Besok, Ribuan Warga Baduy Jalan Kaki ke Rangkasbitung untuk Laksanakan Seba
Tim Redaksi
LEBAK, KOMPAS.com
– Ribuan warga
Baduy
dari pedalaman Kabupaten
Lebak
, Banten, akan turun ke
Rangkasbitung
untuk melaksanakan ritual tahunan
Seba
Baduy pada Jumat (2/5/2025).
Tradisi ini menjadi bentuk ungkapan syukur atas hasil panen selama setahun penuh.
Seba Baduy digelar setelah
warga Baduy
menjalani ritual Kawalu—puasa dan penyucian diri selama tiga bulan.
Dalam rangkaian Seba, warga Baduy berjalan kaki sejauh sekitar 50 kilometer dari Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, menuju Pendopo Bupati Lebak di Rangkasbitung.
Kepala Desa Kanekes, Oom, menyebutkan bahwa tahun ini jumlah peserta Seba merupakan yang terbanyak sejak pandemi COVID-19.
“Total peserta semuanya 1.753 orang, terdiri dari Baduy Dalam dan Baduy Luar,” kata Oom saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (1/5/2025).
Dari total tersebut, 70 orang berasal dari Baduy Dalam, dan 1.683 dari Baduy Luar.
Rangkaian Seba Baduy akan dimulai pada Jumat pagi di Desa Kanekes, saat rombongan Baduy Dalam mulai melakukan perjalanan kaki menuju Rangkasbitung.
Seluruh rombongan diperkirakan tiba di Alun-alun Rangkasbitung sekitar pukul 15.00 WIB. Prosesi puncak ritual akan dilangsungkan malam harinya, pukul 20.00 WIB, di Pendopo Bupati Lebak.
Tak hanya sampai di Rangkasbitung, rombongan juga dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Kota Serang pada Sabtu (3/5/2025) untuk melanjutkan prosesi adat.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak, Imam Rismahayadin, mengatakan bahwa penyelenggaraan Seba Baduy 2025 juga dikemas sebagai bagian dari promosi pariwisata dan budaya daerah.
Tahun ini, Seba Baduy masuk dalam jajaran Karisma Event Nusantara (KEN) yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Melalui acara ini, diharapkan masyarakat luas dapat lebih mengenal dan menghargai kearifan lokal serta filosofi hidup masyarakat Baduy yang selaras dengan alam,” ujar Imam.
Dengan tema “Ngajaga Tradisi, Ngaraksa Harmoni Pikeun Indonesia Maju”, acara Seba Baduy 2025 akan dimeriahkan oleh berbagai agenda pendukung seperti pameran ekonomi kreatif, pertunjukan wayang golek, talkshow budaya, dan pagelaran musik.
Sejumlah Duta Besar negara tetangga juga dijadwalkan hadir untuk menyaksikan prosesi tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Serang
-
/data/photo/2025/05/01/6812d3f6eb495.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Besok, Ribuan Warga Baduy Jalan Kaki ke Rangkasbitung untuk Laksanakan Seba Regional 1 Mei 2025
-

Ada Apa di Kemang? Viral Sekelompok Pria Lari-Lari Bawa Senjata Api Laras Panjang
PIKIRAN RAKYAT – Viral sebuah video sekelompok pria berlari-lari memegang senjata api laras panjang diduga di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu, 30 April 2025.
Dalam video terlihat mereka provokatif dan memicu kepanikan, lalu terjadi bentrokan dengan kelompok lain, meninggalkan pertanyaan besar mengenai motif dan asal-usul kejadian ini.
Rekaman video yang beredar luas memperlihatkan setidaknya empat orang pria mengeluarkan senjata laras panjang dari bagian belakang sebuah mobil berwarna kuning yang terparkir di pinggir Jalan Kemang Raya.
Kemudian mereka mengacungkan senjata tersebut ke arah depan, memicu ketegangan yang tak terhindarkan. Dalam video yang sama, terdengar beberapa kali suara letusan yang diduga kuat berasal dari senjata api tersebut, menambah kengerian suasana.
Dari arah yang berlawanan, terlihat sekelompok orang yang merespons tindakan provokatif tersebut dengan melemparkan batu ke arah pria-pria bersenjata.
Aksi saling serang ini dengan cepat berkembang menjadi bentrokan fisik di tengah jalan, mengganggu aktivitas warga dan pengguna jalan di kawasan yang dikenal dengan deretan kafe, restoran, dan butik mewah ini.
Kejadian ini juga mendapatkan respon dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Ia juga mengunggah ulang video serupa melalui akun Instagram pribadinya.
Dalam keterangannya, Sahroni mengungkapkan keterkejutannya dan mempertanyakan asal-usul serta tujuan dari kelompok bersenjata tersebut.
“ini dimana yah !!! kok bawa senjata dugaa nya,” tulisnya dalam unggahan tersebut.
hati hati yg lewat kemang, sedang ada perebutan lahan sampe perang fisik???????? pic.twitter.com/NfIgEqKFew— TXT DARI JAKARTA (@txtdrjkt) April 30, 2025 Dugaan Kronologi Sementara
Informasi awal yang berhasil dihimpun Pikiran-Rakyat.com, diduga kuat dipicu oleh sengketa antar dua kelompok massa terkait permasalahan penjagaan sebuah lahan kosong yang rencananya akan dijual oleh pemiliknya.
Namun, detail pasti mengenai sengketa ini, termasuk pihak-pihak yang terlibat dan akar permasalahannya, masih belum terkonfirmasi secara resmi oleh pihak berwenang.
Situasi yang sempat memanas berhasil diredam setelah aparat kepolisian dari Sektor Mampang Prapatan dan Polres Metro Jakarta Selatan, dengan bantuan dari Polda Metro Jaya, tiba di lokasi kejadian.
Kehadiran aparat keamanan berhasil membubarkan kedua kelompok yang bertikai dan mengamankan area sekitar Jalan Kemang Raya.
Saat ini, tim gabungan dari Polsek Mampang Prapatan dan Polres Metro Jakarta Selatan tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap penyebab pasti terjadinya bentrokan dan mengidentifikasi asal-usul senjata api laras panjang yang digunakan oleh salah satu kelompok.
Pihak kepolisian juga berupaya untuk mengidentifikasi individu-individu yang terlibat dalam insiden ini dan motif di balik tindakan mereka.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut yang diberikan oleh pihak kepolisian mengenai identitas pelaku, motif pasti bentrokan, serta asal-usul senjata api yang digunakan.
Hati- hati melintas di daerah kemang, jaksel.
Ada perang antar preman utk menguasai wilayah. pic.twitter.com/qrwFym4E0m— b3’doel (@B3doel___) April 30, 2025Sebagai informasi tambahan, spekulasi mengenai keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam sengketa lahan di Jakarta bukanlah hal yang baru.
Persaingan untuk mendapatkan akses atau kontrol atas lahan di wilayah strategis seperti Kemang seringkali melibatkan berbagai kepentingan dan dapat memicu konflik.
Namun, penggunaan senjata api laras panjang dalam konflik semacam ini merupakan eskalasi yang sangat mengkhawatirkan dan menimbulkan pertanyaan serius tentang bagaimana senjata tersebut bisa berada di tangan pihak yang terlibat.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-

Kronologis Kakek 67 Tahun Mengamuk Bacok Jemaah Salat Subuh di Bojonegoro, Dipicu Tanah dan Dendam – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kakek Sujito (67) secara membabi buta membacok jemaah salat subuh di Musala Al Manar RT 04 RW 02 Desa/Kedungadem, Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (29/4/2025).
Akibatnya 3 orang jemaah menjadi korban, satu di antaranya meninggal dunia.
Jemaah meninggal dunia diketahui bernama Abdul Aziz (63) Ketua RT setempat pensiunan ASN Kecamatan Kedungadem.
Sementara dua korban lainnya yakni Arik Wijayanti (60) (istri Abdul Aziz) dan Cipto Rahayu (60) tetangga korban.
Dua korban luka dilarikan ke RSUD Bojonegoro dan kini menjalani perawatan intensif.
Kronologis Kakek Serang Jemaah Salat Subuh
Kronologis kejadian bermula saat Sujito datang ke musala sekitar pukul 04.15 WIB sambil membawa sebilah parang.
Pelaku kemudian langsung menyerang Abdul Aziz yang sedang melaksanakan salat tiba-tiba diserang dari belakang dan tak sempat menghindar.
Sementara itu, para jemaah lain langsung teriak histeris menyaksikan kejadian tersebut.
“Saat salat baru dimulai pada rakaat pertama pelaku yang datang belakangan langsung menyerang pak Aziz, jamaah langsung teriak,” kata Suyanto, warga setempat menceritakan kejadian, Rabu (30/4/2025).
Sementara itu, istri Aziz, Arik Wijayanti yang kebetulan ikut salat subuh, spontan mencoba menghentikan aksi pelaku.
Namun, upaya tersebut justru membuatnya juga tak luput menjadi korban keberingasan pelaku.
Seorang jemaah lainnya pun bernama Cipto juga menjadi korban ketika hendak melerai keributan tersebut.
“Istrinya dibacok juga, bagian kepalanya luka parah. Satu lagi tetangga kami, Pak Cipto yang berusaha memisahkan, juga kena bacokan,” kata Suyanto.
Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Kedungadem.
Polisi yang menerima laporan dari warga segera mengamankan pelaku beserta barang bukti senjata tajam yang digunakan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono, membenarkan kejadian tersebut.
Menurut Bayu, mulanya pelaku datang ke musala sembari membawa parang.
Lalu, saat mengetahui korban dan jemaah lain sudah mulai salat subuh pelaku kemudian masuk dan langsung menebas korban.
“Pelaku ini dari awalnya sudah menunggu korban di musala, sambil menyembunyikan parang. Lalu saat korban melaksanakan salat subuh berjemaah, pelaku langsung masuk dan membacok korban hingga akhirnya korban meninggal dunia di tempat,” jelasnya.
Setelah melakukan aksi pembacokan tersebut, lanjut Bayu, pelaku kemudian menebas jemaah lainnya yakni Cipto Rahayu alias CR yang berusaha melerai.
Kamudian, pelaku yang kalap, juga membacok istri korban Arik Wijayanti yang saat itu secara spontan mencoba menolong suaminya terluka.
“Kedua korban lainnya saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit (RSUD Bojonegoro) satu orang yakni CR (Cipto Rahayu) ini masih kritis, sementara istri korban sudah siuman dan masih dirawat,” bebernya.
Setelah melakukan aksi pembacokan tersebut, warga di lingkungan di RT 04 menjadi gaduh dan histeris melihat pelaku keluar dari musala sambil menenteng parang yang penuh darah.
Pelaku akhirnya diamankan oleh warga dan selanjutnya dibawa ke Mapolsek Kedungadem.
“Setelah diamankan oleh warga, pelaku kemudian meminta warga untuk diantarkan ke Polsek Kedungadem untuk menyerahkan diri,” ucapnya.
Motif Perkara Tanah dan Dendam
Sengketa tanah dan dendam pribadi menjadi motif kakek Sujito melakukan aksi pembacokan terhadap Abdul Aziz.
Pelaku sakit hati lantaran tanah pribadinya akan dijadikan atau diusulkan untuk jalan umum oleh korban yang menjabat sebagai Ketua RT 04 RW 02 Desa Kedungadem.
Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adji Sudarmono, mengungkapkan pelaku marah karena merasa tanah miliknya dijadikan jalan lingkungan oleh korban tanpa izin.
“Motifnya itu karena dendam dan perkara tanah. Jadi keterangan pelaku tanahnya akan atau diusulkan menjadi jalan desa oleh korban,” kata Bayu.
Saat ini pelaku telah diamankan di Mapolres Bojonegoro untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Atas perbuatannya pelaku diancam dengan pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan berencana.
(Tribunjatim.com/ Misbahul Munir)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Dua Penyebab Pria Bojonegoro Tega Bacok Saat Salat Subuh Berjamaah di Musala, Parang Bawa Korban
-

Ukraina Gunakan Robot Darat untuk Selamatkan Tentara yang Terluka, Memasang Ranjau, dan Serang Rusia – Halaman all
Ukraina Gunakan Robot Darat untuk Selamatkan Tentara yang Terluka, Memasang Ranjau, dan Serang Rusia
TRIBUNNEWS.COM – Tentara Ukraina dilaporkan telah menggunakan Unmanned Ground Vehicle (UGV) wahana drone sejenis robot di darat untuk mengevakuasi rekan mereka yang terluka.
Namun, karena tindakan tersebut sangat berisiko, pendekatan ini hanya berstatus ‘pilihan terakhir’ jika tidak ada cara lain.
Hal itu terungkap dalam laporan BI, dikutip Rabu (30/4/2025) merujuk pernyataan seorang operator ‘robot’ yang dimaksud.
“Robot darat telah digunakan sepanjang perang (melawan Rusia), tetapi teknologinya menjadi lebih produktif,” tulis laporan tersebut menjelaskan inovasi yang dilakukan militer Ukraina.
Layaknya drone di langit yang menggantikan peran tempur manusia, UGV melakukan hal yang sama di darat.
Penggunaan UGV ini mengurangi jumlah situasi di mana prajurit menempatkan diri mereka langsung di garis tembak.
“Robot darat yang dapat mengevakuasi yang terluka tanpa membahayakan prajurit tambahan dapat menjadi pengubah permainan dalam perang yang ditandai oleh pengawasan massal, serangan pesawat tanpa awak dan artileri yang tiada henti, serta penargetan petugas medis secara sengaja,” kata laporan tersebut.
Masalahnya, Oleksandr Yabchanka, kepala sistem robotik untuk Batalyon Serigala Da Vinci Ukraina, mengatakan kepada BI, adalah penggunaan UGV ini dapat menempatkan mereka yang terluka pada risiko yang lebih besar.
Risiko ini membuat tentara Ukraina kurang bersedia menggunakan UGV dengan cara ini kecuali sebagai pilihan terakhir.
ROBOT DARAT – Seorang prajurit dari Brigade Mekanik ke-65 Angkatan Darat Ukraina berjalan ke arah Zaporizhzhia dan mengikuti pesawat nirawak tempur darat Gnom-2 selama uji lapangan di Ukraina. Tentara Ukraina hanya menggunakan robot jika tidak ada pilihan lain untuk mengevakuasi rekan tentara mereka yang terluka oleh serangan Rusia.
Pilihan Terakhir
Saat satu tim tentara bergegas keluar untuk mengevakuasi yang terluka, mereka selalu dalam bahaya karena “jumlah besar pesawat tanpa awak intelijen” di langit yang siap mengarahkan tembakan Rusia ke arah mereka, kata Yabchanka.
Risiko ini telah mendorong Ukraina untuk mengembangkan alternatif robotik, tetapi terlepas dari keuntungan yang dibawa oleh teknologi, Yabchanka mengatakan kalau mereka “tidak sering menggunakan evakuasi berbasis robot.”
Karena teknologi UGV masih dalam tahap awal, unitnya terus menerima model robot yang baru dan yang ditingkatkan, setiap sistem baru lebih baik dari sebelumnya, tetapi dia mengatakan bahwa semuanya masih jauh dari ideal.
“Saat prajurit yang terluka sedang diangkut, sistem kadang-kadang dapat terputus karena kesalahan atau gangguan Rusia, masalah bagi operator pesawat tak berawak,” tulis laporan tersebut mengenai risiko yang ada.
Hal tersebut sebenarnya dapat menciptakan “situasi yang lebih buruk” karena prajurit yang terluka tidak lagi bersama rekan-rekannya.
“Sebaliknya, mereka (tentara Ukraina yang terluka) jadi sasaran terbuka karena berada di tengah lapangan pertempuran,” kata ulasan tersebut.
“Anda tidak berkomunikasi dengan orang tersebut untuk memeriksa keadaan mereka,” kata Yabchanka.
Situasi penyelamatan menggunakan robot ini, katanya, tidak lebih ‘aman’ ketimbang saat menggunakan cara-cara lama saat Tentara Ukraina yang terluka tetap bersama rekan-rekan mereka.
“Sekarang mereka ternyata berada di tengah ladang dan kemudian sistem ini macet,” katanya. Itu berarti “kami masih melakukan evakuasi dengan manusia, saat itulah hal itu memungkinkan. Meskipun kami memahami bahwa itu dapat memicu bahaya tambahan.”
Terkadang Tidak Ada Pilihan Lain
Yabchanka mengatakan kalau mengevakuasi seorang prajurit dari garis depan biasanya memerlukan sedikitnya empat prajurit, dan itu sulit karena musuh mengawasi.
Drone terus-menerus berdengung di sekitar.
Ada kalanya mencoba mengevakuasi prajurit “tanpa terlihat sangatlah sulit atau menurut saya dalam beberapa kasus mustahil,” katanya.
Tim evakuasi tidak mungkin dapat mencapai orang yang terluka tanpa terlihat, dan kemungkinan besar Rusia akan menembaki tentara yang terluka dan timnya.
“Ketika kami tidak dapat melakukan evakuasi tanpa terlihat, kami menggunakan sistem robotik di darat,” katanya. Pada akhirnya, “dalam sebagian besar kasus evakuasi robotik, hal itu terjadi ketika tidak ada cara lain.”
Teknologi yang Sedang Berkembang
Kendaraan darat nirawak merupakan teknologi yang lebih baru.
Tidak seperti platform udara, sistem ini belum menjangkau seluruh militer Ukraina, tetapi telah membantu mengevakuasi tentara di beberapa bagian garis depan.
Mereka bisa terbukti penting karena militer Ukraina masih jauh lebih kecil dibandingkan Rusia dan tentaranya beroperasi tanpa kemampuan untuk menerima perawatan medis secara andal dalam “waktu emas” yang menyelamatkan nyawa yang telah dinikmati oleh tentara Barat selama beberapa dekade.
Yabchanka mengatakan kalau unitnya menggunakan drone darat untuk berbagai fungsi, termasuk menanam ranjau, memindahkan peralatan, dan meledakkan posisi Rusia , bukan hanya evakuasi.
“Ini adalah teknologi yang belum digunakan banyak unit saat ini atau hanya dapat digunakan dalam kapasitas terbatas, tetapi sejumlah perusahaan Ukraina tengah berupaya mengembangkannya dan memperluas penggunaannya,” kata laporan BI.
Beberapa perusahaan yang berkecimpung dalam bidang ini termasuk Rovertech dari Ukraina , yang membuat Kompleks Penjinakan Ranjau Darat ZMIY, dan FRDM Group, yang membuat sistem robotik darat D-21.
“Ini adalah ruang teknologi yang juga tengah digarap Rusia, dan kemungkinan besar dapat berubah menjadi perlombaan pengembangan dan produksi , seperti yang terjadi dengan pesawat tanpa awak (drone),” kata laporan itu.
Yabchanka mengatakan bahwa dalam hal memajukan teknologi pesawat nirawak darat, “pertanyaannya bukan apakah tetapi kapan Rusia akan melakukannya. Jadi pertanyaannya adalah: Siapa yang akan melakukannya lebih cepat?”
“Kita perlu meningkatkan semua hal ini lebih cepat daripada yang dilakukan Rusia,” tambahnya.
Kepala intelijen Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan pada bulan September bahwa ia memperkirakan “jumlah sistem robot tersebut akan tumbuh, tumbuh sangat besar hingga mencapai puluhan.”
Hlib Kanevskyi, direktur departemen pengadaan di Kementerian Pertahanan Ukraina, mengatakan pemerintah berencana untuk memasok 15.000 robot untuk penggunaan tempur tahun ini.
(oln/bi/*)
-

Demi Gencatan Senjata, Hamas Diklaim Siap Serahkan Roket, Pembangunan Terowongan Gaza Disetop – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Media Israel i24 News mengklaim Hamas sudah menyerahkan usul baru gencatan senjata di Jalur Gaza kepada Mesir.
Menurut narasumber Arab yang didapatkan media itu, Hamas bersedia menyerahkan senjata-senjata beratnya, termasuk roket.
Di samping itu, Hamas akan berhenti menggali terowongan, melatih dan merekrut pejuang, dan mengembangkan senjata perang dan sejenisnya.
Narasumber itu mengatakan Hamas bakal menyimpan senjatanya di gudang dengan pengawasan Mesir. Kata dia, informasi itu berdasarkan pernyataan narasumber di lingkaran Hamas.
“Meski demikian, organisasi itu menolak untuk menyimpan apa yang disebutnya ‘senjata pribadi’, termasuk senjata sniper, bom, dan roket jarak dekat,” ujar narasumber itu.
Hamas menganggap senjata-senjata itu sebagai senjata pertahanan, berbeda dengan senjata serang.
“Hamas sudah meminta Mesir untuk menyodorkan usul ini kepada Israel,” kata dia.
TEROWONGAN HAMAS – Gambar yang dirilis oleh IDF pada 20 Januari 2024 menunjukkan bagian dalam terowongan Hamas di Khan Yunis, Gaza selatan. (IDF)
Sementara itu, belum ada konfirmasi dari Hamas mengenai kebenaran klaim di atas.
Beberapa hari lalu Hamas mengaku siap menyepakati perjanjian gencatan jangka panjang guna mengakhiri perang Gaza. Namun, Hamas mengatakan tidak akan menyerahkan senjatanya.
Dikutip dari The Cradle, Taher al-Nono yang menjadi penasihat media Hamas menyebut pihaknya terbuka untuk berunding tentang gencatan jangka panjang selama lima hingga tujuh tahun dan pembebasan sandera di Gaza.
Syarat yang diminta Hamas ialah perang diakhiri, pembangunan kembali Gaza, dan pembebasan ribuan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
“Kami terbuka akan usul serius untuk mengakhiri perang,” ujar Nono.
“Senjata organisasi perlawanan ini tidak bisa dinegosiasikan dan akan tetap berada di tangan kami sepanjang pendudukan Israel terus berlanjut.”
Mesir disebut akan sodorkan usul
Sebelumnya, Mesir dilaporkan tengah menyiapkan usul baru gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.
Menurut narasumber yang didapatkan media Arab Saudi Asharq, usul baru akan memenuhi permintaan Israel dan Hamas secara “berimbang”.
Tujuan usul itu ialah mewujudkan gencatan jangka panjang yang mungkin mencapai lima hingga tujuh tahun.
Nantinya akan ada perjanjian yang menyertakan jaminan dari pihak regional dan internasional guna memastikan Israel dan Hamas memenuhi tanggung jawab masing-masing dalam gencatan itu.
Usul itu disiapkan oleh Mesir yang berkoordinasi dengan Qatar dan AS. Ketiga negara itu kini menjadi juru penengah.
“Segera setelah rancangan perjanjiaan tercapai, situasi di lapangan akan dipulihkan dan semua operasi militer akan dihentikan,” kata narasumber Asharq dikutip dari The Jerusalem Post.
“Bantuan kemanusiaan dan pemulihan akan mulai disalurkan menurut protokol internasional.”
Israel kembali tolak perang diakhiri
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak penghentian Gaza.
Netanyahu bersikeras mengatakan Israel tak akan pernah setuju perang diakhiri meski hal itu bisa membuat semua sandera bisa dipulangkan. Menurut dia, hal itu akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.
Namun, sejumlah tokoh oposisi di Israel telah mendesak Netanyahu agar memprioritaskan pembebasan sandera ketimbang operasi militer yang bertujuan menggulingkan Hamas.
Pada bulan Januari kemarin, Netanyahu sepakat untuk melakukan gencatan senjata bertahap dengan Hamas.
Gencatan itu mengakhiri perang untuk sementara. Sebanyak 33 sandera dibebaskan selama periode tahap pertama gencatan selama enam minggu.
Kedua belah pihak seharusnya memulai perundingan guna membahas syarat-syarat tahap kedua gencatan. Jika tahap kedua terwujud, perang di Gaza bisa diakhiri permanen.
Akan tetapi, perundingan menemui kebuntuan. Israel kemudian menyerang Gaza lagi per bulan Maret kemarin.
Israel lebih memilih untuk mengusulkan gencatan lainnya yang juga bersifat sementara. Dalam gencatan ini, sandera lainnya akan dibebaskan. Namun, Hamas menolak usul itu.



