanon.

    “Jadi, terkait dengan perlindungan WNI di luar negeri, khususnya mengantisipasi adanya eskalasi konflik di Timur Tengah, dapat kami sampaikan isu ini terus kita monitor dari dekat. Situasi yang ada di Timur Tengah terus kita monitor. Perwakilan RI yang ada di kawasan juga terus melakukan monitor,” kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dilansir detikJogja, Kamis (20/6/2024).

    Judha menerangkan Kemlu terus melakukan koordinasi dan telah mengadakan rapat khusus dengan kepala perwakilan dan para duta besar. Judha menyebut saat ini Kemlu terus memantau situasi di Lebanon.

    “Dalam konteks tersebut, dapat kami sampaikan, sejak terjadinya konflik 7 Oktober tahun lalu dan kemudian juga terjadi konflik di Lebanon selatan antara Hizbullah dengan IDF, KBRI di Beirut telah menetapkan wilayah di Lebanon selatan sebagai Siaga 1 dan kemudian wilayah Beirut dan sekitarnya Siaga 2,” ucapnya.

    “Nah, dalam konteks tersebut, dalam kasus sebelumnya kita sudah membantu warga negara kita untuk kita evakuasi terbatas menuju ke Beirut,” imbuhnya.

    Judha menjelaskan, dalam konflik sebelumnya, pemerintah Indonesia telah melakukan evakuasi terbatas menuju Beirut. Langkah serupa juga akan dilakukan jika situasi di Lebanon menjadi Siaga 1 atau telah mengancam jiwa WNI.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/fas)

  • Panas! AS Hancurkan 9 Drone Tempur Houthi dalam Sehari

    Panas! AS Hancurkan 9 Drone Tempur Houthi dalam Sehari

    Washington DC

    Militer Amerika Serikat (AS) mengumumkan pasukannya telah menghancurkan sedikitnya sembilan drone tempur milik kelompok Houthi dalam 24 jam terakhir. Serangan militer Washington itu dimaksudkan untuk membalas rentetan serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (19/6/2024), Komando Pusat AS atau CENTCOM dalam pernyataannya menyebut delapan drone di antaranya ditembak jatuh di wilayah Yaman, sedangkan satu drone lainnya dihancurkan di atas perairan Teluk Aden.

    CENTCOM juga menyatakan bahwa tidak ada korban luka atau kerusakan pada kapal-kapal AS, kapal koalisi atau kapal niaga dalam insiden tersebut.

    Sehari sebelumnya, seperti dilansir Reuters, militer AS melaporkan bahwa pasukannya telah menghancurkan empat radar Houthi, kemudian satu kapal permukaan yang tidak berawak dan satu drone yang juga milik Houthi.

    Menurut CENTCOM dalam pernyataan via media sosial X, radar dan kapal permukaan tidak berawak milik Houthi itu dihancurkan di wilayah Yaman yang dikuasai kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Sementara drone tempur Houthi ditembak jatuh saat mengudara di atas Laut Merah.

    Kelompok Houthi, yang menguasai ibu kota dan area-area padat penduduk di Yaman, telah menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya sejak November tahun lalu, atau setelah perang berkecamuk antara Hamas — sekutunya — dan Israel di Jalur Gaza.

    Kelompok itu menjelaskan bahwa serangan-serangannya merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel.

    Saksikan juga ‘Saat Houthi Klaim Serang Kapal Tutor di Laut Merah’:

    Sedikitnya satu kapal tenggelam dan beberapa kapal lainnya disita, serta tiga orang tewas, dalam rentetan serangan Houthi sejak tahun lalu.

    Meskipun mendapat serangan balasan dari koalisi militer AS-Inggris dan beberapa negara lainnya, Houthi justru semakin meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal komersial di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia tersebut.

    Serangan Houthi memaksa para pemilik kapal mengubah rute pelayaran dengan menempuh jalur menjauhi jalan pintas penting Terusan Suez, yang membuat biaya semakin mahal dan memicu penundaan yang berdampak pada industri pelayaran penting yang dilewati 80 persen perdagangan internasional.

    Pada Senin (17/6) waktu setempat, Houthi melaporkan bahwa militer AS dan Inggris melancarkan enam serangan udara terhadap Bandara Internasional Hodeidah di Yaman dan empat serangan udara terhadap Pulau Kamaran di dekat pelabuhan Salif di lepas pantai Laut Merah.

    Serangan terhadap Kamaran itu menandai pertama kalinya pasukan koalisi pimpinan AS menargetkan pulau tersebut sejak serangan pembalasan terhadap Houthi dimulai pada awal Februari lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS Hancurkan Kapal Patroli-Drone Houthi di Laut Merah

    AS Hancurkan Kapal Patroli-Drone Houthi di Laut Merah

    Washington DC

    Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya telah menghancurkan kapal patroli dan drone tempur milik kelompok Houthi yang mengudara di atas Laut Merah. Ini menjadi upaya terbaru untuk melemahkan kemampuan kelompok yang didukung Iran itu dalam menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran internasional.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam pernyataannya menyebut pasukannya telah menghancurkan dua kapal patroli Houthi, kemudian satu kapal permukaan yang tidak berawak dan satu drone milik Houthi yang mengudara di atas Laut Merah.

    Militer AS juga mengatakan bahwa pasukannya telah menghancurkan sebuah sensor pertahanan udara di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

    Rentetan serangan AS terhadap target-target Houthi itu merupakan bagian dari operasi militer bersama sekutunya, Inggris, untuk melemahkan kemampuan kelompok itu dalam melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya.

    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pidato terbaru pada Kamis (13/6) pagi mengklaim pasukannya telah menargetkan kapal kargo bernama Verbena di Laut Arab, serta kapal Seaguardian dan Athina di Laut Merah.

    Laporan terpisah CENTCOM menyebut serangan Houthi terhadap kapal Verbena yang berbendera Palau itu memicu kebakaran dan membuat satu awak kapal terluka parah.

    CENTCOM melaporkan bahwa Houthi meluncurkan dua rudal balistik antikapal dari wilayah Yaman ke arah Laut Merah yang menghantam kapal kargo tersebut.

    Disebutkan CENTCOM bahwa tidak ada laporan kerusakan atau korban luka lainnya akibat serangan tersebut.

    Lihat Video: Houthi Klaim Serang Kapal Tutor di Laut Merah

    Serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya semakin meningkat sejak November tahun lalu, setelah perang berkecamuk antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Houthi telah menjelaskan bahwa serangan-serangannya merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel. Hampir semuanya dari total 2,3 juta penduduk daerah kantong Palestina itu terpaksa mengungsi dan terjadi kelaparan serta kehancuran yang meluas.

    CENTCOM, dalam pernyataannya, menegaskan “akan terus bertindak dengan mitra-mitranya untuk meminta pertanggungjawaban Houthi dan menurunkan kemampuan militer mereka”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ulah Terbaru Israel Serang Sekolah PBB Tuai Amarah

    Ulah Terbaru Israel Serang Sekolah PBB Tuai Amarah

    Jakarta

    Israel melancarkan serangan kepada gedung sekolah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Gaza, Palestina. Serangan yang tewaskan puluhan orang itu pun dikecam.

    Sebuah rumah sakit di Gaza mengatakan pada hari Kamis (6/6), bahwa jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 37 orang.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/6/2024), Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al Balah, Gaza mengatakan mereka telah menerima “37 syuhada” akibat serangan terhadap sekolah UNRWA, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina. Angka ini bertambah dari 27 korban jiwa yang sebelumnya diberikan oleh kantor media Hamas.

    Militer Israel mengatakan bahwa sebelum serangan jet tempur Israel itu, militer telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuhnya korban warga sipil.

    “Jet-jet tempur Israel… melakukan serangan tepat terhadap kompleks Hamas yang terletak di dalam sekolah UNRWA di daerah Nuseirat,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/6/2024).

    Militer Israel mengklaim bahwa para milisi Hamas dan Jihad Islam yang tergabung dalam Pasukan Nukhba, dan ikut serta dalam serangan besar-besaran ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, beroperasi di kompleks tersebut.

    Pihak Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa melaporkan adanya gangguan generator listrik pada malam sebelumnya, sehingga berisiko mempersulit perawatan pasien.

    Sebelum serangan tersebut, rumah sakit itu telah menerima sedikitnya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka sejak Selasa lalu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, setelah serangan Israel di Gaza tengah, menurut Doctors Without Borders (MSF).

    Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan sekretaris jenderal Antonio Guterres mengecam serangan tersebut.

    “Ia menggarisbawahi jika tempat-tempat milik PBB tidak dapat diganggu gugat, termasuk saat konflik bersenjata dan harus dilindungi oleh semua pihak setiap waktu,” kata Stephane.

    AS Minta Israel Transparan

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Israel, sekutu dekatnya, untuk lebih transparan soal serangan udara yang menghantam sebuah sekolah PBB di Jalur Gaza, yang diubah menjadi tempat penampungan pengungsi. Sedikitnya 40 orang dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

    Militer Israel sebelumnya menyebut serangan udaranya menargetkan dan membunuh para petempur Hamas yang ada di dalam kompleks sekolah tersebut. Seorang pejabat Hamas menyebut sedikitnya 40 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, akibat serangan Tel Aviv tersebut.

    Seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (7/6/2024), juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan Washington telah melakukan kontak dengan Tel Aviv membahas serangan tersebut, dan menyerukan Israel untuk “transparan” soal serangannya terhadap sekolah yang menjadi tempat perlindungan bagian ribuan pengungsi itu.

    “(Israel) Harus memberikan lebih banyak informasi soal serangan ini, termasuk nama-nama orang yang tewas dalam serangan tersebut,” cetus Miller.

    “Kami berharap mereka (Israel-red) sepenuhnya transparan dalam mengungkapkan informasi itu kepada publik,” tegasnya.

    “Pada dasarnya mereka (Israel-red) telah mengatakan kepada kami apa yang telah mereka katakan kepada publik, yaitu, dan ini adalah klaim mereka, bahwa mereka menargetkan 20-30 anggota Hamas dan kelompok militan lainnya, bahwa mereka menggunakan serangan presisi untuk menargetkan hanya satu bagian dari gedung itu tanpa mengenai area-area di mana warga sipil berlindung,” ucap Miller dalam pernyataannya.

    “Pada saat yang sama, kami telah melihat laporan di lapangan, kami telah melihat video-video dari lapangan, kami telah melihat klaim bahwa 14 anak-anak tewas dalam serangan tersebut, dan tentunya jika itu akurat, maka 14 anak-anak tewas, mereka bukanlah teroris,” sebutnya.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Lihat Video: Penampakan Sekolah PBB di Gaza Hancur Dirudal Israel

    Lebih lanjut, Miller tidak bisa memastikan apakah senjata buatan AS digunakan oleh militer Israel dalam serangan terhadap sekolah PBB tersebut. Meskipun laporan sejumlah media, yang didasarkan pada analisis video dari lokasi serangan, menyebutkan bahwa senjata buatan Washington digunakan dalam serangan itu.

    Analisis yang dilakukan oleh media Al Jazeera terhadap serpihan yang ada di lokasi serangan menyebut bahwa senjata yang digunakan Israel adalah buatan AS.

    Unit pengukuran inersia dari serpihan rudal di lokasi kejadian, yang digunakan untuk membantu penargetan presisi, diproduksi oleh Honeywell, sebuah perusahaan AS yang memiliki spesialisasi dalam desain dan pengiriman sensor dan perangkat panduan yang digunakan dalam berbagai senjata militer.

    Israel Klaim Targetkan Petempur Hamas

    Militer Israel sebelumnya mengakui serangannya menghantam kompleks sekolah yang dikelola oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di area kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah. Tel Aviv mengklaim ada puluhan petempur Hamas bersembunyi di dalam kompleks tersebut.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, militer Israel menjelaskan pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil sebelum jet-jet tempur mereka melancarkan “serangan tepat sasaran” dengan merilis fofo-foto citra satelit menyoroti dua bagian bangunan yang disebut sebagai markas Hamas.

    “Kami sangat yakin dengan informasi intelijen,” tegas juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner, dalam konferensi pers.

    Lerner menuding para petempur Hamas dan Jihad Islam secara sengaja menggunakan fasilitas PBB sebagai basis operasional.

    Dia menyebut sekitar 20-30 petempur Hamas dan Jihad Islam ada di dalam kompleks tersebut, dan banyak di antara mereka terbunuh. Namun tidak ada rincian secara pasti saat penilaian intelijen sedang dilakukan.

    “Saya tidak mengetahui adanya korban sipil dan saya akan sangat berhati-hati dalam menerima apa pun yang disampaikan Hamas,” ujar Lerner.

    Klaim Israel Dibantah Hamas

    Klaim militer Israel itu dibantah oleh direktur kantor media pemerintah Gaza, Ismail al-Thawabta. Dia menolak klaim Tel Aviv bahwa sekolah PBB di Nuseirat itu menjadi lokasi pos komando Hamas yang tersembunyi.

    “Pendudukan menggunakan… cerita palsu yang direkayasa untuk membenarkan kejahatan brutal yang dilakukan terhadap puluhan pengungsi,” ucap Thawabta kepada Reuters.

    Laporan media di Gaza menyebut sekitar 35-40 orang tewas akibat serangan Israel tersebut. Sedangkan Thawabta dan sumber medis di Gaza menyebut sedikitnya 40 orang tewas, termasuk 14 anak-anak dan sembilan perempuan.

    Halaman 2 dari 3

    (aik/aik)

  • Israel Kembali Serang Kamp di Rafah Barat, 21 Orang Tewas

    Israel Kembali Serang Kamp di Rafah Barat, 21 Orang Tewas

    Rafah

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan Israel terus melakukan serangan ke kamp pengungsi di sebelah barat kota selatan Rafah. Sebanyak 21 orang tewas.

    Dikutip AFP, Selasa (28/5/2024), seorang pejabat senior di badan tersebut, Mohammad al-Mughayyir mengatakan 21 orang tewas dalam “serangan pendudukan yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di sebelah barat Rafah”.

    Kelompok Hamas juga mengatakan serangan Israel telah menyebabkan “puluhan orang syahid dan terluka” di daerah tersebut. Saat dimintai komentar mengenai kejadian tersebut, tentara Israel meminta koordinat serangan.

    Serangan Israel pada hari Minggu membakar sebuah kamp yang penuh sesak di Rafah dan menewaskan 45 orang. Serangan itu memicu kemarahan global.

    Israel menggempur Rafah sejak awal Mei yang mengabaikan kekhawatiran akan keselamatan 1,4 juta warga sipil Palestina yang saat itu berlindung di kota tersebut. Sekitar satu juta warga sipil telah meninggalkan kota tersebut, badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) melaporkan pada hari Selasa.

    Seperti diketahui Israel juga merebut sisi Palestina di perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza. Sejak perang 7 Oktober, 1.170 orang di Israel tewas. Hamas juga menyandera 252 orang, 121 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang yang menurut tentara tewas.

    Kemudian balasan Israel menewaskan sedikitnya 36.096 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

    (idn/lir)

  • Israel Serang Kamp di Rafah, DK PBB Gelar Pertemuan Darurat

    Israel Serang Kamp di Rafah, DK PBB Gelar Pertemuan Darurat

    Jakarta

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) akan mengadakan pertemuan darurat secara tertutup pada Selasa (28/05) setelah Israel melancarkan serangan udara mematikan di Jalur Gaza bagian selatan, demikian menurut para diplomat.

    Pertemuan darurat tersebut digelar atas permintaan dari Aljazair, negara perwakilan Arab di DK PBB. Permintaan Aljazair didukung oleh Slovenia.

    Kementerian Kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas sebelumnya mengatakan, 45 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara pada Minggu (26/05) malam waktu setempat, yang menghantam tenda-tenda tempat para pengungsi tinggal. Mereka menambahkan, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    PBB kutuk serangan Israel

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan udara mematikan Israel di daerah dekat kota Rafah di Gaza selatan tersebut.

    “Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa yang hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” kata Guterres dalam sebuah unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) pada Senin (27/05).

    “Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kengerian ini harus dihentikan,” tambahnya.

    Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Trk, pada Senin (27/05), turut mengecam serangan Israel tersebut.

    “Serangan pada hari Minggu itu sekali lagi menggarisbawahi, tidak ada tempat yang aman di Gaza,” pungkasnya seraya menambahkan: “Saya menyerukan Israel untuk menghentikan serangan militernya di Rafah, seperti yang diperintahkan oleh Mahkamah Pidaha Internasional (ICJ).”

    ICJ sebelumnya telah memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Gaza selatan pada Jumat (24/05).

    Tidak hanya itu, Trk juga menyerukan gencatan senjata dalam perang antara Israel dan kelompok militan Hamas, yang diklasifikasikan oleh beberapa negara termasuk Israel sebagai organisasi teroris.

    Suara pengakuan negara Palestina bertambah?

    Spanyol, Irlandia dan Norwegia pada Selasa (28/05) akan secara resmi mengakui negara Palestina.

    Tiga negara itu akan menambah daftar panjang negara, lebih dari 140 negara anggota PBB, yang sebelumnya telah melakukan hal yang sama.

    Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hungaria, Malta, Polandia, dan Rumania, telah mengakui negara Palestina sebelum bergabung dengan Uni Eropa (UE), sementara Swedia menawarkan pengakuannya pada tahun 2014.

    Slovenia juga telah mengatakan akan mengumumkan keputusannya, terkait kemungkinan akan mengakui negara Palestina pada hari Kamis (30/05) mendatang.

    Merespons langkah Spanyol yang mengakui negara Palestina, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz pada Senin (27/05), menuduh hal tersebut sebagai “penghargaan terhadap teror.”

    gtp/rs/as (AP, AFP, Reuters, dpa)

    (ita/ita)

  • Houthi Serang 5 Kapal di Samudra Hindia-Laut Merah, Termasuk Kapal AS

    Houthi Serang 5 Kapal di Samudra Hindia-Laut Merah, Termasuk Kapal AS

    Sanaa

    Kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman melancarkan serangan terhadap lima kapal sekaligus di perairan Samudra Hindia dan Laut Merah. Dua kapal di antaranya yang diserang oleh Houthi di Laut Merah merupakan kapal penghancur milik militer Amerika Serikat (AS).

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (28/5/2024), kelompok Houthi yang didukung oleh Iran ini, pada Senin (27/5) waktu setempat, mengidentifikasi kapal-kapal yang diserang pasukannya sebagai Larego Desert dan MSC Mechela di Samudra Hindia, dan kapal Minerva Lisa di Laut Merah.

    Houthi tidak menyebut secara spesifik nama dua kapal penghancur AS yang mereka serang di Laut Merah.

    Belum ada tanggapan resmi dari perusahaan pelayaran yang mengelola kapal-kapal itu maupun dari militer AS atas klaim serangan Houthi tersebut.

    Juru bicara Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya tidak merinci kapan tepatnya serangan-serangan itu dilancarkan. Namun dia menyebut dalam pidatonya yang disiarkan televisi afiliasi Houthi bahwa kelompoknya telah menggunakan rudal dalam serangan terhadap kapal dagang dan menggunakan drone dalam serangan terhadap kapal-kapal AS.

    Kelompok Houthi telah berulang kali melancarkan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak November tahun lalu, sebelum memperluas serangannya hingga ke Samudra Hindia.

    Houthi juga telah menegaskan akan menyerang kapal apa pun yang berlayar menuju ke pelabuhan Israel, bahkan kapal-kapal yang ada di Laut Mediterania.

    Serangan-serangan Houthi telah memaksa perusahaan pengiriman barang untuk mengubah rute kargo ke jalur yang lebih lama dan lebih memakan biaya di sekitar wilayah Afrika bagian selatan.

    Serangan itu juga memicu kekhawatiran akan meluasnya perang yang berkecamuk antara Israel-Hamas di Jalur Gaza dan mengganggu stabilitas Timur Tengah.

    AS dan Inggris telah melancarkan serangan terhadap target-target Houthi, termasuk di wilayah Yaman, sebagai pembalasan atas serangan mereka.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Monyet Liar Serang Pemukiman Warga di Winongan Pasuruan,Pertanda Apa?

    Monyet Liar Serang Pemukiman Warga di Winongan Pasuruan,Pertanda Apa?

    Pasuruan (beritajatim.com) – Puluhan ekor monyet turun gunung dan serbu pemukiman warga. Para monyet liar ini turun untuk mencari makan dibeberapa rumah-rumah warga yang terletak di Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan. Pertanda apakah ini?

    Tak hanya mencari makan, beberapa monyet juga semoat menyerang warga, khususnya para anak kecil yang sedang bermain. Hal ini kemudian membuat beberapa warga mencoba menangkap monyet tersebut dengan menggunakan beberapa alat penangkap.

    “Sudah sekitar empat harian monyetnya berkeliaran di sekitaran pemukiman ini. Kami udah usaha buat nangkap dan memancingnya dengan makanan, tapi monyetnya malah naik ke atas pohon,” jelas Nasrin Karima, warga setempat, Senin (27/5/2024).

    Nasrinah juga mengatakan bahwa pertama kali monyet tersebut turun pada Sabtu (25/5/2024) sekitar pukul 05.00 WIB. Hal tersebut diketahui saat beberapa warga sedang memasak dan makanannya hilang diambil monyet liar.

    Kekhawatirannya inipun semakin menjadi saat ada beberapa anak kecil yang diserang oleh grombolan monyet liar. Hal ini yang akhirnya membuat warga resah dengan keberadaan monyet liar di area perkampungannya.

    Para warga berharap agar Pemkab Pasuruan bisa mengamankan monyet liar tersebut dan dipindahkan ke tempat yang jauh dari pemukiman warga. “Kami tidak punya alat untuk menangkapnya. Jadi, mohon pihak terkait segera datang ke sini,” harapnya Rima. [ada/aje]

  • Perintah ICJ Soal Israel Setop Serang Rafah Harus Dipatuhi

    Perintah ICJ Soal Israel Setop Serang Rafah Harus Dipatuhi

    New York

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menegaskan bahwa putusan Mahkamah Internasional atau ICJ bersifat “mengikat” setelah pengadilan tinggi PBB itu memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

    Guterres juga mengingatkan bahwa putusan ICJ harus dipatuhi oleh pihak-pihak terkait.

    “Putusan pengadilan itu bersifat mengikat dan mempercayai para pihak akan mematuhi perintah pengadilan,” tegas Guterres dalam pernyataan via juru bicaranya, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024).

    ICJ dalam putusan, yang diumumkan pada Jumat (24/5) waktu setempat, memerintahkan Israel untuk segera menghentikan serangannya di wilayah Rafah. Putusan ini berpotensi meningkatkan tekanan internasional untuk mewujudkan gencatan senjata setelah perang berkecamuk selama tujuh bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Putusan ICJ juga menuntut pembebasan segera semua sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.

    Pengadilan yang berkantor di Den Haag, Belanda itu juga memerintahkan Israel untuk tetap membuka perlintasan perbatasan Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir. Perlintasan perbatasan itu ditutup sejak awal bulan ini saat militer Tel Aviv mulai melancarkan serangan darat terhadap Rafah.

    Dalam putusannya yang sangat ditunggu-tunggu, ICJ menyatakan Israel harus “segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan apa pun lainnya di wilayah Rafah yang bisa berdampak pada kondisi kehidupan kelompok Palestina di Gaza yang bisa menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau sebagian”.

    Ditegaskan juga oleh ICJ dalam putusannya bahwa Israel harus “menjaga perlintasan perbatasan Rafah tetap terbuka untuk penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan tanpa hambatan”.

    “Pengadilan mendapati sangat meresahkan karena banyak sandera yang masih ditahan dan menegaskan kembali seruan agar mereka segera dibebaskan tanpa syarat,” tegas ICJ dalam putusannya.

    Perang yang berkecamuk di Jalur Gaza selama tujuh bulan terakhir dipicu oleh serangan Hamas terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Dilaporkan otoritas Tel Aviv bahwa serangan Hamas itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

    Lebih dari 250 orang lainnya, menurut otoritas Israel, diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Dengan puluhan orang dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata singkat pada November tahun lalu, Tel Aviv meyakini sekitar 121 sandera masih berada di Jalur Gaza, termasuk 37 orang yang diyakini tewas.

    Sementara itu, rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas dilaporkan telah menewaskan lebih dari 35.800 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak.

    Dalam tanggapan terhadap putusan ICJ, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyerukan Israel untuk mematuhi perintah tersebut segera. Sedangkan Hamas memuji ICJ atas putusannya memerintahkan Tel Aviv menghentikan serangan di Rafah, namun menyesalkan putusan itu hanya berlaku untuk Rafah dan bukan untuk seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Presiden Palestina Sebut Hamas Beri Israel Dalih untuk Serang Gaza

    Presiden Palestina Sebut Hamas Beri Israel Dalih untuk Serang Gaza

    Jakarta

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa kelompok Hamas telah memberi Israel dalih untuk melancarkan perang di Gaza dengan serangannya pada 7 Oktober tahun lalu.

    “Operasi militer yang dilakukan Hamas melalui keputusan sepihak pada hari itu, 7 Oktober, memberi Israel lebih banyak dalih dan pembenaran untuk menyerang Jalur Gaza,” kata Abbas dalam pertemuan KTT Liga Arab di Bahrain, seperti dilansir media Al Arabiya, Jumat (17/5/2024).

    KTT Liga Arab ke-33 digelar pada Kamis (16/5) waktu setempat di ibu kota Bahrain, Manama. Di sana, para pemimpin Arab berkumpul dalam pertemuan yang didominasi oleh isu perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza.

    Dalam pidatonya di KTT tersebut, Abbas juga mengatakan bahwa pemerintah Palestina belum menerima dukungan finansial yang diharapkan dari mitra internasional dan regional.

    “Sekarang menjadi penting untuk mengaktifkan jaring pengaman Arab, untuk meningkatkan ketahanan rakyat kami dan memungkinkan pemerintah melaksanakan tugasnya,” kata Abbas.

    Pendanaan untuk Otoritas Palestina, badan yang menjalankan pemerintahan terbatas di Tepi Barat, sangat dibatasi oleh perselisihan mengenai transfer pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel atas nama Palestina.

    Pendanaan dari donor internasional juga berkurang, turun dari 30 persen dari anggaran tahunan sebesar US$6 miliar menjadi sekitar 1 persen, kata mantan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini