kab/kota: Serang

  • Banjir Jabodetabek Belum Surut, Sejumlah Wilayah Masih Tergenang

    Banjir Jabodetabek Belum Surut, Sejumlah Wilayah Masih Tergenang

    Bisnis.com, JAKARTA – Bencana banjir yang mengepung sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (4/3/2025) belum seluruhnya surut.

    Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mencatat hingga Selasa malam, sejumlah titik di Jabodetabek terpantau masih belum surut. 

    Untuk wilayah Kabupaten Bekasi hingga Selasa (4/3/2025), pukul 19.00 WIB, banjir di beberapa titik belum surut. Tercatat sebanyak 18 desa di 10 kecamatan yang terdampak banjir. 

    Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Bojongmangu, Cikarang Utara, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Cibitung, Cibarusah, Serang Baru, Setu, Tambun Utara dan Tambun Selatan. 

    Sebanyak 13.704 KK atau 51.320 jiwa di sejumlah kecamatan tersebut terdampak banjir. BPBD masih terus melakukan pendataan di lapangan. 

    Sementara itu, di wilayah Kota Bekasi, banjir menggenangi 25 kelurahan di 12 kecamatan. Masyarakat terdampak sebanyak 18.738 KK (61.233 jiwa). Bencana ini mengakibatkan 47 KK atau 360 jiwa dari Kecamatan Bekasi Utara mengungsi sementara waktu ke musola Jumiatur Khair.  

    Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status kedaruratan menyikapi bencana hidrometeorologi di wilayahnya. 

    Sementara itu, banjir di wilayah Jakarta genangan masih terjadi di beberapa kelurahan, seperti di Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Total warga terdampak sebanyak 770 KK atau 2.098 jiwa, sedangkan data warga mengungsi sejumlah 313 KK atau sebanyak 1.236 jiwa. 

    BNPB juga memonitor banjir yang terjadi di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Banjir melanda 7 desa pada 7 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Sebanyak 1.373 KK atau 4.157 jiwa terdampak bencana ini.

    Petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dampak di lapangan, sedangkan di Tangerang Selatan, 1.870 KK terdampak di 5 kecamatan. Hingga Selasa (4/3/2025), sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan genangan belum surut. 

    Di wilayah Kota Depok, banjir menyasar pada 15 kelurahan di 8 kecamatan. Kondisi terakhir terpantau genangan air di sebagian besar wilayah sudah surut. Genangan masih terlihat di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Pancoran Mas, dengan tinggi muka air 30 – 40 cm.

    Bencana banjir di wilayah itu berdampak pada 603 KK atau 398 jiwa.  Di samping itu, tercatat kerugian material dengan kategori terdampak pada rumah 86 unit, fasilitas pendidikan 1, fasilitas ibadah 1 dan jaringan pipa gas 1 titik. 

    Pemerintah Gelar Modifikasi Cuaca

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan pemerintah terus berupaya mengatasi banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dengan berbagai langkah darurat.

    Dia menyatakan bahwa selain upaya evakuasi dan penyelamatan warga terdampak, pemerintah juga memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di kawasan tersebut.  

    “Iya tadi pagi saya bersama Kepala BNPB sudah menggelar rapat koordinasi, yang hadir ada perwakilan dari Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Basarnas, dan BMKG. Saat ini fokus utama kita adalah penyelamatan masyarakat. Oleh karena itu, evakuasi sudah dikerahkan, kita sudah koordinasi soal lokasi mana yang butuh bantuan dan pengungsian,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/3/2025).  

    Selain menangani dampak langsung banjir, kata Pratikno pemerintah juga meningkatkan operasi modifikasi cuaca guna mengurangi intensitas hujan, terutama yang berasal dari wilayah hulu.

    “Karena ini banjir ini masalahnya juga ada dikiriman dari hulu dari hulu, juga di hilirnya sendiri juga hujan terus ya di daerah kawasan Jabodetabek. makanya ini harus dikurangi curah hujan, curah hujannya dikurangi,” imbuhnya.  

    Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, operasi modifikasi cuaca (OMC) akan berlangsung menyesuaikan dengan prediksi cuaca yang telah ditetapkan.

    BNPB bersama dengan instansi terkait yang melakukan OMC ini berharap dapat mengalihkan potensi hujan di wilayah Jabodetabek yang terdampak banjir ke area yang lebih aman. Di samping itu, OMC ini diharapkan dapat untuk menurunkan intensitas hujan dan dampak bencana yang lebih besar. 

    “Saat ini kita mulai dari tanggal 4 sampai 8 Maret mengingat prediksi curah hujan masih cukup tinggi,” ujar Suharyanto.

  • Simak Lagi detikcom Leaders Forum ‘Skincare Aman, Wajah Glowing Tanpa Drama’ di Sini

    Simak Lagi detikcom Leaders Forum ‘Skincare Aman, Wajah Glowing Tanpa Drama’ di Sini

    Jakarta – Tren review kosmetik dan skincare oleh influencer sempat jadi kontroversi, karena berujung saling serang. Pada akhirnya, konsumen jadi bingung informasi mana yang bisa dipercaya.

    Di sisi lain, peredaran atau penjualan kosmetik ilegal dengan kandungan bahan berbahaya juga masih kerap ditemukan. Termasuk juga skincare ‘etiket biru’, yang seharusnya hanya bisa dibuat dan dijual dengan resep dari dokter.

    Belum lagi, masalah pelabelan dan klaim yang berlebih, tidak sesuai dengan indikasi yang sebenarnya. Lagi-lagi, konsumen yang akhirnya jadi korban.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI gerah dengan fenomena ini. Deputi 2 Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI, apt Mohamad Kashuri, S.Si, M.Farm, mengimbau konsumen perlu mencari tahu informasi suatu produk dari sumber yang terpercaya.

    “Pastikan juga produk terdaftar di BPOM dan dibeli melalui official store. Agar apa? Agar konsumen bisa klaim bila mendapat kerugian yang diterima,” kata Kashuri dalam detikcom Leaders Forum ‘Skincare Aman, Wajah Glowing Tanpa Drama’, Rabu (26/3/2028).

    Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Pusat, Dr dr Hanny Nilasari, SpDVE, menyarankan review kosmetik dan publikasi hasil temuannya disampaikan oleh otoritas yang berwenang. Tujuannya untuk menghindari conflict of interest.

    “Dalam aturan yang terkait dengan influencer yang bisa me-review brand-brand, itu semestinya memang dari institusi atau organisasi yang terakreditasi, bukan perseorangan,” bebernya.

    Tidak sempat menyimak tayangan live-nya? Jangan khawatir, re-run program ini bisa disimak di channel TikTok dan Instagram @detikcom pada Rabu 5 Maret 2025 pukul 13.00 WIB. Jangan lewatkan!

    (up/up)

  • Warga Jatiasih Bekasi yang Terpeleset dan Hanyut Terbawa Arus Banjir Belum Ditemukan – Halaman all

    Warga Jatiasih Bekasi yang Terpeleset dan Hanyut Terbawa Arus Banjir Belum Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JATIASIH – A (46), warga Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi dikabarkan hilang terseret arus banjir, Selasa (4/3/2025). 

    Hingga pukul 14.00 WIB kemarin, korban belum ditemukan dan masih dalam pencarian.

    Camat Jatiasih, Ashari, mengatakan, korban hanyut terseret arus banjir ketika hendak membersihkan sampah bambu di Bendungan Koja Jatiasih.

    Korban kemudian terpeleset dan hanyut terbawa arus banjir yang berasal dari Sungai Cikeas yang saat itu mengalir cukup deras.

    “Informasi dari warga, sekitar pukul 06.00 WIB ada seorang warga yang sedang membersihkan sampah di Bendungan Koja, tetapi ia terpeleset dan terseret arus banjir,” kata Ashari saat meninjau banjir di Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Selasa (4/3/2025).

    Ashari menjelaskan saat kejadian ada saksi yang berupaya menolong korban, namun derasnya arus membuat penyelamatan belum berhasil. 

    “Saksi di lokasi sempat mencoba menyelamatkan korban, tetapi arus sangat deras, sehingga korban belum ditemukan,” jelasnya.

    Ashari mengungkapkan laporan terkait korban banjir yang hilang terseret arus banjir hanya satu orang.

    Lalu untuk korban sakit, luka-luka maupun meninggal dunia belum ada.

    “Sementara ini belum ada laporan korban lainnya,” ujarnya.

    Banjir 1,5 Meter Terjang 7 Kecamatan

    Sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terendam banjir usai diguyur hujan deras pada Selasa (4/3/2025).

    Banjir menggenangi wilayah permukiman warga, jalan raya utama, jalan permukiman hingga jalan kawasan industri.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi mengatakan, banjir merendam tujuh kecamatan dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 150 centimeter.

    Titik-titik banjir tersebar di Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, Tambun Utara, Bojongmangu,” kata dia.

    KAWASAN STASIUN BEKASI BANJIR – Tak hanya mengganggu aktivitas warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas di Stasiun Bekasi pada Selasa(4/3/2025) salah satunya genset yang berfungsi sebagai sumber listrik cadangan stasiun. Akibatnya, sejak pukul 14.00, perangkat tap in di gerbang masuk stasiun dimatikan. Penumpang yang hendak menggunakan KRL pun terpaksa naik tanpa tap in. (Tribunnews/Gabriela Irvine Dharma)

    “Data sementara kami ada tujuh kecamatan terdampak, dan tim sudah ke lapangan kerahkan perahu karet dan bantuan,” katanya, Selasa (4/3/2025).

    Ia menuturkan, lokasi terdampak banjir rata-rata di dekat aliran sungai. Seperti sungai Cibeet, Citarum, Cipamingkis hingga Kali Bekasi.

    Sejumlah warga harus dievakuasi karena air sudah memasuki rumah mereka. 

    Beberapa ruas jalan utama juga tergenang, sehingga kendaraan kesulitan melintas.

    BPBD Kabupaten Bekasi bersama tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan saat ini tengah melakukan evakuasi warga, terutama di wilayah yang terdampak cukup parah seperti Kecamatan Serang Baru dan Cibarusah.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan di lokasi-lokasi terdampak dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan,” ujar Dodi Supriadi.

    Hingga saat ini, cuaca di Kabupaten Bekasi masih berpotensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

    BPBD Kabupaten Bekasi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang berada di daerah rawan banjir.

    Bagi warga yang masih bertahan di rumah masing-masing agar lebih baik mengungsi ke tempat aman.

    “Evakuasi segera tempat yang lebih tinggi, jangan memaksakan bertahan di rumah,” katanya.

    Sumber : (TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra/m37)

  • Kisah Nenek Tarmiyati Hobi Fotografi Hingga Viral di Media Sosial – Halaman all

    Kisah Nenek Tarmiyati Hobi Fotografi Hingga Viral di Media Sosial – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tarmiyati, nenek berusia 90 tahun asal Serang, Banten ini sempat viral di media sosial. 

    Pada usianya yang tak lagi muda masih terlihat sibuk memotret tamu-tamu yang hadir dalam sebuah pesta pernikahan.

    Aksinya makin menarik perhatian netizen, karena ia menggunakan kamera manual keluaran tahun 2014. 

    Kamera manual berlensa panjang tersebut kontras dengan kondisi tubuhnya yang ringkih termakan usia.

    Warga Instagram yang kagum atas aksi Tarmiyati itu langsung meminta kepada pemilik akun yang mengunggah video tersebut, @Ferdiansyah_twin untuk memperlihatkan hasil foto nenek Tarmiyati. 

    Mereka penasaran dengan hasil foto dari tangan tua Tarmiyati, yang tampak keberatan menopang kamera yang biasa dimiliki para fotografer profesional itu. Apakah obyek fotonya terlihat miring-miring, atau tidak fokus.

    Ternyata hasil fotonya tidak terlalu mengecewakan. Wajah orang-orang yang difotonya terlihat manis dalam frame. Hanya satu kekurangannya, semua hasil fotonya tidak terlihat tajam dan agak gelap.

    Pemilik akun @Febriansyah_twin pun penasaran dengan kisah hidup nenek Tarmiyati dan hobi fotografi.

    Kenapa menggunakan DSLR, bukannya kamera otomatis yang tentu saja lebih ringan di tangan.

    Setelah menyambangi kediaman nenek Tarmiyati, terungkap kamera Nikon tersebut memang sudah menjadi pegangannya sejak 10 tahun lalu. Ia kerap bereksperimen dengan beragam obyek, namun lebih banyak memotret orang.

    “Saya suka fotografi sejak duduk di bangku sekolah SMP. Jadi bukan yang tiba-tiba,” tutur nenek Tarmiyati kepada pemilik akun @Febriansyah_twin sambil memperlihatkan album foto hasil bidikannya.

    Orangtuanya sangat mendukung hobinya, hingga akhirnya bisa menenteng kamera SLR merek Nikon tersebut.

    “Saya motret cuma hobi, bukan buat cari uang. Tanya tetangga saya, setiap motret di acara pernikahan tidak pernah minta uang,” kata Tarmiyati.

    Ia mengaku tidak tahu jika hasil fotonya buram, karena lensa kameranya yang terlihat baret dan kusam. Padahal, ia sering membersihkan lensanya dengan lap bersih. 

    “Saya pikir karena tidak pakai blitz, hasil fotonya agak buram. Ternyata karena lensanya yang kotor ya,” tuturnya.

    Kisah nenek Tarmiyati lalu menarik perhatian pemilik toko kamera DOSS Megastore yang baru buka cabang di Ratu Plaza, Senayan Jakarta, Tahir Matulatan. 

    Dirinya mengundang pemilik akun @Febriansyah_twin dan nenek Tarmiyati untuk datang ke toko dengan membawa kamera Nikon jadulnya.

    Tak hanya didengarkan kisahnya, Tarmiyati juga mendapat hadiah kejutan dari bos DOSS Megastore. 

    Selain diundang ke Jakarta, ia mendapat pengganti lensa kamera baru, guna mendukung hobi nenek yang sudah bercucu dan bercicit tersebut.

    “Tidak menyangka studio DOSS Megastore sebesar ini, luasnya seperti lapangan bola,” kata nenek Tarmi sambil tertawa bahagia.

    Ia ingin menjalankan hobinya hingga tubuhnya tidak mampu memegang kamera. Karena ada kebahagiaan setiap melihat hasil fotonya, meski katanya hasilnya biasa-biasa saja. 

    “Cuma foto muka orang-orang. Tapi senang saja melihatnya,” kata Tarmiyati sambil tersenyum lebar.

    Pemilik DOSS Megastore, Tahir Matulatan mengatakan, pihaknya mengundang nenek Tarmiyati ke Jakarta dan memberi hadiah lensa baru karena senang melihat orang yang sudah berusia lanjut masih ‘passion’ dengan hobinya.

    “Tak seperti lansia usia 90 tahun, nenek Tarmi ini terlihat masih lincah dan gesit. 

    Dirinya juga banyak bertanya soal kamera, lensa, pencahayaan maupun teknik fotografi dengan penuh semangat,” ujarnya.

    Tahir berharap kisah nenek Tarmiyati dapat menginspirasi kaum muda yang baru memulai hobi fotografinya agar terus semangat dan tidak pernah lelah belajar.

  • Dipersidangan Kasus Korupsi Smart City Kota Bandung Yana Mulyana dan Ema Sumarna Saling Serang!

    Dipersidangan Kasus Korupsi Smart City Kota Bandung Yana Mulyana dan Ema Sumarna Saling Serang!

    JABAR EKSPRES – Terpidana Mantan wali Kota Bandung Yana Mulyana dihadirkan sebagai Saksi kasus Korupsi Smart City yang melibatkan terdakwa Mantan Sekda Ema Sumarna.

    Dalam persidangan, Jaksa Penuntu Umum (JPU) KPK langsung memberondong Yana Mulyana dengan sejumlah pertanyaan mengenai spak terjang Ema Sumarna dalam mengelola anggaran di Pemerintaha Kota Bandung.

    BACA JUGA: Mantan Ketua DPRD Kota Bandung Mengaku Terima Fee Proyek, Tapi Sudah Dikembalikan

    JPU KPK yang dipimpin oleh Tito Jaelani menanyakan kepada Yana Mulyana yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terkait adanya pengaturan anggaran yang dilakukan Ema Sumarna selaku ketua TAPD.

    Yana menyebutkan bahwa Ema Sumarna adalah orang yang mengatur pembagian anggaran untuk setiap Dinas. Pernyataan tersebut diakui Yana didapatkan dari para kepala dinas.

    “Itu yang saya dengar dari beberapa kadis-kadis (kepala dinas) yang lapor,” ucap Yana dalam persidangan

    BACA JUGA: Ini Dia, Asal-usul Anggaran Proyek Smart City Kota Bandung yang Dikorupsi!

    Tak puas dengan hasil jawaban itu, JPU KPK kemudian menanyakan mengenai adalah setoran dari tiap kadis untuk Ema Sumarna. Sebab, dalam BAP disebutkan harus ada setoran kepada Ema.

    Mendapat pertanyaan tersebut Yana mengakui kemungkinan setoran itu ada dari tiap kadis. Sebab, kedudukan Ema sebagai Ketua TAPD yang mengatur anggaran untuk dinas-dinas.

    “Iya karena tadi, pak Ema Sumarna itu kan sebagai ketua TAPD. Dan penganggaran di semua dinas itu, tentu pengaruh pak Ema selalu ketua TAPD ada disitu,” ujarnya.

    BACA JUGA: Fakta Kesaksian Aliran Dana ke DPRD Kota Bandung Terus Diusut

    Mendengar jawaban dari Yana Mulyana, Ema Sumarna langsung meminta izin kepada majelis hakim untuk menyatakan keberatan atas pernyataan tersebut.

    Dalam tanggapannya Ema mengaku, sebagai Wali Kota Yana Mulyana tidak memahami undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.

    Ema mengaku keberatan dengan tuduhan bahwa sekda merupakan orang yang mengatur pembagian kuota anggaran untuk setiap Dinas. Sebab pembagian anggaran sudah ditentukan besaran pagunya sesuai dengan aturan.

    BACA JUGA: Begini Kelakuan Dishub Kota Bandung Minta Jatah Fee Proyek Sampai Rp 1,2 Miliar!

  • Detik-detik Air Banjir Masuk ke Mega Mall Bekasi, Pedagang Berlarian

    Detik-detik Air Banjir Masuk ke Mega Mall Bekasi, Pedagang Berlarian

    Bisnis.com, JAKARTA — Derasnya air banjir memasuki Mega Mall Bekasi, Jawa Barat, hari ini, Selasa (4/3/2025). Banjir pun menggenangi lantai dasar pusat perbelanjaan itu. 

    Berdasarkan penggalan video yang diterima Bisnis, para pedagang di sejumlah kios di lantai dasar Mega Mall Bekasi sempat berlarian saat air banjir secara deras mulai memasuki mal melalui pintu samping.  

    Dalam video berdurasi sekitar 30 detik itu, barang dagangan seperti baju, aksesoris hingga perangkat elektronik terlihat hanyut dibawa derasnya air banjir yang masuk dari luar mal.  

    Beberapa pedagang terlihat masih berusaha untuk menyelamatkan barang dagangannya. Namun, beberapa orang pada video mengajak untuk seluruh perdagang naik ke lantai lebih tinggi dan menyelamatkan diri terlebih dahulu.

    “Naik, naik, woy!,” ujar seseorang yang berada di lokasi saat genangan air naik dengan cepat, dikutip dari video tersebut. 

    Air pun terlihat dengan cepat naik dan turut merendam bagian bawa eskalator. Tidak sedikit dari pedagang yang tak memiliki pilihan selain menyelamatkan diri terlebih dahulu. 

    Sejak siang hari ini, video yang memperlihatkan kondisi banjir di pusat perbelanjaan itu turut berseliweran di media sosial. Akun X @txtdrbekasi misalnya yang mengunggah video situasi lantai dasar tersebut yang sudah tergenang air banjir. 

    Barang dagangan berbentuk pakaian yang masih digantung utamanya terlihat paling banyak yang terendam banjir.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi menyebut hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin (3/5/2025) malam menyebabkan banjir di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. 

    BPBD Kota Bekasi mencatat sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir, antara lain Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

    Sebanyak 140 unit rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 300 sentimeter. BPBD Kota Bekasi mendistribusikan bantuan logistik dan mengerahkan sejumlah perahu karet untuk evakuasi warga terdampak. Selain itu, PLN Kota Bekasi memadamkan listrik di beberapa wilayah terdampak untuk mencegah adanya korban yang terkena aliran listrik ketika banjir.

    Sementara itu, di Kabupaten Bekasi, hujan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu menyebabkan banjir di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.

    BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan ketinggian air mencapai 150 sentimeter merendam 15 unit rumah. Berdasarkan pemantauan visual di lapangan, hingga Selasa (4/3) pagi banjir masih menggenangi sejumlah wilayah. BPBD dan tim gabungan melakukan evakuasi warga terdampak menggunakan perahu karet.

    Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa pemerintah pusat melalui BNPB mendukung kebutuhan pemerintah daerah dan masyarakat terdampak pada masa tanggap darurat banjir di daerah Jabodetabek.

    “Kita akan kerahkan personel ke masing-masing daerah terdampak dan peralatan sesuai kebutuhan di lapangan,” tutur Suharyanto pada Konferensi Pers Penanganan Banjir di Wilayah Jabodetabek, Selasa (4/3).

    BNPB mengimbau untuk pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman dan mempersiapkan kebutuhan dasar yang diperlukan serta mengikuti instruksi petugas berwenang.

  • Banjir Rendam 7 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, BPBD Imbau Warga Mengungsi, Jangan Bertahan di Rumah – Halaman all

    Banjir Rendam 7 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, BPBD Imbau Warga Mengungsi, Jangan Bertahan di Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Banjir di Bekasi, Jawa Barat, semakin parah pada Selasa (4/3/2025).

    Sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Bekasi terendam banjir usai diguyur hujan deras.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, mengatakan banjir merendam tujuh kecamatan dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 150 sentimeter.

    Titik-titik banjir tersebar di Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung, Tambun Utara, dan Bojongmangu.

    “Data sementara kami ada tujuh kecamatan terdampak, dan tim sudah ke lapangan kerahkan perahu karet dan bantuan,” ungkapnya, Selasa, dilansir TribunBekasi.com.

    BPBD Kabupaten Bekasi bersama tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan tengah melakukan evakuasi warga, terutama di wilayah yang terdampak cukup parah seperti Kecamatan Serang Baru dan Cibarusah.

    “Kami masih terus melakukan pemantauan di lokasi-lokasi terdampak dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan,” kata Dodi Supriadi.

    Hingga saat ini, cuaca di Kabupaten Bekasi masih berpotensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

    Sehingga, BPBD Kabupaten Bekasi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang berada di daerah rawan banjir.

    Bagi warga yang masih bertahan di rumah masing-masing, diimbau untuk mengungsi ke tempat aman.

    “Evakuasi segera tempat yang lebih tinggi, jangan memaksakan bertahan di rumah,” jelas Dodi.

    11 RW di Kecamatan Jatiasih Terendam Banjir

    Sementara itu, sejumlah wilayah di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, juga terendam banjir pada hari Selasa.

    Camat Jatiasih, Ashari, mengatakan banjir di wilayah Jatiasih disebabkan hujan deras disertai air kiriman dari wilayah Bogor, Jawa Barat.

    Total ada 11 RW di Kecamatan Jatiasih yang terendam banjir, yakni di kawasan Pondok Gede Permai (PGP), Villa Jatirasa RW 11 dan RW 12, Pondok Mitra Lestari, serta Kemang IFI.

    “Pertama di Pondok Gede Permai itu ada tiga sampai empat RW, kemudian di Villa Jatirasa RW 11 dan RW 12, lalu Pondok Mitra Lestari, serta Kemang IPI,” ungkap Ashari, Selasa, dikutip dari TribunBekasi.com.

    Saat ini, pihak Kecamatan Jatiasih berupaya mengevakuasi warga yang terdampak banjir.

    Evakuasi korban banjir diprioritaskan untuk anak-anak, ibu hamil, dan lansia.

    “Untuk wilayah Jatirasa, kami sudah lakukan evakuasi terhadap satu keluarga yang terdiri dari ibu hamil dan anak-anak, serta beberapa lansia, mungkin lebih dari 10 orang sudah dievakuasi,” kata Ashari.

    Banjir di Kota Bekasi Parah

    Satu di antara titik terparah banjir di Kota Bekasi yakni Jalan Cipendawa Baru Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu.

    Jalan utama ini terputus karena terendam banjir pada Selasa pagi.

    Seorang warga, Krisdayadi (37), mengatakan akses jalan tersebut menghubungkan jalan dari Rawalumbu, Bojong Menteng menuju ke Pondok Gede, Jatiasih, Pekayon dan sebaliknya.

    “Ya jalan di Cipendawa ini terputus karena tidak bisa dilalui serta memang berdekatan dengan kali Bekasi jadi arusnya sangat kencang dan sangat membahayakan bagi para pengguna jalan,” kata Krisdayadi di lokasi, Selasa, masih dari TribunBekasi.com.

    MOTOR TERENDAM – Sejumlah sepeda motor di depan Stasiun Bekasi, Jawa Barat pada Selasa(4/3/2025) terendam air akibat banjir yang melanda Bekasi dan sekitarnya. (Tribunnews/Gabriela Irvine Dharma)

    Sepanjang jalan yang terputus itu terendam banjir dengan ketinggian 60-120 sentimeter.

    “Itu ketinggian paling dalam lebih kurang satu meter lebih ya karena satu sepinggang orang dewasa,” ungkapnya.

    Ia mengatakan, puncak ketinggian banjir di lokasi terjadi sekira pukul 03.30 WIB, dan saat itu warga langsung melakukan inisiatif evakuasi ke tempat dataran lebih tinggi.

    “Debit air itu mulai tinggi dan diketahui oleh warga masyarakat itu mulai sekira pukul 03.30 WIB dan warga sudah mulai bersiap-siap karena air sudah mulai naik ke pemukiman warga,” paparnya.

    Warga lain bernama Firman (28) mengaku tidak dapat bekerja ke kantor karena akses jalan tertutup.

    Ia juga sempat terkejut karena baru pertama melihat akses jalan itu tertutup karena banjir.

    Sebab, pada tahun 2020 yang dinilainya menjadi banjir terparah tidak sampai seperti ini.

    “Ini lebih parah, kalau 2020 itu masih bisa lewat, sekarang udah benar-benar ditutup,” imbuh Firman.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Banjir 1,5 Meter Melanda 7 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, BPBD Imbau Warga Jangan Bertahan di Rumah

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunBekasi.com/Muhammad Azzam/Rendy Rutama)

    Berita lain terkait Banjir di Jabodetabek

  • Banjir Terjang Mega Bekasi, Pengunjung Berlarian ke Eskalator

    Banjir Terjang Mega Bekasi, Pengunjung Berlarian ke Eskalator

    Bisnis.com, JAKARTA — Banjir menerjang sejumlah titik di wilayah Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (4/3/2025). Tidak hanya perumahan yang terdampak, air banjir juga menerjang ke pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hypermall. 

    Mengutip unggahan X @txtdrbekasi pada Selasa (4/3/2025), terlihat lantai bawah Mega Bekasi Hypermall terendam banjir dengan air berwarna coklat pekat.

    Air banjir itu terus mengalir hingga barang seperti kursi dan sejumlah boks ikut terbawa arus. Di tempat itu pula terlihat masih ada banyak barang jualan yang ikut terendam. Ada yang ditutup dengan terpal, ada juga yang tidak.

    Menilik dari video tersebut, terlihat seseorang berjalan menerjang banjir dan ketinggiannya hampir selutut pria dewasa. Banyak juga orang-orang yang bergegas membawa barang-barang untuk ke atas dan menggunakan eskalator yang mati.

    Per 13:58 WIB, unggahan tersebut telah dikomentari oleh 461 orang dan disukai oleh sekitar 8.300 orang. Banyak dari netizen yang tekejut dengan bencana itu.

    “Air bisa masuk mall? Lha trus nasib basemennya gmn?” tulis akun @Cho*****

    “Ya Allah gak expect sampai masuk mega bekasi, berarti parah banget,” tutur akun @ngega*****

    “Seriusan ini dalem mall mega bekasi? Ya Allah smg dilindungi semuanya,” tulis akun @pusp*****

    Berdasarkan data sementara yang dihimpun tim BNPB, banjir tersebut mengenangi tujuh kecamatan di Kota Bekasi mulai dari Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

    Banjir juga merendam enam kecamatan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai dari Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.

    “Banjir terjadi disebabkan hujan yang deras dan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu,” kata dia dilansir dari Antara, Selasa (4/3/2025). 

    Dia mengungkapkan bahwa di Kota Bekasi sedikitnya ada 140 unit rumah warga yang terendam dengan ketinggian air mencapai tiga meter.

    Sementara itu ada sebanyak 15 unit rumah yang digenangi banjir ketinggian air mencapai 150 centimeter di Kabupaten Bekasi.

    “BNPB memastikan tim petugas gabungan mengerahkan banyak perahu karet untuk evakuasi korban banjir di Bekasi,” ucapnya. 

    Pemadaman jaringan listrik masih harus dilakukan PLN Kota Bekasi demi keselamatan selama proses evakuasi karena kondisi banjir di sejumlah kawasan masih tinggi. 

  • Alert! BPBD Sebut Ketinggian Air Banjir di Bekasi Capai 3 Meter

    Alert! BPBD Sebut Ketinggian Air Banjir di Bekasi Capai 3 Meter

    Bisnis.com, JAKARTA – Daerah terdampak banjir di Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (4/3/2025) meluas dengan ketinggian air mencapai tiga meter.

    Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa untuk jumlah warga terdampak masih dalam proses pendataan oleh tim petugas gabungan yang sekarang masih melangsungkan upaya evakuasi di lapangan.

    Berdasarkan data sementara yang dihimpun tim BNPB, banjir tersebut mengenangi tujuh kecamatan di Kota Bekasi mulai dari Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

    Banjir juga merendam enam kecamatan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai dari Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.

    “Banjir terjadi disebabkan hujan yang deras dan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu,” kata dia dilansir dari Antara, Selasa (4/3/2025). 

    Dia mengungkapkan bahwa di Kota Bekasi sedikitnya ada 140 unit rumah warga yang terendam dengan ketinggian air mencapai tiga meter.

    Sementara itu ada sebanyak 15 unit rumah yang digenangi banjir ketinggian air mencapai 150 centimeter di Kabupaten Bekasi.

    “BNPB memastikan tim petugas gabungan mengerahkan banyak perahu karet untuk evakuasi korban banjir di Bekasi,” ucapnya. 

    Pemadaman jaringan listrik masih harus dilakukan PLN Kota Bekasi demi keselamatan selama proses evakuasi karena kondisi banjir di sejumlah kawasan masih tinggi. 

  • Penampakan dari Udara Kota Bekasi yang Lumpuh Karena Banjir – Page 3

    Penampakan dari Udara Kota Bekasi yang Lumpuh Karena Banjir – Page 3

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir, antara lain Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.

    Sebanyak 140 unit rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 300 sentimeter. BPBD Kota Bekasi mendistribusikan bantuan logistik dan mengerahkan sejumlah perahu karet untuk evakuasi warga terdampak. Selain itu, PLN Kota Bekasi memadamkan listrik di beberapa wilayah terdampak untuk mencegah adanya korban yang terkena aliran listrik ketika banjir.

    Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, BNPB mendukung kebutuhan pemerintah daerah dan masyarakat terdampak pada masa tanggap darurat banjir di daerah Jabodetabek.

    “Kita akan kerahkan personel ke masing-masing daerah terdampak dan peralatan sesuai kebutuhan di lapangan,” tutur Suharyanto pada Konferensi Pers Penanganan Banjir di Wilayah Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

    Untuk banjir Kabupaten Bekasi, BNPB menyebut hujan disertai kiriman air dari sungai di bagian hulu menyebabkan banjir di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.